Tag: Ibrahim Assuaibi

  • Harga Emas Bakal Terus Melonjak hingga Cetak Rekor, Antam Sudah Banderol Hampir Rp2 Juta per Gram – Halaman all

    Harga Emas Bakal Terus Melonjak hingga Cetak Rekor, Antam Sudah Banderol Hampir Rp2 Juta per Gram – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Harga emas diprediksi masih akan terus melonjak hingga mencatatkan rekor tertingginya.

    Harga emas global tercatat kembali sentuh rekor tertinggi terbaru di level US$ 3.343 per ons troi. Harga emas telah melambung 26,7 persen sejak awal tahun 2025. 

    Kenaikan tersebut, mendorong harga emas batangan Antam ikut terdongkrak, menembus rekor baru di kisaran Rp 1.975.000 per gram pada Kamis (17/4/2025), setelah mengalami kenaikan Rp 32.000 dari perdagangan sebelumnya. 

    Guru Besar Keuangan & Pasar Modal UI sekaligus pengamat pasar, Budi Frensidy menilai, lonjakan kenaikan harga emas saat ini belum menunjukkan tanda-tanda melambat dan masih memiliki potensi untuk terus berlanjut dalam waktu dekat. 

    Menurutnya, selama arus dana dalam jumlah besar terus mengalir ke instrumen emas sebagai aset lindung nilai, tekanan beli akan tetap kuat dan menopang penguatan harga.

    “Selama masih ada yang terus membeli dalam jumlah besar—yaitu miliaran dolar AS—harga emas masih mungkin akan naik,” terang Budi dikutip dari Kontan, Kamis (17/4/2025).

    Menurutnya, ada tiga alasan utama yang mendorong investor memburu emas. 

    Pertama, banyak yang terdorong ikut membeli karena melihat harga terus naik. “Motifnya bisa karena ikut-ikutan, tidak ingin ketinggalan momentum,” ujarnya.

    Kedua, banyak investor kini kebingungan menempatkan dana di tengah ketidakpastian global. 

    Instrumen seperti saham dan kripto dianggap kurang menarik, sehingga emas menjadi alternatif yang lebih aman.

    Ketiga, masih banyak investor yang belum memahami alternatif investasi lain yang cukup likuid. Alhasil, emas menjadi pilihan yang dianggap paling aman dan mudah dicairkan.

    Menariknya, lonjakan harga emas belakangan ini tidak hanya didorong investor ritel, tapi juga oleh investor besar. 

    Menurut Budi Frensidy, banyak dana yang masuk ke pasar emas berasal dari hasil penjualan US Treasury yaitu surat utang yang diterbitkan pemerintah Amerika Serikat. 

    Biasanya, obligasi ini dianggap sebagai salah satu aset paling aman di dunia. Namun belakangan, minat terhadap aset-aset safe haven seperti dolar AS dan obligasi pemerintah AS mulai menurun. 

    Budi menilai, hal ini dipengaruhi kebijakan Presiden AS yang sulit diprediksi dan menimbulkan ketidakpastian, sehingga mendorong investor besar beralih ke emas sebagai tempat berlindung yang lebih stabil.

    “Obligasi dan dolar AS mulai dihindari karena gaya Presiden AS, sehingga gold menjadi semakin menarik sebagai safe haven,” tuturnya.

    Melihat kondisi tersebut, Budi Frensidy menyimpulkan investor masih berada dalam fase flight to safety, yaitu situasi ketika mereka mencari tempat yang lebih aman untuk menyimpan uang. 

    Saat ini, emas dianggap sebagai satu-satunya aset yang cukup aman di tengah kondisi pasar yang lesu dan penuh ketidakpastian.

    Imbas Perang Dagang

    Perang dagang antara Amerika Serikat dan China semakin ‘memanas’, mengakibatkan melambungnya harga emas dunia.

    “Harga emas dunia pagi ini menembus rekor tertinggi baru, yakni 3.343 dollar AS per ons troy,” ujar analis emas Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

    Harga emas terus naik seiring investor mencari aset aman di tengah gejolak ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

    Presiden AS Donald Trump kembali menaikkan tarif impor AS terhadap Tiongkok menjadi 245 persen dari sebelumnya 145 persen.

    “Memanasnya perang dagang, di mana AS menerapkan kembali tarif tambahan sebesar 245 persen ke Tiongkok yang mengakibatkan harga emas dunia,” tambah Ibrahim.

    Berikut harga emas batangan Antam hari ini belum termasuk pajak:

    0,5 gram: Rp 1.037.500
    1 gram: Rp 1.975.000
    5 gram: Rp 9.650.000
    10 gram: Rp 19.245.000
    25 gram: Rp 47.987.000
    50 gram: Rp 95.895.000
    100 gram: Rp 191.712.000
    500 gram: Rp 957.820.000
    1.000 gram: Rp 1.915.600.000

  • Apakah Harga Emas Akan Turun?

    Apakah Harga Emas Akan Turun?

    Jakarta

    Harga emas keluaran Logam Mulia Antam sudah mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Bahkan untuk harga emas Antam ukuran 1 gram di Pegadaian sudah tembus Rp 2.004.000. Lantas apakah harga emas akan turun?

    Pengamat pasar modal sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan kenaikan harga emas ini dipicu oleh aksi beli para investor dan pelaku pasar karena kondisi ketidakpastian ekonomi global, geopolitik yang memanas, perang dagang, penurunan suku bunga akibat inflasi rendah.

    “Pembelian terhadap logam mulia Itu mengindikasikan bahwa ada ketakutan bagi masyarakat seandainya terjadi perang dagang yang terus berlarut-larut, kemudian geopolitik yang terus memanas, ini yang membuat harga emas akan tinggi,” katanya kepada detikcom, Senin (14/4) kemarin.

    Atas dasar ini, dalam jangka menengah harga emas diprediksi akan terus naik. Bahkan diprediksi bisa mencapai Rp 2,3-2,4 juta per gram. Artinya untuk saat ini belum ada tanda apakah harga emas akan turun.

    “Spekulasinya ada kemungkinan besar harga logam mulia itu akan naik hingga Rp 2,3-2,4 juta per gram, kalau berani spekulasi ya, tapi kalau misalnya dia nggak berani spekulasi, sudah jual saja,” jelas Ibrahim lagi.

    Di luar itu, melansir dari CBC News, Kamis (17/4/2025), Joe Cavatoni selaku ahli strategi pasar senior di World Gold Council mengatakan terdapat tiga skenario harga emas dalam jangka waktu menengah. Yakni harga emas akan tetap naik, harga emas akan fluktuatif dan tidak dapat diprediksi, serta skenario ketiga harga emas bisa ambruk sangat dalam.

    Ia menyebut di antara ketiga skenario ini, peluang harga emas untuk terus meningkat merupakan yang terbesar. Karena saat ini pasar global masih mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya perang dagang yang berlarut-larut.

    “Jika keputusan untuk melanjutkan tarif, akan terus terjadi ketidakpastian seputar prospek ekonomi, yang cenderung mendorong permintaan untuk aset safe haven seperti emas,” kata Cavatoni.

    Namun terkait apakah harga emas akan turun, menurut Cavatoni kemungkinan ini ada. Dikatakan kondisi ini bisa terjadi jika banyak investor dengan sangat terpaksa harus menjual kepemilikan emas mereka dalam jumlah yang cukup besar untuk mengimbangi kerugian lainnya.

    “Dalam aksi jual pasar yang tajam, emas sebenarnya dapat turun bersamaan dengan saham karena investor membutuhkan likuiditas untuk menutupi kerugian atau memenuhi margin call, dan likuiditas emas yang tak tertandingi serta kurangnya korelasi dengan saham menjadikannya salah satu aset yang paling mudah dijual saat terjadi penurunan,” terangnya.

    Jika kondisi ekonomi membaik dan investor mulai lebih berani dengan instrument yang berisiko cukup tinggi, hal ini juga dapat menurunkan minat terhadap emas dan secara langsung akan menurunkan harga logam mulia tersebut.

    “Jika kondisi keuangan global stabil dan inflasi menunjukkan tanda-tanda mereda, kita mungkin melihat harga emas stabil atau sedikit turun, karena investor lebih menyukai risiko daripada aset yang aman,” kata Cavatoni.

    Artinya saat ditanya apakah harga emas akan turun, kemungkinan itu ada. Walaupun saat ini banyak pakar masih memprediksi harga emas masih akan terus meningkat.

    (igo/fdl)

  • Logam Mulia, Mental Biasa

    Logam Mulia, Mental Biasa

    Jakarta

    Pagi-pagi Mila dan suami sudah antre di butik Logam Mulia (LM) Antam Pulogadung. Sudah dua hari berturut-turut mereka mencoba beli emas di beberapa lokasi butik, tapi stok selalu habis. Di hari ketiga, akhirnya mereka mendapat giliran setelah antre di nomor 200. Padahal, mereka sudah datang dari jam 8 pagi, sebelum toko buka.

    Mila bilang dirinya sangat getol ingin beli emas lantaran harga logam mulia itu diperkirakan akan segera naik, bahkan bisa menyentuh Rp 2 jutaan per gram. Untuk itu dirinya berusaha untuk membeli emas sebelum harga semakin mahal.

    “Dengar-dengar sih memang akan naik lagi. Bisa sampai Rp 2 jutaan ya. Ini saja harganya sudah lumayan sampai Rp 1,8 jutaan. Padahal kemarin pas pertama mau beli masih Rp 1,7 jutaan lah,” katanya belum lama ini.

    Hari ini 17 April 2025, harga emas batangan di butik Antam sudah tembus Rp 1.975.000 per gram. Harga di Pegadaian bahkan sudah jebol Rp 2 juta per gram. Kenaikan harga yang signifikan ini tak cuma menggembirakan bagi yang sudah lama investasi emas, tapi juga menciptakan fenomena baru di kalangan masyarakat: euforia investasi yang berbasis pada rasa takut ketinggalan tren (FOMO). Kisah Mila dan suami hanya contoh kecil apa yang terjadi di masyarakat.

    Kalau dipikir-pikir, pernahkah Anda merasa terlewatkan ketika melihat orang-orang membeli emas, dan hati kecil bertanya, “Apakah saya juga harus beli sekarang?” maka hati-hati jadi bagian yang disebut FOMO. Sebenarnya, tak ada yang salah dengan menjadi FOMO. Wajar dan manusiawi. Cuma, bakal lebih baik kalau punya perencanaan finansial yang matang dan rasional.

    Sayangnya, fenomena orang berbondong-bondong beli emas saat harga sedang merangkak naik malah mencerminkan FOMO tanpa pertimbangan matang, cuma takut ketinggalan tren. Padahal, investasi seharusnya didasarkan pada perencanaan dan pemahaman, bukan sekadar mengikuti arus.

    Tingginya harga emas Antam membawa banyak orang yang sebelumnya tidak tertarik dengan investasi ini untuk mulai bertindak. Namun, apakah membeli emas pada titik harga tertinggi ini adalah keputusan yang bijak, atau kah justru merupakan bentuk kepanikan yang mengarah pada keputusan finansial yang tergesa-gesa?

    Keinginan untuk punya aset yang dianggap aman di tengah ketidakpastian ekonomi jadi makin kuat. Namun perlu dipahami, keinginan membeli emas yang bukan karena pemahaman dan tujuan investasi yang jelas bisa saja membuat perencanaan keuangan berantakan, apalagi jika itu didorong faktor sosial dan ketakutan ketinggalan kesempatan.

    Fenomena ini bisa kita lihat dari data penjualan emas Antam yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Dalam laporannya, Antam mencatat penjualan emas tertinggi dalam sejarah perusahaan dengan volume mencapai 43.776 kg (1.407.431 troy oz) di 2024. Angka itu meningkat 68% dibandingkan 2023.

    Pada dasarnya, fenomena FOMO menunjukkan bagaimana masyarakat kita masih mengandalkan emosi dan keinginan untuk mengikuti arus, ketimbang melakukan analisis rasional terhadap kebutuhan dan kemampuan finansial pribadi. Apa yang terjadi adalah fenomena yang lebih besar dari sekadar kenaikan harga emas itu sendiri. Mungkin ini adalah cerminan dari mentalitas masyarakat yang cenderung reaktif terhadap tren, dan bukan proaktif dalam perencanaan keuangan.

    Saat harga emas naik, banyak orang merasa mereka harus ikut membeli untuk “aman”, meskipun mereka tidak tahu pasti kapan harga akan turun atau berapa lama kenaikan ini akan bertahan. Sebagai contoh, menjelang Lebaran 2024, penjualan perhiasan emas meningkat drastis. Di Bandung, Toko Emas ABC bahkan mencatatkan peningkatan penjualan hingga dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

    Pembeli berbondong-bondong membeli perhiasan emas, bukan semata-mata karena kebutuhan, tetapi karena adanya dorongan sosial untuk memiliki “barang berharga” di tengah momentum perayaan Lebaran. Padahal, harga emas sudah berada pada level yang cukup tinggi. Namun, masyarakat lebih dipengaruhi oleh tradisi dan keinginan untuk “berjaga-jaga” jika harga emas semakin naik.

    Logam mulia memang dikenal sebagai investasi jangka panjang yang relatif stabil, tetapi pada titik tertentu, harga yang tinggi dapat membawa potensi kerugian jika kita tidak memahami waktu yang tepat untuk membeli atau menjualnya. Investasi emas tanpa pemahaman yang mendalam justru bisa menjadi jebakan finansial.

    Jika melihat tingkat literasi keuangan di Indonesia, angkanya memang masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) dari OJK, per 2024 indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%, sementara indeks inklusi keuangan 75,02%. SNLIK tahun 2024 juga mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah. Hasil yang diperoleh menunjukkan indeks literasi keuangan syariah penduduk Indonesia sebesar 39,11%. Indeks inklusi keuangan syariah juga hanya sebesar 12,88%.

    Mungkin diperlukan gambaran jika membeli emas dalam waktu yang tidak tepat dan perencanaan yang tidak jelas. Sebagai contoh, katakanlah Budi punya uang Rp 10 juta untuk beli emas Antam saat harganya sedang tinggi-tingginya: Rp 1.900.000 per gram.

    Lalu 1-2 bulan kemudian, Budi ada keperluan sangat mendadak dan butuh dana Rp 10 juta. Tanpa pikir panjang, Budi langsung menjual emas yang sebelumnya ia beli. Sayangnya, nilai emas yang dijual Budi ternyata di bawah Rp 10 juta, katakanlah 9 juta sekian karena harga buyback masih lebih rendah dari harga beli. Artinya, investasi Budi bukannya naik malah turun.

    Kesalahan Budi bukan karena membeli emas, tetapi karena membelinya tanpa rencana, tanpa pertimbangan waktu, dan tanpa tujuan keuangan yang jelas. Emas memang instrumen yang relatif aman dalam jangka panjang, tetapi bukan berarti bebas risiko jika dibeli secara impulsif.

    Karena itu, pada kenyataannya, banyak yang membeli emas hanya karena “semua orang” melakukannya, tanpa memahami mengapa mereka harus berinvestasi di sana dan bagaimana emas dapat berkontribusi pada tujuan keuangan mereka.

    Jika melihat lebih jauh, fenomena ini juga memperlihatkan ketidakpastian ekonomi yang melanda masyarakat. Apalagi dengan banyaknya informasi tentang perang tarif yang dipicu Amerika Serikat (AS) dan menimbulkan dampak psikologis yang negatif ke perekonomian dalam negeri. Mungkin banyak orang-orang yang merasa terancam kondisi finansialnya jika tak segera diamankan. Di sinilah emas, dengan citra sebagai pelindung nilai yang stabil, jadi solusi sementara yang tampaknya paling aman dan mudah dijangkau.

    Seperti halnya dengan instrumen investasi lainnya, harga emas pun memiliki siklusnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami kapan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual. Hal ini seperti yang diungkapkan Pengamat pasar modal sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi. Ia berpendapat saat ini harga emas sudah terlalu mahal untuk dibeli. Terutama jika pembelian dimaksudkan untuk mengejar keuntungan dari perkiraan atau spekulasi kenaikan harga emas ke depan.

    “Kalau menurut saya sih ini sudah terlalu tinggi. Sudah terlalu mahal sebenarnya untuk melakukan pembelian,” kata Ibrahim.

    Meski begitu, ia tidak memungkiri jika saat ini masih banyak masyarakat khususnya para investor yang akan ‘memaksa’ beli emas meski harga sudah sangat tinggi. Sebab menurutnya di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, pilihan masyarakat untuk mengamankan aset mereka jadi sangat terbatas, yakni emas atau uang tunai khususnya dolar.

    Fenomena FOMO dalam investasi emas ini juga mengingatkan kita akan pentingnya pengelolaan emosi dalam berinvestasi. Emas memang bisa menjadi pilihan yang aman dalam masa ketidakpastian, tetapi hanya jika dibeli dengan tujuan yang jelas dan pemahaman yang baik tentang pasar.

    Seharusnya, ini jadi saat yang tepat bagi masyarakat untuk belajar lebih banyak tentang literasi keuangan dan memahami berbagai instrumen investasi yang ada. Tidak hanya emas, tetapi juga saham, obligasi, atau instrumen lainnya yang bisa memberikan keuntungan jangka panjang. Jangan biarkan ketakutan dan kecemasan jangka pendek mengendalikan keputusan finansial.

    (fdl/fdl)

  • Harga Emas Cetak Rekor, Emiten Emas Diproyeksi Raup Cuan

    Harga Emas Cetak Rekor, Emiten Emas Diproyeksi Raup Cuan

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia kembali mencatatkan rekor tertinggi di level US$ 3.301,65 per troy ons, terdorong oleh meningkatnya ketidakpastian global, tren pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Kondisi ini diperkirakan akan menjadi katalis positif bagi kinerja emiten emas.

    Pengamat pasar modal sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, secara teknikal, harga emas berpotensi menembus level US$ 3.310 per troy ons dalam waktu dekat.

    “Pelemahan indeks dolar AS, yang kini berada di level 99,86 atau turun 0,35%, turut memperkuat prospek emas sebagai aset lindung nilai (safe haven),” jelas Ibrahim kepada media, Rabu (16/4/2025).

    Ia menambahkan bahwa data inflasi AS yang menurun dari 3% menjadi 2,5% memperkuat spekulasi pemangkasan suku bunga lebih dari tiga kali sepanjang tahun ini.

    Selain faktor makroekonomi, ketegangan geopolitik, seperti perang dagang AS-Tiongkok dan konflik di Timur Tengah turut memperkuat posisi emas sebagai instrumen lindung nilai utama. Di pasar domestik, harga emas batangan Antam ikut melonjak Rp 32.000 menjadi Rp 1,975 juta per gram pada Kamis (17/4/2025).

    Kondisi pasar ini dinilai memberikan angin segar bagi emiten produsen emas, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).

    Pendiri Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan, rotasi portofolio investor ke aset safe haven seperti emas akan memperkuat kinerja keuangan emiten sektor ini pada kuartal II dan III/2025. “Peningkatan harga jual rata-rata (ASP) emas akan mendorong pendapatan dan margin laba bersih,” ujarnya.

    Secara fundamental, ANTM memiliki keunggulan sebagai produsen emas batangan terbesar nasional melalui Logam Mulia, dengan kontribusi penjualan emas mencapai Rp57,56 triliun atau 83% dari total pendapatan tahun 2024. Volume penjualan emas ANTM juga naik signifikan sebesar 68% secara tahunan menjadi 43,78 ton.

    Sementara BRMS berpeluang mencetak lonjakan laba bersih seiring peningkatan produksi di Tambang Poboya dan Palu. Adapun MDKA yang masih dalam fase investasi besar tetap menjadi perhatian investor karena cadangan emasnya yang besar.

    Emiten lain seperti ARCI dan PSAB dinilai memiliki leverage tinggi terhadap harga emas global. ARCI mengandalkan efisiensi produksi di Kalimantan Tengah, sedangkan PSAB memiliki aset tambang besar di Martabe. HRTA, meski fokus di segmen manufaktur dan perhiasan, tetap mendapatkan keuntungan dari naiknya nilai inventori dan tingginya permintaan domestik.

    VP, Head of Marketing, Strategy & Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi Kasmarandana, menyatakan bahwa harga emas yang tinggi akan berdampak langsung terhadap peningkatan laba emiten. “Kami rekomendasikan saham-saham sektor emas sebagai berikut,” katanya:

    Ia memerinci, beberapa saham dengan rekomendasi trading buy di antaranya saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target harga Rp 2.050, kemudian saham PT J-Resource Asia Pasifik Tbk (PSAB) dengan rekomendasi yang sama di harga Rp 380.

    Selanjutnya, saham emiten produsen emas perhiasan dan logam mulia asa Cimahi, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) juga direkomendasikan beli dengan target harga Rp 670, terakhir saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga tak luput dari rekomendasi dengan target harga di level Rp 1.850

    Lebih lanjut, Kiwoom Sekuritas menuturkan, meski sektor emas memiliki kapitalisasi pasar relatif kecil dibandingkan sektor perbankan di IHSG, sektor ini berpotensi menjadi pelarian dana di tengah aversi risiko pasar yang tinggi.

    Namun, investor tetap disarankan berhati-hati. Beberapa emiten masih menghadapi tantangan seperti tingginya beban utang, ketergantungan terhadap harga emas global, serta tekanan biaya eksplorasi dan risiko lingkungan. Selain itu, meredanya ketegangan geopolitik atau perubahan arah kebijakan moneter global dapat membalikkan tren positif tersebut.

    Secara keseluruhan, kombinasi harga jual yang tinggi, peningkatan produksi, dan efisiensi operasional diperkirakan akan memperkuat kinerja sektor tambang emas sepanjang 2025, membuka ruang bagi revisi naik terhadap konsensus laba.

  • Emas Antam Tembus Rp1,975 Juta! Kenapa Harga Emas Makin Menggila?

    Emas Antam Tembus Rp1,975 Juta! Kenapa Harga Emas Makin Menggila?

    Jakarta: Harga emas Antam kembali jadi sorotan. Pasalnya, per hari ini, Kamis, 17 April 2025, harga emas batangan keluaran PT Aneka Tambang (Antam) naik signifikan sebesar Rp32 ribu per gram dan menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah.
     
    Mengutip laman resmi Logam Mulia, harga emas Antam hari ini berada di angka Rp1.975.000 per gram, naik dari hari sebelumnya yang tercatat Rp1.943.000 per gram.

    Harga Buyback ikut naik
    Nggak cuma harga beli yang naik, harga buyback alias harga jual kembali juga ikut melambung. Hari ini, Antam menetapkan harga buyback di Rp1.824.000 per gram, naik Rp32 ribu dari posisi sebelumnya.
     
    Ini tentu kabar baik buat kamu yang sudah punya emas dan berniat jual. Selisih harga yang makin besar bisa berarti cuan lebih tebal.
     

    Daftar harga emas Antam berbagai ukuran
    Berikut adalah rincian harga emas Antam berdasarkan ukuran:
     
    Emas batangan 0,5 gram: Rp1,037 juta.
    Emas batangan 1 gram: Rp1,975 juta.
    Emas batangan 2 gram: Rp3,890 juta.
    Emas batangan 3 gram: Rp5,810 juta.
    Emas batangan 5 gram: Rp9,650 juta.
    Emas batangan 10 gram: Rp19,245 juta.
    Emas batangan 25 gram: Rp47,987 juta.
    Emas batangan 50 gram: Rp95,895 juta.
    Emas batangan 100 gram: Rp191,712 juta.
    Emas batangan 250 gram: Rp479,015 juta.
    Emas batangan 500 gram: Rp957,820 juta.
    Emas batangan 1.000 gram: Rp1,915 miliar.
    Kenapa harga emas naik terus? 
    Menurut analis pasar Ibrahim Assuaibi, kenaikan harga emas saat ini tak lepas dari memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

    AS baru saja kembali menerapkan tarif tambahan sebesar 245 persen terhadap beberapa produk asal Tiongkok. Ketegangan ini bikin investor global berburu aset aman (safe haven) seperti emas.
     
    Efeknya? Harga emas dunia pun ikut terdongkrak, bahkan kini sudah tembus di level USD 3.343 per troy ounce. 
     
    Ibrahim juga memprediksi bahwa minggu depan, harga emas dunia bisa mencapai USD 3.400 per troy ounce.
     
    Dengan harga emas yang terus naik, banyak orang tertarik untuk mulai investasi emas. 
     
    Tapi ingat, investasi tetap butuh strategi. Pastikan kamu membeli emas di saat harga stabil dan menjualnya saat harganya memuncak, seperti sekarang ini.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Kapan Harga Emas Antam Capai Rp 2 Juta/gram? Ini Kata Pengamat

    Kapan Harga Emas Antam Capai Rp 2 Juta/gram? Ini Kata Pengamat

    Kapan Harga Emas Antam Tembus Rp 2 Juta/gram?

    TRIBUNJATENG.COM- Hingga saat ini, harga emas Antam belum mencapai Rp 2 juta per gram. Pada 10 April 2025, harga emas Antam mencapai rekor tertinggi di Rp 1.846.000 per gram, naik Rp 34.000 dari hari sebelumnya.

    Beberapa pengamat memprediksi bahwa harga emas Antam berpotensi menembus Rp 2 juta per gram pada kuartal kedua tahun 2025. Berikut salinan tulisan di atas:

    Beberapa pengamat ekonomi memprediksi bahwa harga emas Antam berpotensi menembus Rp 2 juta per gram dalam waktu dekat. 

    Ibrahim Assuaibi, pengamat pasar uang, memperkirakan bahwa harga emas kemungkinan mencapai level tersebut pada kuartal kedua tahun 2025, dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan tarif impor oleh Amerika Serikat yang memicu perang dagang.

    “Logam mulia kemungkinan akan tembus ke level Rp 2 jutaan/gram kuartal kedua itu mungkin terjadi ya.” 

    Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, juga menyatakan bahwa laju kenaikan harga emas bergantung pada sentimen negatif di pasar keuangan, seperti perang tarif yang memberikan dampak signifikan terhadap percepatan kenaikan harga emas.

    Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut berkontribusi pada potensi kenaikan harga emas Antam hingga menembus Rp 2 juta per gram. 

    Perlu dicatat bahwa harga emas dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan politik global, sehingga prediksi tersebut dapat berubah sesuai dengan perkembangan situasi.

    (*)

     

     

  • Analis: Masyarakat Jangan FOMO, Emas Investasi Jangka Panjang – Halaman all

    Analis: Masyarakat Jangan FOMO, Emas Investasi Jangka Panjang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA – Analis emas Ibrahim Assuaibi mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak FOMO (fear of missing out ) atau ikut-ikutan membeli emas tanpa perhitungan matang.

    Ibrahim melihat fenomena masyarakat yang tengah berbondong-bondong beli emas hingga mengantre panjang merupakan sikap Fomo. Padahal, emas merupakan instrumen investasi jangka panjang.

    “Ya ini sebenarnya tuh Fomo ya. Artinya apa? Mereka akan ikut-ikutan. Nah mereka tidaj tahu bahwa harga saat ini, harga logam mereka terlalu tinggi,” ujar Ibrahim saat digunakan Selasa (15/4/2025).

    Fomo-nya masyarakat, menurut Ibrahim, setelah terjadinya, perang dagang hingga geopolitik, yang menyebabkan terjadinya perubahan kebijakan suku bunga akibat inflasi yang terus melandai, dolar melemah, hingga menyebabkan harga emas cenderung mengalami penguatan.

    “Nah ini dijadikan momentum oleh masyarakat bahwa ini walaupun harganya mahal, saya beli pasti saya akan mendapat untung dalam jangka menengah, jangka panjang,” tutur Ibrahim.

    Di sisi lain, Ibrahim melihat memang ada kemungkinan harga logam mulia akan menembus Rp2,3 juta. Sehingga, masyarakat rela antre panjang untuk membeli emas dikisaran harga Rp1,9 juta-Rp2 juta.

    “Sebenarnya harganya bisa di Rp1,8 juta. Karena spreadnya kan Rp100 ribu. Tetapi karena ada kemungkinan kenaikannya di harga Rp2 juta – sampai Rp2,3 juta, ada harapan mereka akan mendapat untung,” terang Ibrahim.

    Namun, Ibrahim mengingatkan bahwa emas merupakan instrumen investasi jangka panjang.

    Secara global, lanjutnya, kemungkinan besar masih akan mengalami peningkatan di tengah perang dagang, serta konflik berkepanjangan di timur tengah, hingga perang antara Rusia dan Ukraina yang terus berlangsung.

    “Saya melihat harga emas dunia ini bisa menyentuh level tertingginya pada kuartal ketiga. Ya kemungkinannya di Rp3,4 juta,” tuturnya.

     

  • Harga Emas Lagi Tinggi-tingginya, Telat Kalau Beli Sekarang?

    Harga Emas Lagi Tinggi-tingginya, Telat Kalau Beli Sekarang?

    Jakarta

    Harga emas Antam sempat naik sangat tinggi mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah hingga tembus Rp 1,9 juta per gram pada akhir pekan kemarin. Lantas, apakah ini momen yang tepat untuk membeli emas atau sudah terlalu mahal?

    Pengamat pasar modal sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, berpendapat saat ini harga emas sudah terlalu mahal untuk dibeli. Terutama jika pembelian dimaksudkan untuk mengejar keuntungan dari perkiraan atau spekulasi kenaikan harga emas ke depan.

    “Kalau menurut saya sih ini sudah terlalu tinggi. Sudah terlalu mahal sebenarnya untuk melakukan pembelian,” kata Ibrahim kepada detikcom, Senin (14/4/2025).

    Meski begitu, ia tidak memungkiri jika saat ini masih banyak masyarakat khususnya para investor yang akan ‘memaksa’ untuk beli emas meski harga sudah sangat tinggi. Sebab menurutnya di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, pilihan masyarakat untuk mengamankan aset mereka jadi sangat terbatas, yakni emas atau uang tunai khususnya dolar.

    “Kebanyakan kenapa mereka lakukan, ada ketakutan bahwa kalau seandainya dunia terjadi resesi kemudian surat berharga tidak berlaku, ya mereka cuma hanya dua yang bisa jadi pegangan. Pertama dalam logam dunia yang kedua dolar,” terangnya.

    Alih-alih membeli emas, Ibrahim malah menyarankan masyarakat untuk menjual emas miliknya ketika harga logam mulia sedang sangat tinggi. Terlebih jika yang bersangkutan sedang membutuhkan dana darurat atau keperluan lain.

    Namun jika yang bersangkutan sedang tidak dalam kondisi yang membutuhkan dana darurat dari penjualan aset emas, sebaiknya logam mulia ini tetap disimpan untuk melindungi nilai aset. Terlebih jika pemilik logam mulia ini berani berspekulasi bahwa harga emas akan terus meningkat ke depan, sehingga sayang untuk dijual dalam waktu dekat guna meningkatkan keuntungan.

    “Ini sudah terlalu tinggi harus dijual kalau nasabah benar-benar butuh dana. Tapi kalau memang dananya besar kemudian emas yang mereka miliki masih dana menganggur, ya diami saja. Coba harus berani spekulasi,” ucapnya.

    “Spekulasinya ada kemungkinan besar harga logam mulia itu akan naik hingga Rp 2,3-2,4 juta per gram, kalau berani spekulasi ya. Tapi kalau misalnya dia nggak berani spekulasi, sudah jual saja,” jelas Ibrahim lagi.

    Sementara itu, perencana keuangan Andy Nugroho berpendapat jika pembelian emas dimaksudkan untuk investasi dalam jangka waktu panjang, maka tidak masalah untuk segera melakukan pembelian emas meski harga sedang tinggi-tingginya.

    Sebab pada akhirnya, emas merupakan salah satu ‘safe haven’ yang nilainya tetap stabil mengikuti kondisi ekonomi saat itu. Kemudian harga emas biasanya juga akan terus menguat seiring berjalannya waktu karena inflasi dan berbagai faktor lainnya, di luar kondisi global saat ini yang membuat harga emas meledak-ledak.

    “Bila tujuannya adalah berinvestasi untuk jangka panjang, minimal 3 tahun, memulai berinvestasi di emas merupakan langkah yang baik,” jelas Andy.

    Namun jika dana yang bersangkutan masih sangat terbatas untuk membeli harga emas, atau takut harga logam mulia itu akan jatuh setelah tensi geopolitik mulai mereda, maka Andy menyarankan untuk melakukan pembelian secara bertahap dalam jumlah kecil.

    “Bila dananya terbatas atau masih test the water, bisa dengan strategi investasi dollar cost averaging alias membeli secara sedikit demi sedikit secara konsisten dalam jangka waktu tertentu,” paparnya lagi.

    Sebagai informasi, berdasarkan data situs logam mulia Antam, pada Kamis (10/4) lalu harga emas sempat naik Rp 34.000 per gram ke level 1.846.000 per gram. Kemudian Jumat (11/4), harga emas naik Rp 43.000 per gram ke level 1.889.000 per gram.

    Bahkan hingga Sabtu (12/4), harga logam mulia ini kembali naik Rp 15.000 per gram ke level Rp 1.904.000 per gram. Walau pada hari Senin (14/4) ini harga emas tercatat turun Rp 8.000 per gram jadi Rp 1.896.000 per gram. Namun secara keseluruhan harga emas Antam dalam sebulan terakhir hingga per hari ini tercatat naik hingga Rp 157.000 per gram.

    (igo/fdl)

  • Harga Emas Ngacir, Tanda Ekonomi RI Gemetar?

    Harga Emas Ngacir, Tanda Ekonomi RI Gemetar?

    Jakarta

    Harga emas mulia keluaran Antam tercatat masih sangat tinggi di level Rp 1.896.000 per gram pada perdagangan hari ini. Namun biasanya tingginya harga emas berkaitan dengan prediksi kondisi ekonomi nasional ke depan.

    Sebab ketika muncul spekulasi seperti ketidakpastian ekonomi, resesi, atau krisis keuangan dapat meningkatkan permintaan emas sebagai aset aman alias save heaven. Kenaikan permintaan inilah yang kemudian secara langsung meningkatkan harga logam mulia tersebut.

    Berdasarkan data situs logam mulia Antam, pada Kamis (10/4) lalu harga emas sempat naik Rp 34.000 per gram ke level 1.846.000 per gram. Kemudian Jumat (11/4), harga emas naik Rp 43.000 per gram ke level 1.889.000 per gram.

    Bahkan hingga Sabtu (12/4), harga logam mulia ini kembali naik Rp 15.000 per gram ke level Rp 1.904.000 per gram. Walau pada hari Senin (14/4) ini harga emas tercatat turun Rp 8.000 per gram jadi Rp 1.896.000 per gram. Namun secara keseluruhan harga emas Antam dalam sebulan terakhir hingga per hari ini tercatat naik hingga Rp 157.000 per gram.

    Jika melihat sejak pengumuman tarif Trump pada Rabu (2/4) kemarin hingga hari ini, harga LM Antam tercatat sudah naik hingga Rp 77.000 per gram.

    Pengamat pasar modal sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan kenaikan harga emas yang terjadi selama akhir pekan kemarin tak lepas dari perkiraan masyarakat dan investor atas ketidakpastian ekonomi global imbas kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Di mana menurutnya ketidakpastian global ini diprediksi sedikit banyak akan memberi dampak buruk terhadap kondisi ekonomi RI saat ini. Sehingga banyak masyarakat kemudian berbondong-bondong membeli emas untuk mengamankan nilai aset mereka.

    “Ini kan imbas dari geopolitik yang memanas, perang dagang, penurunan suku bunga akibat inflasi rendah. Ya sehingga harga emas itu naik,” kata Ibrahim kepada detikcom, Senin (14/4/2025).

    “Pembelian terhadap logam mulia Itu mengindikasikan bahwa ada ketakutan bagi masyarakat seandainya terjadi perang dagang yang terus berlarut-larut, kemudian geopolitik yang terus memanas, ini yang membuat harga emas akan tinggi,” jelasnya lagi.

    Meski begitu, ia mengatakan tingginya harga logam mulia dan peningkatan minat masyarakat membeli emas bisa menjadi peluang bagus bagi pemerintah. Terlebih mengingat saat ini Indonesia sudah memiliki bank emas alias bullion bank.

    Karena melalui pembentukan bullion bank ini, pemerintah dapat menghimpun dana dalam bentuk aset emas yang kemudian dapat digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.

    “Ini adalah salah satu kesempatan bagi pemerintah. Karena pemerintah sendiri sudah membangun bullion bank, yang tepat sasaran. Sehingga saat kondisi masalah geopolitik terus memanas, kemudian harga emas tinggi, masyarakat berbondong-bondong mengantre untuk melakukan pembelian baik secara fisik maupun secara online,” terangnya lagi.

    Senada dengan itu, perencana keuangan Andy Nugroho juga mengatakan tingginya harga emas saat ini tidak lepas dari imbas tensi geopolitik yang kian memanas hingga efek perang dagang Trump.

    “Harga emas yang tinggi lebih disebabkan karena kondisi geopolitik global semakin tidak menentu. Konflik dan peperangan di berbagai wilayah makin meluas dan tidak ada tanda-tanda akan segera berhenti, ditambah perang dagang antara AS dan banyak negara lain,” terangnya.

    Meski tingginya harga emas ini tidak langsung mengarah pada pelemahan kondisi ekonomi RI, namun ketidakpastian ekonomi global dirasa sedikit banyak akan mempengaruhi ekonomi dalam negeri. Sehingga banyak investor cenderung untuk mengamankan aset mereka dalam bentuk emas.

    “Para investor cenderung untuk wait and see, dan memilih untuk mencairkan dana mereka yang berada di investasi beresiko tinggi dan mencari ‘safe haven’ seperti logam mulia seperti emas. Maka harga emas pun menjadi melonjak tinggi karena permintaannya yang meningkat,” papar Andy lagi.

    (igo/fdl)

  • Harga Emas Dunia Meroket, Ini Cara Dapat Emas Tanpa Antre

    Harga Emas Dunia Meroket, Ini Cara Dapat Emas Tanpa Antre

    Jakarta

    Minat masyarakat terhadap investasi emas sedang mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari padatnya antrean di sejumlah gerai emas.

    Tingginya animo masyarakat tersebut tidak terlepas dari pergerakan harga emas yang cenderung terus mengalami peningkatan. Bahkan di tahun ini, harga emas diprediksi tembus Rp 2 juta per gram.

    Sejumlah pengamat memprediksi harga emas masih bakal terus mengalami kenaikan. Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas bakal menembus Rp 2 juta/gram pada kuartal II tahun ini.

    Adapun kenaikan harga emas saat ini imbas dari kebijakan resiprokal yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump ke sejumlah negara salah satunya Indonesia. Trump memberi tarif pajak impor ekspor bagi Indonesia sebesar 32 persen.

    Diketahui harga emas sejak 5 tahun lalu memiliki tren kenaikan secara signifikan. Dilansir dari harga-emas.org, harga emas dari tahun 2020 hingga 2024 naik hingga dua kali lipat.

    Pada 28 Desember 2020 harga emas 1 gram senilai Rp 969 ribu. Selanjutnya, 29 Desember 2021 harga emas 1 gram senilai Rp 939 ribu. Ditahun selanjutnya, 30 Desember 2022 harga emas 1 gramnya di banderol Rp 1,024 juta.

    Lebih lanjut, harga 1 gram emas pada 31 Desember 2023 di harga Rp 1,125 juta. Selanjutnya, pada 31 Desember 2024 harga emas 1 gram di banderol Rp 1,513 juta. Serta harga emas 1 gram per 10 April 2025 menyentuh Rp 1,864 juta.

    Meskipun begitu, ada sejumlah cara agar mendapatkan emas tanpa antre. Salah satunya dengan memanfaatkan layanan Cicil Emas dari aplikasi Pegadaian Digital. Menariknya, layanan ini menghadirkan promo dengan diskon uang muka Rp 25 ribu per gram.

    Untuk memanfaatkan promo tersebut cukup mudah. Berikut adalah syarat dan ketentuan promo.

    Denom mulai dari 5 (lima) 0.5 gramUang muka maksimal 20% mulai 15%Menggunakan Aplikasi Pegadaian Digital dengan kode promo: DISKONEMAS

    Yuk Download Aplikasi Pegadaian Sekarang dan Nikmati beli emas tanpa antre plus dapat diskon menarik dari Pegadaian. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi laman berikut.

    (akn/ega)