Tag: Irfan Setiaputra

  • UI Kukuhkan Luthfiralda Sjahfirdi Jadi Guru Besar FMIPA Bidang Biologi – Espos.id

    UI Kukuhkan Luthfiralda Sjahfirdi Jadi Guru Besar FMIPA Bidang Biologi – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Dr. Luthfiralda Sjahfirdi, M.Biomed sebagai Guru Besar Tetap pada Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dalam Bidang Biologi pada Ranting Ilmu/Kepakaran Konservasi Hewan, bertempat di Balai Sidang, Kampus UI Depok, Rabu (13/11/2024).  (Istimewa)

    Esposin, DEPOK – Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Dr. Luthfiralda Sjahfirdi, M.Biomed sebagai Guru Besar Tetap pada Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dalam Bidang Biologi pada Ranting Ilmu/Kepakaran Konservasi Hewan, bertempat di Balai Sidang, Kampus UI Depok, Rabu (13/11/2024). 

    Prosesi pengukuhan Guru Besar Prof. Luthfiralda yang juga merupakan istri Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, dipimpin langsung oleh Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D. Dalam kesempatan tersebut ia menyampaikan orasi ilmiah berjudul Upaya Konservasi Dalam Menjaga Keberlanjutan Biodiversitas Pada Tingkat Spesies, Terutama Spesies Terancam Punah dan Spesies Endemik: Studi Kasus Pada Lembaga Konservasi ex situ.

    Promosi
    Mantap! AgenBRILink Dekatkan Akses Perbankan untuk Warga Rejang Bengkulu

    Orasi ilmiah ini dilatarbelakangi oleh makin memperihatinkannya ancaman keberlanjutan biodiversitas yang kini telah menjadi isu global dan mengancam punahnya ragam spesies yang dilindungi, utamanya spesies endemik. 

    Prof. Luthfiralda memaparkan bahwa penurunan biodiversitas memiliki multiplier effect terhadap ekosistem dan manusia, yang tergambarkan dalam kondisi-kondisi seperti berkurang atau hilangnya habitat bagi banyak spesies akibat berbagai macam fenomena alam yang terjadi secara alami maupun yang disebabkan aktivitas pengalihfungsian habitat spesies, perburuan liar, hingga perdagangan satwa dilindungi.

    ”Tantangan keberlanjutan biodiversitas menjadi sebuah keniscayaan untuk ditangani secara komprehensif,” kata Prof. Luthfiralda dalam orasi ilmiahnya. 

    Untuk itu, berbagai upaya dan langkah konservasi dilakukan untuk mencegah penurunan tingkat biodiversitas, termasuk upaya konservasi di tingkat spesies, baik secara in situ maupun ex situ yang merupakan metode konservasi flora dan fauna, melalui habitat asli maupun di luar habitat aslinya. 

    Atas kondisi tersebut, Prof. Luthfiralda mengungkapkan bahwa pihaknya menekankan pentingnya melakukan pendekatan aspek perilaku reproduksi yang dilakukan secara ex situ dalam menjaga keberlanjutan biodiversitas pada tingkat spesies yang menjadi salah satu alternatif paling ideal yang dapat dilakukan dan merupakan salah satu strategi penting dalam upaya pelestarian biodiversitas.  

    Dalam paparannya, Prof. Luthfiralda mengungkapkan tiga aspek penting yang perlu ditatalaksanakan dalam melakukan pendekatan perilaku reproduksi melalui metode konservasi ex situ. 

    Pertama, lembaga konservasi ex situ sendiri yang memiliki peranan fundamental dalam memulihkan populasi spesies yang hampir punah. Meski demikian, bukan berarti lembaga ex situ ini tidak memiliki tantangan tersendiri, dan salah satu faktor yang paling disorot adalah kecenderungan lembaga ex situ pada studi kasus tertentu yang dapat mereduksi kemampuan adaptasi alami spesies yang terancam punah.

    Terlepas dari tantangan itu, lembaga ex situ merupakan alternatif yang memliki probabilitas tingkat kesuksesan cukup tinggi dalam menunjang upaya konservasi populasi spesies yang ditunjang kemampuan expertise dari sisi pendekatan manusia, sehingga proses konservasi menjadi lebih terukur kesuksesannya.

    Kedua, yang turut memiliki peranan krusial adalah langkah pelepasliaran spesies hewan ke habitat alami. Dalam hal ini, terdapat standar kualitas individu yang perlu dipenuhi bagi spesies hewan yang layak dilepasliarkan, sehingga penting untuk melakukan persiapan secara komprehensif guna memastikan pelepasliaran hewan dilakukan pada waktunya. 

    Salah satu case study yang paling menarik dari perspektif akademis adalah cerita pelepasliaran orangutan di Sintang Orangutan Center (SOC).

    ”Dari hasil riset yang kami lakukan, tidak semua spesies orangutan memiliki kemampuan yang sama dalam beradaptasi di alam liar. Fenomena ini terlihat bahkan ketika prosedur konservasi dilakukan pada sekolah hutan, di mana beberapa orangutan cenderung enggan membuat sarangnya sendiri dan memilih menggunakan sarang yang telah ada dan masih layak untuk tidur,” jelas Prof. Luthfiralda. 

    Melihat fenomena tersebut, Prof. Luthfiralda dalam penelitiannya mengungkapkan metode pelepasliaran ”Halfway House” menjadi salah satu opsi persiapan pelepasliaran hewan yang dilindungi. Metode Halfway House bertujuan meningkatkan kemungkinan keberhasilan pelepasliaran, serta mempersiapkan hewan untuk mampu memenuhi kebutuhan dasar alaminya. 

    Ketiga, langkah konservasi sepanjang hayat di kebun binatang dengan mempertimbangkan masa estrus (periode subur) pada hewan. Hal ini menjadi opsi yang paling terukur bilamana spesies tertentu tidak memiliki kualifikasi yang ideal untuk dilepasliarkan dan justru akan menimbulkan risiko bagi eksistensi spesies tersebut. 

    “Tantangan pengelolaan keberlanjutan biodiversitas, khususnya pada spesies yang terancam punah, menjadi sebuah pekerjaan rumah yang harus disikapi secara serius oleh seluruh pihak. Oleh karenanya, pengayaan pemahaman metodologi konservasi serta perluasan portofolio studi kasus pada ragam spesies menjadi sebuah keniscayaan yang perlu disikapi dengan dinamika fenomena alam yang saat ini terus terjadi secara progresif,” tegas Prof. Luthfiralda.

    Hasil penelitian ini menandai komitmen panjang Prof. Luhtfiralda terhadap keberlanjutan biodiversitas, khususnya pada spesies yang terancam punah dan spesies endemik, melalui riset dan manifestasi akademik serta kajian biologi terkait.

    Pengukuhan Prof. Luthfiralda sebagai Guru Besar UI menandai tonggak penting dalam karier akademik Prof. Luthfiralda, yang berhasil merampungkan pendidikan doktoralnya di tahun 2006 serta telah menghasilkan banyak jurnal penelitian di bidang  Biologi dan Konservasi, baik di lingkup dalam negeri maupun luar negeri.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.

  • Bos Garuda (GIAA) Buka Alasan Rute Domestik Lebih Mahal dari Internasional

    Bos Garuda (GIAA) Buka Alasan Rute Domestik Lebih Mahal dari Internasional

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra membeberkan sejumlah alasan harga tiket pesawat domestik lebih mahal ketimbang tiket pesawat ke luar negeri.

    Dia menjelaskan selama ini, Garuda Indonesia selalu berkomitmen menaati aturan mengenai tarif tiket pesawat. Terdapat aturan yakni Peraturan Menteri Perhubungan terkait tarif batas atas pesawat.

    Mengacu ke aturan tersebut, sejak 2019, Garuda Indonesia menurutnya tidak pernah menaikan harga tiket pesawat domestik.

    “Akan tetapi, mengacu ke situ [Peraturan Menteri Perhubungan], ada pajak avtur di situ, PPN [pajak pertambahan nilai] juga naik. Ada harga airport tax. Itu dimasukkan ke harga tiket,” ujar Irfan dalam public expose, Senin (11/11/2024).

    Menurut Irfan, melalui aturan tarif batas atas, avtur yang dibeli GIAA untuk penerbangan domestik dikenakan pajak. Sementara, avtur untuk terbang ke luar negeri seperti Singapura tidak terkena pajak.

    Selain itu, harga tiket menjadi tinggi sebab terdapat kenaikan pajak PPN dari 11% ke 12%. Lalu, terdapat aspek pajak airport. Menurutnya, untuk Terminal 3 domestik, GIAA membayar pajak Rp168.000 ke PT Angkasa Pura Indonesia. Sementara, untuk Terminal 2 pajak yang dikenakan adalah Rp120.000.

    “Yang disalahkan Garuda. Kami kan tidak pernah keluar dari rambu-rambu harga pemerintah,” tutur Irfan.

    Di sisi lain, GIAA merupakan maskapai yang tidak bermain di segmen penerbangan berbiaya murah atau low cost carrier. Adapun, segmen low cost carrier disasar oleh anak usaha GIAA yakni Citilink. 

    “Jadi, saya cuma mau bilang, ya tolong dilihat dong struktur biayanya. Jangan minta turun-turunin saja,” ujar Irfan.

  • PPN Bakal Naik Jadi 12%, Bos Garuda Pastikan Harga Tiket Melonjak

    PPN Bakal Naik Jadi 12%, Bos Garuda Pastikan Harga Tiket Melonjak

    Jakarta

    Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) direncanakan naik menjadi 12% pada 2025. Rencana ini sudah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang disahkan pada 29 Oktober 2021 lalu oleh Presiden Joko Widodo.

    Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra, mengatakan kenaikan tarif PPN menjadi 12% ini dapat membuat harga tiket pesawat yang disebut-sebut sudah mahal akan semakin tinggi. Sebab, pajak yang satu ini merupakan komponen penambah harga tiket di luar tarif yang sudah ditetapkan maskapai.

    “Tolong siap-siap sebentar lagi PPN akan naik dari 11 ke 12%, tiket pesawat sudah pasti naik,” kata Irfan dalam gelaran Public Expose 2024 di Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (11/11/2024).

    Ia menyebut Garuda belum pernah menaikkan harga tiket pesawat di luar ketentuan tarif batas atas (TBA) yang berlaku. Walaupun Irfan mengaku harga tiket yang dijual maskapai berada di titik maksimal dari TBA tadi demi mengejar keuntungan yang semakin tipis imbas berbagai faktor.

    “Jual tiket itu margin-nya single digit, oleh sebab itu ketika permintaan-permintaan harga tiket terus menerus turun buat kita nggak ada pilihan lain kecuali bertahan, dan memang nggak ada pilihan lain,” kata Irfan.

    “Jadi ini yang kita lakukan sebagai suatu perusahaan untuk memastikan tanggung jawab kita kepada para investor dan publik bahwa perusahaan dijaga dan dipastikan dari waktu ke waktu akan meningkatkan profitability-nya,” terangnya lagi.

    Harga tiket penerbangan domestik yang dijual maskapai sejak 2019 lalu hingga 2024 ini belum mengalami perubahan. Hanya saja, kenaikan PPN inilah yang kemudian membuat harga akhir tiket semakin mahal.

    “Kita tidak pernah keluar dari rambu-rambu harga tiket yang diatur oleh pemerintah. Dari 2019. Nggak pernah naik. Tapi pajak masuk (tambahan biaya dari PPN), kena pajak,” terangnya.

    Namun kenaikan tarif PPN ini hanya akan mempengaruhi harga tiket penerbangan domestik saja. Sedangkan untuk rute menuju luar negeri tidak dikenakan pajak, baik itu PPN maupun pajak pembelian avtur.

    “Avtur yang kita beli untuk penerbangan domestik itu kena pajak. Avtur kita terbang ke Singapura, nggak kena pajak. Tiket kita jual ke Balikpapan, kena pajak. Kita jual ke Shanghai, nggak kena pajak,” terangnya.

    Lihat juga video: Kemensos Tantang Suharso Sebut Nama Pejabat Eselon I yang Terima Bansos

    (acd/acd)

  • Bos Garuda Ungkap Biang Kerok Tiket Pesawat Domestik Lebih Mahal Dibanding ke Luar Negeri

    Bos Garuda Ungkap Biang Kerok Tiket Pesawat Domestik Lebih Mahal Dibanding ke Luar Negeri

    Jakarta

    Mahalnya harga tiket pesawat di Indonesia masih menjadi sorotan. Bahkan, harga tiket pesawat domestik disebut-sebut lebih mahal dibanding tiket pesawat ke luar negeri.

    Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, menjelaskan salah satu alasan utama mahalnya harga tiket penerbangan domestik alias dalam negeri karena adanya pengenaan pajak. Ia menyebut, salah satunya pajak untuk pembelian avtur. Padahal, pajak itu tidak dikenakan di luar negeri.

    “Avtur yang kita beli untuk penerbangan domestik itu kena pajak. Avtur kita terbang ke Singapura, nggak kena pajak. Tiket kita jual ke Balikpapan, kena pajak. Kita jual ke Shanghai, nggak kena pajak,” kata Irfan dalam Public Expose di Gedung Manajemen Garuda, Bandara Soekarno-Hatta, Senin (11/10/2024).

    Selain itu, ada juga pengenaan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) yang turut mengalami kenaikan hingga 35%.

    “Nah setelah TBA itu ada pajak, habis itu ada PJP2U yang ini tahun 2023 naik 35%, diam-diam, nggak tahu kan? Tiba-tiba harga tiket gue naik, kan ya harus naik dong, marah lu semua sama gue ya kan,” ucapnya.

    “Bayarnya Rp 168.000 kalau ke domestik, ya terus saya bilang pindahkah ke Terminal 2 (Soekarno-Hatta), nggak boleh, yang Rp 120.000. Kalau di Halim Rp 70.000,” tambahnya.

    Meski begitu Irfan mengatakan selama ini Garuda Indonesia belum pernah menaikkan harga tiket pesawat di luar ketentuan yang berlaku. Sehingga harga tiket penerbangan domestik yang dijual maskapai sejak 2019 lalu hingga 2024 ini belum mengalami perubahan.

    Namun, harga tiket ini semakin mahal karena imbas kenaikan PPN dari 10% menjadi 11% sejak 2022 lalu. Artinya kenaikan pajak inilah yang membuat harga akhir tiket perjalanan domestik semakin mahal.

    “Kita tidak pernah keluar dari rambu-rambu harga tiket yang diatur oleh pemerintah. Dari 2019, nggak pernah naik. Tapi pajak masuk, kena pajak,” terangnya.

    Lihat juga video: Promo Citilink Jelang Akhir Tahun, Bisa Dapat Tiket Internasional Rp 10 Ribu

    (acd/acd)

  • Dirut Garuda Indonesia Mengaku Tak Akan Bertanya-tanya Apabila Diganti Saat RUPSLB 15 November

    Dirut Garuda Indonesia Mengaku Tak Akan Bertanya-tanya Apabila Diganti Saat RUPSLB 15 November

    Jakarta, Beritasatu.com – Maskapai pelat merah Garuda Indonesia akan melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Jumat (15/11/2024) mendatang. RUPSLB ini disebut akan menggantikan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra.

    Merespons penggantian pimpinan di GIAA, Irfan mengaku tak akan menanyakan apabila posisinya di pucuk pimpinan perusahaan harus diganti dengan orang lain. Ia menegaskan ada tiga hal yang tak akan dia tanyakan apabila pergantian itu terjadi.

    “Tiga hal yang enggak akan pernah saya tanya. Pertama, kenapa saya diganti. Hal itu karena saya enggak punya hak bertanya. Dahulu waktu disuruh (jadi dirut) kan enggak nanya,” ujar Irfan dikutip dari Antara, Senin (11/11/2024).

    Kedua, Irfan mengaku tak akan bertanya terkait sosok yang akan menggantikannya di posisi dirut Garuda Indonesia. Ia juga meminta direksi Garuda juga melakukan hal serupa.

    Ketiga, Irfan menyebut tak akan menanyakan alasan penunjukan sosok baru pada kursi dirut Garuda.

    “Ketiga, Kenapa dia? Dan hal itu bukan wewenang saya. Ada tata krama yang harus dijaga,” ucapnya.

    Posisi yang ia dan direksi Garuda Indonesia emban saat ini merupakan kerja profesional, sehingga tak elok bertanya terkait proses RUPLSB.

    “RUPSLB dengan agenda pergantian pengurus, baik direksi dan komisaris Garuda Indonesia. Saya enggak mau bicara atas nama komisaris, tetapi atas nama direksi dan teman-teman direksi. Kita ini kan profesional. Diminta masuk, oke, diminta berhenti, oke juga,” pungkas Irfan.
     

  • Garuda Indonesia Ungkap Alasan Harga Tiket Domestik Lebih Mahal daripada Internasional

    Garuda Indonesia Ungkap Alasan Harga Tiket Domestik Lebih Mahal daripada Internasional

    Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra buka suara terkait harga tiket pesawat domestik (domestic flight) bisa lebih mahal dari penerbangan internasional (international flight). Padahal, jarak tempuh penerbangan domestik dan internasional relatif sama.

    Irfan menyebutkan, alasan utama harga tiket domestik mahal karena dinamika rate yang dibentuk pasar.

    “Misalnya harga tiket perjalanan luar negeri dengan jarak relatif sama bisa lebih murah. Maka, kita juga menyadari airlines ini salah satu bisnis yang dilakukan melihat dinamika pasar,” tutur Irfan Setiaputra dalam dialog Investor Market Today IDTV, Senin (11/11/2024).

    Dengan demikian dikatakan Irfan, perseroan menyiasati dinamika pasar itu dengan menawarkan harga-harga promo di waktu tertentu. 

    Selain itu, ada salah satu hal yang juga cukup menarik, yakni harga avtur untuk penerbangan dalam negeri itu kena pajak. 

    “Sementara avtur untuk penerbangan luar negeri enggak kena pajak. Harga tiket untuk penerbangan dalam negeri kena pajak, sementara harga tiket untuk kita terbangkan ke luar negeri tidak ada pajak,” sebutnya.

    Oleh sebab itu, Irfan menekankan, ada beberapa komponen pembentuk yang memengaruhi harganya. Hanya saja, penerbangan luar negeri itu tidak diregulasi sehingga maskapai bebas menyampaikan situasi yang ada.

    Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi berjanji akan mengupayakan penurunan harga tiket pesawat menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    Dudy mengungkapkan, Kementerian Perhubungan masih melakukan kajian mendalam untuk mencari penyebab tingginya harga tiket pesawat di Indonesia.

    “Kami upayakan agar harga tiket pesawat domestik turun. Namun, kami tidak ingin mendahului keputusan karena ini melibatkan banyak pihak,” ujar Dudy Purwagandhi di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/11/2024).

  • Bos Garuda tidak akan pertanyakan apabila diganti saat RUPSLB

    Bos Garuda tidak akan pertanyakan apabila diganti saat RUPSLB

    Ada tiga hal yang nggak akan pernah saya tanyaJakarta (ANTARA) – Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan menanyakan tiga hal apabila diganti dari jabatannya saat ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (15/11) pekan ini.

    Pertama, Ia menyebut tidak akan menanyakan alasan apabila posisinya saat ini digantikan oleh individu lain.

    “Ada tiga hal yang nggak akan pernah saya tanya. Yang pertama, kenapa saya diganti kalau saya diganti. Karena nggak punya hak saya nanya. Dulu waktu disuruh (jadi Dirut) nggak nanya,” ujar Irfan saat sesi doorstop di Kawasan Bandara International Soekarno Hatta, Jakarta, Senin.

    Kedua, Ia tidak akan menanyakan siapakah individu yang akan menggantikan para direksi saat ini, serta Ia pun meminta kepada jajaran direksi saat ini untuk tidak menanyakan hal tersebut juga.

    “Kedua, saya juga nggak akan nanya dan saya juga minta direksi lain nggak nanya siapa yang ganti,” ujar Irfan.

    Ketiga, Ia tidak akan menanyakan alasan individu tersebut ditunjuk sebagai direksi baru di Garuda Indonesia saat RUPSLB nanti.

    “Yang ketiga, kenapa dia? karena Ini bukan kewenangan kita. Ada tata krama yang mesti kita jaga,” ujar Irfan.

    Irfan menyebut bahwa kapasitasnya di sini atas nama direksi dan jajaran direksi lainnya sebagai profesional.

    “RUPSLB besok Jumat (15/11) itu agendanya perubahan pengurus, itu direksi dan komisaris. Saya nggak mau bicara atas nama komisaris, tapi, atas nama direksi dan teman-teman direksi. Kita ini kan profesional. Diminta masuk, oke, diminta berhenti, oke juga,” ujar Irfan.

    Apabila Ia digantikan dari posisinya saat ini sebagai Dirut saat RUPSLB nanti, Ia menyebut belum memiliki rencana ke depan karena posisinya saat ini yang masih menjabat sebagai Dirut Garuda Indonesia.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Ahmad Wijaya
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tiket Pesawat Mahal, Bos Garuda Sebut Ada Biaya yang Diam-diam Naik 35%

    Tiket Pesawat Mahal, Bos Garuda Sebut Ada Biaya yang Diam-diam Naik 35%

    Jakarta

    Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra buka suara soal anggapan bahwa tiket pesawat maskapai yang dipimpinnya masih tergolong mahal. Dalam penjelasannya, Irfan menyebut ada komponen biaya yang naik signifikan.

    Irfan mulanya, menjelaskan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga tiket pesawat mulai dari harga avtur, pajak bandara, dan biaya lainnya. Adapun seluruh komponen ini sudah diperhitungkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan (PM) yang mengatur tarif batas atas (TBA).

    Namun, dia mengatakan, aturan terkait tarif batas atas ini belum mengalami perubahan selama 5 tahun terakhir. Padahal sejumlah komponen dalam perhitungan di aturan tersebut sudah mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

    “Nah itu nggak pernah berubah sampai 2024. Jadi saya pakai formula masih 2019. Di dalamnya sudah ada harga avtur, asumsi berapa ton avtur dipakai dan segala macam,” kata Irfan saat ditemui wartawan di Gedung Manajemen Garuda, Bandara Soekarno-Hatta, Senin (11/11/2024).

    Menurutnya, dengan naiknya biaya komponen tersebut, maka harga tiket yang dijual ke konsumen mau tidak mau harus naik. Namun karena tidak ada perubahan selama lima tahun terakhir inilah, Irfan menyebut Garuda Indonesia mau tak mau terus menggunakan tarif batas paling atas yang ditetapkan pemerintah.

    “Akibat perubahan-perubahan kondisi pasar, baik itu harga avtur maupun exchange rate, karena basis kita US dolar banyaknya sekarang sudah nggak untung lagi sebenarnya. Makanya kita minta dinaikin, eh lu orang ribut minta diturunin. Oke nggak masalah,” terangnya.

    Irfan mengatakan ada juga pengenaan pajak penambahan nilai (PPN) yang saat ini masih sebesar 11% dan biaya Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) yang membuat harga tiket domestik semakin mahal.

    “Nah setelah TBA itu ada pajak, habis itu ada PJP2U yang ini tahun 2023 naik 35%, diam-diam, nggak tahu kan? Tiba-tiba harga tiket gue naik, kan ya harus naik dong, marah lu semua sama gue ya kan,” ucapnya,

    “Bayarnya Rp 168.000 kalau ke domestik, ya terus saya bilang pindahkah ke Terminal 2 (Soekarno-Hatta), nggak boleh, yang Rp 120.000. Kalo di Halim Rp 70.000,” tambahnya.

    Pada akhirnya inilah yang membuat Garuda Indonesia mau tak mau mempertahankan harga tiket penerbangannya di tarif batas atas (TBA) guna menjamin profitabilitas perusahaan.

    “Jual tiket itu margin-nya single digit (di bawah 10%), oleh sebab itu ketika permintaan-permintaan harga tiket terus menerus turun buat kita nggak ada pilihan lain kecuali bertahan (di harga tertinggi sesuai aturan), dan memang nggak ada pilihan lain,” kata Irfan.

    “Jadi ini yang kita lakukan sebagai suatu perusahaan untuk memastikan tanggung jawab kita kepada para investor dan publik bahwa perusahaan dijaga dan dipastikan dari waktu ke waktu akan meningkatkan profitability-nya,” terangnya lagi.

    Lihat juga Video: Sandi Klaim Tiket Maskapai Garuda Menuju Bali Sudah Turun 45%

    (acd/acd)

  • Garuda akan kedatangan empat pesawat baru dari Lebanon dan Australia

    Garuda akan kedatangan empat pesawat baru dari Lebanon dan Australia

    Semua nyewa. Kita kan leasing semua, jadi ya bayar sewa, nggak ada yang beli

    Jakarta (ANTARA) –

    Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra memastikan bahwa perseroan akan kedatangan empat pesawat baru pada akhir tahun 2024 ini.

    Ia memastikan bahwa satu pesawat akan datang pada pekan ini yang berasal dari Lebanon, dan sisanya sekitar dua atau tiga pesawat akan berasal dari tempat penyimpanan pesawat Alice Springs di Australia.

    “Satu dari Lebanon. Sama dari Alice Springs yang di Australia yang gurun tempat naruh pesawat-pesawat itu, kalau nggak salah tiga atau dua gitu,” ujar Irfan saat sesi doorstop di Kawasan Bandara International Soekarno Hatta, Jakarta, Senin.

    Ia menyebut bahwa ke empat pesawat tersebut nanti statusnya adalah sewa dari pihak ketiga, bukan pembelian.

    “Semua nyewa. Kita kan leasing semua, jadi ya bayar sewa, nggak ada yang beli kita,” ujar Irfan.

    Irfan berharap kehadiran empat pesawat tersebut nantinya dapat meningkatkan pelayanan perseroan pada periode libur Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 mendatang.

    “Mudah-mudahan menjelang akhir tahun (tiba), sehingga bisa memastikan pelayanan menjelang libur Nataru (Natal dan Tahun Baru),” ujar Irfan.

    Per Oktober 2024, total jumlah pesawat yang dioperasikan oleh Grup Garuda Indonesia sebanyak 96 pesawat, atau berkurang sebanyak satu pesawat dibandingkan sebanyak 97 pesawat pada periode September 2024.

    Adapun, rinciannya yaitu sebanyak 56 pesawat dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan sebanyak 40 pesawat dioperasikan oleh Citilink.

    Per Oktober 2024, perseroan mencatatkan net income senilai 18,11 juta dolar Amerika Serikat (AS), dibandingkan sebelumnya tercatat rugi bersih senilai 82,86 juta dolar AS pada periode sama tahun 2023.

    Capaian net income GIAA disebabkan oleh adanya perubahan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 menjadi PSAK 107.

    PSAK 73 merupakan standar pembukuan transaksi sewa pada beban operasi, sedangkan PSAK 107 adalah standar akuntansi untuk akad ijarah yang digunakan dalam pembiayaan oleh bank syariah dan lembaga keuangan lainnya.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2024

  • Garuda Indonesia raih laba 18,11 juta dolar AS per Oktober 2024

    Garuda Indonesia raih laba 18,11 juta dolar AS per Oktober 2024

    PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membukukan laba bersih atau net income senilai 18,11 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada periode Oktober 2024, dibandingkan sebelumnya tercatat rugi bersih senilai 82,86 juta dolar AS pada periode sama tahun 2023.

    Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra dalam Public Expose di Kawasan Bandara International Soekarno Hatta, Jakarta, Senin, menjelaskan capaian net income GIAA disebabkan oleh adanya perubahan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 menjadi PSAK 107.

    Ia menjelaskan, capaian net income itu masih berasal dari sebesar 10 persen lessor (penyewa pesawat) yang menyetujui PSAK 107, dari total seluruh pesawat sewaan di bawah perseroan.

    “Ini sudah 10 persen setuju. Sebesar 10 persen jumlah pesawat ya,” ujar Irfan.

    Apabila semua lessor (penyewa pesawat) menyetujui penerapan PSAK 107, ia optimistis bahwa ke depan ekuitas perseroan dapat berbalik positif dibandingkan posisi negatif saat ini.

    “Per kemarin Oktober 2024 kita bukukan (PSAK 107) langsung bisa positif, 10 persen dari list total pesawat. Berarti, nanti ke depan pun juga, kalau semuanya sudah setuju kita udah langsung positif, ekuitas kita positif,” ujar Irfan.

    PSAK 73 merupakan standar pembukuan transaksi sewa pada beban operasi, sedangkan PSAK 107 adalah standar akuntansi untuk akad ijarah yang digunakan dalam pembiayaan oleh bank syariah dan lembaga keuangan lainnya.

    Dalam PSAK 73, biaya sewa pesawat akan dimasukkan sebagai beban operasional, sementara itu dalam PSAK 107 biaya sewa pesawat akan akan menjadi cash basis.

    Per Oktober 2024, Garuda Indonesia membukukan pendapatan senilai 2,84 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 16,13 persen (yoy) dibandingkan sebelumnya senilai 2,44 miliar dolar AS.

    Pada periode ini, EBITDA perseroan tercatat senilai 780,34 juta dolar AS atau meningkat sebesar 13,82 persen (yoy) dibandingkan senilai 685,60 juta dolar AS pada periode sama tahun sebelumnya.

    Kemudian, operating result perseroan tercatat senilai 310,40 juta dolar AS per Oktober 2024 atau meningkat 19,69 persen (yoy) dibandingkan senilai 249,30 juta dolar AS pada periode sama tahun sebelumnya.