Tag: Hotma Sitompul

  • Kasus yang Pernah Ditangani Hotma Sitompul dari Masyarakat Kurang Mampu hingga Artis Ternama

    Kasus yang Pernah Ditangani Hotma Sitompul dari Masyarakat Kurang Mampu hingga Artis Ternama

    PIKIRAN RAKYAT – Pengacara Hotma Sitompul salah satu pengacara ternama di Indonesia baru saja tutup usia pada Rabu, 16 April 2025.

    Semasa hidupnya dan berkarir di dunia hukum, Hotma Sitompul telah meninggalkan jejak yang mendalam serta dikenal banyak menangani kasus besar yang menarik perhatian publik.

    Ia tidak hanya menangani kasus besar namun juga berbagai kasus artis ternama yang cukup menyita perhatian publik. Berikut beberapa kasus yang pernah ditangani oleh Hotma Sitompul semasa berkarir di dunia hukum, mulai dari kasus masyarakat kurang mampu kasus artis ternama tanah air.

    1. Kasus Pembunuhan gadis cilik di Bali

    Kasus pembunuhan gadis kecil bernama Angeline ini cukup viral dan menjadi salah satu kasus yang ditangani Hotma. Kasus pembunuhan gadis kecil yang dilakukan oleh ibu tirinya ini sangat menyita perhatian masyarakat.

    Pada saat itu kasus pembunuhan gadis kecil di Bali terjadi pada tahun 2015. Ia menjadi kuasa hukum dari Magriet yang melawan pengacara kondang Hotman Paris yang merupakan kuasa hukum dari asisten rumah tangga korban yang bernama Agus.

    2. Kasus Narkoba Raffi Ahmad

    Pada tahun 2013 Raffi Ahmad terjerat kasus penggunaan narkoba. Hotma Sitompul menjadi pengacara yang menangani kasus narkoba artis kondang tersebut.

    3. Kasus Perdata Baim Wong

    Pada tahun 2019, Hotma Sitompul menangani kasus perdata artis Baim Wong dengan QQ Production milik Astrid.

    4. Kasus KDRT Rizky Billar

    Kasus ini cukup menyita perhatian publik dan terjadi pada 2022, Hotma Sitompul menjadi pengacara Rizky Billar pada kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang dilakukannya terhadap Lesty Kejora.

    Di kasus tersebut, Hotma Sitompul menggantikan sepupunya, Adek Erfil Manurung. Namun pada saat itu ia menjadi sorotan publik dikarenakan kasus perceraiannya pada tahun 2021.

    Hotma dikabarkan mengusir istrinya Desiree sampai memperebutkan hak lahan tanah dan perabotan rumah. Kasus tersebut diakhiri dengan damai meski mereka tetap bercerai.

    5. Kasus Kematian Aktivis HAM Munir Said Thalib

    Pada tahun 2004, Hotma Sitompul terlibat dalam proses hukum terkait kematian aktivis HAM yang diduga diracun di dalam pesawat dan juga kasus ini menjadi simbol perjuangan HAM (Hak Asasi Manusia) di Indonesia.

    6. Kasus Gayus Tambunan

    Pada tahun 2010, marak kasus mafia pajak yang ditangani oleh Hotma Sitompul. Kasus tersebut berupa penggelapan dana pajak besar-besaran yang dilakukan oleh Gayus Tambunan dan cukup menyita perhatian publik terkait tindak pidana korupsi pajak.

    Selain itu Hotma Sitompul juga mendirikan LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Mawar Saron yang didedikasikan untuk membantu masyarakat kurang mampu.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Razman Nasution Kenang Hotma Sitompul, Selalu Berpesan Jangan Tinggalkan Tuhan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 April 2025

    Razman Nasution Kenang Hotma Sitompul, Selalu Berpesan Jangan Tinggalkan Tuhan Megapolitan 17 April 2025

    Razman Nasution Kenang Hotma Sitompul, Selalu Berpesan Jangan Tinggalkan Tuhan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pengacara senior
    Hotma Sitompul
    dikenal sebagai sosok yang religius. Hotma disebut selalu berpesan tidak boleh meninggalkan Tuhan.
    Pengacara Razman Arif Nasution mengenang Hotma Sitompul yang selalu membawa secarik kertas berisi ayat Alkitab.
    Saat Razman Nasution berkunjung ke kantornya, Hotma memberikan pesan agar selalu mengingat Tuhan.
    “Ini yang buat saya terharu. Katanya, ‘kau lihat ini Abangmu saya sukses tapi tidak pernah meninggalkan Tuhan,” kata Razman di rumah duka, Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).
    Ketua Yayasan
    LBH Mawar Saron
    , Philipus Sitepu juga mengatakan Hotma Sitompul selalu membawa kata-kata mutiara
    sarapan rohani
    dalam kantongnya
    “Pak Hotma itu memang religius. Setiap hari dia punya kata-kata mutiara di kantongnya itu namanya ‘
    Sarapan Rohani
    ,’ dia selalu pegang itu sejak dia muda,” tutur Philipus.
    Sementara itu anak aktris senior Rina Hassim, Tanti Saragih mengatakan Hotma Sitompul selalu berdoa terlebih dahulu di kantornya di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mawar Saron sebelum bertemu klien.
    “Saya belum pernah lihat ada kantor pengacara yang seperti itu. Jadi saya izinkan kerja jadi pengacara di sana, karena diajarkan sebelum menghadap manusia, menghadap Tuhan dulu,” kata dia.
    Diketahui,
    Hotma Sitompul meninggal dunia
    di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta Pusat pada Rabu (16/4/2025).
    Hotma Sitompul merupakan salah satu pengacara kondang di Indonesia. Dia dikenal sebagai pengacara sejumlah artis Indonesia yang pernah terjerat kasus, seperti Raffi Ahmad dalam kasus penyalahgunaan narkoba pada 2013.
    Hotma juga mendirikan sebuah lembaga non-profit bagian dari Yayasan Hotma Sitompul bernama LBH Mawar Saron. Lulusan Universitas Gadjah Mada jurusan hukum ini lahir pada 30 November 1956.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sunan Kalijaga: Hotma Sitompul Sosok Ngemong dan Penuh Nasihat

    Sunan Kalijaga: Hotma Sitompul Sosok Ngemong dan Penuh Nasihat

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengacara Sunan Kalijaga turut melayat ke kediaman mendiang Hotma Sitompul di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, pada Kamis (17/4/2025). Dalam kesempatan itu, Sunan mengenang sosok seniornya tersebut sebagai pribadi yang ngemong dan penuh nasihat bagi para pengacara muda.

    “Beliau selalu memberi wejangan kepada kami tentang bagaimana membela masyarakat dan memperjuangkan keadilan,” ujar Sunan Kalijaga kepada awak media pada Kamis (17/4/2025).

    Sunan mengungkapkan bahwa dirinya memiliki hubungan yang cukup dekat secara emosional dengan Hotma Sitompul. Keduanya kerap berkomunikasi, baik secara pribadi maupun dalam konteks profesional.

    Salah satu momen kerja sama mereka, kata Sunan adalah saat membela selebritas Ferry Irawan dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada akhir 2024 lalu.

    Tak hanya hubungan profesional, kedekatan juga terjalin antara keluarga mereka. Sunan bahkan mengaku sempat tidak percaya saat pertama kali mendengar kabar duka tersebut dari putrinya.

    “Kebetulan putri beliau adalah sahabat dari putri saya. Saya dikabari saat sedang berada di luar negeri,” ungkapnya.

    Sunan mengaku sangat kehilangan atas kepergian Hotma Sitompul. Ia menyebut, banyak advokat lain yang juga merasakan duka mendalam karena telah kehilangan sosok panutan di dunia hukum.

    “Semoga beliau (Hotma Sitompul) tenang di sisi-Nya. Kami, para penerusnya, akan melanjutkan perjuangan yang telah beliau mulai,” tutup Sunan Kalijaga.

  • Ruhut Bongkar Sakit Lama Hotma Sitompul Sebelum Meninggal

    Ruhut Bongkar Sakit Lama Hotma Sitompul Sebelum Meninggal

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengacara Ruhut Sitompul akhirnya buka suara mengenai penyakit yang diderita oleh Hotma Sitompul sebelum meninggal dunia. Dalam pertemuan dengan wartawan pada Rabu (16/4/2025), Ruhut yang juga seorang politisi, menjelaskan bahwa Hotma Sitompul sudah lama menderita berbagai penyakit.

    “Abang ini dulu sempat punya batu ginjal. Selain itu, mungkin ada juga penyakit gula dan jantung,” ujar Ruhut, yang akrab disapa Poltak.

    Ruhut mengungkapkan, kondisi kesehatan Hotma Sitompul yang sering turun naik ini sempat membuatnya harus menjalani perawatan intensif. Bahkan, Hotma pernah dibawa ke Penang, Malaysia untuk mendapatkan pengobatan.

    “Beliau sudah lama sakit, bahkan sempat kritis di Penang. Namun, setelah perawatan, beliau sempat pulih kembali,” kenang Ruhut.

    Hotma Sitompul. – (Dok Antara/Fanny Octavianus)

    Hal ini juga dibenarkan oleh keluarga Hotma Sitompul, Philipus Sitepu, yang ditemui wartawan di rumah duka RSCM.

    Hotma Sitompul, pengacara senior, meninggal dunia pada Rabu (16/4/2025). Jenazahnya rencananya akan dikebumikan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu (19/4/2025).

    Philipus Sitepu, perwakilan keluarga, menyampaikan bahwa jenazah Hotma saat ini disemayamkan di rumah duka yang terletak di Jalan Pangeran Antasari No 79A, Jakarta Selatan.

    “Pak Hotma memang sudah beberapa waktu ini sakit. Terakhir beliau dirawat di Penang dan kemudian dirawat di RSCM selama 4 sampai 5 hari. Pagi tadi kondisinya menurun drastis, dan pukul 11.15 dinyatakan meninggal dunia,” jelas Philipus.

    Rencananya, jenazah Hotma Sitompul akan disemayamkan di rumah duka hingga Sabtu pagi, sebelum dikebumikan di San Diego Hills pada hari tersebut.

  • Top 3 News: Hotma Sitompul Sempat Cuci Darah Sebelum Meninggal Dunia – Page 3

    Top 3 News: Hotma Sitompul Sempat Cuci Darah Sebelum Meninggal Dunia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kabar duka menyelimuti dunia hukum Indonesia. Advokat senior, Hotma Sitompul meninggal dunia di ICU RSCM Kencana, Jakarta, pada Rabu 16 April 2025 pukul 11.15 WIB. Itulah top 3 news hari ini.

    Ruhut Sitompul, rekannya sesama advokat membenarkan kabar duka tersebut. Ia mengaku mendapat kabar meninggalnya Hotma sekitar satu jam sebelum kabar ini diumumkan.

    Ruhut mengungkapkan bahwa Hotma Sitompul telah menderita sakit dalam beberapa waktu terakhir. Pria kelahiran 1954 itu diketahui menjalani cuci darah akibat penyakit yang dideritanya.

    Sementara itu, buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus mega korupsi Kartu Tanda Penduduk elektronik atau e-KTP, Paulus Tannos masih tertahan di Singapura usai ditangkap otoritas setempat.

    Menurut Menteri Hukum atau Menkum Supratman Andi Agtas, Paulus Tannos belum bisa diekstradisi karena masih ada proses administrasi yang belum selesai.

    Supratman memastikan, OPHI terus memfasilitasi pihak Singapura dalam hal ini sebagai jembatan komunikasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk sesegera mungkin bisa melakukan ekstradasi terhadap buronan Paulus Tannos.

    Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait pemandangan di Jalan Ikhwan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, bikin geleng-geleng. Banyak kabel semwarut, menggelantung di atas kepala pejalan kaki maupun pengguna kendaraan.

    Kabel hitam berseliweran tak terarah. Ada yang tersangkut di pohon, atau dililitkan dengan kabel-kabel lain. Masyarakat pun dibuat risih dan terganggu.

    Rini, misalnya. Saban hari berjalan kaki menggunakan trotoar di jalan tersebut. Kantornya tidak jauh dari situ. Rini mengatakan, keberadaan kabel semrawut sangat membahayakan, selain tentunya merusak pemadangan.

    Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Rabu 16 April 2025:

    Pengacara Hotma Sitompul akhirnya mengembalikan honor sebesar US$ 400.000 pada KPK.

  • Sebelum Meninggal Hotma Sitompul Alami Ganguan Ginjal hingga Cuci Darah, Ini Cara Pencegahannya – Halaman all

    Sebelum Meninggal Hotma Sitompul Alami Ganguan Ginjal hingga Cuci Darah, Ini Cara Pencegahannya – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Kabar duka saat ini datang dari dunia hukum Indonesia.

    Hotma Sitompul, Pengacara senior yang dikenal dalam menangani berbagai kasus besar ini meninggal dunia Rabu (17/4/2025) kemarin. 

    Sebelum meninggal, kondisi kesehatan Hotma dilaporkan menurun drastis hingga harus menjalani cuci darah secara rutin. 

    Kondisi kesehatan yang mengharuskan seseorang menjalani cuci darah umumnya berkaitan dengan gangguan pada fungsi ginjal.

    Prosedur ini biasanya dilakukan ketika ginjal tidak lagi mampu menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah secara optimal.

    Dilansir dari website Kementerian Kesehatan, ginjal berfungsi untuk membuang sisa metabolisme dalam tubuh.

    Semua proses dalam tubuh akan dibuang melalui hati dan ginjal, pembuangan dari ginjal disalurkan melalui urin sedangkan pembuangan dari hati itu melalui anus.

    Fungsi ginjal selain memproduksi urin adalah sebagai keseimbangan cairan.

    Misal saat suhu udara dingin maka tubuh akan lebih sering buang air kecil, tapi kalau suhu udara panas tubuh akan merasa kekurangan cairan.

    Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) dr. Zulkhair Ali mengatakan kalau ginjal tidak berfungsi maka akan terjadi gagal ginjal. 

    Ia menyebut penyakit ginjal yang umum dialami adalah batu ginjal, infeksi ginjal, radang ginjal, ginjal karena diabetes, ginjal karena hipertensi, ginjal karena lupus, dan ginjal karena polikistik.

    Penyakit-penyakit tersebut dapat menurunkan fungsi ginjal. 

    Fungsi ginjal dapat dibagi dua, umumnya yaitu gangguan ginjal akut dan penyakit ginjal kronik. Kemudian pada penyakit ginjal kronik ada fase yang dinamakan akut on kronik

    “Yang menarik adalah pada penyakit ginjal akut, gejala pada pasien terlihat berat sekali tapi bisa sembuh sempurna. Sedangkan penyakit ginjal kronik itu pasien tidak merasakan apapun, tidak ada gejala, tapi ketika sudah berat akhirnya harus cuci darah dan tidak bisa disembuhkan kembali,”kata dr Zulkhairi, dilansir dari website resmi, Rabu (16/5/2025). 

    Penyakit ginjal kronik, lanjutnya, merupakan masalah kesehatan global karena prevalensi gagal ginjal itu semakin hari semakin meningkat. 

    Tidak hanya itu penyakit tersebut bersifat progresif dan tidak bisa sembuh kembali, tingkat mortalitas yang tinggi, dan memakan biaya mahal.

    Ilustrasi dokter ginjal (freepik)

    Karenanya perlu dilakukan pencegahan dengan deteksi sedini mungkin terhadap penderita penyakit ginjal. 

    Pencegahan idealnya dilakukan dari fase normal, yakni menskrining orang-orang yang tidak sakit untuk mengetahui apakah ada faktor risiko terjadinya penyakit ginjal atau tidak.

    Kalau sudah ditemukan adanya faktor risiko, maka langkah selanjutnya harus menurunkan faktor risiko tersebut. 

    Skrining juga dilakukan terhadap pasien-pasien yang sedang mengalami penyakit ginjal.

    “Kemudian kalau sudah terjadi kerusakan kita harus melakukan pengobatan, baik melakukan pengobatan terhadap ginjalnya untuk menunda atau memperlambat progresivitas penyakit ginjalnya nya maupun mengobati komorbid yang ada,” ucap dr. Zulkhair.

    Namun apabila sudah terjadi gagal ginjal maka harus dilakukan terapi pengganti ginjal atau transplantasi ginjal.

    Sebagai langkah pencegahan diperlukan deteksi dini penyakit ginjal dengan mengenali penyebab – penyebab gagal ginjal. 

    Penyebab penyakit ginjal yang paling sering terjadi adalah hipertensi, diabetes, dan radang ginjal.

    Sementara untuk gejala penyakit ginjal kronis antara lain mual, gatal-gatal, sesak napas, anemia, dan hipertensi. 

    Sayangnya gejala ini baru muncul setelah tahap lanjut atau pada stadium lanjut. Pada stadium awal gejala sama sekali tidak terlihat atau tidak terasa.

    Oleh karena itu solusinya adalah harus melakukan pemeriksaan secara berkala, secara rutin.

    Terutama bagi faktor risiko menderita penyakit ginjal antara lain usia di atas 50 tahun, penderita diabetes, penderita hipertensi, perokok, obesitas, dan ada riwayat keluarga yang menderita penyakit ginjal.

    “Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap 1 tahun,” ucapnya.

    Penyebab Hotma Sitompul Sempat Cuci Darah 

    Diketahui beberapa kali Hotma Sitompoel melakukan cuci darah sebelum meninggal dunia.

    Cuci darah atau dialisis adalah perawatan bagi orang dengan kondisi ginjal yang sudah tidak lagi berfungsi. 

    Bila mengalami gagal ginjal, ginjal tidak lagi bisa menyaring darah sebagaimana mestinya.

    Kebutuhan untuk cuci darah meningkat secara signifikan dari tahun 2007 hingga 2020, dengan cuci darah menjadi prosedur yang paling banyak dilakukan pada tahun 2021. (HANDOUT)

    Penyakit ginjal dibagi menjadi 2 bagian, yaitu akut dan kronis.

    Penyakit ginjal akut terjadi secara tiba-tiba dan berpotensi kembali normal bila penyebabnya telah diatasi.

    Sedangkan penyakit ginjal kronis berlangsung perlahan-lahan selama tidaknya tiga bulan dan dapat menyebabkan gagal ginjal permanen.

    Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: riwayat keluarga, penyakit ginjal, kelahiran prematur, usia, trauma atau kecelakaan, jenis penyakit tertentu (Lupus, Anemia, Kanker, AIDS, Hepatitis C dan Gagal Jantung Berat).

    Faktor risiko yang dapat dimodifikasi Diabetes (tipe2), Hipertensi, Konsumsi Obat, Pereda Nyeri, Napza Radang Ginjal.

    Penyakit ginjal menjadi salah satu yang paling diperhatikan di negara ini. 

    Selain angka pasien yang cukup tinggi, penyakit ginjal juga menelan angka pengobatan yang tidak sedikit. 

    Kasus ginjal di Indonesia

    Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit ginjal di Indonesia sebesar 0,38 persen atau 3,8 orang per 1000 penduduk. 

    Diketahui, umumnya masyarakat Indonesia baru memeriksakan diri jika penyakit sudah berada di stadium lanjut. 

    Menurut Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso I Wayan Nariata sebagian besar penyakit ginjal tidak bergejala sama sekali. 

    Namun, pada tahap agak lanjut, ada beberapa gejala yang bisa dicurigai sebagai penyakit ginjal. 

    “Di awal biasanya sama sekali tidak ada gejala. Tapi begitu lebih lanjut, biasanya ada beberapa yang bisa kita kenali,” ungkapnya pada talk show kesehatan di Kementerian Kesehatan, Senin (14/5/2024). 

    Pertama, muncul keluhan kaki bengkak. Sebagian orang berpikir jika kaki bengkak karena berdiri terlalu lama. 

    Padahal, kondisi ini bisa jadi pertanda jika cairan di dalam tubuh sulit dikeluarkan karena ginjal yang bermasalah. 

    Kedua, tubuh mudah lemas dan pusing. Biasanya, dokter dalam hal ini akan melakukan pemeriksaan adanya dugaan dari penyakit lain. 

    Tanda yang ketiga adalah jarang buang air kecil. 

    “Biasanya (volume urine) normal 1.500-2000 cc perhari. Tiba-tiba berkurang, misalnya kurang dari 400 cc per hari,” ungkapnya pada talk show kesehatan, Kementerian Kesehatan, Senin (14/5/2025). 

    Keempat, muncul rasa gatal-gatal di seluruh tubuh dan tidak kunjung membaik jika diberi obat kulit biasa. 

    Terakhir, pada stadium lanjut muncul rasa mual dan muntah-muntah. 

    Untuk mencegah penyakit ginjal sampai ke stadium lanjut, dr Nariata menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dini atau skrining. 

     

    Skrining bisa menggunakan pemeriksaan darah dan urine.

    “Sebenarnya sangat sederhana dari pemeriksaan urine. Nanti kita bisa lihat apakah ada protein di urine. Secara awam bilangnya ada kebocoran protein,” jelasnya. 

    Selain protein, perlu dicurigai adanya kerusakan ginjal jika ditemukan adanya darah pada urine. Kondisi ini disebut sebagai hematuria. 

    Dengan melakukan pemeriksaan, kita menjadi tahu apakah sudah ada gangguan atau belum pada ginjal. 

  • 10
                    
                        Ruhut Mengenang Hotma Sitompul: Dia Abang Saya
                        Nasional

    10 Ruhut Mengenang Hotma Sitompul: Dia Abang Saya Nasional

    Ruhut Mengenang Hotma Sitompul: Dia Abang Saya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Pengacara
    Ruhut Sitompul
    datang melayat ke rumah duka
    Hotma Sitompul
    yang meninggal dunia pada Rabu (16/4/2025).
    Ruhut menyatakan, selama ini ia selalu menganggap Hotma sebagai sosok kakak karena keduanya pernah tergabung dalam satu firma hukum selama 20 tahun.
    “Saya selalu bilang (Hotma) abang saya karena semua bilang dia abang saya, kami sudah 20 tahun lebih bareng dalam satu
    law office
    ,” kata Ruhut di rumah duka, Rabu malam.
    Ruhut menyebutkan, Hotma pun selalu menganggap dirinya sebagai adik.
    Tak heran, banyak masyarakat mengenal Ruhut dan Hotma Sitompul sebagai kakak-adik, padahal mereka tak punya hubungan darah.
    “Bahkan Hotma juga bilang, ‘Ruhut kau kan Sitompul, aku Sitompul, kalau ditanya orang, bilang kau adik kandung aku’,” kata dia.
    Ruhut mengaku terakhir bertemu Hotma pada pekan lalu.
    Ia menyebut bahwa Hotma memang sudah cukup lama menderita sakit sebelum meninggal dunia pada Rabu siang tadi.
    “Lebih kurang (meninggal) jam 11 siang, beliau memang cukup lama sakit,” kata Ruhut.
    Diberitakan sebelumnya,
    Hotma Sitompul meninggal dunia
    di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Rabu siang.
    Jenazah Hotma disemayamkan di rumah duka, Jalan Antasari, Jakarta Selatan, sebelum dimakamkan pada Sabtu (19/4/2025) mendatang di San Diego Hills.
    Semasa hidupnya, Hotma dikenal sebagai pengacara kondang yang kerap membela tokoh-tokoh terkemuka.
    Namun, di sisi lain, Hotma juga mendirikan Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron untuk membela masyarakat miskin yang sulit mendapatkan akses bantuan hukum.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bams dan Desiree Bungkam Saat Melayat Hotma Sitompul

    Bams dan Desiree Bungkam Saat Melayat Hotma Sitompul

    Jakarta, Beritasatu.com – Musisi Bambang Reguna Bukit atau Bams eks Samsons bersama sang ibu, Desiree Tarigan, memilih bungkam seribu bahasa saat melayat ke kediaman pengacara Hotma Sitompul.

    Bams eks Samsons dan Desiree Tarigan terlihat sama-sama menggunakan pakaian serbahitam saat datang ke kediaman Hotma Sitompul untuk melayat. Sayangnya, keduanya memilih menutup mulut saat ditanya kehadirannya di rumah duka tersebut.

    “Doa dari kalian untuk Hotma Sitompul seperti apa?” tanya wartawan kepada Bams eks Samsons dan Desiree Tarigan dikutip dari channel YouTube, Rabu (16/4/2025).

    “Sosok Hotma Sitompul di mata kalian seperti apa?” tanya wartawan lagi.

    Bams dan sang ibu, Desiree Tarigan tetap memilih berjalan hingga menuju kediamannya tanpa memberikan jawaban terkait meninggalnya Hotma Sitompul.

    Sebelumnya, Hotma Sitompul pernah menikah dengan Desiree Tarigan pada 1997. Namun, pernikahan keduanya harus berakhir di pengadilan setelah 20 tahun bersama. Hotma Sitompul dan Desiree Tarigan resmi bercerai pada akhir 2021.

    Diketahui, Bams eks Samsons merupakan anak dari Desiree Tarigan dari pernikahan sebelumnya dengan Johan Begin Bukit. Selain Bams, dari hasil pernikahan Desiree Tarigan dengan Johan Begin Bukit juga memiliki anak bernama Prianka Regana Bukit.

    Pengacara Hotma Sitompul meninggal dunia pada Rabu (16/4/2025). Kabar duka ini disampaikan oleh pendeta Gilbert Lumoindong melalui Instagram story pribadinya.

    “Selamat jalan Abang Hotma Sitompul,” tulis pendeta Gilbert mengabarkan sahabatnya yang meninggal dunia.

    Dalam foto yang dibagikan Gilbert, terlihat perubahan fisik Hotma Sitompul yang tampak kurus. Hotma tampak duduk di kursi roda. Wajahnya terlihat tenang, tetapi ada kesan kondisi fisik yang sedang menurun dari matanya yang tampak sayu.

  • Hotma Sitompul Wafat, Dimakamkan di San Diego Hills Sabtu Ini

    Hotma Sitompul Wafat, Dimakamkan di San Diego Hills Sabtu Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Pengacara senior, Hotma Sitompul, meninggal dunia pada Rabu (16/4/2025). Jenazahnya akan dikebumikan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu (19/4/2025).

    Perwakilan keluarga, Philipus Sitepu, menyampaikan bahwa jenazah Hotma Sitompul saat ini disemayamkan di rumah duka di Jalan Pangeran Antasari, Nomor 79A, Jakarta Selatan.

    “Dari hari ini sampai dengan Sabtu pagi nanti jenazah akan disemayamkan di rumah duka. Kemudian akan dikebumikan di San Diego Hills,” kata Philipus di RSCM Kencana, Jakarta Pusat.

    Hotma Sitompul sempat menjalani perawatan intensif di ICU Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana hingga mengembuskan napas terakhir pada pukul 11.15 WIB siang tadi. Sebelumnya, Hotma juga sempat dirawat di Penang, Malaysia.

    “Pak Hotma memang beberapa waktu ini sakit. Terakhir dirawat di Penang, kemudian di RSCM kurang lebih 4 sampai 5 hari. Pagi tadi kondisi beliau menurun drastis dan pukul 11.15 dinyatakan meninggal dunia,” jelasnya.

    Philipus tidak memberikan penjelasan mengenai penyakit yang diderita Hotma Sitompul hingga menyebabkan kematiannya. Ia hanya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengirimkan doa atas kepergian Hotma Sitompul.

    “Kami juga mohon maaf apabila selama hidupnya Pak Hotma (Sitompul) pernah melakukan kesalahan kepada siapa pun,” tambahnya.

  • Hotma Sitompul Sempat Cuci Darah sebelum Meninggal, Kenali Penyebabnya

    Hotma Sitompul Sempat Cuci Darah sebelum Meninggal, Kenali Penyebabnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabar Hotma Sitompul meninggal membawa duka mendalam bagi dunia hukum Indonesia. Pengacara senior yang dikenal luas karena kiprahnya dalam berbagai kasus besar ini meninggal dunia hari ini, setelah menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSCM Kencana, Jakarta.

    Kabar duka ini pertama kali disampaikan oleh Pendeta Gilbert Lumoindong melalui unggahan singkat di Instagram Stories yang berbunyi, “Selamat jalan Abang Hotma Sitompul”.

    Sebelum meninggal, kondisi kesehatan Hotma dilaporkan menurun drastis hingga harus menjalani cuci darah secara rutin. Kondisi kesehatan yang mengharuskan seseorang menjalani cuci darah umumnya berkaitan dengan gangguan pada fungsi ginjal.

    Prosedur ini biasanya dilakukan ketika ginjal tidak lagi mampu menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah secara optimal. Berikut ini beberapa penyakit yang sering kali memerlukan cuci darah, yang dikutip dari Cleveland Clinic, Rabu (16/4/2025).

    Penyakit Apa Saja yang Memerlukan Cuci Darah?

    Meski belum diketahui pasti penyebab Hotma Sitompul meninggal, mengetahui cuci darah sebagai salah satu prosedur medis sangat penting bagi pasien dengan gangguan ginjal berat.

    Umumnya, prosedur ini dilakukan ketika fungsi ginjal menurun drastis dan tidak lagi mampu menyaring zat sisa metabolisme tubuh. Kondisi ini biasa dikenal sebagai gagal ginjal stadium akhir atau end-stage kidney disease (ESKD).

    Pada tahap ini, tubuh tidak dapat membuang racun dan kelebihan cairan secara alami, sehingga mesin dialisis diperlukan untuk menggantikan fungsi ginjal. Kerusakan ginjal yang memicu kondisi tersebut bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, lupus, maupun faktor penyebab yang tidak diketahui.

    Selain itu, gagal ginjal bisa berkembang secara perlahan sebagai kondisi kronis, atau muncul secara tiba-tiba (akut) akibat sakit berat atau cedera serius. Pada kasus akut, fungsi ginjal masih mungkin pulih dengan penanganan yang tepat.

    Penyakit ginjal dibagi menjadi lima tahap, dan pada tahap kelima, kemampuan ginjal tinggal kurang dari 15% dari kapasitas normalnya. Hal ini menjadi indikasi ginjal sudah mengalami kegagalan total dan membutuhkan terapi pengganti seperti cuci darah.

    Bagaimana Proses Cuci Darah Berlangsung?

    1. Pemeriksaan kondisi tubuh sebelum dialisis

    Sebelum memulai sesi cuci darah, tenaga medis akan memeriksa kondisi pasien, termasuk tekanan darah, suhu tubuh, dan berat badan. Dua jarum kemudian akan dipasang di lengan pasien, satu untuk mengalirkan darah ke mesin, dan satu lagi untuk mengembalikan darah bersih ke dalam tubuh. Mesin hemodialisis akan menyaring darah selama 4 jam–5 jam dalam satu sesi, biasanya dilakukan 2 hingga 3 kali seminggu sesuai kondisi pasien.

    2. Pembuatan akses pembuluh darah

    Untuk mempermudah proses cuci darah secara rutin, dokter akan membuat akses khusus ke pembuluh darah yang disebut fistula atau shunt, dengan menghubungkan pembuluh arteri dan vena. Akses ini penting agar proses dialisis lebih lancar dan mencegah kerusakan pembuluh darah akibat tusukan berulang.

    3. Pembatasan asupan cairan

    Pasien yang menjalani cuci darah juga harus membatasi asupan cairan secara ketat. Hal ini penting untuk mencegah penumpukan cairan dalam tubuh, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti sesak napas akibat cairan berlebih di paru-paru.

    4. Biaya dan komitmen waktu

    Cuci darah membutuhkan komitmen tinggi, baik dari segi waktu maupun biaya. Dalam seminggu, pasien bisa menjalani 2–3 sesi, yang berarti harus rutin datang ke rumah sakit atau klinik. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk merencanakan pengeluaran atau menggunakan asuransi kesehatan untuk meringankan beban finansial.

    5. Alternatif cuci darah di rumah

    Selain hemodialisis di rumah sakit, terdapat metode continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah. Metode ini menggunakan rongga perut sebagai media penyaringan darah dan menawarkan fleksibilitas lebih bagi pasien yang ingin menjalani terapi dengan lebih praktis.

    Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kesehatan ginjal serta risiko yang ditimbulkan oleh berbagai penyakit kronis, masyarakat diharapkan lebih waspada dan proaktif dalam menjaga gaya hidup sehat. Hotma Sitompul meninggal tidak hanya menjadi duka, tetapi juga pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan tubuh, khususnya fungsi vital ginjal.