Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Jelang Lebaran, Kontrak Kerja PPPK Banyuwangi Diperpanjang

    Jelang Lebaran, Kontrak Kerja PPPK Banyuwangi Diperpanjang

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Menjelang lebaran, ribuan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Banyuwangi bisa bernafas lega. Mereka tersenyum lebar lantaran Pemerintah Kabupaten Banyuwangi baru saja memperpanjang kontraknya.

    Tapi, ada syaratnya yaitu mereka kudu bekerja keras di masa perpanjangan kontrak berikutnya. Setidaknya ada 2.131 PPPK yang mendapatkan perpanjangan kontrak tersebut.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, pihaknya sengaja memberi perpanjangan kontrak PPPK, lantaran ingin pembangunan terus meningkat. Meskipun, keterbatasan fiskal daerah masih membekap.

    “Harapannya agar honorer yang telah diangkat PPPK bisa bekerja keras bersama kami menuntaskan masalah pembangunan,” kata Bupati Ipuk.

    Ribuan PPPK tersebut berasal dari formasi tahun 2021. Mereka mendapatkan perpanjangan kontrak setelah menjalani kontrak kerja selama 2 tahun. “Mereka akan diperpanjang kontrak selama 3 tahun ke depan,” ungkapnya.

    Langkah itu, kata Ipuk, diambil lantaran pihaknya ingin ASN membantu percepatan penanganan program Banyuwangi. Termasuk mengenai masalah pendidikan dan kesehatan.

    “Bapak ibu harus banyak bersyukur. Masih ada ribuan honorer yang belum diangkat. Untuk itu, kami berharap PPPK terus meningkatkan kerjanya,” ujarnya.

    Tak hanya itu, lanjut Ipuk, tenaga PPPK juga harus turut mendukung penuntasan kemiskinan. Program tersebut merupakan salah satu prioritas kerja utama Banyuwangi. “PPPK kita libatkan dalam berbagai upaya penanganan kemiskinan. Dan itu akan menjadi penilaian perpanjangan kontrak,” tegasnya.

    Banyuwangi telah menetapkan tujuh prioritas penanganan kemiskinan yang harus diselesaikan di level desa. Di antaranya adalah penuntasan anak miskin tidak/putus sekolah, penanganan bumil dan balita kurang gizi, penanganan warga miskin yang tidak bisa mengakses pengobatan, penanganan lansia sebatang kara dan penanganan rumah warga miskin tidak layak huni. [rin/suf]

  • Nuzulul Quran, Pemkab Banyuwangi Undang Abdul Qodir bin Ziad Ba’abud

    Nuzulul Quran, Pemkab Banyuwangi Undang Abdul Qodir bin Ziad Ba’abud

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dai asal Probolinggo, bergelar Habib Abdul Qodir bin Ziad Ba’abud mengisi tausyiah di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi. Kedatangannya tentu atas undangan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mengisi rangkaian peringatan Nuzulul Quran.

    Hadir ratusan ASN dan juga puluhan hafidzah di acara tersebut. Rangkaian acara lainnya yakni khotmil Quran oleh para hafidzah sepanjang Rabu (27/3/2024) kemarin.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berharap kepada para ASN untuk bisa mengambil hikmah dari peringatan turunnya Al-Quran tersebut. Harapan lain, nantinya bisa meningkatkan kualitas kepribadian sekaligus menambah kualitas kinerjanya.

    “Mari kita ambil hikmah dari peringatan Nuzulul Quran ini, sehingga kita bisa lebih bersemangat lagi untuk mengabdikan diri kepada masyarakat Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

    Al-Quran, kata Ipuk, merupakan kitab suci yang penuh inspirasi dan memberi berkah bagi setiap pembacanya. Begitu juga Banyuwangi, yang sukses meraih beragam keberhasilan, juga tak lepas dari berkah para pembaca Quran.

    “Berkat doa para hafidzah, para pembaca Quran, para kiai, habaib dan lain sebagainyalah yang menyempurnakan ikhtiar kita,” tegas Ipuk.

    Sementara itu, Habib Abdul Qodir bin Ziad Ba’abud dalam tausyiah nya menyampaikan, ada banyak manfaat dan hikmah dari Al-Quran. Hikmah itu di antaranya adalah sebagai afdlalu-l-ibadah.

    “Saya rangkum ada 6, yaitu Ibadah sunnah yang utama, dikumpulkan para nabi, penolong dalam alam kubur, menjadi cahaya di langit, menjadi penenang hidup dan obat hati dari segala kegundahan,” pungkasnya.

    Di akhir ceramah, Habib Abdul Qodir bin Ziad Ba’abud memberikan kuis kepada para jamaah dengan pertanyaan dari seputar materi tausiyahnya. Jamaah yang beruntung mendapat hadiah dari Bupati Ipuk Fiestiandani.

    Hadiahnya, ada sarung, kerudung dan uang tunai. Membuat suasana semakin riang.

    Acara kemudian ditutup dengan doa oleh KH. Suyuthi Thoha. Lantas dilanjutkan dengan buka puasa serta salat Magrib berjamaah. [rin/beq]

  • Bupati Banyuwangi Undang Hafidzah Peringati Nuzulul Quran

    Bupati Banyuwangi Undang Hafidzah Peringati Nuzulul Quran

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Khotmil Quran serentak saat peringatan Nuzulul Quran. Acaranya, mulai dari kelurahan, kecamatan, puskesmas, dinas hingga pendopo Shaba Swagata Blambangan

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut, kegiatan kali ini yakni turut mengagungkan turunnya kitab suci Al-Quran. Sehingga, tujuannya bermaksud untuk menjadi penyempurna ikhtiar untuk pembangunan daerah.

    “Kegiatan ini adalah bagian dari ikhtiar memohon keberkahan dari Allah. Dengan berkah turunnya Al-Qur’an dan doa dari orang-orang yang dekat dengan Allah harapannya Banyuwangi bisa melewati berbagai tantangan dan kondisi sulit dengan baik,” ungkap Ipuk.

    Secara khusus dalam pelaksanaan Khotmil Quran di Pendopo ini yakni bil-ghoib atau secara hafalan oleh para hafidzah (penghafal quran perempuan) yang tergabung di Jamiyah Qura’ wal Huffadz (JQH) NU Banyuwangi. Di antaranya dihadiri Nyai Hj. Saadatul Ukhrowiyah Askandar dari PP. Mambaul Ulum Sumberberas (Muncar), Nyai Nikmatur Rohmah (Ketua JQH Banyuwangi), Nyai Nasiroh, Nyai Kholifah, serta sejumlah ibu nyai lainnya.

    Bupati Ipuk juga tampak di antara para hafidzah yang sedang mengkhatamkan Quran. Ia terlihat khusyu menyimak bacaan para hafidzah tersebut. Dalam sehari itu, berhasil dikhatamkan sebanyak sepuluh kali.

    Sedangkan Khotmil Quran yang dilaksanakan di kantor pemerintah dilakukan oleh sebagian karyawan dan juga para ustaz. Mereka secara bersama-sama menghatamkan Quran mulai pukul 08.00 hingga menjelang sore.

    “Dengan berkah Khotmil Quran ini semoga Banyuwangi semakin maju dan sejahtera, senantiasa terjaga dan aman sentosa,” jelas Ipuk.

    Khotmil Quran ini akan dipuncaki dengan doa bersama yang dipusatkan di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan dengan dipimpin Habib Abdul Qodir Bin Zaid. Kegiatan juga dirangkai dengan sholat Magrib berjamaah, buka puasa dan sholat tarawih bersama. [rin/aje]

  • Potret Jumhari, Lansia Sebatang Kara di Banyuwangi

    Potret Jumhari, Lansia Sebatang Kara di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Jumhari, kakek berusia 84 tahun hidup sebatang kara di rumahnya di Dusun Sawahan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi. Tak hanya hidup sendiri, dia juga dalam kondisi sakit.

    Kondisi itu, dia alami sejak istrinya meninggal 7 tahun lalu. Sejauh ini, ada keponakannya yang menemani meski tak menentu.

    Di situasi seperti ini, bagaimana anak-anaknya, keberadaannya dan mereka tinggal. Ya, Jumhari sebenarnya punya anak, tapi mereka tidak di Banyuwangi.

    Jumhari mengatakan, anak-anaknya tinggal luar Jawa. Saat ini, kondisinya sakit dan tak mampu bekerja lagi.

    Beruntung, kakek ini mendapat bantuan sembako dari pemerintah, pemerintah desa, dan masyarakat sekitar. Jumhari juga mendapat perawatan kesehatan rutin dari Puskesmas setempat.

    Tak hanya itu, keramahan Jumhari semasa sehat membawa berkah baginya. Karena, tetangganya pun tak segan membantu dalam kondisinya saat ini.

    “Kalau dapat bantuan sembako, yang masakkan ya tetangga-tetangga di sini. Yang bersihkan rumah saya juga tetangga. Mereka juga membantu saya kalau ada apa-apa, termasuk rutin mengantarkan saya berobat ke puskesmas,” kata Jumhari.

    Melihat kondisi itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang menjenguk Jumhari merasa tersentuh. Namun, di sisi lain dirinya bangga lantaran warga sekitar rukun dan pemerintah setempat cukup tanggap.

    “Saya sangat senang melihat kerukunan dan budaya saling bantu warga kampung sini. Terima kasih orang-orang baik,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sela kegiatan Safari Ramadan.

    Ipuk juga memberi pesan kepada Jumhari untuk terus semangat. Terutama dalam menjaga pola makan dan kesehatan.

    “Tetap semangat, kalau ada apa-apa bilang ke petugas Puskesmas” kata Ipuk.

    Puskesmas dan Kecamatan juga diminta agar rutin menjenguk Jumhari. Karena ini bagian dari usaha pemerintah untuk memastikan kondisi kesehatan lansia di Banyuwangi.

    Termasuk, program layanan Jemput Bola Rawat Warga di Banyuwangi terus digalakkan dalam melayani kesehatan serta pemeriksaan ke rumah-rumah warga secara rutin. Khususnya bagi lansia dan mereka yang tidak mampu berobat ke luar rumah.

    “Layanan kesehatan terus kami dorong, sekaligus mengintensifkan layanan keliling ke rumah-rumah warga,” kata Ipuk.

    Tak lupa, Ipuk juga mengapresiasi kepada masyarakat yang peka terhadap lingkungan sekitarnya. Apapun bentuk keluhan mengenai layanan masyarakat agar dapat lapor ke pemerintah setempat.

    “Kami minta apabila masyarakat menemukan lansia yang tinggal sebatang kara, atau ada anak putus sekolah melapor ke desa atau kecamatan, agar segera mendapat tindakan,” pungkasnya. [rin/beq]

  • Bupati Banyuwangi Respon Cepat Perkembangan Virus Seni Global

    Bupati Banyuwangi Respon Cepat Perkembangan Virus Seni Global

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Di tengah kuatnya komitmen masyarakat Banyuwangi dalam melestarikan seni budaya ada terselip perhatian lain yang harus direspon cepat. Secara khusus Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bahkan berpesan kepasa egenap seniman dan budayawan untuk senantiasa merespon perkembangan dunia seni global.

    Saat ini, kata Ipuk, adanya perkembangan seni kontemporer merupakan keniscayaan yang tak bisa dihindari. Namun, kondisi itu harus tetap dibina agar tak melenceng dari norma yang berlaku.

    “Karena virus budaya global sekarang sangat mudah diakses. Maka tugas kita semua untuk mengimbanginya dengan tetap mengenalkan dan menghadirkan seni, budaya dan adat istiadat lokal agar tidak hilang,” ungkap Bupati Ipuk, Selasa (26/3/2024).

    Meski, kata Ipuk, Banyuwangi khususnya seni dan kebudayaannya kini mendapat apresiasi luas dari masyarakat dunia. Bahkan, kerap diundang dalam forum-forum kebudayaan di level internasional.

    Akan tetapi, Bupati Ipuk menekankan jangan sampai terlena. Kekompakan untuk tetap melestarikan seni budaya menjadi pondasi penting untuk menangkal virus seni global.

    “Seniman dan budayawan yang saling kompak, berkolaborasi bersama-sama pemerintah daerah untuk terus melestarikan dan memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan,” ujarnya.

    Banyuwangi, kata Ipuk, harus kuat menjaga seni dan budayanya. Untuk itu, kolaborasi dan inovasi harus tetap memperhatikan nilai dari kebudayaan itu sendiri.

    “Anak-anak kita ini sekarang sedang tergerus oleh kecanggihan teknologi informasi, maka tanpa dukungan dari semuanya para pelaku seni dan budaya, anak-anak kita tidak akan mungkin mengenal lagi yang namanya tari gantung tidak akan mungkin mengenal lagi seni budaya yang lain,” pungkasnya. [rin/suf]

  • Karya Seniman dan Budayawan Banyuwangi Tersohor di Dunia

    Karya Seniman dan Budayawan Banyuwangi Tersohor di Dunia

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku mendapatkan banyak undangan dari berbagai negara untuk mendatangkan sejumlah kesenian maupun produk budaya daerahnya. Kondisi itu tak terlepas makin tersohornya kesenian, kebudayaan hingga pariwisata di mata dunia.

    Akan tetapi, ajakan itu justru belum bisa diterima semuanya lantaran ada persoalan yang masih membekap di Pemkab Banyuwangi. Permasalahan itu yakni mengenai anggaran yang terbatas sehingga belum dapat mengirim perwakilan dari daerah untuk datang ke sejumlah negara.

    “Jadi setiap negara ada Indonesia Event begitu, biasanya kedutaan besar itu mengundang hadirkan seni dan budaya daerah. Dan Banyuwangi ini sangat tersohor ya bagi duta besar,” ungkap Bupati Ipuk di sela pemberian tali asih bagi seniman, budayawan dan pelaku wisata, Selasa (26/3/2024).

    Banyuwangi, kata Ipuk, juga pernah menjadi tuan rumah festival budaya di Kemenlu, sehingga bukan tidak mungkin seni dan budaya Banyuwangi cukup dikenal oleh masyarakat dunia. “Sehingga, para duta besar menganggap Banyuwangi layak untuk diundang di sana,” katanya.

    Ipuk menjelaskan, untuk menyikapi banyaknya permintaan dan undangan itu, pihaknya bekerjasama dengan Ikatan Keluarga Banyuwangi di luar negeri maupun perkumpulan mahasiswa untuk bisa memenuhi undangan tersebut.

    “Kita lakukan kordinasi dan kolaborasi dengan warga Banyuwangi di luar negeri untuk menghadirkan kesenian dan kebudayaan yang berasal dari mereka sendiri. Karena, di sana juga banyak pelaku seni dan budaya yang cukup kuat untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian Banyuwangi,” pungkasnya. [rin/suf]

  • Peran Penting Seniman, Budayawan, dan Pelaku Wisata bagi Banyuwangi

    Peran Penting Seniman, Budayawan, dan Pelaku Wisata bagi Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemkab Banyuwangi mengundang 100 orang yang konsen dengan seni, budaya dan wista di daerahnya. Mereka tidak lain adalah para seniman dan budayawan, termasuk pelaku wisata.

    Ketiganya, memiliki peran penting bagi perkembangan dan kemajuan Banyuwangi saat ini. Maka dari itu, pemerintah setempat memberikan apresiasi bagi mereka.

    Apresiasi itu dikemas dalam sebuah acara pemberian tali asih di pelinggihan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Pemberian ini merupakan bentuk komitmen pemerinta daerah untuk terus memberi perhatian pada pegiat seni budaya lokal.

    “Kesenian dan budaya telah menjadi elan vital bagi Banyuwangi. Kehadiran para seniman dan budayawan memiliki kontribusi penting untuk membangun identitas kultural masyarakat Banyuwangi,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (26/3/2024).

    Selanjutnya, Ipuk juga mengajak para seniman, budayawan dan pelaku wisata untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah memajukan seni budaya dan wisata daerah.

    “Tentunya kami berkomitmen untuk terus memberikan perhatian kepada para pelaku seni budaya dan pelaku wisata. Mereka ini tentunya juga bisa menikmati kue dari pertumbuhan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi khususnya di bidang pariwisata seni dan kebudayaan,” terang Ipuk.

    Pada kesempatan tersebut, Ipuk juga berkesempatan menyerahkan apresiasi berupa tali asih kepad 100 seniman dan budayawan daerah.

    Tiga tahun terakhir, Banyuwangi rutin memberikan tali asih kepada seniman, budayawan dan pelaku wisata. Setiap tahunnya ada seratus orang penerima. Jadi, sampai sekarang, total ada 300 penerima.

    “Mereka terdiri dari 44 pelaku wisata dan 56 seniman dan budayawan,” jelas Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi Taufiq Rahman.

    Tentunya, tali asih ini mmendapatkan sambutan yang positif bagi para seniman, budayawan dan pelaku wisata. Hal ini bentuk kehadiran pemerintah selain dengan rutin menggelar berbagai event budaya.

    “Wujud dari perhatian pemerintah. Tidak semua daerah demikian,” ungkap Ketua Dewan Kesenian Blambangan Hasan Basri. [rin/beq]

  • Banyuwangi Punya Program Penanganan Kemiskinan Baru

    Banyuwangi Punya Program Penanganan Kemiskinan Baru

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Ratusan petani di Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari berkumpul di Embung Ja’i. Mereka tampak menanti kedatangan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang akan menggelar safari Ramadhan bersama.

    Pertemuan antara pemimpin dan warga itu berjalan cukup gayeng. Bupati Ipuk terlihat cair saat menyapa warga yang mayoritas petani tersebut.

    Tak hanya sekedar silaturahmi, Bupati Ipuk ternyata punya gagasan baru. Salah satunya, program pengentasan kemiskinan dengan instrumen program padat karya yang ada di Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuwangi.

    “Saat ini, angka kemiskinan sudah rendah, tapi berbagai intervensi masih harus dilakukan agar rakyat Banyuwangi benar-benar sejahtera,” ungkap Bupati Ipuk, Sabtu (23/3/2024).

    Program pengentasan kemiskinan gaya baru yang dicanangkan oleh Bupati Banyuwangi ini akan melakukan sejumlah terobosan. Salah satunya melakukan intervensi warga miskin yang masuk di database UGD Kemiskinan Banyuwangi.

    Nantinya, data tersebut, warga pra sejahtera yang masih produktif, akan dilibatkan dalam program padat karya yang dicanangkan Pemkab Banyuwangi.

    “Untuk di PU Pengairan sendiri, kami mentargetkan bisa menyentuh 2.400 orang yang terbagi dalam 80 lokus kerja di seluruh Banyuwangi,” terang Ipuk.

    Termasuk, kata Ipuk, akan melibatkan sejumlah instansi lain. Tujuannya, untuk meluaskan jangkauan khususnya bagi yang memiliki program padat karya.

    “Tidak hanya program pembangunan yang berjalan, tapi juga bisa berdampak terhadap terbukanya lapangan kerja bagi warga miskin,” katanya.

    Selain buka bersama, kegiatan Bupati Ipuk juga dirangkai dengan tarawih di Masjid Thoriqul Jannah, Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo. Ipuk juga bertemu keluarga besar Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Banyuwangi dan tokoh masyarakat se Kecamatan Bangorejo.

    Dalam kesempatan tersebut, Bupati Ipuk menyampaikan program pembangunan di Kecamatan Bangorejo. Mulai dari infrastruktur, pertanian, pendidikan hingga kesehatan.

    Tentu saja, masih ada keterbatasan, karena memang tenaga dan kemampuan anggaran pemerintah juga terbatas. Dengan bersilaturahmi ini, kami berharap bisa adanya gotong royong untuk mengatasi keterbatasan yang ada,” jelasnya.

    Sementara itu, Ketua LDII Banyuwangi H. Astro Djunaidi mengatakan kegiatan safari ini, sebagai wujud ukhuwah (persaudaraan) dalam merajut harmoni di Banyuwangi.

    “Dengan terjalinnya silaturahmi ini, bisa meningkatkan ukhuwah. Ini hal penting bagi pembangunan Banyuwangi,” pungkasnya. [rin/suf]

  • Kandidat Calon Bupati Banyuwangi Mulai Bermunculan

    Kandidat Calon Bupati Banyuwangi Mulai Bermunculan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) agenda pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi akan berlangsung November 2024 mendatang. Pelaksanaannya serentak se Indonesia begitu juga agenda pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.

    Secara hitungan waktu, pelaksanaan tinggal 8 bulan ke depan. Mepetnya waktu, kini banyak kandidat calon mulai bermunculan.

    1. Yusuf Widyatmoko

    Di Banyuwangi sejumlah nama kandidat mulai muncul meramaikan bursa calon bupati mendatang. Misal, Yusuf Widyatmoko yang merupakan Wakil Bupati Banyuwangi dua periode berpasangan dengan Abdullah Azwar Anas.

    Yusuf nantinya digadang bakal maju melalui jalur independen. Niatnya maju, sudah tersebar luas di sejumlah wilayah Banyuwangi melalui pamflet dan selebaran.

    2. Sumail Abdullah

    Nama lainnya adalah Sumail Abdullah yang merupakan anggota DPR RI dari Partai Gerindra. Tahun ini, pada Pileg lalu dirinya juga mendapat dukungan cukup banyak di daerah pemilihan Jawa Timur 3.

    Meski demikian, Sumail Abdullah harus berhitung ulang jika dirinya akan maju di kontestasi politik pemilihan Bupati Banyuwangi. Pasalnya, jika dirinya terpilih kembali menjadi wakil rakyat di DPR RI, maka dirinya harus memenuhi mekanisme pencalonan.

    Belum lagi, pelantikan DPR RI rencananya bakal dilaksanakan Oktober mendatang. Namun demikian, tidak mustahil jika Sumail Abdullah bakal tetap maju.

    3. Ahmad Munib Syafa’at

    Nama ini tidak asing bagi masyarakat Banyuwangi pada umumnya. Pasalnya, dia merupakan sosok sebagai anggota DPRD Banyuwangi termasuk politisi PKB.

    Selain itu di kalangan pondok, dirinya terkenal sebagai pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung, Tegalsari. Bahkan, sosoknya memiliki jaringan kuat di akar rumput.

    4. Ali Ruchi

    Nama satu ini memang muncul baru-baru ini. Ali Ruchi berangkat dari kalangan birokrat.

    Namun, sebenarnya niatnya maju menjadi calon bupati Banyuwangi sejak 4 tahun lalu saat Pilbup 2020.

    Posisinya di pemerintahan Banyuwangi menempati sejumlah posisi di kantor dinas. Di antaranya, Dinas Perhubungan, Dinas Sosial, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah dan sejumlah dinas lainnya.

    Kini, dirinya mantap maju menjadi salah satu kandidat calon Bupati Banyuwangi setelah mendapat sejumlah dukungan. Berangkat dari restu orang tua hingga dukungan sejumlah komunitas dan warga.

    5. Ratna Ani Lestari

    Ratna Ani Lestari pernah menjabat menjadi Bupati Banyuwangi pada periode 2005 – 2010 silam. Sehingga dirinya juga tak asing di kalangan masyarakat Bumi Blambangan.

    Kini, setelah sekian lama menghilang, nama Ratna Ani Lestari kembali muncul menghangatkan kandidat calon Bupati Banyuwangi. Bahkan dalam beberapa informasi, dirinya siap comeback memimpin Bumi Blambangan.

    6. Ipuk Fiestiandani

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sebagai petahana masih mungkin akan maju ke pencalonan bupati berikutnya. Kans itu cukup kuat, apalagi dirinya masih menjabat satu periode.

    Bupati Ipuk yang pada pilkada 2020 lalu didukung oleh PDI Perjuangan dan sejumlah partai pendukung lainnya itu berhasil menang. Ipuk yang berpasangan dengan Sugirah, berhasil mengalahkan pasangan Yusuf Widyatmoko dan Gus Rizza.

    Masih patut ditunggu siapa saja kandidat calon Bupati Banyuwangi yang akan maju di Pilkada mendatang. Hasilnya, mereka akan menjadi pemimpin baru untuk warga di Bumi Blambangan 5 tahun ke depan. [rin/beq]

  • Pemkab Banyuwangi Siapkan Rp111,54 M untuk Pilkada 2024

    Pemkab Banyuwangi Siapkan Rp111,54 M untuk Pilkada 2024

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menyiapkan total Rp111,54 untuk Pilkada 2024. Pelaksanaan Pilkada 2024 akan berlangsung kurang dari delapan bulan lagi dan serentak seluruh Indonesia.

    “Menuju Pilkada, sudah kita siapkan. Semoga semuanya bisa berjalan lancar,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Anggaran itu dibagi untuk KPU dan Bawaslu Banyuwangi. Masing-masing lembaga mendapatkan Rp90,2 miliar dan Rp21,34 miliar.

    Ditanya mengenai sikap politik, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani enggan berkomentar jauh. Pihaknya hingga kini belum menentukan sikap akan maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banyuwangi.

    Saat ini, kata Ipuk, pihaknya kini masih fokus pada sisa jabatan dan PR yang harus diselesaikan. Sesuai masa, Ipuk akan memimpin Banyuwangi hingga akhir 2024 mendatang.

    Berdasarkan jadwal, Pilkada Banyuwangi akan berlangsung November 2024. [rin/beq]