Tag: Ibrahim Assuaibi

  • Ancaman di Balik Maraton Rekor Harga Emas

    Ancaman di Balik Maraton Rekor Harga Emas

    Jakarta

    Harga emas mencapai titik tertingginya sepanjang masa pada Selasa (1/4) kemarin. Nilai komoditas logam mulia ini diperkirakan akan terus meningkat saat pasar menunggu rincian tarif timbal balik Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang akan segera diumumkan tengah pekan ini.

    Mengutip Reuters, Selasa (1/4/25), harga emas batangan telah mencapai rekor tertinggi untuk sesi keempat berturut-turut, menyentuh US$ 3.139,78 per ons. Sementara di dalam negeri, harga emas keluaran Logam Mulia Antam 24 Karat hari ini naik Rp 20.000 dan kembali memecahkan rekor termahal sepanjang sejarah ke level Rp 1.826.000 per gram.

    “Di samping penghindaran risiko umum, investor meningkatkan alokasi ke emas karena kebijakan perdagangan pemerintahan Trump mengancam status cadangan khusus dolar,” kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com.

    Di sisi lain pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan-kebijakan dari Trump yang membuat Dolar AS menguat, maka berdampak pada harga emas yang terus melambung tinggi.

    “Kemarin saya prediksi di Maret itu tembus di level US$ 3.100 (per troy ons) antara Jumat dan Senin tanggal 31 Maret. Rupanya, tembus di level US$ 3.200 (per troy ons). Lebih tinggi dari prediksi saya. Karena prediksi saya di semester pertama 2025 itu di angka US$ 3.150 (per troy) ons,” kata Ibrahim kepada detikcom, Selasa (1/4/2025).

    Lebih lanjut ia bilang, meroketnya harga emas juga dipicu adanya perang dagang. Sebagai contoh, kebijakan perang dagang yang akan berlaku per 2 April 2025 terhadap negara-negara yang surplus neraca perdagangannya.

    “Neraca perdagangan bukan saja nanti berarti Tiongkok, Eropa, Kanada dan Meksiko. Bisa saja Indonesia masuk, karena sampai saat ini Indonesia pun juga masih surplus neraca perdagangannya dengan Amerika,” katanya melanjutkan.

    Hal kedua, terbangnya harga emas juga dipicu kondisi geopolitik di Timur Tengah. Saat hari pertama Idulfitri, masyarakat yang ada di Jalur Gaza mengalami insiden pengeboman di wilayah tersebut.

    “Kemudian, yang menarik yang terakhir adalah Trump mengancam akan mengebom Iran, kalau tidak ada kerja sama untuk masalah reaktor nuklirnya. Artinya, sudah jelas bahwa pemerintahan Trump itu diktator,” ia mengelaborasi.

    “Ini yang membuat harga emas kemungkinan besar akan mencetak rekor baru. Kemungkinan besar, angka US$ 3.150 (per troy ons) di bulan April ini kemungkinan tercapai. Kalau tidak di minggu ini, ya di minggu depan. Semua ekspektasi gagal total semua. Melebihi ekspektasi, karena gonjang-ganjing perang dagang ini cukup luar biasa,” tutupnya.

    (igo/eds)

  • Perang Dagang Trump Bikin Geger Harga Emas Hingga Rupiah

    Perang Dagang Trump Bikin Geger Harga Emas Hingga Rupiah

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, akan mengumumkan tarif baru yang rencananya dikenakan kepada semua negara. Rencananya, pada Rabu, 2 April 2025 Trump akan mengumumkan pungutan timbal balik lantaran praktik dagang yang dianggap tidak adil oleh pemerintahannya. Hal ini berpotensi pada kian meroketnya harga emas.

    Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan-kebijakan dari Trump yang membuat Dolar AS menguat, maka berdampak pada harga emas yang terus melambung tinggi.

    “Kemarin saya prediksi di Maret itu tembus di level US$ 3.100 (per troy ons) antara Jumat dan Senin tanggal 31 Maret. Rupanya, tembus di level US$ 3.200 (per troy ons). Lebih tinggi dari prediksi saya. Karena prediksi saya di semester pertama 2025 itu di angka US$ 3.150 (per troy) ons,” kata Ibrahim kepada detikcom, Selasa (1/4/2025).

    Lebih lanjut ia bilang, meroketnya harga emas juga dipicu adanya perang dagang. Sebagai contoh, kebijakan perang dagang yang akan berlaku per 2 April 2025 terhadap negara-negara yang surplus neraca perdagangannya.

    “Neraca perdagangan bukan saja nanti berarti Tiongkok, Eropa, Kanada dan Meksiko. Bisa saja Indonesia masuk, karena sampai saat ini Indonesia pun juga masih surplus neraca perdagangannya dengan Amerika,” katanya melanjutkan.

    Hal kedua, terbangnya harga emas juga dipicu kondisi geopolitik di Timur Tengah. Saat hari pertama Idulfitri, masyarakat yang ada di Jalur Gaza mengalami insiden pengeboman di wilayah tersebut.

    “Kemudian, yang menarik yang terakhir adalah Trump mengancam akan mengebom Iran, kalau tidak ada kerja sama untuk masalah reaktor nuklirnya. Artinya, sudah jelas bahwa pemerintahan Trump itu diktator,” ia mengelaborasi.

    “Ini yang membuat harga emas kemungkinan besar akan mencetak rekor baru. Kemungkinan besar, angka US$ 3.150 (per troy ons) di bulan April ini kemungkinan tercapai. Kalau tidak di minggu ini, ya di minggu depan. Semua ekspektasi gagal total semua. Melebihi ekspektasi, karena gonjang-ganjing perang dagang ini cukup luar biasa,” katanya.

    Tidak cuma itu, Ibrahim bilang, kebijakan Trump ini juga berpotensi melemahkan rupiah. Ia khawatir rupiah akan longsor ke angka Rp 17 ribu per US$ 1.

    “Ada ketakutan saya, rupiah ini akan mendekati Rp 17 ribu (per US$ 1). Karena kita tahu bahwa pasar pun juga masih libur sampai tanggal 7 April. Bank Indonesia pun juga tidak melakukan intervensi di pasar. Ini kemungkinan besar Rupiah pun juga akan melemah,” kata Ibrahim

    “Dari kebijakan ini, pasti yang akan terasa nanti adalah barang-barang impor. Karena batu bara, nikel, CPO (crude palm oil) ini pun juga masuk di Amerika. Artinya, pada saat nanti mereka masuk dan kena biaya impor, anggaplah 25% harganya akan dinaikkan. Berarti, pemerintah Indonesia harus mencari pasar baru,” ungkapnya.

    Masih belum ada kejelasan apakah Indonesia akan dikenakan tarif impor juga oleh AS. Namun ia menilai, pemerintah perlu melakukan persiapan dalam menghadapi kebijakan perang dagang besutan Trump ini.

    “Kita belum tahu nanti pernyataan (Trump) besok, apakah Indonesia akan kena juga terhadap perang dagang ini? Kita tahu sendiri, bahwa saat ini Indonesia pun juga sedang mengalami permasalahan ekonomi. Bukan hanya Indonesia, hampir semua negara. Apalagi nanti seandainya Indonesia masuk dalam kancah negara-negara yang surplus, ini pun juga harus siap-siap pemerintah melakukan tanggapan secepatnya,” ungkapnya.

    Ibrahim menilai, neraca perdagangan Indonesia dengan AS juga bisa terganggu. Meski, tidak menutup kemungkinan Indonesia juga bisa melirik potensi keuntungan dari kebijakan AS ini.

    “Masalah perang dagang di 2 April itu, saya sebagai seorang pengamat sudah empis-empisan bahwa ini akan terjadi seperti ini. Apalagi, defisit fiskal yang kemungkinan besar akan melebar,” tutupnya.

    (eds/eds)

  • Rupiah Sentuh Level Terendah Saat Krismon 1998, BI Ungkap Hal Ini, Pemerintah Yakin Hanya Sementara – Halaman all

    Rupiah Sentuh Level Terendah Saat Krismon 1998, BI Ungkap Hal Ini, Pemerintah Yakin Hanya Sementara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS  pada pekan ini mengalami tekanan, hingga sempat menyentuh level terendah sejak krisis moneter (krismon) pada 1998.

    Tercatat, nilai tukar rupiah sempat melemah hingga 0,5 persen ke level Rp 16.641 per dolar AS pada Selasa (25/3/2025), level terlemahnya sejak Juni 1998 di posisi Rp16.650.

    Namun, pelemahan tersebut berangsur mereda karena pada akhir perdagangan hari itu sudah ke level Rp16.590 per dolar AS.

    Mengutip Bloomberg, rupiah pada akhir perdagangan Rabu (26/6/2025), berhasil menjauhi level krismon dengan posisi Rp16.587 per dolar AS.

    Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Solikin M. Juhro, menjabarkan pelemahan rupiah pada saat ini jelas jauh berbeda dengan kondisi krismon 1998.

    “Kalau kita simpulkan, apakah kondisi saat ini masih jauh dari 1998? Saya berani afirmasi, ini masih jauh,” ujar Solikin di Jakarta, Rabu (26/3/2020>

    Adapun perbedaan pelemahan rupiah saat ini dengan 1998 yaitu tidak terjadi penurunan tajam.

    Pada 1998, rupiah terjun bebas dari di bawah Rp 10.000 per dolar AS langsung ke level Rp 16.000 per dolar AS dalam waktu singkat. 

    Saat ini, depresiasi rupiah terjadi secara bertahap sejak berada di level Rp 15.000 per dollar AS. 

    Selain itu, krisis 1998 juga disertai dengan kerentanan ekonomi yang tidak dapat dimitigasi oleh pemerintah, menyebabkan resesi. 

    Saat itu, cadangan devisa Indonesia hanya sekitar 20 miliar dollar AS. Kini, kondisi lebih terkendali dengan cadangan devisa mencapai 154,5 miliar dollar AS per akhir Februari 2025. 

    “Dulu, kerentanan di sektor keuangan dan utang tidak teridentifikasi dengan baik. Sekarang BI dan pemerintah sudah memiliki mekanisme lebih kuat untuk mendeteksi potensi pelemahan ekonomi,” jelas Solikin. 

    Solikin pun menyebut, kondisi ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibanding 1998.

    Indikator seperti produk domestik bruto (PDB), inflasi, kredit, permodalan, dan transaksi berjalan masih dalam kondisi stabil. 

    Namun, BI dan pemerintah tetap mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, termasuk faktor sosial, politik, serta kemajuan teknologi yang dapat memicu ketidakstabilan. 

    “Krisis bisa muncul dari faktor di luar ekonomi, seperti operasional atau teknologi digital. Itu sebabnya, penanganan krisis harus dilakukan secara terintegrasi,” tuturnya.  

    Pelemahan Rupiah Hanya Bersifat Sementara

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat sekarang ini. 

    Selain itu, kondisi pasar saham sekarang ini sudah mulai menguat atau rebound setelah sempat turun beberapa waktu lalu. 

    Hal itu disampaikan Airlangga, merespon nilai tukar rupiah yang  merosot terhadap dolar AS.

    “Iya kan ini harian nanti kita lihat. Kan fundamental ekonomi kuat terus pasar juga sudah rebound. Kemarin ekspetasi mengenai RUPS mandiri dan RUPS BRI kan baik outcome-nya,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/3/2025).

    Menurut Airlangga, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang fluktuatif merupakan hal biasa. Namun melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar sekarang ini salah satunya dipengaruhi faktor eksternal.

    “Kita sudah melihat tentu masih ada beberapa faktor sentimental luar,” kata Airlangga.

    Airlangga yakin bahwa kondisi nilai tukar rupiah akan membaik. 

    “Ya nanti rebound lagi,” kata Airlangga.

    Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan, mengungkap faktor dari luar dan dalam negeri yang menyebabkan anjloknya nilai tukar.

    “Geopolitik masih terus memanas, dimana Amerika sudah mengancam terhadap Iran, sudah memberikan satu ultimatum perang atau menghentikan reaktor nuklirnya. Artinya apa? Ini suatu ancaman untuk negara-negara Timur Tengah bahwa Amerika siap melakukan penyerangan terhadap Iran,” ujar Ibrahim.

    Selain itu, ketegangan terus terjadi di Jalur Gaza. Serangan Israel di sana menuai kritikan dari masyarakat Israel sendiri yang tengah melakukan demonstrasi. 

    Lalu, faktor lainnya dimana Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengumumkan mengenai kebijakan tarif impor besar-besaran yang dijadwalkan diumumkan pada 2 April.

    Paket tarif yang akan diumumkan pada 2 April akan berfokus pada tarif resiprokal, yaitu tarif yang ditentukan berdasarkan kebijakan perdagangan negara mitra terhadap produk AS.

    “Ini yang memberatkan pasar. Memberatkan pasar sehingga harga-harga akan kembali mengalami kenaikan,” kata Ibrahim.

    Sedangkan dari dalam negeri, faktor-faktor yang mempengaruhi anjloknya nilai tukar, yakni soal pengumuman Danantara, pernyataan Presiden Prabowo Subainto bahwa saham adalah judi, hingga membuat frustasi para investor.

    “Ucapan-ucapan Presiden yang mengatakan bahwa saham adalah judi. Kemudian, efek harga saham jatuh dalam hubungannya dengan masyarakat kelas bawah, dan lain-lain, ini pun juga membuat frustasi bagi para investor sehingga banyak investor asing keluar dari pasar modal Indonesia,” tutur Ibrahim.

    Kemudian, menurut Ibrahim, pasar modal enggan diintervensi pemerintah. Misalnya, dengan keterlibatan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang ikut memantau pergerakan harga saham di Tanah Air saat ini.

    “Adanya intervensi pemerintah terhadap mekanisme pasar, terhadap pasar modal sehingga dianggap bahwa ini tidak aman bagi para investor. Investor menginginkan pemerintah dan lembaga-lembaga tertentu hanya mengawasi saja,” ucap Ibrahim.

  • Respons Melemahnya Rupiah dan Turunnya IHSG, Airlangga Tegaskan Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat – Halaman all

    Respons Melemahnya Rupiah dan Turunnya IHSG, Airlangga Tegaskan Fundamental Ekonomi Indonesia Kuat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat sekarang ini. Selain itu, kondisi pasar saham sekarang ini sudah mulai rebound setelah sempat turun beberapa waktu lalu. 

    Hal itu disampaikan Airlangga, merespons nilai tukar Rupiah yang  merosot terhadap dollar AS.

    “Iya kan ini harian nanti kita lihat. Kan fundamental ekonomi kuat terus pasar juga sudah rebound. Kemarin ekspektasi mengenai RUPS mandiri dan RUPS BRI kan baik outcome-nya,” kata Airlangga di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/3/2025).

    Menurut Airlangga, nilai tukar rupiah terhadap dollar yang fluktuatif merupakan hal biasa. Namun, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar sekarang ini salah satunya dipengaruhi faktor eksternal.

    “Kita sudah melihat tentu masih ada beberapa faktor sentimental luar,” kata Airlangga.

    Airlangga yakin bahwa kondisi nilai tukar rupiah akan membaik. Hal itu sama halnya dengan IHSG yang dengan cepat mengalami rebound.

    “Ya nanti rebound lagi,” kata Airlangga.

    Sebelumnya, nilai rupiah sempat anjlok hingga level Rp 16.641 per Selasa (25/3/2025) pukul 9.41 WIB di pasar spot. Nyaris menyentuh rekor terendah rupiah di Rp 16.650 pada 17 Juni 1998, ketika Indonesia dilanda krisis moneter.

    Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan, rupiah dalam perdagangan hari ini terus mengalami pelemahan. Hingga pada pukul 12.23 WIB di level Rp 16.600-an. Ibrahim menyebut, terdapat faktor dari luar dan dalam negeri yang menyebabkan anjloknya nilai tukar.

    “Geopolitik masih terus memanas, dimana Amerika sudah mengancam terhadap Iran, sudah memberikan satu ultimatum perang atau menghentikan reaktor nuklirnya. Artinya apa? Ini suatu ancaman untuk negara-negara Timur Tengah bahwa Amerika siap melakukan penyerangan terhadap Iran,” ujar Ibrahim di Jakarta, Selasa (25/3/2025).

    Selain itu, ketegangan terus terjadi di Jalur Gaza. Serangan Israel di sana menuai kritikan dari masyarakat Israel sendiri yang tengah melakukan demonstrasi. Lalu, faktor lainnya dimana Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan mengumumkan mengenai kebijakan tarif impor besar-besaran yang dijadwalkan diumumkan pada 2 April.

    Paket tarif yang akan diumumkan pada 2 April akan berfokus pada tarif resiprokal, yaitu tarif yang ditentukan berdasarkan kebijakan perdagangan negara mitra terhadap produk AS.

    “Ini yang memberatkan pasar. Memberatkan pasar sehingga harga-harga akan kembali mengalami kenaikan,” kata Ibrahim.

    Sedangkan dari dalam negeri, faktor-faktor yang mempengaruhi anjloknya nilai tukar, yakni soal pengumuman Danantara, pernyataan Presiden Prabowo Subianto bahwa saham adalah judi, hingga membuat frustasi para investor.

    “Ucapan-ucapan Presiden yang mengatakan bahwa saham adalah judi. Kemudian, efek harga saham jatuh dalam hubungannya dengan masyarakat kelas bawah, dan lain-lain, ini pun juga membuat frustasi bagi para investor sehingga banyak investor asing keluar dari pasar modal Indonesia,” tutur Ibrahim.

    Kemudian, menurut Ibrahim, pasar modal enggan diintervensi pemerintah. Misalnya, dengan keterlibatan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang ikut memantau pergerakan harga saham di Tanah Air saat ini.

    “Adanya intervensi pemerintah terhadap mekanisme pasar, terhadap pasar modal sehingga dianggap bahwa ini tidak aman bagi para investor. Investor menginginkan pemerintah dan lembaga-lembaga tertentu hanya mengawasi saja,” ucap Ibrahim. (*)

  • Rupiah Ditutup Ambruk ke 16.600 per Dolar AS Selasa 25 Maret 2025 – Page 3

    Rupiah Ditutup Ambruk ke 16.600 per Dolar AS Selasa 25 Maret 2025 – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta Rupiah (IDR) ditutup melemah 45 point terhadap Dolar AS (USD) pada Selasa, 25 Maret 2025 setelah sebelumnya sempat melemah 55 point dilevel Rp 16.612 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.567.

    “Sedangkan untuk perdagangan sore ini, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 16.610 – Rp 16.660,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/3/2025).

    Rupiah melemah di tengah kekhawatiran ekonomi imbas meningkatnya ketegangan perdagangan global.

    Hal ini menyusul pengumuman dari Presiden AS Donald Trump, mengatakan tarif impor mobil akan segera diberlakukan bahkan saat ia mengindikasikan bahwa tidak semua pungutan pada 2 April mendatangZ 

    “Selain itu, Kehati-hatian Federal Reserve dalam pemangkasan suku bunga kemungkinan telah mencegah sentimen bearish lebih lanjut terakumulasi pada dolar, tetapi kami pikir sebagian besar penerapan tarif AS pada tanggal 2 April mendatang yang memaksa beberapa orang untuk berpikir ulang tentang perdagangan jangka pendek USD,” jelas Ibrahim.

    Namun, laporan media selama akhir pekan menunjukkan bahwa Trump berencana untuk menerapkan pendekatan yang lebih selektif terhadap tarif timbal balik mulai bulan depan. 

    Ibrahim menyoroti, alih-alih mengenakan pungutan yang luas di seluruh industri

    , pemerintahan Trump diharapkan untuk fokus pada negara-negara dengan ketidakseimbangan perdagangan yang signifikan dengan AS.

    “Kemudian, Investor juga memantau pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina,” kata Ibrahim. 

     

     

  • Rupiah Anjlok terhadap Dolar AS, Bos VKTR Pilih Transaksi Pakai Renminbi – Page 3

    Rupiah Anjlok terhadap Dolar AS, Bos VKTR Pilih Transaksi Pakai Renminbi – Page 3

    Diwartakan sebelumnya, rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah melemah sebesar 66 poin atau 0,40 persen menjadi Rp 16.568 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.502 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin ini di Jakarta. 

    Sedangkan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp 16.561 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.501 per dolar AS.

    Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah dan telah menyentuh level 16.620 terhadap Dolar Amerika Serikat. 

    Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, gerak rupiah yang lesu terhadap dolar AS terjadi seiring kondisi eksternal dengan ketegangan geopolitik yang terus memanas. Ketegangan ini salah satunya sikap Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, yang memberikan satu ultimatum perang atau menghentikan reaktor nuklir. 

    Kemudian juga ada ketegangan di Gaza yang kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan darat tahap kedua, hingga memicu demonstrasi di antara masyarakat Israel sendiri.

    “Di sisi lainpun juga tentang masalah kelompok Houthi di Yaman yang terus melakukan penyerangan terhadap kapal-kapal berlayar di Laut Hitam, begitu masif sehingga hampir 80 persen kapal-kapal dagang yang melalui Laut Hitam itu mereka berbelok ke Afrika,” papar Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/3/2025).

     

     

  • Dolar AS Melemah, Rupiah Dibuka Perkasa ke Level Segini – Page 3

    Dolar AS Melemah, Rupiah Dibuka Perkasa ke Level Segini – Page 3

    Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi menilai bahwa Rupiah masih sulit untuk kembali ke level 15.000 per dolar AS di tengah bulan Suci Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025.

    Ibrahim mencatat, pelemahan Rupiah masih didorong oleh situasi perang dagang AS-China yang mencakup serangkaian tarif impor baru, serta tarif uang diperluas ke negara-negara Eropa, Kanada, hingga Meksiko.

    “(Selama) Ramadhan dan Lebaran, sepertinya untuk Rupiah di bawah Rp16.000 berat ya. Karena ada masalah perang dagang, walaupun tadi malam rilis data CPI melambat sehingga inflasi AS turun,” kata Ibrahim kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (13/3/2025).

    Ibrahim melihat, turunnya inflasi AS menandai bahwa persng dagang belum memberikan implikasi yang berat pada perekonomian AS, dan ada kemungkinan Federal Reserve yntuk memangkas suku bunga hingga tiga kali tahun ini.

    “Tetapi saya melihat bahwa data CPI yang tadi malam rilis itu belum mencerminkan kondisi ekonomi di Amerika. Karena banyak orang beranggapan bahwa Amerika kemungkinan besar akan masuk resesi apabila terus melakukan perang dagang dengan negara-negara mitra bisnisnya seperti Tiongkok, Eropa, Meksiko, Kanada,” paparnya.

    “Kondisi ini yang sebenarnya membuat dolar ini berfluktuasi,” sambung Ibrahim.

     

  • Rupiah Hari Ini Turun Imbas Meningkatnya Ketegangan Perdagangan Global

    Rupiah Hari Ini Turun Imbas Meningkatnya Ketegangan Perdagangan Global

    Jakarta, Beritaatu.com – Nilai tukar rupiah hari ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada Selasa (11/3/2025) pagi, tertekan oleh meningkatnya ketegangan dalam perdagangan global.

    Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.29 WIB di pasar spot exchange, rupiah hari ini turun 41 poin atau 0,25% ke posisi Rp 16.408 per dolar AS. Pada perdagangan sebelumnya, Senin (10/3/2025), rupiah sempat ditutup melemah 72,5 poin (0,44%) di level Rp 16.367 per dolar AS.

    Analis mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, investor cenderung bersikap hati-hati di tengah kekhawatiran terhadap kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, pekan lalu.

    Trump meningkatkan ketegangan perdagangan dengan menerapkan tarif 25% terhadap barang impor dari Kanada dan Meksiko, serta menaikkan bea masuk untuk produk-produk China hingga 20%.

    “Meski begitu, Trump kemudian memberikan kelonggaran dengan menunda pemberlakuan tarif selama empat minggu untuk sebagian besar produk dari Meksiko dan Kanada. Namun, ia tetap mempertahankan kebijakan tarifnya terhadap China,” ujar Ibrahim pada Senin (10/3/2025).

    Sebelumnya, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menegaskan, Trump tetap kukuh dalam menekan Meksiko, Kanada, dan China melalui tarif perdagangan, sebagai respons terhadap cara negara-negara tersebut menangani isu fentanyl.

    Saat rupiah hari ini turun, rupee India juga jatuh tinggi mencapai 0,52% menjadi 87,3 rupee per dolar AS dan ringgit Malaysia turun 0,26% menjadi 4,43 ringgit per dolar AS.

  • Kebijakan Prabowo Ini Bisa Bikin Rupiah Tumbangkan Dolar AS, Apa Itu? – Page 3

    Kebijakan Prabowo Ini Bisa Bikin Rupiah Tumbangkan Dolar AS, Apa Itu? – Page 3

    Sebelumnya, Rupiah mengalami pelemahan pada Kamis, 6 Maret 2025.

    Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa Rupiah terpantau ditutup melemah 27 point terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 50 point di level Rp.16.339 dari penutupan sebelumnya di level Rp.16.312.

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.320 – Rp 16.370,” kata Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Jumat (7/3). Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump telah mulai memberlakukan tarif impor terhadap Tiongkok, Kanada, dan Meksiko mulai minggu ini.

    Trump menyoroti rencana untuk tindakan tarif yang lebih ketat selama pidatonya di Kongres. “Rencana Trump untuk tarif timbal balik juga akan berdampak pada ekonomi berorientasi ekspor utama di Asia, terutama Korea Selatan, Australia, Taiwan, dan Singapura,” Ibrahim menyoroti.

    “Namun, pasar sedikit lega setelah Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan bahwa Trump mungkin terbuka untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan Kanada dan Meksiko,” lanjutnya.

     

  • Rupiah kembali menguat hingga 58 poin jadi Rp16.293 per dolar AS

    Rupiah kembali menguat hingga 58 poin jadi Rp16.293 per dolar AS

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Rupiah kembali menguat hingga 58 poin jadi Rp16.293 per dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 05 Februari 2025 – 18:56 WIB

    Elshinta.com – Nilai tukar rupiah (kurs) pada penutupan perdagangan hari Rabu di Jakarta menguat hingga 58 poin atau 0,36 persen menjadi Rp16.293 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.351 per dolar AS.

    Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu turut menguat ke level Rp16.308 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.365 per dolar AS.

    “Kekhawatiran tentang perang dagang global yang berlarut-larut sedikit mereda semalam menyusul kesepakatan menit-menit terakhir Trump dengan Kanada dan Meksiko (terkait penundaan implementasi kebijakan tarif perdagangan AS kepada kedua negara tersebut),” ujar Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

    Seperti diketahui, Trump melakukan penundaan rencana memberlakukan kebijakan tarif perdagangan terhadap Kanada dan Meksiko.

    Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum disebut telah sepakat untuk memperkuat upaya penegakan hukum perbatasan sebagai tanggapan atas tuntutan Trump menindak tegas imigrasi dan penyelundupan narkoba. Karena itu, pemberian tarif sebesar 25 persen akan ditunda selama 30 hari.

    Di samping itu, Tiongkok telah mengumumkan tarif balasan atas barang-barang AS mengingat Negeri Paman Sam tersebut baru memberlakukan kebijakan tarif ke Negeri Tirai Bambu sebesar 10 persen.

    Balasan yang diberikan Tiongkok sebesar 15 persen atas batu bara dan gas alam cair, serta tarif 10 persen atas minyak mentah, peralatan pertanian, dan kendaraan tertentu.

    “Tarif ini akan mulai berlaku pada 10 Februari 2025. Meskipun ada harapan akan adanya diskusi tingkat tinggi untuk meredakan situasi, Presiden Trump telah menyatakan bahwa ia tidak terburu-buru untuk berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping,” ucapnya.

    Sikap ini dinilai menunjukkan resolusi atas konflik perdagangan yang meningkat mungkin takkan segera terjadi, sehingga membuat pasar dan bisnis tak yakin tentang masa depan hubungan ekonomi AS-Tiongkok.

    “Meningkatnya ketegangan perdagangan telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi perang dagang skala penuh antara dua ekonomi terbesar di dunia,” ungkap Ibrahim.

    Sumber : Antara