Tag: Imran Pambudi

  • Video Kemenkes Ungkap Gangguan Jiwa Penyebab Disabilitas Kedua di Indonesia

    Video Kemenkes Ungkap Gangguan Jiwa Penyebab Disabilitas Kedua di Indonesia

    JakartaDirektur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes, Imran Pambudi, mengungkap hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang menunjukkan anak muda jadi kelompok paling rentan mengalami depresi. Dari total penduduk usia 15 tahun ke atas, 2% tercatat memiliki masalah kesehatan jiwa, dengan 1,4% diantaranya merupakan depresi. Angka depresi tertinggi ditemukan pada kelompok usia 15–24 tahun, mencapai 2%.

    Imran menyebut gangguan jiwa seperti depresi, ansietas, dan schizophrenia masih menjadi penyebab disabilitas tinggi di Indonesia, berdasarkan Global Burden Disease 2019. Dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2024, Kemenkes melakukan screening kesehatan jiwa terhadap ribuan pegawainya. Hasilnya 55% mengalami stres ringan, 44% stres sedang, dan 1% stres berat.

    Klik di sini untuk menonton video lainnya!

    (/)

  • Video KuTips Pesan Kemenkes Agar Anak Tak Alami Fatherless: Komunikasi Terus

    Video KuTips Pesan Kemenkes Agar Anak Tak Alami Fatherless: Komunikasi Terus

    Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan Imran Pambudi menyoroti meningkatnya fenomena fatherless, yaitu di mana kondisi seorang anak tumbuh tanpa kehadiran ayah dalam hidupnya.

    Meskipun fatherless bisa disebabkan karena kematian atau perceraian orang tua, fenomena ini juga sering dikaitkan pada saat ayah sebenarnya ada secara fisik, tapi nggak terlibat secara emosional dan peran dalam pengasuhan anak. Kondisi ini dikhawatirkan membawa dampak pada psikologis dan karakter anak di masa dewasa.

    Karena itu Kemenkes memberikan pesan kepada para ayah nih. Agar anak tidak mengalami fatherless, cobalah untuk membangun komunikasi setiap hari dengan anak, jangan hanya ditumpuk pada saat weekend atau di hari libur saja. Simak selengkapnya di video KuTips!

  • Ledakan SMAN 72 Dikaitkan dengan Akses Dark Web, Kemenkes Wanti-wanti Risiko Brainwash

    Ledakan SMAN 72 Dikaitkan dengan Akses Dark Web, Kemenkes Wanti-wanti Risiko Brainwash

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyoroti dampak psikologis serius di balik temuan Densus 88 Antiteror Polri mengenai terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta yang disebut kerap mengakses situs-situs gelap (dark web) berisi konten kekerasan ekstrem.

    Detasemen Khusus 88 sebelumnya mengungkap pelaku remaja aktif mengunjungi forum daring dan komunitas di dark web yang menampilkan video atau foto-foto perang, pembunuhan, hingga kejadian brutal lain.

    Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI, dr Imran Pambudi, MPHM menegaskan paparan terhadap konten kekerasan, apalagi sejak usia anak, bisa memicu perubahan persepsi dan perilaku yang tidak disadari.

    “Konten-konten seperti itu bisa membuat alam bawah sadar anak ter-brainwash. Kalau sering menonton kekerasan, lama-lama terbentuk persepsi bahwa kekerasan itu wajar. Misalnya, saat anak melihat orang yang tidak disukai, respons yang muncul bisa ekstrem, karena otaknya sudah terbiasa dengan konsep itu,” jelas Imran, Rabu (12/11).

    Menurut Kemenkes, dampak paparan konten kekerasan tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi dapat memengaruhi pembentukan karakter dan empati anak dalam jangka panjang.

    Paparan terus-menerus terhadap kekerasan dapat mengubah cara otak merespons emosi, membuat anak menjadi lebih agresif, tumpul terhadap empati, dan sulit membedakan realitas dengan fantasi kekerasan yang dilihatnya di dunia maya.

    “Kalau kebiasaan ini dibiarkan sejak dini, risiko anak menganggap kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah menjadi tinggi. Itu yang paling berbahaya,” lanjutnya.

    Kemenkes menilai pengawasan aktivitas digital anak menjadi tantangan besar di rumah tangga modern, terutama karena sebagian besar anak memiliki akses bebas ke internet melalui ponsel pribadi.

    “Kalau di rumah memang sulit untuk mengawasi terus-menerus, tapi setidaknya orang tua bisa memanfaatkan fitur child protection atau pengawasan anak di perangkat. Fitur itu sebenarnya sudah tersedia, hanya sering tidak digunakan,” lanjutnya.

    Hal yang juga menjadi persoalan utama adalah minimnya literasi parenting para orang tua.

    “Banyak orang tua, tanpa memandang status ekonomi, belum memiliki literasi digital yang baik. Padahal, mereka yang paling berperan bisa memitigasi,” katanya.

    “Kesehatan mental anak adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah perlu memastikan regulasi ditegakkan, anak tidak ada lagi kemampuan untuk akses web berbahaya, sekolah perlu memperkuat pendidikan karakter dan literasi digital, sementara keluarga harus aktif membangun komunikasi dengan anak,” tegasnya.

    (naf/up)

  • Angka Bunuh Diri di Jateng Jadi Tertinggi Se-RI, Dokter Jiwa Ungkap Penyebabnya

    Angka Bunuh Diri di Jateng Jadi Tertinggi Se-RI, Dokter Jiwa Ungkap Penyebabnya

    Jakarta

    CATATAN: Depresi dan munculnya keinginan bunuh diri bukanlah hal sepele. Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh atau fisik. Jika gejala depresi semakin parah, segeralah menghubungi dan berdiskusi dengan profesional seperti psikolog, psikiater, maupun langsung mendatangi klinik kesehatan jiwa. Konsultasi online secara gratis juga bisa diakses melalui laman Healing119.id.

    PLT Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Arif Zainudin Surakarta dr Wahyu Nur Ambarwati, SpKJ mengungkapkan ada banyak faktor yang memicu tingginya kasus angka bunuh diri di Jawa Tengah. Salah satu contohnya adalah pasien sudah mengalami masalah kesehatan mental, tapi tidak tertangani dengan baik.

    Ia lantas mencontohkan kasus pasien skizofrenia. Pasien dengan skizofrenia membutuhkan perawatan yang rutin dan berkala. Ketika pasien tidak ditangani dengan baik, maka pasien berisiko melukai dirinya sendiri.

    “Misalkan pasien skizofrenia, yang mungkin tadi kambuh atau tidak minum obat, halusinasinya atau wahamnya kuat, itu yang membuat faktor seseorang mencelakai diri sendiri,” kata dr Wahyu dalam acara temu media di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (16/9/2025).

    Kenapa pasien bisa terlambat ditangani? Menurut dr Wahyu ini berkaitan erat dengan faktor psikososial. Masih ada stigma buruk yang melekat dari orang-orang dengan gangguan kejiwaan.

    Ini pada akhirnya menghambat mereka yang membutuhkan pertolongan untuk mendapat pengobatan yang efektif.

    “Karena stigma juga, jadi untuk mengakses layanan kesehatan jiwa, ‘Wah malu nanti aku dikira orang gila, nanti gimana di tempat kerja ku. Aku mungkin dikeluarkan’ atau seperti apa itu menjadi kasus klasik yang harus kita edukasi lebih. Jadi kita yakinkan bahwa kamu bisa kembali lagi ke masyarakat, kembali bekerja, itu supaya seseorang itu bisa yakin berobat,” jelas dr Wahyu.

    BACA JUGA

    Selain penanganan yang tidak efektif, faktor psikososial lain yang berkaitan dengan gaya hidup juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang memiliki kecenderungan bunuh diri. Seringkali ekspektasi seseorang soal hidup tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

    dr Wahyu menyebut ini lebih rentan dialami oleh pasien-pasien yang berusia lebih muda.

    “Satu mungkin masalah gaya hidup, kesenjangan antara kemampuan dan yang ia inginkan tidak match. Jadi itu banyak yang kasus-kasus mungkin beberapa tahun ini remaja, ada beberapa pelajar atau mahasiswa, mungkin ada konflik-konflik interen dan masalah pendidikan yang memicu seseorang daya mentalnya sangat kurang,” ujar dr Wahyu.

    dr Wahyu melihat peningkatan masalah kesehatan mental selama 2 tahun terakhir di RSJ tempatnya praktik. Salah satu yang paling banyak ditemukan adalah self-harm atau kebiasaan melukai diri sendiri.

    Jika menemukan kasus seperti ini, dr Wahyu mengatakan pasien harus menjalani perawatan khusus.

    “Untuk penanganan jelas berbeda. Kalau ini sudah sampai yang ada niatan bunuh diri, kita akan eksplor lagi, apakah yang mendasari. Bisa karena depresinya atau bisa karena psikosisnya,” tandasnya.

    Sebelumnya, Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Imran Pambudi menyoroti tingginya kasus bunuh diri di Jawa Tengah. Ia menyebut Jawa Tengah menjadi wilayah dengan kasus bunuh diri terbanyak di Indonesia pada tahun 2024 dengan 478 kasus.

    Posisi Jawa Tengah disusul oleh Jawa Timur dengan 201 kasus, Sumatera Utara dengan 81 kasus, Jawa Barat dengan 72 kasus, Bali dengan 72 kasus, lalu DKI Jakarta dengan 49 kasus.

    “Kasus di Jawa Tengah dua kali lebih banyak dari Jawa Timur, padahal penduduknya lebih banyak Jawa Timur. Kalau dibandingkan Jawa Barat, Jabar lebih sedikit lagi 72 kasus, padahal penduduknya paling banyak se-provinsi di Indonesia,” ujar Imran dalam sebuah kesempatan.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Angka Bunuh Diri di Jateng Jadi Tertinggi Se-RI, Dokter Jiwa Ungkap Penyebabnya

    Efek Domino Kasus Bunuh Diri, 35 Orang Bisa Ikut ‘Kena Mental’

    Jakarta

    Maraknya pemberitaan bunuh diri belakangan secara tidak langsung bisa menimbulkan efek domino bila tidak disikapi dengan bijak. Menurut Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI Imran Pambudi, dampaknya bisa lebih dulu dirasakan keluarga korban.

    Bila pemberitaan diekspose lebih lanjut secara detail, efeknya juga bisa terus meluas.

    “Satu kasus bunuh diri akan membawa dampak kepada sekitar 35 orang, bisa keluarganya, penolongnya yang stres, orang yang melihat kejadian, atau teman-temannya. Banyak dari mereka yang merasa bersalah,” jelas Imran dalam webinar di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).

    “Ini membuat mereka berisiko mengalami gangguan mental dan membutuhkan konseling. Jadi upayakan pemberitaan ini tidak berdampak yang lebih besar keinginan bunuh diri ke orang lain,” lanjutnya.

    Keinginan mengakhiri hidup bermula dari gangguan psikologis secara berkepanjangan. Umumnya, diawali dengan depresi.

    Hal ini sebetulnya bisa dicegah dengan mengenali gejala awal, terlebih bila teman dekat maupun lingkup keluarga menunjukkan gejala-gejala awal perubahan perilaku.

    Misalnya, mulai menarik diri dari lingkup sosial, tidak lagi minat dengan hobinya, adanya keputusasaan, gangguan tidur, sampai masalah pola makan yang ekstrem.

    “Saat melihat dan merasakan tanda-tanda tersebut bisa langsung mencari pertolongan,” saran Imran.

    Salah satu layanan yang bisa diakses secara gratis adalah melalui laman healing119.id. Pasca konsultasi, pengguna akan diarahkan untuk tindakan lebih lanjut dengan psikolog maupun psikiater.

    Picu Kasus Bunuh Diri di Wilayah Lain

    Imran juga mencontohkan bagaimana efek domino kabar bunuh diri bisa memicu tindakan yang sama di kasus lain.

    “Kita pernah melihat di tahun 2018, ada kejadian di Palembang, lalu dua atau tiga hari kemudian muncul kasus serupa di Medan. Yang perlu ditonjolkan adalah kisah para survivor, banyak orang mengalami masalah berat, tapi mereka tidak menyerah dan tidak memilih bunuh diri,” sesal Imran.

    Imran mengimbau untuk fokus pada bagaimana pemulihan masalah jiwa bisa dilakukan, alih-alih terus berkutat dengan detail kasus bunuh diri yang bisa menjadi pencetus keinginan seseorang ingin mengakhiri hidup di wilayah lain.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Jateng Catat Kasus Bunuh Diri Tertinggi, Kemenkes Bicara Kemungkinan Pemicunya

    Jateng Catat Kasus Bunuh Diri Tertinggi, Kemenkes Bicara Kemungkinan Pemicunya

    Jakarta

    CATATAN: Depresi dan munculnya keinginan bunuh diri bukanlah hal sepele. Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh atau fisik. Jika gejala depresi semakin parah, segeralah menghubungi dan berdiskusi dengan profesional seperti psikolog, psikiater, maupun langsung mendatangi klinik kesehatan jiwa. Konsultasi online secara gratis juga bisa diakses melalui laman Healing119.id.

    Kasus bunuh diri di Indonesia dilaporkan meningkat pada 2024 yakni 1.450 kasus, bertambah 100 kasus dibandingkan tahun sebelumnya di 1.350 kematian. Angka ini sebetulnya tidak memberikan gambaran utuh atau potret sebenarnya di lapangan.

    Mengacu pada data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), proyeksi mereka menunjukkan sedikitnya Indonesia menyumbang 4.750 kasus dalam setahun.

    Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI Imran Pambudi membenarkan catatan kasus bunuh diri masih ‘under-reported’ dengan gap yang cukup besar.

    “Karena sebetulnya estimasi IHME kan 4 ribu lebih, tapi yang dilaporkan kan baru 1.450, masih banyak yang belum terlaporkan,” bebernya dalam webinar di Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).

    Mengutip data POLRI, Imran menyoroti laporan kasus bunuh diri terbanyak terjadi di Jawa Tengah. Hal ini relatif membingungkan lantaran Jateng bukan merupakan daerah dengan populasi penduduk terpadat di Indonesia.

    ‘Gap’ laporan di Jateng dengan berbagai provinsi padat di RI lainnya termasuk Jawa Barat, terlihat sangat timpang.

    Apa pemicu kasus bunuh diri terbanyak di Jateng?

    “Bisa saja karena mungkin faktor-faktor pencetusnya di situ lebih besar, cuman kok gapnya banyak banget itu saya belum tahu. Tapi lagi-lagi kasus bunuh diri itu under-reported,” jelas Imran.

    “Bisa saja Jawa Tengah itu polisinya lebih sigap ada laporan, itu banyak faktor yang saya belum bisa menganalisis angka itu,” sambung dia.

    Namun, secara umum permasalahan terkait masalah kesehatan jiwa bermula dari keluarga. Tercatat dari laporan konseling gratis Kemenkes RI hingga September 2025, 433 keluhan berkaitan dengan masalah keluarga.

    Menurutnya, pencegahan kasus bunuh diri di sejumlah wilayah relatif kurang optimal. Salah satunya adalah keterbatasan SDM saat masyarakat membutuhkan konseling.

    Hal ini yang juga dihadapi layanan konseling119.id, beberapa orang mengeluh antrean dan respons yang lambat dari permintaan konsultasi. Meski begitu, pemerintah ke depan akan membuka pelatihan first aider untuk membantu mengatasi dan mengawal ciri-ciri seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri.

    “Jadi nanti kita propose para first aider itu, karena kalau kita lihat orang itu kecenderungannya butuh teman ngobrol. Secara teori, loneliness kalau dia berkelanjutan bisa kena depresi, depresi yang berkelanjutan dia akan bisa macam-macam,” tutur dia.

    “Bisa skizofrenia atau percobaan bunuh diri tadi itu,” pungkasnya.

    Berikut laporan kasus bunuh diri terbanyak di Indonesia:

    Jawa Tengah: 478 kasusJawa Timur: 201 kasusSumatera Utara: 81 kasusJawa Barat: 72 kasusBali: 72 kasusDKI Jakarta: 49 kasus

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Cara Kemenkes Beri Perhatian Khusus Kasus Bipolar-Skizofrenia”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

  • Angka Bunuh Diri di Indonesia Naik, Ini Wilayah yang Catat Kasus Terbanyak

    Angka Bunuh Diri di Indonesia Naik, Ini Wilayah yang Catat Kasus Terbanyak

    Jakarta

    CATATAN: Depresi dan munculnya keinginan bunuh diri bukanlah hal sepele. Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh atau fisik. Jika gejala depresi semakin parah, segeralah menghubungi dan berdiskusi dengan profesional seperti psikolog, psikiater, maupun langsung mendatangi klinik kesehatan jiwa. Konsultasi online secara gratis juga bisa diakses melalui laman Healing119.id.

    Data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) menunjukkan ada sekitar 746 ribu kematian karena bunuh diri secara global. Indonesia diperkirakan menyumbang 4.750 kasus bunuh diri dari total tersebut.

    Sementara data kasus bunuh diri yang tercatat setiap tahun relatif meningkat. Menurut data kepolisian, di 2024 terjadi peningkatan jumlah kasus bunuh diri sebanyak 100 jiwa, dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Pada 2024 terjadi peningkatan sebanyak 100 kasus bunuh diri di Indonesia, dibandingkan dengan tahun 2023, semoga trennya nggak naik terus, dan kasus bunuh diri di 2024 paling banyak ada di Jawa Tengah, 478 kasus dalam waktu setahun,” ungkap Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI Imran Pambudi dalam webinar di Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).

    Imran mengaku heran lantaran Jawa Tengah bukan merupakan wilayah padat penduduk. Insiden kasus tidak sejalan dengan banyaknya jumlah populasi di sejumlah wilayah.

    Pemerintah disebutnya masih menganalisis dugaan di balik tingginya kasus bunuh diri di Jawa Tengah.

    “Kasus di Jawa Tengah dua kali lebih banyak dari Jawa Timur, padahal penduduknya lebih banyak Jawa Timur. Kalau dibandingkan Jawa Barat, Jabar lebih sedikit lagi 72 kasus, padahal penduduknya paling banyak seprovinsi di Indonesia,” tutur dia.

    Imran mengingatkan masyarakat untuk bijak menyikapi pemberitaan bunuh diri di media sosial. Termasuk untuk tidak ikut menyebarkan informasi detail dan pribadi korban.

    Bukan tanpa alasan, perilaku bunuh diri bisa ‘menular’.

    “1 kasus bunuh diri akan membawa dampak kepada sekitar 35 orang, bisa keluarganya, bisa penolongnya, penolongnya juga stres, teman-temannya juga bisa merasa bersalah, ikut melukai diri, ikut mengakhiri hidup,” jelasnya.

    “Cukup banyak dan akhirnya dari orang-orang ini menjadi permasalahan mental juga dia harus butuh konseling dan lain-lain, jadi upayakan pemberitaan ini tidak berdampak yang lebih besar keinginan bunuh diri ke orang lain,” pungkas dia.

    (naf/kna)

  • Angka Bunuh Diri di Jateng Jadi Tertinggi Se-RI, Dokter Jiwa Ungkap Penyebabnya

    Temuan Hasil CKG: Depresi-Kecemasan di DKI 10 Kali Lipat Lampaui Rerata RI

    Jakarta

    CATATAN: Depresi dan munculnya keinginan bunuh diri bukanlah hal sepele. Kesehatan jiwa merupakan hal yang sama pentingnya dengan kesehatan tubuh atau fisik. Jika gejala depresi semakin parah, segeralah menghubungi dan berdiskusi dengan profesional seperti psikolog, psikiater, maupun langsung mendatangi klinik kesehatan jiwa.

    Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI Imran Pambudi menyebut skrining kesehatan gratis khusus kesehatan jiwa sudah menyasar lebih dari 13 juta warga Indonesia. Menurut daya yang dihimpun sejak Februari 2025, masalah mental terbanyak yang dihadapi adalah depresi dan kecemasan.

    Keduanya merupakan potensi atau pencetus seseorang melukai diri sendiri, bahkan fatalnya memilih mengakhiri hidup. Beberapa dari kasus yang ditemukan ditindak lebih lanjut ke layanan primer seperti puskesmas, hingga rumah sakit untuk kasus masalah mental lebih berat.

    “Jadi sudah ada 13 juta yang mengikuti skrining kesehatan jiwa dan dari sini kita temukan secara nasional rata-rata orang yang mengalami gejala depresi itu sekitar 1 persen, sementara cemas 0,9 persen,” jelas dr Imran dalam webinar di Jakarta Selatan, Rabu (10/10/2025).

    Bila dirinci lebih lanjut, DKI Jakarta menempati provinsi pertama yang mencatat insiden kasus depresi paling tinggi menurut hasil skrining.

    “Yang paling tinggi adalah di DKI Jakarta, di DKI itu yang depresi 9,3 persen, yang cemas ada 7,6 persen,” beber Imran.

    “Orang-orang seperti ini lah yang punya potensi untuk melakukan tadi percobaan bunuh diri menyakiti diri sendiri,” sambung dia.

    Menurut Imran, kasus di DKI Jakarta menggambarkan angka depresi mencapai 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan rata-rata laporan Indonesia. Sementara gangguan cemas mencapai 7 kali lipat lebih banyak.

    “Sehingga kasus di DKI Jakarta ini 10 kali lebih tinggi dibanding rata-rata di Indonesia, kalau cemas 7 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, kita butuh menanggulangi bagaimana masalah-masalah ini,” pungkasnya.

    dr Imran mengimbau masyarakat untuk mengakses layanan konseling gratis yang bisa diakses selama 24 jam melalui website healing119.id. Pengguna bisa langsung melanjutkan konseling melalui telepon atau chat dalam laman tersebut.

    Sejauh ini, lebih banyak perempuan yang mengakses konseling yakni 71,7 persen, dengan terbanyak di usia 21 hingga 30 tahun.

    (naf/kna)

  • Kemenkes Buka Layanan Konseling Gratis bagi Warga +62 yang Anxiety gegara Demo

    Kemenkes Buka Layanan Konseling Gratis bagi Warga +62 yang Anxiety gegara Demo

    Jakarta

    Maraknya informasi penjarahan dan aksi demo sepekan terakhir memicu sejumlah orang mengalami masalah mental. Tidak sedikit yang mengaku beberapa kali berjuang dengan kecemasan dan panic attack saat mendapati potret maupun video kerusuhan berseliweran di media sosial.

    Beberapa kasus kecemasan dan panic attack lain juga dikaitkan dengan sikap sejumlah pejabat yang dinilai tidak empati. Mereka yang merasakan dampaknya, mengaku khawatir hal tersebut memicu kondisi tidak kondusif di Indonesia secara berkepanjangan, yang berdampak ke aktivitas keseharian.

    “Gelisah, ketriggered, mual, jadi nggak nafsu makan dan ngerasain sensasi lainnya,” tutur salah satu pengguna TikTok, seperti dilihat detikcom Selasa (2/9/2025).

    “Dari tanggal 28 hari aku nggak tenang, isi kepala jauh banget, overthinking kemana-mana, dan sudah mulai mual, nggak fokus,” tandas yang lain.

    Kejadian yang sama juga dialami Siska, pegawai swasta (26) di Jakarta. Ia mengaku beberapa kali merasa anxiety saat melihat sejumlah video dan foto bentrok aparat dengan massa demo.

    Anxiety atau cemas yang dirasakan Siska bahkan sampai berpengaruh pada gejala fisik. Terlebih, saat ini dirinya tengah hamil.

    “Kepala nyut-nyutan, terus agak engap, sesak gitu napasnya pas lihat video,” ceritanya kepada detikcom, saat dihubungi terpisah, Selasa (2/9).

    “Akhirnya aku nggak lanjutin liat sosial media, story orang-orang bahkan sering aku skip dan nggak mau baca,” lanjutnya.

    Konseling Gratis

    Menyikapi sejumlah keluhan terkait, Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI Imran Pambudi menuturkan masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan mental secara gratis.

    Layanan tersebut tersedia secara online maupun via telepon.

    “Untuk layanan konseling kesehatan mental terutama situasi krisis kesehatan jiwa, bisa mengakses layanan 24 jam hotline pencegahan bunuh diri yang disediakan Kemenkes di website healing119.id,” tuturnya saat dihubungi detikcom Selasa (2/9).

    Website healing119.id juga menyediakan layanan konsultasi dengan psikolog melalui fitur call dan chat.

    Bila ingin langsung menelepon, disarankan untuk menghubungi nomor 119 ext 8.

    “Namun, untuk layanan call di sini antreannya cukup banyak, sehingga masyarakat disarankan akses website healing119.id, untuk bisa berkonsultasi dengan psikolog,” sarannya.

    Khusus bagi warga DKI, Imran mengingatkan layanan yang sama bisa diakses melalui telekonseling Jakcare 080001500119.

    “Jakcare merupakan layanan dukungan psikologis yang disediakan 24 jam oleh Pemprov DKI Jakarta,” tutup dia.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Cara Kemenkes Beri Perhatian Khusus Kasus Bipolar-Skizofrenia”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

    Anxiety di Tengah Demo

    4 Konten

    Gangguan anxiety atau kegelisahan dapat muncul di tengah situasi chaos. Kalaupun tidak mengalami langsung, paparan informasi di media sosial bisa menjadi trigger.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Kemenkes Bicara Potensi Warga +62 Capai Umur 100 Tahun, Mungkinkah?

    Kemenkes Bicara Potensi Warga +62 Capai Umur 100 Tahun, Mungkinkah?

    Jakarta

    Angka usia harapan hidup di Indonesia relatif meningkat dari semula 72,13 tahun pada 2023, menjadi 72,39 tahun di 2024. Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI Imran Pambudi menyebut peningkatan ini dibarengi dengan tren lansia usia 60 tahun ke atas juga terus bertambah.

    Saat ini, sekitar 12 persen dari penduduk di Indonesia atau sekitar 32,4 juta jiwa adalah lansia. Diperkirakan peningkatan akan bertambah menjadi 16 persen pada 2045 dengan jumlah lansia 48 juta jiwa.

    Menurut dr Imran, ada banyak faktor di balik peningkatan usia harapan hidup. Hal yang terpenting adalah pola hidup atau pola makan dan status gizi lansia.

    Saat lansia menua dengan sehat, status gizi mereka kerap terpantau. Sayangnya, tren tersebut tidak terjadi secara merata di seluruh wilayah, melainkan hanya kota-kota besar.

    Bila ingin berkaca pada negara blue zone, salah satunya Jepang dengan rata-rata angka harapan hidup 100 tahun, diperlukan perbaikan gizi yang merata di seluruh wilayah.

    “Peningkatan harapan hidup, pola hidupnya, makanannya, terutama juga masalah gigi, gigi jangan dianggap remeh begitu orangtua ada masalah gigi, akhirnya nggak bisa makan, nutrisinya jelek, akhirnya dia akan lebih mudah jatuh ke penyakit-penyakit lainnya,” beber dia, saat menanggapi kemungkinan usia rata-rata warga Indonesia ke depan mencapai 100 tahun.

    “Jadi yang utama itu nutrisinya bagus dan status imunisasinya baik,” lanjutnya, saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025).

    Melalui hasil cek kesehatan gratis, lansia terbanyak menghadapi kondisi hipertensi yang bisa memicu komplikasi penyakit jantujng juga stroke. dr Imran menyebut hal ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk lebih luas menyiapkan akses layanan fasilitas kesehatan agar risiko kematian akibat penyakit tersebut bisa dicegah dengan skrining lebih awal.

    “Jadi kita upayakan juga agar akses layanan kepada faskes mereka lebih dekat, dengan salah satunya cek kesehatan gratis,” tandas dia.

    “Juga kalau ada masalah mereka bisa berobat lebih dekat,” pungkasnya.

    (naf/kna)