Tag: Ipuk Fiestiandani

  • Pemkab banyuwangi Gelar Doa Bersama Lintas Agama

    Pemkab banyuwangi Gelar Doa Bersama Lintas Agama

    Banyuwangi (beritajatim.com)- Berbagai elemen masyarakat menggelar doa bersama di Pendopo Shaba Swagata Blambangan Banyuwangi. Mereka memanjatkan harapan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menjaga kedamaian kabupaten di ujung timur Pulau Jawa tersebut.

    Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kapolresta Kombes Pol. Rama Samtama Putra, Danlanal Letkol Laut (P) Muhammad Puji Santoso, Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Arh Joko Sukoyo. Hadir pula Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi A.O. Mangontan, DPRD Banyuwangi Makrifatul Kamilah, dan Kepala Kemenag Banyuwangi Choironi Hidayat.

    Sederet pemuka agama pun memanjatkan doa sesuai keyakinannya masing-masing. Di antaranya oleh Ketua Umum MUI Banyuwangi KH. Muhaimin Asymuni, Ketua PCNU Banyuwangi Kiai Sunandi Zubaidi, Ketua FKUB Banyuwangi Nur Khozin, dan dilanjutkan oleh sejumlah pemuka agama lainnya.

    Pemuka agama yang hadir antara lain perwakilan umat Konghucu Tjahjadi Sugianto, perwakilan umat Katolik Emanuel Imamdwi, Ketua BAMAG (Kristen) Pendeta Anang Sugeng, Ketua Walubi (Budha) Eka Wahyu Widayat, dan Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi Sudariyanto.

    Dalam kesempatan tersebut hadir pula Ketua PD Muhammadiyah Banyuwangi, Ketua LDII Banyuwangi, Ketua Al-Irsyad Banyuwangi dan sejumlah kiai di Banyuwangi. Tampak di antaranya KH. Ahmad Faizin, KH. Zulkarnain, KH. Wasil d.

    Mereka berbaur dengan para tokoh agama, pemimpin ormas, hingga para pengemudi ojek online. Semuanya mengharapkan kondusivitas daerah tetap terjaga.

    “Kita berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Upaya sungguh-sungguh ini, harus senantiasa kita sempurnakan dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap Bupati Ipuk.

    Doa bersama tersebut, tak semata bertujuan untuk mengetuk pintu langit. Namun, juga untuk merajut persatuan dan kesatuan di antara elemen masyarakat. “Jika telah terjalin persatuan yang kokoh, insyaallah akan terwujud kedamaian dan kondusivitas daerah,” tegas Ipuk.

    Hal yang sama juga ditegaskan oleh KH. Ir. Achmad Wahyudi. Pemuka agama sekaligus pengasuh PP. Adz-Dzikra Banyuwangi itu menyebutkan persatuan itu ibaratkan sebuah bangunan yang kokoh. Setiap bagiannya memiliki fungsi yang saling melengkapi satu sama lain.

    “Seperti inilah persatuan, para pemimpin, para tokoh hingga rakyatnya, punya fungsi masing-masing. Semuanya harus bersatu dan saling support satu sama lain. Tidak boleh terpisah-pisah. Jika terpisah maka bukanlah bangunan yang kokoh,” terangnya. [tar/ian]

  • Mayoritas Kepala Daerah Minim Pengalaman, Mendagri Tito Minta Presiden Prabowo Turun Tangan

    Mayoritas Kepala Daerah Minim Pengalaman, Mendagri Tito Minta Presiden Prabowo Turun Tangan

    JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengemukakan, mayoritas kepala daerah hasil pilkada terakhir merupakan wajah baru yang belum memiliki pengalaman memimpin, sehingga membutuhkan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

    “Data kami, 80 persen itu adalah yang belum pernah menjabat, baik sebagai wakil bupati, bupati, wali kota, wakil wali kota, gubernur, maupun wakil gubernur,” kata Tito saat berpidato dalam agenda Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Otonomi Expo 2025 di Jakarta, Antara, Kamis, 28 Agustus.

    Tito menyebut, dari total 548 kepala daerah yang dilantik hingga Februari 2025, sekitar 80 persen belum pernah menduduki jabatan eksekutif di tingkat daerah. Sementara 20 persen lainnya sudah memiliki pengalaman memimpin dan jam terbang yang cukup.

    “Jadi, memang perlu mendapatkan arahan dari Bapak Presiden,” ujar Tito.

    Ia juga menyinggung keberadaan tiga asosiasi besar kepala daerah yang menjadi wadah koordinasi dan sinergi pemerintah pusat dan daerah. Ketiganya adalah Asosiasi Gubernur yang dipimpin Gubernur Jambi Al Haris, Asosiasi Pemerintah Kota (Apeksi) yang diketuai Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, serta Apkasi yang kini dipimpin Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

    Menurut Tito, Apkasi menjadi organisasi kepala daerah terbesar dengan 416 anggota dan memiliki peran strategis karena bersentuhan langsung dengan masyarakat di tingkat kabupaten.

    Dengan banyaknya kepala daerah baru, kata Tito, arahan Presiden menjadi sangat penting agar mereka mampu menjalankan pemerintahan daerah dengan baik serta mendukung program nasional yang digulirkan pemerintah pusat.

  • Pemkab Banyuwangi Pastikan Tidak Ada Kenaikan PBB, Fokus Pendataan Ulang Objek Pajak

    Pemkab Banyuwangi Pastikan Tidak Ada Kenaikan PBB, Fokus Pendataan Ulang Objek Pajak

    Samsudin menjelaskan, sebelumnya Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memang memberikan rekomendasi perubahan penghitungan tarif PBB-P2 dari multi tarif menjadi single tarif atas Peratuan Daerah (Perda) Kabupaten Banyuwangi Nomor 1 Tahun 2024.

    Dalam Perda tersebut Pasal 9 dijelaskan besarnya tarif PBB-P2 Banyuwangi masih dengan penghitungan multi tarif. Nilai NJOP sampai dengan 1 miliar sebesar 0,1 persen pertahun. NJOP 1 – 5 miliar sebesar 0,2 persen, dan untuk 5 miliar ke atas sebesar 0,3 persen.

    Atas perda tersebut, lanjut Samsudin, Kemendagri merekomendasikan agar Pemkab menggunakan single tarif, menjadi 0,3 persen diambil ambang tertinggi. “Apa yang direkomendasikan Kemendagri ini berlaku nasional, ke seluruh pemerintah daerah yang masih menggunakan multi tarif. Kemendagri memang memiliki kewenangan mengevaluasi semua Perda yang dikeluarkan pemda sebagai proses penyelarasan perundangan di daerah dengan pusat,” kata Samsudin.

    Namun, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memutuskan tetap menggunakan perhitungan multi tarif seperti sebelumnya yang akan dituangkan dalam Peraturan Bupati (Perbup). Otomatis, dengan ini tidak ada kenaikan PBB,

    “Ini tidak menyalahi aturan. Kemendagri juga memberikan kewenangan pada kepala daerah untuk menentukan tarif PBB-P2 lebih rinci dalam peraturan bupati. Klasterisasi akan tetap kita gunakan seperti sebelumnya,” jelasnya.

  • Lagu Daerah Tampil Berkelas dalam Aransemen Jazz di Jazz Gunung Ijen Banyuwangi – Page 3

    Lagu Daerah Tampil Berkelas dalam Aransemen Jazz di Jazz Gunung Ijen Banyuwangi – Page 3

    Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang hadir menyaksikan Jazz Gunung Ijen, memberikan apresiasi terhadap ajang musik yang konsisten digelar sejak 2013. Ia menilai, keberadaan acara ini mampu memperkaya segmentasi pariwisata di Bumi Blambangan.

    “Ini merupakan bagian dari Banyuwangi Festival yang rutin diselenggarakan. Kami menghadirkan perhelatan seni, dari yang bersifat etnik hingga modern. Dari yang kolosal hingga yang segmented,” ungkap Ipuk.

    Ipuk juga memuji gelaran Jazz yang menggandeng musisi lokal. “Kami juga mengapresiasi penyelenggara Jazz Gunung, yang menggandeng musisi lokal Banyuwangi, dan bisa membuktikan musik daerah bisa dipadu apik dengan balutan jazz,” tambah Ipuk. 

    Jazz Gunung Series 3 Ijen 2025 mengangkat konsep “jazz n beyond” mengusung konsep pemberdayaan ekonomi. Gerai-gerai UMKM lokal menjadi sajian utama di lokasi acara. 

    Para pengunjung dapat berbelanja dari warung-warung yang dikurasi dari sekitar Taman Gandrung Terakota. “Festival tak sekadar festival. Tapi, harus mengusung upaya pemberdayaan ekonomi lokal,” tambah  Ipuk.

    Selain Suliyana, konser Jazz Gunung Ijen juga menghadirkan grup musik lokal, Jazz Patrol Kawitan, Temenggungan. Berbagi panggung dengan para musisi jazz kenamaan lainnya. Seperti The Aartsen ft. Adam Zagorski, Irsa Destiwi Trio, Dua Empat, Kevin Yosua Trio ft. Fabien Mary, hingga Surabaya Pahlawan Jazz.

    Tak hanya itu, pada event jazz gunung tahun ini juga menggandeng ISI Yogyakarta yang menampilkan pameran seni visual bertajuk “Flora Fauna”, dan pameran batik bertemakan “Beta Jamur”.

     

    (*)

  • Curhatan Sopir Truk yang Terjebak Macet Panjang di Pelabuhan Ketapang: Harusnya Uang Diberikan ke Istri tapi Habis untuk Makan

    Curhatan Sopir Truk yang Terjebak Macet Panjang di Pelabuhan Ketapang: Harusnya Uang Diberikan ke Istri tapi Habis untuk Makan

     

    Liputan6.com, Banyuwangi – Macet horor di Pelabuhan Ketapang kembali terjadi. Masalahnya klasik, terbatasnya jenis eks LCT (Landing Craft Tank) karena harus dilakukan perbaikan, sehingga terjadi penumpukan kendaraan.

    Kemacetan sempat terurai setelah jumlah kapal mulai ditambah menjadi sembilan unit, bahkan ada dua bantuan kapal dengan kapasitas besar.

    Tapi masalahnya bukan cuma itu, dalam beberapa hari terakhir, faktor cuaca juga menjadi penyebab macet panjang di Pelabuhan Ketapang. Penerapan sistem buka tutup karena faktor cuaca yang tidak menentu membuat operasional kapal menjadi terhambat.

    Meskipun tidak memiliki kewenangan langsung, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan, Pemkab telah berupaya memberikan bantuan dengan menurunkan tim dari Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Sosial, hingga BPBD untuk bersiaga di akses menuju Ketapang membantu mengurai kemacetan.

    “Memang kami tidak punya kewenangan, tetapi kami berusaha membantu mengurai kemacetan, dan agar sopir tetap nyaman, serta situasi terkendali,” kata Ipuk Seni (4/8/2025).

    Pemkab Banyuwangi juga membagikan makan utamanya bagi sopir truk tronton yang harus menunggu lama di Pelabuhan Ketapang, saat menunggu antrean masuk kapal.

    Hari ini, Senin (4/8/2025), Pemkab Banyuwangi kembali membagikan 500 nasi bungkus yang dibagikan oleh petugas dari BPBD, Dishub, Satpol PP, dan Tagana. Sebelumnya Pemkab juga telah beberapa kali membagikan makan kepada para sopir yang terjebak macet.

     

  • Rute Menantang dan Sambutan Meriah, Tour de Banyuwangi Ijen Curi Hati Pebalap Dunia – Page 3

    Rute Menantang dan Sambutan Meriah, Tour de Banyuwangi Ijen Curi Hati Pebalap Dunia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Kemeriahan etape kedua Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) sukses memikat hati para pebalap internasional. Salah satunya Nicolo Pettiti, atlet sepeda asal Italia, yang tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya usai menuntaskan rute sejauh 158,8 KM dari Alaspurwo menuju Kota Banyuwangi.

    “Aku tak berbohong, rasanya seperti berada dalam perlombaan di tur dunia. Serasa Tour de France,” ujar Pettiti penuh semangat.

    Pebalap kelahiran 10 Agustus 2002 itu berhasil mengamankan polkadot jersey sebagai King of Mountain (KOM), namun bukan hanya gelar yang membuatnya terkesan. “Semua orang dijalan bersorak kepada kami. Sungguh luar biasa, membuat balapan semakin seru,” lanjutnya.

    TdBI yang kini memasuki edisi ke-10 memang dikenal memberikan pengalaman istimewa bagi peserta dari berbagai negara. Mulai dari tantangan tanjakan ekstrem berlevel hors categorie, tata pelaksanaan yang profesional, hingga dukungan meriah warga lokal menjadi alasan mengapa banyak pebalap jatuh hati pada ajang ini.

    Perbesar

    Tour de Banyuwangi Ijen 2025. … Selengkapnya

    Kesan positif tersebut, lantas membuat para pebalap tak segan untuk merekomendasikan kepada para koleganya untuk turut serta. Seperti yang diakui oleh pebalap yang tergabung dalam tim Victoria Sports Pro Cycling (Filipina), Jeroen Meijers.

    “Rekan saya Edgar Nieto sudah mengikuti balapan ini sepuluh kali dan selalu mengatakan bahwa penyelenggaraannya sangat baik. Tidak ada mobil di jalanan, jadi sangat aman. Ini adalah salah satu balapan favorit di Asia,” ungkap peraih Individual General classification (Yellow Jersey) dan Best Sprinter (Green Jersey) di etape kedua itu.

    Meski baru pertama kali turun di TdBI, langsung membuat Meijers terkesan. Mulai dari rutenya yang menantang hingga pemandangan alam yang mengesankan. “Secara umum, balapan di Banyuwangi lebih menantang dan atmosfernya benar-benar luar biasa,” terangnya.

    Pujian dari pebalap kelahiran Belanda, 12 Januari 1993 itu, tentu saja bukan isapan jempol belaka. Pengalamannya sejak 2010 sebagai pebalap profesional menjadi garansi penilaiannya. Selama itu, ia telah mengikuti balapan di berbagai belahan dunia.

    Perbesar

    Tour de Banyuwangi Ijen 2025. … Selengkapnya

    Perlu diketahui, pada tahun ini, Jeroen Meijers telah merampungkan sejumlah tur di Asia dan Eropa. Di antaranya adalah Tour of Sharjah (UEA), Tour de Taiwan, Tour of Estonia, Tour of Lithuania, Sibiu Cycling Tour (Rumania) dan The Road Race Tokyo Tama (Jepang).

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan jika pengalaman positif para pebalap mancanegara itu, berkat antusiasme warga Banyuwangi. Daerah di ujung timur Jawa ini, tak hanya dianugerahi bentang alamnya yang indah, namun juga masyarakatnya yang kreatif dan kaya budaya.

    “Potensi Banyuwangi yang luar biasa ini, patut diketahui oleh warga dunia. Terimakasih kepada seluruh masyarakat Banyuwangi yang telah menjadi tuan rumah yang menyenangkan bagi semua,” pungkas Ipuk.

  • Etape Kedua Tour de Banyuwangi Ijen Suguhkan Rute Paving Menanjak, Ujian Ketangguhan Pembalap

    Etape Kedua Tour de Banyuwangi Ijen Suguhkan Rute Paving Menanjak, Ujian Ketangguhan Pembalap

    Liputan6.com, Banyuwangi Etape kedua Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025, akan menjadi uji ketangguhan bagi para pembalap, Selasa (29/7/2025). Dengan start Taman Nasional Alas Purwo dan finish di Kantor Bupati Banyuwangi menempuh jarak 158,8 kilometer, menyuguhkan rute paving menanjak.

    Alas Purwo menyimpan beragam situs geologi, budaya, serta kekayaan hayati tersebut telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia oleh UNESCO. Kawasan yang masuk dalam jajaran Geopark Ijen, saat ini telah resmi menjadi bagian dari Unesco Global Geopark.   

    TN Alas Purwo merupakan tempat wisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan konservasi alam. Taman nasional ini memiliki setidaknya 700 jenis tumbuhan, banteng, macan tutul, monyet ekor panjang, kijang, babi hutan, serta 250 aves, dan reptil. Kawasan ini juga memiliki banyak destinasi wisata menarik. Mulai kawasan savana, pantai, gua kuno, wisata budaya, hingga hutan mangrove. 

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, para pembalap Tour de Banyuwangi Ijen akan melintasi situs-situs Gopark Ijen yang saat ini telah masuk dalam jaringan geopark dunia UNESCO Global Geopark (UGG). 

    “Tour de Ijen kami desain memadukan antara olahraga, alam, dan budaya. Di kawasan cagar biosfer ini, pembalap akan menyusuri hutan Alas Purwo yang masih asri,” kata Ipuk.

    Di sepanjang lintasan terdapat rute paving menanjak. Dengan kontur jalan tidak mulus tak sekadar adu kecepatan, namun menjadi uji ketangguhannya di rute rolling (naik-turun) dengan kejutan lintasan paving stone menanjak di kawasan Jelun.

    “Kalau tahun-tahun sebelumnya hanya sekitar 1 kilometer di Alas Purwo dan belum masuk ke rute kompetitif, kali ini rute paving stone berada di tengah-tengah balapan dan dengan kondisi menanjak. Ini jelas jadi tantangan serius bagi para pembalap,” ujar Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi, M. Alfin Kurniawan.

     

  • Tour de Banyuwangi Ijen 2025 Dimulai, Diikuti Juara Nasional Berbagai Negara

    Tour de Banyuwangi Ijen 2025 Dimulai, Diikuti Juara Nasional Berbagai Negara

    Liputan6.com, Banyuwangi Kompetisi balap sepeda internasional, Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025 resmi dibuka Minggu (27/7/2025) malam. Sebanyak 99 pembalap dari 24 negara mulai menjalani etape pertama, Senin (28/7/2025) malam. TdBI tahun ini juga diramaikan para pembalap juara nasional di tujuh negara. Mereka adalah Arya Phounsvath juara nasional Laos, Yacine Hamzah (Aljazair), Marcelo Felipe (Filipina), Mohammad Abdurrahman (Indonesia), Chin Pokk  (Macao), Jaebin Yun (Korea), Sarawut Sirironnachai (Thailand). 

    Mereka akan bersaing menaklukaan empat etape kompetisi yang masuk agenda Union Cycliste Internationale (UCI/Federasi Balap Sepeda Dunia). “Saya siap bersaing untuk menjuarai Tour de Ijen. Saya sudah menyesuaikan dan beradaptasi dengan kejuaraan ini. Tahun ini saya lihat cuaca juga mendukung,” kata pembalap peringkat dua TdBI tahun lalu, Metkel Eyob asal Eritrea yang tergabung di Trengganu Cycling Team. 

    Etape pertama menempuh jarak 125,5 kilometer. Start dimulai dari Pasar Pesanggaran dan finis di Kantor Bupati Banyuwangi. Etape ini menjadi ajang pembuka sekaligus pembuktian awal bagi para pembalap guna menjadi yang terbaik di TdBI 2025.

    Pasar Pesanggaran merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah selatan Banyuwangi. Dipilihnya pasar ini sebagai lokasi start untuk mengenalkan sisi kehidupan sehari-hari warga Banyuwangi kepada para pembalap dari berbagai negara. “Pasar ini menggambarkan denyut kehidupan masyarakat. Kita ingin pembalap asing melihat langsung warna asli Banyuwangi. Ramai, hangat, dan penuh semangat,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

    Etape pertama ini bisa dibilang “pesta” nya para sprinter. Jalur yang dilalui relatif datar (flat). Tidak ada tanjakan yang bikin ngos-ngosan, tetapi cukup banyak ruang terbuka untuk pembalap melaju sekencang-kencangnya.

  • Dilema Pemkab Banyuwangi Hadapi Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        26 Juli 2025

    Dilema Pemkab Banyuwangi Hadapi Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang Surabaya 26 Juli 2025

    Dilema Pemkab Banyuwangi Hadapi Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten
    Banyuwangi
    menghadapi dilema serius terkait
    kemacetan ekstrem
    yang terus berlanjut di jalur Situbondo menuju
    Pelabuhan Ketapang
    .
    Hal ini diungkapkan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dalam rapat yang melibatkan berbagai pihak, termasuk KSOP, ASDP, BPTD, Gapasdap, INFA, serta TNI-Polri.
    “Terus terang kami agak kebingungan. Kami rapat berkali-kali di internal, apa yang bisa kami lakukan untuk mengurai kemacetan kami. Apa yang bisa kami bantu, mohon disampaikan kepada kami,” kata Ipuk pada Sabtu (26/7/2025).
    Kemacetan ini disebabkan kurangnya ketersediaan kapal yang dapat mengangkut truk berkapasitas besar di dermaga LCM Pelabuhan Ketapang, yang bukan merupakan ranah kewenangan Pemkab Banyuwangi.
    Namun, meskipun masalah ini berada di luar kendali Pemkab, masyarakat sering kali melimpahkan kesalahan kepada pemerintah daerah.
    “Atas nama Pemkab Banyuwangi, kami berharap masalah ini bisa diselesaikan dan atas nama pemangku wilayah sangat menyesalkan,” tuturnya.
    Ia menambahkan bahwa kemacetan yang terjadi sebetulnya dapat diantisipasi lebih awal untuk mencegah masalah yang berkepanjangan.
    Walaupun tidak memiliki kewenangan langsung, Pemkab Banyuwangi berupaya memberikan solusi dengan menghubungkan Kementerian Perhubungan dan Komisi V DPR RI.
    “Tujuannya agar dibantu, serta agar persepsi masyarakat tidak salah bahwa kami tidak bertindak,” ujar Ipuk.
    Bupati Ipuk juga berharap agar ASDP sebagai pemangku kepentingan dapat segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menambah armada kapal guna mengurai kemacetan.
    Dalam kesempatan yang sama, Bupati Ipuk menyambut kedatangan kapal perbantuan KMP Gading Nusantara di Pelabuhan Ketapang, yang diharapkan dapat membantu mengurangi kepadatan.
    Direncanakan, masih ada dua kapal perbantuan lainnya yang akan didatangkan untuk membantu mengatasi kemacetan ekstrem di Pelabuhan Ketapang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Atasi Kemacetan, Banyuwangi Berharap BBPJN Jawa-Bali Kembali Pertimbangkan Penutupan Jalur Gumitir

    Atasi Kemacetan, Banyuwangi Berharap BBPJN Jawa-Bali Kembali Pertimbangkan Penutupan Jalur Gumitir

    Liputan6.com, Banyuwangi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,  kembali meminta kepada Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali agar Jalur Gumitir tidak ditutup total. Apalagi melihat kemacetan parah di jalur Situbondo-Banyuwangi akibat pembatasan operasional kapal oleh otoritas pelabuhan di bawah Kementerian Perhubungan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. 

    Jalur strategis Gumitir yang menghubungkan Banyuwangi-Jember ditutup total mulai hari  Kamis kemarin (24/7/2025) hingga 24 September 2025, untuk proses perbaikan besar yang dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali. 

    “Kami kembali memohon agar kepada Balai Besar agar Jalur Gumitir tidak ditutup total, karena jalur ini menjadi alternatif saat terjadi kemacetan di Pelabuhan Ketapang. Dampaknya telah dirasakan saat ini,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Jumat (25/7/2025).

    Ipuk menegaskan Pemkab Banyuwangi tidak menolak adanya perbaikan jalan di jalur Gumitir, hanya saja dia meminta agar ada pola kerja yang bisa dilakukan tanpa menutup total jalan sepenuhnya. “Kami bukan menolak. Namun kami minta ada skema lain, jangan sampai ditutup 100 persen karena dampaknya sangat signifikan. Dan itu sudah terjadi,” ujar Ipuk.

    Saat ini dampak tersebut telah dirasakan. Terjadi kemacetan parah di jalur Situbondo-Banyuwangi bahkan hingga Hutan Baluran. Kendaraan terutama truk-truk besar terhenti jalur Pantura Situbondo.