Paus Beri Penghargaan Pro Ecclesia et Pontifice kepada Lilik Oetama
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Chief Executive Officer Kompas Gramedia, Lilik Oetama menerima penghargaan medali Pro Ecclesia et Pontifice dari Paus Leo XIV.
Penghargaan tersebut diberikan kepada seseorang yang dinilai telah memberikan pelayanan luar biasa kepada Gereja Katolik dan Paus.
Nunsius Apostolik Takhta Suci Vatikan di Indonesia Mgr Piero Pioppo menyematkan langsung medali tersebut kepada Lilik di di Kedutaan Besar Vatikan, Jakarta, pada Selasa (11/11/2025).
Dalam penyematan tersebut hadir Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC, dan Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (2016-2019) dan Menteri Perhubungan (2014-2016) Ignasius Jonan serta Menteri Kelautan dan Perikanan (2014-2019) Susi Pudjiastuti hadir pula dalam penyematan tersebut.
“Saya sangat berkesan karena penghargaan ini diberikan oleh
Paus Leo XIV
,” ujar
Lilik Oetama
seusai menerima penghargaan tersebut, dilansir dari
Kompas.id
.
Medali yang diterimanya berbentuk salib berlapis emas dan di sisi depan terpahat figur Santo Petrus dan Santo Paulus.
Sementara bagian lengan kiri salib bertuliskan Pro Ecclesia (untuk Gereja) dan lengan kanan bertuliskan Et Pontifice (dan Paus). Medali emas itu dipasangkan pada pita berwarna kuning-putih khas Vatikan.
“(Medali itu diberikan) Karena dianggap telah ikut membantu (persiapan) kedatangan
Paus Fransiskus
ke Indonesia pada tahun lalu,” tambah Lilik Oetama.
Medali Pro Ecclesia et Pontifice pertama kali dianugerahkan oleh Paus Leo XIII pada 17 Juli 1888 untuk memperingati 50 tahun tahbisan imamatnya.
Kemudian pada Oktober 1898, penghargaan ini ditetapkan sebagai tanda kehormatan permanen bagi mereka yang dinilai berjasa bagi Gereja Katolik dan Paus.
Penerima pertama dari Indonesia tercatat atas nama Barnabas Sarikromo pada 1928, seorang katekis yang mendampingi Romo Frans Van Lith SJ di Jawa.
Sebelum penyematan penghargaan kepada para rohaniwan dan tokoh awam, Mgr Pioppo menyampaikan pesan perpisahan. Ia segera menempati penugasan baru sebagai Duta Besar Vatikan untuk Spanyol dan Kerajaan Andorra.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia, Gereja Katolik, para diplomat, serta individu yang selama ini membantunya menjalankan tugas.
“Syukur kepada Allah, terima kasih banyak, dan Tuhan memberkati,” ujarnya dalam bahasa Indonesia.
Berita ini dilansir dari Kompas.id dengan judul ”
Lilik Oetama Terima Penghargaan Pro Ecclesia et Pontifice dari Paus
”
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Ignatius Kardinal Suharyo
-
/data/photo/2025/11/12/6913d12be2c35.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Paus Beri Penghargaan Pro Ecclesia et Pontifice kepada Lilik Oetama
-
/data/photo/2025/09/11/68c2d77623a78.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Siapa Tokoh-tokoh dalam GNB yang Usulkan Tim Reformasi Polri ke Prabowo? Nasional 12 September 2025
Siapa Tokoh-tokoh dalam GNB yang Usulkan Tim Reformasi Polri ke Prabowo?
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Gerakan Nurani Bangsa atau GNB menyampaikan tuntutan ke Presiden Prabowo Subianto agar Prabowo membentuk tim reformasi polri. Siapa anggota GNB?
Dilansir
ANTARA
, Jumat (12/9/2025), GNB berisi banyak tokoh sebagai anggotanya.
GNB yang diterima Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (11/9/2025), yakni Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid yang merupakan istri Presiden ke-4 RI; tokoh agama sekaligus filsuf cum teolog, Romo Franz Magnis-Suseno SJ; agamawan Profesor M Quraish Shihab, dan tokoh Nahdlatul Ulama KH Ahmad Mustofa Bisri.
Ada pula Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo; Omi Komariah Nurcholish Madjid; Profesor Doktor Amin Abdullah; Bhikkhu Pannyavaro Mahathera, Alissa Q Wahid; hingga mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Turut pula, filsuf sekaligus astronom Karlina Rohima Supelli; Ketua Umum PGI Pendeta Jacky Manuputty; Mantan Ketua Umum PGI Pendeta Gomar Gultom; Romo A Setyo Wibowo SJ; Mantan pimpinan KPK Erry Riyana Hardjapamekas; Eri Seda; Laode Moh Syarif; Makarim Wibisono; Komaruddin Hidayat; dan budayawan Slamet Rahardjo.
Pembentukan komisi reformasi tersebut adalah salah satu tuntutan masyarakat termasuk Gerakan Nurani Bangsa (GNB) yang terdiri sejumlah tokoh bangsa dan tokoh-tokoh lintas agama.
Perihal pembentukan komisi reformasi Polri itu disampaikan anggota GNB, Pendeta Gomar Gultom usai GNB bertemu dengan Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan RI, Jakarta pada Kamis (11/9/2025) malam.
“Tadi juga disampaikan oleh Gerakan Nurani Bangsa perlunya evaluasi dan reformasi kepolisian, yang disambut juga oleh Pak Presiden, (yang) akan segera membentuk tim atau komisi reformasi kepolisian. Saya kira ini juga atas tuntutan dari masyarakat yang cukup banyak,” kata Pendeta Gomar Gultom, dikutip dari
ANTARA
.
Sementara itu, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menambahkan bahwa aspirasi mengenai reformasi Polri yang disampaikan GNB itu telah direncanakan dan dirumuskan konsepnya oleh Presiden Prabowo.
“Ini gayung bersambut ya, apa yang ada dalam (Gerakan) Nurani Bangsa itu juga dalam nurani saya, kata Bapak Presiden. Jadi, harapan-harapan yang diminta oleh teman-teman itu juga malah sudah dalam konsepnya Bapak Presiden,” kata Nasaruddin. “Jadi, istilahnya tadi itu gayung bersambut ya apa yang dirumuskan teman-teman ini justru itu yang sudah akan dilakukan oleh Bapak Presiden terutama menyangkut masalah reformasi dalam bidang kepolisian,” ujar Menag lagi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Prabowo setuju komisi investigasi dibentuk selidiki prahara Agustus
Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menyetujui usulan kelompok masyarakat sipil termasuk dari Gerakan Nurani Bangsa (GNB) untuk membentuk komisi investigasi independen yang menyelidiki rangkaian kerusuhan pada 25 Agustus, kemudian 28—30 Agustus 2025 di Jakarta dan daerah lainnya.
Kerusuhan pada periode waktu tersebut, yang kemudian disebut oleh GNB sebagai prahara Agustus, turut diwarnai oleh aksi pembakaran dan penjarahan, dan korban jiwa akibat rangkaian insiden tersebut mencapai 10 orang, termasuk Affan Kurniawan yang meninggal karena dilindas kendaraan taktis (rantis) Barracuda milik Brimob Polri.
“Saya ingin sampaikan di sini bahwa salah satu tuntutan masyarakat sipil yang juga menjadi aspirasi kami dari GNB adalah perlunya dibentuk Komisi Investigasi Independen terkait dengan kejadian prahara Agustus beberapa waktu yang lalu, yang menimbulkan jumlah korban jiwa, korban kekerasan, luka-luka, dan seterusnya cukup banyak. Presiden menyetujui pembentukan itu, dan detailnya tentu nanti pihak Istana akan menyampaikan bagaimana formatnya,” kata Lukman Hakim Saifuddin, yang mewakili Gerakan Nurani Bangsa, saat jumpa pers selepas pertemuan antara Presiden Prabowo dan GNB di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis malam.
Di lokasi yang sama selepas jumpa pers, Lukman lanjut menjelaskan investigasi yang dilakukan secara independen itu perlu dilakukan karena jangan sampai unjuk rasa yang digelar oleh masyarakat sipil termasuk aktivis, mahasiswa dan pelajar itu difitnah sebagai penyebab kerusuhan.
Lukman menilai unjuk rasa menyampaikan pendapat merupakan hak setiap warga negara yang dilindungi oleh konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 45).
“Demo itu sebenarnya mahasiswa, para aktivis itu kan secara damai sebagaimana biasa mereka mengekspresikan tuntutannya, itu adalah sesuatu yang dijamin oleh konstitusi. Lalu kan kemudian berubah menjadi tindakan kekerasan, perusakan fasilitas umum, bahkan penjarahan dan lain sebagainya, pembakaran-pembakaran, dan itu kemudian menimbulkan fitnah, tuduhan-tuduhan macam-macam. Itulah kenapa lalu kemudian agar menghilangkan semua fitnah, tuduhan-tuduhan, saling tuduh satu kepada yang lain, maka harus diinvestigasi,” kata Lukman.
Dia menjelaskan alasan mengapa harus komisi yang independen, karena mereka yang ditugaskan menyelidiki itu harus orang-orang yang berintegritas tinggi, profesional, dan mandiri.
“Komisi Investigasi Independen ini (diharapkan, red.) memiliki kewenangan yang kuat untuk menjalankan peran, fungsi, dan tugasnya,” sambung Lukman.
Presiden Prabowo mengundang sejumlah tokoh lintas agama dan tokoh-tokoh bangsa lainnya yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa ke Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis sore. Pertemuan Presiden dan Gerakan Nurani Bangsa itu berlangsung selama kurang lebih 3 jam. Beberapa tokoh dalam GNB yang hadir di Istana dan berdialog dengan Presiden, di antaranya Romo Franz Magnis-Suseno SJ, dan Prof. M. Quraish Shihab.
Tokoh-tokoh lainnya yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa, yaitu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, KH. Ahmad Mustofa Bisri, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Omi Komariah Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Amin Abdullah, Bhikkhu Pannyavaro Mahathera, Alissa Q Wahid, Lukman Hakim Saifuddin, Karlina Rohima Supelli, Pendeta Jacky Manuputty, Pendeta Gomar Gultom, Romo A Setyo Wibowo SJ, Erry Riyana Hardjapamekas, Eri Seda, Laode Moh Syarif, Makarim Wibisono, Komaruddin Hidayat, dan Slamet Rahardjo.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi/Mentari Dwi Gayati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5191800/original/088863900_1745034772-gibran_yutup.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wapres Hadiri Perayaan Ulang Tahun ke-75 Kardinal Ignatius Suharyo – Page 3
Sebelumnya diberitakan, dalam rangka memperingati ulang tahun ke-75 Ignatius Kardinal Suharyo, panitia akan menggelar Pagelaran Wayang Kulit Klasik Semalam Suntuk yang terbuka untuk masyarakat umum di halaman Gereja Katedral Jakarta pada Sabtu malam, 12 Juli 2025.
Pagelaran ini akan menampilkan lakon klasik Begawan Ciptaning Mintaraga, dibawakan oleh Ki Cermo Radyo Harsono, dalang senior yang dikenal dengan gaya pedalangan tradisional yang kuat dan penuh makna.
Pertunjukan wayang kulit dimulai sekitar pukul 21.00 WIB di area halaman parkir Gereja Katedral Jakarta, usai digelarnya Misa Syukur yang dijadwalkan berlangsung pukul 17.00 WIB di dalam gereja.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian syukuran ulang tahun Kardinal Suharyo yang tak hanya bernuansa religius, tetapi juga mengangkat seni budaya Nusantara sebagai ekspresi syukur dan persatuan lintas iman.
Pemilihan wayang kulit dalam perayaan ini bukan tanpa alasan. Selain sarat nilai filosofis dan ajaran moral, seni tradisional ini dipandang mampu merekatkan semangat kebangsaan dan kebersamaan lintas komunitas.
“Ini menjadi momen kebersamaan untuk merayakan budaya dan rasa syukur. Semua kalangan kami undang untuk hadir, tanpa terkecuali,” ujar perwakilan panitia.
Pagelaran ini terbuka untuk umum, baik umat Katolik maupun masyarakat luas yang ingin menikmati seni pewayangan dalam suasana penuh kebersamaan dan harmoni.
-

Gerakan Belarasa LDD KAJ: Ruang Solidaritas Lintas Iman di Tengah Krisis Kemanusiaan – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah meningkatnya ketimpangan sosial, polarisasi identitas, dan menipisnya rasa empati, Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD KAJ) menghadirkan sebuah ruang perjumpaan lintas iman dan budaya bertajuk Gerakan Belarasa: He(art) of Compassion and Hope di Museum Nasional, Jakarta, Sabtu (3/5/2025).
Acara ini terbuka bagi masyarakat dari berbagai latar belakang untuk bersama-sama menyalakan kembali semangat kemanusiaan, memperkuat solidaritas, serta meneguhkan harapan di tengah krisis yang melanda berbagai dimensi kehidupan.
“Gerakan Belarasa merupakan panggilan moral dan spiritual—sebuah ajakan untuk melihat kembali wajah kemanusiaan kita dalam cermin belarasa,” ujar P. Adrianus Suyadi, SJ, Direktur LDD KAJ, dalam keterangannya, Sabtu.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan Doa Bersama Lintas Agama, yang akan melibatkan perwakilan dari enam agama besar di Indonesia.
Momen ini dihadirkan sebagai simbol bahwa nilai kasih dan kepedulian tidak mengenal batas agama, keyakinan, maupun status sosial.
Tak berhenti di situ, acara juga menghadirkan Dialog Kemanusiaan yang mempertemukan dua tokoh lintas iman: Ignatius Kardinal Suharyo dan cendekiawan Islam Dr. Sukidi Mulyadi.
Keduanya membahas peran nilai-nilai spiritual dalam menjawab persoalan sosial kontemporer, seperti krisis kemanusiaan, konflik identitas, dan melemahnya solidaritas publik.
“Belarasa bukan sekadar empati pasif. Ia adalah keberanian untuk hadir, untuk terlibat, dan untuk bertindak. Bukan demi amal sesaat, tetapi demi perubahan yang bermakna,” tegas P. Adrianus.
Gerakan Belarasa juga akan diramaikan dengan sejumlah kegiatan yang merayakan keberagaman ekspresi kemanusiaan, di antaranya pameran & Bazar Belarasa Kita, menampilkan hasil karya dari komunitas dampingan LDD KAJ serta kelompok difabel.
Kemudian pemutaran film dokumenter dan pertunjukan teater musikal, hasil kolaborasi kreatif antara warga, seniman, dan musisi, termasuk aktor Tanta Ginting.
Deklarasi dukungan dari tokoh masyarakat, organisasi masyarakat sipil, serta sektor swasta, sebagai wujud komitmen kolektif terhadap nilai-nilai belarasa.
“Melalui beragam medium seni, karya nyata, dan refleksi spiritual, Gerakan Belarasa ingin menegaskan bahwa upaya membangun kemanusiaan harus terus dilakukan secara kolaboratif dan lintas batas,” katanya.
Menurut P. Adrianus, Gerakan Belarasa hadir sebagai respons atas berbagai krisis yang tengah melanda dunia saat ini, mulai dari kerusakan lingkungan, ketidakadilan ekonomi, hingga krisis spiritual dan identitas.
Belarasa, katanya, menjadi narasi alternatif yang tidak hanya menyembuhkan luka sosial, tetapi juga merekatkan kembali semangat kebersamaan.
“Dalam setiap tindakan kasih yang sederhana, tersimpan kekuatan besar untuk mengubah arah zaman,” pungkasnya.
LDD KAJ mengundang seluruh lapisan masyarakat untuk hadir, menyaksikan, dan terlibat dalam Gerakan Belarasa karena perubahan sosial yang sejati selalu dimulai dari keberanian untuk hadir, mendengar dan berbelarasa bersama. (Eko Sutriyanto)
-

Siapa yang Paling Berpeluang Jadi Pemimpin Umat Katolik?
GELORA.CO – Konklaf Vatikan 2025 menjadi sorotan dunia, seiring munculnya daftar kandidat pengganti Paus Fransiskus.
Siapa saja nama-nama kardinal yang disebut-sebut paling berpeluang memimpin Gereja Katolik selanjutnya?
Kini, setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025, perhatian global pun tertuju ke Kapel Sistina, Vatikan.
Pada 7 Mei 2025 mendatang, konklaf ritual dilakukan secara tertutup untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik akan dimulai.
Meski prosesnya berlangsung sangat rahasia dan tanpa sistem pencalonan resmi, publik dan media tetap aktif meramalkan sosok yang berpeluang menggantikan Paus Fransiskus, pemimpin 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia.
Dalam pusaran spekulasi ini, muncul daftar kandidat pengganti Paus Fransiskus atau yang disebut juga sebagai papabili, istilah dalam bahasa Latin yang merujuk pada kardinal yang dipandang layak menjadi paus.
Proses Pemilihan yang Misterius namun Terstruktur
Konklaf, dari kata Latin cum clave (terkunci), memang selalu menarik perhatian karena sifatnya yang sepenuhnya tertutup dari dunia luar.
Para kardinal elektor sebanyak 135 orang dari total 252 kardinal yang akan dikunci di Kapel Sistina tanpa akses komunikasi eksternal.
Mereka akan memberikan suara sebanyak empat kali sehari, dua kali pagi dan dua kali siang, sampai satu kandidat memperoleh minimal dua pertiga suara.
“Lama berlangsungnya konklaf tidak bisa ditentukan, bisa cepat selesai dan juga bisa berlangsung lama. Ini tergantung apakah akan segera ada yang memperoleh dukungan 2/3 jumlah kardinal elektor atau tidak,” tulis keterangan KBRI Takhta Suci, dikutip Selasa (29/4/2025).
Dari 135 kardinal elektor tersebut, 110 adalah orang-orang yang diangkat oleh Paus Fransiskus sendiri, yang artinya mereka cenderung memiliki pandangan teologis dan pastoral yang sejalan dengan sang paus sebelumnya.
12 Nama Daftar Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus
Meski tidak ada jaminan, media internasional dan pengamat Vatikan telah menyusun nama-nama yang paling mungkin muncul sebagai paus baru. Berikut adalah daftar 12 kandidat paus yang disebut-sebut paling kuat atau papabili:
Kardinal Matteo Zuppi (Italia) – Uskup Agung Bologna, dikenal progresif dan dekat dengan gerakan Sant’Egidio yang fokus pada perdamaian dan dialog antaragama.Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina) – Pro-Prefect untuk Evangelisasi, populer di Asia dan sering disebut sebagai “Fransiskus dari Timur.”Kardinal Pietro Parolin (Italia) – Sekretaris Negara Vatikan, diplomat ulung dengan pengalaman internasional luas.Kardinal Robert Sarah (Guinea) – Konservatif tegas dari Afrika Barat, dikenal atas pandangannya yang tradisional.Kardinal Malcolm Ranjith (Sri Lanka) – Uskup Agung Kolombo, vokal dalam isu-isu keadilan sosial dan perdamaian di Asia Selatan.Kardinal Angelo Bagnasco (Italia) – Uskup Agung Emeritus Genoa, seorang teolog berpengaruh di Eropa.Kardinal Pierbattista Pizzaballa (Yerusalem) – Patriark Latin Jerusalem, berpengalaman dalam dialog antaragama di Timur Tengah.Kardinal Peter Erdo (Hongaria) – Uskup Agung Esztergom-Budapest, figur penting dari Eropa Tengah.Kardinal Willem Eijk (Belanda) – Uskup Agung Utrecht, dikenal sebagai intelektual Katolik dengan pandangan konservatif.Kardinal Anders Arborelius (Swedia) – Uskup Stockholm, paus potensial pertama dari Skandinavia.Kardinal Charles Bo (Myanmar) – Uskup Agung Yangon, dikenal karena advokasinya terhadap hak asasi manusia.Kardinal Jean-Marc Aveline (Perancis) – Uskup Agung Marseille, dengan fokus pada integrasi dan imigrasi.
Sejarah menunjukkan bahwa paus terpilih sering kali bukan dari deretan nama teratas.
Jorge Mario Bergoglio, misalnya, tidak termasuk kandidat utama saat konklaf 2013, namun justru menjadi Paus Fransiskus yang revolusioner.
Artinya, peluang tetap terbuka bagi nama-nama lain di luar daftar di atas, termasuk Ignatius Kardinal Suharyo dari Indonesia yang turut serta sebagai kardinal elektor.
-

Paus Fransiskus Wafat, Ini Momen Kesederhanaan Bapa Suci selama Kunjungan Apostolik di Indonesia – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin tertinggi gereja Katolik sedunia Paus Fransiskus dikabarkan telah tutup usia pada Senin (21/4/2025) pagi waktu Vatikan.
Bapa Suci Paus Fransiskus meninggal di usia ke-88 tahun.
Sebelum tutup usia, Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit akibat kondisi kesehatannya yang terus menurun.
Bahkan, ia juga sempat memberikan berkat dan pesan Paskah kepada umat Katolik di balkon utama Basilika Santo Petrus pada Minggu (20/4/2025).
Paus Fransiskus sendiri merupakan pribadi yang dikenal sederhana dan bersahaja.
Kesederhanaan itu juga terlihat saat ia melakukan Kunjungan Apostolik ke Indonesia pada September 2024 lalu.
Kesederhanaan Paus Fransiskus
Berikut beberapa potret kesederhanaan Bapa Suci Paus Fransiskus selama di Indonesia:
1. Naik pesawat komersial ke Indonesia
Kunjungan Apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia beberapa waktu yang lalu turut menyita perhatian banyak orang.
Pasalnya, ia memilih untuk menggunakan pesawat komersial dibandingkan dengan jet pribadi atau pesawat mewah.
Setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Paus Fransiskus langsung disambut oleh sejumlah menteri dan perwakilan antara lain, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Gandi Sulistiyanto dan Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan Michael Trias Kuncahyono.
Selain itu, hadir pula menyambut kedatangan Paus, Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo.
Ada pula Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, Duta Besar Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia Uskup Piero Pioppo, Sekretaris Kedutaan Tahta Suci Vatikan Pastor Michael Andrew Pawlowicsz, dan Ketua Panitia Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia Ignatius Jonan.
2. Pilih naik mobil Innova
Paus Fransiskus disebut enggan menggunakan mobil mewah selama kunjungannya ke Indonesia pada 3-6 September 2024.
Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, mengonfirmasi bahwa Paus memilih menggunakan mobil yang sehari-hari digunakan warga kebanyakan.
“Benar beliau memilih mobil yang banyak digunakan oleh masyarakat, di sini Toyota Innova,” kata Suharyo, dikutip dari TribunJatim.com.
3. Tidak menginap di hotel mewah
Selain itu, Bapa Suci Paus Fransiskus juga tidak memilih untuk menginap di hotel mewah selama Kunjungan Apostolik di Indonesia.
Ia hanya mau menginap di Kantor Kedutaan Besar Vatikan yang berada di Jakarta.
Itulah beberapa momen kesederhanaan Bapa Suci Paus Fransiskus selama kunjungan Apostolik di Indonesia pada tahun lalu.
(Tribunnews.com/David Adi)
-

Apa itu Tahun Yubileum dalam Paskah 2025? Begini Penjelasan Lengkap Ignatius Kardinal Suharyo – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Paskah 2025 terasa begitu istimewa bagi umat Katolik, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Tahun ini, Keuskupan Agung Jakarta bersama seluruh Gereja Katolik merayakan Tahun Yubileum, sebuah momen suci yang hanya datang sekali dalam 25 tahun.
Namun, apa sebenarnya Tahun Yubileum?
Dalam konferensi pers yang digelar Minggu (20/4/2025), Ignatius Kardinal Suharyo menjelaskan makna mendalam dari perayaan ini.
“Tahun Yubileum adalah saat pemulihan. Ketika tatanan yang rusak dipulihkan kembali. Orang-orang yang tertindas diberi kesempatan untuk memulai hidup baru,” jelas Kardinal Suharyo.
Pemulihan dan Harapan bagi yang Terlupakan
Mengacu pada tradisi Kitab Suci, Kardinal Suharyo mengungkapkan bahwa pada zaman dahulu, Tahun Yubileum menjadi momen ketika para budak dibebaskan, utang dihapuskan, dan tanah yang dirampas dikembalikan kepada pemiliknya. Semuanya bermuara pada satu hal yakni keadilan sosial.
“Jika bangsa ini tidak damai dan tidak sejahtera, itu tandanya baktinya kepada Tuhan bisa diragukan,” ujarnya tegas.
Menurutnya, iman tidak cukup dihayati secara pribadi. Iman harus berdampak nyata dalam kehidupan bermasyarakat, terutama melalui perwujudan keadilan dan kebaikan bersama.
Peziarah Pengharapan di Tengah Dunia yang Terluka
MISA PASKAH – Pastor Jameslin Damanik (tengah) memimpin Misa Vigili Paskah atau malam tirakatan kebangkitan kristus di Gereja Katedral, Medan, Sabtu (19/4/2025). Misa tersebut merupakan rangkaian ibadah dari pekan suci perayaan Paskah 2025, yang mengambil tema Mewujudkan Tri Tugas Kristus Dalam Hidup Berparoki. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR (Tribun Medan/Danil Siregar)
Tahun Yubileum 2025 di Keuskupan Agung Jakarta mengusung tema “Peziarah Pengharapan”.
Tema ini mengajak umat Katolik untuk tidak hanya menjadi penerima harapan, tetapi juga menjadi pembawa dan penabur harapan di tengah dunia yang tengah bergumul dengan berbagai persoalan.
“Kita mungkin tidak punya kuasa membuat kebijakan, tapi kita semua punya kewajiban untuk terus berbuat baik, sekecil apapun itu,” kata Kardinal Suharyo.
Seruan Tegas Terhadap Masalah Sosial dan Moral Bangsa
Dalam homili Paskah di Gereja Katedral Jakarta yang dihadiri ribuan umat, Kardinal Suharyo menyampaikan keprihatinannya terhadap berbagai isu yang melukai martabat bangsa: perdagangan orang, kerusakan lingkungan, judi online, kekerasan, hingga korupsi.
Mengutip Paus Fransiskus, ia menyebut korupsi sebagai “dosa berat yang berteriak ke surga.”
“Keserakahan menghancurkan masa depan. Korupsi tak hanya merusak pribadi, tapi juga menghancurkan harapan masyarakat,” tegasnya.
Kebangkitan yang Nyata: Berbuat Baik di Dunia yang Retak
Lebih dari sekadar seremoni keagamaan, Kardinal Suharyo menegaskan bahwa kebangkitan Kristus harus diwujudkan dalam aksi nyata—membangun kembali nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kasih.
“Mari kita menjadi pribadi yang bangkit, yang berjalan bersama Kristus sambil terus berbuat baik,” tuturnya.
Ia menutup pesannya dengan harapan besar yakni agar hidup setiap umat menjadi pujian bagi Allah dan berkat bagi gereja, masyarakat, bangsa, dan negara.
-

Uskup Agung Jakarta Kardinal Suharyo Temui Hasto Kristiyanto di Rutan KPK
Bisnis.com, JAKARTA — Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo menemui Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto di rumah tahanan (rutan) cabang Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (14/4/2025).
Kardinal Suharyo terlihat tiba di Gedung Merah Putih KPK Jakarta bersama beberapa orang, salah satunya yaitu Ketua DPP PDIP sekaligus penasihat hukum Hasto, Ronny Talapessy. Rombongan lalu mengunjungi Hasto yang telah mendekam di rutan KPK sejak 20 Februari 2025 lalu.
Usai mengunjungi Hasto di dalam rutan, Kardinal Suharyo mengaku ada banyak alasan di balik kunjungannya untuk menemui elite PDIP itu siang ini. Namun, dia mengaku bahwa kunjungannya itu juga untuk menemui tahanan-tahanan KPK lain yang beragama Katolik.
“Alasannya adalah, itu tanggung jawab saya, salah satu tanggung jawab saya untuk selalu memperhatikan saudari-saudara kita yang dalam keadaan sulit. Berada di dalam tahanan pasti keadaannya sulit,” ujarnya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Kardinal Suharyo mengatakan kunjungan yang dilakukannya itu biasa dilakukan terutama menjelang Jumat Agung hingga Minggu Paskah. Untuk diketahui, Jumat Agung akan jatuh pada 18 April 2025, sedangkan Paskah pada 20 April 2025.
Di sisi lain, dia menyebut tahun ini Gereja Katolik merayakan Tahun Yubelium. Hal tersebut, katanya, juga merupakan hal yang dibahas dengan Hasto di dalam rutan.
Pria yang menjadi Uskup Agung Jakarta sejak 2010 itu lalu mengaku, terdapat juga alasan pribadi di balik kunjungannya ke Hasto. Dia menceritakan telah mengenal Hasto dan kelurganya di Yogyakarta selama puluhan tahun. Uskup Agung mengaku sering bermain sepak bola di lapangan depan rumah Hasto, yanh terletak di Jalan Kaliurang, Gentan.
“Jadi kurang lebih saya kenal dengan keluarganya karena sesudah main sepak bola, mampirnya ya ke rumahnya keluarganya Mas Hasto itu. Jadi ini bukan kenal sekarang saja, sudah lama saya kenal beliau. Itu alasan yang kedua, alasan yang pribadi,” paparnya.
Tidak hanya itu, Kardinal Suharyo turut menceritakan bahwa Hasto menganggap masa penahanannya oleh KPK sebagai masa retret. Dia mengungkap kegiatan Hasto selama di balik jeruji besi yaitu membaca kitab suci, olahraga, menulis, berpikir dan refleksi diri.
Bahkan, lanjutnya, Hasto turut disarankan untuk berpuasa tiga hari tiga malam dan doa.
Untuk diketahui, Hasto didakwa melakukan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku. Dia juga didakwa ikut memberikan suap kepada anggota KPU 2017–2022 Wahyu Setiawan, untuk meloloskan Harun sebagai anggota DPR pergantian antarwaktu.
