Tag: Imron

  • Dukung Peningkatan SDM, Bupati Cirebon Sambut Baik Program Telkom untuk Guru Digital – Page 3

    Dukung Peningkatan SDM, Bupati Cirebon Sambut Baik Program Telkom untuk Guru Digital – Page 3

    Liputan6.com, Cirebon Program Indonesia Digital Learning (IDL) 2025 yang diselenggarakan oleh PTTelkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui Telkom Regional II, memperoleh dukungan dari BupatiCirebon Drs. H. Imron Rosyadi, M.Ag. Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam memperkuat transformasi digital di sektor pendidikan.

    Mengusung tema ‘Guru Jabar Jago Digital’, pelatihan ini diikuti oleh 100 guru dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Kegiatan berfokus pada pelatihan Digital Deep Learning & Creative Teachingdengan pemanfaatan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis digital.

    Perbesar

    Sonya Soraya dan Nugroho Setio Budi dari Telkom menyerahkan cinderamata kepada Bupati Cirebon Imron Rosyadi. (Foto: Dok. Telkom Indonesia)… Selengkapnya

    Dalam sambutannya, General Manager Telkom Priangan Timur Nugroho Setio Budi menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Telkom dalam mendukung digitalisasi pendidikan dan pengembangan talenta digital. “Pelatihan ini diharapkan dapat memicu kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran inovatif yang relevan dengan kebutuhan generasi masa depan,” ujarnya.

    Perbesar

    (Kiri ke kanan) Perwakilan Telkom, Bupati Cirebon, dan Kadisdik Jabar hadir dalam acara Indonesia Digital Learning (IDL) 2025…. Selengkapnya

    IDL 2025 juga memberikan kesempatan kepada peserta untuk memperoleh sertifikasi BNSP bertema teknologi digital, sejalan dengan program prioritas Kementerian Pendidikan untuk meningkatkankualifikasi dan kesejahteraan guru.

    Kehadiran Bupati Cirebon bersama jajaran Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten, menjadi simbol sinergi antara pemerintah daerah, dunia pendidikan, dan industri dalam mendorong transformasi pendidikan yang inklusif dan berdaya saing.

  • Warga desak Pemkot Jaktim lakukan pengawasan di TPS Penggilingan

    Warga desak Pemkot Jaktim lakukan pengawasan di TPS Penggilingan

    Jakarta (ANTARA) – Warga mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur untuk melakukan pengawasan lebih ketat terhadap tempat penampung sampah (TPS) sementara di Penggilingan, Cakung.

    “TPS ini satu-satunya yang besar di sini, tapi tidak ada yang jaga. Jadi siapa aja bisa buang, apalagi malam-malam. Pedagang malam banyak yang buang di situ, jadi sampah liar,” kata salah satu warga, Imron (40) saat ditemui di lokasi, Jumat.

    Menurut dia, sekitar sebulan ini TPS di wilayah Penggilingan menumpuk hingga menutup akses jalan ke Perumahan Jatinegara Baru dan Taman Jatinegara.

    Apalagi, kurangnya pengawasan menjadi penyebab utama lokasi tersebut dijadikan tempat buang sampah sembarangan dari warga luar wilayah.

    Apalagi, pedagang yang ramai saat malam hari turut membuang sampah di lokasi yang sama, sehingga menambah beban volume.

    “Sampah-sampahnya berasal dari kawasan Penggilingan dan sekitar, sebelum diangkut oleh petugas. Karena tidak ada pengawasan, terus kalau malam ramai, orang luar juga banyak yang buang karena tempatnya terbuka,” ucap Imron.

    Hal serupa dikatakan Rita (38) yang mengeluhkan sulitnya mengakses jalan alternatif jika ingin ke arah Jatinegara Baru.

    “Sampah numpuk begini, nutupin jalan, ini masih mendingan bisa jalan walaupun kecil. Tapi bau banget jadinya, apalagi kalau hujan,” kata Rita.

    Dia berharap Pemkot Jaktim bisa memberikan pengawasan lebih terhadap TPS di Penggilingan demi kenyamanan warga.

    “Banyakin lagi yang mengawasi TPS, jadi biar ada yang jaga dan tegas juga kalau ada warga yang asal buang sampah,” ucap Rita.

    Menurut pantauan di lokasi, sampah rumah tangga hingga limbah pasar terlihat menumpuk di sisi jalan yang menghubungkan permukiman warga menuju kawasan Buaran.

    Tak hanya menimbulkan bau tak sedap, keberadaan sampah itu juga memicu genangan air dan mempersempit ruang gerak kendaraan.

    Sebelumnya, viral sebuah video di sosial media Instagram @infopenggilingan yang menampilkan tumpukan sampah menutup jalan di kawasan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

    Dalam video tersebut terlihat jalan akses warga tertutup sampah yang meluber dari tempat penampungan sampah sementara (TPS).

    “Kondisi ini telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir dan belum ada penanganan serius. Sampah yang menumpuk menyebabkan sebagian jalan tertutup dan mengganggu aktivitas warga sekitar,” tulis keterangan video yang diunggah @infopenggilingan.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penampakan Tumpukan Sampah yang Sempat Tutup Akses Jalan di Penggilingan Jaktim
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Agustus 2025

    Penampakan Tumpukan Sampah yang Sempat Tutup Akses Jalan di Penggilingan Jaktim Megapolitan 1 Agustus 2025

    Penampakan Tumpukan Sampah yang Sempat Tutup Akses Jalan di Penggilingan Jaktim
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah video beredar luas di media sosial yang menampilkan tumpukan
    sampah
    menutup jalan di kawasan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.
    Video tersebut diunggah akun Instagram @infopenggilingan. Dalam video yang beredar, terlihat jalan akses warga tertutup sampah yang meluber dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
    “Kondisi ini telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir dan belum ada penanganan serius.
    Sampah
    yang menumpuk menyebabkan sebagian jalan tertutup dan mengganggu aktivitas warga sekitar,” tulis keterangan video yang diunggah @infopenggilingan.
    Berdasarkan pengamatan Kompas.com pada Jumat (1/8/2025) di lokasi, tumpukan sampah yang sebelumnya menutup jalan di kawasan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur mulai diangkut menggunakan truk dan alat berat.
    Sejumlah truk sampah tampak terparkir dan menunggu giliran untuk mengangkut sampah di ujung jalan.
    Jalan yang sebelumnya tertutup sepenuhnya kini mulai terbuka sebagian, dengan lebar sekitar dua hingga empat meter. Kendaraan roda dua dan roda empat sudah bisa melintas secara bergantian.
    Namun, kondisi jalan masih dipenuhi sisa-sia sampah dan belum sepenuhnya bersih seperti sedia kala.
    Sedangkan, Ketinggian tumpukan sampah di lokasi diperkirakan mencapai satu meter.
    Mayoritas sampah yang dibuang di TPS tersebut berupa plastik, daun, dan sisa sayuran. Kondisi ini menyebabkan aroma menyengat di sekitar lokasi.
    Bau tersebut diperparah oleh kondisi sampah yang basah akibat tercampur air di sekitar lokasi TPS Penggilingan.
    Bayu (30), warga sekitar, mengatakan, kondisi ini sudah terjadi dalam tiga minggu terakhir.
    Penumpukan sampah terjadi karena banyak warga dari luar wilayah yang membuang sampah di TPS tersebut.
    “Kira-kira dua sampai tiga mingguan lah. TPS enggak dijaga setiap malam, nah itu banyak yang buang ke sini di luar wilayah, kebanyakan pedagang, jadi ya membludak,” ujar Bayu saat ditemui, Jumat.
    Imron (41), warga lainnya, mengatakan, penutupan jalan akibat sampah menyebabkan kemacetan parah.
    “Sudah tiga mingguan ini, ganggu banget sih, karena macet parah. Sekarang sudah agak terbuka, lebih mendingan dibanding kemarin,” kata Imron.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anggota FKDM Jakarta Barat diberi edukasi soal sistem deteksi dini

    Anggota FKDM Jakarta Barat diberi edukasi soal sistem deteksi dini

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 100 anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) kecamatan dan kelurahan di Jakarta Barat mengikuti kegiatan edukasi soal peningkatan pemahaman sistem deteksi dini pada Selasa.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jakarta Barat, Dirhamul Nugraha mengatakan, kegiatan itu ditujukan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman ketertiban dan keamanan.

    “Utamanya dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, baik perang, alam maupun bencana karena ulah manusia,” kata Dirhamul di Jakarta.

    Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Pemerintahan (Aspem) Kota Jakarta Barat, Imron Sjahrin mengatakan bahwa kondisi Jakarta Barat yang padat penduduk perlu diintervensi dengan langkah pencegahan dini untuk menghindari konflik.

    “Masyarakat yang heterogen, urbanisasi yang tinggi, mobilitas penduduk, kemacetan, kriminalitas, konflik sosial, tawuran dan kenakalan remaja, ancaman paham radikalisme, memiliki permasalahan yang kompleks,” kata dia.

    Menurut dia, permasalahan di Jakarta Barat (Jakbar) sebagaimana lazimnya kota-kota besar, memerlukan penanganan yang melibatkan berbagai pihak.

    “Termasuk pemerintah daerah, Forkopimko, para pemangku kepentingan, serta elemen masyarakat,” ujar dia.

    FKDM yang direkrut pemerintah dari tokoh masyarakat di lingkungan kota, kecamatan dan kelurahan memiliki tugas pokok dan fungsi untuk membantu pemerintah melakukan pendeteksian dini terhadap Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG) yang dilakukan oleh manusia ataupun bencana alam.

    Pemantauan yang dilakukan oleh FKDM terhadap ATHG segera dilaporkan kepada pimpinan secara berjenjang, ke wali kota, camat dan lurah. “Tugas FKDM untuk melakukan monitoring, pemantauan terhadap peristiwa, konflik, potensi-potensi kerawanan,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Megawati tiba di Beijing untuk hadiri forum internasional

    Megawati tiba di Beijing untuk hadiri forum internasional

    Jakarta (ANTARA) – Presiden kelima Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tiba di Beijing, China, Selasa malam waktu setempat untuk menghadiri agenda forum internasional.

    Ketibaan Megawati di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing disambut oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun. “Selamat datang di Beijing, Bu,” kata Dubes Djauhari, sebagaimana siaran pers diterima di Jakarta.

    “Maaf saya sedang sedikit flu,” balas Megawati yang menggunakan masker dan berbusana batik motif kawung berwarna merah.

    Selain itu, tokoh lainnya yang ikut menyambut Megawati antara lain mantan Dubes Indonesia untuk China Imron Cotan, Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Darmansjah Djumala, dan Bendahara Umum PDI Perjuangan Olly Dondokambey.

    Kemudian, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah serta Wakil Direktur Jenderal Biro Asia Tenggara dan Asia Selatan pada Departemen Internasional Komite Sentral Partai Komunis China (IDCPC) Xu Min.

    Megawati tersenyum dan menyalami mereka satu per satu.

    Di ruang transit, Megawati berbincang akrab dengan Xu Min, Djauhari, dan Imron Cotan.

    Megawati mengenang terakhir kali dia ke Beijing, yakni sekitar awal Juli 2019. “Saya sudah lama tidak berkunjung ke Beijing,” tuturnya.

    Usai penerbangan panjang dari Jakarta, Megawati dan rombongan menuju Wisma Tamu Negara Diaoyutai yang terletak di sisi barat Beijing.

    Adapun Megawati diagendakan menghadiri dan berbicara pada forum Dialog Peradaban Global. Bersama sejumlah mantan pimpinan negara lainnya, Megawati akan menyampaikan pidato di acara tersebut. Dia dijadwalkan menjadi pembicara pertama.

    Selain Megawati, akan hadir juga Presiden keempat Namibia Nangolo Mbumba, mantan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama, mantan Perdana Menteri Belgia Yves Leterme, mantan Perdana Menteri Nepal Jhala Nath Khanal, hingga mantan Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Azis Kurmala
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kabar Terbaru Wacana Pemekaran Provinsi Sunda Caruban, Begini Respons Pimpinan Daerah

    Kabar Terbaru Wacana Pemekaran Provinsi Sunda Caruban, Begini Respons Pimpinan Daerah

    Bupati Cirebon Imron menyatakan bahwa pemekaran wilayah provinsi merupakan kewenangan penuh pemerintah pusat. Menurutnya, pemerintah daerah akan mengikuti apapun keputusan yang ditetapkan di tingkat nasional.

    “Kalau pemekaran itu sistemnya dari pusat, kami di daerah hanya mengikuti saja,” ujar Imron, Selasa (1/7/2025).

    Imron mengaku, pihaknya belum membahas secara khusus terkait wacana pemekaran Provinsi Sunda Caruban. Ia menegaskan, fokus pemerintah kabupaten saat ini masih tertuju pada proses pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Cirebon Timur.

    “Kami di sini sekarang sedang memproses Cirebon Timur dulu,” ucapnya.

    Meski belum ada kepastian waktu, Imron memastikan bahwa seluruh dokumen pendukung pemekaran Cirebon Timur sudah disiapkan dan diserahkan sesuai ketentuan.

    Namun demikian, jika ke depan pemerintah pusat menyetujui pemekaran provinsi termasuk wilayah Kabupaten Cirebon, Imron menegaskan kesiapannya untuk mengikuti dan menjalankan kebijakan tersebut.

    “Kalau dari pusat memutuskan pemekaran provinsi atau kabupaten, ya kami siap saja. Kami akan mengikuti apa pun kebijakan dari pusat,” katanya.

    Terpisah Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Harry Saputra Gani (HSG) mengatakan, pembentukan provinsi baru merupakan hal yang masuk akal secara historis maupun infrastruktur.

    Ia menegaskan, dorongan agar Cirebon menjadi provinsi sendiri bukan sesuatu yang baru. Wilayah Ciayumajakuning sejak lama menggagas ide tersebut demi kemajuan daerah.

    “Ya menanggapi wacana Cirebon jadi provinsi Sunda Caruban, Cirebon itu kan memang secara history kita ke Kacirebonan,” ujar HSG saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/6/2025).

    Terkait nama yang diusulkan, seperti Sunda Caruban, HSG menyerahkan pembahasannya kepada DPRD Provinsi Jawa Barat, khususnya dari daerah pemilihan Jabar 12.

    “Apakah Sunda Caruban, supaya mengakomodir teman-teman di Majalengka dan Kuningan yang juga bagian dari Sunda Barat,” jelas dia.

    Secara pribadi, HSG menilai nama Sunda Caruban sangat cocok. Sebab, nama tersebut mencerminkan keberagaman etnis yang hidup berdampingan di Cirebon.

    Meski mendukung, HSG mengakui, bahwa pembahasan mengenai pemekaran wilayah di tingkat legislatif dan eksekutif Kota Cirebon belum dilakukan.

    “Kalau bicara Caruban, itu cocok banget. Kita di Cirebon ini isinya campur-campur. Ada Sunda, Jawa, Arab, Cina dan lain-lain. Jadi memang Caruban itu tepat. Kalau soal memungkinkan atau tidak, ya sangat memungkinkan dong,” ujar politikus Partai NasDem itu.

    Ia juga menyebutkan, secara infrastruktur, wilayah Ciayumajakuning telah siap menjadi provinsi mandiri. Seperti Bandara Kertajati, Pelabuhan, hingga fasilitas transportasi lain yang ada di wilayah Ciayumajakuning.

    Namun, katanya, yang paling penting adalah memperkuat hubungan antarwilayah di Ciayumajakuning agar solid mendorong terbentuknya provinsi baru.

    “Bahkan soal pendidikan seperti SMA, akan lebih mudah dikelola kalau kita punya provinsi sendiri. Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalengka harus bisa bersama-sama,” jelas dia.

  • Sarjana-sarjana yang Nyemplung Got demi Jadi PPSU…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Juli 2025

    Sarjana-sarjana yang Nyemplung Got demi Jadi PPSU… Megapolitan 7 Juli 2025

    Sarjana-sarjana yang Nyemplung Got demi Jadi PPSU…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di balik sempitnya peluang kerja dan mahalnya harga kebutuhan hidup, Musarotun (29) menaruh harap pada sepasang sepatu boot dan sebongkah tekad.
    Ia bukan siapa-siapa, bukan pula tokoh besar. Namun langkahnya menyusuri selokan di Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pekan lalu, adalah potret kecil tentang seorang ibu, seorang sarjana, yang menolak tunduk pada keadaan.
    Musarotun adalah satu dari ribuan pelamar yang mendaftar menjadi petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
    Di hari uji praktik, ia tak ragu mencemplungkan diri ke dalam selokan penuh lumpur dan sampah.
    Bukan karena tidak tahu jijik, tapi karena tahu persis, ada harga hidup yang harus dibayar, dan itu tidak murah.
    Ia seorang sarjana akuntansi, lulusan perguruan tinggi di Jakarta. Namun ijazah itu telah lama terlipat rapi, tertindih oleh kenyataan bahwa mencari pekerjaan bukan lagi soal nilai, tapi soal kesempatan yang kian langka.
    Untuk memenuhi kebutuhan hidup, apa pun akan ia kerjakan asal halal. Termasuk menyapu jalan, memanjat pohon, mencangkul, dan kini membersihkan selokan dengan tangan telanjang, tanpa sarung tangan seperti rekan-rekan lain.
    Ibu dua anak ini mengikuti tahapan demi tahapan uji praktik lapangan
    rekrutmen PPSU
    dengan kesungguhan.
    Dengan karung putih di tangan, ia memunguti sampah satu per satu dari dalam got.
    Bahkan saat harus naik kembali ke atas, ia sempat kesulitan, tertahan oleh sepatu boot yang tenggelam di dasar selokan.
    “Alhamdulillah dari tadi tesnya seru. Nyebur ke sekolahan juga enggak jijik,” ucapnya sambil tertawa, dikutip dari
    Wartakotalive
    . Senin (7/7/2025),
    Musarotun datang dengan modal nekat. Ia tahu, hanya ada enam kursi yang tersedia di kelurahan itu, dan ratusan pelamar yang menginginkannya.
    Tapi ia percaya, mungkin, hanya mungkin, kali ini gilirannya untuk diterima.
    “Sebelumnya saya ibu rumah tangga, ngurus-ngurus rumah. Daftar PPSU harapannya untuk kemajuan ekonomi keluarga,” katanya.
    Bukan hanya Musarotun yang datang dengan gelar sarjana. Di Kelurahan Serdang, Kemayoran, dua perempuan lainnya, Nabila (27) dan Febrina Nuranisa (32), juga hadir dalam seleksi PPSU.
    Nabila dan Febriana pun lulusan S1 Akuntansi. Tapi gelar tak selalu menjamin lapangan kerja.
    “Alasan yang pertama ingin cari kerja, yang kedua memang sudah terbiasa beberes rumah, dan sekarang ini kan memang lagi susah mencari pekerjaan, selagi ada peluang di depan mata ambil aja dulu,” kata Nabila dan Febrina.
    Sekretaris Lurah (Sekkel) Serdang, M Imron Sumadi, mengatakan bahwa dari 127 pelamar, tujuh orang melamar dengan ijazah S1.
    “Yang hadir enam orang,” ujarnya.
    Menurut Imron, tidak ada syarat khusus untuk bisa diterima.
    Terpenting, pelamar harus sanggup membersihkan, mencangkul, dan menjaga lingkungan.
    “Pada prinsipnya apa yang dibutuhkan dapat dilakukan,” kata dia.
    Gaji sebagai PPSU memang bukan mimpi besar, tapi cukup untuk menjaga dapur tetap mengepul.
    Berdasarkan Pergub yang berlaku, gaji PPSU disesuaikan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta, yakni sekitar Rp 5,3 juta per bulan.
    Belum termasuk jaminan kesehatan, ketenagakerjaan, dan tunjangan hari raya (THR).
    Pekerjaan ini juga menjanjikan kejelasan status dan perlindungan sosial, dua hal yang semakin langka di tengah pasar kerja yang tak ramah pada pencari kerja berijazah tinggi namun tak berpengalaman.
    Di Jakarta, ada puluhan ribu petugas PPSU yang tersebar di 267 kelurahan. Di antara mereka, mungkin ada lebih banyak Musarotun, Nabila, atau Febrina.
    Para sarjana yang turun ke selokan, memegang cangkul, menyapu jalan, bukan karena menyerah pada nasib, melainkan karena mereka memilih untuk tetap berjuang.
    Dan di antara lumpur dan sampah yang mereka bersihkan, ada sesuatu yang tak terlihat, harga diri mereka dan harapan yang diusung, agar anak-anak mereka tak harus menempuh jalan yang sama.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kesaksian Penumpang Selamat KMP Tunu Pratama Jaya: Tak Ada Peringatan Bahaya, Menyelamatkan Diri Sendiri
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        4 Juli 2025

    Kesaksian Penumpang Selamat KMP Tunu Pratama Jaya: Tak Ada Peringatan Bahaya, Menyelamatkan Diri Sendiri Denpasar 4 Juli 2025

    Kesaksian Penumpang Selamat KMP Tunu Pratama Jaya: Tak Ada Peringatan Bahaya, Menyelamatkan Diri Sendiri
    Tim Redaksi
    JEMBRANA, KOMPAS.com
    – Seorang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya, Febriani (27), memberikan kesaksian detik-detik kapal yang ia tumpangi tenggelam di Selat
    Bali
    pada Rabu (2/7/2025) menjelang tengah malam.
    Menurut Febriani, tidak ada peringatan bahaya atau panduan keselamatan dari awak kapal.
    “Kami semua menyelamatkan diri sendiri, ambil pelampung sendiri,” katanya, Kamis (3/7/2025) di Posko Pelabuhan Gilimanuk,
    Jembrana
    , Bali.
    Saat itu, kata dia, posisi kapal sudah miring. Para penumpang yang ada di kapal panik dan berlarian mencari pelampung.
    Mereka berusaha menyelamatkan diri. Di tengah kekacauan itu, lampu dan mesin kapal mati atau
    blackout
    .
    Pria asal Rogojampi,
    Banyuwangi
    , Jawa Timur, ini lantas memutuskan untuk melompat ke laut sebelum kapal tenggelam.
    Ia melompat bersama istrinya, Cahyani (30). Namun, gelombang besar yang muncul setelah kapal terbalik dan tenggelam, memisahkan mereka.
    Dalam peristiwa itu, Febriani akhirnya selamat setelah ditarik penumpang lain ke perahu karet. Namun, istrinya, Cahyani ditemukan meninggal dunia.
    Penumpang selamat lainnya, Imron (48), juga menuturkan tidak ada tanda peringatan apa pun dari petugas sebelum kapal tenggelam.
    Ia hanya melihat kru kapal berlari dalam keadaan panik. Saat itu, kapal bergoyang hebat ke kanan, lalu ke kiri dengan gerakan yang tidak normal.
    “Saya lihat ada kru kapal melihat ke belakang, lalu mereka lari. Penumpang mulai panik dan keluar mengambil rompi pelampung,” tuturnya.
    Karena tak ada tanda peringatan, Imron bahkan tidak sempat mengambil pelampung. Saat itu air laut mulai masuk ke dalam kapal. Ia pun berusaha menyelamatkan diri.
    “Saya sempat ditendang orang yang juga panik. Saya merayap keluar dari dalam air, dan lihat pelampung sekitar empat meter dari saya. Saya kejar pelampung itu,” ujarnya bercerita.
    “Saya baru bisa pakai pelampung setelah berani menyelam sebentar. Saya ikat sendiri pelampungnya, lalu bersandar, istirahat. Saya benar-benar pasrah waktu itu,” kata dia.
    Setelah memakai pelampung, Imron mendekati perahu karet penyelamat yang saat itu belum sepenuhnya mengembang. Ia memegang sisi perahu dan tidak sengaja tertarik hingga berada di atas permukaannya.
    “Di situ saya mulai merasa ada harapan. Ada sekitar 16 orang di perahu karet itu, satu perempuan, sisanya laki-laki. Kami bertahan di atas perahu sampai pagi,” katanya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Penumpang yang Tewas Akibat Kapal Tenggelam di Selat Bali Diserahkan ke Keluarga – Page 3

    6 Penumpang yang Tewas Akibat Kapal Tenggelam di Selat Bali Diserahkan ke Keluarga – Page 3

    Kabid Pelayanan Medik RSU Negara, Gusti Ngurah Putu Adnyana, menyebutkan RS Jembrana menerima 8 korban, di antaranya 2 orang selamat yang telah dipulangkan ke Pos Gilimanuk setelah mendapat perawatan.

    “Korban yang selamat sangat baik dan sudah dikembalikan ke Pos Gilimanuk. Barusan sudah dievakuasi ke sana karena kondisi sudah baik-baik saja,” kata Gusti Ngurah.

    Sedangkan enam korban lainnya dinyatakan meninggal dunia, dan jenazahnya disemayamkan di kamar jenazah RS Jembrana. Keenam jenazah tersebut terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan. Salah seorang jenazah merupakan balita laki-laki berusia 3 tahun.

    Berikut identitas korban meninggal dunia:

    1. Anang Suryono (35) asal Banyuwangi

    2. Eko Sastriyo (51) asal Banyuwangi

    3. Afnan Agil Mustafa (3) asal Banyuwangi

    4. Elok Rumantini (36) asal Banyuwangi

    5. Cahyani (45) asal Banyuwangi

    6. Fitri April Lestari (33) asal Banyuwangi

    Korban selamat yakni Sandi, Romi Alfa Hidayat, Saroji, Mansun, Wajihi, Ansori, Riko Krafsanjani, Sinyo, Ely, Wan yudi, Saiful Munir, Supardi, Abu Khoiri, Farid, Erick Imbawani, Nurdin Yuswanto, Ahmad Suyipno, Banrul, Eka Toniansyah, M. Triwahyudi, M. Farid Wajdi, Samsul Hidayat, M. Kholil, Bejo Santoso, Deni Hermanto, Ahmad Lukan, Febriani, Ibnul Vawait, Imron, Nanda Sinta dan Riki Prayuda.

  • Menhub Instruksikan Percepatan Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali – Page 3

    Menhub Instruksikan Percepatan Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali – Page 3

    Kabid Pelayanan Medik RSU Negara, Gusti Ngurah Putu Adnyana, menyebutkan RS Jembrana menerima 8 korban, di antaranya 2 orang selamat yang telah dipulangkan ke Pos Gilimanuk setelah mendapat perawatan.

    “Korban yang selamat sangat baik dan sudah dikembalikan ke Pos Gilimanuk. Barusan sudah dievakuasi ke sana karena kondisi sudah baik-baik saja,” kata Gusti Ngurah.

    Sedangkan enam korban lainnya dinyatakan meninggal dunia, dan jenazahnya disemayamkan di kamar jenazah RS Jembrana. Keenam jenazah tersebut terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan. Salah seorang jenazah merupakan balita laki-laki berusia 3 tahun.

    Berikut identitas korban meninggal dunia:

    1. Anang Suryono (35) asal Banyuwangi

    2. Eko Sastriyo (51) asal Banyuwangi

    3. Afnan Agil Mustafa (3) asal Banyuwangi

    4. Elok Rumantini (36) asal Banyuwangi

    5. Cahyani (45) asal Banyuwangi

    6. Fitri April Lestari (33) asal Banyuwangi

    Korban selamat yakni Sandi, Romi Alfa Hidayat, Saroji, Mansun, Wajihi, Ansori, Riko Krafsanjani, Sinyo, Ely, Wan yudi, Saiful Munir, Supardi, Abu Khoiri, Farid, Erick Imbawani, Nurdin Yuswanto, Ahmad Suyipno, Banrul, Eka Toniansyah, M. Triwahyudi, M. Farid Wajdi, Samsul Hidayat, M. Kholil, Bejo Santoso, Deni Hermanto, Ahmad Lukan, Febriani, Ibnul Vawait, Imron, Nanda Sinta dan Riki Prayuda.

     

    Reporter: Nur Habibie

    Sumber: Merdeka.com