Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Banjir Rendam Enam Desa di Banyuwangi, 739 KK Terdampak

    Banjir Rendam Enam Desa di Banyuwangi, 739 KK Terdampak

    Liputan6.com, Jakarta – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Banyuwangi bagian selatan pada Sabtu sore (22/11/2025) menyebabkan banjir di sejumlah titik. Enam desa di Kecamatan Siliragung dan Kecamatan Pesanggaran dilaporkan terdampak.

    Di Kecamatan Siliragung, desa yang terendam banjir meliputi Buluagung, Siliragung, Semporejo, dan Kesilir. Sementara dua desa lainnya berada di Kecamatan Pesanggaran, yakni Sumberagung dan Sumbermulyo.

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, turun langsung memantau kondisi warga sekaligus memastikan langkah penanganan. “Intensitas hujannya memang tinggi, ratusan rumah warga tergenang,” ujar Ipuk saat meninjau lokasi, Minggu (23/11/2025).

    Dalam kunjungannya, Ipuk mendatangi rumah warga, termasuk kediaman Madori (44) di Dusun Krajan, Desa Buluagung, yang mengalami kerusakan pada bagian dapur akibat pondasi tergerus arus banjir.

    Sarjono, salah satu warga terdampak, menceritakan banjir datang secara tiba-tiba. “Tiba-tiba air datang sekitar pukul 17.30 dan masuk ke rumah dan tidak bisa menyelamatkan barang-barang. Ketinggiannya ada setengah meter. Tapi tidak lama air kembali surut,” katanya.

    Selain meninjau rumah warga, Ipuk juga menyerahkan bantuan kebutuhan pokok bagi keluarga terdampak dan memantau kondisi SDN 3 Sumberagung yang turut terendam. Setelah banjir surut, guru dan siswa dibantu petugas gabungan melakukan pembersihan fasilitas sekolah.

    “Memang permasalahannya ada di drainase dan juga di sungai,” ujar Ipuk.

     

    Presiden Prabowo Subianto meminta masyarakat tidak khawatir mengenai utang proyek kereta cepat Whoosh. Dia menyebut dirinya akan bertanggung jawab, dan bahkan ingin agar rute Whoosh diperpanjang dari Jakarta hingga Banyuwangi, Jawa Timur.

  • LSF Nilai Banyuwangi Layak Jadi Pusat Industri Sinema Nasional

    LSF Nilai Banyuwangi Layak Jadi Pusat Industri Sinema Nasional

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kekayaan alam, budaya, dan adat istiadat Banyuwangi dinilai membuat kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu layak berkembang menjadi pusat industri sinema nasional, menurut pernyataan Ketua Subkomisi Penyensoran Lembaga Sensor Film (LSF), Hadi Armoto, dalam kegiatan Literasi Layanan Penyensoran Film dan Iklan Film serta sosialisasi aplikasi e-SiAS di Banyuwangi, Rabu (19/11/2025).

    Dalam agenda yang dihadiri para pegiat perfilman Jawa Timur itu, Hadi menjelaskan alasan Banyuwangi dipilih sebagai tuan rumah. Ia menilai Banyuwangi memiliki kombinasi lengkap antara kekayaan alam, ragam budaya, dan legenda yang sudah dikenal luas di tingkat nasional maupun mancanegara, sehingga potensial menjadi episentrum produksi film Indonesia.

    “Banyuwangi mempunyai cerita legenda yang begitu hebat. Alamnya bagus. Budayanya banyak. Jadi jangan ditanya lagi, semuanya sudah mendunia. Banyuwangi bisa jadi pusat industri sinema,” kata Hadi.

    Ia menegaskan bahwa Banyuwangi memenuhi seluruh indikator daerah yang layak dieksplorasi dalam karya sinematografi. Karakter visual Banyuwangi, mulai lanskap pegunungan hingga ritual adat dan kesenian lokal, dinilai dapat menjadi materi film yang kuat dan bervariasi. Hadi menyebut potensi itu tidak hanya cocok untuk film komersial, tetapi juga film pendek, dokumenter, hingga proyek kreatif nonkomersial.

    “Potensinya memang besar banget. Film dokumenter yang saya buat juga berkisah tentang Banyuwangi,” ucap Hadi.

    LSF, kata Hadi, mendorong seluruh sineas—baik dari industri besar, komunitas lokal, maupun pemerintah daerah—untuk mengembangkan produksi film berlatar Banyuwangi. Ia menekankan pentingnya memastikan setiap karya melalui proses penyensoran agar mendapatkan Surat Tanda Lulus Sensor (STLS).

    Melalui aplikasi e-SiAS, pengurusan sensor kini dapat dilakukan tanpa harus datang ke Jakarta, sehingga proses produksi film menjadi lebih efisien.

    Menurut Hadi, LSF menangani sekitar 42 ribu film setiap tahun, mulai film layar lebar hingga iklan dan konten serupa lainnya. Dengan peningkatan produksi dari berbagai daerah, termasuk Banyuwangi, ia berharap jumlah karya yang disensor terus bertambah pada tahun mendatang sebagai gambaran tumbuhnya industri kreatif nasional.

    Dukungan LSF ini disambut baik oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, yang menilai langkah tersebut memberi semangat baru bagi pelaku film lokal untuk terus berkarya dan memahami mekanisme perizinan sensor secara benar.

    “Selama ini Banyuwangi telah banyak menjadi lokasi syuting film-film nasional di Indonesia. Dengan dukungan ini, harapannya pelaku film di Banyuwangi kian kreatif dan sesuai dengan regulasi yang ada,” ujarnya.

    Ipuk juga berharap semakin banyak karya skala besar yang diproduksi oleh talenta asli Banyuwangi, baik produser, sineas, maupun aktor.

    “Kami juga berharap nantinya ada film besar yang dihasilkan dari orang Banyuwangi, syuting di Banyuwangi dan artisnya dari Banyuwangi,” jelas Ipuk. [alr/beq]

  • Banyuwangi Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Kapasitas 200 MW

    Banyuwangi Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Kapasitas 200 MW

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Indonesia tengah menggencarkan pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk memperkuat kemandirian energi sekaligus mengejar target Net Zero Emission. Di Banyuwangi, proyek pembangkit listrik ramah lingkungan kembali bertambah dengan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 200 megawatt yang digarap perusahaan energi asal Jerman.

    Proyek ini diproyeksikan menjadi salah satu infrastruktur energi bersih terbesar di Jawa Timur. Selain itu, mendukung peningkatan pasokan listrik rendah karbon secara nasional.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa PLTB memiliki peran strategis dalam transisi energi daerah.

    “PLTB merupakan pembangkit listrik ramah lingkungan, tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polusi udara. PLTB di Banyuwngi mendukung pengurangan emisi karbon dan transisi menuju energi bersih yang dicanangkan pemerintah pusat. PLTB ini akan berkontribusi pada pasokan energi bersih nasional,” kata Ipuk.

    Pembangunan PLTB ini menjadi lanjutan komitmen Banyuwangi dalam pengembangan energi bersih setelah sebelumnya sukses mengembangkan proyek geothermal dan berbagai program efisiensi energi sektor publik. Proyek yang ditargetkan beroperasi pada 2028 itu merupakan hasil penjajakan antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan wpd Energi, perusahaan energi angin berpengalaman dari Jerman.

    Dalam pertemuan sebelumnya, Managing Director Asia Pasific wpd Energi, Hans Christoph Brumberg, memaparkan rencana investasi serta potensi teknologi yang akan diterapkan di Banyuwangi.

    “Perusahaan kami telah berpengalaman di bidang energi angin di Jerman selama puluhan tahun. Kami melihat potensi pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Oleh karena itu, kami datang ke Indonesia untuk menemukan beberapa lokasi, dan kami pilih Banyuwangi” ujar Hans Christoph.

    Hans menegaskan bahwa pemilihan Banyuwangi dilakukan melalui analisis komprehensif terhadap karakteristik angin dan kondisi geografisnya. “Indonesia adalah negara besar, memiliki banyak sumber daya surya. Tetapi untuk angin, kami perlu mencari dengan sangat hati-hati. Di Banyuwangi kami menemukan lokasi potensial yang sangat menarik dan atraktif, dekat pantai dan di kaki pegunungan,” ungkapnya.

    Kombinasi topografi dan kecepatan angin dinilai ideal untuk proyek berskala industri, sehingga menjadi alasan utama perusahaan memilih Banyuwangi dibandingkan wilayah lain.

    PLTB yang akan dibangun tersebut diproyeksikan menghasilkan listrik hingga 200 megawatt dengan dukungan 25–30 turbin angin. Menurut perusahaan, tahap awal yang sedang berjalan saat ini meliputi verifikasi potensi angin melalui pengukuran langsung untuk memastikan keakuratan data sebelum pembangunan dimulai.

    “Sekarang kami sedang melakukan bagian realisasi proyek tahap awal. Salah satunya melakukan pengukuran untuk memverifikasi potensi sumber daya angin,” imbuhnya.

    Kepala DPMTSP Banyuwangi, Partana, menambahkan bahwa pembangunan PLTB telah dirancang melalui tahapan teknis yang terstruktur sejak 2024 hingga 2028. Kegiatan awal proyek mencakup persiapan, pengumpulan data angin, serta asesmen lokasi untuk memastikan semua kriteria teknis terpenuhi.

    “Sepanjang 2024–2025 difokuskan untuk memastikan kelayakan teknis dan administratif,” jelasnya. Pada 2026–2027, fokus beralih ke pembangunan infrastruktur PLTB, termasuk pemasangan turbin dan jaringan pendukung.

    Seluruh rangkaian kegiatan ditargetkan rampung pada akhir 2028 sehingga PLTB dapat mencapai Tanggal Operasi Komersial (COD). “Seluruh rangkaian kegiatan tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun 2028 dan akan mencapai Tanggal Operasi Komersial (COD),” pungkas Partana. [alr/beq]

  • Sirkuit BMX Muncar Banyuwangi, Satu-satunya Berstandar Olimpiade di Asia Tenggara
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 November 2025

    Sirkuit BMX Muncar Banyuwangi, Satu-satunya Berstandar Olimpiade di Asia Tenggara Regional 16 November 2025

    Sirkuit BMX Muncar Banyuwangi, Satu-satunya Berstandar Olimpiade di Asia Tenggara
    Penulis
    KOMPAS.com –
    Banyuwangi BMX Supercross 2025, satu-satunya balap sepeda BMX di Indonesia yang masuk agenda resmi Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI), resmi dimulai di Sirkuit BMX Muncar, Banyuwangi, selama dua hari, 15 – 16 November 2025.
    Sirkuit
    BMX
    Muncar
    Banyuwangi
    merupakan sirkuit
    supercross
    berstandar olimpiade yang pertama di Asia Tenggara.
    Bahkan usai gelaran Banyuwangi BMX Supercross, tim dari Latvia Eropa meminta izin menjadikan Sirkuit Muncar tempat pemusatan latihan bagi para atlet BMX mereka selama satu bulan mulai awal 2026 mendatang.
    Sebelumnya Sirkuit Muncar juga menjadi tempat pemusatan latihan bagi atlet Pelantas BMX untuk persiapan di kejuaraan internasional.
    Selain telah berstandar Olimpiade, sirkuit Muncar juga memiliki trek salah satu terpanjang di dunia. Sirkuit ini telah direvitalisasi Kementerian PU dengan melibatkan arsitek berpengalaman di dunia track BMX, Tom Ritzenthaler.
    Sirkuit Muncar memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Memiliki lintasan terpanjang di dunia, dengan panjang
    track
    465 meter, serta
    obstacle
    4
    high jump
    yang merupakan
    track
    terbanyak di dunia.
    Sirkuit ini juga dilengkapi dua
    start gate
    ketinggian 5 dan 8 meter, serta 7
    line
    yang memiliki karakteristik berbeda dan bisa digunakan untuk perlombaan berbagai kelas.
    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani optimistis hadirnya Sirkuit BMX Muncar yang telah memenuhi standar internasional,tidak hanya mencetak atlet berprestasi, tetapi juga menjadi magnet baru yang mendongkrak pariwisata dan perekonomian lokal.
    “Terima kasih khususnya kepada Kementerian PU, serta Kemenpora, PB ISSI, dan seluruh warga Muncar yang telah mendukung revitalisasi sirkuit ini menjadi standar
    Olympic
    yang tentunya telah mewujudkan komitmen pemkab untuk meningkatkan fasilitas olahraga, khususnya olahraga sepeda yang memiliki banyak potensi di daerah kita,” ujar Ipuk.
    Ipuk menambahkan pembangunan sirkuit internasional di Muncar ini akan menjadi ‘kawah candradimuka’ bagi bibit-bibit unggul atlet BMX nasional, terutama Banyuwangi.
    “Kehadiran sirkuit ini juga membuka peluang bagi Banyuwangi untuk menjadi tuan rumah kejuaraan BMX kelas dunia di masa depan. Ini akan mendatangkan atlet,
    official
    , dan penggemar dari berbagai negara, yang otomatis akan menggerakkan ekonomi daerah,” kata Ipuk.
    Pelatih Kepala Timnas Balap Sepeda Indonesia, Dadang Haries Poernomo, mengatakan Banyuwangi menjadi satu-satunya di Indonesia, bahkan di ASEAN yang memiliki sirkuit dengan level internasional untuk supercross.
    “Bahkan di Asia hanya ada 3, Banyuwangi, Jepang, dan Cina yang berstandar Olimpiade,” kata Dadang.
    Sirkuit yang awalnya dibangun Pemkab Banyuwangi pada 2015 tersebut, kata Dadang, berpotensi menjadi rujukan bagi para pembalap dunia untuk berlatih, mengingat kualitas dan tantangan yang ditawarkan.
    “Bahkan, tim dari Latvia telah meminta ijin untuk bisa berlatih di Sirkuit Muncar selam asatu bulan pada awal tahun 2026. Ini menunjukkan sirkuit Muncar sangat diminati para rider dunia,” kata Dadang.
    Banyuwangi BMX Supercross 2025 kali ini iikuti 207 rider, selain dari berbagai daerah di Indonesia juga diikuti dari berbagai negara seperti Latvia, China, Malaysia, dan lainnya. (*)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkab Banyuwangi Kolaborasi Bareng Sungai Watch, Gelar Aksi Big Clean Up di Pesisir Muncar

    Pemkab Banyuwangi Kolaborasi Bareng Sungai Watch, Gelar Aksi Big Clean Up di Pesisir Muncar

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemkab Banyuwangi terus menggalakkan penanganan sampah laut. Kegiatan tersebut bentuk kolaborasi bersama Sungai Watch dilakukan aksi ‘Big Clean Up’ di pesisir Sampangan, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Jumat (14/11/2025).

    Community Coordinator Sungai Watch Dewi Fatmawati mengaku, aksi ini diikuti banyak elemen, mulai jajaran pemkab, ratusan relawan lingkungan, TNI-Polri, serta warga setempat. Pesisir Sampangan dipilih karena pantai tersebut kerap menerima tumpukan sampah kiriman dari sungai di dekatnya.

    “Aksi Big Clean Up ini rutin kami lakukan sebulan sekali. Aksi bersih-bersih pantai kali ini sekaligus memperingati Hari Pahlawan. Kita berharap bisa menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang ada di sekitar Muncar,” kata Dewi.

    Dari aksi itu, berbagai jenis sampah berhasil dikumpulkan, mayoritas berupa sampah rumah tangga seperti plastik, kain, styrofoam, sachet, dan beling. Dewi menjelaskan bahwa tumpukan sampah tersebut berasal dari aliran sungai yang bermuara di pesisir Sampangan.

    Di pesisir Sampangan, Sungai Watch telah tiga kali melakukan aksi Big Clean Up dan setiap kegiatan selalu menemukan tumpukan sampah baru. Aksi kali ini, sampah yang berhasil dibersihkan mencapai 2.427,97 kilogram.

    “Sampah-sampah itu kami bawa ke stasiun penyortiran kita. Kami ada tiga gudang di Giri, Rogojampi, dan Bangorejo. Sampah ini nantinya disortir, kemudian sampah yang bisa didaur ulang seperti plastik kita jadikan seperti kursi dan meja,” ujar Dewi.

    NGO (Non Government Organization) yang berbasis di Bali itu, sejak 2022 telah bekerja sama dengan dengan Pemkab Banyuwangi untuk menanggulangi sampah di sejumlah sungai dan pesisir Banyuwangi.

    Hingga saat ini, guna mencegah masuknya sampah ke laut, Sungai Watch telah memasang 67 jaring penghalang sampah (trash barrier) di sejumlah sungai yang ada di Banyuwangi.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani terus mendukung aksi Sungai Watch dan semua relawan yang telah membantu penanganan sampah di Banyuwangi. Ia menyebut kegiatan bersih-bersih rutin seperti ini penting untuk membangun kesadaran warga agar menjaga sungai dan pantai tetap bersih sejak dari sumbernya.

    “Persoalan sampah menjadi pekerjaan rumah bersama, namun dengan kolaborasi dan kepedulian semua pihak, kami optimistis penanganannya akan semakin membaik,” jelas Ipuk.

  • Banyuwangi Masuk Penilaian IGA 2025, Tim Kemendagri Cek 221 Inovasi hingga Dampak Nyatanya

    Banyuwangi Masuk Penilaian IGA 2025, Tim Kemendagri Cek 221 Inovasi hingga Dampak Nyatanya

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemkab Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang lolos untuk penilaian validasi lapang dalam kompetisi Innovative Government Awards (IGA) 2025. Pada penilaian IGA kali ini, Banyuwangi mengajukan 221 inovasi dari berbagai bidang pemerintahan dan pelayanan publik.

    Tim penilai IGA datang langsung ke Banyuwangi selama dua hari, Kamis – Jumat (13-14/11/2025) untuk melihat secara langsung sejumlah inovasi Banyuwangi yang masuk dalam penilaian IGA. Tim terdiri dari Aldo Harjunanto dari Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri dan praktisi media Titin Rosmasari⁠.

    IGA merupakan apresiasi tahunan yang diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kepada pemerintah daerah untuk keberhasilan melakukan inovasi di bidang tata kelola pemerintahan, peningkatan layanan publik, dan pembangunan.

    “Kami datang untuk nge-cek dan melihat langsung inovasi yang telah dilakukan Pemkab Banyuwangi. Apakah benar berjalan dan tentunya apakah benar berdampak bagi masyarakat,” kata Titin Rosmasari yang merupakan Presiden Direktur CNN saat diterima Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan. Turut mendampingi Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono dan segenap jajaran OPD Banyuwangi.

    Selama di Banyuwangi, tim penilai melakukan sejumlah kunjungan, di antaranya bertemu salah satu pelaku UMKM serta warga penerima manfaat Gerakan Hari Belanja ke Pasar Tradisional, UMKM dan Warung-Warung Rakyat.

    Gerakan belanja yang diinisiasi Bupati Ipuk sejak 2021 itu menggerakkan seluruh ASN Pemkab dan karyawan stakeholder lainnya untuk berbelanja bahan kebutuhan pokok maupun barang lainnya di pasar dan warung-warung terdekat. Kegiatan ini dilaksanakan di setiap bulan di tanggal “cantik” misalnya 10 Oktober (10/10), 11 November (11/11), dan seterusnya.

    “Hasil belanjanya kita donasikan kepada warga yang membutuhkan, misalnya warga miskin, balita stunting, korban bencana alam, dan lainnya. Sehingga selain menggerakkan ekonomi lokal, gerakan ini juga membantu mengatasi permasalahan sosial di Banyuwangi,” kata Ipuk.

    “Bahkan, kami juga men-support helm dan jaket untuk driver dan ojol di Banywuangi hasil dari belanja tanggal catik para ASN,” imbuh Ipuk.

    Tim penilai juga mengunjungi sejumlah hotel dan restoran untuk melihat langsung implementasi sistem elektronik Pendapatan Asli Daerah (e-PAD).

    “Ini merupakan platform layanan perpajakan daring yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasannya,” urai Kepala Badan Pendapatan Daerah Banyuwangi, Samsudin, saat mendampingi tim penilai.

    Selanjutnya mereka mengecek pelaksanaan inovasi Sijakawangi (sistem Informasi Pajak Daerah Kabupaten Banyuwangi) dan Sipundiwangi (Sistem Pelaksanaan Undian Pajak Daerah Banyuwangi), serta menggali informasi sejauh mana dampak inovasi tersebut terhadap peningkatan kesadaran wajib pajak dan pendapatan daerah.

    Sijakawangi adalah sistem untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi pengelolaan pajak berbasis digital. Sedangkan Sipundiwangi adalah bentuk apresiasi pemkab bagi masyarakat dan pelaku usaha yang tertib administrasi.

    “Melalui program Sipundiwangi masyarakat dapat berbelanja sekaligus berkesempatan mendapatkan hadiah seperti motor, iPhone, hingga umroh. Inovasi ini bertujuan meningkatkan partisipasi publik dan kepatuhan wajib pajak di Banyuwangi,” ungkap Samsudin.

    Usai mengecek langsung inovasi Banyuwangi, tim penilai pun memberikan apresiasi kepada Banyuwangi.

    “Saya melihat sistem di sini sudah bekerja. Semua stakeholder ikut terlibat sehingga semua inovasinya terbukti dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ungkap Titin.

    Sebagai informasi, Kabupaten Banyuwangi telah tujuh kali berturut-turut sejak tahun 2018 ditetapkan sebagai Kabupaten Terinovatif pada ajang Indonesia Government Award (IGA) yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). [tar/ian]

  • Banyuwangi Borong 3 Penghargaan Inotek Award 2025: Inovasi Kanggo Riko hingga Janji Cinta Pukau Pemprov Jatim

    Banyuwangi Borong 3 Penghargaan Inotek Award 2025: Inovasi Kanggo Riko hingga Janji Cinta Pukau Pemprov Jatim

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi berhasil memborong tiga penghargaan sekaligus pada ajang Anugerah Inovasi Daerah dan Inovasi Teknologi (Inotek Award) 2025 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) di Surabaya, Kamis (13/11/2025).

    Penghargaan bergengsi tersebut diterima langsung oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak. Apresiasi ini diberikan atas inovasi Banyuwangi yang dinilai berdampak nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

    “Terima kasih kepada Pemprov Jatim atas apresiasi ini. Penghargaan ini menjadi penyemangat kami untuk terus menghadirkan inovasi yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Bupati Ipuk.

    Tiga penghargaan yang diraih Pemkab Banyuwangi meliputi Juara 2 Kategori Inovasi Daerah melalui program Kanggo Riko, posisi 15 besar Kategori Inovasi Teknologi melalui program Klik Sekati, serta Juara 2 Kategori Agribisnis melalui inovasi Janji Cinta.

    Program Kanggo Riko yang memiliki arti “Untuk Anda” merupakan inovasi unggulan Bupati Ipuk dalam pemberdayaan ekonomi ribuan rumah tangga miskin, dengan memprioritaskan perempuan kepala keluarga agar mampu mandiri. Saat ini, program tersebut telah menjangkau 8.788 penerima manfaat yang juga terfasilitasi BPJS.

    Sementara itu, program Klik Sekati (Klinik Kesehatan Ikan dan Lingkungan) dari Dinas Perikanan Banyuwangi hadir sebagai solusi digital berbasis website dan mobile apps untuk menjaga ekosistem perikanan, melalui pemantauan kesehatan ikan dan kualitas lingkungan.

    Adapun inovasi Janji Cinta (Jajanan Jelly Inovatif kaya Collagen aktivator, vitamIN, proteIN, Trace mineral dan Antioksidan) yang meraih Juara 2 Agribisnis digagas oleh tim RSUD Blambangan. Program ini mengintegrasikan aspek kesehatan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat dengan mendorong warga desa menanam bibit kelor.

    Apt. Ari Kurnianingsih, Kepala Instalasi Farmasi dan Ketua Tim Inovasi RSUD Blambangan, menjelaskan bahwa hasil panen kelor tersebut dibeli oleh rumah sakit seharga Rp6.000 per kilogram. Daun kelor kemudian diolah menjadi jeli bergizi tinggi yang sebagian diberikan khusus untuk pasien anak-anak penderita gizi buruk dan ibu hamil anemia, sementara sebagian lagi dijual.

    “Jadi ada sekitar 500 bibit kelor yang kita bagikan ke warga desa, terus daun kelor itu kita beli dan kita olah untuk djadikan produk superfood kesehatan seperti jeli. Disini selain fokus untuk inovasi kesehatan, kita berusaha untuk memberdayakan masyarakat desa, menambah penghasilan khususnya para ibu-ibu,” jelasnya. [alr/beq]

  • Suasana Haru Iringi Tabur Bunga di Selat Bali, Banyuwangi Peringati Hari Pahlawan

    Suasana Haru Iringi Tabur Bunga di Selat Bali, Banyuwangi Peringati Hari Pahlawan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Hari Pahlawan di Banyuwangi diperingati dengan berbagai kegiatan. Salah satunya Upacara Tabur Bunga di Selat Bali di atas Kapal Angkatan Laut (KAL) Sembulungan II-5-42 yang dilaksanakan pada Senin (10/11/2025).

    Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso bertindak langsung sebagai inspektur upacara. Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono, Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, Dandim 0825 Banyuwangi Letkol (Arm) Triyadi Indrawijaya, perwakilan veteran dan sejumlah pejabat lainnya turut dalam penghormatan kepada para pahlawan.

    Suasana haru terasa saat mengheningkan ciptasebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan. Hal tersebut juga ditujukan kepada kru KRI Nanggala 402 yang gugur dalam tugas.

    Kegiatan dilanjutkan dengan pelarungan karangan bunga sebagai penghormatan terakhir kepada arwah para pahlawan, dan ditutup dengan tabur bunga di laut.

    “Momentum ini sebagai bentuk penghargaan sekaligus mengenang jasa para pahlawan, termasuk kru KRI Nanggala 402 yang gugur dalam tugas dan dinyatakan patroli sepanjang masa,” kata Danlanal Puji.

    Ia mengatakan, Selat Bali sendiri memiliki nilai historis karena menjadi jalur strategis perjuangan pahlawan masa lalu. Dulunya Selat Bali ini dijadikan perlintasan oleh pahlawan untuk melaksanakan pendaratan di Bali.

    Kegiatan ini juga menjadi refleksi bagi seluruh generasi untuk meneladani semangat pengorbanan para pahlawan.

    “Nilai-nilai kepahlawanan itu harus terus kita jaga dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa,” tuturnya.

    Sebelum melaksanaka tabur bunga di Selat Bali, peringatan hari pahlawan juga dirayakan dengan ziarah tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria Banyuwangi. Kegiatan dipimpin Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, serta Upacara Hari Pahlawan di halaman Pemkab Banyuwangi yang dipimpin langsung Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Di momen Hari Pahlawan, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiadani turut mengajak agar semangat perjuangan para pahlawan harus diwujudkan dalam bentuk kerja nyata. Bukan lagi dengan mengangkat senjata, melainkan melalui penguatan potensi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    “Sebagai generasi penerus, tugas kita adalah mengisi kemerdekaan dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki Banyuwangi, baik kekayaan alam, budaya, seni, maupun sumber daya manusianya,” ujarnya.

    Ipuk berharap semangat kepahlawanan terus hidup dalam setiap langkah pembangunan daerah. “Tujuannya satu, agar Banyuwangi menjadi daerah yang sejahtera, masyarakatnya makmur, serta penuh keberkahan,” pungkasnya. [tar/ian]

  • Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi Pikat Pengunjung Lokal-Turis Asing

    Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi Pikat Pengunjung Lokal-Turis Asing

    Jakarta

    Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Adat Kemiren, Banyuwangi, kembali memikat ribuan pengunjung dari berbagai kota hingga wisatawan mancanegara. Tradisi minum sepuluh ribu cangkir kopi ini menjadi ajang yang selalu dinanti untuk menikmati suasana hangat khas warga Osing.

    Selama 12 tahun sejak pertama digelar pada 2014, festival ini telah menjadi agenda tahunan yang ditunggu wisatawan. Sepanjang jalan utama desa disulap menjadi warung kopi dadakan, deretan rumah warga berubah menjadi tempat ngopi lengkap dengan meja, kursi, lesehan, kudapan, dan kopi khas Banyuwangi.

    Warga Osing menyambut pengunjung dengan ramah sambil menyuguhkan kopi robusta Banyuwangi dalam cangkir warisan turun-temurun. Selain kopi gratis, pengunjung juga menikmati kudapan tradisional seperti kucur, tape ketan dalam bungkus daun kemiri, hingga pisang goreng yang disajikan penuh keakraban.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut hadir menikmati kopi bersama warga, berbaur tanpa sekat dengan pengunjung dan masyarakat setempat.

    “Momentum malam ini selain mengenalkan kopi Banyuwangi yang telah dikenal luas hingga ke luar negeri, juga jadi sarana mempererat kebersamaan dan persaudaraan antar warga Banyuwangi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (9/11/2025).

    Ia juga mengapresiasi Desa Kemiren yang tahun ini meraih dua penghargaan dunia, yaitu The 5th ASEAN Homestay Award dan The Best Tourism Villages Upgrade Programme 2025 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations Tourism (UN Tourism).

    Kepala Desa Kemiren, M. Arifin, menyebut festival ini bisa bertahan selama 12 tahun berkat dukungan dan kekompakan warga. Ia menjelaskan, kegiatan ini dilandasi filosofi masyarakat Osing yakni suguh, gupuh, lungguh dalam menerima tamu.

    “Ngopi sepuluh ewu ini adalah bentuk nyata dari suguh, gupuh, lungguh masyarakat Osing dalam menerima tamu. Kegiatan ini juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi warga, sekaligus menjaga warisan budaya,” tuturnya.

    “Kami disambut sangat ramah, masyarakat sini memberikan secangkir kopi gratis dan rasanya sangat enak,” ungkapnya.

    Adela juga mengaku jatuh cinta pada kuliner tradisional.

    “Kue kucur disini rasanya manis dan nikmat, apalagi dimakan hangat bersama kopi,” katanya.

    Sementara itu, Ardek menilai kota Banyuwangi berisi orang-orang ramah dan mengaku akan merekomendasikan kota ini ke teman-temannya.

    “Banyuwangi sangat ramah. Banyak festival menarik seperti ini. Saya pasti merekomendasikan teman-teman saya datang ke sini,” ceritanya.

    Festival ini juga dihadiri selebgram Winona Araminta yang datang bersama keluarganya. Ia mengaku baru pertama kali menikmati suasana Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren.

    “Vibes-nya menyenangkan. Ramai banget, gak nyangka. Terus makanannya enak-enak dan murah-murah,” pungkasnya.

    (anl/ega)

  • Inovatif Promosikan Daerah, Banyuwangi Raih Penghargaan Best Smart Branding di ISNA 2025
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 November 2025

    Inovatif Promosikan Daerah, Banyuwangi Raih Penghargaan Best Smart Branding di ISNA 2025 Regional 9 November 2025

    Inovatif Promosikan Daerah, Banyuwangi Raih Penghargaan Best Smart Branding di ISNA 2025
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –
    Kabupaten Banyuwangi kembali menorehkan prestasi nasional dengan meraih penghargaan Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2025 sebagai Kabupaten Terbaik I Kategori Best Smart Branding Innovation.
    Penghargaan didapat lantaran Banyuwangi dinilai berhasil memasarkan potensi daerahnya secara inovatif sehingga mampu meningkatkan daya saing ekonomi dan sosial masyarakat.
    Penghargaan tersebut diserahkan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Teknologi Pemerintahan Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) Myra Tayyiba kepada Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono di Jakarta, Sabtu (8/11/2025) malam.
    Pada ajang
    ISNA 2025
    yang digelar oleh Citiasia International, Banyuwangi mengungguli dua finalis lain, yakni Kabupaten Sleman dan Kabupaten Badung.
    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan apresiasi atas capaian tersebut. Ia menyebut, penghargaan yang diterima pihaknya merupakan hasil kerja kolaboratif antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku usaha.
    “Terima kasih kepada seluruh warga Banyuwangi dan pelaku usaha yang telah bersama-sama mempromosikan Banyuwangi dengan baik. Tentu masih ada kekurangan, tapi penghargaan ini menunjukkan bahwa banyak hal positif yang telah kita lakukan bersama,” ujar Ipuk, seperti dikutip Kompas.com dari siaran pers, Minggu (9/11/2025).
    Wakil Bupati Mujiono menjelaskan, penghargaan tersebut diberikan karena Banyuwangi dinilai berhasil membangun citra daerah yang kuat melalui inovasi berkelanjutan, terutama di sektor pariwisata.
    Melalui
    branding

    Majestic Banyuwangi
    ”, kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu dinilai konsisten menciptakan program kreatif untuk menggerakkan perekonomian daerah berbasis pariwisata.
    Salah satu faktor utama yang menjadi perhatian juri adalah keberlanjutan program Banyuwangi Festival, rangkaian ratusan event budaya, kuliner, olahraga, dan seni yang menjadi ikon pariwisata daerah.
    “Konsistensi ini menjadikan Banyuwangi Festival sebagai ikon budaya dan pariwisata utama yang mampu mendongkrak kunjungan wisatawan dan menarik investasi ke daerah,” ujar Mujiono.
    Sejak 2023, dua
    event
    andalan Banyuwangi, Gandrung Sewu dan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), telah masuk dalam agenda nasional Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
    Selain itu, ajang Tour de Banyuwangi Ijen (TDBI) 2025 menjadi satu-satunya balap sepeda di Indonesia yang masuk kalender resmi federasi balap sepeda dunia (UCI).
    “Banyuwangi kini dikenal luas sebagai destinasi
    sport tourism
    ,” tambah Mujiono.
    Tak hanya mengandalkan festival, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk memperkuat sektor pariwisata dan pelayanan publik.
    Salah satu inovasinya adalah program Smart Kampung yang mengintegrasikan layanan publik digital hingga tingkat desa.
    Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Banyuwangi Budi Santoso menambahkan, penilaian ISNA 2025 dilakukan melalui riset komprehensif yang melibatkan survei masyarakat, data dari berbagai instansi, serta analisis inovasi daerah dan
    masterplan smart city
    daerah.
    “Penilaiannya mencakup dampak positif bagi masyarakat, kemitraan dan kolaborasi, adopsi teknologi, serta kreativitas dan keunikan inovasi
    branding
    ,” papar Budi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.