Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Pisah Sambut Dandim 0825 Banyuwangi, Bupati Ipuk Ucapkam Terima Kasih Serta Terus Ajak Perkuat Sinergi Bangun Daerah

    Pisah Sambut Dandim 0825 Banyuwangi, Bupati Ipuk Ucapkam Terima Kasih Serta Terus Ajak Perkuat Sinergi Bangun Daerah

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Komando Distrik Militer (Kodim) 0825 Banyuwangi resmi berganti pucuk pimpinan dari Letkol (Arh) Joko Sukoyo kepada Letkol (Arm) Triyadi Indrawijaya. Acara pisah sambut berlangsung di Pendopo Sabha Swagata Blambangan dan dihadiri berbagai tokoh penting daerah.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam sambutannya mengajak semua pihak untuk menjaga sinergi dalam membangun daerah.

    “Selamat datang kepada bapak Letkol Triyadi Indrawijaya. Semoga kedepan kita bisa melanjutkan program baik yang selama ini sudah kami jalankan bersama bapak Letkol (Arh) Joko Sukoyo,” kata Ipuk.

    Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus berkolaborasi demi memberikan pelayanan publik terbaik.

    “Kami pemerintah daerah siap untuk berkolaborasi, bersinergi, dan mari bersama-sama membangun Banyuwangi agar tetap aman, nyaman, dan terus memberikan pelayan publik yang lebih baik untuk masyarakat,” imbuhnya.

    Acara tersebut dihadiri Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono, Plh Sekda Guntur Priambodo, Ketua DPRD I Made Cahyana Negara, Kapolresta Kombes Pol Rama Samtama Putra, Danlanal Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, Anggota DPR RI Sonny Tri Danaparamita, serta tokoh agama dan masyarakat.

    Bupati Ipuk juga memberikan apresiasi khusus kepada Letkol (Arh) Joko Sukoyo atas dedikasinya menjaga kondusifitas daerah.

    “Semoga bapak Letkol Joko Sukoyo beserta keluarga selalu diberi kesehatan, kesuksesan, serta tetap membawa hal-hal baik dari Banyuwangi meski bertugas di tempat yang baru,” ujarnya.

    Selama 1,4 tahun bertugas, Joko Sukoyo berhasil menciptakan dua buku yang terinspirasi dari Banyuwangi.

    “Selama bertugas di sini, Alhamdulillah saya bisa menuntaskan dua buku yang lahir dari pengalaman di Banyuwangi. Saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Bupati, Forkopimda beserta jajaran, dan seluruh mitra kami Banyuwangi atas kebersamaan serta dukungan selama saya bertugas di sini,” jelas Joko.

    Sementara itu, Letkol (Arm) Triyadi Indrawijaya yang sebelumnya menjabat sebagai Danyon Armed 8 Uddhata Yudha Jember menyatakan siap melanjutkan sinergi yang sudah terjalin.

    “Banyuwangi kini sudah menjadi rumah saya. InsyaAllah kami siap berkarya dan bersinergi bersama Ibu Bupati, pemerintah daerah, kepolisian, dan seluruh stakeholder demi Banyuwangi yang aman, maju, dan sejahtera,” jelasnya.

    Adapun Letkol (Arh) Joko Sukoyo kini dipercaya menjabat sebagai Pabandya-2/PNB dan BLU Spaban V/Lakgar Srenaad di Markas Besar TNI AD (Mabesad) Jakarta. [tar/ian]

  • Bupati Ipuk Angkat 4.909 Honorer Banyuwangi Jadi PPPK Paruh Waktu

    Bupati Ipuk Angkat 4.909 Honorer Banyuwangi Jadi PPPK Paruh Waktu

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengangkat 4.909 honorer di lingkungan Pemkab Banyuwangi menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Paruh Waktu. Mereka terdiri atas guru, tenaga kesehatan dan teknis.

    Dengan diangkat menjadi PPPK Paruh Waktu, ribuan honorer tersebut akan menyandang status kepegawaian sebagai Aparatur Sipil Negara.

    “Ada 4 ribu honorer yang akan kami angkat menjadi PPPK Paruh Waktu. Ini sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka dalam mendukung pembangunan daerah. Kami berharap, dengan kebijakan ini kinerja mereka ini terus meningkat dalam melayani publik,” kata Bupati Ipuk, Senin (15/9/2025).

    PPPK paruh waktu adalah pegawai ASN yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja secara paruh waktu dan diberikan upah sesuai dengan ketersediaan anggaran instansi pemerintah.

    Ditambahkan Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Banyuwangi, Ilzam Nuzuli bahwa kebijakan pengangkatan PPPK Paruh Waktu ini menyesuaikan kemampuan fiskal daerah.

    Mereka yang akan diangkat menjadi PPPK paruh waktu merupakan pegawai non-ASN yang pernah mengikuti seleksi PPPK tahap I dan II namun tidak lulus tes.

    “Bagi kabupaten/kota yang tidak memiliki cukup anggaran, mungkin saja hanya mengambil separuh, atau menyesuaikan kemampuan anggaran mereka. Alhamdulillah Bupati Ipuk mengambil kebijakan bagi honorer yang tidak lulus seleksi PPPK tahap I dan II diangkat menjadi PPPK Paruh waktu,” jelas Ilzam.

    Ditambahkan Ilzam, di Banyuwangi terdapat 4.953 honorer yang tidak lulus pada seleksi PPPK tahap I dan II. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.909 orang diusulkan menjadi PPPK paruh waktu.

    “Sisanya sebanyak 44 orang dikeluarkan dari database karena meninggal dunia, tidak aktif bekerja, ataupun juga mereka yang saat ini telah memasuki usia pensiun,” urai Ilzam.

    Sebanyak 4.909 honorer tersebut, saat ini tengah melaksanakan pemberkasan untuk pengusulan penetapan Nomor Induk (NI) PPPK paruh waktu. Mereka terdiri atas 1.541 guru, 259 tenaga kesehatan, dan 3.109 tenaga teknis lainnya.

    Para honorer tersebut wajib melakukan pengisian daftar riwayat hidup (DRH) secara elektronik melalui laman http://sscasn.bkn.go.id , dimulai pada 12-22 September 2025.

    Saat mengisi DRH, mereka wajib mengunggah sejumlah dokumen pendukung. Seperti pas foto terbaru, ijazah dan transkrip nilai asli, surat pernyataan bermaterai, surat keterangan sehat, serta surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).

    “Semua berkas tersebut harus di-scan dari dokumen ASLI berwarna, utuh dan tidak terpotong. Pastikan dokumen yang diunggah memiliki kualitas baik dan dapat terbaca dengan jelas,” kata Ilzam.

    Setelah proses pemberkasan selesai, mereka tinggal menunggu penetapan NIPPPK paruh waktu dari BKN, untuk selanjutnya dilakukan pelantikan oleh bupati.

    “Penetapan NIPPPK paruh waktu dari BKN diperkirakan tidak sampai Oktober. Setelah dari BKN keluar, daerah akan menetapkan SK Bupati. Penempatannya, sementara sesuai dengan formasi yang dipilih saat mendaftar seleksi PPPK,” terang Ilzam. [alr/aje]

  • Bupati Ipuk Lepas 34 Kafilah Banyuwangi ke MTQ Jatim

    Bupati Ipuk Lepas 34 Kafilah Banyuwangi ke MTQ Jatim

    Banyuwangi (beritajatim.com)-Sebanyak 34 kafilah Kabupaten Banyuwangi siap mengikuti MTQ ke-31 Provinsi Jawa Timur yang bakal digelar di Jember. Kegiatan MTQ ke 31 akan berlangsung pada 11-20 September 2025.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melepas langsung keberangkatan mereka bersama Kepala Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Chaironi Hidayat, di Kantor Pemkab Banyuwangi, Jumat (12/9/2025).

    Pada MTQ kali ini, kafilah Banyuwangi mengikuti total 25 cabang lomba. Dimana 15 cabang diikuti oleh kafilah putra dan 10 cabang lomba diikuti oleh kafilah putri. Cabang lomba tersebut di antaranya Tartil Al’quran, Tilawah Al-qur’an, Qiraat Murattal, Qiraat Mujawad, MHQ 1 Juz, MHQ 5 Juz dan MHQ 30 Juz.

    Bupati Ipuk menyampaikan, apresiasi sekaligus motivasi kepada para peserta. “Saya pribadi, dan tentu atas nama Pemkab Banyuwangi menyampaikan rasa bangga dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh kafilah MTQ,” katanya.

    Ia juga berterima kasih kepada semua pihak, termasuk LPTQ, pembina, pendamping, dan panitia, termasuk orang tua yang telah mempersiapkan kafilah hingga siap bertanding.

    Ipuk menambahkan agar peserta tidak menjadikan perjuangan sebagai beban, melainkan menanamkan rasa cinta kepada Al-Qur’an sebagai pegangan hidup.

    “Ini juga bagian syiar untuk terus memotivasi anak-anak Banyuwangi semakin tergerak untuk mencintai Al-Quran,” kata Ipuk.

    Sementara itu Kepala Kemenag Banyuwangi Chaironi Hidayat mengatakan kafilah peserta MTQ Banyuwangi yang berangkat ke sebanyak 34 orang.

    “Peserta terdiri mulai anak-anak, remaja, dewasa baik putra dan putri. Para peserta juga didampingi sejumlah pendamping dan panitia. Kami berharap hasil yang terbaik untuk semua kafilah dari Banyuwangi,” pungkas Choironi. (als/ted)

  • Bupati Banyuwangi Ajak ASN Naik Transportasi Umum Tiap Jumat untuk Dongkrak Pendapatan Sopir

    Bupati Banyuwangi Ajak ASN Naik Transportasi Umum Tiap Jumat untuk Dongkrak Pendapatan Sopir

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemandangan berbeda terlihat di jalanan Banyuwangi pada Jumat pagi (12/9/2025). Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bersama Wakil Bupati Mujiono dan para karyawan Pemkab kompak menggunakan transportasi umum dan ojek online (ojol) saat berangkat kerja.

    Langkah ini merupakan bagian dari gerakan rutin setiap Jumat yang diinisiasi Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan pendapatan para sopir angkutan umum. Bupati Ipuk sendiri tampak memesan transportasi online dari rumah menuju Kantor Pemkab.

    “Hari ini saya ke kantor naik ojol. Ini adalah gerakan yang akan kita rutinkan mulai Jumat ini dan seterusnya. Seluruh karyawan pemkab akan berangkat dan pulang kerja menggunakan moda transportasi publik, baik kendaraan umum maupun ojek online, termasuk layanan pesan antar,” kata Ipuk.

    Menurut Ipuk, gerakan ini diharapkan mampu membantu menambah penghasilan para sopir angkot maupun driver ojol yang saat ini menghadapi penurunan jumlah orderan. “Kami berharap dengan masifnya para karyawan memanfaatkan transportasi umum akan berdampak pada peningkatan pendapatan mereka,” ujarnya.

    Dalam perjalanannya, Ipuk juga menyempatkan berbincang dengan Trisilawati, driver ojol yang mengantarnya. “Sudah enam tahun saya kerja ngojek Bu. Saya ndak malu melakoninya, yang penting halal dan bisa menghidupi lima anak saya,” kata Trisilawati.

    Gerakan ini disambut antusias para sopir angkutan. Siti, driver ojol yang baru empat bulan menjalani profesinya, mengaku sangat terbantu. “Di tengah banyak turunnya orderan akhir-akhir ini, program ini sangat membantu kami, bisa untuk menambah pendapatan. Orderan makin banyak kalau tiap Jumat dirutinkan kegiatan ini,” ungkapnya.

    Hal senada juga disampaikan Ian, driver ojol lain yang berterima kasih atas inisiatif Pemkab Banyuwangi. “Terima kasih Bu Ipuk karena memperhatikan kami. Semoga gerakan ini berlangsung rutin sehingga menambah orderan kami,” katanya.

    Sebelumnya, Pemkab Banyuwangi juga telah melaksanakan program angkutan sekolah gratis dengan melibatkan puluhan sopir angkot untuk mengangkut pelajar setiap hari. Program ini disebut Ipuk terbukti menambah pendapatan para sopir angkot.

    “Alhamdulillah, program ini terbukti mampu menambah pendapatan para mereka,” kata Ipuk. [alr/beq]

  • Ratusan Agen Perlinsos Jalani Pelatihan Pilot Project Digitalisasi Bansos Nasional di Banyuwangi

    Ratusan Agen Perlinsos Jalani Pelatihan Pilot Project Digitalisasi Bansos Nasional di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi resmi ditunjuk pemerintah pusat sebagai lokus pilot project digitalisasi program perlindungan sosial (perlinsos) nasional. Penunjukan ini merupakan mandat Presiden Prabowo kepada Menteri Sosial bersama Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah (KPTDP) untuk meningkatkan ketepatsasaran bantuan sosial.

    “Tiga pesan kunci Presiden kepada Menteri Sosial: Pemanfaatan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), Sekolah Rakyat, dan Bantuan Sosial Tepat Sasaran,” kata Andy Kurniawan, Tenaga Ahli Menteri Sosial.

    Sebagai persiapan, ratusan agen perlinsos dilatih intensif agar memahami penggunaan Portal Perlinsos, platform digital yang memudahkan masyarakat mendaftar bansos secara mandiri melalui ponsel atau dengan bantuan agen.

    “Sistem ini dirancang agar memudahkan masyarakat dalam mendaftar program bantuan sosial dan agen perlinsos dalam membantu pendaftaran masyarakat yang membutuhkan pendampingan,” jelas Andy.

    Agen perlinsos terdiri dari 167 pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan 25 tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK). Mereka mengikuti Bimtek Training of Trainer (TOT) selama tiga hari di Banyuwangi pada 9–11 September 2025 yang digelar oleh tim Gugus Tugas KPTDP.

    “Kita intensifkan pendampingan ke pendamping PKH, TKSK, tim Resolution Center Kab. Banyuwangi. Karena rencana pendaftaran untuk masyarakat Banyuwangi nanti di akhir September. Jadi kita lakukan mulai persiapkan dari sekarang,” ujar Fathur Rahman Utomo, Dewan Ekonomi Nasional.

    Ia menegaskan bahwa pendaftaran di Banyuwangi ditujukan untuk penerima bansos tahun 2026, sementara penetapan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) 2025 tetap menggunakan metode lama.

    Pilot project ini terdiri dari empat tahap, mulai dari pendaftaran masyarakat, seleksi kelayakan, pemberitahuan hasil, hingga mekanisme sanggahan. Proses seleksi akan menggunakan formulasi kriteria kelayakan yang disusun pakar kemiskinan berbasis data lintas kementerian dan lembaga untuk memperkuat DTSEN.

    ”Selain Portal Perlinsos memudahkan pendaftaran, Bapak/Ibu agen perlinsos tidak perlu berusaha menjelaskan alasan kenapa pendaftar nanti diterima atau ditolak. Bapak/Ibu cukup fokus pada registrasi saja, kelayakan akan ditentukan oleh sistem yang formulanya dibantu oleh para pakar kemiskinan, yang nantinya akan dievaluasi secara bertahap,” terang Rahmat Danu Andika, Principal Govtech Expert, Dewan Ekonomi Nasional.

    Salah satu pendamping PKH, Tanti dari Kecamatan Glagah, menilai program ini praktis dan mudah diakses. “Pendaftaran cukup satu–dua menit, warga sudah bisa mendaftar. Nanti tinggal menunggu hasilnya sekitar satu bulan,” ujarnya.

    Pada tahap pemberitahuan hasil, pendaftar akan menerima notifikasi diterima atau tidaknya melalui Portal Perlinsos, lengkap dengan alasan jika tidak lolos. Warga yang keberatan bisa langsung mengajukan sanggahan secara daring.

    “Kami memberikan kesempatan untuk menyanggah. Sudah kami atur di program ini,” tambah Andika.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan kesiapan daerahnya mendukung penuh pilot project ini. Pemkab akan menggerakkan agen tambahan agar warga tanpa akses teknologi tetap bisa terlayani.

    “Kami bersepakat agen tidak hanya pendamping dari PKH dan TKSK, namun kader Dasa Wisma hingga operator desa juga akan kami latih sebagai agen bagi warga yang tidak mendaftar mandiri. Jadi warga tidak perlu bingung mencari siapa pendamping PKH di wilayahnya, namun bisa langsung ke desa,” kata Ipuk. [alr/beq]

  • ISI Surakarta Resmi Dibuka di Banyuwangi, Bupati Ipuk: Wujudkan Mimpi Para Seniman

    ISI Surakarta Resmi Dibuka di Banyuwangi, Bupati Ipuk: Wujudkan Mimpi Para Seniman

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Perjuangan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bersama para seniman selama bertahun-tahun akhirnya terwujud, dengan dimulainya perkuliahan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta di Banyuwangi.

    Telah lama para seniman dan budayawan di Banyuwangi memiliki harapan ada kampus seni di Bumi Blambangan.

    “Ini merupakan harapan bertahun-tahun dari para seniman dan budayawan, agar ada kampus seni di Banyuwangi,” ungkap Ipuk saat menghadiri inaugurasi mahasiswa baru kampus ISI Surakarta kelas Banyuwangi bersama Rektor ISI Surakarta Prof. I Nyoman Sukerna di Jl. Dr. Soetomo Banyuwangi, Kamis (11/9/2025).

    Sejak dekade 90-an wacana untuk mendirikan kampus seni di Banyuwangi telah dilontarkan oleh budayawan dan pegiat seni. Kekayaan potensi seni dan budaya di ujung timur Jawa itu menjadi salah satu pemicu mimpi tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan. Akhirnya di era kepemimpinan Ipuk, mimpi itu kini bisa terwujud.

    “Alhamdulillah, atas dukungan para seniman dan banyak pihak, kami berhasil meyakinkan ISI Surakarta untuk bisa membuka cabang perkuliahan di Banyuwangi. Ini dedikasi untuk para seniman Banyuwangi, utamanya para seniman yang telah mendahului kita,” terang Ipuk.

    Ipuk mengatakan, sambil perkuliahan berjalan Pemkab Banyuwangi akan melengkapi berbagai fasilitas.

    ISI Banyuwangi membuka Fakultas Pertunjukan dengan Prodi Ethnomusikologi dan Tari untuk perkuliahan Strata Satu (S1). Ke depan akan terus berkembang dengan berbagai prodi dan fakultas lainnya.

    “Semoga dari kampus ini akan melahirkan generasi seniman-seniman Banyuwangi dan Indonesia yang handal,” harap Ipuk.

    Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Hasan Basri menyambut antusias dibukanya ISI Surakarta di Banyuwangi tersebut. “Cita-cita yang lama diimpikan ini akhirnya terwujud. Kita perlu mendukung bersama-sama suksesnya ISI Banyuwangi ini,” pintanya.

    Satu praktisi seni yang turut mengajar, Elvin Hendrata menjelaskan, ISI Banyuwangi nantinya akan dikolaborasikan antara para pengajar dari Surakarta, maupun dengan para praktisi seni di Banyuwangi. Sejumlah seniman dijadwalkan mengajar.

    Di antaranya maestro tari Subari Sufyan, Suko Prayitno, M. Ikhwan hingga Adlin Mustika Alam. Selain itu juga ada sejumlah musisi tradisi yang ikut mengajar. Seperti Juwono, Elvin Hendrata, Pungky Hartono dan lainnya.

    “Ini akan menjadi candradimuka untuk mendedar para seniman di Banyuwangi. Tak hanya belajar secara otodidak, tapi juga secara akademis. Sehingga ruh seni Banyuwangi akan semakin kokoh,” jelasnya. [tar/ian]

  • Pelari Jerman Kagumi Keindahan dan Tantangan Banyuwangi Ijen Green Trail Run 2025

    Pelari Jerman Kagumi Keindahan dan Tantangan Banyuwangi Ijen Green Trail Run 2025

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Banyuwangi Ijen Green Trail Run, yang digelar 6–7 September 2025, memberikan kesan tersendiri bagi ratusan pelari dari dalam dan luar negeri. Para peserta sangat terkesan dengan rute yang disuguhkan dengan menawarkan kombinasi tantangan fisik hingga panorama Geopark Gunung Ijen yang mendunia.

    Tahun ini, 378 pelari ambil bagian dalam kompetisi yang masuk dalam kalender Asia Trail Master itu. Peserta datang dari berbagai negara, seperti Singapura, Jepang, China, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, Filipina, Mesir, Prancis, Belanda, hingga Jerman. Pelari dari berbagai kota di Indonesia turut meramaikan ajang ini.

    Mereka terbagi dalam empat kategori, yakni 8 km, 14 km, 25 km, dan 50 km.

    Seperti yang dirasakan Thimo Kilberth (51), pelari asal Jerman yang berhasil menjadi juara pertama kategori master men 25 km. Thimo mengaku kagum dengan keindahan sekaligus beratnya rute yang ditawarkan Banyuwangi Ijen Green Trail Run.

    “Lintasannya berat, tapi sangat indah. Apalagi saat naik ke kawah Ijen. Semuanya luar biasa,” ujarnya usai meraih garis finish.

    Bagi Thimo, pengalaman berlari di Banyuwangi sangat berbeda dibandingkan event trail run lain di berbagai negara. Fenomena alam seperti Blue Fire Kawah Ijen serta jalur menembus Gunung Ranti menjadi nilai tambah yang sulit ditemui di tempat lain.

    Sejak garis start, para pelari sudah dihadapkan dengan trek menantang. Jalur yang dilalui bervariasi mulai dari jalan setapak, jalur berbatu, tanjakan curam, hingga turunan ekstrem yang menguji daya tahan fisik dan mental.

    Meski demikian, kelelahan mereka terbayar oleh pemandangan indah berupa perkebunan hijau, hutan pinus, kebun kopi, hingga padang ilalang yang terbentang di sepanjang lintasan.

    Sama halnya dengan pelari asal Jember yang keluar sebagai juara umum kategori 50 km men, Akhmad Nizar juga mengaku banyak kesan positif yang didapat selama mengikuti event.

    “Treknya sangat menantang, komplit lewat Gunung Ranti dan Ijen. Wisatanya juga makin bagus dan ramai,” ungkapnya.

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang hadir langsung menyerahkan hadiah bagi para pemenang. Pihaknga mengatakan ajang ini bukan sekadar ajang olahraga. Menurutnya, Banyuwangi Ijen Green Trail Run juga menjadi bagian dari promosi pariwisata berbasis sport tourism.

    “Jalur yang dilewati masuk dalam site Geopark Ijen. Kami ingin menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan sekaligus menguatkan branding Banyuwangi yang menekankan kekuatan alam, budaya, dan keberlanjutan,” kata Ipuk.

    Menurut Ipuk pesona Geopark Ijen yang unik dipadukan dengan jalur ekstrem, membuat ajang ini bukan hanya tantangan olahraga, tetapi juga pengembangan wisata daerah.

    Pemenang Ijen Green Trail Run 2025.

    Kategori 50 KM (Men)
    1. Akhmad Nizar (Jember)
    2. Enjelius Barung (Flores)
    3. Nobou Mori (Jepang)

    Kategori 50 KM (Women)
    1. Dian Pradina (Bali)
    2. Wong Yin Hong (Singapura)
    3. Fauziah (Palu)

    Kategori 25 KM (Umum Men)
    1. Wildan Yusuf (Banyuwangi)
    2. Ikmal Manggala (Malang)
    3. I Rahmad Faisal (Blitar)

    Kategori 25 KM (Umum Women)
    1. Nur Anisa (Banyuwangi)
    2. Citra Aprilia (Bali)
    3. –

    Kategori 25 KM (Master Men)
    1. Thimo Kilberth (Jerman)
    2. Laurent Roeykens (Belgia)
    3. I Rifki (Surabaya)

    Kategori 25 KM (Master Women)
    1. Eni Mardijanti (Sleman)
    2. Liesdawati (Makasar)
    3. Liga Wiratama (Surabaya)

    Kategori 14 KM (Men)
    1. Mohammad Ikhwan (Banyuwangi)
    2. Wawang Aruanda (Banyuwangi)
    3. Muhammad Diov (Samarinda)

    Kategori 14 KM (Women)
    1. Bintan Pratiwi (Malang)
    2. Andinna Martadinova (Depok)
    3. Yuka Kanai (Jepang)

    Kategori 8 KM (Men)
    1. Muhamad Ardy (Blitar)
    2. Akhmad Nizar (Bontang)
    3. Muhammad Rifky (Surabaya)

    Kategori 8 KM (Women)
    1. Isaura Nur Saidah (Banyuwangi)
    2. Fidyan Magfirotunnisa (Jombang)
    3. Valencia Ichwandi (Bondowoso)

    [alr/aje]

  • Endhog-endhogan, Tradisi Warga Banyuwangi Peringati Maulid Nabi Muhammad

    Endhog-endhogan, Tradisi Warga Banyuwangi Peringati Maulid Nabi Muhammad

    Liputan6.com, Jakarta Setiap memasuki bulan Rabiul Awal kalender Hijriyah, warga Banyuwangi menggelar tradisi endhog-endhogan. Tradisi mengarak ribuan telur ini dilakukan hampir di seluruh pelosok Banyuwangi untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

    Dalam tradisi ini, telur rebus dihias dengan bunga kertas lalu ditancapkan di batang pohon pisang berhias (jodhang). Jodhang tersebut kemudian diarak keliling kampung atau ditaruh di masjid, sambil diiringi pembacaan selawat, barzanji, zikir, serta doa bersama.

    Tradisi turun-temurun ini sudah berlangsung sejak lama dan diwariskan lintas generasi sebagai wujud cinta kepada Nabi Muhammad.

    Salah satu perayaan meriah terlihat di Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Jumat (5/9/2025).

    Ribuan warga tumpah ruah mengikuti pawai endhog-endhogan sejauh 2,2 km dari Masjid Baiturrahman menuju Kantor Desa Kembiritan, membawa aneka jodhang telur hias dengan iringan rebana dan lantunan selawat.

    Pawai ini menyuguhkan beragam kreasi atraktif bernuansa islami. Ornamen-ornamen megah seperti replika Kabah, perahu tumpeng telur, pohon kurma, hingga unta beserta penunggangnya. Warga juga membawa plakat berisi nama Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan keluarga beliau, disertai berbagai replika lain yang kian menyemarakkan suasana.

    “Endhog-endhogan ini bukan hanya sekadar festival yang penuh kemeriahan, tetapi juga menjadi wujud cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Ipuk mengapresiasi atas semangat kebersamaan, gotong royong, dan keguyuban warga yang menjaga tradisi endhog-endhogan ini.

    “Mudah-mudahan kita semua yang hadir di sini, yang menyemarakkan festival endhogan, kelak mendapat syafaat Rasulullah SAW kelak,” harapnya.

    Dalam kesempatan itu, Ipuk juga berpesan kepada masyarakat Banyuwangi untuk terus menjaga keamanan, kenyamanan, dan kondusifitas daerah.

    Salah satu atraksi yang menyita perhatian adalah replika perahu tumpeng raksasa berisi sekitar 1.500-2.000 telur hias karya warga Dusun Krajan Dua. Perahu itu berukuran 6-7 meter, dibuat dengan gotong royong 30-40 warga selama seminggu penuh.

    “Kami buat secara swadaya dengan menghabiskan biaya sekitar Rp7 juta, melibatkan 30-40 orang. Kita kerjakan mulai pagi, sore, dan malam selama seminggu. Apa yang kita lakukan ini untuk menyemarakkan Festival Endhog-endhogan,” kata koordinator warga, Taufiq Hidayat.

    Panitia Festival Endhog-endhogan Kembiritan, Guntur, mengatakan tradisi tahun ini berlangsung lebih meriah di banding sebelumnya. Tercatat ada 221 kreasi dari tujuh dusun di Kembiritan yang ditampilkan.

    “Alhamdulillah setiap tahun tradisi turun temurun ini selalu bertambah meriah, apalagi Endhog-endhogan Kembiritan ini sudah dua tahun ini masuk dalam kalender Banyuwangi Festival (B-Fest),” kata Guntur yang juga Ketua Takmir Masjid Baiturrahman.

    Festival ini diikuti lebih dari 1.000 peserta. Usai pawai, festival dilanjutkan dengan pembacaan zikir maulid dan pengajian umum di Masjid Baiturrahman.

    “Sebelumnya, juga diawali dengan gerakan membaca 1000 selawat yang sudah kami lakukan sejak awal Rabiul Awal atau yang jatuh pada 25 Agustus lalu,” kata Guntur.

  • Bupati Ipuk Sambut Pembukaan Jalur Gumitir dengan Gembira, Ingatkan Pengendara Tetap Berhati-hati

    Bupati Ipuk Sambut Pembukaan Jalur Gumitir dengan Gembira, Ingatkan Pengendara Tetap Berhati-hati

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Jalur Gumitir yang sempat ditutup total lebih sebulan, sejak 24 Juli lalu kini bisa kembali dilewati kendaraan mulai Kamis (4/9/2025) pukul 00.00 WIB.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyambut dibukanya jalur utama dan satu-satunya penghubung Banyuwangi-Jember ini dengan penuh rasa syukur.

    Menurutnya, jalur tersebut sangat vital bagi kelancaran transportasi masyarakat. Selama jalan nasional ini ditutup, arus ekonomi dan logistik terhambat karena kendaraan harus memutar cukup jauh melewati Situbondo.

    “Alhamdulillah kita bersyukur jalur Gumitir sudah bisa dilewati. Mudah-mudahan transportasi masyarakat, ekonomi, logistik, dan sebagainya lebih cepat dan lancar kembali,” kata Ipuk, Kamis (4/9/2025).

    Meski begitu, Ipuk mengingatkan dan mengimbau para pengendara agar selalu berhati-hati. Sebab, risiko kecelakaan tak hanya dipengaruhi infrastruktur tetapi juga faktor kelalaian manusia.

    “Walaupun jalur sudah diperbaiki, saya pesan tetap waspada. Apalagi saat malam hari atau kondisi hujan, mohon selalu hati-hati,” imbau Bupati Ipuk.

    Sementara Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali, Javid Hurriyanto mengatakan, pembukaan jalur pada 4 September masih bersifat fungsional. Kendaraan bisa melintas, tetapi pekerjaan lanjutan terus dilakukan sampai masa kontrak habis hingga 31 Desember.

    “Prinsipnya, yang kemarin kita tutup kini kita buka kembali. Meski begitu, ada pekerjaan minor yang tetap harus diselesaikan sesuai kontrak kerja hingga 31 Desember,” ujar Javid.

    Javid menegaskan, titik longsoran di KM 233+500 dan KM 235+650 jalur Gumitir sudah aman dilalui. Pekerjaan penguatan badan jalan dengan bore pile telah rampung lebih cepat pada 17 Agustus. Termasuk pengaspalan di titik longsoran sudah rampung.

    Semula, jalur Gumitir dijadwalkan kembali dibuka pada 24 September. Namun percepatan pekerjaan di lapangan memungkinkan jalur vital tersebut bisa difungsikan lebih awal atau sekitar 20 hari dari rencana.

    “Kenapa kemarin ditutup, karena alat berat untuk pekerjaan bore pile menutup penuh badan jalan. Jadi kendaraan tidak bisa melintas,” sambung dia.

    Alat berat sudah dipindahkan setelah pekerjaan bore pile rampung, sehingga badan jalan bisa terbuka kembali. Mobilitas dari Banyuwangi menuju Jember dan sebaliknya bisa kembali lancar seiring berfungsinya jalur strategis tersebut.

    Meski demikian, pengguna jalan diminta tetap berhati-hati. Petugas akan berjaga di lapangan untuk mengatur lalu lintas selama masa open traffic fungsional.

    “Karena operasional penuh kami target Desember. Selama itu kami harap pengendara hati-hati dan mengikuti arahan petugas,” pungkasnya. [tar/ian]

  • Mahasiswa Cipayung Plus Banyuwangi Pilih Jalur Dialog, Sampaikan 13 Tuntutan ke Bupati dan DPRD

    Mahasiswa Cipayung Plus Banyuwangi Pilih Jalur Dialog, Sampaikan 13 Tuntutan ke Bupati dan DPRD

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus Banyuwangi memilih jalur dialog untuk menyalurkan aspirasi secara terbuka. Cipayung plus yang terdiri dari berbagai organisasi mahasiswa tersebut berdialog langsung kepada eksekutif dan legislatif demi menjaga kondusifitas daerah di Gedung DPRD Banyuwangi, Rabu (3/9/2025).

    Organisasi mahasiswa yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), audiensi bersama Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan jajaran DPRD. Dalam audiensi tersebut mereka sepakat bersama-sama menjaga kedamaian Banyuwangi.

    Turut hadir dalam kegiatan audiensi Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, Dandim 0825/Banyuwangi Letkol Arh Joko Sukoyo, dan Danlanal Letkol Laut (P) Muhammad Puji Santoso.

    Ketua PC PMII Banyuwangi, Muhammad Haddad Alwi Nasyafiallah mengatakan, langkah ini merupakan sikap intelektual mahasiswa. Mereka ingin tetap kritis namun menjaga stabilitas daerah.

    “Sebagai organisasi intelektual, kami Cipayung Plus Banyuwangi bersepakat ini adalah cara-cara intelektual yang kami lakukan, dan semangat kami menjaga Banyuwangi, kabupaten yang kami cintai,” kata Nasya.

    Dalam audiensi terdapat 13 tuntutan yang disampaikan mahasiswa dalam aspirasi. Beberapa di antaranya meminta pemerintah pusat mengesahkan RUU Perampasan Aset, meminta reformasi Polri, reformasi birokrasi, menuntut pembatasan periodisasi DPR, penghapusan tunjangan DPR, serta berbagai isu lain di daerah. Semuanya disampaikan secara tertulis kepada Pemkab dan DPRD Banyuwangi.

    Bupati Ipu pun mengapresiasi sikap mahasiswa yang lebih memilih jalur dialog. “Semua ini demi kebaikan dan masyarakat Banyuwangi. Kami atas nama pemerintah daerah sangat mengapresiasi dan mendukung apa yang diusulkan oleh teman-teman semuanya dari kelompok Cipayung Plus ini,” kata Ipuk.

    Dari 13 tuntutan mahasiswa yang disuarakan, sebagian bisa langsung dieksekusi di tingkat Banyuwangi. Beberapa usulan berkaitan dengan pendidikan dan pelayanan publik yang telah berjalan sebelumnya.

    Sementara Ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara mengucapkan terimakasih kepada para mahasiswa yang telah menyampaikan aspirasinya dengan cara yang elegan dan santun. Pihaknya berjanji akan meneruskan tuntutan mahasiswa ke pemerintah pusat.

    “Kami berkomitmen menindaklanjuti tuntutan mahasiswa, mana yang menjadi bagian kewenangan kita di daerah maupun yang harus diteruskan ke pemerintah pusat,” jelas Made. [kun]