Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Libur Panjang Waisak, Ribuan Wisatawan Serbu Destinasi Wisata Banyuwangi

    Libur Panjang Waisak, Ribuan Wisatawan Serbu Destinasi Wisata Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Momen libur panjang Waisak yang berlangsung sejak Sabtu hingga Selasa (13/5/2025) menjadi berkah bagi sektor pariwisata Banyuwangi. Ribuan wisatawan dari berbagai daerah memadati berbagai destinasi wisata di kabupaten paling timur Pulau Jawa ini. Sejumlah hotel dan homestay bahkan dilaporkan penuh selama empat hari masa liburan.

    “Alhamdulillah libur panjang Waisak menjadi berkah bagi Banyuwangi. Kami monitor sebagian besar destinasi wisata kebanjiran pengunjung,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin (12/5/2025).

    Bupati Ipuk mengungkapkan, peningkatan jumlah wisatawan terjadi di hampir seluruh destinasi unggulan dan wisata buatan yang dikelola pemerintah maupun swasta. Ia menambahkan bahwa banyak penginapan dan hotel yang mengalami keterisian penuh.

    “Selain destinasi wisata, kami juga menerima laporan bahwa hotel-hotel juga kebanjiran tamu. Banyak yang full booking. Kami terus meminta para pelaku dan pengelola wisata untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” lanjutnya.

    Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman, menyebutkan Pulau Bedil di perairan Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran sebagai salah satu destinasi baru yang mencuri perhatian selama libur panjang ini. Pulau Bedil menawarkan pesona alam bahari yang memukau dengan panorama pulau-pulau kecil yang mengelilinginya.

    “Berbagai aktivitas bisa dilakukan, mulai dari berenang di area laguna yang relatif tenang, snorkeling mengintip biota bawah air, hingga sekadar bersantai menikmati pemandangan langsung ke arah Samudera Hindia yang indah,” terang Taufik.

    Tak hanya Pulau Bedil, sejumlah destinasi lain juga mencatat lonjakan pengunjung yang signifikan. Hutan de Djawatan di Kecamatan Cluring, misalnya, mencatat 3.600 pengunjung hanya pada hari Minggu, angka yang naik lebih dari tiga kali lipat dari hari biasa.

    Sementara Pantai Pulau Merah dan Pantai Grand Watudodol masing-masing dikunjungi lebih dari 2.000 wisatawan. Taman Wisata Alam Gunung Ijen juga mencatat kunjungan sekitar 1.800 orang. Pantai Mustika menerima sekitar 1.100 pengunjung, dan Pantai Cacalan dikunjungi lebih dari 1.600 wisatawan.

    “Itu adalah sebagian dari destinasi yang sistem pengunjungnya terintegrasi ke kami. Destinasi-destinasi lainnya, dari pantauan kami, juga mengalami peningkatan kunjungan yang signifikan,” tambah Taufik.

    Ia memperkirakan lonjakan kunjungan wisatawan akan terus berlangsung hingga akhir masa libur panjang. “Kemungkinan hingga hari Selasa pengunjung akan ramai,” ujarnya.

    Meningkatnya kunjungan wisata juga tercermin dari tingkat okupansi hotel dan homestay yang mencapai seratus persen. Hilman Thonthowi, Asisten Marcomm Manager Aston Banyuwangi, menyatakan bahwa seluruh kamar di hotel tempatnya bekerja sudah dipesan sejak Jumat. “Untuk kamar banyak yang full. Rata-rata dari luar kota. Mulai berdatangan hari Jumat,” pungkas Hilman.

    Fenomena ini menjadi indikasi positif kebangkitan pariwisata Banyuwangi pascapandemi serta menunjukkan tingginya minat wisatawan terhadap destinasi-destinasi alam dan budaya yang ditawarkan daerah ini. [alr/suf]

  • Tiba di Banyuwangi Dini Hari, Jenazah Rizal Sampurna Langsung Dimakamkan

    Tiba di Banyuwangi Dini Hari, Jenazah Rizal Sampurna Langsung Dimakamkan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Usai menjalani proses panjang hingga berbagai upaya dilakukan, jenazah Rizal Sampurna akhirnya sampai di rumah duka, Senin (12/5/2025) dini hari.

    Jenazah Rizal sampai di Lingkungan Klatak, Kelurahan Sukowidi, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, diantar oleh perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran, Pemkab Banyuwangi, aktivis pekerja migran, dan pihak terkait lainnya.

    Setelah tiba, jenazah Rizal kemudian dimakamkan di TPU RW 1, yang berada di Lingkungan Sukowidi sekitar pukul 08.00 WIB. Kedatangan jenazah disambut isak tangis seluruh keluarga dan kerabat.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan duka mendalam atas peristiwa yang menimpa Rizal Sampurna. Ipuk berharap kejadian ini menjadi yang terakhir, dan tidak terulang kembali.

    “Kami menyampaikan duka mendalam, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Terima kasih kepada KBRI Phnom Phen dan semua pihak yang turut membantu pemulangan jenazah. Kami berharap semoga kasus seperti ini menjadi yang terakhir, dan tidak terulang kembali,” kata Ipuk.

    Diketahui Rizal berangkat ke Kamboja secara non prosedural. Itulah yang membuat keberadaanya sempat sulit diketahui.

    “Kami berharap masyarakat yang hendak bekerja di luar negeri, menggunakan jalur resmi yang telah ditetapkan pemerintah,” tambah Ipuk.

    Jenazah Rizal tiba sekitar pukul 03.00 WIB. Di rumah duka, kedatangan jenazah disambut oleh ibu, ayah, keluarga besar, bahkan warga setempat. Mereka tak kuasa menahan tangis, mulai kabar kematian diterima hingga kini jasad dikirimkan ke rumah duka.

    Ibu Rizal, Sulastri mengaku selalu meneteskan air mata sejak saat sang putra dikabarkan telah meninggal dunia pada April lalu. Kini, dia lega dan bersyukur jenazah Rizal akhirnya bisa dipulangkan. Ia akhirnya dapat menyaksikan wajah Rizal meskipun pulang ke tanah air dengan kondisi tersimpan dalam peti.

    “Alhamdulillah anak saya bisa pulang. Saya bersyukur meski dalam keadaan tidak bernyawa,” kata Sulastri.

    Sulastri mengaku, lebih dari sebulan dia menantikan kabar tentang anaknya. Sejak pertama kali mendapat kabar meninggal dunia pada awal April, diketahui Rizal ternyata sudah meninggal sejak 17 Maret.

    “Terima kasih untuk semua yang membantu sampai (jenazah) anak saya bisa pulang,” katanya.

    Ia mengatakan, keluarga telah mengikhlaskan kepergian Rizal. Tak hentinya Sulastri berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga jenazah Rizal bisa dipulangkan. Meskipun tanpa penjelasan yang rinci apa penyebab kematian putra semata wayang, namun pihak keluarga memilih untuk mengakhiri permasalahan tersebut.

    “Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Saya sampaikan terima kasih sedalam-dalamnya. Meskipun rasanya sangat berat, tapi semua sudah saya ikhlaskan. Yang penting anak saya sudah dimakamkan di sini dan keluarga bisa melihat jenazahnya,” pungkasnya.

     

  • Pemkab Banyuwangi Bersihkan Endapan Semua Embung dan DAM saat Masuk Musim Kemarau

    Pemkab Banyuwangi Bersihkan Endapan Semua Embung dan DAM saat Masuk Musim Kemarau

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Memasuki musim kemarau, Pemkab Banyuwangi terus melakukan langkah-langkah antisipatif mencegah terjadinya kekeringan. Salah satunya, rutin melakukan kegiatan gelontor waled atau pengeringan dan pembersihan endapan di semua DAM, embung dan bendung.

    Kegiatan pembersihan pada semua DAM, embung, hingga bendung tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan kapasitas tampungan air.
    “Kami terus mengupayakan kebutuhan air irigasi tetap aman selama musim kemarau nanti. Sehingga produksi pangan tetap terjaga karena petani tetap bisa tanam dan panen,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Sekretaris Dinas PU Pengairan Riza Al Fahrobi menjelaskan, sejak April beberapa wilayah di Banyuwangi telah memasuki musim kemarau. Oleh sebab itu pihaknya, telah melakukan pembersihan semua DAM, embung dan bendung dari sedimentasi agar daya tampungnya bisa lebih optimal.

    “Ini kegiatan rutin yang kami kerjakan gotong royong bersama himpunan petani pemakai air (HIPPA),” terang Riza.

    Riza mengungkapkan, saat ini di Banyuwangi terdapat 390 daerah irigasi untuk mengairi lahan seluas 62.000 hektare se-Banyuwangi.

    “Sesuai rencana tata tanam global, InshaAllah Banyuwangi masih aman. Suplai air yang kita miliki masih mencukupi untuk mengcover luasan baku sawah yang ada,” pungkasnya.

    Sebelumnya Bupati Ipuk telah meninjau Waduk Bajulmati di Kecamatan Wongsorejo untuk memastikan ketersediaan air irigasi tetap aman. Diperkirakan, selama musim kemarau ini waduk Bajulmatj mampu memenuhi sekitar 1.800 hektar lahan pertanian di Wongsorejo. [tar/ian]

  • Banyuwangi Dipilih Jadi Lokasi PLTS 100 MW, Salah Satu Terbesar di Indonesia

    Banyuwangi Dipilih Jadi Lokasi PLTS 100 MW, Salah Satu Terbesar di Indonesia

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi dipilih menjadi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) land base berkapasitas 100 Mega Watt (MW), yang menjadi salah satu proyek PLTS terbesar di Indonesia. Pembangunan ini masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) dan ditargetkan mendukung pemenuhan energi ramah lingkungan di masa depan.

    Vice President Pre-Construction PT PLN Indonesia Power, Aswindo, bersama timnya telah datang langsung ke Banyuwangi dan bertemu dengan Bupati Ipuk Fiestiandani pada Kamis (8/5/2025) untuk menindaklanjuti rencana pembangunan.

    “Kami sudah bertemu dengan tim PT PLN Indonesia Power, membicarakan rencana pembangunan PLTS di Banyuwangi. Pada prinsipnya pemerintah daerah siap memberikan dukungan untuk kelancaran pembangunan tersebut. Apalagi pembangunan PLTS ini termasuk salah satu Program Strategis Nasional (PSN),” ujar Ipuk, Jumat (9/5/2025).

    Ipuk menyatakan, pembangunan PLTS ini merupakan bagian dari upaya pemerintah mempercepat transisi energi baru terbarukan, serta mendukung target net zero emisi pada 2060. Rencananya, proyek ini akan dimulai pada akhir 2025 dan mulai beroperasi pada 2026.

    “PLTS ini nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa dan Bali,” jelasnya.

    Aswindo menjelaskan bahwa proyek PLTS Banyuwangi telah masuk dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Ia menyebut PLTS ini akan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia untuk kategori land base.

    “PLTS di Banyuwangi ini akan jadi bagian dari PLTS land base terbesar di Indonesia,” ungkapnya.

    Pembangkit ini akan dibangun di atas lahan seluas 130 hektare milik PTPN I Regional 5 yang berada di Kecamatan Kalipuro. Faktor pendukung seperti iradiansi matahari yang tinggi menjadi salah satu keunggulan Banyuwangi sebagai lokasi.

    “Iradiansi atau tenaga matahari di Banyuwangi sangat besar, berdasarkan data penelitian yang sudah dilakukan selama 20 tahun ke belakang. Selain itu dari sisi teknis lainnya seperti kematangan lahan juga menunjang,” terang Aswindo.

    Listrik yang dihasilkan PLTS Banyuwangi akan disalurkan ke sistem koneksi tegangan tinggi 150 kV Jawa-Bali untuk mendukung kebutuhan dua pulau tersebut.

    “Kami berterima kasih kepada Pemkab Banyuwangi yang mendukung dan memberi kemudahan pada pembangunan PLTS ini,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Bupati Malang “Nyantrik” Tebu Cening Banyuwangi, Siap Kembangkan Varietas Produktif Tinggi

    Bupati Malang “Nyantrik” Tebu Cening Banyuwangi, Siap Kembangkan Varietas Produktif Tinggi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Ketertarikan terhadap varietas tebu cening yang dikembangkan petani di Banyuwangi mendorong Bupati Malang M Sanusi melakukan kunjungan langsung ke Kabupaten Banyuwangi, Kamis (8/5/2025). Tujuan Sanusi adalah “nyantrik” atau belajar mengenai pengembangan tebu cening.

    Bersama Ketua DPRD Kabupaten Malang Darmadi, sejumlah kepala OPD, dan pelaku industri tebu, Sanusi disambut hangat oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Sanusi menyatakan, tujuan utama kunjungannya adalah mempelajari tebu varietas cening yang dikenal sangat produktif. Tebu ini mampu tumbuh hingga 5 meter dengan rendemen sekitar 10,96 persen dan hablur gula mencapai 71,14 persen. Bahkan, produktivitasnya dapat menembus angka 180 ton per hektare, jauh di atas rata-rata produktivitas di Malang yang hanya sekitar 80 ton.

    “Kami dapat masukan dari akademisi pertanian Malang untuk mempelajari tebu cening di Banyuwangi. Potensi produksinya sangat besar. Jadi kami ingin belajar dan mencoba mengembangkan di Malang,” ujar Sanusi.

    Selain sektor pertanian, Sanusi juga mengaku tertarik dengan kemajuan digitalisasi desa dan pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata di Banyuwangi. “Setiap ke sini, selalu ada hotel atau destinasi baru. Belum lagi pelayanan publik di desa yang sudah digital. Ke depan kami ingin kirim tim belajar ke sini,” imbuhnya.

    Bupati Ipuk Fiestiandani menyambut baik kunjungan tersebut dan menyatakan terbuka untuk berbagi pengalaman. Menurutnya, kolaborasi seperti ini penting untuk mempercepat pengembangan potensi daerah.

    “Kami merasa terhormat karena Kabupaten Malang yang punya potensi pertanian besar, mau belajar ke Banyuwangi. Ini bentuk kolaborasi yang positif. Bahkan kami juga ingin belajar dari Malang dalam hal inovasi pertaniannya,” kata Ipuk.

    Ipuk menjelaskan, varietas tebu cening dikembangkan oleh petani rakyat melalui PT Tirta Harapan di Perkebunan Bayu Kidul, Kecamatan Songgon. Ia juga mencatat capaian Pabrik Gula (PG) Glenmore yang pada 2024 menggiling 946.967 ton tebu—naik 129 persen dari tahun sebelumnya.

    Kedua kepala daerah sepakat memperkuat sinergi antardaerah, khususnya untuk mendukung kesejahteraan petani, inovasi teknologi pertanian, dan pengembangan ekonomi lokal berbasis desa dan pariwisata. [alr/beq]

  • Jaga Ketahanan Pangan di Musim Kemarau, Banyuwangi Siapkan Waduk 10 Juta Meter Kubik

    Jaga Ketahanan Pangan di Musim Kemarau, Banyuwangi Siapkan Waduk 10 Juta Meter Kubik

    Liputan6.com, Banyuwangi – Menjaga ketersediaan pangan saat musim kemarau, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau Waduk Bakjulmati, memastikan ketersediaan pasokan air irigasi tetap aman. Bupati Ipuk meninjau debit air di waduk yang memenuhi kebutuhan suplai irigasi pertanian, khususnya di Kecamatan Wongsorejo itu. “Kami ingin memastikan kesiapan suplai air untuk petani. Apalagi beberapa daerah di Banyuwangi ada yang sudah memasuki musim kemarau,” kata Ipuk, Selasa (6/5/2025).

    Waduk ini guna memenuhi sekitar 1.800 hektar lahan pertanian di Wongsorejo yang memang dikenal dengan daerah kering. Diperkirakan pasokan air Waduk Bajulmati cukup selama musim kemarau. “Kita berharap petani bisa terus tanam dan panen. Dengan demikian kebutuhan pangan masyarakat bisa terpenuhi dengan baik. Kita ingin Banyuwangi tetap menjadi daerah yang kuat sebagai salah satu lumbung pangan nasional,” tambah Ipuk.

    Ditambahkan Sekretaris Dinas PU Pengairan Riza Al Fahrobi, Waduk Bajulmati mampu menampung air dengan kapasitas maksimal 10 juta meter kubik (m3). Hingga saat ini, ketinggian air masih di angka 87,6 meter, yang menunjukkan kondisi aman untuk memasuki musim kemarau. “Airnya cukup untuk mengairi target 1.800 hektare lahan pertanian di wilayah Kecamatan Wongsorejo,” ujarnya.

    Riza menjelaskan, air dari waduk Bajulmati dialirkan ke Dam Bajulmati untuk seterusnya mengalir menuju irigasi tersier guna mengairi lahan-lahan pertanian.  Selama musim kemarau, debit air yang dikeluarkan dari waduk berkisar 2,2 hingga 2,6 meter kubik per detik, tergantung kebutuhan lahan di hilir. Lahan persawahan yang selama ini hanya 2 kali tanam bisa menjadi 3 kali tanam per tahun.

  • Ciptakan Akses Pekerjaan, Puluhan Disabilitas Banyuwangi Dapatkan Latihan Pertukangan

    Ciptakan Akses Pekerjaan, Puluhan Disabilitas Banyuwangi Dapatkan Latihan Pertukangan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi terus menunjukkan komitmen menciptakan lingkungan inklusif bagi penyandang disabilitas. Salah satu upayanya dengan membuka akses kerja bagi disabilitas lewat pelatihan pertukangan yang dirancang khusus untuk mereka.

    Bupati Ipuk Fiestiandani mengaku, di tengah dominasi tenaga kerja non-disabilitas dalam sektor konstruksi, pelatihan pertukangan bagi penyandang disabilitas yang diadakan di Banyuwangi menjadi langkah nyata menuju inklusi.

    “Kami berharap program ini bukan sekadar perkara pelatihannya, namun menjadi tonggak bagi kita semua untuk berkomitmen terus membuka diri sebagai ruang yang setara bagi semua, tanpa terkecuali,” kata Ipuk, Kamis (8/5/2025).

    Sebelumnya, sebanyak 20 disabilitas daksa dan rungu telah mengikuti pelatihan keterampilan pertukangan selama empat hari 21- 24 April 2025. Pelatihan yang digelar di SMKN Glagah ini ditutup dengan uji sertifikasi kompetensi.

    Pelatihan ini merupakan bagian dari program Gender Equality and Social Inclusion in Infrastructure (GESIT) didukung oleh Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) dan diinisiasi oleh Persatuan Penyandang Disabilitas (PPDI) Banyuwangi.

    “Kami mengapresiasi dan mendukung penuh program seperti ini karena membuka peluang nyata bagi penyandang disabilitas untuk bekerja. Sertifikasi kompetensi yang mereka peroleh akan menjadi modal penting untuk bersaing secara profesional,” tuturnya.

    Menurutnya, pelatihan ini bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga membentuk paradigma baru bahwa pekerjaan konstruksi tidak lagi menjadi ranah eksklusif bagi kelompok non-disabilitas.

    “Ini merupakan wujud nyata inklusifitas, bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pekerjaan. Di Banyuwangi kami juga sudah memulainya sejak di level pendidikan,” ujar Ipuk.

    Lewat Program Agage Pintar (Ayo Cepat Pintar), semua jenjang pendidikan di Banyuwangi bisa menerima penyandang disabilitas di lingkungan sekitarnya.

    “Kami juga terus mendorong dunia usaha di Banyuwangi untuk menerima karyawan penyandang disabilitas. Bahkan, kami juga membuka jalur khusus penyandang disabilitas dalam formasi CPNS. Ini semata-mata untuk memberikan hak kesetaraan, agar para disabilitas bisa mendapatkan hak-hak nya dengan baik,” ujar Ipuk.

    Sementara itu Ketua pelaksana kegiatan dari PPDI Banyuwangi Umar Asmoro menambahkan, program pelatihan ini memberikan pelatihan Pertukangan, Perpipaan dan Sanitasi.

    “Materi yang disampaikan dalam pelatihan tukang bangunan ini meliputi pelaksanaan pemasangan bata dan kusen, pekerjaan plester dan acian, pekerjaan plumbing serta pengecatan, yang disesuaikan tingkat disabilitas para peserta,” kata Umar.

    Usai pelatihan para peserta menjalani uji kompetensi untuk menguji hasil teori dan praktek yang sebelumnya telah dijalani. Para peserta nantinya juga memperoleh Sertifikat BNSP dengan Jabatan Kerja (jabker) tertentu.

    “Dengan sertifikat ini akan meningkatkan daya saing dan kredibilitas pekerja,” pungkas Umar. [alr/aje]

  • Bupati Banyuwangi Rancang Sport Tourism di Jalur Eksotis Waduk Bajulmati

    Bupati Banyuwangi Rancang Sport Tourism di Jalur Eksotis Waduk Bajulmati

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berencana mengembangkan jalur hutan menuju Waduk Bajulmati sebagai lokasi sport tourism. Jalur eksotis yang membelah kawasan Perhutani Utara ini dinilai memiliki potensi besar sebagai atraksi wisata berbasis alam dengan nilai petualangan tinggi.

    “Saya sudah melihat dan mencoba langsung rutenya. Cocok kalau dibuat sport tourism, menelusuri jalan setapak dan menyeberangi sungai-sungai kecil,” kata Ipuk, Rabu (7/5/2025).

    Bupati Ipuk sebelumnya telah menjajal jalur setapak dari Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Senin (5/5/2025). Rute tersebut merupakan salah satu akses alternatif menuju Waduk Bajulmati yang selama ini hanya dilalui warga lokal untuk berkegiatan di hutan atau memancing. Saat menjelajah, Ipuk berjalan kaki lebih dari 2,5 km menelusuri jalur berbatu, menyeberangi anak sungai, serta menikmati pemandangan alam yang masih alami.

    “Kalau musim hujan kayaknya lebih seru lagi di sini,” ujar Ipuk antusias.

    Karena konsep wisata yang ditawarkan berbasis alam, Pemkab Banyuwangi akan mengkaji pembenahan jalur agar tetap mempertahankan nuansa natural. Ipuk menyebutkan bahwa konsep ecotourism yang dipadukan dengan sport tourism akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan pencinta petualangan.

    “Kami nanti akan kaji. Kalau konsepnya ecotourism yang dipadukan dengan sport tourism, pasti akan lebih asyik kalau natural yang sifatnya alami seperti ini,” jelasnya.

    Sebagai langkah awal, Pemkab Banyuwangi akan berkoordinasi dengan Perhutani dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk merancang konsep wisata yang tepat di kawasan tersebut.

    “Harapannya apabila nanti bisa direalisasikan secepatnya, atraksi wisata di sini tentu akan bisa meningkatkan wisatawan ke Banyuwangi,” tambah Ipuk.

    Kepala Desa Watukebo, Maimun Hariyono, menyambut baik rencana ini dan menyatakan bahwa pihak desa siap mendukung sepenuhnya. Pemerintah desa bahkan akan merancang sejumlah destinasi tambahan di sepanjang jalur tersebut untuk mendukung konsep sport tourism yang dicanangkan.

    “Pihak desa juga akan merancang destinasi-destinasi lain di sekitar jalur itu untuk mendukung rencana Bupati,” pungkas Maimun. [alr/beq]

  • Sosok Agus Guru Honorer di Pelosok Banyuwangi Rela Jemput Murid agar Sekolah, Ajak Siswa Berdialog – Halaman all

    Sosok Agus Guru Honorer di Pelosok Banyuwangi Rela Jemput Murid agar Sekolah, Ajak Siswa Berdialog – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sosok Agus Hermanto, seorang guru honorer dari pelosok Banyuwangi, Jawa Timur, yang menarik perhatian. 

    Pasalnya, Agus rela menjemput anak didiknya agar tetap bisa sekolah. 

    Dedikasi Agus pun mendapat perhatian dari orang nomor satu di Banyuwangi, yakni Ipuk Fiestiandani.

    Bupati Banyuwangi tersebut, sempat mendatangi kediaman Agus pada Senin (5/5/2025).

    “Mas Agus adalah potret ketulusan. Masih muda, tapi pengabdiannya luar biasa. Di saat banyak orang seusianya mencari kenyamanan kerja, dia justru memilih tetap bertahan di daerah terpencil,” katanya saat mengunjungi kediaman Agus, dilansir TribunJatim-Timur.com.
    Sosok Agus Hermanto

    Agus Hermanto mengajar anak-anak di SMP 3 Satu Atap Wongsorejo, Dusun Pringgondani, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, sebuah kampung di pinggir kawasan hutan. 

    Rupanya, Agus sudah mengajar sejak tahun 2009.

    Saat ini, ia berstatus honorer. Meski demikian, Agus tetap tulus mengajar.

    Agus Hermanto rela melintasi jalanan berbatu dan menanjak, bahkan menempuh medan sulit untuk satu tujuan.

    Yakni, guna memastikan tidak ada anak desa yang putus sekolah hanya karena kendala biaya atau letak geografis.

    Pria berusia 36 tahun itu, bercerita menjadi guru bukan hanya soal mengajar. 

    Namun, kata Agus, lebih pada motivator, penggerak, sekaligus penjaga mimpi bagi anak-anak di daerah pelosok. 

    Dalam pembelajarannya, Agus membuka sesi dialog dengan siswa untuk mengetahui bagaimana keadaan anak didiknya. 

    “Pagi masuk kelas saya tidak langsung mengajar, ada sesi dialog dahulu. Bertanya apa kabarnya, bagaimana semangatnya, dan apakah ada kendala. Setelah itu baru pelajaran,” ucapnya.

    Bahkan, Agus pernah mendatangi rumah-rumah warga, membujuk orang tua agar mengizinkan anaknya bersekolah. 

    Tak jarang, ada siswa yang tidak masuk saat ujian. Sehingga, ia menjemputnya sendiri, membangunkan, menunggu hingga mandi.

    Meski kadang merasa lelah, Agus mengaku rasa itu akan hilang ketika melihat anak didiknya semangat belajar. 

    “Ngajar di pelosok itu capek, tapi begitu lihat anak-anak semangat belajar, hati ini rasanya hangat. Capeknya hilang,” ucap Agus.

    Diapresiasi Pejabat Setempat

    Kini, apa yang dilakukan Agus mendapat perhatian pemerintah. 

    Bupati Banyuwangi memberikan hadiah untuk Agus berupa Laptop. 

    Laptop tersebut, rencananya akan dimanfaatkan Agus untuk mengakses referensi, dan menjangkau dunia pendidikan yang lebih luas. 

    Menurut Ipuk Fiestiandani, perjuangan Agus bukan hanya soal mengajar, tapi tentang menyalakan harapan. 

    Agus dinilai sebagai teladan yang patut diapresiasi atas dedikasinya dalam mengabdi.

    “Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas dedikasi Mas Agus. Kami juga kian semangat untuk menjalankan berbagai program pendidikan, utamanya pengentasan anak putus sekolah,” kata Ipuk.

    Dari cerita Agus, lanjut Ipuk, pihaknya akan lebih mengoptimalkan berbagai program daerah untuk anak-anak putus sekolah. 

    Termasuk Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh). 

    Program tersebut, bakal fokus menjaring anak putus sekolah dan membantunya kembali ke bangku sekolah melalui berbagai skema.

    Kisah Guru Antar Jemput Siswa di Bangkalan, Madura

    Sebelumnya, ada juga yang rela antar jemput siswanya agar bisa sekolah.

    Ia adalah Sulasmiyati, dikenal sebagai sosok guru yang memberikan layanan antar jemput siswa dalam beberapa tahun terakhir.

    Ibu berusia 45 tahun itu, menggunakan kendaraan dorkas bekas, berkeliling lintas kelurahan hanya untuk menjemput siswa-siswi kelas 1 SDN Kelurahan Pangeranan 1, Kota Bangkalan.

    Rutinitas antar jemput siswanya tersebut, telah dilakukan Sulasmiyati saat dirinya mulai mengajar di SDN Pangeranan 1 di tahun 2019.

    Kala itu, ia menggunakan sepeda motor untuk sarana antar jemput siswa.

    Di tengah perjalanan antar jemput, Sulasmiyati berkeinginan untuk memiliki sebuah kendaraan dorkas.

    Namun, karena keterbatasan ekonomi, keinginan tersebut hanya dirasa angan-angan belaka. 

    Meski kondisi pas-pasan tidak membuat Sulasmiyati patah arang.  

    “Dari situlah saya bertekad, sekaligus bernadzar untuk membeli kendaraan odong-odong (dorkas) apabila saya diterima sebagai P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak). Alhamdulillah Allah mencatat, saya diterima P3K di tahun 2023,” tuturnya.

    Meski kendaraan bekas, namun kala itu kondisi mesin dorkas milik Sulasmiyati masih layak berkeliling untuk antar jemput.

    Titik penjemputan diawali dari belakang pos polisi, Kampung Junok untuk menaikkan 5 orang siswa, sebagaimana dilansir TribunJatim.com.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjatim-timur.com dengan judul Apresiasi Ipuk Terhadap Perjuangan Guru Muda yang Entaskan Anak Putus Sekolah di Pelosok Banyuwangi 

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Tribunjatim-timur.com/Aflahul Abidin, TribunJatim.com/Ahmad Faisol)

     

  • Bupati Ipuk Tinjau Waduk Bajulmati, Dorong Potensi Wisata dan Sport Tourism

    Bupati Ipuk Tinjau Waduk Bajulmati, Dorong Potensi Wisata dan Sport Tourism

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melakukan peninjauan ke Waduk Bajulmati di Kecamatan Wongsorejo untuk memastikan ketersediaan stok air menghadapi musim kemarau, sekaligus menggagas optimalisasi fungsi waduk sebagai destinasi wisata unggulan.

    Menurut Ipuk, Waduk Bajulmati memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan menjadi spot wisata. Ia menilai, kawasan tersebut hanya membutuhkan penambahan atraksi pelengkap untuk mengangkat daya tariknya.

    “Nanti akan kita agendakan sebuah event atau atraksi supaya bisa meningkatkan daya tariknya sehingga bisa menarik minat banyak wisatawan,” kata Ipuk.

    Dalam peninjauan itu, Ipuk dan tim melakukan survei lapangan dengan berjalan kaki sejauh dua kilometer dari pos Perhutani Pasewaran menuju lokasi waduk. Ia mengaku kagum dengan panorama sepanjang jalur yang dilewati.

    “Jalurnya memang unik dan alami, jadi memungkinkan untuk dibuat ecotourism dibuat sport tourism. Tapi akan kita kaji lagi ya, Kita perlu duduk dengan perhutani dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk membahasnya,” terangnya.

    Panorama sepanjang jalur menuju waduk didominasi deretan pohon jati, serta dua sungai kecil berair jernih yang dilintasi. Medan yang menantang dan suasana alami dinilai cocok untuk atraksi sport tourism seperti trekking atau lari lintas alam.

    Sementara itu, Sekretaris Dinas PU Pengairan, Riza Al Fahrobi, menjelaskan bahwa Waduk Bajulmati mampu menampung hingga 10 juta meter kubik air. Waduk ini menjadi andalan untuk mengairi sekitar 1.800 hektare lahan pertanian di Wongsorejo, yang dikenal sebagai kawasan kering.

    “Airnya cukup untuk mengairi target 1.800 hektare lahan pertanian di wilayah Kecamatan Wongsorejo,” ujarnya.

    Hingga awal Mei 2025, ketinggian air di waduk masih berada di angka 87,6 meter, dalam kondisi aman untuk menghadapi musim kemarau. Air dari waduk dialirkan ke Dam Bajulmati dan diteruskan ke irigasi tersier.

    Selama musim kemarau, debit air yang disalurkan berkisar antara 2,2 hingga 2,6 meter kubik per detik, tergantung kebutuhan lahan. Dengan ketersediaan air yang stabil, lahan pertanian yang sebelumnya hanya bisa dua kali panen kini berpotensi ditingkatkan menjadi tiga kali panen dalam setahun.

    Selain fungsi irigasi, Waduk Bajulmati juga menyuplai air baku sebesar 180 liter per detik untuk kebutuhan masyarakat dan industri, serta memiliki peran penting dalam pengendalian banjir.

    “Waduk Bajulmati sendiri ini didesain dengan banyak fungsi, mulai irigasi, penyedia air baku, penahan banjir, konservasi vegetasi, pembangkit listrik, hingga destinasi wisata,” tambah Riza. [alr/beq]