Tag: Hindia

  • 7
                    
                        Daerah di Jateng yang Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem 31 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025
                        Regional

    7 Daerah di Jateng yang Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem 31 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025 Regional

    Daerah di Jateng yang Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem 31 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com

    Cuaca ekstrem
    berpotensi melanda sejumlah daerah di
    Jawa Tengah
    mulai 31 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.
    Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani, Yoga Sambodo, menjelaskan bahwa fenomena ini dipicu oleh aktifnya gelombang Equatorial Rossby yang mendukung aktivitas konvektif di wilayah tersebut.
    “Adanya Bibit Siklon Tropis 94S di sekitar Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Tengah, menyebabkan pembentukan wilayah pertemuan massa udara, perlambatan angin, dan belokan angin di Jawa Tengah,” ungkap Yoga kepada awak media pada Selasa (31/12/2024).
    Dalam periode tiga hari tersebut, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung meningkat, sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas.
    “Kondisi labilitas udara yang cenderung labil di wilayah Jawa Tengah juga mempengaruhi,” tambahnya.
    Menghadapi situasi ini, Yoga mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di daerah rawan bencana untuk selalu waspada dan siaga, terutama saat hujan lebat.
    Hal ini penting untuk mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, sambaran petir, dan pohon tumbang.
    “Serta selalu memperhatikan
    update
    informasi
    cuaca ekstrem
    dari Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang,” tambahnya.

    Berikut daerah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem:
    Masyarakat diimbau untuk tetap memantau perkembangan cuaca dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jakarta, Bandung dan Yogya Hujan Saat Malam Tahun Baru

    Jakarta, Bandung dan Yogya Hujan Saat Malam Tahun Baru

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca di malam tahun baru akan kondusif meski di beberapa wilayah diprediksi akan diguyur hujan. Hal itu disebabkan cuaca ekstrem berkurang di wilayah Indonesia sejak beberapa pekan terakhir.

    “Kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia pada malam pergantian tahun 2024 ke 2025 diperkirakan relatif kondusif tanpa indikasi kejadian cuaca ekstrem yang signifikan,” dikutip dari keterangan resmi BMKG, Selasa (31/12).

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto memprediksi cuaca cerah akan terjadi di sejumlah ibu kota provinsi pada malam pergantian tahun. Daerah-daerah itu meliputi Banda Aceh, Medan, Padang, Semarang, Surabaya, Pontianak, dan Jayapura.

    Sementara itu, sejumlah wilayah berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang malam ini. Daerah-daerah itu adalah Jakarta, Bandung, Kota Yogyakarta, Makassar, dan Ambon.

    “Hujan ringan hingga sedang kemungkinan terjadi di Jakarta, Bandung, Kota Yogyakarta, Makassar, dan Ambon,” ucap Guswanto.

    “Kondisi ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang merayakan pergantian tahun, baik dengan berkumpul bersama keluarga maupun menghadiri kegiatan di ruang terbuka,” imbuhnya.

    BMKG juga mencatat kondisi gelombang laut di sebagian besar perairan Indonesia diperkirakan berada dalam kategori rendah. Akan tetapi, BMKG mencatat potensi gelombang sangat tinggi hingga mencapai enam meter di Laut Natuna Utara dan Samudera Hindia bagian selatan Jawa hingga NTB pada awal Januari 2025.

    “Meskipun kondisi malam pergantian tahun ini relatif aman dari cuaca ekstrem, masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi terkini dari BMKG. Perubahan atmosfer bisa saja terjadi, terutama di wilayah yang memiliki sejarah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

    (dhf/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • Peringatan Dini BMKG, Gelombang Tinggi Sampai Bali?

    Peringatan Dini BMKG, Gelombang Tinggi Sampai Bali?

    Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi terjadinya gelombang tinggi di sejumlah pesisir. Gelombang tinggi berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara dan Samudra Hindia Selatan Jawa Timur – Bali. 

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gelombang tinggi berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 30 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.

    Gelombang tinggi kisaran 2,5 meter – 4 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara dan Samudra Hindia Selatan Jawa Timur – Bali. Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

    “Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Dwikorita melalui keterangan tertulis, Senin, 30 Desember 2024.

    Dwikorita memaparkan bibit siklon 98S (94.5°BT dan 15.9°LS) di Samudra Hindia barat daya Bengkulu memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Barat Laut – Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 8 – 25 knot.

    “Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat – Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8 – 27 knot,” ujar Dwikorita.

    Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat. Wilayah ini meliputi Bengkulu – Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa – NTB, Laut Jawa, Laut Natuna Utara, dan Samudera Pasifik utara Papua.

    Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 – 2,5 meter. Gelombang berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna, Samudra Hindia Barat Aceh – Lampung, Samudra Hindia Selatan Banten – Jawa Tengah, Samudra Hindia Selatan NTB – NTT, Selat Karimata, Selat Sunda bagian selatan, Laut Jawa, Laut Sawu, Selat Makassar bagian selatan, Laut Sulawesi bagian timur, Laut Maluku, Laut Arafuru, dan Samudra Pasifik Utara Maluku – Papua.

    “Selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar,” ujar Dwikorita.

    Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai potensi terjadinya gelombang tinggi di sejumlah pesisir. Gelombang tinggi berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara dan Samudra Hindia Selatan Jawa Timur – Bali. 
     
    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gelombang tinggi berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 30 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.
     
    Gelombang tinggi kisaran 2,5 meter – 4 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara dan Samudra Hindia Selatan Jawa Timur – Bali. Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
    “Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Dwikorita melalui keterangan tertulis, Senin, 30 Desember 2024.
     
    Dwikorita memaparkan bibit siklon 98S (94.5°BT dan 15.9°LS) di Samudra Hindia barat daya Bengkulu memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Barat Laut – Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 8 – 25 knot.
     
    “Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat – Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8 – 27 knot,” ujar Dwikorita.
     
    Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat. Wilayah ini meliputi Bengkulu – Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa – NTB, Laut Jawa, Laut Natuna Utara, dan Samudera Pasifik utara Papua.
     
    Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 – 2,5 meter. Gelombang berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna, Samudra Hindia Barat Aceh – Lampung, Samudra Hindia Selatan Banten – Jawa Tengah, Samudra Hindia Selatan NTB – NTT, Selat Karimata, Selat Sunda bagian selatan, Laut Jawa, Laut Sawu, Selat Makassar bagian selatan, Laut Sulawesi bagian timur, Laut Maluku, Laut Arafuru, dan Samudra Pasifik Utara Maluku – Papua.
     
    “Selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry, dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar,” ujar Dwikorita.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)

  • BMKG Sebut Gempa Megathrust RI Hanya Tunggu Waktu, Ini Zona Merahnya

    BMKG Sebut Gempa Megathrust RI Hanya Tunggu Waktu, Ini Zona Merahnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa megathrust di Indonesia menjadi berita yang banyak dibicarakan sepanjang tahun 2024. Isu ini pertama kali muncul setelah gempa dahsyat berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR) terjadi di Pulai Kyushu, Jepang pada 8 Agustus lalu.

    Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono kemudian memberikan peringatan bahwa gempa dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, tinggal tunggu waktu.

    Alasannya, dua zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau ada seismic gap, yakni lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar punya siklusnya sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.

    Namun BMKG sendiri belum dapat memastikan kapan bencana alam itu akan terjadi. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya terus membicarakan isu ini agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust di Indonesia.

    “Sebetulnya isu megathrust itu bukan isu yang baru. Itu isu yg sudah sangat lama. Tapi kenapa BMKG dan beberapa pakar mengingatkan? Tujuannya adalah untuk ‘ayo, tidak hanya ngomong aja, segera mitigasi’ (tindakan mengurangi dampak bencana),” ujar Dwikorita.

    “Jadi tujuannya ke sana; mitigasi dan edukasi, persiapan, kesiapsiagaan,” imbuh dia.

    Dwikorita melanjutkan pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi megathrust. Pertama, menempatkan sensor-sensor sistem peringatan dini tsunami InaTEWS menghadap ke zona-zona megathrust.

    “InaTEWS itu sengaja dipasang untuk menghadap ke arah megathrust. Aslinya tuh di BMKG hadir untuk menghadapi, memitigasi megathrust,” jelasnya.

    Kedua, edukasi masyarakat lokal dan internasional. Salah satu bentuk nyatanya adalah mendampingi pemerintah daerah (pemda) buat menyiapkan berbagai infrastruktur mitigasi, seperti jalur evakuasi, sistem peringatan dini, hingga shelter tsunami.

    Selain itu, bergabung dengan Indian Ocean Tsunami Information Center, yang juga berkantor di kompleks BMKG. Komunitas ini bertujuan buat mengedukasi 25 negara di Samudra Hindia dalam menghadapi gempa dan tsunami.

    “Kami edukasi publik bagaimana menyiapkan masyarakat dan pemda sebelum terjadi gempa dengan kekuatan tinggi yang menyebabkan tsunami,” kata dia.

    Ketiga, mengecek secara berkala sistem peringatan dini yang sudah dihibahkan ke pemda.

    “Sirine [peringatan tsunami] harusnya tanggung jawab pemerintah daerah, hibah dari BNPB, hibah dari BMKG, tapi pemeliharaan dari pemerintah daerah, kan otonomi daerah. Ternyata sirine selalu kita tes tanggal 26 [tiap bulan], kebanyakan bunyi tapi yang macet ada,” bongkarnya.

    Keempat, menyebarluaskan peringatan dini bencana. Menurut Dwi, jika masyarakat harus siap, berarti harus ada penyebarluasan informasi. “Kami dibantu Kominfo,” pungkasnya.

    (dem/dem)

  • BMKG: Ada Potensi Peningkatan Gelombang Laut Signifikan Awal Januari 2025

    BMKG: Ada Potensi Peningkatan Gelombang Laut Signifikan Awal Januari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan potensi peningkatan gelombang laut signifikan di sejumlah wilayah perairan Indonesia pada awal Januari 2025. 

    Dalam konferensi pers Minggu malam (29/12/2024), Dwikorita menyatakan bahwa kondisi gelombang laut pada akhir tahun 2024 hingga awal Januari 2025 diperkirakan masih berada dalam kategori rendah hingga sedang.

    Namun, mulai 3 Januari 2025, peningkatan gelombang signifikan diprediksi terjadi di wilayah Laut Natuna dan Samudra Hindia bagian Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat. 

    “Di Laut Natuna Utara, diprediksi akan terjadi gelombang dengan kategori sangat tinggi hingga mencapai very rough sea atau gelombang yang sangat tinggi. Ini dapat mencapai ketinggian hingga 6 meter,” terangnya. 

    Dia juga mengimbau masyarakat pesisir dan pelaku aktivitas pelayaran untuk berhati-hati dan tetap waspada.

    “Mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan, masyarakat pesisir dan pelaku aktivitas pelayaran diimbau untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap kondisi tersebut,” jelasnya. 

    Diberitakan sebelumnya, BMKG menyatakan bahwa kondisi cuaca di Indonesia pada malam pergantian tahun 2024 ke 2025 diprediksi akan relatif kondusif. 

    Adapun, tren potensi cuaca ekstrem menunjukkan penurunan dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya di bulan Desember.

    “Akhirnya perlu kami simpulkan bahwa menjelang periode pergantian tahun 2024 ke tahun 2025, potensi cuaca ekstrim menunjukkan tren penurunan, sekali lagi menunjukkan tren penurunan dibandingkan minggu-minggu sejak awal bulan Desember hingga 10 hari kedua di bulan Desember,” terangnya. 

    Sebab demikian, pihaknya memprediksi bahwa malam pergantian tahun akan relatif kondusif, tanpa indikasi potensi kejadian cuaca ekstrim yang berarti. Namun pihaknya tetap meminta masyarakat agar dapat waspada dengan memantau perkembangan kondisi cuaca lokal. 

    “Kami juga merekomendasikan masyarakat dapat menjalankan aktivitas malam pergantian tahun baru. InsyaAllah lebih kondusif namun tetap memperhatikan terus atau memonitor,” ucapnya. 

  • Waspada, Banjir Rob Ancam Pesisir Selatan Jateng 30-31 Desember 2024

    Waspada, Banjir Rob Ancam Pesisir Selatan Jateng 30-31 Desember 2024

     

    Liputan6.com, Jakarta – Banjir rob mengancam wilayah pesisir selatan Jawa Tengah pada 30-31 Desember 2024. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana tersebut.

    “Adanya fenomena bulan baru pada tanggal 31 Desember 2024 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, Senin (30/12/2024).

    Teguh juga mengatakan, berdasarkan pantauan data tingkat air (water level) dan prediksi pasang surut, banjir pesisir berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir selatan Jateng, antara lain pesisir selatan Cilacap, pesisir selatan Kebumen, dan pesisir selatan Purworejo.

    Khusus untuk pesisir atau pantai selatan Cilacap, kata dia, pasang maksimum air laut pada hari Senin (30/12/2024) diprakirakan mencapai 1,9 meter pada pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB.

    Sementara pada hari Selasa (31/12), lanjut dia, pasang maksimum air laut di pantai selatan Cilacap diprakirakan mencapai 2 meter pada pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB.

    “Waktu terjadinya pasang maksimum air laut di setiap wilayah berbeda-beda,” katanya.

    Teguh mengatakan, potensi banjir pesisir secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

    Pada sisi lain, kata dia, gelombang tinggi pun berpotensi terjadi di wilayah Samudra Hindia selatan Cilacap, Samudra Hindia selatan Kebumen, dan Samudra Hindia selatan Purworejo pada tanggal 30 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025.

    Dalam hal ini, lanjut dia, tinggi gelombang di wilayah tersebut berpotensi mencapai 2,5-4 meter, sehingga masuk kategori gelombang tinggi.

    Menurut dia, gelombang tinggi tersebut dipicu oleh peningkatan kecepatan angin sebagai dampak dari kemunculan bibit siklon 98S di Samudra Hindia barat daya Bengkulu.

    Ia mengatakan,  pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat- barat laut dengan kecepatan angin berkisar 8-27 knot.

    “Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB, Laut Jawa, Laut Natuna Utara, Selat Makassar, Laut Banda, dan Samudera Pasifik utara Papua,” katanya.

    Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan informasi terkini mengenai cuaca maritim dari BMKG.

    “Demikian pula bagi masyarakat yang ingin merayakan malam pergantian tahun di pantai selatan Jateng agar selalu waspada terhadap pasang air laut meskipun pasang maksimum diprakirakan berlangsung pada pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB dan selanjutnya berangsur turun,” kata Teguh.

    “Adanya fenomena bulan baru pada tanggal 31 Desember 2024 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Senin.

    Ia menjelaskan, berdasarkan pantauan data tingkat air (water level) dan prediksi pasang surut, banjir pesisir berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir selatan Jateng, antara lain pesisir selatan Cilacap, pesisir selatan Kebumen, dan pesisir selatan Purworejo.

    Khusus untuk pesisir atau pantai selatan Cilacap, kata dia, pasang maksimum air laut pada hari Senin (30/12) diprakirakan mencapai 1,9 meter pada pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB.

    Sementara pada hari Selasa (31/12), lanjut dia, pasang maksimum air laut di pantai selatan Cilacap diprakirakan mencapai 2 meter pada pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB.

    “Waktu terjadinya pasang maksimum air laut di setiap wilayah berbeda-beda,” katanya.

     

  • Daftar Wilayah Jawa-Bali yang Diguyur Hujan Lebat Jelang Tahun Baru

    Daftar Wilayah Jawa-Bali yang Diguyur Hujan Lebat Jelang Tahun Baru

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah wilayah di Jawa dan Bali berpotensi diguyur hujan lebat menjelang malam Tahun Baru 2025.

    Tak hanya hujan lebat di saja, BMKG juha mempediksi ada potensi angin kencang, kilat dan petir yang menyertai wilayah Jawa dan Bali.

    Cuaca ekstrem ini adalah dampak dari berbagai fenomena atmosfer. Mulai dari menguatnya angin Monsun Asia, aktifnya gelombang atmosfer, dan La Niña lemah yang turut meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia.

    BMKG mengungkapkan dalam beberapa hari terakhir saja, curah hujan tinggi telah memicu bencana hidrometeorologi di sejumlah daerah, seperti banjir di Kulon Progo (Yogyakarta), Serang (Banten), dan Banyumas (Jawa Tengah), serta tanah longsor di Sukabumi (Jawa Barat), Sragen, dan Wonogiri (Jawa Tengah).

    Curah hujan tertinggi dalam seminggu terakhir mencapai lebih dari 100 mm per hari, mengguyur sebagian wilayah seperti di Manokwari (143 mm/hari) dan Padang (120 mm/hari).

    Sejumlah fenomena atmosfer menjadi faktor cuaca ekstrem di wilayah Jawa dan Bali pada akhir tahun 2024, seperti La Niña Lemah yang meningkatkan peluang hujan lebat.

    Kemudian Angin Monsun Asia yang membawa massa udara lembap dari wilayah benua; Gelombang Atmosfer Aktif yang menambah intensitas pembentukan awan hujan; dan Bibit Siklon Tropis yang meningkatkan potensi hujan ekstrem di sekitar area tekanan rendah.

    Oleh karena itu, hujan lebat hingga sangat lebat diprediksi akan terjadi menjelang Tahun Baru 2025 di sejumlah wilayah.

    Daftar wilayah Jawa-Bali yang diguyur hujan jelang tahun baru 2025

    – Jakarta
    – Jawa Barat
    – Jawa Tengah
    – DI Yogyakarta
    – Jawa Timur
    – Bali.

    Potensi angin kencang juga menghantui wilayah Banten, Jakarta, hingga Sulawesi Selatan. BMKG menjelaskan kondisi ini diperparah oleh bibit siklon tropis dan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia selatan Indonesia.

    Kombinasi dari sejumlah fenomena atmosfer itu menciptakan dinamika yang mendukung hujan lebat dalam periode 27 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.

    Untuk mencegah dampak yang lebih luas, BMKG mengimbau masyarakat agar mengantisipasi risiko banjir, tanah longsor, dan genangan air, terutama di wilayah rawan.

    BMKG juga mengimbau untuk membersihkan saluran air untuk mengurangi risiko tersumbatnya aliran, menghindari kegiatan di daerah rawan bencana serta mempersiapkan perlengkapan darurat

    Dengan adanya prediksi cuaca ekstrem menjelang Tahun Baru 2025 di sejumlah wilayah Jawa dan Bali ini, masyarakat diharapkan tetap waspada dan tidak panik. Pemerintah daerah juga diminta untuk bersiaga menghadapi kemungkinan evakuasi di daerah yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi.

    (can/pta)

  • Gelombang Tinggi 4 Meter Akan Hantam 3 Wilayah Perairan hingga Tahun Baru

    Gelombang Tinggi 4 Meter Akan Hantam 3 Wilayah Perairan hingga Tahun Baru

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi adanya gelombang tinggi yang berlaku mulai Minggu (29/12/2024) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (1/1/2025) pukul 07.00 WIB.

    Menurut data BMKG, gelombang dengan ketinggian 2,5 hingga 4 meter diprediksi melanda tiga wilayah perairan, antara lain Laut Natuna Utara, Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Timur, serta Samudra Hindia selatan Bali.

    Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB, Laut Jawa, Laut Natuna Utara, Selat Makassar, Laut Banda, dan Samudera Pasifik utara Papua. 

    Untuk pola angin di wilayah utara Indonesia umumnya bertiup dari Barat Laut ke Timur Laut dengan kecepatan 8-25 knot. Di wilayah selatan, angin bergerak dari Barat ke Barat Laut dengan kecepatan mencapai 8-27 knot.

    Untuk masyarakat yang beraktivitas di laut, terutama nelayan dan pelaku pelayaran, BMKG mengimbau agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi gelombang tinggi ini demi menghindari risiko kecelakaan di laut.

  • Benua Afrika Terbelah Dunia, Muncul Pulau Raksasa Hasil Retakan

    Benua Afrika Terbelah Dunia, Muncul Pulau Raksasa Hasil Retakan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Benua Afrika terbelah menjadi dua karena fenomena retakan tidak biasa yang terjadi di permukaannya.

    Para ahli memprediksi, retakan tersebut akan membentuk pulau raksasa baru di wilayah tersebut di masa depan.

    Retakan yang disebut sebagai East African Rift (EAR) terlihat jelas di wilayah bagian timur Afrika. Robekan itu terbentang mencapai 6.400 kilometer.

    Retakan juga diperkirakan terus akan terjadi sepanjang beberapa juta tahun. Di mana pada akhirnya membuat Afrika terbelah menjadi dua bagian.

    Fenomena ini berbeda dengan retakan yang biasanya terjadi, yakni dikarenakan pergeseran tektonik yang saling menjauh sehingga membuat lapisan kerak Bumi dan mantel Bumi atau Litosfer saling terpisah.

    Sementara itu, EAR terjadi karena adanya gerakan tegak lurus dan pararel. Jadi, permukaan Bumi seperti dirobek ke semua arah, demikian dikutip CNBC Indonesia dari Science Alert, Sabtu (28/12/2024).

    Selain itu, fenomena juga disebut akan membuat Afrika akan sering diguncang gempa. Struktur batu pada wilayah terjadi retakan juga akan sering pecah.

    Namun terbelahnya sebuah daratan bukanlah cerita baru. Sebelumnya retakan pernah membelah benua dan membentuk Samudera Atlantik Selatan ratusan juta tahun lalu.

    Saat itu terjadi, permukaan Afrika terpisah dari Amerika Selatan. Dengan Litosfer yang kian menipis membuatnya ambruk dan membentuk lembah. Di sanalah air masuk mengisi ceruk dari magma merembes dari inti Bumi yang membeku.

    Nampaknya hal serupa juga akan terjadi di Afrika di masa depan. Dalam puluhan juta tahun mendatang, dasar laut akan membentuk pada retakan tersebut. Samudera juga akan tersambung nantinya.

    Pada akhirnya luas Afrika akan menyusut dan terdapat pulau besar di Samudera Hindia. Pulau itu merupakan bagian dari wilayah Ethiopia dan Somalia.

    (dce)

  • BMKG prakirakan hujan ringan terjadi di kota-kota besar pada Sabtu

    BMKG prakirakan hujan ringan terjadi di kota-kota besar pada Sabtu

    Ilustrasi – Sejumlah kendaraan menembus hujan lebat. BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi 10 hari ke depan. (ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG.)

    BMKG prakirakan hujan ringan terjadi di kota-kota besar pada Sabtu
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 28 Desember 2024 – 09:15 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di wilayah kota-kota besar di Indonesia pada umumnya hujan ringan pada Sabtu. Prakirawan BMKG M Apdillah Akbar pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta menyampaikan, dimulai dari Pulau Sumatera, diprakirakan berawan tebal di Kota Padang, dan hujan ringan di Banda Aceh, Medan, Tanjung Pinang, serta Pekanbaru.

    “Masih di wilayah Sumatera, diprakirakan udara kabur terjadi di Palembang, sedangkan Bengkulu dan Lampung berawan tebal,” ujar dia.

    Sedangkan Kota Jambi dan Pangkal Pinang diprakirakan hujan dengan intensitas ringan. Beralih ke Pulau Jawa, untuk Kota Jakarta diprakirakan berawan tebal, dan hujan ringan terjadi di Kota Serang, Bandung, Semarang, serta Surabaya.

    “Perlu diwaspadai untuk Kota Yogyakarta yang diprakirakan hujan disertai petir,” ucap Apdillah.

    Selanjutnya beralih ke Pulau Bali serta Nusa Tenggara, diprakirakan hujan ringan terjadi di Mataram, sementara masyarakat di Kota Denpasar dan Kupang diminta waspada hujan yang dapat disertai kilat dan petir. Kemudian untuk Pulau Kalimantan, diprakirakan udara kabur terjadi di Kota Samarinda, asap kabut berpotensi terjadi di Pontianak, sedangkan Palangkaraya diprakirakan hujan ringan.

    “Waspadai hujan disertai petir yang dapat terjadi di Tanjung Selor dan Banjarmasin,” tuturnya.

    Bergeser ke wilayah Sulawesi, Kota Gorontalo diprakirakan hujan ringan, sedangkan Kendari dan Makassar berpotensi hujan dengan intensitas sedang.

    “Waspadai petir di Kota Palu, serta hujan yang disertai kilat dan petir di Mamuju dan Manado,” ujar dia.

    Beralih ke wilayah Maluku dan Papua, diprakirakan hujan ringan terjadi di Ternate, Sorong, Manokwari, Nabire, Ambon, dan Jayawijaya, sementara Kota Jayapura dan Merauke diprediksi hujan dengan intensitas sedang. Untuk suhu udara, umumnya berkisar antara 16-33 derajat celcius dengan kelembapan udara berkisar antara 54-100 persen.

    Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa Indonesia saat ini berada dalam periode musim hujan dengan intensitas tinggi.

    “Saat ini, selama 10 hari terakhir di tahun 2024 hingga 10 hari awal tahun 2025 masih aktif La Nina lemah, terutama yang berada di wilayah Jawa bagian utara, ini sebagai memasuki puncak musim hujan di Januari,” katanya.

    Ia juga mengungkapkan bahwa bibit siklon tropis di Samudra Hindia bagian selatan turut mempengaruhi pola angin, yang memicu pembentukan awan hujan, khususnya di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, hingga Nusa Tenggara.

    “Selain itu, aktifnya gelombang Rossby dan Kelvin yang diperkirakan berlangsung hingga akhir 2024 juga menjadi faktor yang meningkatkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia,” kata Dwikorita.

    Sumber : Antara