Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi “Biofortifikasi” Ramah Lingkungan

    Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi “Biofortifikasi” Ramah Lingkungan

    Liputan6.com, Banyuwangi – Dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional dengan surplus beras lebih dari 300 ton setiap tahun, Banyuwangi membuat terobosan dengan mengembangkan beras biofortifikasi (beras bernutrisi) yaitu padi yang dibudidayakan dengan cara meningkatkan kandungan gizinya. 

    Beras ini mengandung berbagai macam vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti Vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc, sehingga sangat baik untuk dikonsumsi, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. “Upaya ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Selain mendukung ketahanan pangan, pengembangan beras bernutrisi juga memperkuat pembangunan SDM. Harapannya kualitas gizi masyarakat semakin meningkat. Selain itu juga bisa menekan bahkan mencegah stunting,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (5/6/2025).

    Beras biofortifikasi diproduksi melalui modifikasi genetik tanaman padi untuk meningkatkan kandungan gizi. Pengembangan beras ini dilakukan pemkab bersama   produsen pertanian ramah lingkungan yang berbasis di Banyuwangi, Pandawa Agri Indonesia, Danone Indonesia dan Bulog Banyuwangi.

    CEO Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa Putra, menjelaskan saat ini pengembangan beras biofortifikasi dilakukan di lahan seluas 60 hektare dengan melibatkan puluhan petani. Lahan tersebut tersebar di sejumlah wilayah. Seperti Kecamatan Blimbingsari, Licin, Glagah, Singojuruh, dan Sempu. “Tahun 2026 akan kami perluas hingga 500 hektare dengan melibatkan 100-an petani,” ujar Kukuh.

  • Momen Idul Adha, Banyuwangi Berbagi Salurkan Sedekah Daging ke Warga Miskin

    Momen Idul Adha, Banyuwangi Berbagi Salurkan Sedekah Daging ke Warga Miskin

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Program Banyuwangi Berbagi yang rutin digelar tiap tanggal cantik kali ini bertepatan dengan momen Idul Adha 1446 H. Kali ini, Pemkab Banyuwangi menggalang solidaritas dengan membagikan daging sapi dan kambing kepada warga miskin. Khususnya kepada masyarakat yang masuk dalam database UGD Kemiskinan Banyuwangi.

    Program charity ini mendapat dukungan dari banyak kalangan termasuk sejumlah organisasi profesi dan kemasyarakatan.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan ini adalah bagian dari program Banyuwangi Berbagi, yang dilakukan tiap tanggal cantik seperti 1 Januari (1.1), 2 Februari (2.2), 3 Maret (3.3).

    Pada bulan Juni ini, tanggal 6 bertepatan dengan Idul Adha, Bupati mengajak ASN Banyuwangi dan berbagai pihak berpartisipasi membagikan daging kepada warga miskin.

    “Bila sebelumnya tanggal cantik kami berbelanja sembako dan membagikannya untuk keluarga pra sejahtera, di momen Idul Adha ini kami membagikan daging. Harapan kami ini untuk menambah konsumsi protein mereka,” kata Ipuk.

    Distribusi daging ini dilakukan mulai Jumat hingga Senin (6-9 Juni 2025). Daging diberikan kepada warga miskin yang masuk dalam database pemkab.

    “Ribuan paket daging didistribusikan kepada warga pra-sejahtera, termasuk yang masuk dalam data UGD Kemiskinan Banyuwangi,” kata Ipuk.

    Program ini mendapat sambutan hangat dari sejumlah pihak. Salah satunya datang dari Dodik Heru, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Banyuwangi yang mendukung kebijakan Bupati Ipuk itu dengan berpartisipasi dalam program pemberian daging untuk warga miskin.

    “Bagus dan sangat bermanfaat. Bila sebelumnya kita diajak rutin bagi sembako, kini giliran bahan bernutrisi yakni daging. Semoga bisa menambah derajat kesehatan mereka,” kata Dodik.

    Pembagian daging kurban kali ini Ipuk juga mengajak warga meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai saat pemberian daging. Banyak warga yang menggunakan besek dan daun saat membagikan daging kurban. [tar/ian]

  • Banyuwangi Batasi Kantong Plastik, UMKM Kerajinan Bambu Kembali Bergairah

    Banyuwangi Batasi Kantong Plastik, UMKM Kerajinan Bambu Kembali Bergairah

    Liputan6.com, Banyuwangi – Kebijakan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani membatasi penggunaan kantong plastik sekali pakai berdampak positif terhadap UMKM kerajinan bambu. Seperti di sentra kerajinan bambu Lingkungan Papring, Desa/Kecamatan Kalipuro kini bergairah kembali. 

    “Harus diakui kebijakan pembatasan kantong plastik dari Bupati Ipuk, membuat produk kerajian bambu di kampung kami bergairah kembali. Permintaan produk kerajinan bambu untuk menggantikan kantong plastik meningkat,” kata perajin Lingkungan Papring, Widie Nurmahmudy, Rabu (4/6/2025).

    Salah satu kerajinan yang kini kian diminati adalah wadah dari anyaman bambu alias besek. Menjelang Iduladha, besek kian diminati masyarakat untuk menggantikan kantong plastik sebagai wadah daging kurban. “Sebulan menjelang Iduladha seperti saat ini, permintaan banyak. Warga bisa membuat antara 5 ribu hingga 7 ribu besek dalam sebulan,” lanjut dia.

    Permintaan yang tinggi membuat harga besek juga turut terpengaruh. Dulu harga besek seragam meski ukuran yang dibuat berbeda-beda. Kini, beda ukuran, beda pula harganya. “Kisaran harganya sekitar Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per biji,” lanjut dia.

    Mairoh, salah satu perajin besek lainya, menyatakan bahwa tingginya permintaan pasar selama sebulan terakhir. Ia bisa menyelesaikan pembuatan puluhan biji besek dalam sehari. Dia bersyukur, tingginya permintaan besek membuat ekonominya terbantu. Harga yang lebih tinggi untuk besek-besek ukuran besar membuat keuntungannya bertambah. “Sehari bisa 30 sampai 50 besek, dan itu sudah ada yang ngambil. Jadi tidak bingung menjualnya,” kata Mairoh.

    Lingkungan Papring memang terkenal merupakan sentra kerajinan bambu di Banyuwangi. Nama Papring sendiri merupakan akronim dari “panggonane pring” atau tempatnya pohon bambu. Pada tahun 1960-an hingga 1990-an, mayoritas warga setempat bekerja sebagai perajin bambu.

  • Kalender Wisata 2025: Banyuwangi Festival Hadirkan Berbagai Event Atraktif

    Kalender Wisata 2025: Banyuwangi Festival Hadirkan Berbagai Event Atraktif

    Liputan6.com, Banyuwangi – Sejumlah event atraktif dan spektakuler yang menjadi unggulan Banyuwangi Festival (B-Fest) bakal warnai kalender wisata sepanjang 2025. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak seluruh wisatawan untuk segera memastikan jadwal berliburnya ke ujung timur Pulau Jawa tersebut. “Ayo segera jadwalkan liburan kalian ke Banyuwangi. Nikmati alamnya, budayanya, kulinernya dan tentu event-event menarik B-Fest 2025,” ungkap Ipuk pada Selasa (3/6/2025).

    Tak kurang dari 80 event yang akan digelar sepanjang tahun. Mulai dari event budaya, sport-tourism, musik hingga kuliner bakal mengisi agenda B-Fest 2025. “B-Fest ini tak semata hiburan. Namun, menjadi payung besar untuk mengorkestrasi pembangunan daerah. Mulai dari perekonomian, infrastruktur, sumber daya manusia hingga sosial,” terang Ipuk.

    Ipuk memastikan bahwa pelaksanaan B-Fest kali ini tidak sepenuhnya dibiayai oleh APBD. Di tengah upaya efisiensi anggaran, menurutnya, B-Fest telah memiliki nama besar yang dapat menarik ketelibatan sektor swasta dalam mekanisme pembiayaannya. “Kita libatkan semua pihak untuk menyokong B-Fest tahun ini. Meski ada efisiensi, saya kira tidak akan mengurangi kualitas dan kemeriahan dari Banyuwangi Festival. Justru akan terus kita tingkatkan secara kualitas,” janji Ipuk.

    Kalender event B-Fest 2025 bakal kembali menggelar berbagai event yang selama ini telah dikenal luas. Dalam pagelaran kebudayaan, misalnya, ada Seblang Bakungan (15 Juni), Keboan Aliyan (1-6 Juli), Kebo-Keboan Alasmalang (6 Juli), dan Petik Laut Muncar (10 Juli). Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) dan Gandrung Sewu yang telah menjadi ikon B-Fest dipastikan tetap dihelat. Masing-masing pada 12-13 Juli dan 25 Oktober.

    Bagi pecinta olahraga juga bakal dapat sajian event yang bakal memacu adrenalin. Tour de Banyuwangi Ijen (TDBI) yang masuk dalam kalender resmi Federasi Sepeda Internasional bakal dihelat pada 28-31 Juli. Melengkapi sederet event balap sepeda lainnya seperti Banyuwangi Ijen Geopark Downhill (20-21 September), Banyuwangi Ijen Kom (27-28 September) dan Banyuwangi BMX (15-16 November).

    Selain olahraga sepeda, bagi pecinta olahraga lainnya juga bakal dimanjakan dengan event lainnya. Pecinta lari bakal disuguhi keindahan trek hijau nan eksotis pada Ijen Green Run/ Trail 2025 di tanggal 7 September. Sedangkan bagi penikmat selancar akan ada Gandrung Surf Competition pada 16-18 Oktober. Yang tak kalah menarik juga bakal ada Art Week and Cullinary (9-12 Juli), Festival Lembah Ijen (9-13 Agustus), dan deretan festival musik lainnya. Tak ketinggalan event Banyuwangi Bersholawat  juga tetap hadir pada 31 Desember.

  • Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi Biofortifikasi

    Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi Biofortifikasi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional dengan surplus beras lebih dari 300 ton setiap tahun, Banyuwangi kini melangkah lebih jauh dengan mengembangkan beras bernutrisi melalui teknologi biofortifikasi. Langkah ini menjadi terobosan penting untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut.

    Beras biofortifikasi merupakan beras yang dihasilkan dari tanaman padi yang dimodifikasi secara genetik untuk meningkatkan kandungan gizinya. Beras ini mengandung berbagai vitamin dan mineral esensial seperti Vitamin A, B1, B3, B9 (asam folat), B12, zat besi, dan zinc, yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, terutama untuk ibu hamil dan anak-anak dalam masa pertumbuhan.

    “Upaya ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Selain mendukung ketahanan pangan, pengembangan beras bernutrisi juga memperkuat pembangunan SDM. Harapannya kualitas gizi masyarakat semakin meningkat. Selain itu juga bisa menekan bahkan mencegah stunting,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Program pengembangan beras biofortifikasi ini dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama produsen pertanian ramah lingkungan Pandawa Agri Indonesia, Danone Indonesia, dan Bulog Banyuwangi.

    CEO Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa Putra, menjelaskan bahwa saat ini pengembangan dilakukan di lahan seluas 60 hektare yang tersebar di berbagai wilayah, antara lain Blimbingsari, Licin, Glagah, Singojuruh, dan Sempu. Puluhan petani dilibatkan dalam program ini.

    “Tahun 2026 akan kami perluas hingga 500 hektare dengan melibatkan 100-an petani,” ungkap Kukuh.

    Kukuh menambahkan bahwa pihaknya memberikan pendampingan intensif kepada petani dari hulu ke hilir, mulai dari penyiapan benih, pengolahan lahan, proses budidaya, hingga perlakuan pasca panen. Hasilnya, produktivitas tanaman padi meningkat hingga 15 persen.

    Tak hanya fokus pada gizi, Kukuh juga menegaskan bahwa proses budidaya dilakukan dengan prinsip pertanian ramah lingkungan. Di antaranya adalah pemupukan berimbang dan rasional, pemanfaatan decomposer jerami untuk meningkatkan bahan organik tanah, serta sistem pengairan basah kering untuk menekan emisi gas rumah kaca.

    “Selain hemat biaya, teknik pertanian ini juga lebih ramah lingkungan,” tambahnya. [alr/beq]

  • Kemensos dan Kemen PU Tinjau Sekolah Rakyat Banyuwangi, Siap Dimulai Juli 2025

    Kemensos dan Kemen PU Tinjau Sekolah Rakyat Banyuwangi, Siap Dimulai Juli 2025

    Liputan6.com, Banyuwangi – Pemkab Banyuwangi terus mematangkan persiapan Sekolah Rakyat. Program pendidikan berbasis asrama bagi anak-anak dari keluarga miskin tersebut, dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun ajaran baru 2025/2026, Juli mendatang. 

    Tim dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), telah meninjau langsung lokasi Sekolah Rakyat, di gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) PNS di Desa Tamansari, Kecamatan Licin. 

    Dua kementerian tersebut melihat langsung sarana dan prasarana Sekolah Rakyat yang saat ini dalam proses renovasi, mulai infsrastruktur gedung, sarana penginapan, ruang kelas, jaringan internet, dan fasilitas pendukung lainnya.

    “Tim dari Kemensos dan Kemen PU telah datang langsung dan meninjau sarana dan prasana di Sekolah Rakyat. Alhamdulilah, Banyuwangi dinyatakan siap untuk menggelar Sekolah Rakyat di tahun ajaran baru ini,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu 31/5/2025). 

    Ipuk mengatakan selama ini Balai Diklat Banyuwangi secara fungsi dan fasilitas sudah cukup mendekati kebutuhan lembaga pendidikan berasrama. Saat ini Balai Diklat dalam proses renovasi oleh Kemen PU. 

    “Kami memilih Balai Diklat karena fungsinya mirip dengan Sekolah. Fasilitasnya cukup memadai. Ini akan menjadi lokasi sementara,” tambah Ipuk.

    Selain menyiapkan gedung dan sarana pendukung, Pemkab Banyuwangi juga sedang memfinalisasi tenaga pengajar. Guru-guru yang akan mengajar di Sekolah Rakyat berasal dari kalangan PNS dan PPPK daerah dengan pengalaman yang mumpuni.

    “Kami siapkan SDM terbaik, baik guru maupun tenaga kependidikan. Semua berasal dari aparatur daerah dan sudah berpengalaman. Nama-namanya juga sudah kami usulkan ke pusat, sesuai arahan dari kementerian,” jelas Ipuk.

  • Bupati Banyuwangi Sambangi Jemaah Haji Kelompok Terbang 42-44 di Mekkah

    Bupati Banyuwangi Sambangi Jemaah Haji Kelompok Terbang 42-44 di Mekkah

    Mekkah (beritajatim.com) – Di tengah rangkaian ibadah haji, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyempatkan diri menyapa jemaah haji asal Banyuwangi yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 42, 43, dan 44. Pertemuan berlangsung di Alzaayir Blaza Hotel, kawasan Misfalah, Mekkah, Minggu (1/6).

    Acara tersebut dihadiri jajaran Petugas Haji Daerah (PHD), tim kesehatan, pembimbing ibadah haji, serta para ketua rombongan (Karom), ketua regu (Karu), dan kyai pendamping. Kehadiran Bupati Ipuk disambut hangat oleh seluruh jemaah.

    Dalam kesempatan itu, Ipuk mengingatkan agar para jemaah selalu menjaga stamina dan fokus menjalankan ibadah dengan khusyuk. “Jaga kesehatan, karena haji adalah ibadah yang memerlukan kesiapan fisik dan mental. Mohon doanya juga untuk Banyuwangi agar terus diberi keberkahan dan kedamaian,” ujarnya.

    Bupati juga memastikan bahwa seluruh jemaah merasa nyaman dan terlayani dengan baik selama menjalankan ibadah. Ia mengimbau jika ada kendala agar segera melapor kepada petugas haji. “Saya sampaikan terima kasih kepada petugas haji yang telah sabar melayani jemaah. Semoga ini menjadi ladang ibadah bagi bapak dan ibu semua,” kata Ipuk.

    Di antara jemaah, hadir pula para pengasuh pesantren dari Banyuwangi. KH. Hasyim Syafaat, Pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian Pemkab Banyuwangi yang terus memantau kondisi jemaah haji.

    “Tentu jemaah merasa bahagia ketika didatangi pemimpinnya,” ujarnya.

    Sementara itu, KH. Masruchin Aba Hidayat, Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalabah, Setail, Genteng, mengapresiasi dukungan Pemkab sejak tahap keberangkatan, termasuk penyediaan transportasi dan pendampingan.

    “Sebelum berangkat ke Tanah Suci, pemkab memfasilitasi bus dan kendaraan pengangkut barang. Ini sangat membantu dan memberi rasa aman bagi jemaah,” jelasnya.

    Ketua Kloter 42, Fakhurrozi, menilai kunjungan Bupati Ipuk sebagai sinergi positif antara Pemkab Banyuwangi dan Kementerian Agama. “Kunjungan ini sangat berarti bagi kami. Memberikan semangat dan moril yang luar biasa bagi jemaah,” tutupnya. [alr/beq]

  • Libur Panjang, Pemkab Banyuwangi Tambah Fasilitas Pendukung di Gunung Ijen

    Libur Panjang, Pemkab Banyuwangi Tambah Fasilitas Pendukung di Gunung Ijen

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen, yang menjadi bagian dari Unesco Global Geopark (UGG), terus menjadi magnet wisatawan saat libur panjang. Untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung, Pemkab Banyuwangi menambah fasilitas pendukung di kawasan favorit tersebut.

    “Gunung Ijen menjadi salah satu destinasi favorit baik wisatawan mancanegara maupun domestik, terutama saat libur panjang seperti saat ini. Karena itu untuk menambah kenyamanan wisatawan, fasilitas pendukung terus kita lengkapi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu (31/5).

    Pemkab menggelar rapat koordinasi bersama stakeholder di kawasan Paltuding, Kecamatan Licin, untuk membahas peningkatan sarana dan prasarana. Rapat ini dihadiri Pj Sekda Banyuwangi Guntur Priambodo, Legal Head Perhutani Banyuwangi Barat Eko Hadi, Kepala Seksi V BKSDA Banyuwangi Dwi Sugiarto, serta jajaran OPD terkait.

    Salah satu fokus utama adalah perluasan area parkir, mengingat saat libur panjang kendaraan sering meluber hingga kawasan Gunung Ranti yang berdekatan dengan Paltuding. Selain itu, penyediaan air bersih juga menjadi prioritas menyusul lonjakan pengunjung.

    “Tahun ini pemkab akan membangun dua fasilitas penunjang, yakni fasilitas air bersih dan perluasan lahan parkir yang terletak di kawasan Gunung Ranti. Pembangunannya tetap memperhatikan kawasan ini sebagai lahan konservasi,” jelas Guntur.

    Untuk air bersih, pemkab akan membangun tandon dan memperbesar saluran air agar dapat mencukupi kebutuhan wisatawan dan pelaku UMKM sekitar.

    “Saluran air yang eksisting saat ini masih menggunakan pipa kecil. Maka, kita akan bangun saluran yang baru yang lebih besar, dan kita sediakan tandon agar suplai air bersih di Paltuding terus terjaga,” imbuhnya.

    Kepala Seksi V BKSDA Banyuwangi, Dwi Sugiarto, melaporkan peningkatan drastis jumlah pengunjung selama libur panjang. Dalam tiga hari, 29–30 Mei 2025, tercatat 3.166 wisatawan telah mengunjungi Gunung Ijen.

    “Pada hari Sabtu saja, tercatat 1.314 orang yang naik ke kawah Ijen, 35 persennya adalah turis mancanegara. Namun kami tetap melakukan pembatasan pengunjung setiap harinya sesuai dengan kapasitas maksimal yakni 2.000 orang per hari,” tandas Dwi. [alr/beq]

  • Kemensos dan Kemen PU Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat Banyuwangi

    Kemensos dan Kemen PU Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) meninjau langsung kesiapan pelaksanaan program Sekolah Rakyat di Banyuwangi, Sabtu (31/5/2025). Sekolah berbasis asrama untuk anak-anak dari keluarga miskin ini dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun ajaran baru 2025/2026, Juli mendatang.

    Lokasi Sekolah Rakyat berada di gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) PNS di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, yang kini tengah direnovasi. Tim dari dua kementerian tersebut mengecek kondisi sarana dan prasarana, mulai dari infrastruktur bangunan, ruang kelas, penginapan, jaringan internet, hingga fasilitas pendukung lainnya.

    “Banyuwangi merupakan salah satu daerah siap memulai pelaksanaan tahun ajaran baru 2025/2026. Kami sudah meninjau proses renovasinya,” ujar Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana Strategis (PPS) Jawa Timur Kementerian PU, I Gusti Agung Ari Wibawa.

    Tim Kemensos juga turut memantau kesiapan gedung serta sarana penunjang proses pembelajaran di Sekolah Rakyat Banyuwangi. Kunjungan ini menjadi bentuk dukungan pemerintah pusat terhadap inisiatif daerah dalam menghadirkan pendidikan inklusif dan berkelanjutan.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut, secara fungsi dan fasilitas, Balai Diklat sudah cukup memenuhi kebutuhan pendidikan berasrama. Renovasi dilakukan agar bangunan bisa mendukung kegiatan belajar-mengajar dengan optimal.

    “Tim dari Kemensos dan Kemen PU telah datang langsung dan meninjau sarana dan prasarana di Sekolah Rakyat. Alhamdulilah, Banyuwangi dinyatakan siap untuk menggelar Sekolah Rakyat di tahun ajaran baru ini,” kata Ipuk.

    Pemkab Banyuwangi juga menyiapkan tenaga pengajar terbaik dari kalangan PNS dan PPPK daerah. Para guru tersebut sudah diusulkan ke pemerintah pusat sesuai arahan dari kementerian.

    “Kami siapkan SDM terbaik, baik guru maupun tenaga kependidikan. Semua berasal dari aparatur daerah dan sudah berpengalaman,” jelas Ipuk.

    Kuota siswa untuk jenjang SMP dan SMA telah terpenuhi dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati. Sedangkan pendaftaran untuk jenjang SD masih dibuka.

    Kunjungan Kemensos dan Kemen PU ini menjadi bagian dari tahapan finalisasi peluncuran Sekolah Rakyat yang diharapkan mampu meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di Banyuwangi. [alr/beq]

  • Pemkab Banyuwangi Uji Coba Pompa Air Tenaga Surya

    Pemkab Banyuwangi Uji Coba Pompa Air Tenaga Surya

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi serius mengembangkan pertanian berbasis teknologi modern yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan melakukan uji coba pemanfaatan pompa air tenaga surya. Teknologi ini digunakan untuk mengairi lahan pertanian tanpa bergantung pada Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun listrik konvensional.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan bahwa pemanfaatan pompa tenaga surya ini merupakan bagian dari strategi mendukung program swasembada pangan sekaligus mengadopsi teknologi ramah lingkungan kepada petani.

    “Kita dorong petani untuk mulai memanfaatkan sumber energi yang bersih, hemat, dan terbarukan. Pompa tenaga surya ini salah satu contohnya. Ini menjadi bagian dari mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan. Selain efisiensi energi, pompa surya juga dinilai ramah lingkungan dan berumur panjang,” ujarnya.

    Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Ilham Juanda menerangkan uji coba pompa tenaga surya dilakukan pada lahan milik Kelompok Tani Katelas di Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, bekerja sama dengan produsen pompa air tenaga surya.

    “Kalau ini berhasil, kita akan ajukan usulan perluasan ke kelompok tani lain di Wongsorejo, bahkan ke kecamatan lain,” tambahnya.

    Teknologi pompa tenaga surya memberikan opsi baru bagi petani untuk bertani secara mandiri, terutama di musim kemarau yang selama ini sulit karena keterbatasan air. Ilham berharap uji coba ini dapat meningkatkan indeks pertanaman dari tiga kali menjadi empat hingga lima kali tanam per tahun dengan sistem pengairan yang lebih mudah.

    “Ini diharapkan dapat menambah indeks pertanaman dan meningkatkan pendapatan petani,” katanya.

    Pompa tenaga surya dipasang secara permanen di lahan kelompok tani dan telah diuji coba selama beberapa pekan. Air dipompa dari sumur dangkal kemudian dialirkan ke petak sawah menggunakan sistem irigasi sederhana. Penyuluh pertanian juga dilibatkan dalam sosialisasi penggunaan dan perawatan alat agar dapat beroperasi optimal dan berkelanjutan.

    Para anggota Kelompok Tani Katelas menyambut antusias teknologi ini, terutama di musim kemarau. Salah satu petani, Susanto, menyatakan bahwa pompa tenaga surya sangat membantu efisiensi pengairan.

    “Biasanya kami harus menyalakan pompa diesel yang boros bahan bakar. Untuk tanaman jagung membutuhkan biaya sekitar 4 juta atau setara 600 liter. Tapi sekarang cukup dengan energi matahari, air bisa naik ke lahan. Biaya operasional jadi turun drastis,” ujarnya. [alr/beq]