Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Pilkada Banyuwangi, Ali-Ali Temui Pekerja Seni dan Janjikan Kesejahteraan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        4 November 2024

    Pilkada Banyuwangi, Ali-Ali Temui Pekerja Seni dan Janjikan Kesejahteraan Surabaya 4 November 2024

    Pilkada Banyuwangi, Ali-Ali Temui Pekerja Seni dan Janjikan Kesejahteraan
    Tim Redaksi
    BAYUWANGI, KOMPAS.com
    – Pasangan calon bupati dan wakil bupati
    Banyuwangi
    nomor urut 2, Ali Makki Zaini dan Ali Ruchi bertemu dengan para pekerja seni.
    Pertemuan tersebut digelar di Dusun Rayud, Parijatah Kulon, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada Senin (4/11/2024) siang.
    Hadir puluhan pekerja seni mulai dari pencipta lagu, pemain musik, penyanyi daerah, pelaku seni tradisional hingga pemilik jasa 
    sound system.
    Didampingi Ali Ruchi,
    Gus Makki
    -demikian dia biasa disapa- mengaku akan mewakafkan waktunya untuk memperjuangan kesejahteraan
    seniman
    modern dan tradisional di Banyuwangi, jika terpilih menjadi bupati dan wakil bupati.
    “Teman-teman, apa pun profesi panjenengan di bidang seni. Kami hanya memiliki satu hal yang bisa kami sampaikan di hadapan panjenengan semua.”
    “Kami berdua hanya akan mewakafkan diri kami agar semua yang ada di sini tidak kesulitan belanja. Bagiamana semuanya tidak kesulitan makan.”
    “Bagaimana semua seniman bisa bermain di mana saja, dan mendapatkan tempat yang adil,” kata Gus Makki.
    “Saya tidak bisa berjanji muluk-muluk, janji saya hanya satu disaksikan Allah dan malaikat. Jangan sampai seniman kesulitan belanja ke depannya.”
    “Saya masih teringat bagaimana saat ada Covid, bagaimana seniman mengalami kesulitan untuk hidup. Itu tidak boleh terjadi lagi di Banuwangi,” tambah dia.
    Ia mengatakan, ke depan tak ada lagi sentral pertunjukan hanya di Banyuwangi Kota dan berharap seniman di Banyuwangi menjadi tuan di rumah di wilayahnya sendiri.
    “Bukan kami menutup seniman dari luar kota, bukan. Membangun Banyuwangi tidak hanya tumbuh dengan rezim. Tidak hanya cukup dengan program program pemerintah. Membangun Banyuwangi harus menyertakan para seniman.”
    “Sudah cukup seniman hanya digunakan saat pemilu. Mari kita bersama-sama singsingkan lengan baju, kita bersatu koalisi kerakyatan,” kata Gus Makki.
    Selain itu, ia dan Ali Ruchi juga berjanji akan menampilkan seniman tradisional dan modern di Pendopo Banyuwangi di hari pertama mereka dilantik.
    Setelah menyampaikan orasinya, Gus Makki dibopong para pendukungnya turun dari panggung lalu berjoget bersama diiringi lagu berjudul Ali-Ali.
    Diberitakan sebelumnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur telah menetapkan dua pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Banyuwangi yang akan bertarung pada
    Pilkada Banyuwangi 2024
    .
    Kedua pasangan calon yang ditetapkan adalah Ipuk Fiestiandani dan Mujiono, serta Ali Makki Zaini dan Ali Ruchi.
    Pasangan Ipuk-Muji mendapatkan nomor urut 1. Ipuk adalah petahana dan didukung 16 partai. Sementara pasangan Ali-Ali mendapatkan nomor urut 2 dan didukung oleh PKB.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kantor BPN Banyuwangi Punya Lapis Ketan, Ramah Difabel dan Lansia

    Kantor BPN Banyuwangi Punya Lapis Ketan, Ramah Difabel dan Lansia

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kantor pelayanan publik di Banyuwangi kini semakin ramah bagi para penyandang difabel dan lansia (lanjut usia).

    Kali ini, kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Banyuwangi melengkapinya dengan fasilitas-fasilitas yang ramah bagi lansia dan disabilitas.

    Kepala BPN Banyuwangi, Mahmud Effendi, mengatakan selain melengkapi kantor dengan fasilitas ramah difabel dan lansia, juga ada program jemput bola Lapis Ketan atau layanan prioritas kelompok rentan.

    “Jadi nanti pemohon cukup datang sekali dan dokumennya akan dikirim ke rumah. Selain itu untuk proses pengurusan dokumen panjang seperti pengukuran tanah, kami bantu hingga selesai tanpa harus ke kantor pelayanan,” kata Mahmud, Kamis (5/9/2024).

    Mahmud juga memastikan pelayanan bukan hanya berfokus pada sarana dan prasarana, teller yang disiapkan juga memiliki keahlian bahasa isyarat.

    “Kami juga memberikan pemahaman inklusif kepada setiap staf, untuk memberikan pelayanan yang nyaman,” jelas Mahmud.

    Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani memberikan apresiasi BPN Banyuwangi yang telah mendesain kantor dan memberikan pelayanan yang ramah bagi teman difabel dan lansia. Sehingga, kantor ini inklusif bisa diakses lansia dan teman disabilitas dengan mudah dan nyaman.

    “Sejak kami menjabat, kantor-kantor pelayanan publik seperti MPP (Mal Pelayanan Publik), OPD (Organisasi Perangkat Daerah), kelurahan, kecamatan, serta ruang-ruang publik dan sejumlah destinasi wisata di Banyuwangi dibangun dengan konsep ramah difabel dan lansia,” ungkap Ipuk Fiestiandani saat meresmikan kantor BPN Inklusif, di Kantor BPN Banyuwangi, Singotrunan.

    Selain itu, kata Ipuk, di kantor BPN Banyuwangi kini telah dilengkapi dengan fasilitas ramah kelompok rentan. Seperti pagar pegangan untuk lansia, guiding block, dan kursi roda.

    Ada pula alat bantu dengar, tongkat, dan loket khusus untuk lansia dan disabilitas. Selain itu juga ada ruang laktasi dan tempat bermain anak.

    “Bahkan juga dilengkapi dengan petugas yang akan membantu dan bisa menggunakan bahasa isyarat. Terima kasih BPN,” imbuhnya. (rin/ted)

  • Akses Jember-Banyuwangi Bakal Tak Perlu Lewat Gumitir

    Akses Jember-Banyuwangi Bakal Tak Perlu Lewat Gumitir

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Update informasi terbaru Jalur Lingkar Selatan (JLS) tampaknya bakal menemui kabar baik. Pasalnya, pembangunan Jalur Pantai Selatan (Pansela) sisi Banyuwangi bakal berlanjut tahun ini.

    Hal itu, setelah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berjuang keras di Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hasilnya, ada harapan baik mengenai kelanjutan pembangunan JLS tersebut.

    “Alhamdulillah, Menteri ATR dan Menteri PUPR menugaskan tim untuk membahasnya. Ini menjadi harapan bersama masyarakat Banyuwangi, dan InsyaAllah bisa terealisasi tahun ini,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Sejauh ini, total panjang JLS atau Pansela Jember – Banyuwangi sekitar 99,18 kilometer. Hingga kini telah terbangun sepanjang 68,08 Kilometer. Sisanya masih 14,1 Kilometer rencananya bakal berlanjut tahun ini.

    “Hasil rapat bersama kementerian terkait itu jalur di Banyuwangi akan dilanjutkan pembangunannya apabila lahan telah siap,” katanya.

    Ipuk menyebut rencana pembangunan jalur Pansela untuk sisa yang belum terbangun akan dilakukan dalam tiga paket. Pertama, paket pembangunan ruas Kedunglembu – Malangsari 5,1 km.

    Kedua, ruas jalan Malangsari-Perbatasan Kabupaten Jember sepanjang 7,7 km. Ketiga, ruas jalan Senenrejo – Perbatasan Kabupaten Banyuwangi sepanjang 1,3 km.

    “Untuk mempercepat proses penyiapan lahan jalur Pansela, Pemkab Banyuwangi telah melakukan beberapa hal. Antara lain Banyuwangi telah mengajukan rangkaian persyaratan permohonan persetujuan penggunaan kawasan yang akan dibangun jalur Pansela,” pungkasnya. [rin/beq]

  • Paguyuban PKL Pasar Banyuwangi Minta Semua Difasilitasi, Termasuk Golongan Ini

    Paguyuban PKL Pasar Banyuwangi Minta Semua Difasilitasi, Termasuk Golongan Ini

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kementerian PUPR akan melakukan revitalisasi Pasar Banyuwangi. Saat ini masih dalam tahap relokasi pedagang pasar ke tempat baru.

    Pemda Banyuwangi telah menyiapkan lokasi tersebut di sebelah timur Taman Blambangan. Tepatnya, di area Gedung Wanita Paramitha Kencana.

    Lapak-lapak sementara pedagang juga telah berdiri. Bahkan, beberapa sudah lengkap dengan lampu penerangan dan skat berjajar sesuai dengan posisi pedagang.

    Rencananya, pembagian lapak juga akan disesuaikan. Mulai dari pedagang sembako, daging, sayuran, termasuk pedagang pakaian akan diatur.

    Bahkan, lokasi relokasi pedagang Pasar Banyuwangi tersebut juga tampak dilengkapi kamera pengintai alias CCTV. Kemungkinan bertujuan untuk memberikan antisipasi keamanan pasar.

    Ratusan pedagang Pasar Banyuwangi akan menempati lokasi tersebut selama pasar akan diperbaiki. Besar harapan, saat pembangunan selesai ekonomi mereka akan kembali terangkat.

    Ketua Paguyuban PKL Joko Tole Agus Kariyanto berharap nantinya pasar baru akan dapat menampung seluruh pedagang yang ada. Baik yang punya kios ataupun yang berjualan di emperan pasar.

    “Mudah-mudahan pasar ini nanti bisa memfasilitasi semua pedagang pasar. Baik yang selama ini yang menyewa ataupun yang PKL,” katanya.

    Agus Kariyanto mengakui, sebelumnya memang sempat terjadi miskomunikasi hingga terjadi penolakan oleh pedagang pasar. Namun, kondisi itu dapat selesai dan menemukan solusi setelah semua dapat duduk bersama.

    “Kami mengakui sempat terjadi adanya miskomunikasi, namun setelah duduk bareng, sehingga bisa menjadi satu pemahaman,” terangnya.

    Bahkan secara tegas, Agus Kariyanto menyebut pihaknya mendukung revitalisasi pasar ini. Satu catatannya, pedagang Pasar Banyuwangi dapat terakomodir dengan baik dan adil.

    “Sehingga nanti revitalisasi selesai, dapat mengakomodir seluruh pedagang baik yang punya ijin maupun yang belum punya ijin. Anggap semua selesai. Kami paguyuban berterima kasih kepada semua pihak,” ucapnya.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani juga menyempatkan untuk meninjau stan para pedagang yang mulai mengemasi barang-barangnya. Tak sedikit yang mengeluhkan kondisi pasar yang kerap bocor dan pengap selama ini. Dengan direvitalisasi, semua akan menjadi lebih baik.

    “Mohon doanya ya semoga lancar dan kembali tertata,” pungkas Ipuk. [rin/aje]

  • Makin Solid, Mabes TNI Dirikan Kantor di Banyuwangi

    Makin Solid, Mabes TNI Dirikan Kantor di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) –  Markas besar (Mabes) TNI mendirikan kantor Sub Komando Garnisun Tetap (Kogartap) III/Surabaya di Banyuwangi. Kantor tersebut berlokasi di Jl. Adi Sucipto, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi. Dengan berdirinya kantor ini meningkatkan solid dan kompak di satuan TNI  lingkungan Kogartap III Surabaya, sekaligus mendukung kondusivitas wilayah Banyuwangi.

    Nantinya, Kogartap III/Surabaya ini memiliki tugas pokok sebagai penegak hukum, tata tertib, dan disiplin prajurit TNI (TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara) di wilayah Jawa Timur. Kantor tersebut juga sebagai kantor operasional yang berisi 41 personel TNI.

    Sebelumnya, pendirian kantor tersebut ditandai dengan surat perjanjian antara Markas Besar (Mabes) TNI Komando Garnisun Tetap III Surabaya dan Pemkab Banyuwangi untuk pinjam pakai tanah dan gedung.

    Hadir dalam penandatanganan itu Kepala Staf Komando Garnisun Tetap III/Surabaya Brigjen TNI (Mar) Agung Trisnanto, dan Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuwangi Mujiono, di Banyuwangi, pada 29 April 2024 lalu.

    “Kami berterima kasih atas dukungan Pemkab Banyuwangi terhadap pendirian kantor Sub Kogartap III di Banyuwangi. Banyuwangi merupakan daerah ke-11 yang mendirikan Sub Kogartap III di Jawa Timur,” ujar Brigjen Agung.

    Agung menjelaskan tujuan pendirian Sub Kogartap salah satunya untuk memelihara ketentuan pokok kemiliteran untuk meningkatkan soliditas satuan-satuan di lingkungan Kogartap 3 surabaya.

    Selain itu, secara khusus di Banyuwangi karena daerah ini telah terdapat minimal dua matra TNI, sebagai salah satu prasyarat pendiriannya. Di Banyuwangi terdapat dua matra TNI yakni darat dan laut .

    “Kami siap membantu Pemkab di luar tugas pokok Garnisun. Kami bisa bekerjasama ikut memelihara ketertiban dan kemanan serta mendukung program pemerintah daerah lainnya,” tambah Brigjen Agung.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan Pemkab Banyuwangi menyambut baik kehadiran Kogartap di Banyuwangi. Menurutnya Kogartap akan memperkuat kondusivitas daerah.

    “Kami yakin kehadiran satuan TNI Kogartap di Banyuwangi akan menambah ketertiban dan keamanan daerah,” ujar Bupati Ipuk.

    Ipuk juga berterima kasih atas keinginan Brigjen TNI Agung Trisnanto yang siap bekerja sama dengan pemerintah daerah. Pemkab sendiri membutuhkan kolaborasi dari banyak pihak untuk bersama-sama membangun daerah.

    “Ini kesempatan yang sangat baik bagi kami. Semoga kolaborasi antara Pemkab dan TNI ke depan semakin kuat dan solid,” pungkasnya. [rin/aje]

  • Wali Murid di Banyuwangi Wajib Tahu, Parenting itu Penting

    Wali Murid di Banyuwangi Wajib Tahu, Parenting itu Penting

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemkab Banyuwangi membuka inisiatif untuk melibatkan orang tua atau wali murid di pendidikan anak. Tujuannya, agar dapat menyelaraskan pola pendidikan anak di sekolah dan di rumah.

    Program itu bernama Sekolah Orang Tua Hebat yang disingkat Sobat. Setidaknya, ada ribuan orang tua atau wali murid yang turut dalam program ini.

    “Melalui program ini orangtua bisa mengupdate ilmu parenting. Bagaimana melakukan pendekatan dan lebih mengerti dunia anak sesuai dengan zamannya,” terang Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat peluncuran program Sobat.

    Dalam peluncuran tersebut turut hadir Kepala Pusat Kepala Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami yang terhubung secara virtual.

    Ruspita mengapresiasi program Banyuwangi itu. Pihaknya menyebut tantangan pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah kurangnya keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan pola asuh anak secara langsung.

    Hal ini, kata Ruspita, tidak lepas dari kurangnya edukasi pada orangtua. Salah satu indikatornya hasil survei nasional menunjukkan hanya 23 persen orangtua yang mendapatkan pendidikan parenting.

    “Saya sangat bahagia Banyuwangi meluncurkan program ini sebagai upaya pelibatan orangtua. Dengan program ini harapannya terjadi keselarasan dan kesinambungan pada pendidikan anak di rumah dan di sekolah serta membentuk karakter dan pribadi anak secara utuh,” harapnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Suratno menyiapkan 588 fasilitator berpengalaman. Mereka berasal dari psikolog dan guru. Nantinya, mereka akan menjalani pendidikan itu selama empat bulan untuk setiap angkatan, dan mendapat sertifikat.

    “Angkatan pertama diikuti oleh 8.515 peserta orang tua/ wali murid dari jenjang PAUD, SD, dan SMP dengan jumlah total 337 lembaga,” katanya.

    Selama empat bulan, wali murid akan mengikuti tatap muka sebanyak 16 kali pertemuan dengan tema materi yang berbeda. Di antaranya tema perkembangan anak, bakat minat anak, dukungan orang tua dalam penumbuhan budi pekerti, mandiri, dan tanggung jawab, hingga peran orang tua dalam bulliying dan kekerasan.

    “harapan kami untuk angkatan selanjutnya jumlahnya akan semakin banyak karena semakin banyak orang tua yang sudah mengetahui manfaatnya,” imbuh Suratno. [rin/aje]

  • Ini Segudang Prestasi Felicia Dahayu, Pelajar Kampung Asal Banyuwangi yang Bertemu Elon Musk

    Ini Segudang Prestasi Felicia Dahayu, Pelajar Kampung Asal Banyuwangi yang Bertemu Elon Musk

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Felicia Dahayu, pelajar kampung asal Banyuwangi yang menyita perhatian publik. Siswa SDN 1 Pesanggaran ini tak disangka mendapat kesempatan bertemu dengan Elon Musk, pesohor asal Amerika.

    Kesempatannya bertemu CEO SpaceX sekaligus Tesla Inc. di Bali tersebut memang bukan sebuah kebetulan. Ternyata, Felicia Dahayu memang memiliki segudang prestasi di bidang akademik.

    Felicia yang kini duduk di kelas V SD itu merupakan salah produk dari pelatihan matematika “Smart Gasing” yang diinisiasi oleh Pemkab Banyuwangi. Diketahui, metode itu hasil pengembangan bersama Prof Yohanes Surya seorang fisikawan Indonesia dan Pembimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia/TOFI.

    Prestasinya berawal dari peringatan Hari Jadi Banyuwangi, Desember 2023. Saat itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memberikan penghargaan kepada Felicia Dahayu sebagai “Warga Inspiratif”.

    Bahkan saat ini, Felicia Dahayu mendapat training khusus dari tim Prof Yohanes Surya, untuk menghadapi Olimpiade Matematika se-Asia, “Asia Science and Mathematics Olympiad for Primary and Secondary School (ASMOPSS)”. Pesertanya adalah para pelajar terbaik se-Asia, yang akan digelar tahun ini.

    Selain itu, prestasinya yang lain yakni Felicia berhasil meraih juara di Olimpiade Matematika, di Bitung, Sulawesi, November 2023 lalu.

    “Felicia bersama Jose mendapat training khusus dari tim Prof Surya dari Jakarta. Dia diajak Prof Surya di Bali, dan mendapat kesempatan bertemu Elon Musk,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Bupati Ipuk berharap, kesempatan Felicia ini bisa menjadi pelecut siswa Banyuwangi lainnya untuk lebih semangat. Terutama, gigih belajar dan mencintai sains.

    “Semoga Felicia ini menjadi motivasi bagi anak-anak Banyuwangi terus mencintai ilmu-ilmu sains,” tutup Ipuk. [rin/aje]

  • Pelajar Kampung asal Banyuwangi Ketemu Elon Musk, Bukan Anak Sembarangan

    Pelajar Kampung asal Banyuwangi Ketemu Elon Musk, Bukan Anak Sembarangan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Felicia Dahayu bak mimpi di siang bolong yang menjadi kenyataan. Pelajar kampung yang berstatus siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Pesanggaran ini bisa bertemu langsung dengan pesohor asal Amerika, Elon Musk.

    Gadis yang duduk di bangku kelas V itu menjadi salah satu yang mendapatkan tes langsung dari CEO SpaceX sekaligus Tesla Inc itu. Ya, pertemuan mereka saat di sela-sela World Water Forum (WWF) ke-10, di Bali, (19/5/2024) kemarin.

    Pertemuan dengan Elon Musk memang cukup berliku. Namun, Felicia memang bukan anak sembarangan.

    Dia adalah salah satu pencetus produk dari pelatihan dengan metode Smart Gasing” yang bekerjasama dengan Pemkab Banyuwangi. Salah satu Metode pembelajaran matematika tersebut berkembang berkat tangan Profesor Yohanes Surya.

    Dia seorang fisikawan Indonesia dan Pembimbing Tim Olimpiade Fisika Indonesia/TOFI. Kolaborasi antara Prof. Surya dan Pemkab Banyuwangi karena sevisi untuk mencetak ribuan jagoan matematika di daerahnya.

    Metodenya, memadukan pengajaran matematika dengan pengembangan kecerdasan lainnya, seperti kecerdasan musikal, logika matematika, hingga kinestetik.

    Benar saja, pengikut atau pelajar yang turut dalam program pelatihan ini mayoritas berada di desa, bahkan jauh dari pusat Banyuwangi. Mereka berasal dari Kecamatan Siliragung, Pesanggaran, Tegaldlimo, dan Bangorejo.

    Salah satunya Felicia. Dia tinggal di Dusun Krajan, Siliragung. Ibunya merupakan guru Taman Kanak-Kanak (TK) di desanya.

    Berkat kecerdasannya, Felicia juga didaulat berbagi pengetahuan matematika di Fakultas Teknik Universitas Cendrawasih. Termasuk akan menghadapi Olimpiade Matematika se-Asia, “Asia Science and Mathematics Olympiad for Primary and Secondary School (ASMOPSS).

    Pertemuan Felicia Dahayu dengan Elon Musk cukup menyita perhatian. Felicia hadir bersama pelajar dari Papua, Jose Nerotou. Dalam pertemuan tersebut, Elon Musk sempat memberikan tes kepada dua bocah tersebut.

    “Felicia dan Jose mendapat tantangan dari Elon. Tantangan itu adalah pengerjaan soal integral. Salah satunya, mereka diminta menghitung turunan volume bola. Jawaban dari dua bocah ini sempat membuat kagum Elon,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat di Bali bertemu Felicia bersama Prof Yohanes. [rin/aje]

  • Ribuan CJH Banyuwangi Gelar Manasik, Jemaah Tertua Usianya Segini

    Ribuan CJH Banyuwangi Gelar Manasik, Jemaah Tertua Usianya Segini

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Calon Jemaah Haji (CJH) Banyuwangi tahun ini berjumlah 1238 orang. Mereka tergabung dalam kloter 57, 58, 59, dan 60 dijadwalkan berangkat mulai 26 Mei 2024 dari embarkasi Surabaya.

    Dari jumlah itu, terdapat 282 jemaah lansia yang berusia di atas 65 tahun. Sementara, CJH usia tertua adalah Samiran (99) asal Kecamatan Sempu. Sedangkan yang termuda adalah Havid Nur Yasin (19) asal Kecamatan Srono.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berpesan agar para CJH saling menjaga. Termasuk kesehatan jemaah selama menjalani ibadah rukun Islam kelima tersebut.

    “Saya minta para jemaah selama berada di Arab Saudi, untuk saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain. Jaga kesehatan semua dari sekarang agar bisa berangkat dan beribadah dengan baik,” ungkap Bupati Ipuk.

    Tak lupa, kata Ipuk, menitipkan doa kepada para jemaah. Mendoakan Banyuwangi agar selalu selamat dan sejahtera.

    “Jangan lupa juga saat salat atau ketika berada di tempat-tempat mustajab, untuk mendoakan Banyuwangi agar selalu diberi keselamatan dan kesejahateraan. Mohon doakan Banyuwangi menjadi daerah yang dirahmati Allah SWT,” tambah Ipuk.

    Selain itu, Ipuk juga berharap agar jemaah haji bisa menjadi duta bagi Banyuwangi. Saat haji akan berkumpul dengan jemaah dari seluruh daerah di Indonesia, bahkan mungkin akan berinteraksi dengan berbagai negara. Itu bisa menjadi momen untuk memperkenalkan Banyuwangi.

    “Para jemaah bisa menjadi duta untuk mengabarkan berbagai hal yang baik tentang Banyuwangi. Berikan jawaban yang baik ketika ada jemaah dari daerah lain yang menanyakan tentang Banyuwangi,” harapnya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Chaironi Hidayat, mengatakan manasik haji bertujuan untuk memantapkan kesiapan jemaah. Dalam manasik haji, calon jemaah diajarkan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji.

    “Seperti rukun haji, persyaratan, hal wajib, hal yang disunahkan, maupun hal-hal yang dilarang selama pelaksanaan ibadah haji,” katanya.  [rin/aje]

  • Ribuan Peninggalan Kuno Banyuwangi Tersimpan di Kolektor, Ada Lontar Sritanjung

    Ribuan Peninggalan Kuno Banyuwangi Tersimpan di Kolektor, Ada Lontar Sritanjung

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Ribuan koleksi sejarah peninggalan masa kerajaan Blambangan yang kini menjadi Banyuwangi tersimpan di sebuah rumah. Letaknya di Jalan Widuri, No. 21, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

    Kini, lokasi itu diberi nama Omahseum yang diinisiasi oleh seorang kolektor bernama Thomas Racharto. Dia merupakan seorang kolektor yang banyak mengoleksi benda-benda kuno sejak 1971.

    Setelah bergelut puluhan tahun, Thomas memiliki tak kurang dari 1.200 koleksi. Jumlahnya bermacam-macam, ada peninggalan yang berusia ratusan tahun bahkan ada yang sejak Abad 13.

    Ribuan artefak Balambangan kuno seperti lingga, kendi, manik-manik, kitab kuno, keris, pedang, sampai fosil-fosil tersaji di Omahseum. Salah satunya yang menarik adalah naskah kuno Lontar Sritanjung.

    “Ini akan diajukan oleh Perpustakaan Daeran sebagai IKON (Ingatan Kolektif Nasional) ke Perpustakaan Nasional,” kata Thomas.

    Lontar Sritanjung adalah naskah yang diyakini sebagai legenda asal usul nama Banyuwangi. Naskah ini merupakan koleksi langka dan memiliki arti penting bagi sejarah dan kepercayaan masyarakat Blambangan.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi inisiatif adanya Omahseum itu. Menurutnya, hal tersebut menjadi sarana edukatif dan destinasi wisata baru.

    “Saya sangat senang atas inisiatif Pak Thomas Racharto dan keluarga. Ini dedikasi yang penting untuk wahana edukasi dan wisata sejarah bagi siapa saja yang ingin mengenal Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

    Ipuk menyebutkan, pemerintah daerah siap untuk mengintegrasikan Omahseum dalam program-program promosi pariwisata di ujung timur Jawa ini. Apalagi, letak Omahseum yang berada di jalur wisata menuju ke Ijen dan Desa Adat Osing Kemiren.

    “Masyarakat bisa menikmatinya sejumlah museum. Selain di Museum Blambangan dan Museum PIGGI (Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen), juga bisa ke Omahseum,” pungkas Ipuk. [rin/aje]