Ipda Angga Tak Ditemukan dalam Bencana Sumbar, Rekan: Selamat Jalan, Kawan…
Tim Redaksi
PEKANBARU, KOMPAS.com
– Ipda Angga Mufajar hilang di lokasi bencana alam di Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar).
Meski berbagai upaya telah dilakukan, anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum)
Polda Riau
itu tak berhasil ditemukan.
“Kami sudah 15 hari melakukan pencarian di lokasi kejadian, tetapi Angga tidak kami temukan,” kata Kompol Asdisyah Mursyid, selaku Ketua Tim (Katim) pencarian saat diwawancarai wartawan di Kampar, Minggu (14/12/2025).
Pencarian Angga dilakukan oleh personel Polres Kampar dan Polda Riau.
Upaya pencarian dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari menyusuri sungai, menggali tanah, dan bongkahan batu.
Proses pencarian cukup sulit.
Tumpukan material banjir dan longsor mencapai 7 meter.
“Fokus pencarian dari titik longsor di jembatan kembar menyusuri aliran Sungai Batang Anai sepanjang lebih kurang 60 kilometer,” sebut Asdisyah, yang juga Kapolsek Kampar.
Karena sudah tak memungkinkan untuk ditemukan, pencarian pun dihentikan.
Sebelum meninggalkan lokasi pencarian, empat orang rekan Ipda Angga, Tim Ojoloyo Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Kampar, memberikan
penghormatan terakhir
dari atas jembatan.
Mereka pernah sama-sama bertugas di Satresnarkoba Polres Kampar.
Dari video yang dilihat Kompas.com, rekan-rekannya tampak tak kuasa menahan tangis saat memberikan penghormatan terakhir.
Mereka juga menaburkan bunga ke sungai.
“Selamat tinggal, kawan. Kami doakan tenang di sana,” ucap salah seorang anggota polisi.
Sebagaimana diberitakan, dua orang anggota Polda Riau menjadi korban
bencana alam
di Padang Panjang,
Sumatera Barat
.
Keduanya adalah Brigpol Tri Irwansyah (32) dan
Ipda Angga Mufajar
(36), yang merupakan anggota penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Riau, Kombes Anom, mengatakan bahwa satu orang korban, yakni Tri Irwansyah, telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
“Yang sudah terkonfirmasi ditemukan jenazahnya Brigpol Tri Irwansyah. Untuk Ipda Angga belum ditemukan, masih dalam pencarian,” kata Anom kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (28/11/2025) malam.
Anom menyebut, kedua korban mengalami musibah saat menjalankan tugas.
Mereka berangkat ke Padang pada Rabu (26/11/2025).
“Mereka berdua melaksanakan tugas atau dinas penyelidikan dan penyidikan tindak pidana ke Padang untuk pemeriksaan saksi di Lapas Padang,” sebut Anom.
Polda Riau menyampaikan dukacita atas musibah yang menimpa kedua anggota tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Irwansyah
-

Baju Pilihan Terakhir Mendiang Hanik Terus Dipakai Wali Kota Malang untuk Berkabung
Malang (beritajatim.com) – Ratusan pelayat datang ke rumah duka Rumah Dinas Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di Jalan Ijen 2, Klojen, Kota Malang. Para pelayat memberikan penghormatan terakhir untuk kepergian istri Wahyu Hidayat, Hj Hanik Andriani yang meninggal dunia pada Kamis, (20/11/2025) sekira pukul 23.33 WIB.
Sejumlah pejabat nampak hadir mulai dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Bupati Malang M Sanusi dan sejumlah pejabat yang ada di Malang Raya. Mereka memanjatkan doa terakhir untuk mengiringi kepergian Hanik.
Deni Irwansyah salah satu staff pribadi Wahyu Hidayat menuturkan bahwa mendiang Hanik tidak menunjukan gejala sakit sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Bahkan dia yang ikut mendampingi Wahyu Hidayat pada kegiatan bersama Gubernur Jatim, Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf dan BPS RI menuturkan pada Kamis, (20/11/2025) malam kemarin Wahyu Hidayat langsung membatalkan salah satu agenda kegiatannya.
“Kemarin malam itu mau bertakziah ke Panca Budi tapi akhirnya dibatalkan karena mendadak ada kabar kondisi ibu ngedrop. Beberapa tenaga medis dan tenaga kesehatan langsung memeriksa ibu. Kami usai acara di BPS yang sebetulnya mau takziah langsung menuju Ijen 2 (rumah dinas),” kata Deni.
Setelah tiba di rumah dinas Wahyu Hidayat langsung melihat kondisi istrinya. Hingga pukul 23.33 WIB Hanik dinyatakan meninggal dunia.
Deni menuturkan bahwa untuk memberikan penghormatan terakhir Wahyu Hidayat enggan mengganti kemeja yang dia pakai. Kemeja batik biru yang dia pakai merupakan baju pilihan terakhir mendiang Hanik sebelum Wahyu berangkat ke BPS.
“Ebes (bapak) sempat ditawari ganti pakaian tapi tidak mau. Kemeja itu kemarin sebelum berangkat yang memilih ibuk (mendiang Hanik). Memilihnya kemarin itu seperti berbeda ceria banget ibuk,” ujar Deni. (Luc)
-

SBY Terima Penghargaan ITS, Demokrat Jatim: Beliau Layak Jadi Mentor Bangsa
Surabaya (beritajatim.com) – Presiden RI ke-6 Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima langsung Penghargaan Sepuluh Nopember—anugerah tertinggi ITS—pada Puncak Dies Natalis ke-65 di Graha Sepuluh Nopember, Selasa (11/11/2025).
Penghargaan yang diserahkan Rektor Prof. Ir. Bambang Pramujati itu menjadi penegasan atas rekam jejak SBY dalam pembangunan, demokrasi, dan penguatan tradisi konstitusional bangsa.
Dalam orasi ilmiahnya, SBY menyampaikan rasa bangga dan apresiasi mendalam kepada ITS yang dinilainya terus tumbuh menjadi institusi global yang disegani.
“Semoga ITS makin memperkuat diri sebagai world class university, center of excellence, dan center of innovation and sustainability. Saya percaya ITS bisa,” tegas SBY yang disambut tepuk tangan civitas akademika. Ia menambahkan, “ITS bukan hanya kebanggaan Jawa Timur, tetapi kebanggaan Indonesia, bahkan dunia.”
SBY juga memuji pesan-pesan fundamental yang disampaikan Ketua Majelis Wali Amanat Prof. Mohammad Nuh dan Rektor Prof. Bambang terkait demokrasi, rule of law, dan manfaat nyata pendidikan.
“Pak Nuh mengingatkan kita pada pentingnya konstitusionalisme. Demokrasi, konstitusi, dan rule of law adalah fondasi negara yang tak boleh kita abaikan. Apa pun yang kita lakukan harus membawa manfaat bagi bangsa—bring benefit to our country, to our people,” ujar SBY.
Dalam bagian orasinya, SBY menyinggung pengalaman penting dalam sejarah kepemimpinannya: penyelesaian damai konflik Aceh. Ia menggambarkannya sebagai bukti bahwa tekad politik dapat mengubah kemustahilan.
“Banyak yang tidak percaya konflik 30 tahun di Aceh bisa selesai secara damai dan terhormat. Tetapi kita membuktikan bahwa yang tak mungkin bisa menjadi mungkin,” tegasnya.
Pada aspek ekonomi, SBY menekankan kembali tesis sustainable growth with equity—pertumbuhan berkelanjutan yang tetap adil dan ramah lingkungan. Ia mengingatkan bahwa masa depan ekonomi Indonesia harus berpijak pada komitmen global.
“Ekonomi kita harus leading to Net Zero Indonesia 2060. Kalau tidak, kiamat—bumi kita tidak bisa disambung lagi,” ujarnya. Ia melanjutkan kritik moralnya terhadap pola ekonomi dunia:
“Kita harus menghentikan keserakahan. Kita tidak ingin menjadi greedy nation. Yang kita perlukan adalah need not greed.”
SBY juga menyoroti peran ITS dalam memutus lingkaran ketidaksetaraan. Komitmen kampus untuk memastikan tidak ada mahasiswa putus kuliah karena ekonomi dinilainya sangat penting.
“Membangun human capital adalah masa depan kita. No one left behind. Selalu ada solusi,” kata SBY.
Ia menutup orasinya dengan peringatan global.
“Keadaan dunia tidak dalam kondisi baik. Geopolitik memanas. Ini era G-Zero—every country for itself. Namun dengan inovasi dan kepemimpinan yang tepat, kita bisa menyelesaikan tantangan,” kata SBY.
Acara ini turut dihadiri mantan Mendiknas Prof. Mohammad Nuh, Wakil Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua DPD Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak, Forkopimda Jatim, serta jajaran Fraksi Demokrat DPRD Jatim yang dipimpin ketua fraksi dr. Agung Mulyono, juga Wakil Ketua DPRD Jatim Sri Wahyuni, Bendahara Fraksi Dedi Irwansyah, serta anggota fraksi Samwil, Naufal Alghifary, dan M. Soleh.
Ketua DPD Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak menilai orasi SBY bukan hanya reflektif, tetapi memuat arah pembangunan masa depan yang presisi.
“Sangat menginspirasi. Beliau memberi konteks proyeksi masa depan—bagaimana teknologi dipersiapkan untuk menjawab persoalan manusia. Kebutuhan dan keinginan sering bercampur, rawan melahirkan keserakahan. Ini sejalan dengan pesan beliau tentang bahaya greed,” ujar Emil.
Ia menambahkan bahwa ITS terus mencetak alumnus yang mampu memutus lingkaran persoalan bangsa dan menghindari jebakan keserakahan itu sendiri.
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Jatim dr. Agung Mulyono menilai pidato SBY memuat ketepatan analisis yang terbukti sepanjang waktu.
“Good, sangat bagus. Orasinya kuat dan presisi. Pengalaman beliau 15 tahun lalu ternyata bisa diprediksi dan terjadi di tahun 2025 ini,” ujarnya.
Agung menegaskan bahwa SBY layak menjadi rujukan nasional.
“Beliau layak menjadi bapak bangsa dan mentor. Ini inspirasi besar bagi kader Demokrat di Jawa Timur—acuan, inspirator, dan rujukan untuk negeri tercinta,” pungkasnya.Plt Sekretaris DPD Demokrat Jatim Mugianto menilai orasi SBY memberikan kerangka berpikir yang sangat dibutuhkan generasi muda.
“Alhamdulillah Pak SBY menyampaikan kuliah umum tentang arah pembangunan Indonesia ke depan. Ini materi bagus yang menjadi acuan bagi generasi muda agar memahami tantangan bangsa,” katanya.
Menurut dia, dengan berbagai pandangan tersebut, penganugerahan yang diterima SBY bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi ruang intelektual yang mempertegas pentingnya kepemimpinan visioner, keberanian moral, dan arah pembangunan bangsa yang berkeadilan. [tok/beq]
-

Usai babak belur dihajar warga, dua maling di Tamansari kini diperiksa polisi
Jakarta (ANTARA) – Kepolisian memeriksa dua orang pencuri sepeda motor yang babak belur dihajar massa di wilayah Tamansari, Jakarta Barat, saat beraksi pada Minggu (9/11).
“Pelakunya benar dua orang, RK dan DS. Selarang sudah ditahan dan diproses,” kata Kanit Reskrim Polsek Tamansari AKP Egy Irwansyah saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Egy menjelaskan bahwa aksi pencurian terjadi pada pukul 19.30 WIB, di mana sepeda motor yang ditarget kedua pelaku berada dalam keadaan terkunci.
“Motor korban dalam kondisi dikunci stang, lalu dipatahkan dan dibawa mundur oleh pelaku,” kata Egy.
Aksi kedua pelaku pun dipergoki oleh korban yang lantas berkonfrontasi dengan kedua pelaku.
“Karena korban melihat langsung dan seketika bertindak mengamankan, tidak berapa lama, warga datang ikut mengamankan,” ujar Egy.
Kedua pelaku sempat kabur ke arah yang berbeda, namun warga akhirnya berhasil mengamankan keduanya.
Dari tangan pelaku, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, mulai dari kunci berbentuk huruf T dan magnet pembuka tutup kunci.
“Serta pistol petasan mainan anak-anak,” ujar Egy.
Adapun pelaku RK adalah seorang DPO serta residivis kasus yang sama, yakni pencurian sepeda motor.
“Keduanya sudah kita tahan dan masih diproses,” pungkas Egy.
Dalam video viral, kedua pelaku hanpir ditelanjangi total oleh warga. Keduanya diamuk segera setelah berhasil ditangkap.
Imbas amukan itu, salah satu pelaku hampir kehilangan garis wajahnya. Sementara pelaku lain masih kelihatan bentuk wajahnya.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/11/07/690db64fb784d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wanita yang Tewas di Deli Serdang Diduga Bunuh Diri Usai Aniaya Temannya Medan 7 November 2025
Wanita yang Tewas di Deli Serdang Diduga Bunuh Diri Usai Aniaya Temannya
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Polisi menduga wanita inisial AS (35) yang tewas dalam kamar rumahnya di Jalan Pendidikan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, bukan karena dibunuh, melainkan bunuh diri.
Kapolsek Medan Tembung AKP Ras Maju menyampaikan, petugas telah melakukan olah TKP serta pemeriksaan bersama tim inafis terhadap sejumlah saksi serta CCTV di lokasi.
“Informasi sementara, awalnya korban bersama temannya, inisial I, tidur dalam satu kamar bersama anak kecil,” kata Ras Maju kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Jumat (7/11/2025).
Tiba-tiba, keduanya terlibat
cekcok
.
Ras Maju mengatakan, AS diduga sempat melakukan penganiayaan terhadap I.
I pun keluar dari kamar tersebut bersama anaknya.
“Lalu, korban (AS) itu melukai diri sampai meninggal,” sebut Ras Maju.
Mantan Kasat Reskrim Polres Tanah Karo ini menyampaikan, AS diduga meninggal karena mengalami luka parah di bagian leher sehingga kehabisan darah.
“Jenazahnya saat ini masih di RS Bhayangkara. Kalau temannya masih diobati. Jadi, ini masih diselidiki lebih lanjut. Lebih lengkapnya nanti akan disampaikan,” ucap Ras Maju.
Sebelumnya diberitakan, Irwansyah Putra selaku Kepala Dusun IV Desa Sei Rotan menceritakan bahwa sekitar pukul 08.00 WIB, dirinya sedang bersiap-siap untuk bergotong royong di kantor desa.
“Tiba-tiba ada warga datang katanya ada ribut-ribut sekalian minta tolong bawa bidan,” kata Irwansyah saat diwawancarai di lokasi.
Ia bersama seorang bidan pun lekas ke lokasi.
Saat masuk ke dalam rumah, Irwansyah terkejut melihat I tergeletak bersimbah darah di ruang tengah.
Dengan kondisi yang kritis, I pun menunjuk ke arah kamar. I meminta agar korban segera ditolong. Irwansyah buru-buru ke dalam kamar.
Didapatinya korban telah meninggal dunia dengan sejumlah luka tusuk di tubuh.
Tak lama, pihaknya menghubungi petugas Polsek Tembung.
Lalu, polisi mengevakuasi korban dan membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Adapun I dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diobati.
Irwansyah menuturkan, I dan AS sudah satu tahun lebih mengontrak rumah tersebut.
Adapun tetangga sering mendapati keduanya terlibat cekcok.
“Ya, kalau keributan kecil biasa. Mereka bertengkar-tengkar gitu. Tapi, kami tidak tahu sampai seperti ini. Kalau hubungan keduanya kurang tahu,” sebut Irwansyah.
“Yang pasti temanlah mereka. Memang mereka jarang berkomunikasi dengan masyarakat sekitar,” tuturnya.
Bunuh diri
bisa terjadi disaat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Terlanjur Bayar Biaya Administrasi, Bantuan Ternak di Bondowoso Justru Macet
Bondowoso (beritajatim.com) – Sejumlah kelompok peternak di Kabupaten Bondowoso dibuat resah lantaran program pengadaan ternak tahun 2025 tak kunjung terealisasi.
Para penerima manfaat mengaku sudah memenuhi seluruh syarat administratif yang diminta pemerintah daerah, namun hingga November ini, bantuan yang dijanjikan belum juga disalurkan.
Ketua Kelompok Peternak Pejaten Bangkit, Kecamatan Tegalampel, Muhammad Irwansyah, mengungkapkan bahwa para peternak sudah berbulan-bulan menunggu kepastian dari dinas terkait.
“Kami sudah selesaikan semua berkas sejak Mei sampai Juli, termasuk SKT dari Bakesbangpol, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan. Alasannya cuma salah kode rekening,” ujarnya pada Beritajatim.com, Selasa (4/11/2025).
Menurut Irwan, program tersebut sebelumnya sudah dibahas dan disetujui DPRD Bondowoso. Dinas Peternakan juga telah menyiapkan daftar belanja anggaran (DBA) dan calon ppenerima
Namun setelah terjadi pergantian pejabat di dinas, muncul aturan baru yang mewajibkan kelompok ternak memiliki Surat Keterangan Terdaftar (SKT) dari Bakesbangpol.
Aturan baru itu dinilai memberatkan karena SKT mensyaratkan akta pendirian notaris dan klasifikasi ormas, bukan kelompok peternak. “Kami jadi harus keluar biaya tambahan hanya untuk urusan administrasi,” keluhnya.
Irwan menyebut, kelompoknya telah mengeluarkan biaya sekitar Rp138 juta untuk membangun kandang komunal, menyewa lahan pakan, dan membeli bahan pakan hingga lima ton. “Kami habis uang segitu karena yakin program segera jalan. Tapi nyatanya mandek,” katanya kecewa.
Kelompok Pejaten Bangkit seharusnya menerima 10 ekor sapi jantan dari program tersebut. Di Desa Pejaten sendiri terdapat empat kelompok penerima — satu kelompok sapi dan tiga kelompok kambing — yang seluruhnya diusulkan melalui pokok pikiran (pokir) anggota DPRD Bondowoso, Soedarsono.
Irwan juga menyoroti dugaan pungutan liar dalam proses pengurusan SKT. Ia menyebut beberapa kelompok diarahkan untuk menggunakan notaris tertentu dengan biaya Rp1,5 juta per kelompok, padahal notaris lain bisa mengurus hanya Rp750 ribu.
“Sekitar 20 kelompok akhirnya memilih notaris yang saya rekomendasikan karena lebih cepat dan murah,” katanya.
Ia menegaskan, program ini bukan hibah uang, melainkan pengadaan barang. “Kami hanya menerima ternak sesuai usulan, bukan uang. Tapi sekarang malah tak ada kejelasan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bondowoso, Hendri Widotono, menjelaskan bahwa program tersebut terhambat karena adanya perubahan aturan dalam Permendagri Nomor 15 Tahun 2024.
“Aturan baru itu mengatur bahwa bantuan ternak harus masuk kategori belanja hibah, sedangkan di APBD awal kami rencanakan sebagai belanja yang diserahkan kepada masyarakat. Saat diajukan perubahan di PAPBD, tidak bisa disetujui hingga tingkat gubernur,” jelasnya.
Hendri menegaskan, perubahan tersebut tak bisa dipaksakan karena berpotensi menyalahi mekanisme penganggaran.
“Kalau dipaksakan, risikonya bisa pidana. Jadi kami konsultasikan dengan Inspektorat. Kami juga berencana mengundang peternak untuk memberi penjelasan resmi,” ujarnya.
Ia menambahkan, program bantuan ternak kemungkinan akan didorong kembali pada tahun anggaran 2026, bergantung pada hasil pembahasan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan persetujuan provinsi. (awi/but)
/data/photo/2025/12/14/693ea3c2025d5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2025/12/02/692ee71541430.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

