Tag: Irjen Pol Nanang Avianto

  • Libur Natal dan Tahun Baru, Polda Jatim Siagakan 14.000 Personel Gabungan

    Libur Natal dan Tahun Baru, Polda Jatim Siagakan 14.000 Personel Gabungan

    Surabaya (beritajatim.com) – Amankan liburan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Polda Jatim turunkan 14.000 personel gabungan. Liburan Tahun Baru 2026 sendiri diprediksi menimbulkan kepadatan lalu lintas di jalan nasional, penyeberangan, terminal, dan lokasi wisata.

    Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto usai menggelar Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Lilin Semeru 2025 di Lapangan Mapolda, Jumat (19/12/2025) sore. Menurutnya, kemacetan diprediksi terjadi di area perbelanjaan dan ruas jalan tol masuk-keluar Surabaya.

    “Aktivitas awalnya terfokus di Surabaya. Namun, setelah 25–26 Desember, diprediksi ada pergerakan besar meninggalkan kota menuju tempat wisata,” kata Irjen Pol Nanang.

    Jumlah pemudik Nataru 2025 juga diperkirakan naik 8 persen dibanding tahun lalu. Oleh karena itu, pengamanan jalur dilakukan mulai dari akses masuk Jawa Timur, wilayah dalam negeri, hingga jalur menuju Pulau Bali.

    “Persiapan maksimal sudah dilakukan di transportasi darat dan penyeberangan ASDP di Surabaya, Probolinggo, dan Banyuwangi dengan melibatkan semua stakeholder,” tambahnya.

    Selain lalu lintas, pengamanan juga dilakukan berdasarkan skala prioritas pada kegiatan ibadah. Personel diplotting di berbagai gereja, termasuk gereja besar seperti Bethany, dengan jumlah yang disesuaikan kebutuhan dan data aktivitas dari kapolres.

    “Kami melibatkan kurang lebih 14.000 personel gabungan yang dibagi di setiap pos pengamanan se-Jawa Timur,” tegas Nanang. [uci/kun]

  • Kejahatan di Jatim Naik Jelang Natal dan Tahun Baru 2026, Polisi Bentuk Satgas Premanisme

    Kejahatan di Jatim Naik Jelang Natal dan Tahun Baru 2026, Polisi Bentuk Satgas Premanisme

    Liputan6.com, Jakarta – Tren kejahatan di Jawa Timur menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang 2025. Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nanang Avianto, mengungkapkan angka kriminalitas naik 7,66 persen, dengan lonjakan tajam pada kasus penyalahgunaan senjata tajam, senjata tumpul, hingga senjata api yang mencapai 175 persen.

    Kondisi ini menjadi alasan utama dibentuknya Satgas Premanisme yang resmi digelar melalui apel di Mapolda Jatim pada Rabu (10/12/2025).

    Satgas tersebut disiapkan sebagai langkah antisipasi menghadapi meningkatnya kejahatan jalanan, terlebih menjelang Operasi Lilin Semeru 2025 untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru.

    “Kita tidak ingin masyarakat Jawa Timur hidup dalam bayang-bayang ketakutan akibat ulah oknum yang memaksakan kehendak,” tegas Irjen Nanang Avianto dalam sambutannya.

    Sebagai respons terhadap kenaikan tren kriminalitas, Satgas Premanisme akan menyasar tujuh bidang kejahatan prioritas, yaitu:

    Pemerasan dan pemalakan, debt collector ilegal, pungutan liar, preman penganiayaan, preman pengeroyokan, kekerasan terkait perguruan pencak silat, aksi gangster.

    Nanang menekankan seluruh personel harus bekerja cepat dan presisi untuk memastikan keamanan masyarakat. “Kita harus bekerja dengan ikhlas, tegas, dan humanis. Kita pastikan Jawa Timur tetap aman dan nyaman,” ujarnya.

  • Kapolda Ajak Personel Polda Jatim Teladani Semangat Juang Pahlawan

    Kapolda Ajak Personel Polda Jatim Teladani Semangat Juang Pahlawan

    Surabaya (beritajatim.com) – Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si mengajak seluruh personel Polda Jatim untuk meneladani semangat juang pada pahlawan. Hal itu disampaikan Kapolda saat memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional Tahun 2025 di Lapangan Upacara Mapolda Jatim, Senin (10/11/2025.

    Mengutip pesan Menteri Sosial Republik Indonesia, Kapolda Jatim mengatakan bahwa Hari Pahlawan merupakan momentum bagi seluruh bangsa untuk kembali meneladani semangat dan keteladanan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan.

    “Para pahlawan bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, namun cahaya yang menerangi arah perjuangan bangsa hingga saat ini,” ujar Irjen Nanang Avianto.

    Kapolda Jatim menyampaikan, para pahlawan mengajarkan bahwa kemerdekaan tidak diraih secara instan.

    “Kemerdekaan tercapai melalui kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan,” tutur Irjen Nanang.

    Nilai tersebut lanjut Kapolda Jatim menjadi landasan bagi bangsa untuk terus membangun dan menjaga Indonesia.

    Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto juga mengajak seluruh personel jajaran Polda Jatim untuk meneladani semangat tersebut dalam menjalankan tugas pengabdian.

    “Para pahlawan telah memberikan segalanya demi bangsa ini tanpa meminta balasan. Maka hari ini, tugas kitalah untuk menjaga warisan tersebut dengan bekerja lebih keras, melayani lebih tulus, dan hadir membawa manfaat bagi masyarakat,” tegas Kapolda Jatim.

    Lebih lanjut Kapolda Jatim menekankan bahwa perjuangan di masa sekarang tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan kompetensi, disiplin, empati, serta kehadiran Polri sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.

    “Semangat pantang menyerah para pahlawan harus menjadi energi kita dalam memperkuat Kamtibmas, memperjuangkan rasa aman dan adil bagi seluruh warga, serta memastikan tidak ada satu pun masyarakat yang tertinggal,” jelasnya.

    Masih kata Kapolda Jatim, peringatan Hari Pahlawan juga menjadi pengingat bahwa perjuangan bangsa harus berkelanjutan dari generasi ke generasi.

    “Dengan bekerja, bergerak, dan berdampak nyata bagi masyarakat, maka api perjuangan para pahlawan akan tetap menyala,” pungkasnya. [uci/but]

     

  • Polisi Tangkap Tersangka Kasus Lesong Dhaja Pamekasan, Ini Motifnya

    Polisi Tangkap Tersangka Kasus Lesong Dhaja Pamekasan, Ini Motifnya

    Pamekasan (beritajatim.com) – Polres Pamekasan mengungkap motif kasus tragis yang mengakibatkan pria berinisial M (35) warga Bira Timur, Sokobanah, Sampang, tewas dalam kondisi terbakar di pinggir jalan menggegerkan warga di Desa Lesong Dhaja, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan, Kamis (6/11/2025) malam.

    Bahkan dari kasus tersebut, polisi juga menangkap dua tersangka, yakni inisial N (36) dan mantan istrinya berinisial SA (30) warga Bira Timur, Sokobanah, Sampang, Madura. Keduanya ditangkap berdasar hasil pengembangan yang dilakukan petugas pasca melakukan olah TKP.

    Terlebih kasus tersebut juga menjadi atensi Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto saat berkunjung ke Pamekasan, Ju’mat (7/11/2025). Khususnya seiring dengan beredarnya video hingga pesan suara kasus tragis tersebut di berbagai platform media sosial (medsos).

    “Dari kasus ini, kita sudah meringkus dua pelaku, yaitu inisial N sebagai pelaku, serta mantan istri pelaku berinisial SA yang berperan mengajak korban ke TKP di Desa Lesong Dhaja. Petunjuk yang mengarah ke kedua pelaku adalah CCTV,” kata Kasat Reskrim Polres Pamekasan, AKP Dony Setiawan.

    Dalam aksi tersebut, tersangka N melakukan pembuahan terhadap korban dengan cara membacok menggunakan celurit, selanjutnya membakar korban yang sudah meninggal. “Tersangka melakukan pembuahan karena istri tersangka diduga melakukan perselingkuhan dengan korban atau soal asmara,” ungkapnya.

    Dari kasus tersebut, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti (BB), di antaranya mobil jenis Daihatsu Sigra putih dengan nomor polisi M 1798 NR, songkok yang sudah terbakar, dan sepasang sandal yang terdapat bercak darah milik korban.

    Sementara BB dari pelaku di antaranya sebilah celurit, sebilah pisau, sebuah jaket, 1 unit motor jenis Honda Vario tanpa nopol, 1 unit handphone Redmi hitam, termasuk sebuah handphone Realme biru milik SA.

    “Dari kasus ini, pelaku terancam Pasal 340 KUHP Subs 338 KUHP dengan ancaman hukuman pidana mati atau pidana seumur hidup atau selama waktu tertentu 20 tahun penjara,” pungkasnya. [pin/ian]

  • Belum Ada Tersangka di Kasus Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Ini Respon Kapolda Jatim

    Belum Ada Tersangka di Kasus Ambruknya Mushola Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Ini Respon Kapolda Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Hingga lebih dari sebulan pascakejadian, proses hukum kasus ambruknya bangunan Mushola Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo yang menewaskan 63 santri belum menemukan pihak yang bertanggung jawab secara hukum.

    Penyidik gabungan dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur hingga kini belum menetapkan tersangka, meski sebelumnya sudah memeriksa 17 saksi dalam tahap penyelidikan.

    Baik Kabid Humas maupun Kapolda Jatim belum memberikan penjelasan rinci soal perkembangan kasus tersebut. Dalam kesempatan terpisah, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto menegaskan bahwa saat ini pihaknya masih memprioritaskan penanganan tanggap darurat bencana.

    “Sementara kita fokus penanggulangan bencana dulu ya. Nanti pada saatnya kalau sudah proses kita sampaikan,” ujar Irjen Pol Nanang Avianto usai memimpin apel gelar pasukan kesiapan tanggap darurat bencana di Mapolda Jatim, Rabu pagi (5/11/2025).

    Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast melalui pesan WhatsApp juga membenarkan bahwa penyidikan masih berjalan tanpa perkembangan berarti.

    “Belum ada perkembangan, masih proses sidik,” tulisnya singkat.

    Ketika ditanya mengenai jumlah saksi yang diperiksa dalam tahap penyidikan, Abast mengaku belum menerima laporan terbaru dari penyidik. “Dari penyidik belum ada info,” tambahnya.

    Peristiwa runtuhnya Mushola Al Khoziny terjadi pada 29 September 2025. Saat kejadian, ratusan santri tengah beraktivitas di dalam bangunan. Sebanyak 104 santri berhasil diselamatkan, sementara 63 santri meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan.

    Setelah seluruh korban dievakuasi, penyidik gabungan dari Ditreskrimum dan Ditreskrimsus Polda Jatim menaikkan status kasus dari penyelidikan menjadi penyidikan pada 10 Oktober 2025. Namun hingga awal November, belum ada perkembangan lanjutan yang disampaikan ke publik terkait hasil penyidikan tersebut. [uci/beq]

  • Gandrung Sewu Banyuwangi: 13 Tahun Menari di Panggung Kolosal yang Kian Memukau

    Gandrung Sewu Banyuwangi: 13 Tahun Menari di Panggung Kolosal yang Kian Memukau

    Gandrung Sewu kali ini diikuti oleh 1.400 penari yang terdiri 1.200 penari berasal dari Banyuwangi termasuk para Kepala Desa yang ikut tampil sebagai Paju Gandrung, ditambah 200 para penari diaspora dari Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Probolinggo, Situbondo, Malang, Jakarta, Sumsel, Sulawesi Selatan hingga Papua dan Amerika.

    Gandrung dari berbagai usia, mulai 4 tahun hingga mahasiswa membawakan koreografi yang apik. Mengenakan pakaian dan selendang merah, mereka menampilkan berbagai formasi. Mulai dari bunga, GS 2025, hingga formasi apik lainnya.

    Tampak pula gandrung cilik usia 4 tahun menari dengan ceria memadukan gerakan tari Gandrung dengan gerakan velocity yang lagi nge-trend. Membuat para penonton sontak memanggil mereka “Gandrung Velocity”.

    “Ini bukti semangat sinergi dan kolaborasi untuk menjaga warisan budaya dengan cara kontemporer. Kami sampaikan terima kasih dan penghargaan atas semua yang berpartisipasi,” ujar Ipuk.

    Suasana haru dan bahagia menyeruak saat para penari menyelesaikan pertunjukan Gandrung Sewu. Kerja keras menjalani latihan selama tiga bulan terbayar dengan meriahnya sambutan ribuan penonton.

    “Alhamdulillah pertunjukannya selesai. Kami terharu dan bahagia karena kerja keras dan kebersamaan selama menjalani bersama teman teman mendapatkan sambutan yang meriah,” kata Diaz, salah satu penari yang merupakan mahasiswi semester pertama Kampus ISI Banyuwangi.

    Gandrung Sewu kali ini dihadiri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Rini Widianti, Asdep Pemasaran Pariwisata Nusantara Erwita Dianti, Pimpinan Pemeriksa Keuangan VII BPK RI Slamet Edy Purnomo, Kepala BKSDN Yusharto Hontoyungo, Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid. Juga dihadiri perwakilan Kementrian dan lembaga di antaranya LKPP RI, Kemendes RI, Kemen PU, Kementan, Kemendikbuddasmen, Kemenkop, Kemendagri dan lainnya.

  • HSN 2025, Khofifah: Santri dan Pesantren Penjaga NKRI dan Penentu Peradaban Dunia

    HSN 2025, Khofifah: Santri dan Pesantren Penjaga NKRI dan Penentu Peradaban Dunia

    Malang (beritajatim.com) — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa santri dan pesantren memiliki peran strategis dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekaligus menjadi motor penggerak peradaban dunia. Hal itu disampaikan Khofifah dalam Upacara Apel Peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang digelar di Pesantren An Nur 2 Bululawang, Kabupaten Malang, Rabu (22/10/2025).

    Di hadapan ribuan santri dan para kiai, Khofifah mengajak seluruh peserta apel untuk meneladani semangat Resolusi Jihad yang dideklarasikan para ulama pendiri bangsa. Ia juga mengingatkan pentingnya sinergi antara ulama, umara, dan seluruh elemen strategis bangsa dalam menjaga persatuan dan kedamaian negeri.

    “Basis dari persaudaraan di negeri ini adalah masyarakat yang senang hidup rukun, damai, tenteram. Maka yang mengganggu ketenangan dan kedamaian, mari bersama kita sampaikan pesan bahwa negara besar Indonesia membutuhkan kebersamaan untuk saling menjaga,” ujar Khofifah.

    Khofifah juga menyinggung sejarah hubungan erat antara ulama dan negara sejak era Presiden Soekarno. Ia menuturkan kisah diskusi antara Bung Karno, KH Wahab Chasbullah, dan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari yang kemudian melahirkan Resolusi Jihad dan menjadi cikal bakal peringatan Hari Santri Nasional yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.

    “Bung Karno ingin NU menjadi pagar NKRI bersama ABRI saat itu. Bahkan gagasan halal bihalal yang kita kenal sampai sekarang juga berawal dari dialog antara Bung Karno dan Mbah Wahab,” tuturnya.

    Dalam kesempatan itu, Khofifah mengajak para santri untuk terus mengembangkan diri di berbagai bidang, termasuk politik, birokrasi, dan teknologi. Ia mencontohkan perjalanan kariernya sendiri yang berawal dari anggota DPR RI pada 1992 hingga dipercaya kembali menjabat Gubernur Jawa Timur periode kedua.

    “Mudah-mudahan nanti santri-santri yang ingin mengambil profesi politisi dan pejabat publik Allah ijabah,” ujarnya disambut tepuk tangan ribuan peserta apel.

    Khofifah menegaskan bahwa Pemprov Jawa Timur memiliki komitmen kuat dalam memperkuat sumber daya manusia berbasis pesantren. Jatim menjadi provinsi pertama yang melahirkan Perda Fasilitasi Pengembangan Pesantren pada 2022, disusul Pergub Nomor 43 Tahun 2023 agar kebijakan tersebut dapat dijalankan secara efektif.

    “Pemprov Jatim sudah bermitra dengan 138 perguruan tinggi, 11 UIN, 104 PTKIS, 22 Ma’had Aly, dan Universitas Al Azhar Kairo. Semua untuk memperkuat SDM pesantren agar berdaya saing global,” paparnya.

    Khofifah menambahkan, hingga Agustus 2025, sebanyak 6.876 kader pesantren dan diniyah telah menerima beasiswa Pemprov Jatim, dengan 4.168 di antaranya berhasil menyelesaikan studi dari jenjang sarjana hingga doktoral. Selain itu, 28 ribu hafiz-hafizah serta 78.850 imam masjid juga mendapat tunjangan kehormatan dari Pemprov Jatim — kebijakan yang disebutnya sebagai satu-satunya di Indonesia.

    “Ke depan, program beasiswa akan kita kembangkan dengan memperkuat bidang STEM — Science, Technology, Engineering, dan Mathematics — agar santri mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman,” jelasnya.

    Dalam penutup pidatonya, Khofifah berpesan agar para santri tetap berilmu tinggi, berakhlak mulia, dan berdaya saing kuat.

    “Rawatlah tradisi pesantren, peluklah inovasi zaman. Bawalah semangat pesantren ke ruang publik dan ke ranah internasional. Di tangan para santri, masa depan Indonesia akan kita tulis bersama — santri menjaga NKRI,” tegasnya.

    Khofifah juga mengucapkan selamat memperingati Hari Santri Nasional 2025 dengan tema Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.

    Apel peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Pesantren An Nur 2 Bululawang dihadiri Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto, Kabinda Jatim Brigadir Jenderal TNI Murbianto Adi Wibowo, sejumlah Pati TNI, Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, jajaran Forkopimda Jatim, para ulama, kiai, nyai, dan ribuan santri. [yog/beq]

  • Polda Jatim Lepas 79 Personel Pamapta untuk Perkuat Pelayanan Publik di Jajaran Polres

    Polda Jatim Lepas 79 Personel Pamapta untuk Perkuat Pelayanan Publik di Jajaran Polres

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) melepas sebanyak 79 personel Pengamanan, Patroli, dan Pelayanan Terpadu (Pamapta) untuk memperkuat pelayanan publik di jajaran Polres se-Jawa Timur. Upacara pelepasan tersebut dipimpin langsung oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si di Lapangan Upacara Mapolda Jatim, Senin (20/10/2025).

    Dalam amanatnya, Irjen Pol Nanang Avianto menegaskan bahwa pengiriman personel Pamapta merupakan langkah strategis untuk memperkuat kehadiran polisi di tengah masyarakat sekaligus mendukung kebijakan reformasi internal Polri.

    “Momentum ini bukan sekadar pelepasan personel, tetapi pembuktian keseriusan kita dalam berbenah dan meningkatkan pelayanan publik Polri agar semakin dipercaya masyarakat,” ujar Kapolda Jatim.

    Sebanyak 79 perwira remaja yang dilepas terdiri dari 5 lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) dan 74 lulusan Sekolah Inspektur Polisi (SIP). Mereka akan ditempatkan di berbagai satuan tugas, meliputi 11 personel di Ditsamapta, 1 di Bidkeu, 2 di Brimobda, serta 65 personel lainnya di Polres jajaran Polda Jatim.

    Kapolda Jatim menjelaskan, pembentukan dan penempatan Pamapta merupakan bagian dari kebijakan Kapolri yang menyesuaikan nomenklatur SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) menjadi Pamapta, sebagaimana tertuang dalam KEP/1438/IX/2025.

    Perubahan nomenklatur ini, menurutnya, bertujuan menghadirkan pelayanan kepolisian yang lebih cepat, responsif, dan humanis di tengah masyarakat.

    Kapolda Jatim juga menekankan kepada seluruh personel agar menjadikan penugasan ini sebagai ajang pembuktian komitmen dan profesionalisme Polri dalam memberikan pelayanan terbaik kepada publik.

    “Terapkan patroli dialogis yang menempatkan personel sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat,” tegas Irjen Pol Nanang.

    Selain itu, ia mengingatkan pentingnya pendekatan humanis, terutama bagi para negosiator di garis depan ketika menghadapi potensi konflik sosial.

    “Libatkan Polwan sebagai negosiator di garis depan dalam setiap potensi konflik sosial,” ujarnya.

    Kapolda Jatim juga menekankan agar layanan darurat 110 dioptimalkan agar semakin dikenal dan dimanfaatkan masyarakat luas.

    “Laksanakan sistem reward and punishment secara konsisten terhadap kinerja pelayanan anggota,” tambahnya.

    Menurut Irjen Pol Nanang, kebijakan ini menjadi sinyal bahwa Polri harus terus melakukan perbaikan cepat, nyata, dan berkelanjutan untuk mengembalikan dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.

    Mengakhiri amanatnya, Kapolda Jatim berharap seluruh personel Pamapta dapat mengemban tugas dengan integritas tinggi serta menjadikan pelayanan kepada masyarakat sebagai panggilan moral dan profesional.

    “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan perlindungan kepada kita semua dalam menjalankan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara,” tutup Irjen Pol Nanang Avianto. [uci/beq]

  • Polda Jatim Gelar Simulasi Sispamkota di GOR Delta Sidoarjo

    Polda Jatim Gelar Simulasi Sispamkota di GOR Delta Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Kepolisian Daerah Jawa Timur menggelar simulasi penerapan Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) sebagai bentuk kesiapsiagaan menjaga kondusifitas di wilayah Jawa Timur.

    Kegiatan simulasi tersebut digelar di Lapangan Timur Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Rabu (15/10/2025), dengan melibatkan personel gabungan dari Polri, TNI, pemerintah daerah hingga unsur masyarakat sipil.

    Penerapan Sispamkota dilaksanakan sebagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di wilayah perkotaan.

    Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs. Nanang Avianto,M Si mengatakan bahwa kegiatan SISPAMKOTA ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Polri untuk memastikan kesiapan seluruh personel menghadapi berbagai situasi, termasuk skenario terburuk di wilayah perkotaan.

    “Kegiatan ini untuk kesiapan kita dalam mengantisipasi apabila terjadi suatu hal terburuk di kota ini,” kata Irjen Pol Nanang Avianto.

    Menurut Kapolda Jatim, kegiatan ini tidak bersifat seremonial, tetapi merupakan latihan berkelanjutan untuk menjaga kesiapan dan profesionalitas aparat.

    “Latihan ini akan continue supaya anggota benar-benar siap kapan pun dibutuhkan,” tegas Irjen Pol Nanang Avianto.

    Kapolda Jatim menegaskan dengan berlatih dan terus berlatih, hal ini menunjukkan kesiapan semua aparat keamanan.

    Irjen Pol Nanang juga menekankan pentingnya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat dalam menciptakan situasi yang aman dan kondusif di Jawa Timur.

    “Saya yakin seluruh masyarakat Jawa Timur ini cinta terhadap wilayahnya, dan semuanya akan memberikan kontribusi dalam kegiatan pengamanan,” tutur Irjen Nanang.

    Oleh karenanya lanjut Kapolda Jatim, sebagai aparat penegak hukum yang memiliki tanggung jawab utama di kewilayahan, pihaknya sudah melakukan berbagai pelatihan demi melindungi masyarakat.

    Kapolda Jatim juga menegaskan bahwa tujuan utama simulasi penerapan SISPAMKOTA ini adalah memastikan aparat mampu mengamankan kegiatan masyarakat dengan cara yang profesional, proporsional, dan humanis.

    “Mudah-mudahan kegiatan-kegiatan seperti ini bisa menunjukkan kesiapan kita dan tujuan kita adalah untuk melindungi masyarakat semuanya,” tutur Irjen Pol Nanang.

    Kapolda Jatim mengajak semua pihak untuk senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban dimanapun berada.

    “Mari kita jaga keamanan bersama, karena ini tanggung jawab kita semua dalam mengamankan seluruh kegiatan masyarakat di mana pun berada,” pungkas Irjen Pol Nanang Avianto.

    Latihan Sispamkota tahun 2025 ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi lintas sektoral, meningkatkan kemampuan teknis personel Polri, serta menjamin kesiapsiagaan menghadapi berbagai potensi gangguan kamtibmas di wilayah Jawa Timur. (isa)

  • Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Kapolda Jatim Ungkap Kondisi Bangunan Masih Berbahaya

    Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Kapolda Jatim Ungkap Kondisi Bangunan Masih Berbahaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si. menegaskan bahwa penanganan kasus robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Sidoarjo, masih terus berlanjut.

    Irjen Pol Nanang Avianto menjelaskan, saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan awal terhadap sejumlah saksi untuk mendalami penyebab insiden yang menelan korban jiwa tersebut.

    “Ya, ini masih pemeriksaan awal. Ada beberapa saksi yang sedang kita panggil. Setelah itu baru mungkin akan ada laporan progres ke saya dari penyidik. Jadi, nanti kami akan update mengenai kelanjutannya,” ujar Irjen Nanang, Rabu (15/10/2025).

    Kapolda Jatim mengungkapkan, berdasarkan hasil asesmen sementara setelah proses pembongkaran reruntuhan selesai, beberapa bangunan di kompleks pesantren dinilai membahayakan jika tetap digunakan.

    “Kita melihat bahwa gedung-gedung itu sementara ini membahayakan kalau dipakai. Kami tidak ingin terjadi korban berikutnya,” ungkap Irjen Nanang.

    Oleh karena itu, pihak kepolisian menetapkan status quo terhadap bangunan-bangunan yang terdampak, sambil menunggu hasil penyidikan dan rekomendasi teknis dari pihak berwenang.

    “Sementara ini status quo, dan kami juga bekerja sama dengan pemda setempat untuk mengalokasikan tempat bagi para santri agar tetap bisa melanjutkan aktivitas,” tegasnya.

    Meski demikian, Kapolda Jatim menegaskan bahwa aktivitas pendidikan para santri tidak boleh terhenti meskipun terjadi musibah tersebut. Pemerintah daerah (pemda) akan berperan dalam memfasilitasi kelanjutan kegiatan belajar mengajar agar kurikulum pesantren tetap berjalan.

    “Bagaimanapun juga, jangan sampai aktivitas terhenti. Harus tetap dilanjutkan, karena ini berkaitan dengan perencanaan dan kurikulum pesantren. Dan ini akan difasilitasi oleh pemda,” pungkas Irjen Nanang. (uci/kun)