Tag: I Gede Nyoman Yetna

  • Saham GOTO Cetak Rekor usai Adanya Isu Merger Grab

    Saham GOTO Cetak Rekor usai Adanya Isu Merger Grab

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) buka suara usai diberitakan akan melakukan merger dengan Grab Holdings Ltd pada tahun ini. Corporate Secretary GOTO, RA Koesoemohadiani membantah kabar transaksi merger tersebut melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/2).

    Ia menjelaskan, perseroan mengetahui adanya spekulasi di media dan rumor mengenai adanya rencana transaksi merger antara GOTO dengan Grab di beberapa media. Dengan pemberitaan ini, GOTO memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun.

    “Tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa,” ujar Koesoemohadiani.

    GOTO juga kabar merger yang santer terdengar dari beberapa tahun terakhir  hanya berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” tegasnya.

    Saham GOTO cetak rekor

    Saham GOTO mengalami lonjakan 7,41% menjadi Rp87 pada Selasa pukul 16.43 WIB. Transaksi saham GOTO tercatat sebanyak 11,6 miliar lembar dengan total nilai transaksi mencapai Rp997 miliar dan frekuensi transaksi sebanyak 36.200 kali.

    Sementara itu, saham GRAB yang terdaftar di Nasdaq juga tercatat menguat sebesar 6,83% menjadi 4,85 dolar AS pada sesi pre-market pada 4 Februari pukul 04.51 GMT+5, setelah mengalami penurunan 0,87% pada penutupan perdagangan sebelumnya.

    Catatan harga saham GOTO hari ini mencatatkan level tertinggi dan memecahkan rekor dalam setahun terakhir, sejak Februari 2024.

    Adapun sentimen penguatan karena adanya pemberitaan soal transaksi merger. Mengacu pada pembicaraan mengenai merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd terdengar kembali mengemuka dan makin intensif dalam beberapa waktu terakhir. Proses merger dua perusahaan layanan transportasi itu dikabarkan rampung pada tahun ini.

    Menurut laporan Bloomberg, kedua perusahaan sedang berusaha untuk menyelesaikan diskusi merger tersebut tahun ini. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menyatakan bahwa kesepakatan merger harus tercapai pada 2025, atau tidak terjadi sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” dikutip dari laporan Bloomberg, Selasa (4/2).

    Kabar merger GOTO dan Grab sudah terdengar sejak Februari 2024. Hal ini juga direspons Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dirinya melakukan konfirmasi langsung terkait kabar tersebut kepada manajemen GOTO.

    Grup GOTO berdiskusi dengan Grab Holdings yang bermarkas di Singapura perihal niat merger dari tahun lalu. Ini bukan yang pertama kali. Pada 2020, rumor serupa juga mengudara.

    Laporan Bloomberg menyatakan, Grup GOTO dan Grab kini tengah menjalani fase diskusi awal ihwal opsi itu. Beberapa skenario yang mungkin dilakukan untuk mewujudkannya, antara lain investasi berbentuk dana segar, saham, atau keduanya.

    Grab Indonesia pun buka suara mengenai kabar merger Grab-GOTO yang disebut semakin intens.

    “Kami tidak berkomentar mengenai rumor atau spekulasi yang beredar,” kata Narasumber Grab kepada Fortune Indonesia, Selasa (4/2).

  • GOTO dan Grab Bicarakan Merger pada 2025, Makin Intensif

    GOTO dan Grab Bicarakan Merger pada 2025, Makin Intensif

    Pembicaraan tentang Merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd kembali mengemuka dan makin intensif dalam beberapa waktu terakhir. Proses merger dua perusahaan layanan transportasi itu dikabarkan rampung pada 2025.

    Menurut laporan Bloomberg, kedua perusahaan sedang berusaha menyelesaikan diskusi merger tersebut pada 2025. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menyatakan bahwa kesepakatan merger harus tercapai tahun ini atau tidak terjadi sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” dikutip dari laporan Bloomberg, Selasa (4/2).

    Kabar merger GOTO dan Grab sudah terdengar sejak Februari 2024. Hal ini juga direspons Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan dirinya melakukan konfirmasi langsung terkait kabar tersebut kepada manajemen GOTO.

    Grup GOTO berdiskusi dengan Grab Holdings yang bermarkas di Singapura perihal niat merger dari tahun lalu. Hal ini bukan yang pertama kali. Pada 2020, rumor serupa juga mengudara.

    GOTO dan Grab masih berdiskusi

    Laporan Bloomberg menyatakan Grup GOTO dan Grab kini tengah menjalani fase diskusi awal ihwal opsi itu. Beberapa skenario yang mungkin dilakukan untuk mewujudkannya, antara lain investasi berbentuk dana segar, saham, atau keduanya.

    Selain itu, di bawah manajemen Patrick Walujo, Grup GOTO disebut kian terbuka akan pilihan ‘kawin’ dengan Grab. Lebih lanjut, laporan yang sama juga menyebut investor kedua perusahaan teknologi itu menyokong rencana itu serta mendorong adanya diskusi lanjutan.

    Menanggapi kabar ini, baik perwakilan GOTO maupun Grab Holdings belum bisa memberikan informasi mendetail.

    Head of Corporate Communications GOTO, Sinta Setyaningsih pada tahun lalu menyangkal diskusi merger. Sejauh yang ia tahu, kabar itu tak benar.

    Ia juga mengatatakan, “Kami tak dapat menanggapi rumor di pasar.” Pun begitu dengan Chief Communications Officer Grab Indonesia, Mayang Schreiber yang enggan mengomentari kabar tersebut.

  • 17 Perusahaan Beraset Jumbo Siap IPO di Pasar Modal Indonesia pada 2025

    17 Perusahaan Beraset Jumbo Siap IPO di Pasar Modal Indonesia pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan,ada 17 perusahaan dengan aset besar yang sedang dalam proses untuk melaksanakan initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia.

    Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017, perusahaan yang masuk kategori aset besar memiliki aset lebih dari Rp 250 miliar.

    Selain itu, BEI juga melaporkan bahwa secara total terdapat 18 perusahaan dalam antrean IPO, terdiri dari 17 perusahaan beraset besar dan satu perusahaan dengan aset menengah senilai Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar.

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan,dari sisi sektor, perusahaan-perusahaan yang bersiap IPO terdiri dari enam perusahaan di sektor barang konsumen primer, tiga di sektor industri, dan dua di sektor energi.

    “Perusahaan yang akan IPO di pasar modal Indonesia itu juga terdiri dari dua perusahaan dari sektor kesehatan, dua dari sektor barang baku, satu dari sektor barang konsumen nonprimer, satu dari sektor keuangan, serta satu dari sektor transportasi dan logistik,” ucapnya dikutip dari Antara, Sabtu (25/1/2025).

    Hingga 24 Januari 2025, sudah tercatat delapan perusahaan yang berhasil melakukan IPO, dengan total dana yang terkumpul mencapai Rp 3,70 triliun.

    Pada periode yang sama, terdapat delapan penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) dari tujuh penerbit, dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 8,6 triliun. Kemudian, terdapat 18 emisi dari 14 penerbit EBUS yang saat ini dalam proses untuk menerbitkan emisi EBUS.

    Sementara itu, hingga 24 Januari 2025, belum ada perusahaan tercatat yang melaksanakan aksi rights issue. Meski demikian, terdapat tujuh perusahaan yang sedang bersiap untuk melangsungkan aksi tersebut.

    Perusahaan-perusahaan ini terdiri dari tiga perusahaan sektor barang baku, dua perusahaan sektor energi, dan dua perusahaan sektor kesehatan.

    Selain IPO perusahaan beraset besar di pasar modal Indonesia pada 2025, beberapa perusahaan juga tercatat akan bersiap untuk right issue.

  • ESG Reporting BEI Perkuat Transparansi Perusahaan Tercatat di Pasar Modal

    ESG Reporting BEI Perkuat Transparansi Perusahaan Tercatat di Pasar Modal

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan Environmental, Social, and Governance (ESG) Reporting bagi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (22/1/2025). Hal ini untuk mendorong penerapan aspek ESG dan transparansi perusahaan tercatat di pasar modal.

    “Dalam rangka meningkatkan transparansi dan menyediakan informasi yang mudah dipahami investor, dalam mengambil keputusan investasi yang mengedepankan aspek keberlanjutan dan ESG, bursa berinisiatif mengembangkan sarana peluncuran ESG Reporting,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Rabu (22/1/2025).

    Nyoman Yetna mengatakan, ESG merupakan standar untuk mengukur dampak perusahaan dan organisasi terhadap lingkungan, yang menjadi perhatian para investor di seluruh dunia.

    Menurutnya, investor pasar modal sangat memperhatikan dan mempertimbangkan implementasi prinsip ESG dari perusahaan tercatat sebelum melakukan keputusan investasinya.

    Adapun peluncuran ESG Reporting tersebut telah tergabung pada sistem Sarana Keterbukaan Informasi Bagi Perusahaan Tercatat (SPE-IDXnet) melalui form E020 terkait Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Evy Junita berharap,nantinya setiap laporan ini telah memenuhi unsur-unsur integritas, akuntabilitas, dan komparabilitas.

    “Kita juga ingin memastikan bahwa seluruh pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan tercatat, memang nyata-nyata telah didasari dengan aspek tata kelola atau governance yang dikedepankan,” ujar Evy.

    Adapun modul pelaporan ESG tersebut telah mengadopsi ASEAN Exchanges Common ESG Metrics yang merupakan acuan dasar ESG Metric Reporting bagi perusahaan tercatat di bursa-bursa kawasan ASEAN.

    Modul ini juga telah diselaraskan dengan Peraturan OJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik, serta Surat Edaran OJK Nomor 16/SEOJK.04/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

    Sampai dengan Desember 2024, sebanyak 882 perusahaan tercatat atau 94% dari jumlah perusahaan tercatat di BEI pada Desember 2024, telah menerbitkan Sustainability Report untuk tahun pelaporan 2023.

    Dengan peluncuran ESG Reporting, diharapkan dapat mendukung kemajuan pasar modal Indonesia yang mengedepankan aspek berkelanjutan dan mendorong integrasi ASEAN Exchanges Common ESG Metrics yang lebih baik di ekosistem pasar modal ASEAN dalam rangka meningkatkan visibilitas ASEAN sebagai asset class secara kolektif.
     

  • BEI Catat 19 Perusahaan dalam Pipeline IPO Saham

    BEI Catat 19 Perusahaan dalam Pipeline IPO Saham

    Jakarta, FORTUNE – Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan 19 perusahaan sedang dalam status antre (pipeline) untuk melakukan pencatatan saham perdana atau IPO (initial public offering) per Jumat, 10 Januari 2025. Dari semua perusahaan itu, terdapat sebanyak 17 perusahaan dengan aset berskala besar yang bernilai di atas Rp250 miliar. 

    Sementara itu, dua perusahaan sisanya memiliki aset dengan skala menengah dengan nilai Rp50 miliar–250 miliar. 

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan sebanyak lima perusahaan telah berhasil mencatatkan saham di BEI, dengan dana dihimpun senilai Rp1,13 triliun hingga 10 Januari 2025.

    Sementara itu, Nyoman menyatakan bahwa dari 19 perusahaan tercatat dalam antrean, terdapat tiga perusahaan dari sektor bahan baku, satu perusahaan konsumer siklikal, enam perusahaan dari sektor konsumer non siklikal, satu perusahaan dari sektor energi, satu perusahaan dari sektor keuangan, dan tiga perusahaan dari sektor kesehatan.

    “Kemudian, tiga perusahaan industri dan satu perusahaan dari sektor properti dan real estate,” demikian keterangan Nyoman, Jumat (10/1).

    Terkait rights issue, hingga 10 Januari 2025 terdapat delapan perusahaan yang tercatat dalam pipeline untuk rights issue dengan klasifikasi tiga dari sektor bahan baku, dua dari sektor energi, dua dari sektor kesehatan, dan satu dari sektor infrastruktur.

    Selanjutnya, masih terdapat 13 emisi dari 11 penerbit EBUS yang tercatat dalam pipeline, dengan klasifikasi sektor yaitu dua perusahaan dari sektor bahan baku, satu perusahaan dari sektor konsumer non-siklikal, tiga perusahaan dari sektor energi, serta lima perusahaan dari sektor keuangan.

    “Sedangkan hingga saat ini, telah diterbitkan 5 emisi dari 4 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp7 triliun,” ujarnya.

  • Satu Perusahaan BUMN Akan IPO, BEI Serahkan ke Erick Thohir untuk Umumkan

    Satu Perusahaan BUMN Akan IPO, BEI Serahkan ke Erick Thohir untuk Umumkan

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabar salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melantai di pasar modal melalui mekanisme initial public offering (IPO) dikonfirmasi oleh Bursa Efek Indonesia.

    Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, pihaknya telah mencapai kesepakatan awal dengan Kementerian BUMN terkait rencana IPO salah satu perusahaan milik negara tersebut.

    Namun, proses lebih lanjut IPO perusahaan BUMN ini akan dilakukan dalam bentuk diskusi intensif, terutama setelah transisi pemerintahan usai.

    “Sebelumnya, kami sudah menyampaikan bahwa BEI telah memiliki agreement dengan Kementerian BUMN. Dengan adanya pemerintahan baru, kami optimistis diskusi dan tindak lanjut ini akan semakin lancar,” kata Nyoman di Gedung BEI, Jakarta, Senin (13/1/25).

    Lebih lanjut, BEI siap memberikan pendampingan penuh bagi perusahaan BUMN yang ingin mencatatkan sahamnya di bursa efek. Pendampingan yang dimaksud mencakup persiapan administratif, edukasi pasar modal, hingga strategi untuk menarik minat investor.

    “Kami sedang berkomunikasi dengan pihak terkait. Harapannya, pertemuan dengan Kementerian BUMN dapat segera dilakukan dalam waktu dekat untuk membahas langkah-langkah selanjutnya,” ujar Nyoman.

    Meski demikian, ia belum mengungkapkan nama perusahaan BUMN yang dimaksud. Hal tersebut menjadi kewenangan Menteri BUMN Erick Thohir untuk diumumkan.

    “Untuk detail perusahaan mana yang akan IPO, itu lebih baik disampaikan langsung oleh Pak Erick Thohir,” tambahnya.

    Rencana IPO ini diyakini akan menarik perhatian pasar, mengingat perusahaan BUMN biasanya memiliki fundamental yang kuat serta potensi pertumbuhan yang menjanjikan. Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan transparansi dan tata kelola perusahaan pelat merah.

    Jika terealisasi, IPO perusahaan BUMN ini diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pasar modal Indonesia pada tahun 2025. BEI pun berharap langkah ini tidak hanya menjadi sumber pendanaan baru bagi perusahaan BUMN, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian secara keseluruhan.

    “Kami optimistis bahwa IPO BUMN ini akan menjadi momen penting dalam memperkuat ekosistem pasar modal dan memberikan nilai tambah bagi investor maupun masyarakat,” pungkas Nyoman.

  • BEI akan temui Kementerian BUMN bahas IPO BUMN

    BEI akan temui Kementerian BUMN bahas IPO BUMN

    kami akan ketemu dengan Kementerian (BUMN) lagi untuk komunikasi gimana ‘preparation’, baik BUMN maupun ‘subsidiris’-nya

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyampaikan bahwa BEI akan melakukan pertemuan dengan pihak Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan pembahasan terkait dengan rencana aksi Initial Public Offering (IPO) sejumlah BUMN.

    Seiring dengan pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto, Nyoman mengatakan akan lebih memudahkan pihaknya dalam melakukan tindak lanjut dengan Kementerian BUMN.

    “Saat ini tentu yang saya kemarin sampaikan, itu adalah preparation kami akan ketemu dengan Kementerian (BUMN) lagi untuk komunikasi gimana preparation, baik BUMN maupun subsidirisnya, yang mana nanti akan siap dan apa yang dapat berusaha kontribusikan untuk persiapan tersebut,” ujar Nyoman kepada awak media di Gedung BEI Jakarta, Senin.

    Nyoman mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pertemuan dan komunikasi secepatnya dengan Kementerian BUMN.

    “Kita lagi komunikasi, secepatnya,” ujar Nyoman.

    Terkait BUMN apa saja yang akan melangsungkan IPO, Nyoman menyebut bahwa hal itu sudah disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu

    “Kayaknya langsung Pak Erick menyampaikan deh,” ujar Nyoman.

    Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mendukung aksi korporasi berupa IPO oleh Holding BUMN Industri Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID dan PT Indonesia Asahan Aluminiun (Inalum).

    Ia menyebut kedua perusahaan tersebut sudah melakukan konsolidasi.

    “Saya mendukung karena MIND ID ini kan dengan seluruh anak perusahaannya sudah mulai konsolidasi dan kita lihat juga track-nya bagaimana tingkat kesehatannya itu makin baik, revenue makin baik, profit makin baik,” ujar Erick.

    Erick menyampaikan konsolidasi MIND ID telah menjadikan perusahaan tersebut tumbuh menjadi sangat baik.

    Selanjutnya, Erick mendorong MIND ID untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Menurut dia, MIND ID pantas mendapat julukan tersebut lantaran sudah bermitra dengan perusahaan-perusahaan tambang besar seperti Vale dan Freeport.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • BEI resmi antarkan IPO tiga perusahaan baru

    BEI resmi antarkan IPO tiga perusahaan baru

    Dengan demikian, total perusahaan tercatat saham menjadi 951 perusahaan

    Jakarta (ANTARA) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mencatatkan saham perdana atau mengantarkan aksi Initial Public Offering (IPO) sebanyak tiga perusahaan di pasar modal Indonesia pada hari ini, Senin (13/01).

    Ketiga perusahaan itu adalah PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT), serta PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG).

    “Dengan demikian, total perusahaan tercatat saham menjadi 951 perusahaan, ada proference yang kami petik with growth opportunity comes to create responsibility,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Main Hall BEI, Jakarta, Senin.

    Nyoman mengatakan, perusahaan tercatat harus memiliki tiga unsur, diantaranya, Earning Investor Trust yaitu memberikan kepercayaan terhadap investor terkait penggunaan dana hasil IPO sesuai yang tercantum dalam prospektus.

    “Gunakan (dana) IPO untuk pengembangan, sehingga dapat meng-create performance, baik operational perfomance ataupun market performance,” ujar Nyoman.

    Lanjutnya, Driving Growth for All yaitu perusahaan tercatat perlu berkontribusi untuk memberikan makna kepada eksisting perusahaan di Indonesia, termasuk peningkatan perekonomian bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Kemudian, lanjut Nyoman, Leading with Integrity yaitu pengelolaan perusahaan yang baik menjadi backbone kredibilitas perusahaan.

    “Mulai saat ini kelola lebih transparan, lebih accountable, dan menjalankan bisnis ethic yang bertanggung jawab,” ujar Nyoman.

    Lebih lanjut, Nyoman memastikan perusahaan harus menerapkan Sustainability Enviromental Preservation yaitu menjaga kelestarian lingkungan akan menjadi penting.

    “Bukan hanya performa, tetapi juga menjaga sustainability perusahaan pada masa mendatang,” ujar Nyoman.

    Dalam IPO, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) melepas sebanyak 566,89 juta lembar saham atau 10 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan, dengan harga senilai Rp4.060 per saham, sehingga berhasil meraih dana segar senilai Rp2,3 triliun.

    PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) melepas sebanyak 170,00 juta lembar saham atau 28,33 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan, dengan harga senilai Rp350 per saham, sehingga berhasil meraih dana segar senilai Rp59,5 miliar.

    Sementara itu, PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) melepas sebanyak 882,35 juta lembar saham atau 15 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan, dengan harga senilai Rp230 per saham, sehingga berhasil meraih dana segar senilai Rp202,94 miliar.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Diminta BEI Klarifikasi, Bukalapak: Aplikasi-Web Tetap Buka

    Diminta BEI Klarifikasi, Bukalapak: Aplikasi-Web Tetap Buka

    Jakarta, FORTUNE – Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan komentar perihal penutupan layanan produk fisik pada bisnis E-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan telah melakukan diskusi (hearing) dengan BUKA dan meminta perseroan menjelaskan lebih lanjut soal penghentian salah satu bagian dari layanan e-commerce miliknya.

    “Nanti akan ada produk yang ditutup di e-commerce itu, karena kan menjual produk fisik dan non-fisik. Yang produk fisik yang akan ditutup,” kata Nyoman di gedung BEI, Kamis (9/1).

    Ihwal kontribusi dari layanan produk fisik pada bisnis e-commerce, BUKA menyatakan besarannya hanya 3 persen terhadap pendapatan perseroan. Dus, langkah itu dinilai tidak merugikan kelangsungan usaha perseroan.

    Sekretaris Perusahaan Bukalapak, Cut Fika Lutfi, mengatakan penghentian layanan produk fisik itu sejalan dengan upaya mencapai EBITDA positif. Sebab, dalam tiga tahun terakhir kontribusi pendapatan bisnis produk fisik pada aplikasi dan situs web Bukalapak terus menurun akibat dinamika pasar dan tantangan industri. Di sisi lain, biaya operasional lini bisnis itu terus meningkat signifikan.

    Keputusan tersebut berdampak pada kelangsungan kerja sejumlah karyawannya. BUKA mengeklaim akan memastikan pemenuhan seluruh hak dan kompensasi para karyawan terdampak sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    “Kami berharap langkah ini dapat membawa dampak yang baik terhadap kondisi operasional dan kinerja keuangan di masa depan karena perseroan dapat melakukan efisiensi biaya operasional yang cukup signifikan,” kata Cut Fika dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis.

    Nantinya, aplikasi dan situs web Bukalapak, aplikasi dan situs web marketplace milik perseroan yang lain, serta Mitra Bukalapak, akan tetap beroperasi. 

    Pada Kamis pukul 16.02 WIB, saham BUKA menguat 2,56 persen ke harga Rp120, dari harga penutupan pada hari sebelumnya (8/1), yakni Rp117. Penguatan hari ini terjadi setelah kemarin harga BUKA tertekan 4,10 persen.

  • BEI Tunggu Klarifikasi Bukalapak soal Penutupan Marketplace

    BEI Tunggu Klarifikasi Bukalapak soal Penutupan Marketplace

    Jakarta

    PT Bukalapak Tbk (BUKA) mengumumkan akan menyetop layanan penjualan untuk semua produk fisik di marketplace. Nantinya platform ini akan fokus pada penjualan produk virtual seperti token listrik, pulsa, paket data, dan lain sebagainya.

    Menanggapi hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menanti konfirmasi pihak BUKA terkait penutupan layanan marketplace. Hingga saat ini, ia mengaku tengah memonitoring saham BUKA.

    “Mudah-mudahan hari ini ada keterbukaan informasi dari mereka untuk mengklarifikasi yang ditutup itu apanya. Jadi bukan e-commerce dalam konteks bisnisnya semua ditutup, enggak. Nanti akan ada produk yang akan ditutup di e-commerce itu. Karena e-commerce itu kan menjual produk fisik dan non-fisik,” kata Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (9/1/2025).

    Ia mengatakan, BUKA hanya menutup produk e-commerce fisik. Sementara e-commerce untuk produk non-fisik hingga saat ini masih terus berjalan.

    “E-commerce-nya benar memberikan kontribusi more than 50%. Dan e-commerce-nya masih akan berjalan. Dan kita juga tanyakan mengenai relevansi dana yang dihimpun. Karena tujuannya kan ada untuk pengembangan e-commerce,” jelasnya.

    Ia menilai, langkah yang dilakukan BUKA untuk melakukan efisiensi untuk melihat peluang profitabilitas yang lebih tinggi. Nyoman menegaskan, penutupan layanan yang dilakukan hanya pada salah satu komponen bisnisnya.

    “Jadi teman-teman kita juga sampai pada monitoring atas ini apakah perubahan bisnis atau tidak. Tapi kan kita dengerin dulu dan kita sudah melakukan permintaan penjelasan. Dan kita sudah ketemu kemarin hearing bahwa e-commerce-nya masih ada,” tutupnya.

    Selain itu, tercatat sebanyak Rp 8,7 triliun dari total dana IPO BUKA yang memgendap dalam bentuk surat utang atau obligasi. Adapun total dana IPO BUKA sendiri diketahui sebesar Rp 21,3 triliun.

    Mengutip dari Keterbukaan Informasi BUKA di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan baru menggunakan dana IPO sebanyak Rp 11,94 triliun. Sementara saat ini, diketahui ada sebanyak Rp 9,82 triliun dana IPO per Juni 2024. Adapun mayoritas dana yang terisa atau sekitar Rp 8,7 triliun mengendap di obligasi.

    Diketahui sebelumnya, Bukalapak mengumumkan akan menyetop layanan penjualan untuk semua produk fisik di marketplace. Nantinya platform ini akan fokus pada penjualan produk virtual seperti token listrik, pulsa, paket data, dan lain sebagainya.

    “Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak,” dikutip dari keterangan Bukalapak dalam blog resminya, Selasa (7/1/2025).

    Bukalapak menyadari penutupan layanan penjualan produk fisik ini akan berdampak pada usaha para pelapak. Karena itu, perusahaan berkomitmen untuk membuat proses transisi ini berjalan sebaik mungkin.

    Dalam hal ini pedagang di Bukalapak masih dapat mengunggah produk fisik baru hingga Kamis 1 Februari 2025. Selanjutnya, pada 9 Februari 2025 pukul 23:59 WIB akan menjadi waktu terakhir bagi pembeli dapat membuat pesanan untuk sejumlah kategori produk.

    “Kami menyarankan kepada Pelapak untuk menyelesaikan pengelolaan pesanan yang masuk sebelum tanggal akhir operasional Marketplace untuk menghindari pembatalan otomatis pesanan yang belum terpenuhi,” terang Bukalapak.

    Sedangkan untuk semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 pukul 23:59 WIB akan dibatalkan secara otomatis oleh sistem. Dana dari pesanan yang dibatalkan akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet.

    (rrd/rrd)