Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Intip Ragam Tradisi dan Budaya Banyuwangi yang Hadir Mewarnai Festival Kuwung 2024 – Page 3

    Intip Ragam Tradisi dan Budaya Banyuwangi yang Hadir Mewarnai Festival Kuwung 2024 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Festival Kuwung yang diadakan pada Sabtu malam (7/12/2024) di RTH Maron Genteng, Banyuwangi, menghadirkan kemeriahan luar biasa. Sesuai artinya yaitu ‘pelangi’, festival ini menampilkan berbagai tradisi seni dan budaya khas Banyuwangi yang penuh warna. Sebagai bagian dari Banyuwangi Festival 2024, acara ini juga menarik ribuan pengunjung yang memadati sepanjang rute parade. 

    Sementara itu, panggung utama festival ini menyuguhkan pertunjukan seni budaya yang memukau, seperti tari Gandrung, Kuntulan, Jaranan Buto, Jakripah, Barong, dan Tari Bali. Iringan gamelan dan angklung Banyuwangian yang dimainkan secara langsung menambah semarak suasana, mengiringi langkah ribuan penampil yang tampil elok dalam balutan kostum. Parade mobil hias dengan miniatur budaya daerah juga tak kalah menarik perhatian.

    Seperti atraksi Barong dengan gerakan lincahnya sukses memikat para penonton. Perwakilan dari berbagai etnis dan budaya yang ada di Banyuwangi turut memeriahkan festival ini. 

    “Kuwung bermakna pelangi, yang menggambarkan warna-warni tradisi dan budaya Banyuwangi. Semua ini menghasilkan harmoni yang menjadi modal sosial membangun Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat membuka acara.

  • Tujuh Tahun Beruntun, Banyuwangi Raih Gelar Kabupaten Terinovatif

    Tujuh Tahun Beruntun, Banyuwangi Raih Gelar Kabupaten Terinovatif

    Liputan6.com, Banyuwangi – Kabupaten Banyuwangi kembali ditetapkan sebagai Kabupaten Terinovatif pada ajang Indonesia Government Award  (IGA), yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Dengan raihan ini, Banyuwangi menjadi Kabupaten Terinovatif selama tujuh tahun berturut-turut. 

    Penghargaan tersebut diserahkan dalam Penganugerahan IGA 2024, yang dibuka Wakil Menteri Dalam Negeri, Ribka Haluk, di Surabaya, Kamis (5/12/2024). Penghargaan diserahkan Kepala Badan Kebijakan Strategi Dalam Negeri (BKSDN) Kemendagri Yusharto Huntoyungo kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. Dalam ajang tersebut Banyuwangi meraih nilai tertinggi di antara Kabupaten dan Kota untuk Regional Pulau Jawa. 

    “Alhamdulillah komitmen Banyuwangi melakukan berbagai inovasi untuk memajukan daerah  mendapatkan apresiasi. Berbagai program inovasi akan terus kami dorong sebagai lokomotif pembangunan daerah ke depan,” kata Ipuk, Jumat (6/12/2024)

    Dikatakan Ipuk budaya inovasi terus didorong karena selama ini  inovasi terbukti menjadi kunci Banyuwangi dalam mewujudkan kemajuan, memperbaiki kualitas layanan publik, dan menciptakan solusi yang adaptif dan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

    Setidaknya ada 220 inovasi yang telah dijalankan Banyuwangi, salah satunya program inovasi peningkatan ekonomi warga yakni program “Kanggo Riko”, yang menjadi salah satu lokus penilaian IGA Award tahun ini. Kanggo Riko merupakan program penguatan ekonomi bagi rumah tangga miskin (RTM) dimana penerima program mendapatkan Rp2,5 juta, untuk memenuhi kebutuhan usahanya. Kanggo Riko telah dirasakan manfaatnya oleh  6.898 keluarga. Pada tahun ini, ditargetkan 1.890 warga menjadi penerima manfaat Kanggo Riko.

  • Banyuwangi Raih Predikat Kabupaten Terinovatif Tujuh Tahun Berturut-turut

    Banyuwangi Raih Predikat Kabupaten Terinovatif Tujuh Tahun Berturut-turut

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih penghargaan sebagai Kabupaten Terinovatif pada ajang Indonesia Government Award (IGA) 2024 yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Ini menjadi tahun ketujuh berturut-turut Banyuwangi menerima penghargaan ini, bahkan dengan nilai tertinggi di antara kabupaten dan kota di Pulau Jawa.

    “Alhamdulillah, komitmen Banyuwangi dalam berinovasi untuk kemajuan daerah mendapatkan apresiasi. Inovasi akan terus kami dorong sebagai lokomotif pembangunan ke depan,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani usai menerima penghargaan yang diserahkan oleh Kepala BKSDN Kemendagri, Yusharto Huntoyungo.

    Bupati Ipuk menekankan bahwa budaya inovasi menjadi bagian tak terpisahkan dari Banyuwangi. Hingga saat ini, Banyuwangi telah menjalankan 220 program inovasi, termasuk program unggulan Kanggo Riko, yang menjadi sorotan dalam penilaian IGA Award.

    Kanggo Riko adalah program pemberdayaan ekonomi rumah tangga miskin (RTM) dengan memberikan bantuan modal sebesar Rp2,5 juta kepada penerima manfaat. Program ini telah membantu 6.898 keluarga dan ditargetkan menjangkau tambahan 1.890 penerima pada tahun ini.

    “Program Kanggo Riko adalah salah satu bentuk nyata inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung,” ujar Ipuk.

    Hasil dari inovasi berkelanjutan ini terlihat pada berbagai indikator positif pembangunan daerah. Pendapatan per kapita Banyuwangi naik dari Rp53,87 juta pada 2022 menjadi Rp58,08 juta pada 2023. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah meningkat dari Rp93,28 triliun (2022) menjadi Rp101,29 triliun (2023).

    Selain itu, angka kemiskinan juga berhasil ditekan dari 7,34 persen (2022) menjadi 6,54 persen (2023).

    “Ini semua adalah hasil kerja bersama seluruh stakeholder dan masyarakat Banyuwangi. Sinergi dan kolaborasi menjadi kunci,” pungkas Ipuk. [rin/beq]

  • Inovasi Tiada Henti, Banyuwangi Raih Predikat Kabupaten Terinovatif 7 Tahun Beruntun – Page 3

    Inovasi Tiada Henti, Banyuwangi Raih Predikat Kabupaten Terinovatif 7 Tahun Beruntun – Page 3

    Liputan6.com, Banyuwangi Dalam ajang Indonesia Government Award (IGA) 2024, Kabupaten Banyuwangi kembali meraih predikat sebagai Kabupaten Terinovatif. Capaian ini sekaligus menegaskan status Banyuwangi menjadi Kabupaten Terinovatif selama tujuh tahun berturut-turut.

    Penghargaan tersebut diserahkan dalam Penganugerahan IGA 2024, yang dibuka Wakil Menteri Dalam Negeri, Ribka Haluk, di Surabaya, Kamis (5/12/2024). Penghargaan diserahkan Kepala Badan Kebijakan Strategi Dalam Negeri (BKSDN) Kemendagri Yusharto Huntoyungo kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Banyuwangi meraih nilai tertinggi di antara Kabupaten dan Kota untuk Regional Pulau Jawa. 

    “Alhamdulillah komitmen Banyuwangi melakukan berbagai inovasi untuk memajukan daerah mendapatkan apresiasi. Berbagai program inovasi akan terus kami dorong sebagai lokomotif pembangunan daerah ke depan,” kata Ipuk.

    Perbesar

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menerima Penghargaan Indonesia Government Award 2024.

    Ipuk mengatakan budaya inovasi terus didorong karena selama ini inovasi terbukti menjadi kunci Banyuwangi dalam mewujudkan kemajuan, memperbaiki kualitas layanan publik, dan menciptakan solusi yang adaptif dan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

    Setidaknya ada 220 inovasi yang telah dijalankan Banyuwangi, salah satunya program inovasi peningkatan ekonomi warga yakni program “Kanggo Riko”, yang menjadi salah satu lokus penilaian IGA Award tahun ini.

    Kanggo Riko merupakan program penguatan ekonomi bagi rumah tangga miskin (RTM) dimana penerima program mendapatkan Rp2,5 juta, untuk memenuhi kebutuhan usahanya. Kanggo Riko telah dirasakan manfaatnya oleh 6.898 keluarga. Pada tahun ini, ditargetkan 1.890 warga menjadi penerima manfaat Kanggo Riko.

    Perbesar

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menerima Penghargaan Indonesia Government Award 2024.

    Atas berbagai inovasi yang dilakukan, Ipuk menegaskan bahwa Banyuwangi secara berkelanjutan berhasil mempertahankan kemajuan di berbagai sektor pembangunan. Di antaranya pendapatan perkapita yang terus meningkat, pada 2022 sebesar Rp. 53,87 juta menjadi Rp. 58, 08 juta pada 2023.

    PDRB daerah juga naik dari Rp. 93,28 triliun pada 2022 menjadi Rp. 101,29 triliun (2023). Sedangkan angka kemiskinan turun dari 7,34 persen pada 2022 menjadi 6,54 persen pada 2023. 

    “Berbagai capaian positif tersebut merupakan hasil kerja bersama, sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholder pembangunan dan masyarakat Banyuwangi,” pungkas Ipuk.

     

    (*)

  • Ipuk-Mujiono Unggul, Penetapan Pemenang Pilkada Banyuwangi Tunggu 3 Hari

    Ipuk-Mujiono Unggul, Penetapan Pemenang Pilkada Banyuwangi Tunggu 3 Hari

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara Pilkada Banyuwangi tingkat kabupaten telah usai. Hasilnya, pasangan petahana Ipuk Fiestiandani-Mujiono unggul atas Ali Makki Zaini-Ali Ruchi.

    Perolehan suara Ipuk-Muji berdasarkan rekapitulasi itu yakni 404.336 atau 53,11 persen. Sedangkan paslon nomor urut 02, mendapatkan 371.688 suara atau 47, 89 persen. Ada selisih 32.678 suara dari keduanya, jika persentase selisih 4,22 persen.

    Setelah ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi akan melakukan penetapan pasangan pemenang pemilu di Bumi Blambangan. Akan tetapi, keputusan penetapan masih akan menunggu 3 hari ke depan.

    “Kami masih menunggu 3 hari ke depan pasangan lain apakah akan mengajukan mengajukan gugatan sengketa ke Mahkamah Konstitusi (MK),” ungkap Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Banyuwangi Anang Lukman Afandi, ditulis Kamis (5/12/2024).

    Jika terdapat sengketa, kata Anang, pihaknya akan menunggu keputusan MK. Paling lambat pasca keputusan itu akan segera ditetapkan pemenang Pilkada Banyuwangi.

    “Paling lambat 3 hari setelah keputusan MK, maka kita akan segera tetapkan,” pungkasnya.

    Diketahui, selain hasil rekapitulasi penghitungan suara Pilkada Banyuwangi, KPU juga melakukan rekapitulasi penghitungan Pilkada untuk Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Hasilnya, pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak unggul di Banyuwangi.

    Rinciannya, paslon nomor 01 Luluk – Lukman memperoleh 84.161 atau 10,93 persen. Kemudian, paslon nomor 02 Khofifah – Emil mendapatkan suara 456.856 atau 59,32 persen. Sedangkan paslon nomor 03, Tri Rismaharini – Gus Hans memperoleh 229.140 suara atau 29,75 persen. [rin/beq]

  • Sah! Rekapitulasi Pilkada Banyuwangi, Ipuk – Mujiono Menang

    Sah! Rekapitulasi Pilkada Banyuwangi, Ipuk – Mujiono Menang

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Rekapitulasi penghitungan hasil pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banyuwangi rampung. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi menyampaikan hasil tersebut pasangan Ipuk Fiestiandani – Mujiono unggul.

    Perolehan suara paslon nomor urut 01 itu total mendapat 404.336 atau 53,11 persen. Sedangkan paslon nomor urut 02, mendapatkan 371.688 suara atau 47, 89 persen. Ada selisih 32.678 suara dari keduanya, jika persentase selisih 4,22 persen.

    Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Banyuwangi sebanyak 1.348.925. Tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Banyuwangi ini mencapai 59 persen.

    Hasil rapat rekapitulasi tersebut final dan disahkan. Meski, saksi dari pasangan nomor urut 02 Ali Makki Zaini dan Ali Ruchi menolak menandatangani hasil rapat.

    “Itu menjadi hak dari masing masing saksi paslon, akan tetapi tidak mempengaruhi dari keabsahan maupun untuk melanjutkan ke tahap berikutnya,” kata Ketua KPU Banyuwangi, Dian Purnawan.

    Namun, kata Dian, KPU memberikan waktu selama 3 hari kepada paslon Bupati dan Wakil Bupati menyikapi hasil tersebut. Jika dinilai kurang puas atas hasil rekapitulasi, maka dapat mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

    “Ada sengketa maupun tidak ada sengketa dari hasil pemilihan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK), penetapan pemenang Pilkada Banyuwangi kita tetap menunggu pemberitahuan dari MK,” pungkasnya. [rin/aje]

  • Serunya Festival Kita Bisa Banyuwangi Saat Hari Disabilitas Internasional

    Serunya Festival Kita Bisa Banyuwangi Saat Hari Disabilitas Internasional

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional, Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Kita Bisa, Selasa (3/12/2024). Ajang ini menampilkan beragam karya kreatif anak-anak muda penyandang disabilitas di Banyuwangi.

    Anak-anak dari berbagai sekolah tersebut memamerkan hasil karya mereka di stan-stan yang berjajar di depan aula SD Negeri Model Banyuwangi, yang menjadi venue kegiatan. Ada kain batik, anyaman dari limbah plastik, aneka kerupuk, snack, robot bertenaga surya, hingga tempat sampah yang menggunakan sensor gerak.

    Ada juga yang memamerkan kemampuannya di bidang coding. Salah satunya Ibrahim, siswa penyandang border line dari SMPN 3 Banyuwangi tersebut mampu membuat game Pin Ball dengan bimbingan guru pendampingnya.

    Bupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan Festival Kita Bisa sudah menjadi agenda rutin di Banyuwangi sebagai panggung aktualisasi bagi para anak muda difabel. “Ini salah satu wujud komitmen pemkab untuk memberikan akses pendidikan yang sama kepada anak-anak muda daerah,” ujar Iouk.

    Sejak 2013 Banyuwangi pemkab telah mewujudkan sekolah inklusi yang ramah bagi para penyandang disabilitas. Hingga hari ini, semua sekolah negeri dari tingkat PAUD sampai SMA/ sederajat telah berstatus inklusif.

    Pemkab juga telah meluncurkan inovasi Si-Denakwangi (Aplikasi Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Kabupaten Banyuwangi). Aplikasi ini digunakan untuk mendeteksi jenis ketunaan peserta didik berkebutuhan khusus.

    Dengan identifikasi tersebut layanan dan pembelajaran yang diterapkan para guru pendamping khusus (GPK) betul-betul tepat sesuai kondisi anak didik berkebutuhan khusus-nya. Harapannya ini dapat memaksimalkan prestasi mereka

    Tak hanya di sektor pendidikan, pemkab juga terus mengupayakan pemenuhan hak-hak disabilitas pada berbagai bidang yang lain. Misalnya terpenuhinya fasilitas disabilitas di tempat-tempat publik hingga terbukanya peluang di dunia kerja.

    “Pemkab juga rutin menggelar rembug anak dan ABK untuk menjaring aspirasi mereka untuk kami jadikan bahan penyusunan kebijakan daerah. Lewat rembug ini kita berharap aspirasi mereka bisa terakomodir,” urai Ipuk.

    Asisten Pemerintahan dan kesra MY Bramuda menambahkan di Banyuwangi saat ini terdapat 191 sekolah penyelenggara pendidikan inklusi, mulai dari tingkat paud, SD, SMP, hingga SMA/sederajat. Sekolah-sekolah ini didampingi oleh 11 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang bertindak sebagai konsultan. Adapun jumlah guru pendamping khusus (GPK) sebanyak 250 orang.

    “Secara berkala para GPK ini kami berikan bimtek untuk meningkatkan kapasitasnya. Sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam menjembatani kesulitan belajar ABK di sekolah inklusi,” kata Bramuda.

    Sebelum acara puncak, imbuh dia, Festival Kita Bisa dimulai dengan berbagai kegiatan yang mewadahi kreativitas dan potensi anak-anak berkebutuhan khusus. “Sejak kemarin (2/12) kita sudah menggelar Porseni dan Bimtek inklusif, puncaknya kita laksanakan hari ini dengan menampilkan berbagai karya para ABK,” pungkasnya. (rin/kun)

  • Hari Disabilitas Internasional, Banyuwangi Gelar Festival Kita Bisa

    Hari Disabilitas Internasional, Banyuwangi Gelar Festival Kita Bisa

    Liputan6.com, Banyuwangi – Bertepatan dengan peringatan  Hari Disabilitas Internasional, Kabupaten Banyuwangi menggelar Festival Kita Bisa, Selasa (3/12/2024). Ajang ini menampilkan beragam karya kreatif anak-anak muda penyandang disabilitas di Banyuwangi. Anak-anak dari berbagai sekolah yersebut memamerkan hasil karya mereka di stan-stan yang berjajar di depan aula SD Negeri Model Banyuwangi, yang menjadi venue kegiatan. Ada kain batik, anyaman dari limbah plastik, aneka kerupuk, snack, robot bertenaga surya, hingga tempat sampah yang menggunakan sensor gerak. 

    Ada juga yang memamerkan kemampuannya di bidang coding. Salah satunya Ibrahim, siswa penyandang border line dari SMPN 3 Banyuwangi tersebut mampu membuat game Pin Ball dengan bimbingan guru pendampingnya. Bupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan Festival Kita Bisa sudah menjadi agenda rutin di Banyuwangi sebagai panggung aktualisasi bagi para anak muda difabel. “Ini salah satu wujud komitmen pemkab untuk memberikan akses pendidikan yang sama kepada anak-anak muda daerah,” ujar Ipuk. 

    Sejak 2013 Banyuwangi pemkab telah mewujudkan sekolah inklusi yang ramah bagi para penyandang disabilitas. Hingga hari ini, semua sekolah negeri dari tingkat PAUD sampai SMA/ sederajat telah berstatus inklusif. Pemkab juga telah meluncurkan inovasi Si-Denakwangi (Aplikasi Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Kabupaten Banyuwangi). Aplikasi ini digunakan untuk mendeteksi jenis ketunaan peserta didik berkebutuhan khusus. Dengan identifikasi tersebut layanan dan pembelajaran yang diterapkan para guru pendamping khusus (GPK) betul-betul tepat sesuai kondisi anak didik berkebutuhan khusus-nya. Harapannya ini dapat memaksimalkan prestasi mereka.

    Tak hanya di sektor pendidikan, pemkab juga terus mengupayakan pemenuhan hak-hak disabilitas pada berbagai bidang yang lain. Misalnya terpenuhinya fasilitas disabilitas di tempat-tempat publik hingga terbukanya peluang di dunia kerja. “Pemkab juga rutin menggelar rembug anak dan ABK untuk menjaring aspirasi mereka untuk kami jadikan bahan penyusunan kebijakan daerah. Lewat rembug ini kita berharap aspirasi mereka bisa terakomodir,” urai Ipuk. 

  • Akhir Tahun, Banyuwangi Tuntaskan Bangun 100 Ruas Jalan

    Akhir Tahun, Banyuwangi Tuntaskan Bangun 100 Ruas Jalan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemkab Banyuwangi memastikan pembangunan infrastruktur jalan di daerah tuntas hingga akhir tahun. Seperti yang terlihat saat proses pembangunan jalan di Kecamatan Muncar.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau langsung progres pembangunan ruas jalan yang telah selesai. Beberapa ruas jalan ini di antaranya ruas Jalan Ikan Kerapu, Dusun Palurejo Desa Sumbersewu, Jalan menuju SMPN Muncar, Jalan Kedungringin Dusun Sumberberas Desa Tembokrejo dan Jl. Sumberberas.

    “Kami terus memastikan pembangunan jalan di tahun 2024 berjalan lancar dan bisa tuntas jelang akhir tahun. Alhamdulillah untuk wilayah kecamatan Muncar ada 100 titik jalan yang telah selesai dibangun dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” ungkap Ipuk.

    Kecamatan Muncar, kata Ipuk, merupakan salah satu wilayah di Banyuwangi yang pembangunan jalannya cukup masif. Setidaknya, sebanyak 344 titik ruas jalan dengan panjang total 90,386 KM dibangun sejak 2021-2024.

    “Pembangunan jalan tersebut dilakukan untuk memperlancar aktivitas masyarakat, baik untuk keperluan ekonomi, pendidikan dan lainnya,” jelasnya.

    Selain itu, lanjut Ipuk, pembangunan jalan di wilayah Muncar juga untuk mendukung kelancaran aktivitas industri perikanan di kawasan tersebut. Mengingat, kawasan ini merupakan pelabuhan dan laut penghasil produksi ikan segar.

    “Semoga pembangunan jalan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ayo kita jaga bersama agar kondisi jalan awet dan tidak cepat rusak,” ujar Ipuk.

    Sementara itu Plt. Sekretaris Dinas PU Cipta Karya Banyuwangi Ebta Andharisandi menerangkan, untuk anggaran 2024, di wilayah Kecamatan Muncar terdapat 100 ruas jalan yang telah selesai dibangun maupun diperbaiki.

    “Rinciannya sebanyak 80 titik ruas jalan dibangun dengan anggaran APBD 2024 dan ditambah 20 titik ruas jalan yang merupakan usulan tambahan, dan dibangun dengan anggaran APBD Perubahan 2024,” pungkas Ebta. [rin/aje]

  • Bupati Ipuk Sebut Pembangunan Jalan Tetap Jadi Program Prioritas di Banyuwangi 2025

    Bupati Ipuk Sebut Pembangunan Jalan Tetap Jadi Program Prioritas di Banyuwangi 2025

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Program pembangunan jalan untuk warga menjadi salah satu fokus Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Bahkan, hingga akhir tahun progress pembangunan infrastruktur ini mencapai 100 ruas jalan telah dibangun.

    Salah satunya seperti yang terlihat di sejumlah titik di Kecamatan Muncar. Daerah ini bahkan menjadi salah satu fokus pembangunan infrastruktur dengan jumlah sebanyak 344 titik ruas jalan. Total panjangnya yakni 90,386 KM dibangun sejak 2021-2024.

    Meski demikian, Bupati Ipuk menyebut bukan hanya pembangunan infrastruktur jalan yang akan menjadi program prioritas pembangunan Banyuwangi ke depannya. Namun ada program lain yang tidak kalah pentingnya bagi masyarakat Banyuwangi.

    “Ya, memang ke depan masih tetap ada program pembangunan infrastruktur di antaranya ruas-ruas jalan yang telah masuk dalam daftar usulan rencana pembangunan daerah 2025,” terangnya.

    Ipuk menjelaskan, pembangunan memang harus bertahap. Karena harus menyesuaikan dengan anggaran yang ada.

    “Memang belum semua bisa dibangun sekaligus. Bertahap semua dilakukan sesuai ketersediaan anggaran yang juga harus dialokasikan untuk pendidikan, kesehatan, gaji guru, gaji tenaga kesehatan, pertanian, UMKM, pariwisata, pelayanan publik, dan sebagainya,” kata Ipuk.

    Sementara itu, Plt. Sekretaris Dinas PU Cipta Karya Banyuwangi Ebta Andharisandi mengatakan pembangunan infrastruktur khususnya jalan menjadi komitmennya. Bahkan, pembangunan juga disesuaikan dengan metode yang tepat di masing-masing wilayah.

    “Pembangunan tersebut dilakukan dengan metode hotmix maupun dengan pavingisasi,” imbuhnya.

    Ebta melanjutkan untuk semua ruas di wilayah kabupaten Banyuwangi lainnya saat ini juga tengah dituntaskan. Paling lambat hingga akhir tahun, sejumlah ruas jalan di Banyuwangi akan kembali mulus.

    “Total jalan yang dibangun untuk tahun 2024 adalah sepanjang 821, 48 KM,” pungkasnya. (rin/ted)