Tag: Hindia

  • Sejjil ‘Senjata Burung Ababil’, Nama Rudal Iran Saat Gempur Israel

    Sejjil ‘Senjata Burung Ababil’, Nama Rudal Iran Saat Gempur Israel

    Jakarta

    Iran meluncurkan senjata burung ababil ‘Sejjil’ saat menggempur Israel. Senjata jenis rudal balistik jarak menengah, Sejjil-2, itu pertama kali digunakan Iran dalam perang ini.

    Dirangkum detikcom, Jumat (20/6/2025), senjata rudal Sejjil diluncurkan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC)dalam serangan ke Israel. Ini menjadi kali pertama Iran menggunakan rudal tersebut secara langsung dalam konflik bersenjata antara Iran dan Israel.

    Menurut IranWire, sebagaimana dilansir The Economic Times, peluncuran rudal itu merupakan bagian dari ‘Operasi Janji Sejati 3’, yakni rangkaian serangan pembalasan yang diluncurkan Iran. Meski tingkat kerusakan di wilayah Israel masih diverifikasi oleh pengamat independen dan analis militer, IRGC mengklaim telah menghantam beberapa target strategis seperti kantor Mossad, pangkalan angkatan udara, dan pusat intelijen.

    Sementara itu, akun X (sebelumnya Twitter) Daily Iran Military melaporkan bahwa ‘gelombang kedua belas’ dari operasi tersebut mencakup peluncuran rudal Sejjil ke arah yang mereka sebut sebagai “wilayah pendudukan Palestina.”

    Apa Itu Rudal Sejjil?

    Mengutip dari situs CSIS Missile Defense Project, rudal Sejjil adalah rudal balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile/MRBM) buatan dalam negeri Iran yang menggunakan bahan bakar padat (solid-propellant). Berbeda dengan rudal berbahan bakar cair seperti Shahab-3, rudal berbahan bakar padat seperti Sejjil tidak memerlukan proses pengisian bahan bakar sebelum peluncuran sehingga lebih cepat dikerahkan dan sulit terdeteksi.

    Rudal ini menggunakan sistem dua tahap (two-stage) dan dikembangkan sebagai bagian dari program strategis Iran untuk memperkuat kemampuan pertahanannya tanpa bergantung pada teknologi asing. Uji coba pertama dilakukan pada November 2008, diikuti pengembangan lanjutan ke versi Sejjil-2.

    Sekilas Makna Nama ‘Sejjil’

    Foto: Ilustrasi rudal Iran Sejjil (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto).

    Sebagai informasi, kata “Sejjil” (سِجِّيل) berasal dari bahasa Arab dan disebut dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah Al-Fil ayat 4. Dalam konteks tersebut, “sejjil” merujuk pada batu dari “tanah liat yang dibakar”, yang digunakan oleh burung Ababil untuk menghancurkan pasukan bergajah. Nama ini juga digunakan dalam bahasa Persia dengan makna yang serupa.

    Riwayat Penggunaan dan Pengembangan

    Peluncuran uji coba pertama Sejjil dilakukan pada 2008 dan mencapai jarak sekitar 800 km. Pada Mei 2009, peluncuran kedua dilakukan untuk menguji sistem pemandu dan navigasi yang lebih akurat. Sejak saat itu, beberapa uji coba tambahan dilakukan dengan hasil yang lebih maksimal, termasuk uji terbang sejauh 1.900 km ke arah Samudra Hindia.

    Iran menyebut varian uji coba tahun 2009 sebagai Sejjil-2. Sementara itu, laporan yang belum terkonfirmasi menyebutkan bahwa Iran tengah mengembangkan Sejjil-3, yang diperkirakan akan memiliki tiga tahap, jangkauan hingga 4.000 km, dan bobot peluncuran sekitar 38.000 kg.

    Setelah lebih dari satu dekade tidak aktif, rudal Sejjil kembali dimunculkan dalam latihan militer “Nabi Azam 15” pada Januari 2021.

    Spesifikasi Rudal Sejjil Milik Iran

    Berdasarkan data dari CSIS Missile Defense Project, berikut adalah spesifikasi teknis rudal Sejjil:

    Nama lain: Ashoura, Ashura, Sajil, SajjilJenis rudal: Balistik jarak menengah (MRBM)Jangkauan maksimum: Sekitar 2.000 kilometer (km)Jenis bahan bakar: Padat (solid-propellant)Tahap peluncuran: Dua tahapPanjang: Sekitar 18 meter (m)Diameter: Sekitar 1.25 meter (m)Berat peluncuran: Sekitar 23.600 kilogram (kg)Kemampuan hulu ledak: Diduga mampu membawa hulu ledak konvensional atau non-konvensionalKemampuan peluncuran: Dari platform mobile launcher, meningkatkan fleksibilitas dan kerahasiaan operasi.

    Kemampuannya untuk diluncurkan dari kendaraan mobile memberi Iran fleksibilitas strategis dan kemampuan bertahan lebih tinggi terhadap serangan pendahulu (pre-emptive strike).

    Lihat juga Video: Momen Iran Tembakkan Rudal-rudalnya ke Israel

    Halaman 2 dari 2

    (whn/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • TNI Respons Kapal Induk USS Nimitz Lewat Perairan Aceh Menuju Teluk Persia

    TNI Respons Kapal Induk USS Nimitz Lewat Perairan Aceh Menuju Teluk Persia

    GELORA.CO –  Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan informasi yang beredar di masyarakat terkait kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Nimitz (CVN-68), melintasi Perairan Aceh, Indonesia. Kapal induk bertenaga nuklir tersebut dilaporkan mematikan sinyal dalam perjalanan menuju Teluk Persia di Timur Tengah.

    Kristomei menyampaikan, kapal tersebut memang melintas dari Laut China Selatan menuju Selat Singapura, Selat Malaka, dan melanjutkan pelayarannya ke Samudra Hindia. Menurut dia, tidak ada yang dilanggar dalam perjalanan USS Nimitz.

    “Kapal tersebut berlayar di Selat Malaka dengan menggunakan Hak Lintas Transit. Sesuai dengan ketentuan dalam Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982, kapal-kapal asing, termasuk kapal perang, diperbolehkan melintas tanpa harus meminta izin kepada negara pantai, selama tetap mematuhi aturan pelayaran internasional dan tidak membahayakan keamanan wilayah yang dilintasi,” kata Kristomei di Jakarta, Jumat (20/6/2025).

    Dia pun memastikan, TNI senantiasa memantau setiap aktivitas pelayaran asing di wilayah yurisdiksi nasional sebagai bagian dari upaya menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah laut Indonesia. “Seluruh satuan TNI yang terkait tetap siaga dan melakukan koordinasi dalam rangka menjamin stabilitas dan kepentingan nasional di wilayah perairan strategis tersebut,” ucap Kristomei.

    Sebelumnya, seorang nelayan Aceh merekam kejadian langka ketika sedang mencari ikan di laut berpapasan dengan kapal induk AS. Kapal perang sepanjang 333 meter dengan berat 101 ribu ton tersebut berlayar menuju Selat Malaka menuju Samudra Hindia di tengah ketegangan dan perang antara Israel dan Iran.

  • Viral Kapal Induk AS USS Nimitz Melintasi Perairan RI, Ini Kata TNI

    Viral Kapal Induk AS USS Nimitz Melintasi Perairan RI, Ini Kata TNI

    Jakarta

    Video kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Nimitz melintas di perairan Indonesia viral di media sosial (medsos). Pusat Penerangan (Puspen) TNI menyampaikan kapal itu melintas dari Laut China Selatan dan melanjutkan pelayarannya ke Samudra Hindia.

    “Kapal tersebut berlayar di Selat Malaka dengan menggunakan Hak Lintas Transit,” kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi, Jumat (20/6/2025).

    USS Nimitz disebut melintasi Laut China Selatan menuju Selat Singapura, Selat Malaka, dan melanjutkan pelayarannya ke Samudra Hindia. Kapal tersebut sempat disoroti karena mematikan transporder dan berhenti mengirimkan data tentang lokasinya, menurut data dari pelacak kapal Marine Vessel Traffic.

    Meski begitu, Kristomei mengatakan TNI terus memantau setiap aktivitas pelayaran asing di wilayah yurisdiksi nasional sebagai bagian dari upaya menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah laut Indonesia. Seluruh satuan TNI yang terkait tetap siaga dan melakukan koordinasi dalam rangka menjamin stabilitas dan kepentingan nasional di wilayah perairan strategis tersebut.

    “Sesuai dengan ketentuan dalam Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982, kapal-kapal asing, termasuk kapal perang, diperbolehkan melintas tanpa harus meminta izin kepada negara pantai, selama tetap mematuhi aturan pelayaran internasional dan tidak membahayakan keamanan wilayah yang dilintasi,” kata dia.

    Diberitakan sebelumnya, Kapal induk AS, USS Nimitz, terpantau meninggalkan perairan Laut China Selatan pada Senin (16/6) pagi ke arah barat, ke kawasan Timur Tengah, saat konflik antara Israel dan Iran memanas. Kapal induk AS ini bahkan membatalkan jadwal kunjungan ke pelabuhan Vietnam.

    Pergerakan terbaru kapal induk AS ini terdeteksi saat pertempuran sengit terjadi antara Israel dan Iran beberapa hari terakhir.

    Dilansir Antara, kapal induk AS USS Nimitz (CVN-68) tersebut diyakini tengah menuju kawasan Timur Tengah untuk memperkuat postur pertahanan AS di tengah eskalasi antara Iran dan Israel.

    Tujuan kapal induk tersebut tidak disebutkan dalam sistem Marine Vessel Traffic, tetapi dilihat dari arah pergerakannya, kelompok penyerang kapal induk Nimitz mungkin sedang menuju Teluk Persia.

    Seorang pejabat pertahanan AS pada Selasa (17/6) mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth telah mengarahkan untuk memindahkan kelompok penyerang kapal induk Nimitz ke Area Tanggung Jawab Komando Pusat guna mempertahankan postur pertahanan AS di Timur Tengah dan menjaga personel Amerika.

    Angkatan Laut AS terus melakukan operasi di Mediterania Timur untuk mendukung tujuan keamanan nasional, kata pejabat Pentagon tersebut.

    (jbr/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dunia Bisa Kacau Kalau Iran Tutup Selat Hormuz, Begini Antisipasi Pertamina

    Dunia Bisa Kacau Kalau Iran Tutup Selat Hormuz, Begini Antisipasi Pertamina

    Jakarta

    Pertamina International Shipping (PIS) buka suara soal rencana Iran menutup Selat Hormuz di tengah konfliknya dengan Israel. Jalur tersebut merupakan jalur vital yang sangat penting dengan sekitar 20% konsumsi minyak dunia mengalir melalui selat ini.

    Lebar Selat Hormuz hanya sekitar 33 kilometer dan jalur pelayaran di dalamnya bahkan lebih sempit, menjadikannya sangat rentan terhadap serangan atau ancaman penutupan. PIS menyatakan, jika penutupan benar terjadi maka hal pertama yang dilakukan adalah memastikan keamanan kapal-kapal mereka.

    “Selama memang itu sudah dilakukan secara internasional, kalau memang Iran melakukan itu kan dampaknya ke seluruh jalur pelayaran. Tentu PIS akan melaksanakan pengamanan armada yang pertama,” ujar Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron dalam temu media di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025).

    Selain itu PIS juga akan mencari jalur alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, misalnya memasok minyak dari Oman, Amerika Serikat hingga India. Sebagai informasi, selat Hormuz merupakan satu-satunya pintu masuk laut menuju Teluk Persia.

    Selat ini memisahkan Iran di satu sisi, dan Oman serta Uni Emirat Arab di sisi lainnya. Selat ini menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab di kawasan Samudera Hindia.

    Terkait potensi membengkaknya biaya dalam operasional perusahaan, hal itu masih dalam perhitungkan. Menurut Baron pihaknya masih memetakan skenario-skenario yang mungkin terjadi di area tersebut.

    “Kita belum menghitung secara detail atas konteks hal tersebut. Yang kita bisa lakukan memang mengantisipasi dengan skenario-skenario yang mungkin terjadi di area tersebut. Alternatif itu yang kita coba buat dan antisipasi di internal PIS,” imbuhnya.

    Ia juga menyinggung kesiapan PIS dalam mengangkut minyak dari Amerika Serikat. Baron menyatakan kesiapan perusahaan mendapat penugasan itu, meskipun tak memungkiri jika akan ada perbedaan dari segi durasi pelayaran dan ongkos yang harus dikeluarkan.

    “Kita cek, cuman secara jarak terjadi perbedaan dengan yang eksisting dan baru. Tapi tentu tadi ya jarak yang bisa mempengaruhi terhadap tarif,” tutup Baron.

    (ily/rrd)

  • XLSMART Perluas dan Tingkatkan Jaringan di Aceh, Jangkau 22 Kota/Kabupaten

    XLSMART Perluas dan Tingkatkan Jaringan di Aceh, Jangkau 22 Kota/Kabupaten

    Bisnis.com, JAKARTA — PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) terus meningkatkan layanan dan jaringan guna memastikan masyarakat dapat mengakses informasi dan layanan dengan lebih baik. 

    Dengan memperluas jaringan dan meningkatkan infrastruktur, XLSMART memberikan pengalaman konektivitas yang lebih cepat dan andal bagi semua pengguna, mendorong inovasi, dan meningkatkan pengalaman pelanggan di seluruh Nusantara, termasuk wilayah Provinsi Aceh.

    Perluasan jaringan dan layanan yang dilakukan oleh XLSMART merupakan wujud komitmen perusahaan untuk mendukung kemajuan Aceh dalam era digital yang semakin berkembang.

    Director & Chief People Officer XLSMART Jeremiah Ratadhi mengatakan Salah satu langkah strategis yang diambil oleh XLSMART adalah memperluas jangkauan layanan ke daerah-daerah terpencil. 

    Dengan demikian, masyarakat yang sebelumnya sulit mendapatkan akses internet kini dapat menikmati layanan yang sama dengan mereka yang berada di kota besar. 

    “Paska Merger XL Axiata dan Smartfren, kami bertekad untuk bisa menghadirkan inovasi layanan terbaik dan mempercepat digitalisasi nasional. Hal ini tidak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga membuka peluang baru bagi pendidikan, bisnis, dan komunikasi di seluruh wilayah,” kata Jeremiah, dikutip Jumat (20/6/2025). 

    Saat ini, jaringan XLSMART di Provinsi Aceh telah menjangkau sekitar 208 kecamatan, dan 22 kota/kabupaten dengan ditopang sekitar 2.750 BTS yang mayoritas 4G Jumlah tersebut termasuk BTS yang ada di pulau-pulau terpencil seperti Simeulue, Sabang, Breueh, dan Nasi yang ada di perairan Samudera Hindia.

    Jeremiah menegaskan bahwa saat ini XLSMART sedang melakukan integrasi dan perluasan jaringan pasca merger antara XL Axiata dan Smartfren. Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar untuk melakukan transformasi dalam pemerataan akses komunikasi di Indonesia. 

    Dengan menggabungkan kekuatan kedua operator, XLSMART berkomitmen untuk menghadirkan layanan yang lebih baik dan lebih luas, sehingga masyarakat di berbagai daerah, termasuk di Aceh, dapat menikmati konektivitas yang lebih handal dan berkualitas. 

    Sebagai bagian dari identitas perusahaan, XLSMART menjunjung tinggi nilai Customer at Heart, di mana setiap inisiatif yang dilakukan selalu mengutamakan pengalaman terbaik bagi pelanggan. 

    XLSMART percaya bahwa dengan menghadirkan layanan yang relevan, mudah dijangkau, dan berkualitas tinggi, pelanggan tidak hanya akan merasa dihargai, tetapi juga akan semakin loyal terhadap layanan XLSMART.

    Cakupan jaringan XLSMART di wilayah Aceh makin luas berkat inisiatif ini, yang tidak hanya meningkatkan kualitas layanan tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan akses komunikasi yang lebih baik, diharapkan masyarakat dapat terhubung dengan lebih mudah, baik untuk keperluan pribadi maupun bisnis. Transformasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, menjadikan mereka lebih terhubung dengan dunia luar dan meningkatkan peluang dalam berbagai aspek kehidupan.

  • Rudal AS Bisa Hancurkan Bunker Nuklir Iran Seketika, Ini Teknologinya

    Rudal AS Bisa Hancurkan Bunker Nuklir Iran Seketika, Ini Teknologinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat memiliki senjata super canggih yang diyakini menjadi satu-satunya yang mampu menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang tersembunyi jauh di dalam tanah.

    Senjata itu adalah GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom penghancur bunker seberat 13,6 ton yang dikembangkan untuk menembus perlindungan beton dan batuan sedalam 61 meter, sebelum meledak.

    Desain untuk bom ini dimulai pada awal 2000-an, dan pesanan untuk 20 unit yang ditempatkan pada Boeing pada tahun 2009.

    Bom GBU-57 didesain khusus untuk menghancurkan target yang terlindungi. Dengan panjang 6,6 meter, bom ini memiliki lapisan baja keras dan peledak berfuse khusus yang tidak langsung meledak saat menabrak permukaan.

    Senjata ini akan menembus lapisan beton dan batu sebelum meledak tepat di target terdalam.

    “Senjata ini dirancang dengan selongsong baja yang agak tebal, baja yang dikeraskan, untuk menembus lapisan batu ini,” kata Masao Dahlgren, seorang peneliti di bidang pertahanan rudal di Center for Strategic and International Studies (CSIS), dikutip dari AFP, Kamis (19/6/2025).

    Satu-satunya pesawat yang mampu membawa dan menjatuhkan bom ini adalah B-2 Bomber, pesawat siluman milik AS. Tiap pesawat bisa membawa dua unit GBU-57.

    Menurut pengamatan citra satelit, sejumlah pesawat B-2 sempat terlihat di pangkalan militer Diego Garcia, Samudera Hindia, pada awal Mei lalu, lokasi strategis yang memungkinkan operasi ke Timur Tengah.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel Memiliki Bom Nukir, tapi Ketakutan pada Iran yang Tak Memilikinya

    Israel Memiliki Bom Nukir, tapi Ketakutan pada Iran yang Tak Memilikinya

    GELORA.CO – Israel meluncurkan perang melawan Iran sejak Jumat pekan lalu dengan dalih ketakutan rezim Zionis bahwa Teheran akan memiliki senjata nuklir. Ironisnya, rezim Zionis justru memiliki bom nuklir sejak puluhan tahun lalu dan memilih bungkam.

    Iran membantah bahwa mereka berusaha memproduksi senjata nuklir, dan bahwa program nuklirnya saat ini ditujukan untuk tujuan sipil.

    Iran merupakan penanda tangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), yang menyatakan bahwa negara-negara yang belum memiliki senjata nuklir tidak dapat memperolehnya.

    NPT memberikan wewenang kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memantau dan memverifikasi bahwa negara-negara non-nuklir mematuhinya. Minggu lalu, IAEA mengatakan bahwa Iran telah melanggar kewajibannya—sebuah tuduhan yang dikecam keras oleh Teheran, dan diklaim sebagai dalih untuk serangan mendadak Israel.

    Beberapa situs nuklir dan militer Iran telah dibombardir Israel sejak Jumat pekan lalu dalam Operasi Rising Lion. Hingga hari ini, lebih dari 200 orang tewas akibat agresi militer Zionis.

    Iran telah membalas dengan meluncurkan gelombang serangan rudal dan drone ke Israel dengan nama sandi Operasi True Promise III. Situs militer dan intelijen Zionis diserang, lebih dari 20 orang tewas.

    Sejarah Israel Memiliki Bom Nuklir

    Tidak seperti Iran, Israel tidak menandatangani NPT, dan merupakan satu dari lima negara yang tidak menjadi pihak dalam perjanjian 1968. Ini berarti bahwa IAEA tidak memiliki cara untuk memantau atau memverifikasi persenjataan nuklir Israel.

    Sedikit yang diketahui tentang program nuklir Israel, yang memiliki kebijakan untuk tidak mengonfirmasi atau menyangkalnya.

    Namun, dokumen yang dideklasifikasi, dokumen investigasi, dan pengungkapan whistleblower dari tahun 1980-an telah menunjukkan Israel memiliki bom nuklir.

    Israel adalah satu dari sembilan negara yang diketahui memiliki senjata nuklir, bersama dengan AS, Rusia, Inggris, Prancis, China, India, Pakistan, dan Korea Utara.

    Israel diyakini memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir dan cukup plutonium untuk menghasilkan sekitar 200 senjata nuklir lagi, menurut Nuclear Threat Initiative.

    Menurut laporan Middle East Eye, Kamis (19/6/2025), Israel memiliki antara 750 dan 1.110 kg plutonium, yang cukup untuk membuat 187 hingga 277 senjata nuklir.

    Senjata-senjata nuklir Israel dapat ditembakkan dari udara, laut, dan darat.

    Israel memiliki pesawat F-15, F-16, dan F-35 produksi AS, yang semuanya dapat dimodifikasi untuk membawa bom nuklir. Israel juga diyakini memiliki enam kapal selam kelas Dolphin, yang diproduksi oleh perusahaan Jerman, yang kemungkinan mampu meluncurkan rudal jelajah nuklir.

    Rezim Zionis juga memiliki beragam rudal balistik Jericho yang berbasis di darat dengan jangkauan hingga 4.000 km. Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 24 di antaranya dapat membawa hulu ledak nuklir, meskipun jumlah pastinya tidak jelas.

    Bagaimana program nuklir Israel dimulai? David Ben Gurion, perdana menteri pertama Israel, meluncurkan proyek nuklir pada pertengahan hingga akhir 1950-an. Sebuah kompleks besar dibangun di Dimona, sebuah kota di gurun Negev (situs tersebut disebut sebagai Dimona).

    Di sanalah produksi plutonium tahap pertama, dengan bantuan dari pemerintah Prancis.

    “Sebagian besar catatan yang kredibel menunjukkan peran Prancis pada akhir 1950-an,” kata Shawn Rostker, seorang analis riset di Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi, kepada Middle East Eye.

    “Prancis membantu membangun reaktor Dimona, memasok teknologi reaktor utama, dan mendukung kemampuan pemrosesan ulang plutonium, yang menjadi dasar bagi kemajuan nuklir Israel,” paparnya.

    Koordinasi antara Paris dan Israel lahir dari permusuhan bersama terhadap Gamal Abdel Nasser, presiden Mesir saat itu, menurut para sejarawan Prancis.

    Kerja sama Prancis-Israel dirahasiakan. Bahkan Amerika Serikat; sekutu terdekat Israel, awalnya tidak mengetahuinya.

    Avner Cohen, seorang sejarawan dan profesor Israel-Amerika, adalah salah satu peneliti paling terkemuka tentang sejarah nuklir Israel dan telah menulis beberapa buku tentang subjek tersebut, termasuk “Israel and the Bomb”.

    “Sekitar setengah abad yang lalu Israel memperoleh kemampuan senjata nuklir, tetapi telah melakukannya dengan cara yang tidak seperti yang dilakukan negara pemilik senjata nuklir lainnya, baik sebelum maupun sesudahnya,” katanya kepada Middle East Eye.

    Penelitiannya, yang mencakup analisis dokumen AS yang baru-baru ini dideklasifikasi, menemukan bahwa Washington selama akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an berulang kali menanyai Israel tentang apa yang dilakukan di Dimona.

    Akhirnya, di bawah tekanan AS, Ben Gurion mengatakan kepada Knesset (Parlemen Israel) pada bulan Desember 1960 bahwa reaktor Dimona adalah “reaktor penelitian” yang akan melayani “industri, pertanian, kesehatan, dan sains”.

    Maka dimulailah penipuan yang rumit dan berlangsung lama, karena pejabat AS memeriksa lokasi tersebut sebanyak delapan kali antara tahun 1961 dan 1969.

    Selama kunjungan tersebut, pabrik pemisahan bawah tanah, yang penting untuk produksi plutonium tingkat senjata, disembunyikan. Bagian lain dari lokasi tersebut disamarkan untuk menyamarkan tujuan kompleks tersebut.

    Israel membuat kemajuan yang signifikan di antara kunjungan tersebut.

    Diyakini bahwa Israel telah menyelesaikan pabrik pemisahan bawah tanah rahasianya pada tahun 1965; telah mulai memproduksi plutonium tingkat senjata pada tahun 1966; dan telah merakit senjata nuklir sebelum bulan Juni 1967 dan dimulainya perang Timur Tengah.

    Misteri Kesepakatan Nixon-Meir Tahun 1969?

    Pada akhir tahun 1960-an, AS akhirnya mengetahui tujuan sebenarnya dari Dimona. Menurut Cohen, sebuah kesepakatan rahasia telah dibuat, yang masih berlaku, bahwa Washington tidak akan mengajukan pertanyaan jika Israel tetap diam.

    “Pada tahun 1969, AS menerima status nuklir Israel yang luar biasa, selama Israel berkomitmen untuk menjaga kehadirannya tetap tidak terlihat dan tidak transparan. Ini dikenal sebagai kesepakatan nuklir Nixon-Meir tahun 1969,” kata Cohen kepada Middle East Eye, merujuk pada para pemimpin saat itu, Presiden AS Richard Nixon dan Perdana Menteri Israel Golda Meir.

    Sejak saat itu, Israel tetap berada di pihaknya dan menjalankan kebijakan yang sengaja dibuat samar, dengan para pejabat tidak mengakui atau menyangkal keberadaan persenjataan nuklir.

    AS pun menyetujuinya, bahkan dilaporkan mengeluarkan ancaman tindakan disipliner terhadap pejabat AS mana pun yang secara terbuka mengakui program tersebut.

    Pada tahun 2009, Presiden AS Barack Obama ditanya apakah ada negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir. Dia menjawab bahwa dia tidak akan berspekulasi.

    Apakah Israel Telah Menguji Senjata Nuklir?

    Dari sembilan negara pemilik senjata nuklir, Israel adalah satu-satunya yang tidak secara terbuka melakukan uji coba nuklir.

    Bukti terdekat adalah apa yang dikenal sebagai “insiden Vela” pada bulan September 1979, ketika Israel dan Afrika Selatan era apartheid mungkin telah melakukan uji coba nuklir bersama di sebuah pulau tempat Atlantik Selatan bertemu dengan Samudra Hindia.

    Satelit AS pada saat itu mendeteksi kilatan cahaya ganda yang tidak dapat dijelaskan, yang biasanya merupakan tanda ledakan nuklir.

    Pemerintah apartheid Afrika Selatan mengembangkan senjata pemusnah massal selama lima dekade, tetapi mengakhiri program nuklirnya pada tahun 1989. Negara ini adalah satu-satunya yang telah mencapai kemampuan senjata nuklir tetapi melepaskannya secara sukarela.

    Jimmy Carter, yang menjabat sebagai presiden AS pada saat insiden tersebut, mengatakan bahwa dia yakin insiden Vela adalah uji coba nuklir Israel.

    “Kami memiliki keyakinan yang berkembang di antara para ilmuwan kami bahwa Israel memang melakukan uji coba ledakan nuklir di lautan dekat ujung selatan Afrika Selatan,” tulisnya dalam White House Diary, versi jurnal beranotasi yang ditulis selama masa jabatannya sebagai presiden yang diterbitkan pada tahun 2010.

    Kapan Senjata Nuklir Israel Mulai Dikenal?

    Program nuklir Israel menjadi berita utama pada bulan Oktober 1986, ketika mantan teknisi nuklir Mordechai Vanunu mengungkapkan rincian tentang Dimona kepada Sunday Times.

    Vanunu, yang telah bekerja di lokasi tersebut selama sembilan tahun, mengatakan bahwa lokasi tersebut mampu memproduksi 1,2 kg plutonium seminggu, yang cukup untuk sekitar 12 hulu ledak nuklir setahun.

    Dia mengatakan bahwa selama kunjungan AS pada tahun 1960-an, pejabat Amerika telah ditipu oleh dinding palsu dan lift tersembunyi, dan bahwa mereka tidak menyadari bahwa ada enam lantai tersembunyi di bawah tanah.

    Vanunu mengambil 60 foto Dimona, beberapa di antaranya diterbitkan oleh surat kabar Inggris.

    Pada tahun-tahun menjelang kebocoran informasi, Vanunu menjadi kecewa dengan tindakan Israel, menentang invasinya ke Lebanon pada tahun 1982 dan menyerukan hak yang sama bagi warga Palestina.

    Namun sebelum ceritanya dipublikasikan, Vanunu diculik oleh agen Israel. Tinggal di London dengan biaya The Sunday Times, dia dibujuk oleh seorang agen Mossad wanita untuk pergi ke Roma. Di sanalah dia, dibius, dibawa ke Israel, dinyatakan bersalah atas spionase dan menjalani hukuman 18 tahun penjara—lebih dari separuhnya di sel isolasi.

    Setelah dibebaskan pada tahun 2004, dia dilarang bepergian ke luar negeri atau bertemu wartawan asing. Pembatasan tersebut tetap berlaku.

    Apa Strategi Israel dalam Menggunakan Senjata Nuklir?

    Pada tahun 2011, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diminta oleh Piers Morgan untuk mengonfirmasi bahwa Israel tidak memiliki senjata nuklir. Dia menjawab: “Itu kebijakan kami. Bukan menjadi yang pertama memperkenalkan senjata nuklir ke Timur Tengah.”

    Itu adalah kalimat yang sering diulang oleh pejabat Israel ketika didesak mengenai masalah tersebut.

    “Israel tidak pernah menjelaskan secara terbuka apa arti ‘pengenalan’,” kata Cohen, seraya menambahkan bahwa Israel memperlakukan aktivitas nuklir sebagai sesuatu yang rahasia dan di luar kebijakan pertahanan dan luar negerinya.

    “Oleh karena itu, Israel tidak memiliki strategi publik yang melibatkan penggunaan nuklir. Dapat dipahami bahwa Israel tidak melihat penggunaan senjata nuklir kecuali dalam skenario paling ekstrem dari ‘upaya terakhir’,” paparnya.

    “Juga dipahami secara luas bahwa selama Israel mempertahankan monopoli regionalnya yang jinak, ia tidak melihat kemampuannya sebagai senjata.”

    “Skenario pilihan terakhir” terkadang disebut sebagai “Opsi Samson”, merupakan sebuah frasa yang diyakini dicetuskan oleh para pemimpin Israel pada pertengahan tahun 1960-an. Prinsipnya adalah Israel akan menggunakan pembalasan nuklir jika menghadapi ancaman eksistensial.

    Samson adalah tokoh Yahudi dalam Alkitab yang, dirantai oleh musuh-musuhnya; orang Filistin, di sebuah kuil, menggunakan kekuatan yang diberikan Tuhan untuk merobohkan sebuah pilar, membunuh dirinya sendiri dan para penculiknya.

    Menurut para analis, hal ini sangat kontras dengan doktrin Mutually Assured Destruction (MAD), di mana jika satu kekuatan nuklir menyerang yang lain terlebih dahulu, maka negara yang menjadi sasaran masih akan punya waktu untuk membalas, memastikan tidak ada yang akan selamat.

    Namun secara teori, Opsi Samson dapat diterapkan jika Israel menghadapi kekalahan militer yang dianggapnya eksistensial, bahkan dari kekuatan non-nuklir.

    Cohen dan beberapa peneliti lain mengatakan bahwa selama perang Timur Tengah tahun 1973, ketika Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak, Israel mempertimbangkan pilihan.

    Namun, meski tidak pernah mengakui keberadaan senjata nuklir, para pemimpin Israel menyiratkan bahwa senjata itu dapat digunakan jika diperlukan.

    “Armada kapal selam kami bertindak sebagai pencegah bagi musuh-musuh kami,” kata Netanyahu dalam pidatonya tahun 2016. “Mereka perlu tahu bahwa Israel dapat menyerang, dengan kekuatan besar, siapa pun yang mencoba melukainya.”

    Baru-baru ini, pada bulan November 2023, seorang menteri pemerintah Israel secara terbuka menyatakan bahwa menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza oleh Israel adalah “sebuah pilihan”.

    Amichai Eliyahu, menteri warisan Israel, sempat diskors dari rapat-rapat pemerintah karena komentarnya itu, dan kemudian menggunakan media sosial untuk menyatakan bahwa komentar itu dimaksudkan sebagai “metaforis”.

  • Bom Khusus AS yang Bisa Hancurkan Nuklir Bawah Tanah Iran Jadi Sorotan

    Bom Khusus AS yang Bisa Hancurkan Nuklir Bawah Tanah Iran Jadi Sorotan

    Jakarta

    Bom khusus milik Amerika Serikat ramai dibahas. Bom itu disebut-sebut mampu menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang terkubur jauh di bawah tanah.

    Bom penghancur bunker itu disebut menjadi senjata pilihan Presiden Donald Trump, jika ia memutuskan untuk mendukung Israel secara militer dalam perang melawan Iran. Bom itu adalah GBU-57, hulu ledak seberat 30.000 pon (13.607 kg) yang mampu menembus 200 kaki (61 meter) di bawah tanah sebelum meledak. Bom yang sangat kuat ini tak ada dalam gudang senjata Israel.

    Perang Israel Vs Iran dalam kurun waktu kurang dari satu minggu telah menewaskan para komandan militer Iran dan merusak banyak instalasi di darat.

    “Stok rudal, peluncur, pangkalan militer, fasilitas produksi, ilmuwan nuklir, komando dan kendali militer rezim tersebut telah mengalami pukulan yang sangat keras,” kata Behnam Ben Taleblu, direktur program Iran di lembaga pemikir Foundation for Defense of Democracies (FDD) yang berpusat di Washington, AS, sebuah kelompok yang condong ke konservatif.

    “Namun, masih ada pertanyaan besar mengenai seberapa mujarab serangan Israel terhadap jantung program nuklir Iran,” ujar Taleblu, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (18/6/2025).

    Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melaporkan tidak ada kerusakan di Fordo, pabrik pengayaan uranium di selatan Teheran. Tidak seperti situs Natanz dan Isfahan di Iran tengah, Fordo berada jauh di bawah tanah, di luar jangkauan bom Israel.

    “Semua mata akan tertuju pada Fordo,” kata Taleblu.

    Fordo adalah fasilitas pengayaan nuklir kedua Iran setelah fasilitas nuklir utama Natanz. Fasilitas Fordo dibangun di lereng gunung dekat Kota Qom, sekitar 95 kilometer di sebelah barat daya Teheran.

    Pembangunannya diyakini telah dimulai sekitar tahun 2006. Fasilitas tersebut mulai beroperasi pada 2009 tahun yang sama ketika Teheran secara terbuka mengakui keberadaannya.

    Selain terkubur sekitar 80 meter di bawah batu dan tanah, Fordo dilaporkan dilindungi oleh sistem rudal permukaan-ke-udara buatan Iran dan Rusia. Pada Maret 2023, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mendeteksi partikel uranium yang diperkaya hingga kemurnian 83,7%hampir setara dengan kadar uranium untuk membuat senjata nuklir di lokasi tersebut.

    Purnawirawan letnan jenderal Angkatan Darat AS dan peneliti pertahanan Rand Corporation Mark Schwartz menyebut “hanya Amerika Serikat yang memiliki kapasitas konvensional” untuk menghancurkan tempat-tempat semacam itu. Dan yang dimaksud dengan “kapasitas konvensional” adalah bom GBU-57 non-nuklir.

    Kemampuan Bom Khusus AS

    Wujud bom AS. Foto: U.S. Air Force/AP Photo)

    Militer AS mengatakan bom khusus GBU-57 dirancang untuk menembus hingga 200 kaki di bawah tanah sebelum meledak. Bom itu juga disebut Massive Ordnance Penetrator (MOP).

    Disebut-sebut, bom Ini berbeda dari rudal yang biasanya meledakkan muatannya di dekat atau setelah terjadi benturan.

    “Untuk mengalahkan target yang terkubur dalam ini, senjata ini perlu dirancang dengan selongsong baja yang agak tebal, baja yang dikeraskan, untuk menembus lapisan bebatuan ini,” kata Masao Dahlgren, seorang peneliti yang bekerja pada pertahanan rudal untuk Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah pusat penelitian yang berpusat di Washington.

    Desain bom ini dimulai pada awal tahun 2000-an dan pesanan sebanyak 20 unit diberikan kepada Boeing pada tahun 2009. Dengan panjang enam meter, bom ini diyakini mampu menembus target sejauh 61 meter di bawah permukaan tanah. Beberapa bom dapat dijatuhkan secara berurutan sehingga dapat mengebor lebih dalam setiap terjadi ledakan.

    Bom ini disebut lebih kuat daripada Massive Ordnance Air Blast (MOAB), senjata seberat 9.800 kg yang dikenal sebagai “Induk dari semua bom,” yang digunakan dalam pertempuran di Afghanistan pada 2017.

    “Angkatan Udara AS berupaya keras merancang senjata dengan ukuran yang hampir sama dengan MOAB, tetapi dengan muatan peledak di dalam wadah logam yang sangat keras. Hasilnya adalah GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator,” kata Paul Rogers, profesor emeritus Studi Perdamaian di Universitas Bradford, UK.

    Sejauh ini, AS belum memberikan akses penggunaan MOP kepada Israel.

    Pesawat yang Pakai Bom GBU-57

    Foto: AP/Planet Labs PBC

    Satu-satunya pesawat yang mampu menggunakan bom GBU-57 adalah pesawat pengebom Amerika, B-2, sebuah pesawat siluman. Beberapa pesawat pengebom ini dikerahkan pada awal Mei lalu di Diego Garcia, lokasi pangkalan militer gabungan Inggris-AS di Samudra Hindia.

    Dengan kemampuan jarak jauhnya, B-2 yang berangkat dari Amerika Serikat “mampu terbang jauh ke Timur Tengah untuk melakukan pengeboman. Itu sudah pernah dilakukan sebelumnya,” kata Dahlgren.

    Setiap pesawat B-2 dapat membawa dua bom GBU-57, dan Schwartz mengatakan beberapa bom kemungkinan akan dibutuhkan.

    “Mereka tidak akan hanya menggunakan satu bom dan selesai,” katanya.

    Pesawat pengebom berat jarak jauh ini memiliki jangkauan sekitar 11.000 kilometer tanpa pengisian bahan bakar, dan hingga 18.500 kilometer dengan satu kali pengisian bahan bakar di udara. Cara ini yang memungkinkan pesawat itu mencapai hampir semua lokasi di dunia dalam hitungan jam, menurut Northrop Grumman.

    Menurut produsennya, B-2 dapat membawa muatan seberat 18.000 kg. Namun, Angkatan Udara AS mengatakan telah berhasil menguji B-2 dengan membawa dua penghancur bunker GBU-57A/B dengan berat total sekitar 60.000 pon (27.200 kg).

    Intervensi AS seperti itu akan membawa “banyak beban politik bagi Amerika,” kata Taleblu. Dia menyebut bom penghancur bunker bukanlah satu-satunya cara untuk mengatasi program nuklir Iran.

    Tanpa bom GBU-57, dan tanpa solusi diplomatik, Taleblu mengatakan Israel dapat menyerang akses ke fasilitas bawah tanah seperti Fordo dengan “mencoba menyerang pintu masuk, menghancurkan apa yang bisa mereka hancurkan, memutus aliran listrik dan mengambil tindakan lain seperti yang telah diambil di Natanz.”

    Halaman 2 dari 3

    (idn/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran-Israel Membara, Trump Kerahkan 30 Pesawat Pengisian Bahan Bakar

    Iran-Israel Membara, Trump Kerahkan 30 Pesawat Pengisian Bahan Bakar

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan lebih dari 30 pesawat pengisian bahan bakar ke kawasan Timur Tengah dalam beberapa hari terakhir, saat konflik antara Israel dan Iran semakin meningkat.

    Pengerahan pesawat-pesawat pengisian bahan bakar ini, menurut dua sumber AS yang dikutip CNN, Rabu (18/6/2025), dimaksudkan untuk mempersiapkan kemungkinan dukungan AS untuk serangan-serangan Israel terhadap Iran.

    Menurut dua sumber yang memahami persoalan tersebut, militer AS sedang mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan Presiden Donald Trump memutuskan untuk memerintahkan Angkatan Udara AS membantu pengisian bahan bakar jet-jet tempur Israel saat mereka melancarkan serangan ke Iran.

    Membantu pengisian bahan bakar jet-jet tempur Israel, menurut sumber-sumber AS tersebut, akan menjadi bagian yang lebih kecil dari keterlibatan militer AS.

    Namun secara lebih luas, ujar salah satu sumber AS tersebut, pesawat pengisian bahan bakar itu dikerahkan untuk memberikan “opsi” militer kepada Trump dan Komando Pusat AS (CENTCOM), jika keadaan semakin memburuk dan AS ingin lebih terlibat.

    Hal tersebut, tambah sumber AS itu, mencakup opsi berupa serangan gabungan AS-Israel terhadap situs nuklir Iran. Opsi semacam ini telah diajukan kepada Trump oleh CENTCOM.

    Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth juga memerintahkan pengerahan aset-aset militer tambahan ke kawasan Timur Tengah selama akhir pekan, termasuk kelompok tempur kapal induk USS Nimitz yang membatalkan kunjungan ke Vietnam demi bergegas ke kawasan tersebut.

    Sebelumnya dilaporkan bahwa skuadron jet tempur tambahan dikerahkan oleh AS ke Timur Tengah dalam beberapa waktu terakhir, saat Israel dan Iran terus saling melancarkan serangan udara secara sengit.

    Kemudian, menurut laporan AFP, sebanyak empat pesawat pengebom B52H Stratofortress, yang dapat membawa senjata nuklir dan amunisi berpemandu presisi lainnya, terpantau oleh satelit telah ditempatkan di pangkalan Diego Garcia, pulau strategis di Samudra Hindia.

    Menurut analisis AFP terhadap citra satelit dari Planet Labs, sebuah pesawat pengangkut pasukan dan kargo C-17 Globemaster III juga berada di pangkalan Diego Garcia. Enam jet tempur yang kemungkinan merupakan pesawat pengisi bahan bakar di udara KC-135 juga terdeteksi ada di pangkalan tersebut.

    Pentagon mengatakan pada Senin (16/6) bahwa pihaknya mengirimkan “kemampuan tambahan” ke kawasan Timur Tengah di tengah meningkatnya konflik Iran-Israel. Kendati demikian, para pejabat AS juga menekankan bahwa sejauh ini, militer AS tetap berada dalam posisi defensif dan tidak menyerang Iran.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • BMKG prakirakan mayoritas wilayah RI alami hujan ringan hingga sedang

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah RI alami hujan ringan hingga sedang

    logo BMKG

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah RI alami hujan ringan hingga sedang
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 18 Juni 2025 – 09:23 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang, hingga lebat, yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada Rabu.

    Dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, Rabu, Prakirawan Sekar Anggraeni menerangkan secara umum daerah konvergensi memanjang dari Selat Makassar hingga Kalimantan Tengah, dari Kalimantan Timur hingga Selat Makassar, dari Samudra Hindia barat daya Banten hingga barat daya Bengkulu di Laut Natuna, dari Laut Jawa hingga Kalimantan Barat.

    Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi. Oleh karena itu pihaknya memprakirakan beberapa kota besar akan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, antara lain Bengkulu, Bandar Lampung, Tanjung Selor, Banjarmasin, Palu, Mamuju, Manado, Jayawijaya, dan Merauke.

    Sementara itu beberapa kota besar lainnya akan mengalami hujan ringan hingga sedang, yaitu Tanjung Pinang, Palembang, Serang, Bandung, Pontianak, Palangka Raya, Samarinda, Makassar, Gorontalo, Kendari, Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, dan Jayapura.

    Adapun beberapa kota besar yang lain diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan pada hari ini, meliputi Medan, Banda Aceh, Pekanbaru, Jambi, Yogyakarta, Jakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Mataram, dan Kupang.

    Untuk prakiraan tinggi gelombang air laut di wilayah Indonesia, BMKG memprakirakan umumnya berada di kisaran 0,5 hingga 2,5 meter, sementara gelombang tinggi hingga 4 meter berpotensi terjadi di sekitar perairan Samudra Hindia Selatan Banten, Nusa Tenggara Barat dan perairan selatan Jawa Tengah hingga Bali.

    Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi banjir rob di pesisir Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Maluku.

    Sumber : Antara