Tag: Ibrahim Assuaibi

  • Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS Hari Ini 3 Juni 2025, Kesepakatan Tarif Dagang Vietnam jadi Sentimen – Page 3

    Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS Hari Ini 3 Juni 2025, Kesepakatan Tarif Dagang Vietnam jadi Sentimen – Page 3

    Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada Rabu, 9 Juli 2025. Rupiah ditutup melemah 47 poin terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat melemah 50 poin di level Rp 16.246 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.188.

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.230 – Rp 16.300,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (9/6/2025).

    Rupiah melemah di tengah meningkatnya taruhan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada bulan September mendatang.

    Namun, Ketua The Fed Jerome Powell sebagian besar mengulangi sikap hati-hati bank sentral AS. Dia menyatakan bahwa ketidakpastian atas dampak inflasi dari tarif Trump akan membuat bank sentral tidak memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

    Adapun ketidakpastian terkait implikasi fiskal dari RUU pemotongan pajak dan belanja yang didukung oleh Presiden AS Donald Trump, yang disetujui dalam pemungutan suara Senat.

    Perhatian pasar juga tertuju pada langkah Trump yang mempertimbangkan kenaikan tarif dagang 30% hingga 35% terhadap Jepang.

    Rencana tersebut diumumkan Trump melihat belum tercapainya kesepakatan dagang kedua negara sebelum batas waktu minggu depan. Sejauh ini, AS telah menandatangani kesepakatan dagang dengan Inggris dan kerangka kerja perdagangan terbatas dengan Tiongkok.

    “Tarif perdagangan AS yang lebih tinggi diperkirakan akan menyebabkan gangguan ekonomi yang meluas,” papar Ibrahim.

     

  • Harga Emas Dunia Berpotensi Tembus USD3.400, Simak Faktornya – Page 3

    Harga Emas Dunia Berpotensi Tembus USD3.400, Simak Faktornya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan harga emas akan menembus level USD3.400 dalam waktu dekat, bahkan berpotensi menuju USD3.550 hingga akhir tahun 2025.

    Saat ini, harga emas dunia diperdagangkan di kisaran USD3.347 per troy ounce. Ibrahim mengatakan, bila tidak ada tekanan baru, maka dalam waktu dekat harga bisa menembus USD3.376, dan dalam skenario optimistis, terus merangkak naik menuju USD3.400 dan bahkan USD3.550 hingga USD3.600 pada akhir tahun.

    “Kalau seandainya ini kena dalam dua hari ke depan kemungkinan di USD3.400.000 akan tercapai. Kalau saya lihat secara teknikal, malam ini bahwa harga mas dunia kemungkinan besar akhir tahun di USD3.550 Ini berdasarkan teknikal malam ini. Level akhir tahun bisa berubah menjadi USD3.600,” kata Ibrahim kepada Liputan6.com, Rabu (2/7/2025).

    Perkembangan di AS

    Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah perkembangan terbaru di Amerika Serikat. Kongres AS, yang saat ini dikuasai oleh Partai Republik, meloloskan sebuah Rancangan Undang-Undang besar-besaran yang disebut-sebut sebagai “One Big Beautiful Field.”

    RUU ini dinilai akan mengubah arah kebijakan fiskal dan pembangunan ekonomi AS ke depan. Namun, tidak semua pihak menyambutnya positif. Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung kebijakan Donald Trump, justru menjadi salah satu yang paling vokal mengkritik RUU tersebut.

    “Nah masuknya RUU besar dan indah ini diterima oleh Kongres, disetujui oleh Kongres, kemungkinan besar akan disahkan oleh pemerintah. Ini membuat perdebatan tersendiri bagi para politikus di Amerika,” ujarnya.

    Kondisi ini menimbulkan spekulasi dan kekhawatiran investor atas arah kebijakan fiskal AS, mendorong mereka mengalihkan aset ke instrumen yang lebih aman seperti emas.

     

  • Harga Emas Dunia Berpotensi Tembus USD3.400, Simak Faktornya – Page 3

    Harga Emas Hari Ini Stabil Usai Ketegangan di Timur Tengah Mereda – Page 3

    Sebelumnya, pengamat pasar komoditas, Ibrahim Assuaibi, memprediksi harga emas global akan bergerak fluktuatif dalam jangka pendek, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi Amerika Serikat. Ia menyebut revisi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama AS yang mengalami kontraksi sebesar 0,5% menjadi indikator penting.

    “Indikasi ini adalah akibat dari perang dagang yang tak kesudahan sampai saat ini. Sehingga apa? Sehingga pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama itu terjadi kontraksi,” jelas Ibrahim dalam keterangannya, Rabu (26/6/2025).

    Meski demikian, ia mencatat bahwa tingkat pengangguran di AS justru mengalami penurunan signifikan, yang bisa menjadi sentimen positif bagi ekonomi namun juga membingungkan pasar. “Nah di sisi lain pun juga, saya lihat pengangguran pun juga mengalami penurunan yang cukup signifikan,” imbuh Ibrahim.

    Pasar Menanti Testimoni Kashkari dan BAR soal Suku Bunga

    Ibrahim menekankan bahwa perhatian pelaku pasar saat ini tertuju pada testimoni pejabat Bank Sentral AS, khususnya Neel Kashkari dan Mr. BAR, terkait arah kebijakan suku bunga. Meskipun Ketua The Fed, Jerome Powell, belum memberi sinyal pemangkasan suku bunga, narasi mulai bergeser.

    “Walaupun kemarin Powell dalam pernyataannya di Kongres, dia mengatakan bahwa kenapa Bank Sentral masih mempertahankan suku bunga tinggi. Ini karena kondisi perang dagang dan geopolitik ini yang membuat inflasi di Amerika terus mengalami penurunan,” ujar Ibrahim.

    Namun jika inflasi menurun pada Juli dan September, Bank Sentral AS disebut berpeluang menurunkan suku bunga. “Saya melihat bahwa Kaskari, Mr. BAR ini condong terhadap penurunan suku bunga. Sehingga ini akan berdampak positif terhadap pergerakan harga emas dunia,” tambahnya.

     

  • Rupiah Rontok Hari Ini, Ada Apa? – Page 3

    Rupiah Rontok Hari Ini, Ada Apa? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar Rupiah (IDR) kembali melemah terhadap Dolar AS (USD) pada Kamis, 19 Juni 2025

    “Pada perdagangan sore ini, mata uang Rupiah ditutup melemah 93 point, setelah sebelumnya sempat melemah 100 point di level Rp16.406 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.312,” ungkap Pengamat Mata Uang dan Pasar Komoditas, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/6/2025).

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.400 – Rp16.460,” katanya.

    Pelemahan Rupiah terjadi setelah Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan utamanya tetap pada 4,25%–4,50%.

    Langkah tersebut mempertahankan ekspektasi untuk dua kali pemotongan suku bunga seperempat poin akhir tahun ini.

    Dalam pernyataannya, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan bahwa inflasi harga barang kemungkinan akan meningkat musim panas ini, karena tarif yang baru-baru ini diberlakukan oleh Presiden Trump mulai melewati rantai pasokan ke konsumen.

    The Fed memproyeksikan laju pelonggaran yang lebih lambat ke depannya, memperkirakan suku bunga akan turun menjadi 3,6% pada tahun 2026, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,4%. Untuk tahun 2027, ia melihat suku bunga pada 3,4%, direvisi naik dari 3,1%.

     

  • Harga Emas 1 Gram 19 Juni 2025, Ternyata Ini yang Termurah – Page 3

    Harga Emas 1 Gram 19 Juni 2025, Ternyata Ini yang Termurah – Page 3

    Sebelumnya, harga emas dunia diperkirakan akan stagnan dalam perdagangan Rabu malam, 18 Juni 2025 dan Kamis, 19 Juni 2025.

    “Harga emas dunia kemungkinan besar masih akan datar kalau seandainya melemah juga ke USD 3.362. Kalau seandainya dia mental, turunnya tidak terlalu dalam dan kembali ke USD3.421,” ungkap pengamat pasar komoditas, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

    Ibrahim menjelaskan, harga emas dunia stagnan karena investor sedang menunggu keputusan Bank Sentral Amerika Serikat yang akan melakukan pertemuan.

    “Sebenarnya investor sudah tahu bahwa Bank Sentral AS akan mempertahankan suku bunga tetapi sedang menunggu testimoni dari Bank Sentral Amerika tentang penurunan suku bunga ke depannya. Ini yang sedang ditunggu oleh pasar,” jelasnya.

    Ibrahim menyebut, ada kemungkinan besar bahwa The Fed dan testimoni dalam tahun 2025 akan menurunkan suku bunga. Pasalnya, inflasi AS mencatat angka yang terus sesuai dengan ekspetasi.

    “Sehingga apa? Sehingga harga emas dunia akan kembali melesat. Kalau seandainya sesuai dengan ekspetasi yang saya katakan tadi ada kemungkinan akan kembali ke USD 3.462,” bebernya.

     

  • Harga Emas Hari Ini Naik Terbatas Usai The Fed Tahan Suku Bunga – Page 3

    Harga Emas Hari Ini Naik Terbatas Usai The Fed Tahan Suku Bunga – Page 3

    Sebelumnya, harga emas dunia diperkirakan akan stagnan dalam perdagangan Rabu malam (18/6) dan Kamis besok (19/6)

    “Harga emas dunia kemungkinan besar masih akan datar kalau seandainya melemah juga ke USD 3.362. Kalau seandainya dia mental, turunnya tidak terlalu dalam dan kembali ke USD3.421,” ungkap pengamat pasar komoditas, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

    Ibrahim menjelaskan, harga emas dunia stagnan karena investor sedang menunggu keputusan Bank Sentral Amerika Serikat yang akan melakukan pertemuan.

    “Sebenarnya investor sudah tahu bahwa Bank Sentral AS akan mempertahankan suku bunga tetapi sedang menunggu testimoni dari Bank Sentral Amerika tentang penurunan suku bunga ke depannya. Ini yang sedang ditunggu oleh pasar,” jelasnya.

    Ibrahim menyebut, ada kemungkinan besar bahwa The Fed dan testimoni dalam tahun 2025 akan menurunkan suku bunga. Pasalnya, inflasi AS mencatat angka yang terus sesuai dengan ekspetasi.

    “Sehingga apa? Sehingga harga emas dunia akan kembali melesat. Kalau seandainya sesuai dengan ekspetasi yang saya katakan tadi ada kemungkinan akan kembali ke USD 3.462,” bebernya.

     

     

  • Israel & Iran Makin Panas, Harga Emas Diramal Tembus Rp 2 Juta/Gram

    Israel & Iran Makin Panas, Harga Emas Diramal Tembus Rp 2 Juta/Gram

    Jakarta

    Panasnya konflik di timur tengah dinilai dapat membuat harga emas terus meroket. Analis menilai harga emas bisa menyentuh Rp 2 juta per gram dalam waktu dekat jika ekskalasi terus terjadi dan meluas.

    Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures Lukman Leong menyatakan harga emas diperkirakan bisa menyentuh harga US$ 3.800 atau sekitar Rp 61,5 juta troy ons (kurs Rp 16.200). Bila diubah ke gram jumlahnya menjadi Rp 2,1 jutaan.

    “Eskalasi Iran Israel akan mempercepat kenaikan harga emas. Upside harga emas internasional masih cukup besar, untuk tahun ini diperkirakan paling tidak maish akan naik 10% mencapai US$ 3.800 (per troy ons), artinya harga di Indonesia dengan asumsi kurs sekarang, akan berkisar Rp 2 jutaan per gram,” beber Lukman ketika dihubungi detikcom pada Minggu (15/6/2025).

    Di Jakarta, melansir data website resmi Antam Logam Mulia, harga emas sendiri sudah menyentuh ke angka Rp 1.964.900 per gram per hari ini.

    Sementara itu, pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi juga mengatakan harga emas akan terus meroket ke tingkat Rp 2 juta per gram. Prediksinya, emas paling tinggi berada di harga US$ 3.500 per troy ons atau sekitar Rp 2 juta per gram.

    Menurutnya, kondisi geopolitik dunia mendorong emas sebagai safe haven lebih banyak dibeli oleh investor di tengah ketidakpastian yang terjadi. Ketidakpastian yang pertama tentu hadir dari panasnya konflik Israel dan Iran, apalagi saat ini sudah terjadi saling berbalas serang antar kedua negara.

    “Salah satu penyebabnya adalah geopolitik di Timur Tengah yang terus memanas di mana Israel melakukan penyerangan pada saat pagi terhadap wilayah-wilayah Iran. Salah satunya adalah Teheran. Nah, ini pun juga dibalas lagi siangnya Iran melakukan penyerangan terhadap wilayah-wilayah Israel. Nah, ini yang membuat satu kegemparan dunia,” papar Ibrahim dalam keterangannya.

    Ketegangan politik juga masih menghangat di Eropa. Rusia dan Ukraina kembali saling serang dan menghangatkan peperangan di kedua negara yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

    Selain itu pasar juga masih mencermati ketidakpastian yang terjadi pada proses negosiasi tarif impor Amerika Serikat (AS), khususnya negosiasi dengan China. Perang dagang masih dikhawatirkan terjadi.

    “Ketegangan geopolitik baik di Timur Tengah, di Eropa, maupun di Amerika ini mendukung penguatan terhadap harga emas dunia,” sebut Ibrahim.

    (kil/kil)

  • Harga Gelang Emas Hari Ini 14 Juni 2025, Berapa Paling Murah? – Page 3

    Harga Gelang Emas Hari Ini 14 Juni 2025, Berapa Paling Murah? – Page 3

    Harga emas dunia diperkirakan akan menuju level USD 3.500 pada perdagangan Senin depan (16/6).

    Pengamat komoditas, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa salah satu penyebab harga emas menguat adalah konfisi geopolitik di Timur Tengah yang terus memanas, dimana Israel melakukan penyerangan terhadap wilayah-wilayah Iran.

    “Ini yang membuat satu gambaran dunia dimana, bahwa tanpa bantuan dari Amerika, Iran secara independen melakukan penyerangan,” ungkap Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (14/6/2025).

    “Ini yang cukup menarik bagi pasar. Sehingga harga emas dunia terus mengalami penaikan,” ujarnya.

    Faktor pendorong kedua adalah kondisi geopolitik di Eropa yang juga memanas, di mana Rusia melancarkan serangan balasan terhadap Ukraina usai menyerang 41 pesawat Rusia.

    Update Perang Dagang

    Selain itu, perkembangan perang dagang menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump pada biaya impor terhadap negara-negara mitra dagang, hingga menimbulkan kekhawatira bagi pasar bahwa perang dagang antara Amerika dan Tiongkok masih belum terselesaikan.

    “Ditambah lagi bahwa Trump akan memberlakukan biaya impor sepihak untuk negara-negara yang terdampak biaya impor dengan Amerika. Nah ini yang cukup menarik. Di sisi lain pun juga tentang masalah demonstrasi di Los Angeles,” papar Ibrahim.

    “Ini juga cukup menarik bagi pasar sehingga ketegangan geopolitik baik di Timur Tengah di Eropa maupun di Amerika ini mendukung penguatan terhadap harga emas dunia,” tambahnya.

     

  • Rupiah Perkasa Hari Ini, Simak Prediksi Kamis 12 Juni 2025 – Page 3

    Rupiah Perkasa Hari Ini, Simak Prediksi Kamis 12 Juni 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan pada Rabu ini. Rupiah ditutup menguat 16 poin terhadap Dolar AS, setelah sebelumnya sempat menguat 25 poin di level Rp 16.258 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.274.

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.250 – Rp 16.300,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (11/6/2025).

    USD melemah setelah pengadilan banding AS memerintahkan agar kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump tetap berlaku karena mempertimbangkan putusan sebelumnya yang memblokir rencana tarifnya.

    “Berita tentang putusan tersebut mengimbangi beberapa optimisme atas pernyataan AS dan Tiongkok bahwa mereka telah mencapai kerangka kerja untuk pembicaraan perdagangan, meskipun para pejabat memberikan sedikit rincian aktual tentang perjanjian tersebut,” papar Ibrahim.

    Para pejabat AS mengatakan perjanjian itu akan meresmikan deeskalasi perdagangan yang dicapai AS dan Tiongkok di Jenewa, Swiss beberapa waktu lalu, sekaligus membantu menyelesaikan masalah ekspor tanah jarang Tiongkok dan pembatasan AS atas penjualan chip.

    “Fokus sekarang tertuju pada data inflasi indeks harga konsumen AS yang utama, yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk isyarat lebih lanjut tentang ekonomi terbesar di dunia tersebut. Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi sedikit menguat pada bulan Mei, tetap stabil di sekitar level yang terlihat sepanjang sebagian besar tahun 2025,” kata Ibrahim.

    Adapun data inflasi AS yang menunjukkan kenaikan mendorong Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga.

     

  • Rupiah Ungguli Dolar AS Hari Ini Rabu 4 Juni 2025, Kembali Dekati Level 16.250 – Page 3

    Rupiah Ungguli Dolar AS Hari Ini Rabu 4 Juni 2025, Kembali Dekati Level 16.250 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada Rabu, 4 Juni 2025.

    Nilai tukar rupiah ditutup menguat 14 poin terhadap dolar AS (USD), yang sebelumnya melemah 10 poin di level1 6.294 dari penutupan sebelumnya di level 16.308. 

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.250 – Rp16.300,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/6/2025).

    Pelemahan dolar AS terjadi ketika para pedagang mempertanyakan dampak ekonomi dari kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump, setelah memutuskan untuk menaikkan tarif pada impor baja dan aluminium.

    “Data penggajian nonpertanian yang akan dirilis hari Jumat ini akan memberikan lebih banyak petunjuk” kata Ibrahim.

    Baru-baru ini, beberapa pejabat Gedung Putih mengisyaratkan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akan mengadakan panggilan telepon untuk berdiskusi terkait perkembangan tarif dagang kedua negara.

    Ibrahim melihat, berita tentang potensi dialog tersebut memicu harapan pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok akan meningkat, terutama setelah pejabat AS mengakui negosiasi telah terhenti dalam beberapa minggu terakhir. 

    “Pasar berharap kesepakatan perdagangan yang lebih permanen, setelah Washington dan Beijing sepakat untuk menurunkan tarif perdagangan mereka untuk sementara waktu pada bulan Mei,” paparnya.

    Selain itu, beberapa pejabat Federal Reserve menegaskan kembali bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah dalam waktu dekat. Adapun meningkatnya ketegangan militer antara Rusia dan Ukraina juga menjadi perhatian pasar.