Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Banyuwangi Perluas Program Sampah Sirkular, Gandeng Austria dan UEA

    Banyuwangi Perluas Program Sampah Sirkular, Gandeng Austria dan UEA

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Setelah sukses di Kecamatan Muncar dan Songgon, Pemkab Banyuwangi memperluas program pengelolaan sampah sirkular ke seluruh wilayah kabupaten. Fasilitas pengolahan sampah baru ini merupakan bagian dari program Banyuwangi Hijau yang berkolaborasi dengan Borealis Austria dan Clean Rivers Uni Emirat Arab (UEA).

    Program tersebut resmi diluncurkan di Pendopo Banyuwangi, Kamis (22/5/2025), oleh Bupati Ipuk Fiestiandani bersama Anthony Berthold dari Borealis dan Deborah Baccus dari Clean Rivers UEA. Acara juga dihadiri oleh Deputi Kemenko Pangan Nani Hendiarti dan Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra.

    “Penanganan sampah ramah lingkungan ini bagian dari Banyuwangi Hijau Fase 2 dan Fase 3,” ujar Bupati Ipuk. Ia mengapresiasi dukungan dari pemerintah pusat, mitra internasional, Project Stop, serta Perhutani Selatan yang telah menyediakan lahan.

    Peluncuran ini sekaligus menjadi momen peletakan batu pertama pembangunan TPS 3R di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo. Fasilitas ini akan menjangkau 37 desa di delapan kecamatan dan mampu mengolah hingga 160 ton sampah per hari.

    Program pengelolaan sampah sirkular Banyuwangi telah dimulai sejak 2018 melalui kerja sama dengan Project Stop. Dua TPS 3R awal di Muncar telah melayani 90.000 jiwa dan mengelola lebih dari 116.000 ton sampah. Pada 2022, program diperluas ke Songgon melalui Banyuwangi Hijau Fase 1, melayani 60.000 jiwa di enam kecamatan.

    Selain TPS di Purwoharjo, dua terminal sampah Stasiun Peralihan Antara (SPA) juga akan dibangun di bawah Banyuwangi Hijau Fase 3, masing-masing berkapasitas 50 ton per hari. Total kapasitas pengolahan akan mencapai 260 ton per hari.

    Deborah Baccus dari UEA menyatakan dukungan penuh terhadap program ini. “Banyuwangi menjadi contoh baik pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang berdampak secara ekonomi, sosial, dan lingkungan,” katanya.

    Sementara Anthony Berthold dari Borealis Austria menambahkan, “Kami bangga kembali mendukung Banyuwangi yang memiliki visi transformasi lingkungan yang kuat.” [alr/beq]

  • Banyuwangi dan PT KAI Kolaborasi Majukan Wisata, Revitalisasi Stasiun Jadi Sorotan

    Banyuwangi dan PT KAI Kolaborasi Majukan Wisata, Revitalisasi Stasiun Jadi Sorotan

    Jakarta (beritajatim.com) – Kabupaten Banyuwangi kembali menegaskan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan nasional. Saat libur panjang awal Mei 2025, jalur kereta api tujuan Banyuwangi tercatat sebagai salah satu dari tiga rute terpadat di Indonesia, menjadi bukti tingginya minat wisatawan.

    Menyikapi tren positif tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menjalin kolaborasi strategis dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Pertemuan penting berlangsung di Jakarta pada Rabu (21/5/2025), menghadirkan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani secara daring, serta jajaran Pemkab dan Wakil Bupati Mujiono secara langsung.

    Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, menyampaikan apresiasinya terhadap perkembangan pesat pariwisata Banyuwangi. “Banyuwangi sangat menginspirasi. Kami siap berkolaborasi untuk meningkatkan penumpang ke Banyuwangi,” ujar Didiek dalam pertemuan tersebut.

    Dalam kerja sama ini, PT KAI akan menggandeng Pemkab Banyuwangi untuk menghadirkan atraksi wisata menarik serta memberdayakan pelaku UMKM lokal. “Nanti kita akan melibatkan UMKM lokal untuk mengangkat ekonomi rakyat. Karena memang prinsip kami adalah Hidup dan Menghidupkan,” tambah Didiek.

    Didiek juga menekankan pentingnya membangun sistem transportasi yang terintegrasi melalui sinergi dengan pemerintah daerah. Ia mencontohkan keberhasilan renovasi Stasiun Banyuwangi Kota yang mengusung arsitektur khas budaya Osing sebagai acuan pengembangan stasiun lainnya.

    Ke depan, PT KAI berencana melakukan revitalisasi Stasiun Ketapang dan Stasiun Kalisetail dengan sentuhan kearifan lokal dan desain ramah lingkungan. “Kami senang dengan ide-ide Banyuwangi di mana ruangan publiknya mengangkat arsitek khas lokal dan bangunan yang ramah lingkungan,” kata Didiek.

    Bupati Ipuk Fiestiandani menyambut baik dukungan dari PT KAI. Menurutnya, transportasi publik kini berfungsi lebih dari sekadar mobilitas, tetapi juga menjadi ruang publik yang menghidupkan aktivitas ekonomi dan budaya.

    “Dengan ini ketika orang tiba di Banyuwangi dengan kereta, mereka langsung bisa merasakan suasana lokal baik dari desain stasiunnya, hingga kuliner dan kebudayaan yang disuguhkan,” ujar Ipuk. [alr/beq]

  • City Branding Banyuwangi: dari Kota Santet ke Destinasi Wisata Unggulan

    City Branding Banyuwangi: dari Kota Santet ke Destinasi Wisata Unggulan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dalam rangka menyegarkan kembali semangat kerja dan meningkatkan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN), Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menghadirkan pakar marketing nasional, Yuswohadi, untuk memberikan wawasan tentang pentingnya city branding bagi kemajuan daerah.

    “Semangat kita untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat harus terus dijaga dan ditingkatkan. Untuk merecharge-nya, perlu disuntik dengan ilmu dan wawasan baru agar ada kesamaan persepsi sehingga lahir inovasi,” kata Ipuk.

    Kegiatan yang diikuti oleh Sekretaris Daerah, Kepala Dinas, Kepala Bidang, hingga para camat ini bertujuan menciptakan persepsi yang selaras dalam menjalankan visi Banyuwangi, khususnya dalam merawat dan mengembangkan citra daerah.

    Ipuk menegaskan bahwa city branding memiliki peranan penting karena selama ini Banyuwangi telah berhasil mentransformasi citranya dari kota santet menjadi destinasi pariwisata unggulan di Indonesia.

    “Namun citra ini akan hilang jika tidak dirawat dan terus diperbaharui dengan benar,” kata Ipuk.

    Lebih lanjut, Ipuk menekankan bahwa city branding tidak hanya soal citra, tetapi juga menyangkut identitas daerah yang berdampak pada peningkatan potensi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

    “Apabila potensi daerah akan dikenal luas, maka akan berdampak baik bagi kesejahteraan masyarakatnya,” tambahnya.

    Sementara itu, Yuswohadi menjelaskan bahwa city branding memiliki tujuan yang terangkum dalam rumusan TTTI (Tourist, Trade, Talent, Investor). Ia memaparkan bahwa branding yang tepat akan mengundang wisatawan (tourist), yang kemudian mendorong aktivitas perdagangan (trade), menarik investasi (investor), serta mendatangkan talenta (talent) yang berkontribusi pada pengembangan daerah.

    dia menekankan bahwa keempat elemen ini saling berpengaruh dan menghasilkan imbal balik yang menggerakkan pembangunan serta mendorong kesejahteraan masyarakat.

    “Empat hal tersebut bisa saling mempengaruhi satu sama lain yang nantinya akan saling menghasilkan imbal balik. Dengan terwujudnya empat hal inilah, maka pembangunan daerah akan bergerak maju dan melahirkan kesejahteraan,” terang penulis buku ‘Global Chaser’ itu.

    Menurut Yuswohadi, penentuan city branding harus berangkat dari potensi dan kondisi nyata yang dimiliki daerah. Ia menyampaikan pentingnya positioning suatu daerah. Positioning tersebut diambil dari kondidi dan potensi daerah yang ada.

    “Banyuwangi mengambil positioning sebagai kota pariwisata hari ini, adalah keputusan yang tepat. Ada beragam potensi pariwisata yang layak untuk dijual. Dan saat ini telah terbukti laku dijual,” paparnya.

    Namun demikian, ia mengingatkan bahwa city branding bukan sesuatu yang dapat berjalan otomatis tanpa perawatan. Perlu ada penguatan terus-menerus agar branding tersebut dapat berkembang secara alami dan melekat kuat.

    “Membangun city branding itu sulit, tapi lebih sulit lagi untuk merawat dan mempertahankan branding yang telah melekat,” tegasnya.

    Yuswohadi pun menutup paparannya dengan menegaskan pentingnya peran ASN sebagai ujung tombak pemerintahan daerah dalam menjaga dan merawat branding yang telah terbentuk.

    “ASN sebagai motor penggerak kebijakan Pemkab Banyuwangi yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat branding ini,” pungkasnya. [alr/aje]

  • Kemenpar Dorong Konektivitas Wisata 3B: Banyuwangi–Bali Barat–Bali Utara

    Kemenpar Dorong Konektivitas Wisata 3B: Banyuwangi–Bali Barat–Bali Utara

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kementerian Pariwisata terus mendorong percepatan program konektivitas pariwisata 3B yang menghubungkan Banyuwangi, Bali Barat, dan Bali Utara. Upaya ini bertujuan mendistribusikan arus wisatawan secara merata, sekaligus memperkuat potensi pariwisata antarwilayah.

    Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyampaikan hal tersebut dalam rapat teknis bersama Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang digelar secara daring. “Banyuwangi sudah ada nama dan juga promosi yang kuat selama ini. Dengan kondisi Bali Selatan yang sudah over kapasitas wisatawan, perlu ada distribusi wisatawan ke wilayah lainnya. Kami harap kedua daerah ini bisa saling sharing untuk bisa saling menguatkan pariwisata Banyuwangi-Bali,” ujarnya.

    Program 3B akan mengedepankan konektivitas antardaerah melalui pengembangan paket wisata lintas destinasi dan optimalisasi jalur transportasi laut. Salah satu langkah konkret yang tengah disiapkan adalah pengoperasian kapal cepat rute Banyuwangi–Buleleng (Bali Utara). “Adanya kapal cepat bisa mempersingkat jarak tempuh sehingga diharapkan semakin menarik wisatawan,” kata Wamenpar.

    Ni Luh juga menekankan pentingnya percepatan eksekusi program dengan pendekatan lebih agresif. “Pembahasan di rapat kali ini sudah sampai tataran teknis. Kami ingin lebih agresif lagi terkait pelaksanaan program pariwisata 3B ini,” imbuhnya.

    Menanggapi hal ini, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan kesiapan daerahnya untuk terlibat aktif dalam konektivitas wisata 3B. “Kami berharap paket wisata 3B bisa semakin memajukan pariwisata masing-masing wilayah. Bisa mendistribusikan wisatawan dari Banyuwangi ke wilayah Bali Utara dan Bali Barat dan begitu juga sebaliknya,” kata Ipuk.

    Ipuk optimistis bahwa sinergi antarwilayah akan memberikan dampak ekonomi positif, terutama bagi pelaku wisata dan UMKM lokal. “Banyuwangi sudah siap, bandara, pelabuhan, hotel dan homestay kami sudah memadai, serta agenda di Banyuwangi, bahkan juga sudah cukup banyak. Kulinernya juga menarik dan beragam,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Festival Padhang Ulanan Banyuwangi: Ketika Ribuan Pelajar Lestarikan Budaya Lokal

    Festival Padhang Ulanan Banyuwangi: Ketika Ribuan Pelajar Lestarikan Budaya Lokal

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Komitmen Banyuwangi dalam menjaga kelestarian seni dan budaya lokal kembali terlihat melalui penyelenggaraan Festival Padhang Ulanan yang rutin digelar setiap bulan.

    Festival ini menjadi wadah bagi ribuan pelajar dari tingkat TK hingga SMA untuk menampilkan beragam kesenian khas daerah, memperkuat identitas lokal sekaligus mempererat ikatan sosial masyarakat.

    Digelar secara bergilir di seluruh kecamatan, Padhang Ulanan menjadi ajang pertunjukan seni yang konsisten menyasar generasi muda sebagai pelaku utama.

    Seperti yang berlangsung di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Sabtu (17/5/2025), sekitar tiga ratus pelajar dari berbagai jenjang pendidikan dengan antusias mempersembahkan atraksi budaya yang sarat makna.

    “Festival ini kami gelar sebagai bentuk komitmen dalam melestarikan kesenian dan budaya daerah. Anak-anak muda kami libatkan, agar mereka mempelajari dan mencintai seni budaya daerah,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Minggu (18/5/2025).

    Selama satu hari penuh, para pelajar tampil memukau dengan beragam seni tradisional Banyuwangi. Mulai dari tari Gandrung Marsan dan Niskala Seblang, pertunjukan wayang kulit, sandiwara rakyat, syair tradisional Osing, hingga pembacaan naskah kuno “Mocoan Pacul Goang” dari Lontar Yusuf yang dibawakan bersama fragmen bernuansa komedi.

    Setiap pertunjukan tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan positif yang terkandung dalam warisan budaya lokal.

    “Festival ini akan terus digelar setiap bulan sampai akhir tahun bergilir di seluruh kecamatan dengan tema yang berbeda-beda, mengacu pada akar dari seni dan budaya setempat,” tambah Ipuk.

    Festival ini juga menjadi sarana regenerasi bagi pelaku seni Banyuwangi. Melalui pelibatan aktif siswa, diharapkan muncul talenta-talenta baru yang akan melanjutkan dan mengembangkan seni budaya daerah di masa mendatang.

    Antusiasme peserta begitu terasa di panggung utama. “Senang sekali diberi panggung bagus untuk bisa tampil di hadapan orang-orang. Hobi saya memang menari, semoga kelak besar tetap bisa menekuni seni tari,” kata Siva Nadia Putri (11), salah satu peserta festival.

    Tak hanya pelajar, orang tua pun menunjukkan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. “Melihat bakat anak saya tersalurkan ini bikin kami bangga. Ini juga ajang menumbuhkan kepercayaan diri anak-anak,” ujar Jumenah, salah satu orang tua siswa.

    Festival Padhang Ulanan melengkapi deretan agenda budaya yang secara konsisten digelar Banyuwangi. Mulai dari Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), Gandrung Sewu, Festival Band Pelajar, hingga berbagai kegiatan lainnya yang menyatu dalam misi pelestarian dan pengembangan seni budaya lokal.

    Banyuwangi menunjukkan bahwa pelibatan generasi muda merupakan kunci utama dalam menjaga keberlanjutan identitas budaya daerah. [alr/aje]

     

  • Pemkab Banyuwangi Deklarasikan SPMB 2025, Pastikan Semua Anak Bisa Sekolah

    Pemkab Banyuwangi Deklarasikan SPMB 2025, Pastikan Semua Anak Bisa Sekolah

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama Dinas Pendidikan, Forkopimda, dan berbagai pihak terkait mendeklarasikan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk tahun ajaran 2025/2026, Kamis (15/5/2025). Deklarasi ini menegaskan komitmen bersama agar proses penerimaan siswa baru dilaksanakan secara bersih, transparan, dan menjangkau seluruh anak usia sekolah.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan pentingnya prinsip inklusif dan keadilan dalam pelaksanaan SPMB. Ia menyerukan kepada seluruh masyarakat agar memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam pendidikan.

    “Semua anak Banyuwangi harus sekolah. Saya minta warga lihat kanan kiri. Kalau ada anak tidak sekolah, serahkan pada kami, juga bisa hubungi desa atau kelurahan. Kita semua bantu agar bisa sekolah lagi,” kata Ipuk.

    Bupati Ipuk juga memerintahkan Dinas Pendidikan untuk memprioritaskan anak-anak dari keluarga kurang mampu agar dapat mengakses pendidikan dengan mudah.

    “Bahkan mereka harus menjadi prioritas, harus diberi karpet merah agar mereka mau bersekolah dan mau melanjutkan pendidikannya,” tambahnya.

    Selain itu, Ipuk juga mengingatkan para orang tua agar mematuhi seluruh proses SPMB sesuai aturan dan menghindari segala bentuk kecurangan dalam menyekolahkan anak.

    Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno menjelaskan, proses SPMB 2025 akan dibuka untuk jenjang PAUD, SD, dan SMP. Untuk PAUD, seleksi dilakukan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan kelompok usia dan kapasitas ruang belajar.

    Untuk SD, pendaftaran dibuka melalui tiga jalur: afirmasi (untuk anak dari keluarga miskin dan anak berkebutuhan khusus), mutasi (bagi anak dari orang tua yang pindah kerja), dan domisili (berdasarkan jarak rumah ke sekolah). Jalur afirmasi dan mutasi dibuka 18-28 Mei dan diumumkan 30 Mei. Jalur domisili dibuka 19 Mei-19 Juni dan diumumkan 20 Juni. Semua proses dilakukan secara online.

    Untuk jenjang SMP, tersedia empat jalur: afirmasi, mutasi, prestasi, dan domisili. Jalur afirmasi dan mutasi dibuka 19-20 Mei dan diumumkan 21 Mei. Jalur prestasi dibuka 26-27 Mei dan diumumkan 28 Mei. Jalur domisili dibuka 2-3 Juni dan diumumkan 4 Juni. Seluruh proses juga berlangsung secara online. [alr/beq]

  • Didukung Austria dan UEA, Banyuwangi Bangun Fasilitas Pengolahan Sampah Berkapasitas 260 Ton

    Didukung Austria dan UEA, Banyuwangi Bangun Fasilitas Pengolahan Sampah Berkapasitas 260 Ton

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi dalam pengolahan sampah secara sirkular kembali mendapat dukungan internasional. Melalui program Banyuwangi Hijau, tiga fasilitas pengolahan sampah dengan kapasitas total 260 ton per hari akan segera dibangun, berkat dukungan dari Austria dan Uni Emirat Arab (UEA).

    Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian pendanaan antara Pemerintah UEA, Clean Rivers, dan pelaksana program Banyuwangi Hijau saat World Governments Summit 2025 di Dubai pada 12 Februari lalu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut menyaksikan langsung penandatanganan tersebut.

    “Beberapa waktu lalu, tim dari Clean Rivers telah turun ke Banyuwangi untuk melihat program-program pengelolaan sampah yang telah berjalan sebelum memulai program mereka,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (15/5/2025).

    Rencana pembangunan meliputi satu Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Reduce, Reuse, Recycle (3R) di Kecamatan Purwoharjo dan dua Stasiun Peralihan Antara (SPA) di dua lokasi lainnya. Ketiganya ditargetkan mampu mengelola total 260 ton sampah per hari. Pembangunan fasilitas tersebut akan dimulai pada akhir Mei ini, dengan perwakilan dari Austria dan UEA hadir langsung di Banyuwangi.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, menjelaskan bahwa program pengelolaan sampah telah dijalankan sejak 2018 melalui Project Stop. Proyek awal tersebut mendirikan dua TPS 3R di Muncar dengan kapasitas 8 dan 10 ton per hari yang melayani 10 desa.

    Selanjutnya, melalui Project Stop Banyuwangi Hijau fase 1, didirikan TPS 3R di Desa Balak, Kecamatan Songgon, dengan kapasitas 84 ton per hari, menjangkau 46 desa di 7 kecamatan.

    “Yang akan dilaunching selanjutnya adalah fase 2 dan 3. Fase 2 didukung oleh Borealis Austria, dan fase 3 oleh Clean Rivers Uni Emirates Arab. Launching dijadwalkan pada 22 Mei,” terang Dwi.

    Deputy Program Manager Project Stop, Prasetyo, menyebutkan TPS 3R untuk fase dua akan dibangun di Karetan, Kecamatan Purwoharjo, dengan kapasitas 160 ton per hari, menjangkau 37 desa di delapan kecamatan.

    Sementara fase tiga mencakup dua SPA, masing-masing berkapasitas 50 ton per hari, yang akan melayani wilayah belum terakomodasi oleh fase sebelumnya. SPA berfungsi sebagai titik pengumpul sementara antara asal sampah dan fasilitas pengolahan akhir.

    Dengan total kapasitas 260 ton per hari, Pemkab Banyuwangi berharap program ini dapat menjadi tonggak penting dalam pengelolaan sampah berkelanjutan di wilayahnya. [alr/beq]

  • Untung Rp51,95 Miliar, APBD Banyuwangi 2024 Catat Kinerja Keuangan yang Cemerlang

    Untung Rp51,95 Miliar, APBD Banyuwangi 2024 Catat Kinerja Keuangan yang Cemerlang

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali mencatatkan prestasi dalam pengelolaan keuangan daerah. Dalam rapat paripurna yang digelar DPRD Banyuwangi, Rabu (14/05/2025), terungkap bahwa realisasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2024 mengalami surplus sebesar Rp51,95 miliar.

    Rapat paripurna dengan agenda penyampaian nota pengantar Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2024 ini dipimpin oleh Ketua DPRD I Made Cahyana Negara dan dihadiri oleh seluruh anggota dewan lintas fraksi. Turut hadir Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Pj. Sekda Guntur Priambodo, para asisten bupati, kepala SKPD, camat, serta para lurah dan kepala desa se-Banyuwangi.

    Dalam pidatonya, Bupati Ipuk menyampaikan rasa syukur atas capaian kinerja keuangan daerah yang positif. Ia juga mengumumkan bahwa Pemkab Banyuwangi kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2024 dari BPK RI Perwakilan Jawa Timur.

    “Keberhasilan ini adalah buah dari kerja keras seluruh jajaran, baik eksekutif maupun legislatif, serta dukungan masyarakat. Kami berkomitmen untuk terus menjaga akuntabilitas demi mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih,” ujar Ipuk.

    Secara keseluruhan, Pendapatan Daerah Banyuwangi tahun 2024 terealisasi sebesar Rp3,37 triliun, melebihi target anggaran Rp3,30 triliun atau mencapai 102,40 persen. Komponen pendapatan ini terdiri dari:

    Pendapatan Asli Daerah (PAD): Rp597,54 miliar (94,85%)
    Pendapatan Transfer: Rp2,72 triliun (104,18%)
    Pajak Daerah: Rp298,51 miliar (109,18%)

    Sementara itu, Belanja Daerah terealisasi sebesar Rp3,32 triliun dari anggaran Rp3,73 triliun, atau sekitar 89 persen, menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi. Pos belanja tidak terduga bahkan hanya terealisasi Rp465,33 juta dari pagu Rp20 miliar.

    Dari selisih antara pendapatan dan belanja tersebut, tercatat surplus anggaran sebesar Rp51,95 miliar.

    Selain itu, dari pos pembiayaan daerah, tercatat penerimaan pembiayaan sebesar Rp37,27 miliar, tanpa adanya pengeluaran pembiayaan. Sehingga, pembiayaan netto tercatat senilai sama, yang turut menambah nilai Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 2024 menjadi Rp89,21 miliar.

    “Sehingga, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) untuk tahun anggaran 2024 adalah sebesar Rp89,21 miliar, yang merupakan penjumlahan dari surplus anggaran dengan pembiayaan netto,” jelas Ipuk.

    Bupati Ipuk juga mengungkapkan kondisi keuangan daerah secara keseluruhan. Aset daerah tercatat sebesar Rp5,15 triliun, dengan kewajiban Rp295,15 miliar, sehingga ekuitas atau kekayaan bersih Pemkab Banyuwangi pada tahun 2024 mencapai Rp4,86 triliun.

    Surplus anggaran dan capaian WTP ini menjadi indikator kuat bahwa Banyuwangi berada dalam jalur pengelolaan fiskal yang sehat, transparan, dan akuntabel. Diharapkan, capaian tersebut dapat memperkuat kepercayaan masyarakat dan mempercepat pembangunan di berbagai sektor, dari infrastruktur hingga layanan publik. [tar/ian]

  • Bupati Ipuk Kembali Lepas Jamaah Haji Banyuwangi, CJH Tertua Loper Koran Berusia 88 Tahun

    Bupati Ipuk Kembali Lepas Jamaah Haji Banyuwangi, CJH Tertua Loper Koran Berusia 88 Tahun

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Rombongan keberangkatan 391 jamaah haji Banyuwangi dari kelompok terbang (kloter) 44 dan 49 dilepas keberangkatan oleh Bupati Ipuk Fiestiandani. Puluhan jemaah7 menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Prosesi pelepasan berlangsung di halaman Kantor Bupati, Selasa (13/5/2024).

    Rombongan diberangkatkan menggunakan 9 unit bus sekitar pukul 09.00 WIB. Dengan pelepasan tersebut maka semua calon jamaah haji asal Banyuwangi dengan jumlah total 1.143 telah resmi berangkat untuk melaksanakan ibadah haji di tahun 2025.

    “Kami kembali meminta pada para jamaah haji untuk terus mendoakan Banyuwangi. Doakan agar Banyuwangi selalu diberi keberkahan dan masyarakatnya semakin sejahtera,” pinta Ipuk saat menyampaikan sambutannya.

    Ipuk juga mengingatkan agar para jamaah menjaga kesehatan dan memelihara niat tulus dalam beribadah.
    “Kami semua mendoakan agar seluruh jemaah dapat menjalankan ibadah dengan penuh kekhusyukan dan kembali pulang menjadi haji yang mabrur,” ujar Ipuk.

    Pemberangkatan kali ini, terdapat salah satu jemaah lansia yang berusia 88 tahun bernama Dulhari. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Ipuk turut mengucapkan selamat dan meminta pria yang berprofesi sebagai loper koran itu untuk tetap semanbat dan sehat hingga pulang ke tanah air.

    “Kami doakan Pak Dulhari selalu sehat, bisa menjalankan ibadah haji dengan penuh kelancaran dan kemudahan hingga kembali ke Banyuwangi dengan selamat dan menjadi haji yang mabrur,” kata Ipuk.

    Diketahui, Dulhari adalah seorang loper koran yang setiap harinya berjualan demi menabung agar bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Meski memiliki gaji yanh pas-pasan namun pria yang sudah puluhan tahun menjajakan koran itu tidak menyerah demi ingin menjalankam ibadah haji.

    Hingga saat ini, Dulhari mengaku telah menjalani pekerjaan sebagai loper koran selama 15 tahun. Setiap hari dia mangkal di perempatan jalan dekat Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi (MAB) untuk menjajakan koran kepada pengendara yang melintasi lokasi tersebut.

    “Dari keuntungan jual koran yang tidak seberapa, alhamdulillah diijinkan bisa datang kerumah allah. Pekerjaan ini saya jalani dengan ikhlas. Uang dari jualan koran saya tabung untuk pergi haji,” ujar Dulhari.

    Setiap pagi, Dulhari tak pernah absen menjajakan koran di pinggir jalan. Dari penghasilan yang pas-pasan, dia menabung sedikit demi sedikit. Tak disangka pada tahun 2019, uang tabungan sudah terkumpul Rp 49 juta. Hingga akhirnya di usianya yang genap 82 tahun, Dulhari bisa mendaftar haji.

    Setelah penantian selama enam tahun Dulhari akhirnya resmi diberangkatkan haji tahun ini. “Alhamdulillah sekarang bisa berangkat. Masih diberi kesehatan dan kekuatan untuk datang kesana,” tandasnya. [kun]

  • Bupati Ipuk Lepas Keberangkatan 752 CJH Banyuwangi ke Asrama Sukolilo, Ini Pesannya!

    Bupati Ipuk Lepas Keberangkatan 752 CJH Banyuwangi ke Asrama Sukolilo, Ini Pesannya!

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Sebanyak 752 Calon Jemaah Haji (CJH) asal Banyuwangi dari kelompok terbang (kloter) 42 dan 43 resmi diberangkatkan menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Senin malam (12/5/2025). Prosesi pelepasan dilakukan langsung oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di halaman Kantor Bupati.

    Rombongan diberangkatkan menggunakan 17 unit bus sekitar pukul 20.00 WIB. Mereka merupakan bagian dari total 1.143 jemaah asal Banyuwangi yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini.

    “Tolong di tanah suci sempatkan doa untuk kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Doakan agar Banyuwangi selalu diberi keberkahan,” kata Ipuk.

    Ipuk juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan dan memelihara niat tulus dalam beribadah. Menurut Ipuk ibadah haji bukan hanya soal perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang membutuhkan kesiapan mental dan kebersamaan.

    “Ibadah haji adalah momen sakral. Jaga niat, patuhi arahan petugas, dan saling bantu antarsesama jemaah agar semua berjalan lancar. Semoga seluruh proses ibadah diberi kemudahan dan membawa keberkahan,” pesan Ipuk.

    Ipuk mengaku, Pemkab Banyuwangi telah berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk jemaah haji mulai dari vaksinasi, penyediaan perlengkapan, hingga pendampingan oleh petugas. Ipuk uga mendoakan agar para jemaah bisa menjalankan rukun Islam kelima ini dengan khusyuk dan kembali dalam keadaan mabrur.

    “Kami semua mendoakan agar seluruh jemaah menjadi haji yang mabrur dan dapat menjadi teladan bagi masyarakat setelah kembali dari Tanah Suci,” kata Ipuk.

    Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi, Chaironi Hidayat, menjelaskan jumlah CJH Banyuwangi tahun ini terdiri atas 530 jemaah laki-laki dan 613 jemaah perempuan.

    Chaironi mengatakan, jemaah dari kloter 42 dijadwalkan tiba di Asrama Haji Sukolilo, Selasa (13/5/2025) pukul 06.00 WIB dan akan terbang ke Arab Saudi pada malam harinya, pukul 23.45 WIB.

    Kloter 43 juga masuk asrama pada Selasa dan akan berangkat pada Rabu dini hari (14/5/2025) pukul 03.40 WIB. Sementara Kloter 44 dijadwalkan masuk asrama pada Rabu (14/5)2025) dan terbang pada pukul 18.20 WIB.

    Sisanya, sebanyak 15 jemaah lainnya akan diberangkatkan menyusul, menunggu jadwal resmi dari Kemenag Provinsi Jawa Timur.

    “Pemberangkatan dilakukan secara bertahap sesuai jadwal masing-masing kloter yang sudah ditetapkan oleh Kemenag,” tandas Chaironi. [alr/aje]