Tag: Hindia

  • BMKG: Hati-Hati Hujan Deras & Petir Tiba-Tiba, Kondisi Atmosfer Labil

    BMKG: Hati-Hati Hujan Deras & Petir Tiba-Tiba, Kondisi Atmosfer Labil

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terbaru. Sebagian besar wilayah Indonesia kini memasuki masa pancaroba.

    BMKG memprediksi, sebanyak 403 ZOM (Zona Musim) atau sekitar 57,7% wilayah Indonesia mulai memasuki musim kemarau pada periode bulan April hingga Juni 2025. Hal itu terungkap dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 8-14 April 2025 yang dirilis BMKG pada Senin (7/4/2025).

    Dijelaskan, kondisi ini menunjukkan sebagian besar wilayah Indonesia sedang berada pada masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, atau sering disebut sebagai masa pancaroba.

    “Hati-hati hujan deras dan petir yang datang tiba-tiba,” tulis BMKG, dikutip Rabu (9/4/2025).

    “Selama periode ini, hujan umumnya terjadi pada siang hingga menjelang malam hari, didahului oleh udara hangat pada pagi hingga siang yang menyebabkan kondisi atmosfer menjadi labil,” ungkap BMKG.

    Lebih lanjut disebutkan, pemanasan permukaan yang kuat dapat memicu pembentukan awan-awan konvektif. Terutama awan Cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.

    “Kondisi ini juga dapat memicu terjadinya hujan es atau angin puting beliung. Karakteristik hujan pada masa pancaroba cenderung tidak merata dan berlangsung dalam durasi yang singkat,” jelas BMKG.

    “BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi selama masa pancaroba. Seperti hujan lebat disertai angin kencang, petir, dan puting beliung. Pastikan untuk mengamankan benda-benda di luar rumah yang mudah terbawa angin, hindari berteduh di bawah pohon atau baliho yang sudah rapuh saat hujan deras, dan selalu perbarui informasi cuaca terkini melalui website resmi kami di https://www.bmkg.go.id/ atau melalui aplikasi infobmkg dan sosial media @/infobmkg,” tegas BMKG memperingatkan.

    Potensi Kondisi Cuaca 8-14 April 2025

    BMKG mencatat adanya gangguan MJO secara spasial terprediksi aktif di Samudra Hindia barat Aceh, Sumatra bagian tengah hingga utara, Laut Cina Selatan, Kalimantan bagian tengah hingga utara, Selat Makassar, Sulawesi bagian tengah hingga utara, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Maluku Utara, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Papua.

    “Kombinasi antara MJO, gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency pada wilayah dan periode yang sama terpantau aktif di wilayah Indonesia bagian tengah hingga utara sehingga berpotensi meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut,” tulis BMKG.

    Juga diprediksi potensi terbentuknya daerah tekanan rendah, sirkulasi siklonik yang membentuk daerah konvergensi memanjang dan daerah konfluensi. Di sisi lain, labilitas lokal kuat mendukung proses konvektif skala lokal.

    “Merujuk pada kondisi atmosfer di atas, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca signifikan ini dengan selalu memperbarui informasi cuaca dan memperbaiki kondisi lingkungan,” sebut BMKG.

    BMKG pun mengeluarkan peringatan dini kondisi cuaca ke depan.

    Pada 8-10 April, kondisi cuaca di Indonesia pada umumnya diprediksi berawan hingga hujan ringan.

    Namun perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut:

    Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Papua Pegunungan, dan Papua.

    Maluku.

    Begitu juga pada periode tanggal 11-14 April 2025, secara umum kondisi cuaca diprediksi berawan hingga hujan ringan.

    Namun perlu waspada potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berada di wilayah berikut:

    Sumatra Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Papua Pegunungan.

    Aceh, Riau, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.

    Sebagai catatan, BMKG mengingatkan, peringatan tersebut adalah prospek kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @/infoBMKG.

    “Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru,” tulis BMKG.

    (dce/dce)

  • BMKG prakirakan hujan ringan terjadi di kota-kota besar pada Rabu

    BMKG prakirakan hujan ringan terjadi di kota-kota besar pada Rabu

    logo BMKG

    BMKG prakirakan hujan ringan terjadi di kota-kota besar pada Rabu
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 09 April 2025 – 09:23 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca hujan ringan terjadi di kota-kota besar di Indonesia pada Rabu. Prakirawan BMKG Indah Fitrianti pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta menyampaikan  Pulau Sumatra, cuaca diprakirakan hujan ringan di wilayah Banda Aceh, Padang, dan Pekanbaru, dan Tanjung Pinang.

    “Potensi hujan sedang terjadi di wilayah Medan,” katanya.

    Masih di wilayah Sumatra, lanjut dia, cuaca diprakirakan berawan tebal di wilayah Palembang dan Pangkal Pinang, sedangkan hujan ringan berpotensi terjadi di wilayah Bandar Lampung dan Bengkulu.

    “Waspadai hujan disertai petir yang dapat terjadi di wilayah Jambi,” ucapnya.

    Beralih ke Pulau Jawa, kata dia, hujan ringan mendominasi seluruh wilayah mulai dari Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

    “Beranjak ke wilayah Bali dan Nusa Tenggara, cuaca di Kota Denpasar, Mataram, dan Kupang juga diprakirakan hujan dengan intensitas ringan,” tuturnya.

    Selanjutnya bergeser ke Pulau Kalimantan, terdapat potensi hujan ringan di wilayah Samarinda, sedangkan hujan dengan intensitas sedang diprakirakan terjadi di Tanjung Selor.

    “Waspadai hujan yang dapat disertai petir yang akan terjadi di wilayah Pontianak, Palangka Raya, dan Banjarmasin,” ujar Indah.

    Kemudian untuk Pulau Sulawesi, terdapat potensi hujan ringan di wilayah Palu dan Gorontalo, serta hujan dengan intensitas sedang di wilayah Mamuju.

    “Waspadai potensi hujan petir di wilayah Makassar, Kendari, dan Manado,” kata dia.

    Bergerak ke wilayah Indonesia bagian Timur, diprakirakan hujan ringan di wilayah Ambon, Ternate, Sorong, Manokwari, dan Jayapura.

    “Potensi hujan sedang terjadi di wilayah Jayawijaya, dan waspadai potensi hujan disertai dengan petir yang akan terjadi di wilayah Nabire dan Merauke,” paparnya.

    Indah juga mengemukakan adanya peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot yang terpantau di Samudera Hindia barat daya Jawa dan mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah perairan tersebut. Sementara untuk ketinggian gelombang laut di wilayah Indonesia secara umum cukup kondusif dengan rentang 1,25 sampai 2,5 meter.

    Sumber : Antara

  • Houthi Lancarkan Serangan Drone ke Tel Aviv, AS Beri Peringatkan: Situasi Akan Semakin Buruk! – Halaman all

    Houthi Lancarkan Serangan Drone ke Tel Aviv, AS Beri Peringatkan: Situasi Akan Semakin Buruk! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi di Yaman kembali meningkatkan tensi konflik dengan meluncurkan serangan terhadap target militer di Tel Aviv, Israel dan dua kapal perang Amerika Serikat (AS) di Laut Merah.

    Pada Senin (7/4/2025), juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyatakan pasukannya menyerang situs militer di wilayah Yafa, pinggiran Tel Aviv, menggunakan drone “Yafa”, seperti dilaporkan al-Masirah TV.

    “Angkatan bersenjata Yaman melancarkan operasi untuk menghancurkan pangkalan militer Israel di wilayah pendudukan Yafa,” ujar Saree, dikutip dari TASS.

    Drone Yafa disebut sebagai hasil modifikasi dari drone Samad-3 milik Iran, yang memiliki jangkauan jelajah jauh dan mampu menjalankan misi ganda: pengintaian dan serangan.

    Selain menyerang Tel Aviv, Houthi juga mengklaim telah meluncurkan rudal jelajah dan drone ke arah dua kapal perusak milik AS di Laut Merah.

    Serangan ini dikatakan sebagai balasan atas agresi udara AS terhadap Yaman.

    “Serangan ke kapal perang Amerika merupakan tanggapan atas kejahatan AS terhadap rakyat Yaman,” kata Saree.

    Ia merujuk pada serangan udara AS ke sebuah rumah di Sanaa pada Minggu (6/4/2025), yang menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai lebih dari 20 lainnya, termasuk perempuan dan anak-anak.

    Saree menegaskan Houthi akan terus melancarkan operasi hingga agresi Israel ke Jalur Gaza berhenti dan blokade dicabut.

    Kelompok ini menyatakan aksinya sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas dan rakyat Palestina.

    Israel Klaim Tembak Jatuh Drone

    Militer Israel (IDF) mengklaim telah mencegat sebuah drone yang mendekati wilayah udaranya dari arah timur.

    Drone tersebut dihancurkan di atas Gurun Aravah, bagian selatan Israel, menurut laporan The Times of Israel.

    AS Tingkatkan Operasi Militer

    Ketegangan antara Houthi dan AS meningkat sejak 15 Maret, ketika Presiden AS Donald Trump mengizinkan operasi militer untuk menargetkan basis-basis Houthi di Yaman.

    Washington menilai kelompok ini sebagai ancaman terhadap kebebasan navigasi di Laut Merah.

    Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memperingatkan bahwa operasi militer terhadap Houthi akan terus berlanjut dan menjadi lebih intensif.

    “Ini adalah pekan-pekan yang buruk bagi Houthi, dan akan terus memburuk,” ujarnya dalam konferensi pers usai pertemuan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, seperti dilansir Al Arabiya (8/4/2025).

    Hegseth menyebut serangan udara AS menargetkan bunker senjata, sistem pertahanan udara, dan markas bawah tanah Houthi.

    Ia juga memperingatkan Iran agar menghentikan dukungannya terhadap kelompok tersebut.

    “Kami memiliki lebih banyak opsi dan tekanan untuk diberikan,” tegasnya.

    Dukungan dari Arab Saudi dan Operasi Lanjutan

    Menurut pernyataan Pentagon, Hegseth juga melakukan pembicaraan dengan Menhan Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman, guna membahas operasi militer terhadap Houthi serta kerja sama pertahanan regional.

    Juru bicara Pentagon Sean Parnell menyatakan bahwa keduanya sepakat pentingnya menegakkan kebebasan navigasi di Laut Merah dan melemahkan kekuatan Houthi.

    Presiden Trump menegaskan bahwa beberapa tokoh senior Houthi telah tewas dalam serangan udara terbaru, meski belum ada bukti publik yang disampaikan oleh Gedung Putih.

    Sebagai bagian dari operasi, militer AS dilaporkan telah mengerahkan pesawat pengebom siluman B-2 di Samudra Hindia, pesawat yang sebelumnya digunakan dalam serangan ke situs bawah tanah Houthi pada Oktober lalu.

    Latar Belakang Konflik dan Eskalasi Terbaru

    Ketegangan ini merupakan kelanjutan dari konflik panjang antara Houthi dan Israel sejak eskalasi di Gaza 2023.

    Meski sempat mereda karena gencatan senjata pada Januari, konflik kembali memanas sejak Maret, ketika Houthi mengancam menyerang kapal dagang dan pangkalan militer Israel.

    Kelompok ini juga memperingatkan akan menyerang kapal komersial yang terkait dengan Israel di perairan Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • AS Beri Peringatan ke Houthi: Situasi Akan Semakin Buruk!

    AS Beri Peringatan ke Houthi: Situasi Akan Semakin Buruk!

    Washington DC

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth, melontarkan peringatan keras kepada kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman. Hegseth mengatakan bahwa operasi gempuran AS terhadap Houthi yang sedang berlangsung “akan semakin buruk”.

    Peringatan itu disampaikan Hegseth saat militer AS terus melancarkan serangan udara terhadap wilayah Yaman, yang berlangsung tiga pekan terakhir dan diklaim bertujuan untuk melemahkan kemampuan militer Houthi. Gempuran AS ini menjadi respons atas serangan Houthi terhadap pelayaran internasional di Laut Merah.

    Setelah pertemuan di Gedung Putih dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (8/4/2025), Hegseth menegaskan kembali sikap tegas pemerintah AS, dengan mengatakan kepada wartawan: “Tiga pekan ini merupakan pekan yang buruk bagi Houthi, dan akan semakin buruk.”

    Dia menggambarkan operasi militer AS itu sebagai operasi yang “menghancurkan”, dengan menargetkan fasilitas-fasilitas bawah tanah, bunker produksi senjata, para petempur Houthi, dan sistem pertahanan udara.

    Hegseth juga melontarkan kritikan terhadap Iran, dengan memperingatkan Teheran agar tidak terus mendukung Houthi.

    “Kami memiliki lebih banyak pilihan dan lebih banyak tekanan untuk diberikan,” tegasnya.

    Sementara itu, menurut pernyataan Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, Hegseth juga berbicara dengan Menhan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman untuk membahas operasi militer terhadap Houthi dan upaya memperkuat hubungan pertahanan kedua negara.

    Juru bicara Pentagon, Sean Parnell, mengatakan bahwa Hegseth dan Pangeran Khalid saling bertukar pandangan tentang keamanan regional, termasuk soal “kemajuan operasi AS untuk melemahkan kemampuan Houthi dan menegakkan kebebasan navigasi di Laut Merah”.

    Presiden Donald Trump menegaskan kembali klaim pemerintahannya bahwa serangan-serangan udara AS telah menewaskan beberapa tokoh senior dan pakar senjata Houthi yang ada di Yaman. Namun Gedung Putih belum memberikan bukti untuk mendukung pernyataan tersebut.

    Saat ketegangan terus meningkat, Hegseth pekan lalu memerintahkan pengerahan pasukan tambahan dan aset militer AS ke kawasan tersebut. Beberapa pesawat pengebom siluman B-2, yang mampu membawa bom penghancur bunker seberat 30.000 pon, telah disiagakan di Samudra Hindia.

    Sejumlah pesawat jenis tersebut telah dikerahkan dalam serangan menargetkan situs bawah tanah Houthi pada Oktober tahun lalu, dan dikerahkan juga dalam operasi yang diperintahkan Trump sejak 15 Maret lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mengapa Rusia dan Belarusia Luput dari Tarif Baru Trump?

    Mengapa Rusia dan Belarusia Luput dari Tarif Baru Trump?

    Jakarta

    Kamis lalu (3/4), Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan tarif baru terhadap impor dari 185 negara . Rusia dan sekutunya Belarus termasuk di antara beberapa negara yang dikecualikan dari daftar tarif presiden AS, tapi tidak dengan Ukraina.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada Fox News bahwa karena adanya sanksi yang diberlakukan terhadap Rusia, berarti tidak ada perdagangan AS dengan Rusia. Sanksi-sanksi tersebut diterapkan setelah Rusia menginvasi Ukraina. AS dan negara-negara lain, terutama negara-negara di Eropa, kian memperberat sanksi terhadap Rusia. Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menekankan bahwa sanksi-sanksi AS terkait perang Rusia-Ukraina turut menjauhkan AS dari “perdagangan penting” dengan Rusia.

    Namun, apa benar klaim yang disebutkan Menkeu AS dan jubir Gedung Putih tersebut?

    Barang-barang yang bersifat strategis dari Rusia

    Menurut Biro Sensus Amerika Serikat, perdagangan dengan Rusia telah merosot dramatis sejak Rusia memulai invasi besar-besaran ke Ukraina. Perdagangan yang awalnya berkisar sekitar US$36 miliar (610 triliun rupiah) pada tahun 2021 menjadi sekitar US$3,5 miliar (59,5 triliun rupiah) pada tahun 2024.

    Klaim Bessent bahwa tidak ada perdagangan dengan Rusia tidak mencerminkan kenyataan bahwa impor dari negara itu, betapapun kecilnya, tetap penting bagi Amerika Serikat, terutama karena impor tersebut melibatkan barang-barang strategis seperti pupuk dan bahan kimia anorganik.

    Meskipun perdagangan dengan Rusia kini hanya mencapai sepersepuluh dari jumlah sebelumnya, sanksi yang ada dan penurunan angka impor sepertinya bukan alasan mengapa Rusia dikecualikan dari tarif baru Trump.

    Sebagai perbandingan, Washington memberlakukan tarif 27% untuk impor dari Kazakhstan, meskipun volume perdagangan Kazakhstan-AS setara dengan Rusia-AS: sekitar US$3,4 miliar (57,5 triliun rupiah), di mana US$2,3 miliar (39 triliun rupiah) dari angka tersebut adalah jumlah impor AS. Volume perdagangan AS-Ukraina bahkan lebih rendah, yaitu US$2,9 miliar (48 triliun rupiah) di mana US$1,2 miliar (20 triliun rupiah) di antaranya adalah impor AS. Namun, Ukraina tetap masuk dalam daftar tarif baru Trump dikenakan tarif sebesar 10%.

    ‘Kelonggaran simbolis’

    “Ini terlihat seperti kelonggaran simbolis,” menurut ilmuwan politik dan pakar studi Amerika, Alexandra Filippenko, kepada DW.

    AS belum mempublikasikan angka-angka perdagangan dengan Korea Utara, Kuba dan Belarus. Namun menurut perkiraan PBB, perdagangan bilateral antara AS dan Belarus, misalnya, mencapai puluhan juta dolar per tahun. Pada tahun 2024, misalnya, barang-barang Belarusia yang diimpor ke AS bernilai US$21 juta (355 miliar rupiah).

    Daftar tarif nampaknya tidak hanya didasarkan pada volume perdagangan suatu negara. Bahkan kepulauan kecil tak berpenghuni seperti Kepulauan Heard dan McDonald, yang merupakan wilayah teritorial Australia di Samudra Hindia yang secara praktis tidak memiliki relevansi dengan perdagangan AS, turut terdampak dari kebijakan Trump.

    Kanada dan Meksiko juga tidak termasuk dalam daftar tarif baru Trump, dikarenakan sebagian besar barang yang diimpor dari kedua negara tersebut sudah dikenakan tarif sebesar 25 persen.

    Mengapa Rusia dikecualikan?

    Ilmuwan politik, Alexandra Filippenko, melihat keputusan Trump yang mengecualikan Rusia dari daftar tarif sebagai indikasi untuk meningkatkan hubungan AS dengan Moskow.

    “Otoritas Rusia memahami sinyal politik tersebut,” katanya sembari turut merujuk unggahan Telegram dari utusan khusus presiden Rusia, Kirill Dmitriev, yang saat ini sedang berada di Washington. Dalam unggahan tersebut, Dmitriev mengatakan bahwa pemulihan dialog antara Rusia dan AS adalah “proses yang sulit dan bertahap” tetapi “setiap pertemuan, setiap percakapan yang jujur memungkinkan proses pemulihan terus berjalan.”

    Nina Khrushcheva, profesor hubungan internasional di New School – New York, juga melihat diplomasi antara kedua negara sebagai alasan yang memungkinkan bagi Trump ‘menahan diri’ memberlakukan tarif baru pada Rusia. “Menurut saya, tekanan politik akan diberikan kepada Rusia dengan cara lain, tetapi selama kunjungan Dmitriev, tarif sepertinya bersifat kontraproduktif,” jelasnya kepada DW. Pemerintahan Trump dapat memberlakukan tarif pada Rusia nanti, jika mereka menginginkannya, tambah Khrushcheva

    Di sisi lain, Oleg Buklemishev, Direktur Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi di Universitas Negeri Moskow menilai keputusan Trump terhadap Rusia dan Ukraina “tidak berdasarkan logika ekonomi.”

    Ia melihat keputusan untuk tidak mengenakan tarif tambahan pada Rusia adalah murni politis, terlepas dari Washington yang mengklaim tidak signifikannya perdagangan kedua negara. Bahan bakar nuklir, pupuk, dan logam platinum Rusia terus dipasok ke AS, dan jika tarif yang tinggi diterapkan untuk barang-barang tersebut, biaya energi akan semakin meroket, hal yang tidak diinginkan Trump, kata Buklemishev.

    Pada saat yang sama, ia menekankan bahwa volume perdagangan saat ini dengan Rusia, yang telah jauh berkurang dari level sebelumnya, tidak dapat dibandingkan dengan volume perdagangan AS dengan Eropa atau Cina.

    Pemikiran akan hubungan perdagangan yang kuat antara Rusia dan AS juga tidak realistis, kata Buklemishev. “Bahkan jika hubungan kedua negara menjadi lebih erat, tidak mungkin bagi keduanya untuk kembali seperti dulu Pembatasan keuangan, logistik, dan sanksi akan tetap berlaku, dan Cina telah mengambil alih sebagian pasar Rusia.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Rusia.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Peringatkan 6 Negara Agar Tak Membantu AS, IRGC Incar 10 Pangkalan Militer Amerika di Teluk – Halaman all

    Iran Peringatkan 6 Negara Agar Tak Membantu AS, IRGC Incar 10 Pangkalan Militer Amerika di Teluk – Halaman all

    Iran Peringatkan 6 Negara Agar Tak Membantu AS, IRGC Incar 10 Pangkalan Militer Amerika di Asia Barat

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Iran mengatakan,  Teheran telah memperingatkan enam negara bahwa mereka akan menghadapi “konsekuensi berat” jika mereka mendukung Washington dalam serangan militer terhadap Republik Iran, Reuters melaporkan, Minggu (6/4/2025).

    Enam negara yang mendapat peringatan dari Iran tersebut adalah Irak, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Turki, dan Bahrain.

    “Iran telah mengeluarkan peringatan kepada Irak, Kuwait, UEA, Qatar, Turki, dan Bahrain bahwa segala dukungan terhadap serangan AS terhadap Iran, termasuk penggunaan wilayah udara atau wilayah mereka oleh militer AS selama serangan tersebut, akan dianggap sebagai tindakan permusuhan,” kata pejabat tersebut saat berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim.

    Pejabat tersebut menekankan, tindakan membantu AS tersebut “akan menimbulkan konsekuensi yang serius bagi negara-negara tersebut,”.

    Dia juga menambahkan bahwa “Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah menempatkan angkatan bersenjata Iran dalam keadaan siaga tinggi.”

    Juru bicara pemerintah Irak, Kuwait, UEA, Qatar, dan Bahrain tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Kementerian Luar Negeri Turki dikutip mengatakan pihaknya tidak mengetahui adanya peringatan Iran, tetapi pesan tersebut dapat disampaikan melalui saluran lain.

    Pada tanggal 30 Maret, Presiden AS Donald Trump mengancam Iran dengan pemboman dan tarif sekunder jika Teheran tidak mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklirnya.

    “Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pengeboman,” kata Trump dalam wawancara telepon. “Itu akan menjadi pengeboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.”

    Gambar yang diambil pada 10 November 2019 menunjukkan bendera Iran di PLTN Bushehr Iran, selama upacara resmi untuk memulai pekerjaan pada reaktor kedua di fasilitas tersebut. (Atta Kenare/AFP)

    Iran Bersedia Berunding Secara Tidak Langsung

    Pejabat senior yang berbicara dengan Reuters menambahkan bahwa Iran menolak permintaan Presiden AS Donald Trump untuk perundingan langsung mengenai program nuklirnya.

    Namun, Iran ingin melanjutkan perundingan tidak langsung melalui Oman, tempat perundingan tidak langsung antara kedua negara telah berlangsung di masa lalu.

    “Pembicaraan tidak langsung menawarkan kesempatan untuk mengevaluasi keseriusan Washington tentang solusi politik dengan Iran,” kata pejabat itu.

    Selain mengeluarkan ancaman verbal terhadap Iran, Trump telah memerintahkan pembangunan militer besar-besaran di kawasan tersebut, termasuk pengiriman satu skuadron pembom B-52 ke pangkalan AS di Diego Garcia di Samudra Hindia.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menegaskan pada Minggu bahwa “kondisi untuk dimulainya kembali perundingan antara Teheran dan Washington mengenai program nuklir Iran didasarkan pada prinsip kepercayaan antara kedua negara,” katanya.

    “Kami siap melanjutkan dialog mengenai program nuklir kami dan pencabutan sanksi terhadap Iran, berdasarkan logika membangun kepercayaan,” kata Araghchi dalam pernyataan yang dilaporkan oleh Kantor Berita Fars Iran.

    Pangkalan militer Amerika Serikat Al-Tanf di Suriah. (npasyria)

    IRGC Incar 10 Pangkalan Militer AS

    Menyusul ancaman Trump, Ali Hajizadeh, komandan Divisi Dirgantara Garda Revolusi (IRGC), Iran secara langsung mengancam pangkalan AS di Asia Barat.

    “Amerika memiliki sekitar sepuluh pangkalan militer di kawasan itu – setidaknya di dekat Iran – dan 50.000 tentara,” kata Hajizadeh kepada TV pemerintah Iran pada hari Senin. 
    “Mereka seperti duduk di rumah kaca. Dan ketika Anda berada di rumah kaca, Anda tidak melempar batu ke orang lain.”

    Iran telah lama menampik klaim bahwa mereka berupaya memproduksi senjata nuklir, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut tidak Islami karena ancaman yang ditimbulkan senjata tersebut terhadap warga sipil.

    Namun, para analis memperkirakan Iran dapat dengan cepat mengembangkan senjata nuklir jika ancaman AS dan Israel untuk mengebom dan menginvasi negara itu terus berlanjut.

     

    (oln/tc/*)

     

  • Sambut Jet-Jet AS, Unit Pertahanan Udara IRGC Iran Diizinkan “Tembak-Sesuka Hati” ke Penyusup – Halaman all

    Sambut Jet-Jet AS, Unit Pertahanan Udara IRGC Iran Diizinkan “Tembak-Sesuka Hati” ke Penyusup – Halaman all

    Sambut Jet-Jet AS, Unit Pertahanan Udara IRGC Iran Diizinkan “Tembak-Sesuka Hati” ke Penyusup

    TRIBUNNEWS.COM – Unit pertahanan udara Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dilaporkan telah diberi izin untuk menembaki pesawat apa pun yang melanggar wilayah udara negara itu tanpa terlebih dahulu mengajukan izin ke perwira atasan.

    Kebijakan ‘fire at will’ ini muncul setelah Iran baru-baru ini mendapat ancaman pengeboman dari Amerika Serikat (AS) terkait negosiasi pengembangan nuklir.

    Menurut laporan, sebelumnya unit pertahanan udara IRGC memerlukan persetujuan dari perwira atasan sebelum mereka diizinkan melepaskan tembakan bahkan setelah mengidentifikasi pesawat musuh yang telah melanggar wilayah udara Iran.

    “Dalam kasus di mana unit pertahanan udara telah mengidentifikasi secara positif pesawat musuh yang melanggar wilayah udara kedaulatan Republik Iran, komandan unit pertahanan udara regional tidak memerlukan persetujuan dari atasan untuk mengebom target,” tulis laporan DSA, Minggu (6/4/2025).

    Laporan itu lebih lanjut menyatakan kalau, “Persetujuan untuk menembak (fire at will) adalah terhadap target yang melibatkan kendaraan udara tak berawak musuh”.

    “Unit pertahanan udara, baik di bawah naungan Korps Garda Revolusi Iran atau lainnya, telah ditempatkan pada tingkat siaga tertinggi untuk menghadapi gangguan apa pun dari pesawat asing,” kata laporan itu.

    Presiden AS, Donald Trump telah berulang kali memperingatkan tentang serangan terhadap Iran atas tuduhan bahwa negara Persia itu sedang berupaya mengembangkan senjata nuklir.
     
    Trump, yang telah membuktikan dirinya sebagai pendukung setia Israel sejak menjabat, memperingatkan bahwa jika “Iran tidak menyetujui perundingan yang ditawarkan, negaranya akan melancarkan serangan udara yang belum pernah terlihat sebelumnya.”

    Ancaman terbaru Trump – yang lebih eksplisit dan keras daripada pernyataan sebelumnya – muncul setelah ia mengirim surat ke Iran, yang isinya belum diungkapkan, yang menawarkan negosiasi mengenai program nuklir negara itu.

    Adapun Iran, mereka mengklaim bahwa program nuklirnya tidak mengancam pihak mana pun karena program tersebut ditujukan untuk menghasilkan listrik dan bukan untuk mengembangkan senjata nuklir.

    PERTAHANAN UDARA IRAN – Sistem pertahanan udara Khordad 15 Iran. Sistem persenjataan ini berjenis artileri sedang (medium to long range) rudal darat ke udara dan diklaim punya daya jelajah 600 kilometer.. (DSA/Tangkap Layar)

    Iran Balas Ancam Bombardir Pangkalan Militer AS di Kawasan

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei dilaporkan mengatakan kalau “ancaman terbuka untuk mengebom Iran oleh kepala negara merupakan kontradiksi yang jelas terhadap prinsip-prinsip dasar perdamaian dan keamanan internasional.”

    “Ancaman-ancaman seperti itu merupakan pelanggaran serius terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan juga melanggar peraturan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Terorisme hanya akan mengundang lebih banyak terorisme, sementara perdamaian akan melahirkan perdamaian. Amerika harus membuat pilihan.”

    Sementara itu, Panglima Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, mengancam akan membombardir pangkalan militer AS di Timur Tengah yang menampung sekitar 50.000 tentaranya.

     “Orang yang tinggal di rumah kaca tidak boleh melempar batu ke orang lain. Amerika Serikat memiliki setidaknya 10 pangkalan militer dengan 50.000 personel di wilayah tersebut — yang berarti mereka sendiri tinggal di rumah kaca.”

    PESAWAT PENGEBOM – Manuver udara pesawat pengebom B-2 Spirit milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dalam misi di kawasan Indo-Pasifik. Foto merupakan tangkapan layar dari situs militer DSA pada Kamis (27/3/2025). (DSA/Tangkap Layar)

    Dalam konteks eskalasi tersebut, selama beberapa hari terakhir, sejumlah besar pesawat pengebom  B-2 Spirit  dan pesawat tanker dilaporkan “berkumpul” di pulau Diego Garcia milik Inggris di Samudra Hindia, yang sering digunakan oleh militer AS untuk melancarkan serangan terhadap target di Timur Tengah.

    Citra satelit menunjukkan sedikitnya tujuh pesawat pengebom B-2 Spirit, tiga pesawat kargo C-17 dan 10 pesawat tanker Angkatan Udara AS telah dikirim ke pulau  Diego Garcia dalam 48 jam terakhir.

    Diego Garcia adalah pangkalan angkatan laut dan udara Inggris yang disewakan kepada Amerika Serikat, terletak di tengah Samudra Hindia.

    Tempat ini berfungsi sebagai pusat dukungan logistik penting bagi operasi militer Amerika Serikat di Asia Barat, Afrika Timur, dan  Asia Tenggara .

    Pangkalan militer  Amerika Serikat  di Diego Garcia memiliki landasan udara panjang, fasilitas peluncuran untuk pembom strategis (seperti B-52 dan B-2), pusat komunikasi global, dan pelabuhan untuk kapal perang dan kapal pendukung.

    Amerika Serikat juga mengambil tindakan untuk meningkatkan jumlah kapal induk yang ditempatkan di Timur Tengah menjadi dua, dengan mempertahankan satu kapal yang ada di kawasan tersebut dan mengirim kapal lain dari Indo-Pasifik, menurut pernyataan Pentagon.

    Kapal induk Carl Vinson akan bergabung dengan Harry S. Truman di Timur Tengah, “Untuk melanjutkan upaya menjaga stabilitas regional, mencegah tindakan agresif, dan melindungi kelancaran arus rute perdagangan di kawasan tersebut,” kata juru bicara Pentagon Sean Parnell dalam sebuah pernyataan.

    “Untuk melengkapi kehadiran maritim CENTCOM, Menteri Pertahanan juga telah mengarahkan pengerahan skuadron tambahan dan aset udara lainnya untuk lebih memperkuat kemampuan pertahanan dan dukungan udara kita di kawasan tersebut,” katanya.

    PESAWAT PENGEBOM – Pesawat pengebom B-2 Spirit milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) bersiap lepas landas dalam misi pengeboman yang dilaksanakan pada 2001 silam. Foto merupakan tangkapan layar dari situs militer DSA pada Kamis (27/3/2025). (DSA/Tangkap Layar)

    Diego Garcia dalam Jangkauan Rudal Iran

    Perkembangan terkini ini terjadi saat jet tempur AS semakin agresif menyerang  posisi Houthi  di Yaman, bersamaan dengan peringatan yang semakin lantang terhadap Iran atas dukungannya terhadap kelompok Houthi dan dugaan pengembangan senjata nuklirnya.

    Menanggapi laporan bahwa pesawat pengebom jarak jauh AS “berkumpul” di Diego Garcia, para pemimpin Iran memperingatkan bahwa mereka akan meluncurkan serangan rudal balistik dan pesawat tak berawak jarak jauh terhadap Diego Garcia, yang terletak di Kepulauan Chagos, jika Washington melancarkan tindakan militer terhadap negara Persia tersebut.
     
    Menurut media negara itu, Iran memiliki beberapa sistem persenjataan yang mampu menembaki pangkalan militer tersebut, yang terletak lebih dari 5.000 km dari negara Persia tersebut.

    “Iran memiliki persenjataan yang cukup untuk melancarkan serangan semacam itu (terhadap Diego Garcia) dari wilayahnya, termasuk versi terbaru rudal jarak menengah Khorramshahr dan pesawat tanpa awak bunuh diri Shahed-136B dengan jangkauan operasional 4.000 kilometer [2.485 mil],” media lokal Iran mengutip pernyataan pemimpinnya tersebut.

     

    (oln/dsa/*)

  • Duel dengan AS, Bisakah Iran Pukul Balik?

    Duel dengan AS, Bisakah Iran Pukul Balik?

    Jakarta

    Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat terus meningkat. Pada hari Senin (31/3), Iran mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai pernyataan “tanpa pertimbangan dan agresif” dari Presiden AS Donald Trump, yang dianggapnya sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.”

    Trump sehari sebelumnya mengancam Iran dengan serangan bom. Jika Teheran tidak menyetujui kesepakatan baru untuk membatasi program nuklirnya, “akan ada pemboman”. “Pemboman yang belum pernah mereka saksikan sebelumnya,” ancam Trump lewat saluran media NBC AS.

    Mendengar ancaman itu, Teheran panas. Pemimpin spiritual dan politik Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memperingatkan bahwa jika AS menyerang, akan ada respons yang tegas. Jika ancaman Washington menjadi kenyataan, “pasti akan ada serangan balasan yang hebat.”

    Skenario perang yang penuh ledakan

    Selama 18 bulan terakhir sejak meletusnya perang regional di Timur Tengah, strategi gertakan Iran tampaknya kehilangan kredibilitas, ujar ahli pengendalian senjata dan kepala penelitian di Geneva Graduate Institute, Swiss Dr. Farzan Sabet. Namun demikian, Teheran masih memiliki kekuatan militer yang signifikan, ujar Sabet dalam wawancara dengan DW.

    Dengan roket, drone, dan operasi tidak teratur dalam kerangka “Sumbu Perlawanan”, Iran bisa menyebabkan kehancuran besar jauh di luar perbatasannya.

    Salah satu kemungkinan sasaran serangan semacam itu bisa saja adalah pangkalan militer Amerika di luar Amerika Serikat (AS).

    Komandan Angkatan Udara dan Antariksa Pasukan Pengawal Revolusi Islam, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh juga mengatakan pada hari Senin (31/3): “Amerika Serikat memiliki setidaknya sepuluh pangkalan di sekitar Iran dengan lebih dari 50.000 tentara. Jadi, mereka berada dalam rumah kaca.”

    Diego Garcia adalah satu-satunya wilayah Inggris yang tersisa di Samudra Hindia. Tidak ada bedanya apakah pasukan Inggris atau Amerika yang terkena dampaknya. Faktor yang menentukan adalah, apakah pangkalan militer itu akan digunakan untuk operasi militer terhadap Iran.

    “Kami akan terpaksa mengembangkan senjata nuklir”

    Iran, jika terjadi serangan, “tidak akan memiliki pilihan lain” selain mengembangkan senjata nuklir, papar penasihat Ayatollah Khamenei, Ali Larijani, pada Senin (31/03) malam di televisi negara. Larijani kembali menegaskan kesiapan Iran untuk eskalasi lebih lanjut secara terbuka.

    “Kami tidak mengejar senjata nuklir. Tetapi jika kalian membuat kesalahan dalam masalah nuklir Iran, kalian akan memaksa Iran untuk melakukannya, karena negara ini harus membela diri,” ujar Larijani.

    Ia menambahkan: “Apapun perhitungan kalian, itu tidak ada dalam kepentingan kalian. Dan kami mengatakan bahwa alih-alih memerangi Iran, Amerika harus menemukan jalan lain dan mengubah perilakunya untuk selamanya.”

    Pemerintah AS dan negara-negara Barat lainnya serta Israel berusaha mencegah Republik Islam Iran, yang dipimpin oleh ulama Syiah, mengembangkan senjata nuklirnya.

    Pada masa jabatan pertamanya, Presiden AS Donald Trump pada 2018 secara sepihak menarik diri dari “Perjanjian Nuklir Wina” yang bertujuan membatasi program nuklir Iran dan secara bertahap menghapus sanksi sebagai imbalannya. Akibatnya, Teheran juga tidak lagi mematuhi ketentuan perjanjian tersebut.

    Secara resmi, Iran tetap menegaskan bahwa penelitian nuklirnya hanya untuk tujuan damai. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, pernyataan yang kontradiktif dari pejabat-pejabat Iran muncul.

    Sementara beberapa orang menyerukan penyesuaian kebijakan nuklir, yang lain secara terbuka mengisyaratkan kemungkinan pengembangan senjata nuklir.

    Semua sanksi terhadap Teheran dapat diberlakukan kembali

    “Dalam konflik militer dengan Iran, AS pasti akan menang,” ucap Farzan Sabet.

    “Namun, kemenangan semacam itu akan memerlukan tindakan militer yang luas dan berkepanjangan, dengan kerugian besar bagi AS dan kemungkinan serangan terhadap sekutu-sekutu AS serta aset strategis mereka. Dengan demikian, perang ini akan sangat mempengaruhi perekonomian dunia. Saya rasa Presiden Trump tidak menginginkan konflik semacam itu. Ia kemungkinan besar akan terlebih dahulu memilih semua opsi lain seperti sanksi baru di Dewan Keamanan PBB sebelum memicu konflik bersenjata yang lebih serius,” paparnya lebih lanjut.

    Meski retorika tajam terdengar di ruang publik, tampaknya ada pergerakan diplomatik di balik layar. Presiden AS Trump telah menulis surat kepada Khamenei pada awal Maret, yang menandakan kesiapan untuk negosiasi.

    Pimpinan Iran mengonfirmasi pada 27 Maret bahwa mereka telah merespons surat tersebut. Meskipun mereka tetap menolak percakapan langsung dengan Washington. Presiden Massud Peseschkian mengungkapkan kesiapan untuk negosiasi tidak langsung. Namun, percakapan semacam itu akan memakan waktu, rumit, dan melelahkan.

    Waktu untuk deeskalasi tidak banyak tersisa bagi Iran. Hingga Oktober 2025, setiap penandatangan Perjanjian Nuklir dengan Iran dapat mengaktifkan klausul snapback dan secara otomatis memberlakukan kembali semua sanksi terhadap Teheran.

    Klausul snapback merujuk pada sebuah ketentuan dalam suatu perjanjian internasional yang memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk secara otomatis mengembalikan kondisi atau sanksi yang berlaku sebelumnya jika salah satu pihak melanggar perjanjian tersebut.

    *Diadaptasi dari artikel berbahasa Jerman

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 7
                    
                        Palu Godam Trump dan Krisis Multidimesi Indonesia
                        Nasional

    7 Palu Godam Trump dan Krisis Multidimesi Indonesia Nasional

    Palu Godam Trump dan Krisis Multidimesi Indonesia
    Antropolog, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember
    SAAT
    terjadi krisis rupiah pada akhir 1997 (lalu diikuti krisis politik yang menjatuhkan Orde Baru pada 1998), kita menuduh George Soros, pelaku bisnis keuangan berkebangsaan Amerika Serikat (AS), sebagai biang keladi.
    Aksi Soros dianggap sebagai penyebab mata uang Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara terguncang.
    Mingguan Forum Keadilan No. 9 Tahun VI, 11 Agustus 1997, misalnya, menurunkan dua laporan. Laporan pertama berjudul “Spekulan Beraksi, Rupiah pun Diuji” (hlm. 88). Kedua berjudul “Soros, Si ‘Perampok’ Dermawan” (hlm. 89).
    Kedua tulisan membicarakan Soros dan aksi-aksinya sehingga mata uang Indonesia merosot tajam.
    Apakah menjelang paruh 2025 nanti,
    Donald Trump
    , Presiden AS, akan menjadi tertuduh sebagaimana Soros dulu? Tertuduh apa? Tertuduh sebagai biang keladi krisis multidimensi Indonesia dengan segala risikonya.
    Sebagaimana dilaporkan berbagai media massa, Donald Trump telah mengumumkan kebijakan tarif yang disebutnya “Hari Pembebasan” (
    Liberation Day
    ) pada 2 April 2025.
    Tentu saja pembebasan dari sudut pandang AS. Bukan sudut pandang sejumlah negara yang disebut Trump.
    Pengumuman Trump itu persis saat kita sedang cuti bersama dalam rangka perayaan Lebaran. Kita pun sedang asyik membicarakan suasana Lebaran para elite politik di Tanah Air, saling puji antarelite.
    Sudah lazim di Indonesia, Lebaran diisi tradisi “open house” elite politik: rakyat mengantre untuk bersalaman dengan pemimpinnya, mantan anak buah mendatangi kediaman mantan bosnya, dan sebagainya. Secara antropologis, tradisi Lebaran memang berfungsi integrasi sosial.
    Namun, masalahnya, realitas sosial yang kita hadapi terlampau keras untuk dipulihkan dengan pendekatan simbolik-kultural semata. Realitas sosial membutuhkan aksi nyata, bukan pantas-pantasan, bukan pemerah bibir.
    Lalu, apakah kebijakan tarif Presiden Trump akan berpengaruh serius pada realitas sosial sebagaimana tindakan Soros dulu? Seberapa gawat kebijakan Trump itu bagi Indonesia?
    Tajuk
    Kompas
    (04/04/2025) menyebut kebijakan tarif Trump sebagai “palu godam Presiden Trump”. Metafor yang juga saya pinjam untuk judul tulisan ini memberi kesan besar dan berat sekali dampak yang ditimbulkannya.
    Bahkan, menurut Profesor Mari Pangestu, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional, kebijakan Trump itu merupakan bentuk proteksionis terbesar sejak tahun 1930-an, saat perang dagang terjadi menjelang “Depresi Besar” (
    Kompas
    , 04/04/2025).
    Sejarah mencatat, krisis ekonomi dunia pada 1930-an, akhirnya mengantarkan Perang Dunia II.
    Sebagian dunia, termasuk Indonesia, saat itu masih di bawah pemerintah kolonial. Keadaan rakyat jajahan semakin sengsara.
    Produksi perkebunan yang menjadi andalan pemerintah kolonial mengalami penurunan tajam akibat krisis ekonomi dunia. Rakyat jajahan bertambah terpukul.
    Menurut catatan Kartodirdjo dan Djoko Suryo (1994), mahaguru sejarah dari UGM, pemerintah Hindia-Belanda menerapkan politik “pengetatan”, di antaranya dengan menurunkan upah kerja. Akibatnya, pendapatan rakyat merosot tajam sampai pada tingkat subsistensi.
    Rakyat lalu menggambarkan keadaan waktu itu dengan sebutan zaman “meleset”, pelesetan dari kata “malaise”.
    Namun, meski rakyat merasakan zaman “meleset”, tidak bisa dipungkiri bahwa hubungan antara pemerintah Hindia-Belanda dan rakyat adalah hubungan antara penjajah dan terjajah. Zaman “meleset” lalu dimaknai pula sebagai kesadaran baru.
    Kondisi objektif (keadaan zaman) membuahkan kondisi subjektif (kesadaran baru) rakyat jajahan. Begitulah dialektika tanah jajahan pada zaman “meleset”. Ujungnya, pertumbuhan dan perluasan pergerakan nasional untuk kemerdekaan Indonesia.
    Lalu, apa hubungannya dengan palu godam Trump? Inti kebijakan tarif Presiden Trump, sejumlah negara, juga Indonesia, akan dikenai tarif, karena dinilai telah merugikan AS.
    Selain dikenakan tambahan bea masuk sebesar 10 persen, yang berlaku mulai 5 April, negara-negara yang oleh Trump dianggap sebagai ”the worst offenders” akan dikenai tarif lebih tinggi mulai 9 April. Negara-negara tersebut sebagian besar dari Uni Eropa dan Asia.
    Trump memandang, sejumlah negara mitra dagang AS telah mengambil keuntungan. Menurut Trump, saatnya negara-negara mitra dagang AS itu membayar balik melalui kenaikan tarif.
    Indonesia dikenai tarif 32 persen. Dua negara ASEAN, yakni Thailand dan Vietnam, dikenai tarif lebih tinggi, masing-masing 36 persen dan 46 persen.
    Kebijakan Trump itu, menurut tajuk
    Kompas
    (04/04/2025), mirip dengan upaya AS terhadap negara-negara Eropa terkait pertahanan.
    AS menggertak Eropa agar menambah belanja pertahanan demi kepentingan NATO. AS menilai dirinya terlalu banyak memberi kepada Eropa dalam belanja pertahanan.
    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia ke AS sepanjang 2024 mencapai 27,6 miliar dollar AS, sedangkan impor dari AS sebesar 10,4 miliar dollar AS.
    Indonesia surplus sebesar 17,2 miliar dollar AS. Surplus itu dilihat Trump sebagai alasan untuk menaikkan tarif.
    Tentu saja kebijakan Trump itu menghebohkan. Dampak bagi Indonesia akan sangat terasa. Sektor ekspor dinilai sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
    Ekspor utama Indonesia ke pasar AS meliputi alat elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, udang dan juga produk kayu (
    Kompas
    , 04/04/2025).
    Di sektor alas kaki, misalnya, lebih dari 45 persen ekspor ditujukan ke pasar AS. Sektor ini menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja, dengan konsentrasi industri di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
    Tanda-tanda kita akan memasuki zaman “meleset” lagi?
    Sungguh berat buat Indonesia. Saya membayangkan betapa pusing Presiden Prabowo sebagai pemimpin pemerintahan. Ibarat “jatuh terhimpit tangga”, Presiden Trump berpeluang tertuduh sebagai biang keladi, serupa Soros dulu, bila kita benar-benar jatuh lalu terhimpit tangga.
    Tak ada cara lain, pemerintahan Presiden Prabowo harus bekerja lebih keras lagi. Tenaga, pikiran dan hatinya. Jangan biarkan palu godam Trump membuat kita jatuh terhimpit tangga.
    Kita butuh kejujuran dan keterbukaan. Bukankah sebelum palu godam Trump diumumkan, kita sesungghnya sudah jatuh duluan?
    Keadaan jatuh itu dirumuskan oleh para mahasiswa dengan sebutan “Indonesia Gelap”. Bila diuraikan tentu banyak hal mengisi tesis “Indonesia Gelap”.
    Memang dibantah oleh pejabat pemerintah, tapi dengan retorika sinis: “Kau yang gelap”. Bukan dengan fakta dan retorika yang masuk akal.
    Lalu, disusul Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot. Nilai rupiah terhadap dollar AS juga merosot mendekati angka Rp 17.000 per dollar AS. Pelemahan daya beli pun tak terhindarkan.
    Krisis ketenagakerjaan juga menghadang sejalan dengan semakin melambatnya perekonomian. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi momok belakangan ini.
    Hidup rakyat semakin berat. Di kalangan kelas menengah, sudah muncul pernyataan “makan tabungan”.
    Tanda-tanda hidup semakin sulit juga tercermin dari penurunan jumlah pemudik Lebaran 2025. Menurut Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik Lebaran 2025 turun 24 persen.
    Penurunan jumlah pemudik mengindikasikan pendapatan yang dibelanjakan menyusut, terutama pada kelompok menengah ke bawah.
    Hal itu, saya kira, linier dengan maraknya PHK akhir-akhir ini. Linier pula dengan kebijakan “efisiensi” pemerintah, sehingga banyak kegiatan ekonomi terpaksa dibatalkan.
    Pada zaman “meleset” dikenal politik “pengetatan”, kini kebijakan “efisiensi”. Boleh jadi keduanya tak jauh berbeda. Kehidupan rakyat bertambah sengsara dari sebelumnya.
    Sementara itu, pemerintah dan pejabatnya tampak asyik dengan kepentingan sendiri. Mereka pongah dengan pandangan dan kebenaran sendiri.
    Keluh kesah rakyat terkesan diremehkan. Rakyat dibiarkan hidup sendirian bersama kecemasan dan pesimismenya.
    Pemerintah dan pejabatnya juga cenderung reaksioner dan ketus menanggapi kritik publik. Bukan menghadirkan ketenangan buat rakyat, melainkan malah terkesan “menantang” (orang Jawa menyebut “ngece”, “njarak”). Akibatnya, relasi konfliktual keduanya justru menajam.
    Pada sisi lain, penanganan isu korupsi yang kronis di Indonesia juga belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Kita baru disuguhi penangkapan sejumlah pejabat yang diduga korup dan nilai korupsi yang membuat kita geleng-geleng kepala. Itu pun ditengarai hanya pejabat pinggiran dan terkesan tebang pilih. Tak ada efek jera.
    Pemerintah dan DPR ternyata malah mendahulukan pengesahan revisi UU TNI (meski mengundang penolakan sejumlah kalangan) daripada pengesahan undang-undang perampasan aset.
    Padahal, undang-undang perampasan aset dinilai banyak pihak sebagai salah satu instrumen penting pemberantasan korupsi.
    Singkat kata, Indonesia sesungguhnya sedang didera krisis multidimensi. Antarbidang kehidupan saling terkait dan memperburuk satu sama lain.
    Di tengah krisis multidimensi itu, palu godam Trump berpotensi besar membuat kita jatuh terhimpit tangga. Palu godam Trump potensial sekali membuat krisis multidimensi semakin mendalam.
    Tak ada cara lain, secara internal pemerintah harus mengubah secara radikal pendekatan kepada rakyat. Pemerintah harus menjauhi hal-hal yang menajamkan relasi konfliktual dengan rakyat, baik kebijakan maupun perilaku dan tutur kata pejabatnya.
    Sembari secara eksternal menguatkan kerja sama di antara negara-negara menengah guna melepas ketergantungan kepada kekuatan besar. Metafor palu godam untuk kebijakan tarif Trump sekaligus merefleksikan ketergantungan yang besar kepada pasar AS.
    Namun, ikhtiar secara eksternal itu tak mungkin bisa segera dipetik buahnya. Karena itu, ikhtiar secara internal menjadi kunci. Keteladanan pemimpin Indonesia pada hari-hari ini amat sangat penting, sangat-sangat dibutuhkan.
    Palu godam Trump niscaya bisa dilemahkan dengan jiwa besar pemimpin yang mau menyatu dengan pikiran dan perasaan rakyat.
    Niscaya rakyat bersedia menerima keadaan apapun tatkala para pemimpin bersedia membersamainya.
    Meminjam Bung Karno, rakyat membutuhkan pemimpin yang setia kepada sumbernya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puncak Arus Balik Hari Ini, Waspadai Cuaca Ekstrem dan Hujan Lebat

    Puncak Arus Balik Hari Ini, Waspadai Cuaca Ekstrem dan Hujan Lebat

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca hari ini untuk Minggu (6/4/2025). Sejumlah sirkulasi siklonik terpantau di berbagai wilayah perairan Indonesia seperti Samudra Hindia Barat Laut Aceh, Laut Natuna, Laut Sulawesi Utara, hingga Samudra Hindia Barat Bengkulu.

    Sirkulasi siklonik tersebut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di sejumlah wilayah, antara lain Laut Sulawesi Utara, pesisir barat Kalimantan Barat, Samudra Hindia Barat Daya Lampung, dan pesisir selatan Papua Selatan.

    Daerah konvergensi lainnya juga terpantau dari Laut Natuna hingga Kepulauan Riau, dari pesisir barat Sumatera Utara hingga Bengkulu, Kalimantan Barat hingga Sarawak, serta dari Papua Tengah hingga Papua Barat Daya. Daerah pertemuan angin (konfluensi) pun terdeteksi di Laut Andaman, Samudra Hindia Barat Daya, Laut Natuna, Laut Sulawesi, hingga Laut Aru.

    Kondisi atmosfer ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan tinggi gelombang laut di wilayah-wilayah tersebut. Kombinasi dinamika atmosfer ini juga memicu potensi hujan sedang hingga lebat disertai cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

    Peringatan Gelombang Tinggi dan Hujan Petir

    BMKG juga mencatat adanya peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot di Samudra Hindia Barat Daya Banten dan Teluk Karpentaria yang berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut.

    Berikut prakiraan cuaca hari ini per wilayah pada Minggu (6/4/2025):

    Sumatera: Hujan ringan di Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, dan Padang. Hujan sedang di Palembang, hujan petir di Jambi, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung.Jawa: Cerah berawan di Yogyakarta, berawan tebal di Surabaya. Hujan ringan di Jakarta, Bandung, Semarang. Hujan sedang di Serang.Bali dan Nusa Tenggara: Berawan di Denpasar dan Kupang, berawan tebal di Mataram.Kalimantan: Hujan ringan di Banjarmasin. Waspadai hujan petir di Tanjung Selor, Samarinda, Palangkaraya, dan Pontianak.Sulawesi: Hujan ringan di Gorontalo dan Makassar, hujan sedang di Palu. Potensi hujan petir di Mamuju, Kendari, dan Manado.Maluku dan Papua: Hujan ringan di Ternate, Sorong, Ambon, Jayapura, dan Jayawijaya. Hujan sedang di Merauke, hujan petir di Manokwari dan Nabire.

    BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi. Untuk informasi yang lebih spesifik dan terkini cuaca hari ini setiap tiga jam, masyarakat dapat mengakses aplikasi Info BMKG di App Store dan Play Store, atau melalui situs resmi www.bmkg.go.id serta media sosial @infoBMKG.