Tag: Ibrahim Assuaibi

  • Harga Emas Cetak Rekor, Emiten Emas Diproyeksi Raup Cuan

    Harga Emas Cetak Rekor, Emiten Emas Diproyeksi Raup Cuan

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia kembali mencatatkan rekor tertinggi di level US$ 3.301,65 per troy ons, terdorong oleh meningkatnya ketidakpastian global, tren pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Kondisi ini diperkirakan akan menjadi katalis positif bagi kinerja emiten emas.

    Pengamat pasar modal sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, secara teknikal, harga emas berpotensi menembus level US$ 3.310 per troy ons dalam waktu dekat.

    “Pelemahan indeks dolar AS, yang kini berada di level 99,86 atau turun 0,35%, turut memperkuat prospek emas sebagai aset lindung nilai (safe haven),” jelas Ibrahim kepada media, Rabu (16/4/2025).

    Ia menambahkan bahwa data inflasi AS yang menurun dari 3% menjadi 2,5% memperkuat spekulasi pemangkasan suku bunga lebih dari tiga kali sepanjang tahun ini.

    Selain faktor makroekonomi, ketegangan geopolitik, seperti perang dagang AS-Tiongkok dan konflik di Timur Tengah turut memperkuat posisi emas sebagai instrumen lindung nilai utama. Di pasar domestik, harga emas batangan Antam ikut melonjak Rp 32.000 menjadi Rp 1,975 juta per gram pada Kamis (17/4/2025).

    Kondisi pasar ini dinilai memberikan angin segar bagi emiten produsen emas, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).

    Pendiri Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan, rotasi portofolio investor ke aset safe haven seperti emas akan memperkuat kinerja keuangan emiten sektor ini pada kuartal II dan III/2025. “Peningkatan harga jual rata-rata (ASP) emas akan mendorong pendapatan dan margin laba bersih,” ujarnya.

    Secara fundamental, ANTM memiliki keunggulan sebagai produsen emas batangan terbesar nasional melalui Logam Mulia, dengan kontribusi penjualan emas mencapai Rp57,56 triliun atau 83% dari total pendapatan tahun 2024. Volume penjualan emas ANTM juga naik signifikan sebesar 68% secara tahunan menjadi 43,78 ton.

    Sementara BRMS berpeluang mencetak lonjakan laba bersih seiring peningkatan produksi di Tambang Poboya dan Palu. Adapun MDKA yang masih dalam fase investasi besar tetap menjadi perhatian investor karena cadangan emasnya yang besar.

    Emiten lain seperti ARCI dan PSAB dinilai memiliki leverage tinggi terhadap harga emas global. ARCI mengandalkan efisiensi produksi di Kalimantan Tengah, sedangkan PSAB memiliki aset tambang besar di Martabe. HRTA, meski fokus di segmen manufaktur dan perhiasan, tetap mendapatkan keuntungan dari naiknya nilai inventori dan tingginya permintaan domestik.

    VP, Head of Marketing, Strategy & Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi Kasmarandana, menyatakan bahwa harga emas yang tinggi akan berdampak langsung terhadap peningkatan laba emiten. “Kami rekomendasikan saham-saham sektor emas sebagai berikut,” katanya:

    Ia memerinci, beberapa saham dengan rekomendasi trading buy di antaranya saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target harga Rp 2.050, kemudian saham PT J-Resource Asia Pasifik Tbk (PSAB) dengan rekomendasi yang sama di harga Rp 380.

    Selanjutnya, saham emiten produsen emas perhiasan dan logam mulia asa Cimahi, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) juga direkomendasikan beli dengan target harga Rp 670, terakhir saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga tak luput dari rekomendasi dengan target harga di level Rp 1.850

    Lebih lanjut, Kiwoom Sekuritas menuturkan, meski sektor emas memiliki kapitalisasi pasar relatif kecil dibandingkan sektor perbankan di IHSG, sektor ini berpotensi menjadi pelarian dana di tengah aversi risiko pasar yang tinggi.

    Namun, investor tetap disarankan berhati-hati. Beberapa emiten masih menghadapi tantangan seperti tingginya beban utang, ketergantungan terhadap harga emas global, serta tekanan biaya eksplorasi dan risiko lingkungan. Selain itu, meredanya ketegangan geopolitik atau perubahan arah kebijakan moneter global dapat membalikkan tren positif tersebut.

    Secara keseluruhan, kombinasi harga jual yang tinggi, peningkatan produksi, dan efisiensi operasional diperkirakan akan memperkuat kinerja sektor tambang emas sepanjang 2025, membuka ruang bagi revisi naik terhadap konsensus laba.

  • Emas Antam Tembus Rp1,975 Juta! Kenapa Harga Emas Makin Menggila?

    Emas Antam Tembus Rp1,975 Juta! Kenapa Harga Emas Makin Menggila?

    Jakarta: Harga emas Antam kembali jadi sorotan. Pasalnya, per hari ini, Kamis, 17 April 2025, harga emas batangan keluaran PT Aneka Tambang (Antam) naik signifikan sebesar Rp32 ribu per gram dan menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah.
     
    Mengutip laman resmi Logam Mulia, harga emas Antam hari ini berada di angka Rp1.975.000 per gram, naik dari hari sebelumnya yang tercatat Rp1.943.000 per gram.

    Harga Buyback ikut naik
    Nggak cuma harga beli yang naik, harga buyback alias harga jual kembali juga ikut melambung. Hari ini, Antam menetapkan harga buyback di Rp1.824.000 per gram, naik Rp32 ribu dari posisi sebelumnya.
     
    Ini tentu kabar baik buat kamu yang sudah punya emas dan berniat jual. Selisih harga yang makin besar bisa berarti cuan lebih tebal.
     

    Daftar harga emas Antam berbagai ukuran
    Berikut adalah rincian harga emas Antam berdasarkan ukuran:
     
    Emas batangan 0,5 gram: Rp1,037 juta.
    Emas batangan 1 gram: Rp1,975 juta.
    Emas batangan 2 gram: Rp3,890 juta.
    Emas batangan 3 gram: Rp5,810 juta.
    Emas batangan 5 gram: Rp9,650 juta.
    Emas batangan 10 gram: Rp19,245 juta.
    Emas batangan 25 gram: Rp47,987 juta.
    Emas batangan 50 gram: Rp95,895 juta.
    Emas batangan 100 gram: Rp191,712 juta.
    Emas batangan 250 gram: Rp479,015 juta.
    Emas batangan 500 gram: Rp957,820 juta.
    Emas batangan 1.000 gram: Rp1,915 miliar.
    Kenapa harga emas naik terus? 
    Menurut analis pasar Ibrahim Assuaibi, kenaikan harga emas saat ini tak lepas dari memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

    AS baru saja kembali menerapkan tarif tambahan sebesar 245 persen terhadap beberapa produk asal Tiongkok. Ketegangan ini bikin investor global berburu aset aman (safe haven) seperti emas.
     
    Efeknya? Harga emas dunia pun ikut terdongkrak, bahkan kini sudah tembus di level USD 3.343 per troy ounce. 
     
    Ibrahim juga memprediksi bahwa minggu depan, harga emas dunia bisa mencapai USD 3.400 per troy ounce.
     
    Dengan harga emas yang terus naik, banyak orang tertarik untuk mulai investasi emas. 
     
    Tapi ingat, investasi tetap butuh strategi. Pastikan kamu membeli emas di saat harga stabil dan menjualnya saat harganya memuncak, seperti sekarang ini.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Kapan Harga Emas Antam Capai Rp 2 Juta/gram? Ini Kata Pengamat

    Kapan Harga Emas Antam Capai Rp 2 Juta/gram? Ini Kata Pengamat

    Kapan Harga Emas Antam Tembus Rp 2 Juta/gram?

    TRIBUNJATENG.COM- Hingga saat ini, harga emas Antam belum mencapai Rp 2 juta per gram. Pada 10 April 2025, harga emas Antam mencapai rekor tertinggi di Rp 1.846.000 per gram, naik Rp 34.000 dari hari sebelumnya.

    Beberapa pengamat memprediksi bahwa harga emas Antam berpotensi menembus Rp 2 juta per gram pada kuartal kedua tahun 2025. Berikut salinan tulisan di atas:

    Beberapa pengamat ekonomi memprediksi bahwa harga emas Antam berpotensi menembus Rp 2 juta per gram dalam waktu dekat. 

    Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar uang, memperkirakan bahwa harga emas kemungkinan mencapai level tersebut pada kuartal kedua tahun 2025, dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan tarif impor oleh Amerika Serikat yang memicu perang dagang.

    “Logam mulia kemungkinan akan tembus ke level Rp 2 jutaan/gram kuartal kedua itu mungkin terjadi ya.” 

    Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, juga menyatakan bahwa laju kenaikan harga emas bergantung pada sentimen negatif di pasar keuangan, seperti perang tarif yang memberikan dampak signifikan terhadap percepatan kenaikan harga emas.

    Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut berkontribusi pada potensi kenaikan harga emas Antam hingga menembus Rp 2 juta per gram. 

    Perlu dicatat bahwa harga emas dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan politik global, sehingga prediksi tersebut dapat berubah sesuai dengan perkembangan situasi.

    (*)

     

     

  • Analis: Masyarakat Jangan FOMO, Emas Investasi Jangka Panjang – Halaman all

    Analis: Masyarakat Jangan FOMO, Emas Investasi Jangka Panjang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA – Analis emas Ibrahim Assuaibi mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak FOMO (fear of missing out ) atau ikut-ikutan membeli emas tanpa perhitungan matang.

    Ibrahim melihat fenomena masyarakat yang tengah berbondong-bondong beli emas hingga mengantre panjang merupakan sikap Fomo. Padahal, emas merupakan instrumen investasi jangka panjang.

    “Ya ini sebenarnya tuh Fomo ya. Artinya apa? Mereka akan ikut-ikutan. Nah mereka tidaj tahu bahwa harga saat ini, harga logam mereka terlalu tinggi,” ujar Ibrahim saat digunakan Selasa (15/4/2025).

    Fomo-nya masyarakat, menurut Ibrahim, setelah terjadinya, perang dagang hingga geopolitik, yang menyebabkan terjadinya perubahan kebijakan suku bunga akibat inflasi yang terus melandai, dolar melemah, hingga menyebabkan harga emas cenderung mengalami penguatan.

    “Nah ini dijadikan momentum oleh masyarakat bahwa ini walaupun harganya mahal, saya beli pasti saya akan mendapat untung dalam jangka menengah, jangka panjang,” tutur Ibrahim.

    Di sisi lain, Ibrahim melihat memang ada kemungkinan harga logam mulia akan menembus Rp2,3 juta. Sehingga, masyarakat rela antre panjang untuk membeli emas dikisaran harga Rp1,9 juta-Rp2 juta.

    “Sebenarnya harganya bisa di Rp1,8 juta. Karena spreadnya kan Rp100 ribu. Tetapi karena ada kemungkinan kenaikannya di harga Rp2 juta – sampai Rp2,3 juta, ada harapan mereka akan mendapat untung,” terang Ibrahim.

    Namun, Ibrahim mengingatkan bahwa emas merupakan instrumen investasi jangka panjang.

    Secara global, lanjutnya, kemungkinan besar masih akan mengalami peningkatan di tengah perang dagang, serta konflik berkepanjangan di timur tengah, hingga perang antara Rusia dan Ukraina yang terus berlangsung.

    “Saya melihat harga emas dunia ini bisa menyentuh level tertingginya pada kuartal ketiga. Ya kemungkinannya di Rp3,4 juta,” tuturnya.

     

  • Harga Emas Lagi Tinggi-tingginya, Telat Kalau Beli Sekarang?

    Harga Emas Lagi Tinggi-tingginya, Telat Kalau Beli Sekarang?

    Jakarta

    Harga emas Antam sempat naik sangat tinggi mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah hingga tembus Rp 1,9 juta per gram pada akhir pekan kemarin. Lantas, apakah ini momen yang tepat untuk membeli emas atau sudah terlalu mahal?

    Pengamat pasar modal sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, berpendapat saat ini harga emas sudah terlalu mahal untuk dibeli. Terutama jika pembelian dimaksudkan untuk mengejar keuntungan dari perkiraan atau spekulasi kenaikan harga emas ke depan.

    “Kalau menurut saya sih ini sudah terlalu tinggi. Sudah terlalu mahal sebenarnya untuk melakukan pembelian,” kata Ibrahim kepada detikcom, Senin (14/4/2025).

    Meski begitu, ia tidak memungkiri jika saat ini masih banyak masyarakat khususnya para investor yang akan ‘memaksa’ untuk beli emas meski harga sudah sangat tinggi. Sebab menurutnya di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, pilihan masyarakat untuk mengamankan aset mereka jadi sangat terbatas, yakni emas atau uang tunai khususnya dolar.

    “Kebanyakan kenapa mereka lakukan, ada ketakutan bahwa kalau seandainya dunia terjadi resesi kemudian surat berharga tidak berlaku, ya mereka cuma hanya dua yang bisa jadi pegangan. Pertama dalam logam dunia yang kedua dolar,” terangnya.

    Alih-alih membeli emas, Ibrahim malah menyarankan masyarakat untuk menjual emas miliknya ketika harga logam mulia sedang sangat tinggi. Terlebih jika yang bersangkutan sedang membutuhkan dana darurat atau keperluan lain.

    Namun jika yang bersangkutan sedang tidak dalam kondisi yang membutuhkan dana darurat dari penjualan aset emas, sebaiknya logam mulia ini tetap disimpan untuk melindungi nilai aset. Terlebih jika pemilik logam mulia ini berani berspekulasi bahwa harga emas akan terus meningkat ke depan, sehingga sayang untuk dijual dalam waktu dekat guna meningkatkan keuntungan.

    “Ini sudah terlalu tinggi harus dijual kalau nasabah benar-benar butuh dana. Tapi kalau memang dananya besar kemudian emas yang mereka miliki masih dana menganggur, ya diami saja. Coba harus berani spekulasi,” ucapnya.

    “Spekulasinya ada kemungkinan besar harga logam mulia itu akan naik hingga Rp 2,3-2,4 juta per gram, kalau berani spekulasi ya. Tapi kalau misalnya dia nggak berani spekulasi, sudah jual saja,” jelas Ibrahim lagi.

    Sementara itu, perencana keuangan Andy Nugroho berpendapat jika pembelian emas dimaksudkan untuk investasi dalam jangka waktu panjang, maka tidak masalah untuk segera melakukan pembelian emas meski harga sedang tinggi-tingginya.

    Sebab pada akhirnya, emas merupakan salah satu ‘safe haven’ yang nilainya tetap stabil mengikuti kondisi ekonomi saat itu. Kemudian harga emas biasanya juga akan terus menguat seiring berjalannya waktu karena inflasi dan berbagai faktor lainnya, di luar kondisi global saat ini yang membuat harga emas meledak-ledak.

    “Bila tujuannya adalah berinvestasi untuk jangka panjang, minimal 3 tahun, memulai berinvestasi di emas merupakan langkah yang baik,” jelas Andy.

    Namun jika dana yang bersangkutan masih sangat terbatas untuk membeli harga emas, atau takut harga logam mulia itu akan jatuh setelah tensi geopolitik mulai mereda, maka Andy menyarankan untuk melakukan pembelian secara bertahap dalam jumlah kecil.

    “Bila dananya terbatas atau masih test the water, bisa dengan strategi investasi dollar cost averaging alias membeli secara sedikit demi sedikit secara konsisten dalam jangka waktu tertentu,” paparnya lagi.

    Sebagai informasi, berdasarkan data situs logam mulia Antam, pada Kamis (10/4) lalu harga emas sempat naik Rp 34.000 per gram ke level 1.846.000 per gram. Kemudian Jumat (11/4), harga emas naik Rp 43.000 per gram ke level 1.889.000 per gram.

    Bahkan hingga Sabtu (12/4), harga logam mulia ini kembali naik Rp 15.000 per gram ke level Rp 1.904.000 per gram. Walau pada hari Senin (14/4) ini harga emas tercatat turun Rp 8.000 per gram jadi Rp 1.896.000 per gram. Namun secara keseluruhan harga emas Antam dalam sebulan terakhir hingga per hari ini tercatat naik hingga Rp 157.000 per gram.

    (igo/fdl)

  • Harga Emas Ngacir, Tanda Ekonomi RI Gemetar?

    Harga Emas Ngacir, Tanda Ekonomi RI Gemetar?

    Jakarta

    Harga emas mulia keluaran Antam tercatat masih sangat tinggi di level Rp 1.896.000 per gram pada perdagangan hari ini. Namun biasanya tingginya harga emas berkaitan dengan prediksi kondisi ekonomi nasional ke depan.

    Sebab ketika muncul spekulasi seperti ketidakpastian ekonomi, resesi, atau krisis keuangan dapat meningkatkan permintaan emas sebagai aset aman alias save heaven. Kenaikan permintaan inilah yang kemudian secara langsung meningkatkan harga logam mulia tersebut.

    Berdasarkan data situs logam mulia Antam, pada Kamis (10/4) lalu harga emas sempat naik Rp 34.000 per gram ke level 1.846.000 per gram. Kemudian Jumat (11/4), harga emas naik Rp 43.000 per gram ke level 1.889.000 per gram.

    Bahkan hingga Sabtu (12/4), harga logam mulia ini kembali naik Rp 15.000 per gram ke level Rp 1.904.000 per gram. Walau pada hari Senin (14/4) ini harga emas tercatat turun Rp 8.000 per gram jadi Rp 1.896.000 per gram. Namun secara keseluruhan harga emas Antam dalam sebulan terakhir hingga per hari ini tercatat naik hingga Rp 157.000 per gram.

    Jika melihat sejak pengumuman tarif Trump pada Rabu (2/4) kemarin hingga hari ini, harga LM Antam tercatat sudah naik hingga Rp 77.000 per gram.

    Pengamat pasar modal sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan kenaikan harga emas yang terjadi selama akhir pekan kemarin tak lepas dari perkiraan masyarakat dan investor atas ketidakpastian ekonomi global imbas kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Di mana menurutnya ketidakpastian global ini diprediksi sedikit banyak akan memberi dampak buruk terhadap kondisi ekonomi RI saat ini. Sehingga banyak masyarakat kemudian berbondong-bondong membeli emas untuk mengamankan nilai aset mereka.

    “Ini kan imbas dari geopolitik yang memanas, perang dagang, penurunan suku bunga akibat inflasi rendah. Ya sehingga harga emas itu naik,” kata Ibrahim kepada detikcom, Senin (14/4/2025).

    “Pembelian terhadap logam mulia Itu mengindikasikan bahwa ada ketakutan bagi masyarakat seandainya terjadi perang dagang yang terus berlarut-larut, kemudian geopolitik yang terus memanas, ini yang membuat harga emas akan tinggi,” jelasnya lagi.

    Meski begitu, ia mengatakan tingginya harga logam mulia dan peningkatan minat masyarakat membeli emas bisa menjadi peluang bagus bagi pemerintah. Terlebih mengingat saat ini Indonesia sudah memiliki bank emas alias bullion bank.

    Karena melalui pembentukan bullion bank ini, pemerintah dapat menghimpun dana dalam bentuk aset emas yang kemudian dapat digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.

    “Ini adalah salah satu kesempatan bagi pemerintah. Karena pemerintah sendiri sudah membangun bullion bank, yang tepat sasaran. Sehingga saat kondisi masalah geopolitik terus memanas, kemudian harga emas tinggi, masyarakat berbondong-bondong mengantre untuk melakukan pembelian baik secara fisik maupun secara online,” terangnya lagi.

    Senada dengan itu, perencana keuangan Andy Nugroho juga mengatakan tingginya harga emas saat ini tidak lepas dari imbas tensi geopolitik yang kian memanas hingga efek perang dagang Trump.

    “Harga emas yang tinggi lebih disebabkan karena kondisi geopolitik global semakin tidak menentu. Konflik dan peperangan di berbagai wilayah makin meluas dan tidak ada tanda-tanda akan segera berhenti, ditambah perang dagang antara AS dan banyak negara lain,” terangnya.

    Meski tingginya harga emas ini tidak langsung mengarah pada pelemahan kondisi ekonomi RI, namun ketidakpastian ekonomi global dirasa sedikit banyak akan mempengaruhi ekonomi dalam negeri. Sehingga banyak investor cenderung untuk mengamankan aset mereka dalam bentuk emas.

    “Para investor cenderung untuk wait and see, dan memilih untuk mencairkan dana mereka yang berada di investasi beresiko tinggi dan mencari ‘safe haven’ seperti logam mulia seperti emas. Maka harga emas pun menjadi melonjak tinggi karena permintaannya yang meningkat,” papar Andy lagi.

    (igo/fdl)

  • Harga Emas Dunia Meroket, Ini Cara Dapat Emas Tanpa Antre

    Harga Emas Dunia Meroket, Ini Cara Dapat Emas Tanpa Antre

    Jakarta

    Minat masyarakat terhadap investasi emas sedang mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari padatnya antrean di sejumlah gerai emas.

    Tingginya animo masyarakat tersebut tidak terlepas dari pergerakan harga emas yang cenderung terus mengalami peningkatan. Bahkan di tahun ini, harga emas diprediksi tembus Rp 2 juta per gram.

    Sejumlah pengamat memprediksi harga emas masih bakal terus mengalami kenaikan. Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas bakal menembus Rp 2 juta/gram pada kuartal II tahun ini.

    Adapun kenaikan harga emas saat ini imbas dari kebijakan resiprokal yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump ke sejumlah negara salah satunya Indonesia. Trump memberi tarif pajak impor ekspor bagi Indonesia sebesar 32 persen.

    Diketahui harga emas sejak 5 tahun lalu memiliki tren kenaikan secara signifikan. Dilansir dari harga-emas.org, harga emas dari tahun 2020 hingga 2024 naik hingga dua kali lipat.

    Pada 28 Desember 2020 harga emas 1 gram senilai Rp 969 ribu. Selanjutnya, 29 Desember 2021 harga emas 1 gram senilai Rp 939 ribu. Ditahun selanjutnya, 30 Desember 2022 harga emas 1 gramnya di banderol Rp 1,024 juta.

    Lebih lanjut, harga 1 gram emas pada 31 Desember 2023 di harga Rp 1,125 juta. Selanjutnya, pada 31 Desember 2024 harga emas 1 gram di banderol Rp 1,513 juta. Serta harga emas 1 gram per 10 April 2025 menyentuh Rp 1,864 juta.

    Meskipun begitu, ada sejumlah cara agar mendapatkan emas tanpa antre. Salah satunya dengan memanfaatkan layanan Cicil Emas dari aplikasi Pegadaian Digital. Menariknya, layanan ini menghadirkan promo dengan diskon uang muka Rp 25 ribu per gram.

    Untuk memanfaatkan promo tersebut cukup mudah. Berikut adalah syarat dan ketentuan promo.

    Denom mulai dari 5 (lima) 0.5 gramUang muka maksimal 20% mulai 15%Menggunakan Aplikasi Pegadaian Digital dengan kode promo: DISKONEMAS

    Yuk Download Aplikasi Pegadaian Sekarang dan Nikmati beli emas tanpa antre plus dapat diskon menarik dari Pegadaian. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi laman berikut.

    (akn/ega)

  • Donald Trump Tunda Tarif Impor, Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS – Page 3

    Donald Trump Tunda Tarif Impor, Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS – Page 3

    Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada Rabu, 9 April 2025. Rupiah ditutup menguat 18 poin terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat melemah 85 poin di level Rp 16.872 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.890.

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 16.860 – Rp 16.900,” ungkap pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (9/3/2025).

    Rupiah menguat meski Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) inflasi 1,65% secara bulanan atau month to month (MtM) pada Maret 2025.

    Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah mengungkapkan bahwa erjadi kenaikan IHK dari 105,48 pada Februari 2025 menjadi 107,22 pada Maret 2025. Secara year on year (YoY), Indonesia mengalami inflasi sebesar 1,03% dan secara tahun kalender atau year to date (YtD) terjadi inflasi sebesar 0,39%.

    “Hari ini pasar sedikit goyah setelah Presiden AS Donald Trump menambah tarif baru yang juga ditujukan pada beberapa ekonomi utama di luar Tiongkok salah satunya Indonesia yang terkena dampak tarif 32%,” kata Ibrahim.

    Pada Selasa (8/4), Trump menandatangani perintah yang mengenakan tarif tambahan sebesar 50% pada Tiongkok, sehingga tarif kumulatif AS terhadap negara tersebut menjadi 104%.

    Angka tersebut jauh di atas 60% yang diumumkan Trump selama kampanye Pilpres AS di 2024 lalu.

     

  • Rupiah Melorot Sore Ini, di Pasar Spot Turun 1 Persen, Mendekati Rp 17.000 per Dolar AS – Halaman all

    Rupiah Melorot Sore Ini, di Pasar Spot Turun 1 Persen, Mendekati Rp 17.000 per Dolar AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 16.822 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan hari ini, Senin (7/4/2025).

    Rupiah sedikit menguat sore ini dibandingkan saat dibuka di pasar spot pagi tadi Rp 16.898 per dolar AS.

    Namun rupiah melemah 1 persen dibandingkan akhir pekan lalu yang ada di Rp 16.653 per dolar AS.

    Di Asia, mayoritas mata uang melemah terhadap dolar AS sore ini.

    Pesso Filipina mencatat pelemahan terdalam yakni 1,08 persen
    Ringgit Malaysia melemah 0,76 persen
    Baht Thailand melemah 0,69 persen
    Rupee India melemah 0,63 persen
    Yuan China melemah 0,40 persen
    Dolar Taiwan melemah 0,35 persen
    Won Korea melemah 0,23% terhadap dolar AS

    Sedangkan mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS sore ini.

    Yen Jepang menguat 0,72%, dolar Singapura menguat 0,08 persen, dolar Hong Kong menguat 0,07% terhadap dolar AS.

    Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 102,52, turun dari akhir pekan lalu yang ada di 103,02.

    Berdampak ke Pasar

    Meski rupiah masih bergerak liar di pasar non-deliverable forward (NDF).

    Sentimen eksternal menjadi pemicu utama volatilitas rupiah ini.

    Industri otomotif di Indonesia merupakan salah satu sektor yang banyak mengimpor bahan baku dari seluruh dunia.

    Misal untuk baja, alumunium, plastic, chip, dan lain-lain.

    Dengan pelemahan rupiah terhadap dolar, tentu belanja bahan baku usaha otomotif akan terdampak.

    Terkait hal ini, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Kukuh Kumara, mengatakan jika pelaku usaha otomotif bisa terpengaruh cukup besar.

    Meski begitu tiap-tiap perusahaan di bawah GAIKINDO memiliki strategi masing-masing dalam memitigasi polemik ini, salah satunya dengan melakukan penyesuaian.

    “Mengenai nilai tukar yang ini dampaknya jangka panjang ya. Tentu tiap-tiap perusahaan punya strategi sendiri yang tidak bisa disatukan satu sama lain. Dan itu ada tahapannya kapan mereka harus melakukan penyesuaian dan kapan harus bertahan,” beber Kukuh kepada Kontan, Minggu (6/4/2025).

    Jika nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah, tentu saja harga impor komponen dan material otomotif akan mengalami kenaikan.

    Kukuh mengatakan jika pihaknya tak akan langsung menaikkan harga jual otomotif di dalam negeri, sebab itu justru akan menurunkan memperburuk kondisi.

    “Tapi di mobil otomotif, kalau kita menaikkan harga itu bukan malah memperbaiki tapi malah memperburuk kondisi karena masyarakat nggak mau beli sebab harganya mahal banget, gitu kan. Itu harus hati-hati sekali di sana,” lanjutnya.

    Adpun pelaku usaha otomotif akan mempersiapkan “bumper/cushion” untuk menjaga harga kendaraan otomotif tetap normal sambil melihat langkah pemerintah dan posisi rupiah terhadap dolar ke depannya.

    “Makanya saya katakan ada cushion ada bumpernya ya. Tapi mungkin tidak bertahan lama. Harus kita lihat perbaikannya seperti apa. Kita pelajari dulu sampai sejauh mana karena saat ini pemerintah kan sedang negosiasi dengan Amerika ya. Tapi yang jelas kita ingin melindungi industri dalam negeri kita,” terang Kukuh.

    Kukuh berharap pemerintah bisa melakukan negosiasi ke AS terkait tarif resiprokal Trump yang dianggap menjadi salah satu penyebab turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

    Ia juga ingin industri otomotif nasional semakin terlindungi.

    Pengaruh Kebijakan Trump?

    Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi berpendapat serangkaian kebijakan kontroversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump bisa memicu pelemahan rupiah ke level Rp16.900.

    Kebijakan kontroversial Trump dimaksud antara lain mengenakan kenaikan tarif impor sepihak terhadap negara-negara mitra dagangnya yang selama ini mengalami surplus.

    Rupiah diperkirakan akan tertekan oleh tarif timbal balik Trump sebesar 32 persen yang dikhawatirkan juga akan berdampak negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mata uang rupiah.

    “Kita melihat bahwa tadi malam dolar mengalami pelemahan yang cukup tajam tapi ini tidak akan berdampak terhadap mata uang rupiah dan IHSG pada pembukaan pasar di hari Senin,” ujar Ibrahim pekan lalu.

    Ibrahim melihat yang terjadi saat ini adalah perang dagang, sehingga tidak lagi membahas masalah pelemahan indeks dolar, tapi permasalahan perang dagang yang membuat fluktuasi IHSG dan rupiah mengalami suatu kelemahan.

    “Selama ini perdagangan Indonesia dengan AS surplus. Ini harus diperhatikan pemerintah,” tuturnya.

    Ibrahim melihat, mata uang rupiah bisa melemah ke level Rp16.900 dalam perdagangan pekan ini.

    Sedangkan, IHSG bisa merosot lebih dalam setelah diumumkannya ‘perang dagang’ oleh Presiden AS Donald Trump.

    “Bisa saja akan menuju di level 16.900 dalam perdagangan di minggu ini. IHSG ada kemungkinan pada saat pembukaan pasar ini akan mengalami penurunan 2-3 persen, berarti dalam pengawasan Bursa Efek Indonesia,” kata Ibrahim.

    Pada saat perang dagang diumumkan, terjadi fluktuasi, rupiah mengalami pelemahan, IHSG kemungkinan juga terjadi pelemahan. 

    Namun, di luar dugaan, kata Ibrahim, harga emas dunia terus mengalami kenaikan, bahkan menyentuh level 3.180 dolar AS per troy ons.

    “Ada kemungkinan besar dalam minggu depan atau minggu ini level 3.200 dolar AS per troy ons akan tercapai.”

    “Ini cukup luar biasa ya bagi emas karena perang dagang ini membuat investor ketakutan dan mereka kembali mengoleksi emas sebagai safe haven,” tuturnya.

    Sebelumnya, besaran tarif yang dikenakan Trump terhadap Indonesia hanya berbeda 2 persen dari China, “lawan berat” AS, yaitu 34 persen.

    Dua negara ASEAN, yakni Thailand dan Vietnam, juga mendapat “tekanan” tarif yang cukup besar, masing-masing 36 persen dan 46 persen.

    Merujuk laman resmi Kementerian Perdagangan RI, AS memang merupakan penyumbang surplus perdagangan nonmigas nasional tahun 2024.

    Angka surplus perdagangan Indonesia-AS sebesar 16,08 miliar dollar AS dari total surplus perdagangan nonmigas 2024, yaitu sebesar 31,04 miliar dollar AS.

    Ekspor nonmigas Indonesia ke AS antara lain berupa garmen, peralatan listrik, alas kaki, dan minyak nabati

    Sumber: Kontan.co.id/Tribunnews.com

  • Tarif Impor AS Menghantui Pasar, IHSG Bisa Turun Tajam

    Tarif Impor AS Menghantui Pasar, IHSG Bisa Turun Tajam

    Jakarta, Beritasatu.com – Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengingatkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi memasuki tren penurunan (bearish) setelah kebijakan tarif impor diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Ia memperkirakan bahwa IHSG kemungkinan akan terkoreksi cukup tajam, yakni sekitar 2% hingga 3% pada hari pertama perdagangan bursa setelah libur panjang Idulfitri, tepatnya pada Selasa (8/3/2025). Perlu diketahui, perdagangan di Bursa Efek Indonesia telah dihentikan sementara sejak 28 Maret 2025 karena libur hari raya Idulfitri.

    “Dalam perdagangan Selasa nanti, IHSG diperkirakan turun sekitar 2% hingga 3%,” kata Ibrahim dikutip dari Antara di Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Menurut Ibrahim, pelemahan IHSG kali ini lebih dipicu oleh sentimen negatif dari kebijakan proteksionis yang diambil pemerintah AS, terutama terkait penerapan tarif impor terhadap negara-negara mitra dagangnya.

    “Dampak dari perang dagang ini sangat besar, terlebih Indonesia kini termasuk dalam daftar negara yang dikenai bea masuk oleh AS,” jelasnya.

    Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Ibrahim menyarankan pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis, termasuk menerapkan tarif balasan serupa terhadap produk impor dari AS.

    “Indonesia sebagai bagian dari aliansi BRICS harus mengoptimalkan posisinya. Kalau ekspor ke AS menurun akibat tarif, maka orientasi ekspor sebaiknya dialihkan ke negara-negara BRICS lainnya,” ujar Ibrahim.

    Selain itu, ia juga menyarankan agar pemerintah memberikan stimulus ekonomi. Salah satunya melalui kebijakan Bank Indonesia yang sudah memiliki instrumen, seperti domestic non-deliverable forward (DNDF) untuk menjaga stabilitas nilai tukar di pasar valas domestik.

    “Pemerintah harus siap dengan langkah taktis, sehingga apabila AS terus melanjutkan perang dagang, Indonesia sudah punya amunisi untuk merespons,” tegasnya terkait pergerakan IHSG setelah ada tarif impor AS.