Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Kursi Ketua MUI Banyuwangi Berganti, Gelar Pendidikannya Jadi Sorotan

    Kursi Ketua MUI Banyuwangi Berganti, Gelar Pendidikannya Jadi Sorotan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Secara resmi KH. Muhaimin Asmuni menempati posisi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan itu berdasarkan keputusan melalui Musyawarah Daerah X di Aula Kantor Kementerian Agama Banyuwangi.

    KH. Muhaimin Asmuni terpilih setelah 11 tim formatur mengambil keputusan. Mereka terdiri dari tiga orang pengurus lama, empat orang Ketua MUI Kecamatan, dua orang perwakilan pesantren dan dua orang utusan Ormas Islam.

    “Saya tidak menyangka akan mengemban amanat ini. Semoga kami mampu menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” ungkap KH. Muhaimin Asmuni.

    Sosoknya bukanlah orang sembarangan. Kini, Kiai Asmuni begitu biasa disapa merupakan Pengasuh Pesantren Manbaul Hikam, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.

    Dia juga dikenal sebagai ulama yang memiliki keilmuan mumpuni di bidang agama. Sosok kelahiran 1957 itu, mendapatkan pendidikannya di Saudi Arabia sejak 1977.

    Setelah menamatkan strata satunya di Universitas Madinah pada 1984, Kiai Asmuni lantas mengabdikan diri di Banyuwangi. Sejumlah posisi di pendidikan pernah diembannya.

    Salah satunya menjadi dosen di IAI Ibrahimy, Genteng dan menggelar pengajian di kediaman mendiang istrinya di Genteng pula.

    “Semoga kami bisa melanjutkan program-program yang baik dari kepengurusan sebelumnya dan melakukan hal-hal lain yang lebih baik lagi,” terang Kiai Asmuni.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang membuka Musyda X MUI tersebut, berharap kepengurusan ke depan dapat menjadi oase di tengah umat muslim Banyuwangi.

    “MUI bisa menjadi rumah besar yang bisa menaungi seluruh elemen umat Islam di Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

    Tidak hanya itu, kata Ipuk, MUI bisa terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam menjalankan program-program kemasyarakatan yang telah dicanangkan.

    “Selama ini, MUI telah banyak berkontribusi dalam mendukung program-program pemda. Kami berharap hal ini terus kita jalin,” kata Ipuk.

    Struktur MUI Banyuwangi periode 2024-2029 sendiri akan disusun selambat-lambatnya hingga 30 hari mendatang.

    “Akan disusun oleh ketua terpilih dan formatur,” terang Sekretaris Formatur, Abdul Azis. [rin/aje]

  • Penempatan Los Pasar Banyuwangi Akan Diundi

    Penempatan Los Pasar Banyuwangi Akan Diundi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Seiring adanya revitalisasi Pasar Banyuwangi, sejumlah pedagang akan segera dilakukan relokasi. Mereka akan dipindahkan sementara di lokasi baru yang berada di sekitar Gedung Wanita.

    Jaraknya tidak jauh dari Pasar Banyuwangi. Hanya sekitar 500 meter berada di sisi timur Taman Blambangan.

    Nantinya, usai pemindahan sementara para pedagang gedung pasar akan segera dibangun.

    Saat ini, tempat relokasi bakal segera siap. Meskipun, pemerintah masih akan melakukan langkah penyempurnaan.

    Namun demikian, Pemkab menargetkan pengerjaannya bakal rampung dalam sepekan ke depan. Setelah bangunan siap, pedagang sudah bisa menempatinya.

    Pemkab Banyuwangi juga akan mengambil langkah yang adil untuk penempatan para pedagang. Ada skema pengundian agar tak terkesan tebang pilih dan carut marut.

    “Untuk penempatan los, rencana akan kami undi agar pembagiannya adil,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani usai mengecek kondisi tempat relokasi.

    Setelah para pedagang pindah ke tempat relokasi, akan segera dilakukan pembongkaran bangunan Pasar Banyuwangi.

    “Kalau semua sudah direlokasi, nanti ada pembongkaran. Kalau sudah, kami akan lapor ke Kementerian PUPR,” pungkas Ipuk.

    Rencananya, elama setahun penuh para pedagang akan menempati area relokasi yang disiapkan pemkab tersebut. [rin/aje]

  • Tempat Relokasi Sementara Pasar Banyuwangi Sudah Siap, Pedagang Siap?

    Tempat Relokasi Sementara Pasar Banyuwangi Sudah Siap, Pedagang Siap?

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dari pengamatan, tempat relokasi Pasar Banyuwangi segera siap. Lokasinya tak jauh dari tempat lama hanya berjarak 500 meter berada di kawasan Gedung Wanita.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bersama sejumlah jajaran juga telah mengecek kondisi area relokasi itu. Meskipun masih ada beberapa perbaikan yang harus dilakukan sebagai langkah penyempurnaan.

    Bupati Ipuk memastikan tempat relokasi bisa menjadi lokasi berdagang sementara yang nyaman dan aman. Ada beberapa hal yang masih harus disiapkan dan diperbaiki yakni soal teknis bangunan. Selain itu, beberapa penyesuaian sekat antar los, dan lahan parkir.

    “Dari fisik sudah bisa dibilang siap. Namun masih ada beberapa yang harus diperbaiki dan disiapkan. InsyaAllah minggu depan sudah siap ditempati,” kata Ipuk.

    Selain pedagang pasar yang berjumlah 325 orang, pemkab juga akan menyediakan tempat bagi sekitar 200 pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Pasar Banyuwangi.

    “PKL juga akan kami akomodasi. Tadi juga ada datanya. Sudah kami simulasikan untuk PKL lokasinya di mana, pedagang pasar di mana. Kami akan tata semua,” kata Ipuk.

    Kementerian PUPR menyediakan anggaran sekitar Rp 200 miliar untuk revitalisasi Pasar Banyuwangi dan kawasan Inggrisan. Proses pembangunan direncanakan akan dimulai pada 2024 dan ditarget rampung dalam setahun.

    Meski demikian, nampaknya sejumlah pedagang pasar Banyuwangi masih ada yang belum siap untuk pindah. Hal ini terbukti dari adanya isu penolakan dari para pedagang. [rin/aje]

  • Tantang Hadirkan Solusi, Banyuwangi Datangkan Komika Ini

    Tantang Hadirkan Solusi, Banyuwangi Datangkan Komika Ini

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Acara Nokrongin Ilmu Bareng (Nongkibar) di Amphitheater Radio Blambangan FM juga dirangkai dengan berbagai kegiatan. Tidak hanya sekedar acara nongkrong-nongkrong, tapi juga sebagai wadah berbagi ilmu.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sengaja menghadirkan anak muda di acara itu dan menantang mereka untuk menggali solusi. Salah satunya untuk turut menyumbangkan pemikiran demi mengatasi berbagai persoalan di Banyuwangi.

    Salah satu tantangan itu adalah kemiskinan. Walaupun, angka kemiskinan di Banyuwangi terendah di Jawa Timur, tapi boleh lantas didiamkan.

    “Saat ini, anak-anak muda yang berkumpul di Nongkibar ini, saya ajak untuk tidak hanya berharap. Tapi, bagaimana menghadirkan solusi-solusi konkrit untuk mengatasi berbagai persoalan yang Banyuwangi hadapi,” kata Ipuk.

    Dalam Nongkibar tersebut juga menghadirkan komika yang meraih penghargaan 100 Most Influential Women versi BBC (British Broadcasting Company), Sakdiyah Ma’ruf. Ia berbagi inspirasi untuk memantik anak muda dapat menghadirkan solusi.

    Sakdiyah menceritakan dirinya yang tumbuh dalam keterbatasan dan budaya patriarki di lingkungannya yang kuat. Diskriminasi gender dan intoleransi kerap dialaminya.

    “Hal ini membuat saya terpantik untuk berbuat lebih. Menyuarakan ketidakadilan tersebut dalam balutan komedi,” ungkapnya. (rin/ted)

  • Bupati Banyuwangi Titip Pesan di Milad Aisyiyah ke 107

    Bupati Banyuwangi Titip Pesan di Milad Aisyiyah ke 107

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Ribuan kader Aisyiyah se Banyuwangi hadir saat acara Milad Organisasi Wanita Muhammadiyah Aisyiyah ke 107 di Pendopo Sabha Swagata, Blambangan bersama Bupati. Selain itu, hadir pula Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim Rukmini Amar, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi, Mukhlis Lahuddin, dan Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Banyuwangi Laili Dwi Damayanti.

    Termasuk organisasi wanita Islam Banyuwangi lain antara lain Fatayat dan Muslimat NU, Persis, Al-Irsyad dan LDII.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang menyambut acara ini turut mengajak segenap kader Aisyiyah terus memperkuat peran perempuan di dalam keluarga hingga pembangunan. Menurutnya, Aisyiyah telah menjadi salah satu mitra pemkab yang berperan penting.

    Selain itu, kata Ipuk, program Aisyiyah selama ini telah berjalan seiring dengan program pemerintah khususnya dalam pemberdayaan perempuan dan pendidikan anak-anak sejak dini.

    “Karena itu pemkab sangat berterima kasih atas peran Aisyiyah tersebut. Dengan pemberdayaan perempuan dan pendidikan anak sejak dini menjadi kunci memperkuat ketahanan keluarga dari berbagai tantangan di luar. Semoga peran ini terus ditingkatkan,” ujar Bupati Ipuk.

    Ipuk juga mendorong kader Aisyiyah untuk berperan aktif dalam pembangunan daerah. Aisyiyah menurutnya menjadi wadah yang tepat untuk mendidik dan memberikan motivasi keterlibatan perempuan dalam proses pembangunan tersebut.

    “Untuk terlibat tidak harus masuk politik, meskipun bisa juga demikian. Namun dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang berbagai perkembangan, maka akan menjadi bekal dalam mendidik calon pemimpin-pemimpin hebat Banyuwangi di masa depan,” kata Ipuk.

    Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim Rukmini Amar yang menyampaikan pesan tentang semangat juang tokoh pahlawan nasional sekaligus pendiri Aisiyah Nyai Siti Walidah atau lebih dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan.

    “Beliau merupakan penggerak kemajuan di tengah masyarakat yang menekankan pentingnya pendidikan sebagai kunci kemajuan kaum wanita, hingga mendorong kiprah perempuan di tengah masyarakat. Hal inibpatut kita teladani,” pungkas Rukmini. [rin/aje]

  • Hanya di Banyuwangi, Ibu Menyusui Diwisuda, Anak Masuk PAUD Gratis

    Hanya di Banyuwangi, Ibu Menyusui Diwisuda, Anak Masuk PAUD Gratis

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Orang tua di Banyuwangi patut berlega hati jika mendapat program gratis masuk PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini. Ya, program itu benar-benar bisa terwujud jika orang tua memenuhi persyaratan.

    Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memang tengah melakukan program gratis masuk PAUD. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi orang tua, salah satunya tentang riwayat pemberian air susu ibu (ASI).

    Catatannya, orang tua khususnya ibu harus memberikan ASI paling tidak selama enam bulan, hingga dua tahun.

    Program ini berjalan melalui pendampingan Puskesmas Kalibaru Kulon bersama Dinas Pendidikan dan TP PKK Kalibaru. Para ibu yang baru melahirkan mendapat pendampingan untuk memberikan ASI eksklusif minimal selama enam bulan.

    Selain itu, para ibu juga mendapat arahan mengonsumsi nutrisi yang mendukung kelancaran ASI. Bahkan, ibusui dari keluarga kurang mampu juga mendapat perhatian.

    Mereka mendapat makanan dan nutrisi yang berasal dari program gotong royong Banyuwangi. Di antaranya, Banyuwangi Berbagi, Belanja di Hari Cantik, program penanganan stunting, dan berbagai program lainnya.

    “Tidak mudah memberikan ASI, butuh kesabaran. Tapi manfaatnya sangat besar dan lama, karena akan dirasakan hingga anak tumbuh dewasa,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat mewisuda dan memberikan sertifikat pada ratusan ibu yang telah memberikan ASI Ekslusif minimal selama 6 bulan, di Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru.

    Saat itu, Bupati Ipuk mewisuda 250 orang ibu. Mereka para ibu menyusui yang berhasil memberikan ASI Eksklusif.

    “Kami sangat menghargai semua pihak di Kecamatan Kalibaru yang menginisiasi program ini. Bahkan untuk mendorong ibu-ibu memberikan ASI hingga 2 tahun diberikan insentif pendidikan. Ini sangat keren,” kata Ipuk.

    Dalam program ini tidak hanya sertifikat ASI ekslusif, para ibu yang berhasil memberikan ASI hingga dua tahun usia anak juga akan diberikan sertifikat. Sertifikat dua tahun ASI itu dapat digunakan untuk mendaftarkan anaknya sekolah Paud gratis.

    “Dengan program ini kami harapkan bisa mencetak generasi masa depan yang berkualitas. Ini layak dicontoh kecamatan lainnya,” kata Ipuk.

    Selain penting untuk tumbuh kembang anak, Ipuk mengatakan ASI juga dapat menghindari anak dari stunting. Karena itu, Ipuk mendorong agar ibu-ibu bisa melanjutkan memberikan ASI pada anaknya hingga usia dua tahun.

    Sementara itu, Kepala Puskesmas Kalibaru Kulon, Hadi Kusairi, wisuda ibu menyusui tersebut berasal dari enam desa di Kalibaru.

    “Kami punya data by name by adress para ibu yang baru melahirkan. Mereka mendapat pendampingan dari Puskesmas dan PKK, untuk dipantau dan disuport memberikan ASI ekslusif pada anaknya,” kata Hadi.

    Beruntungnya, usai diwisuda dan mendapatkan sertifikat, ibu tersebut bisa mendaftarkan anaknya ke PAUD secara gratis.

    “Kami telah bekerjasama dengan korwil satdik Dinas Pendidikan, bagi mereka yang berhasil memberikan ASI hingga dua tahun akan dibebaskan uang pendaftaran masuk PAUD di seluruh wilayah Kecamatan Kalibaru,” tambah Hadi. [rin/but]

  • Bupati Banyuwangi Ngantor di Desa, Temukan Potensi Unik di Kaki Raung

    Bupati Banyuwangi Ngantor di Desa, Temukan Potensi Unik di Kaki Raung

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kali ini ngantor di Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru. Ternyata, di desa ini banyak menyimpan potensi yang melimpah khususnya di bidang pertanian.

    Desa yang berada di lereng Gunung Raung ini memiliki hawa yang sejuk, sehingga sangat cocok untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian. Di antaranya, kopi, sayur mayur, buah-buahan, hingga hewan ternak khususnya domba, serta beragam potensi lainnya.

    Banyuanyar juga dikenal sebagai daerah penghasil kopi. Luasan kebun kopi rakyat di desa ini 50,82 ha dengan produksi antara 3 kwintal hingga 1,5 ton. Di desa ini memiliki kopi andalan yakni kopi Yellow dan Orange Bourbound.

    Biji kopi ini berwarna kuning dan oranye yang merupakan biji kopi peninggalan zaman Belanda. “Untuk kopi Dinas Koperasi dan UMKM bisa membantu untuk branding dan packaging, agar pasarnya lebih luas. Kopi ini bisa menjadi khas Kalibaru,” kata Ipuk.

    Ipuk juga mengunjungi sentra pertanian, yang berada di Dusun Lekap pekarangan. Warga di dusun ini mayoritas menanam sayur mayur di lereng gunung Raung, secara tumpangsari di kebun tanaman kopi. Sayur mayur yang dihasilkan dari sini dipasok ke berbagai pasar di Banyuwangi.

    Ipuk bertemu dan berdialog dengan kelompok peternak domba. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra domba di Banyuwangi. Terdapat total populasi domba sekitar 5.000 ekor. Ada domba Sopas, Dormas, juga ras ekor gemuk.

    “Ini bagus. Kami akan minta dinas pertanian untuk mendampingi terus, dan memberikan pelatihan-pelatihan bagi para peternak. Misalnya pelatihan pembuatan kompos ataupun pembuatan pakan ternak,” pungkas Ipuk. [rin/but]

  • Bertemu Ikawangi Jakarta, Bupati Banyuwangi dapat Kode Penting Jelang Pilkada

    Bertemu Ikawangi Jakarta, Bupati Banyuwangi dapat Kode Penting Jelang Pilkada

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menghadiri pertemuan tahunan Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Jakarta Raya di Padi Sport Center, Kabupaten Tangerang.

    Saat itu, ada ratusan warga Banyuwangi dari berbagai penjuru kordinator wilayah dan kelompok masyarakat. Mulai dari Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang Selatan, Tangerang Raya, hingga Cilegon-Merak-Serang (Cimerang).

    Selain itu, ada tokoh pula yang hadir. Salah satunya Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Menteri Pariwisata 2014-2019 Arief Yahya, Bambang Sugiyono (sesepuh Ikawangi), Komjen Pol Susno Duadji (Kabareskrim RI 2008-2009), dan beberapa tokoh lainnya.

    Momen itu menjadi hangat saat Ketua Ikawangi Pusat Mayjen (Purn) Rusdi Maksum memberikan kode penting kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Kode itu berisi amanat untuk menjaga tanah kelahiran.

    “Ada satu pesan dari para sesepuh Ikawangi. Jika ingin Ikawangi ini keren, maka Banyuwangi harus keren. Oleh karena itu, saya titip ke ibu bupati agar Banyuwangi bisa tetap dijaga “keren”,” ungkapnya.

    Kode lainnya, juga terlontar dari salah satu sesepuh Ikawangi ini. Apalagi, saat ini mendekati Pilkada Banyuwangi yang akan digelar November mendatang.

    Rusdi mengatakan, Banyuwangi telah keren. Banyak prestasi yang telah ditorehkan. Seperti halnya ditetapkan sebagai kabupaten terinovatif, kabupaten berkinerja terbaik dan sebagainya.

    “Ini harus dipertahankan. Agar kita sebagai orang Banyuwangi yang tinggal di luar bisa semakin lantang mengaku sebagai orang Banyuwangi,” terangnya.

    Pernyataan itu menjadi masukan penting bagi Bupati Ipuk. Hal itu, menjadi ajakan positif di tengah prestasi yang diraih Banyuwangi. Menurut Ipuk, semua itu merupakan hasil kerja keras bersama.

    “Transformasi Banyuwangi ini, dengan seluruh prestasinya, adalah berkat kerja bersama-sama. Termasuk teman-teman Ikawangi,” tegasnya.

    Ipuk juga tak berfikir jumawa, pasalnya, untuk meningkatkan keberhasilan itu perlu semua pihak ikut mendukung. Termasuk Ikawangi juga harus turut mengambil peran itu.

    “Ada banyak [Ikawangi] yang sukses. Ini bisa menjadi stimulan dan penyemangat, utamanya bagi anak-anak muda di Banyuwangi untuk berprestasi pula,” pintanya.

    Ipuk juga berharap Ikawangi bisa menjadi inkubator bagi warga Banyuwangi untuk menumbuhkan jejaring ekonomi baru. Dari Banyuwangi ke berbagai kota dan negara tempat rantau. “Ayo kita tingkatkan pengembangan ekonomi asli Banyuwangi dengan daerah-daerah lain,” pungkasnya. [rin/suf]

  • PPD Banyuwangi Terbaik Tingkat Jawa Timur, Ini Buktinya

    PPD Banyuwangi Terbaik Tingkat Jawa Timur, Ini Buktinya

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bukti dari sejumlah program Banyuwangi berjalan baik, puncaknya daerah tersebut mendapatkan penghargaan dari Presiden Joko Widodo. Bahkan, Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Banyuwangi tersebut terbaik tingkat Jawa Timur.

    Dampak dari beragam program tersebut sudah terukur. Di antaranya, berdasarkan data BPS, kenaikan kemiskinan di Banyuwangi selama masa pandemi 2020-2021 hanya 0,01 persen (dari 8,06 persen pada 2020 menjadi 8,07 persen pada 2021).

    “Itu merupakan kenaikan kemiskinan terendah di Jatim (semua daerah mengalami kenaikan kemiskinan akibat pandemi),” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Selain itu, pada 2022, angka kemiskinan Banyuwangi kembali menurun menjadi 7,5 persen. Bahkan kembali turun menjadi 7,34 persen pada 2023.

    “Ini merupakan level terendah dalam sejarah Banyuwangi sejak Indonesia merdeka,” terangnya.

    Bahkan, Banyuwangi juga dinilai mampu mengelola inflasi dengan baik. Sehingga ditetapkan sebagai kabupaten dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik se-Jawa dan Bali empat tahun berturut-turut, yang penghargaannya diserahkan Presiden Joko Widodo.

    Salah satu indikator keberhasilan program pembangunan lainnya, papar Ipuk, dapat dilihat dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus meningkat dari 71,85 (2020), 72,62 (2021), 73,15 (2022), dan 73,79 (2023).

    Angka IPM Banyuwangi sudah masuk kategori “tinggi” dan tercatat sebagai yang tertinggi di wilayah timur Pulau Jawa yang kerap disebut “Sekar Kijang” (meliputi Situbondo, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Lumajang). [rin/aje]

  • Bupati Banyuwangi Raih Penghargaan dari Presiden Jokowi, Tapi Pesannya Tegas

    Bupati Banyuwangi Raih Penghargaan dari Presiden Jokowi, Tapi Pesannya Tegas

    Jakarta (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mendapatkan Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) dari Presiden Joko Widodo. Penghargaan itu diserahkan saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Nasional 2024.

    PPD adalah raihan atas segenap perencanaan, pelaksanaan, dan dampak yang dihasilkan dari berbagai program pembangunan. Kondisi itu sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk menggunakan anggaran berdasarkan prioritas program yang berdampak langsung pada masyarakat.

    “Mengelola fiskal dan anggaran betul-betul harus hati-hati. Jangan sampai ada uang serupiah pun meleset dari rencana yang kita buat. Perhatikan betul-betul skala prioritas,” pesan Jokowi.

    Tidak hanya Bupati Ipuk, tapi Banyuwangi juga meraih PPD terbaik tingkat Jawa Timur. Usai meraih penghargaan itu, Bupati Ipuk menyebut hal tersebut sebagai pelecut semangat bagi daerah untuk menghasilkan program yang memiliki dampak luas.

    “Sebagaimana arahan Bapak Presiden, kita tidak bisa lagi hanya sekadar membuat kegiatan yang penting berjalan. Perlu dilakukan berbagai inovasi untuk menghasilkan program yang dampaknya bisa dirasakan langsung masyarakat,” terangnya.

    Ipuk menambahkan, untuk menghadapi tantangan daerah, Pemkab Banyuwangi menjalankan payung program besar yang disebut sebagai Banyuwangi Rebound.

    “Di dalamnya terdapat program yang berfokus pada penguatan sektor ekonomi, yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan dan pengangguran sebagai tujuan utama; ditopang oleh sektor infrastruktur, pertanian, pariwisata, dan UMKM sebagai penggeraknya,” katanya.

    Selain itu, ada program sektor kesehatan dan pendidikan yang fokus pada peningkatan akses (pemerataan) dan kualitas layanan, yang ditopang dengan pemenuhan SDM guru dan tenaga kesehatan secara berkelanjutan. (rin)

    Ket : Presiden Joko Widodo usai menyerahkan penghargaan kepada kepala daerah di sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Nasional 2024, salah satunya kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. [rin/aje]