Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Banyuwangi Jadi Pilot Project Gerakan Wisata Bersih Kemenparekraf

    Banyuwangi Jadi Pilot Project Gerakan Wisata Bersih Kemenparekraf

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Kementerian Pariwisata menetapkan Banyuwangi sebagai salah satu dari 16 daerah di Indonesia yang menjadi pilot project Gerakan Wisata Bersih (GWB). Peluncuran program nasional tersebut digelar di Pantai Grand Watudodol, Banyuwangi, Selasa (17/6/2025) sore, dan dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, Hariyanto.

    “Banyuwangi dipilih dan ditetapkan sebagai pilot project, sebagai percontohan dari hanya 16 daerah Indonesia oleh Kementerian Pariwisata,” ujar Hariyanto dalam sambutannya.

    Peluncuran tersebut turut dihadiri oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Asisten Deputi Bidang Energi, Sumber Daya Mineral dan Pariwisata Kementerian Sekretariat Negara Ida Dwi Nilasari, Kadis Pariwisata Provinsi Jawa Timur Evy Afianasari, serta Kadis Lingkungan Hidup Jatim Nurkholis. Hadir pula Kapolresta Banyuwangi AKBP Rama Samtama Putra dan Danlanal Banyuwangi Kolonel Laut (P) Muhammad Puji.

    Hariyanto menyampaikan bahwa Banyuwangi dipilih karena dianggap berhasil mengembangkan kolaborasi lintas sektor dalam memajukan pariwisata daerah secara konsisten.

    “Banyuwangi secara konsisten telah menjadi leading sector pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” tuturnya.

    Ia menambahkan, Gerakan Wisata Bersih bertujuan meningkatkan kualitas destinasi wisata melalui indikator health and hygiene serta environmental sustainability yang menjadi bagian penting dari Travel and Tourism Development Index (TTDI). Indikator ini berperan dalam meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global.

    “Karenanya Kemenpar meluncurkan Gerakan Wisata Bersih untuk mendorong kesadaran semua pihak untuk menciptakan destinasi wisata yang bersih dan berkelanjutan,” ungkapnya.

    Hariyanto menegaskan pentingnya keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, dan komunitas lokal dalam mewujudkan keberhasilan program ini.

    “Itu sebabnya kami pilih Banyuwangi karena kolaborasi seluruh stakeholder-nya sudah jalan. Apa yang telah dilakukan Banyuwangi ini menjadi contoh baik untuk direplikasi di daerah-daerah lain,” jelasnya.

    Sebagai bagian dari peluncuran, ratusan warga dan pelajar ikut serta membersihkan sampah di area Pantai Grand Watudodol sebagai bentuk partisipasi langsung dalam gerakan ini.

    Bupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian Pariwisata atas penunjukan Banyuwangi dalam program nasional ini.

    “Kami berterima kasih atas support yang diberikan Kemenpar pada pariwisata Banyuwangi. Gerakan ini sejalan dengan komitmen daerah dalam membangun pariwisata yang tidak hanya menarik untuk dikunjungi tapi juga tetap terjaga ekosistemnya,” kata Ipuk.

    Ipuk menambahkan bahwa pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada para pengelola dan pengunjung destinasi wisata untuk menjaga keberlanjutan pengelolaan pariwisata. [alr/beq]

  • Status Gunung Raung Masih Waspada, Pendakian Ditutup Akibat Erupsi dan Hujan Abu

    Status Gunung Raung Masih Waspada, Pendakian Ditutup Akibat Erupsi dan Hujan Abu

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Gunung Raung yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso, tercatat mengalami beberapa kali erupsi sejak awal Juni 2025. Meski demikian, hingga kini status gunung tersebut masih berada pada Level II atau tahap waspada sebagaimana ditetapkan sejak Desember 2023.

    Berdasarkan data resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas vulkanik Gunung Raung saat ini didominasi oleh gempa erupsi yang berupa letusan. Tidak ditemukan adanya gempa vulkanik yang biasa menjadi indikasi peningkatan aktivitas magmatik dari dalam perut bumi.

    Material erupsi yang terpantau sejak 5 hingga 12 Juni 2025 didominasi batuan berukuran abu dengan sebaran terbatas di sekitar kawah. Karena itu, erupsi-erupsi tersebut belum menimbulkan perubahan pada potensi ancaman bahaya yang lebih luas.

    Meski tidak mengancam pemukiman, aktivitas pendakian Gunung Raung resmi ditutup sementara. Penutupan diberlakukan sejak 14 Juni 2025 setelah terjadi hujan abu vulkanik di Pos 7 pendakian.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik menghadapi aktivitas vulkanik Gunung Raung. Ia juga mengimbau warga agar mematuhi arahan dari petugas yang berwenang.

    “Masyarakat mohon tetap tenang, tidak perlu panik. Ikuti petunjuk dan arahan dari petugas yang berwenang. Mohon patuhi rekomendasi yang dikeluarkan, dan yang terpenting juga jangan mudah percaya dengan informasi hoaks dan tidak bertanggung jawab. Cari informasi yang terpercaya,” kata Ipuk.

    Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Danang Hartanto, mengatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunungapi Raung yang berlokasi di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon. Menurut Danang, hasil pemantauan terbaru menunjukkan bahwa status Gunung Raung tetap berada pada Level II (Waspada).

    “Tercatat dalam periode 5–15 Juni 2025 telah terjadi sebanyak 49 kali erupsi. Mayoritas erupsi yang terjadi berupa hembusan asap dari kawah utama yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas bervariasi. Statusnya masih waspada,” ungkap Danang.

    Ia menambahkan, potensi bahaya hanya terbatas di sekitar pusat erupsi. Karena itu, PVMBG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah Gunung Raung.

    “Penutupan ini masih dilakukan sampai waktu yang belum ditentukan dengan melihat perkembangan selanjutnya,” tutup Danang. [alr/beq]

  • Tonjolkan Tari Gandrung, Video Perpisahan SMPN 3 Muncar Banyuwangi Panen Apresiasi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Juni 2025

    Tonjolkan Tari Gandrung, Video Perpisahan SMPN 3 Muncar Banyuwangi Panen Apresiasi Surabaya 13 Juni 2025

    Tonjolkan Tari Gandrung, Video Perpisahan SMPN 3 Muncar Banyuwangi Panen Apresiasi
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Sebuah video perpisahan milik
    SMP Negeri 3 Muncar
    ,
    Banyuwangi
    , Jawa Timur menjadi perbincangan di media sosial karena mengusung konsep yang unik.
    Dalam video berdurasi sekitar empat menit,
    SMPN 3 Muncar
    menyelipkan tarian kebanggaan warga Bumi Blambangan, yaitu
    tari gandrung
    .
    Dalam gelapnya malam, diterangi cahaya senter ponsel para siswa, sang penari gandrung tampak menari dengan luwes.
    Pengonsep video ini adalah guru seni budaya di sekolah tersebut, Ike Dian Susanti bersama seorang guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK), Yunus dengan dibantu delapan siswa dari kelas 9, serta sepuluh siswa dari OSIS.
    Mereka bersama-sama menyusun agenda video perpisahan itu.
    “Saya dibantu satu teman guru, namanya Pak Yunus yang memang sangat akrab dengan para siswa, kami bersama-sama mematangkan konsepnya,” kata Ike, Jumat (13/6/2025).
    Ide menghadirkan tarian gandrung tercetus ketika Ike mendengar sebuah musik milik grup band kenamaan, Kotak yang berkolaborasi dengan maestro gandrung Banyuwangi, Temu Misti serta maestro biola, Pak Buang.
    Penari yang tampil pun diambil dari seorang siswi kelas 7 yang tengah berlatih tari pada hari H pembuatan video, dan saat itu juga diajak untuk berpartisipasi.
    “Sebetulnya, di kelas 9 ada penari terbaik juara se Kabupaten Banyuwangi, tapi kami libatkan siswa kelas 7 agar siswa kelas 9 dapat duduk manis mengikuti konsep agenda,” tuturnya.
    Konsep gandrung ditekankan karena ia ingin mengingatkan kepada para siswa yang berbahagia dengan kelulusannya untuk tak melupakan unsur Banyuwangi yang ada di dalam diri mereka.
    Proses pembuatan koreografi pun sangat cepat. Sang penari yang memiliki bakat dasar tari itu hanya perlu latihan selama lima menit sebelum video diambil.
    Untuk kostum, pihaknya mendapatkan dukungan dari sanggar tari Kuwung Wetan.
    Ike menceritakan, sekolahnya memang cukup eksis di bidang kesenian dan sering keluar sebagai juara tingkat kabupaten hingga nasional.
    “Kami juara 1 penari terbaik tingkat Kabupaten Banyuwangi berturut-turut. Pada pemilihan gandrung gurit Mangir di Cluring juga kami juara 1 terbaik tingkat kabupaten. Kami juga juara tari FLS3N (Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional),” tuturnya. 
    Tak hanya tari, sekolah tersebut berprestasi di bidang kesenian lainnya, seperti musik ensambel, musik tradisional, dan musik pantomim.
    Ike menceritakan, saat proses pembuatan video tari gandrung yang menggandeng tim fotografer dari Kecamatan Songgon, sebanyak 273 siswa dari 7 kelas itu hanya butuh pengambilan video sebanyak dua kali.
    “Hanya dua kali
    take
    , anak-anak manut dan semuanya ingin yang terbaik,” tuturnya.
    Dengan ramainya perbincangan terkait konsep video perpisahan yang menyelipkan tarian gandrung itu, Ike mengaku sekolahnya panen apresiasi dari berbagai pihak.
    Ike dengan gembira menceritakan bahwa dua hari lalu ia mendapatkan telepon dari sang kepala sekolah yang mendapatkan apresiasi dari Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi.
    “Video kami juga dipakai
    story
    oleh Ibu Bupati, itu yang membuat kami terharu,” ucapnya dengan suara bergetar.
    Apresiasi dalam bentuk lain pun diterima SMPN 3 Muncar, yaitu dengan makin banyaknya calon siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut. Tak hanya dari Muncar, siswa bahkan datang dari kecamatan lain.
    Kini, Ike yang telah mengabdi selama empat tahun di sekolah itu pun berharap sekolahnya dapat kian berprestasi, baik dari sisi akademik maupun non-akademik.
    “Semoga seni dan olahraga semakin menonjol. Dan yang terpenting semoga sekolah kami semakin berprestasi, lebih baik lagi,” kata dia. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Produksi Beras Banyuwangi Surplus 159 Ribu Ton Pertengahan 2025

    Produksi Beras Banyuwangi Surplus 159 Ribu Ton Pertengahan 2025

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Produksi beras di Kabupaten Banyuwangi mencatatkan surplus signifikan pada pertengahan tahun 2025, yakni sebesar 159.320 ton. Capaian ini menunjukkan kontribusi nyata Banyuwangi dalam mendukung program swasembada pangan nasional yang tengah digalakkan Presiden Prabowo Subianto.

    Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi hingga Mei 2025, produksi beras mencapai 228.309,72 ton. Jumlah ini dihasilkan dari panen padi seluas 47.568 hektare. Sementara itu, kebutuhan konsumsi beras masyarakat Banyuwangi per bulan berkisar antara 12.500 hingga 14.400 ton. Dengan jumlah penduduk sekitar 1,7 juta jiwa, kebutuhan beras hingga Mei 2025 tercatat sebesar 68.989 ton.

    “Artinya, Banyuwangi masih surplus 159.320 ton beras,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Ipuk menyebutkan bahwa surplus beras ini menjadi indikator positif dalam mendukung swasembada pangan nasional. Menurutnya, program ini diukur melalui dua indikator utama, yaitu luas tanam padi (LTT) dan volume serapan gabah oleh Bulog.

    “Program ini dilaksanakan dengan dua indikator, yakni LTT atau luas tanam padi dan jumlah gabah yang diserap oleh Bulog,” ujar Ipuk.

    Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, menjelaskan bahwa luas tanam padi di Banyuwangi telah mencapai 63.457 hektare. Jumlah tersebut setara 50,6 persen dari target tanam 125.000 hektare pada tahun 2025.

    Sementara itu, serapan gabah oleh Bulog telah mencapai 94,11 persen dari target 49.100 ton setara beras. Ilham menegaskan bahwa jumlah itu sudah sangat memadai untuk cadangan beras pemerintah di wilayah setempat.

    “Beras cadangan pemerintah yang ada di gudang Bulog sudah cukup bahkan lebih,” kata Ilham.

    Ilham menambahkan, proses produksi beras tak lepas dari tantangan, termasuk serangan hama di beberapa lahan. Namun, dengan sisa waktu enam bulan ke depan, pihaknya optimis target swasembada pangan bisa tercapai di akhir tahun.

    “Masih ada sisa waktu 6 bulan lagi untuk mencapai target tersebut. Kita optimis target swasembada pangan akan tercapai. Karena capaian tersebut di atas terealisasi dalam semester pertama tahun ini,” bebernya. [alr/beq]

  • Prevalensi Stunting di Banyuwangi Turun Jadi 2% Berkat Program Keroyokan

    Prevalensi Stunting di Banyuwangi Turun Jadi 2% Berkat Program Keroyokan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berhasil menurunkan prevalensi stunting secara signifikan hingga tersisa dua persen. Capaian ini merupakan hasil kerja keroyokan dari berbagai pihak, mulai dari tenaga kesehatan, kader posyandu, hingga masyarakat, dengan pendekatan komprehensif dari hulu ke hilir.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, stunting menjadi fokus utama pembangunan kesehatan daerah yang harus diselesaikan bersama.

    “Hal ini sesuai dengan komitmen pemkab agar tidak ada bayi baru yang lahir stunting. Jangan ada pula bayi dan balita stunting yang tidak tertangani,” kata Ipuk.

    Ipuk menjelaskan, penanganan stunting dilakukan lintas sektor. Bukan hanya menyasar sisi medis, tetapi juga menyentuh aspek lingkungan, pola asuh, hingga edukasi gizi secara menyeluruh.

    “Di sisi kesehatan, kami lakukan perbaikan gizi pada remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan, hingga pendampingan kesehatan dan gizi pada balita,” urainya.

    Program penanganan tersebut digerakkan secara kolaboratif oleh pemerintah daerah bersama berbagai elemen, seperti petugas kesehatan, kader posyandu, serta elemen masyarakat lainnya. Upaya tersebut menunjukkan hasil nyata dari tahun ke tahun berdasarkan data EPPBGM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

    Tercatat, prevalensi stunting pada tahun 2021 sebesar 8,64 persen (4.730 kasus), kemudian turun menjadi 3,95 persen (2.704 kasus) pada tahun 2022. Angka ini terus menurun pada tahun 2023 menjadi 3,53 persen (2.555 kasus), dan kembali turun menjadi 2,44 persen (2.269 kasus) pada tahun 2024.

    Salah satu program andalan Banyuwangi dalam penanganan stunting adalah Banyuwangi Tanggap Stunting, yang memberikan intervensi nutrisi bagi ibu hamil risiko tinggi dan baduta dari keluarga miskin. Program ini melibatkan pedagang sayur keliling atau mlijoan sebagai bagian dari jejaring pemantauan.

    “Pedagang sayur kita edukasi tentang bumil risti dan balita stunting, sehingga saat keliling menjajakan sayur dan menjumpai warga yang suspek, mereka bisa menginformasikan kepada kader posyandu maupun puskesmas setempat,” jelasnya.

    Selain itu, Pemkab Banyuwangi juga meluncurkan program charity Hari Belanja yang digelar setiap bulan pada tanggal cantik seperti 1/1, 2/2, dan seterusnya. Hasil kegiatan disalurkan kepada warga pra sejahtera, termasuk keluarga yang memiliki balita stunting dan ibu hamil risiko tinggi.

    “Dari sisi preventif, pemkab bekerja sama dengan Pengadilan Agama dalam upaya pencegahan perkawinan anak. Di setiap sekolah SMP dan SMA, juga dibentuk Duta Pencegahan Perkawinan Anak yang telah dibekali berbagai pengetahuan tentang resiko perkawinan anak agar memberikan edukasi kepada teman-temannya,” pungkasnya. [alr/beq]

  • Banyuwangi Travel Mart 2025 Perkuat Kolaborasi Pariwisata Indonesia-Malaysia

    Banyuwangi Travel Mart 2025 Perkuat Kolaborasi Pariwisata Indonesia-Malaysia

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Para pelaku industri wisata dari berbagai daerah di Indonesia dan Malaysia berkumpul di Banyuwangi dalam gelaran “Banyuwangi Travel Mart 2025”, yang berlangsung selama tiga hari pada 10–12 Juni 2025. Mereka menjelajahi sejumlah destinasi unggulan sekaligus menjalin kerja sama strategis dengan para pelaku wisata lokal.

    Event ini diikuti oleh 65 pelaku wisata dan mempertemukan 90 buyer potensial dari seluruh Indonesia serta 45 seller yang terdiri dari berbagai vendor pariwisata. Di antaranya mencakup hotel, restoran, UMKM oleh-oleh, destinasi wisata, travel agent, penyedia transportasi, dan atraksi wisata lainnya.

    Peserta berasal dari berbagai kota seperti Yogyakarta, Solo, Jakarta, Surabaya, Kalimantan, Pulau Bajo, dan Bali. Beberapa pelaku industri wisata dari Malaysia juga turut serta untuk menjajaki potensi kerja sama dengan Banyuwangi.

    Selama di Banyuwangi, para agen travel dan biro wisata mengunjungi sejumlah destinasi seperti Bangsring Underwater, Pantai Mustika, Gandrung Terakota, dan Pulau Bedil.

    Panitia Banyuwangi Travel Mart, Angela Pitasari Citra, mengatakan bahwa Banyuwangi dipilih karena memiliki kekayaan potensi di semua sektor pariwisata sesuai dengan strategi pengembangan dari Kementerian Pariwisata.

    “Strategi Kemenpar saat ini ada tiga, yaitu wellness tourism, gastronomy, dan marine tourism. Di Banyuwangi semua itu ada,” jelas Citra.

    Perwakilan Travel 4ALL Malaysia, Ade Azri Reza, mengungkapkan niatnya untuk mempromosikan Banyuwangi kepada wisatawan asal Malaysia. “Event ini peluang bagus untuk mengenalkan dan mempromosikan pariwisata Banyuwangi,” ujar Ade.

    Dari Yogyakarta, Pasindo Tour melalui Emmycho menyatakan telah melakukan kerja sama dengan dua hotel untuk kunjungan wisata pada Juni dan Agustus 2025. “Event ini sangat bagus dan luar biasa untuk menambah wawasan ataupun meng-upgrade produk kami para travel agent,” ujarnya.

    Senada, CEO PT Karya Anjani Internasional, Denny Martin, mengungkapkan rencana untuk menghubungkan agen-agen wisata dari berbagai provinsi dalam sebuah paket open trip lintas daerah. “Kami ingin menyatukan teman-teman untuk kolaborasi aktif antar-stakeholder pariwisata di Banyuwangi, Jawa Barat, Jakarta, dan lainnya,” ucapnya.

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengapresiasi gelaran tersebut dan menyebutnya sebagai upaya penting dalam memperluas jejaring wisata sekaligus mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. “Event ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan dan memperluas jaringan para pelaku wisata di Banyuwangi. Kami ucapkan terima kasih telah mendukung pariwisata di Banyuwangi,” kata Ipuk. [alr/beq]

  • Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi “Biofortifikasi” Ramah Lingkungan

    Banyuwangi Kembangkan Beras Bernutrisi “Biofortifikasi” Ramah Lingkungan

    Liputan6.com, Banyuwangi – Dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional dengan surplus beras lebih dari 300 ton setiap tahun, Banyuwangi membuat terobosan dengan mengembangkan beras biofortifikasi (beras bernutrisi) yaitu padi yang dibudidayakan dengan cara meningkatkan kandungan gizinya. 

    Beras ini mengandung berbagai macam vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti Vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc, sehingga sangat baik untuk dikonsumsi, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. “Upaya ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Selain mendukung ketahanan pangan, pengembangan beras bernutrisi juga memperkuat pembangunan SDM. Harapannya kualitas gizi masyarakat semakin meningkat. Selain itu juga bisa menekan bahkan mencegah stunting,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (5/6/2025).

    Beras biofortifikasi diproduksi melalui modifikasi genetik tanaman padi untuk meningkatkan kandungan gizi. Pengembangan beras ini dilakukan pemkab bersama   produsen pertanian ramah lingkungan yang berbasis di Banyuwangi, Pandawa Agri Indonesia, Danone Indonesia dan Bulog Banyuwangi.

    CEO Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa Putra, menjelaskan saat ini pengembangan beras biofortifikasi dilakukan di lahan seluas 60 hektare dengan melibatkan puluhan petani. Lahan tersebut tersebar di sejumlah wilayah. Seperti Kecamatan Blimbingsari, Licin, Glagah, Singojuruh, dan Sempu. “Tahun 2026 akan kami perluas hingga 500 hektare dengan melibatkan 100-an petani,” ujar Kukuh.

  • Momen Idul Adha, Banyuwangi Berbagi Salurkan Sedekah Daging ke Warga Miskin

    Momen Idul Adha, Banyuwangi Berbagi Salurkan Sedekah Daging ke Warga Miskin

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Program Banyuwangi Berbagi yang rutin digelar tiap tanggal cantik kali ini bertepatan dengan momen Idul Adha 1446 H. Kali ini, Pemkab Banyuwangi menggalang solidaritas dengan membagikan daging sapi dan kambing kepada warga miskin. Khususnya kepada masyarakat yang masuk dalam database UGD Kemiskinan Banyuwangi.

    Program charity ini mendapat dukungan dari banyak kalangan termasuk sejumlah organisasi profesi dan kemasyarakatan.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan ini adalah bagian dari program Banyuwangi Berbagi, yang dilakukan tiap tanggal cantik seperti 1 Januari (1.1), 2 Februari (2.2), 3 Maret (3.3).

    Pada bulan Juni ini, tanggal 6 bertepatan dengan Idul Adha, Bupati mengajak ASN Banyuwangi dan berbagai pihak berpartisipasi membagikan daging kepada warga miskin.

    “Bila sebelumnya tanggal cantik kami berbelanja sembako dan membagikannya untuk keluarga pra sejahtera, di momen Idul Adha ini kami membagikan daging. Harapan kami ini untuk menambah konsumsi protein mereka,” kata Ipuk.

    Distribusi daging ini dilakukan mulai Jumat hingga Senin (6-9 Juni 2025). Daging diberikan kepada warga miskin yang masuk dalam database pemkab.

    “Ribuan paket daging didistribusikan kepada warga pra-sejahtera, termasuk yang masuk dalam data UGD Kemiskinan Banyuwangi,” kata Ipuk.

    Program ini mendapat sambutan hangat dari sejumlah pihak. Salah satunya datang dari Dodik Heru, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Banyuwangi yang mendukung kebijakan Bupati Ipuk itu dengan berpartisipasi dalam program pemberian daging untuk warga miskin.

    “Bagus dan sangat bermanfaat. Bila sebelumnya kita diajak rutin bagi sembako, kini giliran bahan bernutrisi yakni daging. Semoga bisa menambah derajat kesehatan mereka,” kata Dodik.

    Pembagian daging kurban kali ini Ipuk juga mengajak warga meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai saat pemberian daging. Banyak warga yang menggunakan besek dan daun saat membagikan daging kurban. [tar/ian]

  • Banyuwangi Batasi Kantong Plastik, UMKM Kerajinan Bambu Kembali Bergairah

    Banyuwangi Batasi Kantong Plastik, UMKM Kerajinan Bambu Kembali Bergairah

    Liputan6.com, Banyuwangi – Kebijakan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani membatasi penggunaan kantong plastik sekali pakai berdampak positif terhadap UMKM kerajinan bambu. Seperti di sentra kerajinan bambu Lingkungan Papring, Desa/Kecamatan Kalipuro kini bergairah kembali. 

    “Harus diakui kebijakan pembatasan kantong plastik dari Bupati Ipuk, membuat produk kerajian bambu di kampung kami bergairah kembali. Permintaan produk kerajinan bambu untuk menggantikan kantong plastik meningkat,” kata perajin Lingkungan Papring, Widie Nurmahmudy, Rabu (4/6/2025).

    Salah satu kerajinan yang kini kian diminati adalah wadah dari anyaman bambu alias besek. Menjelang Iduladha, besek kian diminati masyarakat untuk menggantikan kantong plastik sebagai wadah daging kurban. “Sebulan menjelang Iduladha seperti saat ini, permintaan banyak. Warga bisa membuat antara 5 ribu hingga 7 ribu besek dalam sebulan,” lanjut dia.

    Permintaan yang tinggi membuat harga besek juga turut terpengaruh. Dulu harga besek seragam meski ukuran yang dibuat berbeda-beda. Kini, beda ukuran, beda pula harganya. “Kisaran harganya sekitar Rp 2.500 hingga Rp 3.000 per biji,” lanjut dia.

    Mairoh, salah satu perajin besek lainya, menyatakan bahwa tingginya permintaan pasar selama sebulan terakhir. Ia bisa menyelesaikan pembuatan puluhan biji besek dalam sehari. Dia bersyukur, tingginya permintaan besek membuat ekonominya terbantu. Harga yang lebih tinggi untuk besek-besek ukuran besar membuat keuntungannya bertambah. “Sehari bisa 30 sampai 50 besek, dan itu sudah ada yang ngambil. Jadi tidak bingung menjualnya,” kata Mairoh.

    Lingkungan Papring memang terkenal merupakan sentra kerajinan bambu di Banyuwangi. Nama Papring sendiri merupakan akronim dari “panggonane pring” atau tempatnya pohon bambu. Pada tahun 1960-an hingga 1990-an, mayoritas warga setempat bekerja sebagai perajin bambu.

  • Kalender Wisata 2025: Banyuwangi Festival Hadirkan Berbagai Event Atraktif

    Kalender Wisata 2025: Banyuwangi Festival Hadirkan Berbagai Event Atraktif

    Liputan6.com, Banyuwangi – Sejumlah event atraktif dan spektakuler yang menjadi unggulan Banyuwangi Festival (B-Fest) bakal warnai kalender wisata sepanjang 2025. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengajak seluruh wisatawan untuk segera memastikan jadwal berliburnya ke ujung timur Pulau Jawa tersebut. “Ayo segera jadwalkan liburan kalian ke Banyuwangi. Nikmati alamnya, budayanya, kulinernya dan tentu event-event menarik B-Fest 2025,” ungkap Ipuk pada Selasa (3/6/2025).

    Tak kurang dari 80 event yang akan digelar sepanjang tahun. Mulai dari event budaya, sport-tourism, musik hingga kuliner bakal mengisi agenda B-Fest 2025. “B-Fest ini tak semata hiburan. Namun, menjadi payung besar untuk mengorkestrasi pembangunan daerah. Mulai dari perekonomian, infrastruktur, sumber daya manusia hingga sosial,” terang Ipuk.

    Ipuk memastikan bahwa pelaksanaan B-Fest kali ini tidak sepenuhnya dibiayai oleh APBD. Di tengah upaya efisiensi anggaran, menurutnya, B-Fest telah memiliki nama besar yang dapat menarik ketelibatan sektor swasta dalam mekanisme pembiayaannya. “Kita libatkan semua pihak untuk menyokong B-Fest tahun ini. Meski ada efisiensi, saya kira tidak akan mengurangi kualitas dan kemeriahan dari Banyuwangi Festival. Justru akan terus kita tingkatkan secara kualitas,” janji Ipuk.

    Kalender event B-Fest 2025 bakal kembali menggelar berbagai event yang selama ini telah dikenal luas. Dalam pagelaran kebudayaan, misalnya, ada Seblang Bakungan (15 Juni), Keboan Aliyan (1-6 Juli), Kebo-Keboan Alasmalang (6 Juli), dan Petik Laut Muncar (10 Juli). Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) dan Gandrung Sewu yang telah menjadi ikon B-Fest dipastikan tetap dihelat. Masing-masing pada 12-13 Juli dan 25 Oktober.

    Bagi pecinta olahraga juga bakal dapat sajian event yang bakal memacu adrenalin. Tour de Banyuwangi Ijen (TDBI) yang masuk dalam kalender resmi Federasi Sepeda Internasional bakal dihelat pada 28-31 Juli. Melengkapi sederet event balap sepeda lainnya seperti Banyuwangi Ijen Geopark Downhill (20-21 September), Banyuwangi Ijen Kom (27-28 September) dan Banyuwangi BMX (15-16 November).

    Selain olahraga sepeda, bagi pecinta olahraga lainnya juga bakal dimanjakan dengan event lainnya. Pecinta lari bakal disuguhi keindahan trek hijau nan eksotis pada Ijen Green Run/ Trail 2025 di tanggal 7 September. Sedangkan bagi penikmat selancar akan ada Gandrung Surf Competition pada 16-18 Oktober. Yang tak kalah menarik juga bakal ada Art Week and Cullinary (9-12 Juli), Festival Lembah Ijen (9-13 Agustus), dan deretan festival musik lainnya. Tak ketinggalan event Banyuwangi Bersholawat  juga tetap hadir pada 31 Desember.