Tag: HOS Cokroaminoto

  • Bentrok Demonstran Tolak PBB Naik dan Aparat di Bone Meluas, Puluhan Pengunjuk Rasa Ditangkap
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        19 Agustus 2025

    Bentrok Demonstran Tolak PBB Naik dan Aparat di Bone Meluas, Puluhan Pengunjuk Rasa Ditangkap Makassar 19 Agustus 2025

    Bentrok Demonstran Tolak PBB Naik dan Aparat di Bone Meluas, Puluhan Pengunjuk Rasa Ditangkap
    Tim Redaksi
    BONE, KOMPAS.com
    – Bentrokan antara massa pengunjuk rasa dan aparat gabungan TNI-Polri serta Satpol PP terus berlanjut hingga pukul 22.00 WITA pada Selasa (19/8/2025).
    Aksi unjuk rasa ini telah meluas ke empat titik, mengakibatkan puluhan pengunjuk rasa ditangkap.
    Unjuk rasa ini menuntut pembatalan kenaikan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2), yang awalnya berlangsung damai.
    Namun, situasi berubah menjadi bentrokan fisik antara ribuan pengunjuk rasa dan aparat keamanan setelah massa berupaya masuk ke kantor Bupati.
    Massa yang sebelumnya berkumpul di depan kantor bupati di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Macanang, Kecamatan Taneteriattang Barat, akhirnya dihalau oleh aparat.
    Kondisi semakin memanas dengan aksi kejar-kejaran dan lemparan batu.
    Titik-titik bentrokan kini meliputi Jalan MT Haryono, Jalan Wahidin Sudirohusodo, sisi timur Jalan Ahmad Yani, serta Jalan HOS Cokroaminoto.
    “Massa dipukul mundur, tapi bentrok terus terjadi di empat titik. Sudah puluhan massa yang ditangkap,” ungkap Kifli melalui pesan singkat.
    Unjuk rasa ini dimulai dengan tertib pada pukul 13.15 WITA, namun berubah menjadi anarkis pada Selasa petang.
    Perubahan ini terjadi setelah Bupati Bone, Andi Asman Sulaeman, menolak untuk menemui pengunjuk rasa yang menuntut pembatalan kenaikan PBB-P2 yang mencapai 300 persen.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jalan Rusak dan Proyek Plawad Perparah Macet di HOS Cokroaminoto Tangerang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Agustus 2025

    Jalan Rusak dan Proyek Plawad Perparah Macet di HOS Cokroaminoto Tangerang Megapolitan 18 Agustus 2025

    Jalan Rusak dan Proyek Plawad Perparah Macet di HOS Cokroaminoto Tangerang
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Kondisi jalan yang rusak dan becek di Jalan HOS Cokroaminoto, Larangan Indah, Kota Tangerang, membuat arus lalu lintas tersendat pada Senin (18/8/2025).
    Situasi semakin diperparah dengan adanya proyek pembangunan Jembatan Plawad 2 yang menimbulkan penyempitan jalur.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , sejumlah titik di ruas jalan tersebut berlubang dan tidak rata. Meski kerusakan tidak tergolong parah, pengendara tetap harus bergantian memilih jalur yang relatif aman untuk dilalui.
    Hujan ringan yang mengguyur kawasan itu pada sore hingga malam hari menambah kekacauan di jalan itu. Permukaan jalan menjadi becek dan licin. Kendaraan roda dua maupun roda empat terpaksa melambat.
    Kondisi semakin berisiko karena banyak batu kerikil berserakan, diduga imbas dari proyek pembangunan jembatan.
    “Jalanannya jadi rusak. Kalau kering nih, kaya siang, biasanya banyak debu. Pas hujan begini banyak yang hati-hati juga,” kata Ruben (64), warga sekitar, saat ditemui
    Kompas.com.
    Selain faktor jalan rusak, proyek pembangunan Jembatan Plawad 2 turut mempersempit kapasitas jalan. Kendaraan yang melintas harus mengantre cukup panjang.
    Hingga pukul 20.48 WIB, antrean kendaraan masih terjadi sepanjang sekitar satu kilometer.
    Berdasarkan uji coba
    Kompas.com
    menggunakan sepeda motor, jarak tersebut ditempuh dalam waktu sekitar 10 menit dengan kecepatan rata-rata hanya 10–15 kilometer per jam.
    Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) telah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas.
    Kepala Dishub Kota Tangerang, Achmad Suhaely, menjelaskan proyek pembangunan Jembatan Plawad 2 akan berlangsung selama 167 hari kerja, atau sekitar lima bulan, mulai awal bulan depan.
    “Rencana termutakhir memang menggunakan sistem contraflow sebagai solusi untuk mempertahankan kelancaran arus di ruas strategis ini,” ujar Achmad pada Rabu (30/7/2025).
    Ia menambahkan, penerapan rekayasa lalu lintas akan disesuaikan dengan arah jembatan yang dibongkar terlebih dahulu. Dishub juga telah berkoordinasi dengan kepolisian, Dinas Pekerjaan Umum, dan pihak terkait lainnya demi kelancaran proyek.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Biografi HOS Tjokroaminoto: Guru Para Pendiri Bangsa dan Tokoh Sarekat Islam

    Biografi HOS Tjokroaminoto: Guru Para Pendiri Bangsa dan Tokoh Sarekat Islam

    Bisnis.com, JAKARTA – Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, nama HOS Tjokroaminoto mencuat sebagai sosok yang tak hanya orator ulung dan organisator piawai, tetapi juga pemikir besar yang melampaui zamannya.

    Dia bukan hanya memimpin Sarekat Islam, tapi juga mendidik generasi muda yang kelak menjadi arsitek bangsa, diantaranya: Soekarno, Semaun, Musso, hingga Kartosuwiryo.

    Rumahnya di Surabaya menjadi “universitas kerakyatan” tempat ideologi-ideologi masa depan dibentuk dan diuji. Tjokroaminoto bukan sekadar pemimpin organisasi, tetapi ia adalah ide dan idealisme yang menjelma dalam sosok manusia.

    Biografi HOS Tjokroaminoto

    Biografi Singkat dan Profil HOS Tjokroaminoto

    Nama lengkapnya adalah Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto. Dia lahir pada 16 Agustus 1882 di Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur. Ia berasal dari keluarga priyayi atau bangsawan Jawa, cucu dari Bupati Demak. Meski lahir dari keluarga ningrat, Tjokroaminoto justru memilih jalan perjuangan rakyat kecil.

    Sebagai pemuda Jawa yang mendapat pendidikan Barat dan Islam, ia menjadi simbol persilangan budaya yang produktif. Ia dikenal memiliki gaya berpakaian yang necis, bertutur halus, namun tegas dalam prinsip. Bung Karno menyebutnya sebagai “Raja Jawa tanpa mahkota” karena karismanya yang luar biasa.

    Asal Usul Keluarga Bangsawan Jawa dan Latar Pendidikan

    Tjokroaminoto dibesarkan dalam suasana feodal yang penuh tata krama. Namun, ia juga menyaksikan ketimpangan sosial yang membuatnya gelisah sejak muda. Pendidikan awal ia tempuh di OSVIA (Opleidingsschool Voor Inlandsche Ambtenaren), sekolah calon pegawai bumiputra yang dikelola Belanda.

    Selain itu, ia juga mendalami ilmu agama di pesantren. Inilah yang membentuk karakter unik, berpikiran modern, namun berakar kuat pada nilai-nilai Islam. Perpaduan ini menjadi benih ideologinya yang kelak dikenal sebagai “nasionalisme Islam progresif.”

    Awal Keterlibatan dalam Pergerakan Nasional

    Pengaruh pendidikan Barat membentuk pola pikir kritis dalam diri Tjokroaminoto. Sementara nilai-nilai Islam membentuk kerangka moral dan sosialnya. Perpaduan keduanya mendorongnya bergabung dengan Sarekat Dagang Islam (SDI), yang awalnya merupakan organisasi ekonomi untuk melindungi pedagang pribumi dari dominasi Tionghoa dan kolonial.

    Pada tahun 1912, organisasi ini berevolusi menjadi Sarekat Islam (SI), yang mengusung visi lebih luas yaitu perlawanan terhadap ketidakadilan sosial dan kolonialisme. Di sinilah Tjokroaminoto mulai tampil sebagai tokoh sentral, dengan gagasan dan orasi yang membakar semangat rakyat.

    Sarekat Islam dan Kepemimpinan HOS Tjokroaminoto

    Sarekat Islam tumbuh menjadi organisasi rakyat terbesar di masa Hindia Belanda. Struktur organisasinya mencakup cabang di berbagai kota, dan pengaruhnya menjalar dari pasar ke masjid, dari kampung ke parlemen kolonial. Tjokroaminoto memimpin SI dengan visi nasionalisme religius.

    Ia dikenal sebagai pemimpin moderat yang menghindari kekerasan. Dalam kongres SI, ia menegaskan “Perjuangan kita bukan untuk ganti kulit penjajahan, tetapi untuk keadilan bagi seluruh anak negeri”.

    Ia membentuk SI sebagai wadah politik dan sosial, tempat rakyat belajar berorganisasi dan menyuarakan aspirasi. Di tangan Tjokro, SI bukan hanya organisasi massa, tetapi juga sekolah politik kebangsaan.

    Pemikiran dan Gagasan Politik Tjokroaminoto

    Nasionalisme Islam dan Keadilan Sosial

    Tjokroaminoto memperkenalkan gagasan bahwa Islam bukan hanya agama, tetapi sistem kehidupan yang mencakup keadilan sosial. Ia menentang kapitalisme asing yang menindas rakyat dan menyerukan tatanan masyarakat yang egaliter.

    Anti-Kolonialisme dan Kritik terhadap Kapitalisme

    Dalam pidato-pidatonya, ia kerap mengecam pemerintah kolonial yang mengeruk kekayaan Indonesia tanpa memperhatikan kesejahteraan pribumi. Ia menulis dalam “Islam dan Sosialisme” bahwa “Islam tidak mengenal penghisapan atas manusia oleh manusia”.

    Sosialisme Islam vs Komunisme

    Tjokroaminoto menentang komunisme ateis yang menurutnya bertentangan dengan nilai moral masyarakat Timur. Ia mengusung konsep “Sosialisme Islam” yang berbasis pada keadilan, kepemilikan bersama, dan solidaritas sosial tanpa mengorbankan akidah.

    Pidato dan Tulisan yang Berpengaruh

    Beberapa pidatonya yang terkenal antara lain disampaikan dalam Kongres SI tahun 1916 dan 1921. Tulisannya tersebar di media seperti Oetoesan Hindia dan Soeara Islam, dan menjadi bacaan wajib bagi aktivis pergerakan kala itu.

    Hubungan dengan Tokoh Lain

    Tjokroaminoto tidak hanya sebagai pemimpin, tetapi juga guru kehidupan. Soekarno, yang kemudian menjadi Presiden RI, pernah tinggal di rumah kos Tjokroaminoto di Peneleh, Surabaya. Di sana pula ia berkenalan dengan ide nasionalisme dan Islam.

    Tokoh lain seperti Semaun (komunis), Musso (radikal kiri), dan Kartosuwiryo (Islamis) juga pernah belajar dari Tjokro. Meskipun mereka kelak memilih jalan berbeda, benih pemikiran mereka tumbuh dari akar yang sama, pemikiran Tjokroaminoto.

    Perjuangan Melawan Penjajahan

    Sebagai aktivis, Tjokroaminoto menggunakan pidato dan tulisan sebagai senjata. Ia menghindari kekerasan, namun tidak pernah kompromi dalam prinsip. Ia pernah ditahan Belanda karena orasinya yang menggerakkan massa.

    Tjokro percaya bahwa kesadaran adalah kunci revolusi. Dia sering berkata “Kita tidak akan memiliki kemerdekaan, jika kita tidak memiliki kesadaran dan keberanian.”

    Selain itu, dia juga aktif dalam Volksraad (Dewan Rakyat) dan menjadi suara penting dalam menyuarakan aspirasi pribumi di tengah sistem kolonial.

    Akhir Hidup dan Warisan HOS Tjokroaminoto

    Tjokroaminoto wafat pada 17 Desember 1934 di Yogyakarta dan dimakamkan di Taman Makam Pekuncen. Kepergiannya ditangisi ribuan orang yang pernah mendengar pidatonya atau membaca tulisannya.

    Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1961. Warisannya tak hanya pada lembaga atau organisasi, tetapi pada semangat yang ia tanamkan:, bahwa perjuangan adalah tugas intelektual dan moral.

    Kutipan Terkenal HOS Tjokroaminoto

    “Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat.”
    “Kalau kalian ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator.”

    Fakta Menarik tentang HOS Tjokroaminoto

    Rumahnya di Peneleh menjadi tempat kos bagi calon-calon pemimpin bangsa.
    Ia selalu tampil rapi dan berwibawa—dijuluki “Raja Jawa tanpa mahkota”.
    Ia adalah pionir nasionalisme Islam jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.

    HOS Tjokroaminoto adalah mozaik hidup dari semangat zaman. Ia guru, pemimpin, orator, dan ideolog yang mencetak banyak tokoh besar Indonesia. Ia mengajarkan bahwa kebebasan bukan hanya melawan penjajah, tetapi juga membebaskan diri dari kebodohan dan ketidakadilan.

    Pemikirannya tentang keadilan sosial, nasionalisme Islam, dan strategi politik moderat tetap menjadi referensi dalam sejarah pergerakan Indonesia. Tjokroaminoto tidak pernah mati, namanya terus hidup dalam jiwa bangsa.

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • Mengintip Proyek di Tangerang Pemicu Antrean TransJ Jalur Langit

    Mengintip Proyek di Tangerang Pemicu Antrean TransJ Jalur Langit

    Jakarta

    Rute Transjakarta jalur langit alias koridor 13 sempat terganggu sampai mengalami antrean. Salah satu pemicunya yakni proyek pembangunan jembatan Pelawad 2 di sekitar Puri Beta, Larangan Utara, Kota Tangerang.

    Antrean panjang itu terjadi pada Selasa (12/8/2025) malam. Saat itu sejumlah wilayah Jabodetabek diguyur hujan deras hingga menyebabkan beberapa titik terendam banjir.

    Banjir menyebabkan TransJakarta datang terlambat. Bus yang biasanya tiba di halte setiap 5 menit, jauh lebih lama dari biasanya, bahkan baru tiba 20 menit. Alhasil, penumpang membludak dan menumpuk di beberapa halte TransJakarta jalur langit atau rute-rute Transjakarta yang melewati jalan layang (elevated road).

    Usut punya usut, antrean TransJakarta pada malam itu bukan cuma karena banjir. Melainkan juga proyek pembangunan jembatan Pelawad 2.

    “Kami mengidentifikasi dua penyebab utama yang memicu kemacetan parah di jalur ini: proyek pembangunan jembatan Pelawad 2 di sekitar Puri Beta, dan genangan air dengan ketinggian 20-35 cm akibat hujan deras dan banjir di wilayah Kreo,” ujar Kepala Departemen Humas dan CSR TransJakarta Ayu Wardhani kepada wartawan, Rabu (13/8/2025).

    Pembangunan jembatan Pelawad 2 di sekitar Puri Beta Foto: Dok. Istimewa

    detikcom mengintip proyek Jembatan Pelawad 2 yang jadi pemicu antrean TransJakarta itu. Pembangunan jembatan itu membuat jalan dari arah Petukangan ke Ciledug yang awalnya dua lajur, menjadi satu lajur dan dibuat dua arah.

    Sementara itu, lalu lintas kendaraan dari Ciledug di Jalan HOS Cokroaminoto arah Petukangan ditutup karena pembangunan. Kendaraan roda dua masih bisa melintas melalui pinggir jalan setapak di depan ruko. Sedangkan jalur ke arah Ciledug mengalami penyempitan.

    Jalur ke arah Pertukangan juga dilakukan rekayasa dengan skema contraflow. Di sekitar lokasi terdapat rambu ‘dua arah’ yang menandakan jalur ke arah Ciledug dibuat contraflow. Kemudian ada juga papan yang bertulisan ‘Ada pekerjaan jembatan terhitung Juli 2025-Desember 2025’.

    Salah seorang warga bernama Rasdi (57) mengatakan, pada Selasa (12/8) malam sejumlah pengendara memutuskan untuk putar balik karena macet. Gara-gara hal itu, kendaraan melambat sehingga menimbulkan kemacetan.

    “Banyak yang putar balik, yang lanjut jalan ya ada. Ya jadi udah jalannya lambat gara-gara banjir, ada juga yang putar balik,” kata Rasdi saat ditemui di lokasi, Kamis (14/8/2025).

    Rasdi menyebut kemacetan tidak pernah terjadi sebelumnya. Dia baru merasakan macet parah di kawasan itu setelah proyek pembangunan Jembatan Pelawad 2 dimulai.

    “Biasanya nggak kok nggak macet, kan itu jalan juga satu jalur lewat-lewat aja. Ini gara-gara jadi dua arah gini jadi macet,” imbuhnya.

    Pembangunan jembatan Pelawad 2. (Foto: Dok. Istimewa)

    Seingat Rasdi, banjir di kawasan itu gara-gara luapan air dari kali kecil di sekitar lokasi. Tinggi airnya sekitar 40 sentimeter.

    Kata Rasdi, kemacetan di kawasan itu tempo hari memang parah. Bahkan sampai hampir tengah malam masih padat.

    “Saya nggak tahu kalau sampai mananya. Yang pasti tengah malam itu masih ramai, habis itu saya pulang,” ucapnya.

    Warga Geram Proyek Jembatan Bikin Lalin Tak Jelas

    Warga mengeluhkan proyek pembangunan Jembatan Pelawad 2. Iman (47) menyebut proyek-proyek yang berlangsung membuat kondisi jalan makin tak jelas.

    “Proyek-proyek mulu, tambah nggak jelas,” kata Iman kepada wartawan.

    Iman mengatakan, gara-gara proyek tersebut, jalan dari Ciledug ke Petukangan ditutup. Pengendara harus menggunakan jalan setapak atau halaman milik ruko-ruko di Jalan HOS Cokroaminoto.

    “Ini bukan jalannya buat motor emang, depan ruko-ruko kan. Biasanya pada masuknya situ, cuma gara-gara ditutup lewatnya ke depan ruko ini,” ungkapnya.

    Imbas proyek tersebut, kendaraan dari Ciledug dialihkan ke jalur Jalan Ciledug Raya. Padahal biasanya bisa berputar ke Jalan Puri Beta.

    Warga lain bernama Rizal (30) juga mengeluh proyek jembatan Pelawad 2. Proyek itu membuat kondisi jalan berdebu dan becek saat hujan turun.

    “Macet mungkin kadang ya, tapi sekarang jadi berdebu gitu. Kena mata perih itu, kotor juga kan, belum kalau hujan kayak kemarin itu jadi banjir, beceklah,” kata Rizal.

    Dishub Rekayasa Lalin

    Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang akan menempatkan petugas agar mengatur dan membuat rekayasa lalu lintas di lokasi.

    “Karena ini jalan provinsi, kami coba koordinasi dengan Dishub Provinsi agar bersama-sama mengatur rekayasa lalu lintas secara dinamis, termasuk pengalihan arus dan penempatan petugas di titik-titik rawan kemacetan,” kata Kepala Dishub Kota Tangerang Achmad Suhaely saat dihubungi.

    Suhaely menyebut, pihaknya berkomitmen memperhatikan kepentingan penumpang Transjakarta. Mereka sepakat pelayan terhadap penumpang harus tetap optimal.

    “Berkoordinasi dengan pihak Transjakarta, sepakat bahwa pelayanan tetap berjalan seoptimal mungkin dan penumpang tidak terganggu,” jelasnya.

    Selain itu, Dishub Kota Tangerang juga mendorong agar Dinas PUPR Provinsi Banten untuk segera merampungkan pembangunan Jembatan Pelawad 2. Mereka meminta agar percepatan dilakukan dengan memaksimalkan jam pengerjaannya.

    “Selanjutnya dengan Dinas PUPR Provinsi meminta untuk kiranya mempercepat tahapan konstruksi dengan menambah jam kerja dan sumber daya agar proyek dapat segera selesai” sambungnya.

    Halaman 2 dari 3

    (idn/idn)

  • Pemprov Jakarta Jadikan Momen HUT ke-80 RI Hidupkan Permainan Tradisional – Page 3

    Pemprov Jakarta Jadikan Momen HUT ke-80 RI Hidupkan Permainan Tradisional – Page 3

    Di balik kemudi, CEO PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono, tersenyum lebar. Di kursi penumpang, duduk sosok istimewa—Purnomo Prawiro, co-founder yang ikut merintis perjalanan panjang perusahaan yang sudah beroperasi 72 tahun ini.

    “Mengemudi di Jakarta menggunakan mobil pertama Bluebird adalah pengalaman yang sangat berkesan. Tidak hanya membawa kami bernostalgia pada awal perjalanan Bluebird, tetapi juga menjadi simbol perjalanan panjang perusahaan dalam melayani masyarakat Indonesia,” ujar Adrianto kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (10/8/2025).

    Menyusuri Jejak Awal

    Rute yang ditempuh pagi itu bukan sembarang perjalanan. Dari kantor pusat Bluebird, Adrianto Djokosoetono dan Purnomo Prawiro yang merupakan ayahnya menuju kantor pertama perusahaan di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng—tempat sejarah itu dimulai. Jalanan yang dilalui masih menyisakan aroma sejarah, meski kini dipenuhi gedung-gedung modern dan lalu lintas sibuk.

    Perjalanan berlanjut menuju kawasan Senayan, melewati ikon-ikon Jakarta. Di salah satu sudut kota, Holden Torana biru itu terekam melaju di depan Pacific Place, dengan latar hiasan kemerdekaan ke-80 RI: Garuda emas menjulang, kipas merah-putih berjejer, dan tulisan “Dirgahayu Indonesia”.

    Kontras yang indah antara kejayaan masa lalu dan semangat modern ibu kota.

     

  • Holden Torana Biru, Armada Pertama Bluebird yang Kembali Menyusuri Jakarta – Page 3

    Holden Torana Biru, Armada Pertama Bluebird yang Kembali Menyusuri Jakarta – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – sebuah mobil biru tua meluncur pelan meninggalkan halaman kantor pusat Bluebird. Bukan taksi biasa, tapi Holden Torana—armada pertama yang mengantar Bluebird memulai pelayanannya pada tahun 1972. Nomor lambung 072 dan pelat “B 72 BBG” terpampang jelas di belakang, seolah memberi salam dari masa lalu.

    Di balik kemudi, CEO PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono, tersenyum lebar. Di kursi penumpang, duduk sosok istimewa—Purnomo Prawiro, co-founder yang ikut merintis perjalanan panjang perusahaan yang sudah beroperasi 72 tahun ini.

    “Mengemudi di Jakarta menggunakan mobil pertama Bluebird adalah pengalaman yang sangat berkesan. Tidak hanya membawa kami bernostalgia pada awal perjalanan Bluebird, tetapi juga menjadi simbol perjalanan panjang perusahaan dalam melayani masyarakat Indonesia,” ujar Adrianto kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (10/8/2025).

    Menyusuri Jejak Awal

    Rute yang ditempuh pagi itu bukan sembarang perjalanan. Dari kantor pusat Bluebird, Adrianto Djokosoetono dan Purnomo Prawiro yang merupakan ayahnya menuju kantor pertama perusahaan di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng—tempat sejarah itu dimulai. Jalanan yang dilalui masih menyisakan aroma sejarah, meski kini dipenuhi gedung-gedung modern dan lalu lintas sibuk.

    Perjalanan berlanjut menuju kawasan Senayan, melewati ikon-ikon Jakarta. Di salah satu sudut kota, Holden Torana biru itu terekam melaju di depan Pacific Place, dengan latar hiasan kemerdekaan ke-80 RI: Garuda emas menjulang, kipas merah-putih berjejer, dan tulisan “Dirgahayu Indonesia”.

    Kontras yang indah antara kejayaan masa lalu dan semangat modern ibu kota.

     

  • Tangerang rekayasa lalu lintas ke Jakarta terkait pembangunan jembatan

    Tangerang rekayasa lalu lintas ke Jakarta terkait pembangunan jembatan

    Kepala Dishub Kota Tangerang Achmad Suhaely ditemui di pos pantau lalu lintas. ANTARA/Irfan

    Tangerang rekayasa lalu lintas ke Jakarta terkait pembangunan jembatan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 30 Juli 2025 – 11:45 WIB

    Elshinta.com – Dinas Perhubungan Kota Tangerang Banten menyiapkan rekayasa lalu lintas menuju Jakarta terkait rencana pembangunan infrastruktur Jembatan Pelawad 2 Larangan dalam waktu dekat. Kepala Dishub Kota Tangerang Achmad Suhaely di Tangerang, Rabu mengatakan jika jembatan arah Jakarta dibongkar, arus akan dialihkan ke kanan menggunakan sistem contra flow di Jalan HOS Cokroaminoto sejauh 350 meter.  

    “Sebaliknya, jika jembatan arah Tangerang Kota yang dibongkar arus akan dialihkan ke kiri Jalan HOS Cokroaminoto/Puribeta 2 sejauh 150 meter,” ujar Suhaely.

    Dinas Perhubungan pun telah menjalin koordinasi lanjutan dengan pihak berwenang untuk menyukseskan rekayasa lalu lintas selama pembangunan Jembatan Pelawad 2 Larangan berlangsung.

    “Berdasarkan rencana termutakhir, rekayasa lalu lintas akan diberlakukan menggunakan sistem contra flow (lawan arus),” katanya.

    Sementara itu Pemprov Banten, lanjut Suhaely, telah mensosialisasikan pembangunan infrastruktur Jembatan Pelawad 2 Larangan berlangsung selama 167 hari kerja atau sekitar lima bulan ke depan. 

    “Kami terus berkoordinasi bersama pihak berwenang sekaligus mulai menyosialisasikan secara luas kepada masyarakat sekitar karena rencana rekayasa lalu lintas ini akan mulai diberlakukan dalam waktu dekat ini sekitar awal bulan depan,” tambahnya. 

    Dishub Kota Tangerang pun mengimbau kepada masyarakat dan pengguna jalan dapat mendukung kelancaran rekayasa lalu lintas yang akan diberlakukan dengan menghindari kemacetan di jalan utama penghubung Jakarta-Ciledug tersebut.

    “Patuhi rambu lalu lintas untuk mengutamakan keselamatan bersama,” katanya.

    Camat Larangan Nasrullah mengatakan pembangunan Jembatan Pelawad 2 di Larangan Utara untuk menunjang lalu lintas bebas dari banjir, sekaligus mengantisipasi genangan banjir di wilayah sekitar. Pembangunan Jembatan Pelawad 2 meliputi proyek perluasan dari yang sebelumnya hanya selebar 12 meter menjadi 17 meter. Tidak hanya itu, Jembatan Pelawad 2 mengalami peninggian setinggi satu meter untuk meningkatkan kelancaran aliran air Kali Cantiga.

    “Kami mendukung penuh rencana pembangunan jembatan ini oleh Pemprov Banten karena sangat dibutuhkan masyarakat,” kata Camat Larangan Nasrullah.

    Sumber : Antara

  • Jakarta International Marathon Selesai, Sejumlah Ruas Jalan Kembali Dibuka

    Jakarta International Marathon Selesai, Sejumlah Ruas Jalan Kembali Dibuka

    Jakarta

    Sejumlah ruas jalan di Jakarta yang sempat ditutup sementara karena ada ajang Jakarta International Marathon 2025 mulai dibuka. Sejumlah kendaraan sudah mulai bisa melewati jalan-jalan utama Jakarta.

    Pantauan detikcom, Minggu (29/6/2025), pukul 09.30 WIB, salah satunya di jalan Medan Merdeka Barat, MH Thamrin, hingga Jalan Jenderal Sudirman telah dibuka di kedua lajur. Kendaraan sudah mulai melewati jalur tersebut.

    Volume kendaraan yang melewati lajur tersebut masih sepi. Namun pengendara yang dari Jenderal Sudirman menuju Jalan Sisingamangaraja masih dialihkan melalui Sudirman Central Business District (SCBD). Sedangkan di Jalan Gerbang Pemuda arah Gelora Bung Karno masih ditutup. Pengendara hanya dapat melalui satu lajur dari arah Jalan Gelora.

    Foto: Jalan Sudirman-Thamrin kembali dibuka usai ajang Jakarta International Marathon. (Adrial/detikcom)

    Mengutip dari akun Instagram Pemkot Jakarta Pusat, Minggu (29/6), beberapa ruas jalan di Jakarta akan ditutup mulai pukul 03.30 WIB hingga 11.30 WIB saat pelaksanaan Jakarta International Marathon 2025. Masyarakat bisa melewati jalur lain yang tersedia.

    Ini ruas jalan yang bersinggungan dengan rute BTN Jakarta International Marathon 2025:

    – Jalan Medan Merdeka Barat sisi Timur
    – Simpang Jalan Medan Merdeka Selatan – Jalan Thamrin sisi Timur
    – Simpang Jalan Kebon Sirih – Jalan Thamrin sisi Timur
    – Simpang Jalan Wahid Hasyim – Jalan Thamrin sisi Timur
    – Jalan M.H. Thamrin sisi Timur (Bundaran HI sisi Timur)
    – Simpang Jalan Agus Salim – Jalan Imam Bonjol
    – Simpang Jalan HOS Cokroaminoto – Jalan Imam Bonjol
    – Jalan Imam Bonjol
    – Jalan HOS Cokroaminoto
    – Simpang Jalan HOS Cokroaminoto – Jalan DR Kusuma Atmaja
    – Simpang Jalan HOS Cokroaminoto – Jalan Cianjur
    – Simpang Jalan HOS Cokroaminoto – Jalan Sumenep

    (ial/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • “BTN JAKIM 2025” bisa jadikan Jakarta kota ramah olahraga

    “BTN JAKIM 2025” bisa jadikan Jakarta kota ramah olahraga

    Jakarta (ANTARA) – Gelaran “BTN Jakarta Internasional Marathon (JAKIM) 2025” yang digelar pada Minggu (29/6) bisa menjadikan DKI Jakarta sebagai kota yang ramah olahraga khususnya lari.

    “‘BTN JAKIM 2025’ bukan hanya soal lari, tapi juga tentang bagaimana Jakarta bisa menjadi kota yang ramah olahraga, modern dan membanggakan,” kata Corporate Secretary BTN, Ramon Armando dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Pihaknya berharap semua peserta dan masyarakat bisa menikmati acara ini dengan aman dan nyaman.

    Ramon menjelaskan acara ini digelar atas kolaborasi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dan Indonesia Muda Road Runner (IMMR) sebagai penyelenggara.

    “BTN JAKIM 2025” akan diikuti lebih dari 30.000 pelari dari 52 negara, sebagai bagian dari komitmen untuk menjadikan Jakarta sebagai destinasi olahraga global.

    Pelaksanaan lomba akan dibarengi dengan penutupan dan pengaturan sejumlah ruas jalan utama di Ibu Kota Jakarta.

    “Kami memohon maaf kepada warga Jakarta dan sekitarnya atas potensi gangguan mobilitas yang mungkin dirasakan selama acara berlangsung,” katanya.

    Ramon menambahkan, penutupan jalan akan dimulai sejak pukul 03.00 WIB hingga 11.30 WIB, disesuaikan dengan waktu mulai (start) dan berakhir (finish) para pelari.

    Untuk rute Marathon (42K) dimulai dari Silang Barat Laut Monas, Medan Merdeka Barat, MH Thamrin, Imam Bonjol, HOS Cokroaminoto, HR Rasuna Said, Mampang Prapatan, U-Turn TL Duren Tiga Selatan dan Jalan Jenderal Sudirman.

    Selanjutnya Jalan Prof Dr Satrio, U-Turn Kedubes Malaysia, Senopati, Pattimura, Sultan Hasanudin, Sultan Iskandarsyah, Prapancal, U-Turn RS Brawijaya, Sisingamangaraja, U-Turn Simpang CSW.

    Lalu ke Jalan APEC (Pintu 7 GBK), Semanggi, Gatot Subroto, Gerbang Pemuda, Jalan GBK (Pintu 10) dan Finish di Stadion Utama GBK.

    Untuk Rute Half Marathon (21K) mulai dari Monas, Medan Merdeka Barat, MH Thamrin, Imam Bonjol, U-Turn TL Imam Bonjol, Sudirman, Senopati, Pattimura dan Sultan Hasanudin.

    Lalu Jalan Sultan Iskandarsyah, Prapanca, U-Turn Bundaran Walikota Jaksel, Sisingamangaraja, U-Turn Simpang CSW, Jalan APEC-GBK dan Finish di Stadion Utama GBK.

    Kemudian untuk rute 10K, mulai dari Monas, Medan Merdeka Barat, MH Thamrin, Imam Bonjol, U-Turn TL Imam Bonjol, Jalan Sudirman dan Simpang Semanggi. Lanjut Jalan Gatot Subroto, Gerbang Pemuda, GBK (Pintu 10) dan Finish di Stadion Utama GBK.

    Ramon juga meminta dukungan dan kerja sama kepada semua pihak agar kegiatan ini bisa berjalan sukses, lancar dan membanggakan Jakarta di mata dunia.

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmennya mendukung kegiatan ini sebagai agenda tahunan yang telah ditetapkan dalam kalender pariwisata resmi Jakarta.

    Dia berharap kegiatan ini bisa menembus “World Marathon Majors” (WMM) yang merupakan penghargaan paling prestisius dalam penyelenggaraan maraton dunia.

    “Saya telah menginstruksikan seluruh jajaran Pemprov DKI untuk memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Senin (14/4).

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jalan Sultan Agung dan Ahmad Dahlan Bakal Jadi Malioboronya Ponorogo

    Jalan Sultan Agung dan Ahmad Dahlan Bakal Jadi Malioboronya Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Wajah pusat Kota Ponorogo akan kembali berubah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menyiapkan penataan besar-besaran terhadap dua poros strategis, yakni Jalan Sultan Agung dan Jalan Ahmad Dahlan. Kedua jalur itu digadang-gadang bakal menjadi “Malioboronya Ponorogo” setelah suksesnya revitalisasi jalan ala pedestrian Malioboro sebelumnya di Jalan HOS Cokroaminoto, Jenderal Sudirman, Gajah Mada, dan Urip Sumoharjo.

    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyatakan bahwa revitalisasi ini bukan sekadar proyek estetika, tetapi bagian penting dari pengembangan kawasan strategis lingkar pusat kota yang dikenal dengan konsep “lingkar delapan emas.”

    “Trotoarnya kita bangun dulu. PJU, estetika, semua kita sentuh. Harapan kami, geliat ekonomi rakyat bisa ikut tumbuh, seperti di Gajah Mada dan HOS sekarang,” ujar Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri, Kamis (12/6/2025).

    Rencana besar ini sedang dimatangkan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) dan Dinas Perhubungan Ponorogo. Detail teknis seperti perhitungan anggaran, pola penataan, hingga rekayasa lalu lintas tengah disimulasikan sebagai dasar pelaksanaan.

    Salah satu wacana yang sedang dikaji adalah penerapan sistem satu arah (one way) di kedua ruas jalan tersebut. Gagasan ini diharapkan mampu memicu tumbuhnya ekonomi warga di gang-gang kecil yang selama ini kurang tersentuh arus kendaraan utama.

    “Kalau jalur satu arah diterapkan, gang-gang kecil bisa ikut tumbuh. Warung kopi, kios, dan UMKM warga bisa ketiban berkah,” tambah Kang Giri.

    Meski demikian, wacana sistem satu arah ini memunculkan perdebatan di masyarakat. Sejumlah pihak menyuarakan kekhawatiran soal potensi kemacetan dan kerumitan rute baru. Bupati memastikan semua akan dipertimbangkan matang bersama Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

    “Banyak yang pro dan kontra. Tapi niat kami membangun pedestrian-nya dulu. Soal arus, kita dengarkan masukan dan hitung cermat. Yang utama, wajah kota ini harus hidup dan ramah semua orang,” tegasnya.

    Jika terealisasi, kawasan Sultan Agung dan Ahmad Dahlan akan memiliki trotoar lebar dan aman, lampu jalan bergaya klasik, serta fasilitas pejalan kaki yang lengkap. Kawasan ini diproyeksikan sebagai destinasi baru yang bukan hanya menarik bagi warga lokal, tetapi juga menjadi magnet wisatawan dari luar kota.

    Penataan ini menegaskan komitmen Pemkab Ponorogo untuk menjadikan kota sebagai ruang hidup yang nyaman, aman, dan produktif. Transformasi tata ruang ini diharapkan tak hanya mempercantik kota, tetapi juga menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi kerakyatan berbasis UMKM. [end/beq]