Tag: Hilman Latief

  • Jemaah Haji Terdampak Teror Bom Saudia Airlines akan Dipulangkan ke Jakarta 18 Juni 2025

    Jemaah Haji Terdampak Teror Bom Saudia Airlines akan Dipulangkan ke Jakarta 18 Juni 2025

    Bisnis.com, JEDDAH — Setelah dipastikan pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5726 rute Jeddah-Jakarta aman dari benda bermuatan bom, penumpang yang merupakan jemaah haji kelompok terbang (kloter) 12 Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS-12) akan dipulangkan ke Jakarta pada Rabu 18 Juni 2025 pagi.

    Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief memastikan bahwa jemaah haji terdampak teror bom kini diinapkan di 3 hotel di sekitar Bandara Kualanamu, Sumatra Utara.

    “Kalau untuk terbang ke Jakarta, akan menggunakan pesawat yang sama. Besok pagi pukul 08:30 WIB,” katanya ditemui di Bandara Jeddah, Selasa (17/6/2025).

    Sebelumnya, pesawat tersebut terpaksa mendarat darurat di Bandara Kualanamu setelah adanya teror bom. Namun, Kapolda Sumut Irjen Wishnu Hermawan Februanto telah menyatakan bahwa bardasarkan hasil pemeriksaan, pesawat itu steril dari benda bermuatan bom. Meski demikian, otoritas bandara tetap memberlakukan langkah-langkah sesuai prosedur keamanan.

    Sementara itu pihak Saudia Airlines, lanjut Hilman, saat ini sedang bergerak menuju lokasi mendarat darurat untuk melakukan audit dan inspeksi sesuai dengan prosedur yang berlaku.

    Dia berharap jemaah tetap tenan dan tidak panik menghadapi situasi tersebut. Selain itu, insiden ini juga diharapkan tidak berdampak pada jadwal penerbangan jemaah haji kembali ke Tanah Air yang saat ini memasuki gelombang pertama kepulangan dari Bandara Jeddah.

    “Jadi kami bersama maskapai mitra, dalam hal ini Saudia Airlines, terus berupaya menjaga ritme penerbangan agar proses pemulangan sekitar 250 penerbangan lebih masih bisa berjalan lancar sampai akhir operasi,” ujar Hilman.

    Hingga Selasa (17/6/2025) pukul 22:15 Waktu Arab Saudi (WAS) jemaah haji yang tiba di Tanah Air sebanyak 40.973 orang yang terbagi ke dalam 105 kloter. Jumlah itu mencakup 20% dari total rencana pemulangan sebesar 525 kloter.

    Sementara pemulangan jemaah haji gelombang pertama terus berlangsung, jemaah gelombang kedua akan mulai digerakkan dari Makkah ke Madinah mulai Rabu, 18 Juni 2025. Kelompok jemaah haji gelombang kedua akan terlebih dahulu tinggal di Madinah selama 8 hingga 9 hari, sebelum bertolak ke Tanah Air mulai 26 Juni 2025.

  • Ancaman Bom Pesawat Haji, Kemenag dan Saudia Jaga Ritme Penerbangan Jemaah Indonesia

    Ancaman Bom Pesawat Haji, Kemenag dan Saudia Jaga Ritme Penerbangan Jemaah Indonesia

    Bisnis.com, MAKKAH — Ancaman bom di Pesawat Saudia Airlines SV-5726 rute Jeddah-Jakarta menjadi perhatian Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Pesawat yang membawa jemaah haji itu mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Sumatra Utara. 

    Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Saudia Airlines terkait dengan rencana penerbangan jemaah haji Indonesia. 

    “⁠Kemenag terus berkoordinasi dengan pihak Saudia Airlines untuk tetap menjaga ritme penerbangan pemulangan jemaah di kelompok terbang berikutnya,” kata Hilman di Makkah, Selasa (17/6/2025).

    Sebelumnya, Kapolda Sumut Irjen Wishnu Hermawan Februanto bahwa bardasarkan hasil pemeriksaan, dinyatakan pesawat itu steril dari benda bermuatan bom. Sementara itu, terkait prosedur pengamanan pesawat di Bandara Kualanamu, kata Hilman, hal itu sepenuhnya diserahkan kepada otoritas bandara. 

    “Prosedur pengamanan diserahkan pada otoritas terkait di Bandara Kualanamu, baik pihak kepolisian, maskapai dan otoritas bandara. Pengecekan kondisi jemaah dan barang bawaannya dilakukan sesuai dengan peosedur yang berlaku,” 

    Hilman melanjutkan, saat ini jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang 12 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS-12) ⁠ diistirahatkan di hotel setempat. 

    Jemaah asal Kota Depok itu juga sudah mendapatkan fasilitas konsumsi. Dia berharap jemaah tetap tenang, tidak panik, dan mempercayakan penanganan masalah kepada pihak berwenang.

    Hingga Selasa (17/6/2025) pukul 16:50 Waktu Arab Saudi (WAS) sudah sebanyak 101 kloter jemaah haji Indonesia tiba di Tanah Air, terdiri atas total 39.379 jemaah. 

    Fase pemulangan jemaah haji Indonesia akan berlangsung hingga 12 Juli 2025, dibagi ke dalam dua gelombang, masing-masing melalui Bandara Jeddah dan Bandara Madinah. 

  • Hadapi Jemaah Demensia-Kena Tonjok Lansia

    Hadapi Jemaah Demensia-Kena Tonjok Lansia

    Makkah

    Layanan safari wukuf bagi jemaah haji lanjut usia (lansia) dan disabilitas telah selesai. Petugas haji yang melayani jemaah lansia peserta safari wukuf pun berbagi cerita dan pengalaman mereka selama masa persiapan hingga pasca safari wukuf lansia.

    Sebagai informasi, ada 477 orang jemaah haji lansia yang menjadi peserta safari wukuf lansia dan disabilitas. Mereka merupakan jemaah haji yang mengalami masalah mobilitas atau keterbatasan gerak hingga kondisi lain yang berpotensi mempersulit wukuf, seperti demensia.

    Jemaah lansia tersebut diinapkan di hotel transit sekitar 10 hari. Mereka masuk ke hotel beberapa hari menjelang wukuf dan dipulangkan setelah seluruh jemaah haji menuntaskan prosesi lempar jumrah pada hari tasyrik.

    Para lansia ini diinapkan di sejumlah kamar yang berisi tiga hingga lima orang. Mereka dilayani sekitar 100 orang petugas di mana setiap orang petugas bertaggung jawab melayani lima orang jemaah.

    Foto: Petugas haji Tony Hartanto dan Yuni Puspita Sari. (Haris/detikcom)

    detikcom pernah mengunjungi hotel transit lansia jelang wukuf pada 3 Juni atau dua hari jelang wukuf. Saat itu, sebagian jemaah lansia terlihat hanya bisa duduk atau terbaring. Mayoritas jemaah lansia itu harus menggunakan kursi roda. Ada pula jemaah demensia yang sulit diajak komunikasi dan terus berjalan-jalan di lorong hotel.

    Salah seorang petugas safari wukuf, Yuni Puspita Sari, bercerita dia dan kelompoknya kebagian melayani dua jemaah haji lansia yang mengalami demensia. Yuni mengatakan satu jemaah, yang mereka sapa Nenek Rudi, merupakan orang yang sangat aktif dan sering melakukan hal-hal tak terduga.

    Tenaga ahli fraksi Gerindra DPR RI ini mengatakan jemaah itu disapa Nenek Rudi karena kerap memanggil orang sebagai ‘Rudi’ yang merupakan anaknya. Yuni menyebut dirinya dan petugas lain sempat menghadirkan orang yang seolah-olah Rudi agar lansia itu tenang.

    “Kami ada teman ngaku Rudi. Dia iya-iya aja. Pernah kami video call petugas, tapi itu lampunya dimatikan jadi gelap dia pegang HP kami bilang itu itu Rudi, biar tenang gitu. ‘Ini Rudi’. Oh iya katanya,” ucapnya.

    “Aktif banget. Dua kali turun mau kabur,” ucapnya.

    Foto: Petugas haji yang melayani jemaah lansia. (Haris/detikcom)

    Dia mengatakan ada juga jemaah demensia lain yang dirawat para petugas. Dia mengatakan setiap jemaah punya karakter masing-masing sehingga harus diberi penanganan berbeda.

    “Mereka sadar. Tapi nggak sadar yang mereka lakukan,” ucapnya.

    Dia juga bercerita ada jemaah lansia yang merupakan hafiz Al-Qur’an dan setiap hari membacakan ayat-ayat untuk menenangkan jemaah lain. Yuni menyebut ada juga jemaah lansia yang kadang bicara dengan bahasa Inggris seolah lagi berpidato.

    “Meskipun kami diuji kesabaran. Tapi ya pas melepas mereka ke hotel Makkah ya nangis juga,” ujarnya.

    Petugas lainnya, Tony Hartanto, mengatakan dirinya pernah dipukul seorang jemaah lansia penyandang disabilitas netra. Dia mengatakan jemaah asal Lamongan itu sangat mudah marah dan merasa bangunan hotel itu gedung rumah sakit yang dia bangun.

    “Kalau ngamuk, pernah itu dia remas punya kita. Kalau dilarang sedikit jangan masuk kamar perempuan dia marah-marah. Kalau didiamin, dia juga ngamuk. Kita ditonjok,” ujar Tony.

    Dokter di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus ini mengaku sempat heran kenapa jemaah tersebut bisa memukul meski tidak bisa melihat. Dia menyebut jemaah itu sebenarnya pergi dengan pendamping, yakni istrinya, namun dititipkan ke safari wukuf.

    Tony mengatakan temannya juga pernah ditonjok oleh jemaah itu. Namun, katanya, jemaah itu mendadak pendiam dan patuh pada petugas saat hari wukuf tiba pada Kamis, 5 Juni atau 9 Zulhijah.

    Dia mengatakan jemaah berinisial S itu bersikap tenang selama berihram dan wukuf. Tony mengatakan lansia itu mulai marah-marah lagi saat kain ihramnya diganti usai tahalul awal.

    “Dia selama ihram diam. Setelah ihramnya lepas ya muncul lah itu,” ucapnya.

    Tony mengatakan jemaah lansia itu akhirnya dipulangkan lebih cepat ke hotel saat nafar awal. Tony mengatakan dirinya sudah menyadari risiko melayani lansia. Dia mengaku tak ingin terbawa perasaan saat dipukul atau dimarahi lansia karena memahami kondisi mereka.

    “Saya itu sejak awal ditunjuk jelas di safari wukuf. Saya lihatnya bagian dari misi, ada tugas. Jadi saya tidak pernah bawa perasaan. Mau dihantam ya itu saya nggak libatkan perasaan,” ucapnya.

    Tony juga menyebut dirinya harus mengecek rutin kondisi kesehatan jemaah, terutama yang punya sakit bawaan seperti diabetes. Dia juga sempat melarikan jemaah ke rumah sakit karena mengalami henti jantung menjelang pemulangan.

    “Pas di jalan kolaps. Itu naik Fortuner. Nadinya hilang. Saya lompat ke belakang.Posisi saya cek nggak ada nadi. Saya lakukan RJP. Saya bilang ke sopiir ayo cepat pak. RJP terus. Sampai Saudi National Hospital. Alhamdulillah langsung ditangani Saudi itu bapak itu awalnya henti jantung balik ke berdetak lagi. Tapi recovery-nya nggak bisa cepat,” ucapnya.

    Petugas pembimbing ibadah safari wukuf lansia, Muntolib, mengatakan dirinya dan pembimbing ibadah lain juga harus bekerja ekstra. Dia mengatakan petugas bimbingan ibadah harus menggantikan popok para lansia jelang salat agar tidak ada najis di pakaian yang melekat.

    “Diaper itu kita lepas pas salat. Biar nggak terbebani najis. Itu untuk memastikan biar ibadahnya sesuai,” ucapnya.

    Kementerian Agama sendiri menginginkan jumlah jemaah haji peserta safari wukuf lansia di masa mendatang. Salah satunya dengan memperkuat istitaah kesehatan jemaah.

    “Justru kita ingin kurangi ya karena kita ingin meningkatkan istitaahnya jemaah jadi kalau tahun dari tahun ke tahun safari wukuf semakin bertambah, itu artinya istitaah jemaahnya juga kurang berhasil, kan justru kita ingin mengurangi jumlah safari wukuf,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief.

    (haf/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kebijakan Baru Haji 2026, Kepala BP Haji: Maksimal 2 Syarikah
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        10 Juni 2025

    Kebijakan Baru Haji 2026, Kepala BP Haji: Maksimal 2 Syarikah Nasional 10 Juni 2025

    Kebijakan Baru Haji 2026, Kepala BP Haji: Maksimal 2 Syarikah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Mochamad Irfan Yusuf (
    Gus Irfan
    ) menyampaikan, otoritas Arab Saudi akan menerapkan sejumlah
    kebijakan baru
    untuk musim haji 1447 Hijriah atau 2026.
    Hal ini disampaikan Gus Irfan dalam pertemuan dengan Deputi Menteri Haji Arab Saudi membahas evaluasi haji 2025 hingga persiapan musim
    haji 2026
    , di Jeddah, Arab Saudi, Selasa (10/6/2025).
    “Di antaranya pembatasan jumlah
    syarikah
    (perusahaan penyelenggara layanan haji) maksimal dua perusahaan,” kata Gus Irfan dalam keterangan pers yang diterima
    Kompas.com
    , Selasa.
    Selain itu, bakal ada pengetatan standar kesehatan jemaah, pengawasan standar hotel, porsi makanan, hingga jumlah kasur per jemaah.
    “Seluruh elemen ini akan dikontrol oleh task force Indonesia-Saudi,” ujar Gus Irfan.
    Gus Irfan menuturkan, otoritas Arab Saudi juga menetapkan bahwa pelaksanaan dam haji hanya diperbolehkan di dua tempat, yakni di negara asal atau di Arab Saudi.
    Pelaksanaan dam harus melalui perusahaan resmi yang ditunjuk kerajaan, yakni Ad-Dhahi.
    “Pelanggaran terhadap kebijakan ini akan dikenakan sanksi,” ungkapnya.
    Diketahui, jemaah haji pada tahun ini dilayani 8 syarikah berbeda.
    Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya, sejak 2022, Kemenag hanya menggandeng satu pihak syarikah alias penyedia jasa.
    Berbagai isu pun muncul, seperti pengusiran jemaah dari tenda di Arafah, pemisahan pasangan, dan kekacauan jadwal keberangkatan.
    DPR RI juga turut merespons dengan meminta evaluasi terhadap sistem syarikah ini karena dianggap menyebabkan kebingungan dan ketidaksiapan jemaah.
    “Kondisi semrawut tidak hanya terjadi karena pemisahan hotel antar kloter, tetapi juga karena buruknya manajemen pengangkutan jemaah dari hotel ke Arafah,” ujar anggot Komisi VIII DPR Dini Rahmania kepada
    Kompas.com
    , Senin (9/6/2025).
    Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) tengah mengupayakan sistem satu syarikah untuk satu kelompok terbang (one syarikah-one kloter) mulai gelombang II pemberangkatan jemaah haji.
    Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief mengatakan penerapan itu dilakukan untuk mengantisipasi jemaah haji Indonesia yang tercecer atau terpisah dari pasangan dan pendampingnya.
    “Kami akan menerapkan one syarikah-one kloter secara ketat. Langkah ini kami ambil untuk mempermudah koordinasi antara petugas kloter, sektor, dan pihak syarikah,” kata Hilman Latief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puncak Haji di Armuzna Usai, Jemaah Indonesia Bersiap Fase Kepulangan

    Puncak Haji di Armuzna Usai, Jemaah Indonesia Bersiap Fase Kepulangan

    Bisnis.com, MAKKAH — Usai sudah rangkaian puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), sebagian jemaah Indonesia kini telah kembali digerakkan ke Makkah untuk bersiap menghadapi fase kepulangan. 

    Ismail, jemaah haji asal Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, termasuk salah satu yang akan dipulangkan pada kelomok terbang (kloter) awal. Ismail tergabung di kloter 2 embarkasi Solo (SOC-2) dan telah menyelesaikan seluruh rangkaian puncak ibadah haji di Armuzna pada Minggu (8/6/2025). 

    Selanjutnya, Ismail kembali ke Makkah untuk melaksanakan tawaf ifadah, sai, dan tahalul akhir. 

    “Tinggal kami melaksanakan tawaf ifadah dan terus kami tanggal 11 [Juni 2025] itu pulang ke Indonesia,” kata Ismail ditemui di area Jamarat di Mina, Makkah, Arab Saudi, Minggu (8/6/2025). 

    Ismail dan rombongannya termasuk di antara jemaah haji yang memilih nafar awal, yakni meninggalkan Mina lebih cepat pada 12 Dzulhijjah setelah melempar jumrah apda dua hari tasyrik yakni 11 dan 12 Dzulhijjah.

    Adapun, jemaah nafar tsani meninggalkan Mina sehari lebih lama pada 13 Dzulhijjah setelah melempar jumrah pada tiga hari tasyrik, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. 

    Di tengah dinamika pelaksanaan ibadah haji tahun ini, Ismail mengaku bersyukur dengan segala layanan yang diberikan, baik oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi maupun syarikah. 

    “Alhamdulillah untuk pelaksanaan ibadah haji sangat tertib, kami sangat sabar menghadapi situasi dan kondisi, kami harus menyikapi dan menaati peraturan dari Kerajaan Arab Saudi. Mudah-mudahan dengan ini menjadi kemabruran bagi kami,” lanjutnya. 

    Selain itu, pendampingan mulai dari keberangkatan sampai kedatangan, selama berada di Tanah Suci oleh syarikah, hingga layanan kesehatan oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dirasa cukup memudahkan seluruh rangkaian ibadah yang dilalui jemaah. 

    Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan fase pemulangan jemaah haji Indonesia akan segera dimulai. Jemaah haji Indonesia, sebagaimana fase kedatangan, akan dibagi ke dalam dua gelombang, yakni mereka yang pulang melalui Bandara Madinah dan Bandara Jeddah. 

    “Kami sudah desainkan dan kami sudah sampaikan kepada syarikah, mekanisme pemulangan jemaah haji, terutama jemaah yg akan kembali melalui Madinah, karena kalau melalui Jeddah sudah jelas tujuannya ke bandara. Akan tetapi nanti sebagian jemaah akan pulang melalui Madinah dan terkait dengan pembagian hotelnya, mekanismenya, nanti akan kami sampaikan,” jelas Hilman. 

    Sementara itu, PPIH Arab Saudi pada Senin (9/6/2025) fokue menggerakkan jemaah haji nafar tsani dari Mina ke Makkah. Menyusul pada Minggu (8/6/2025) jemaah haji nafar awal telah digerakkan kembali ke Makkah. 

    Bagi jemaah yang tidak segera dipulangkan, Hilman mengimbau untuk tidak buru-buru melaksanakan tawaf ifadah. Hal itu terkait kondisi Makkah yang masih sangat padat jemaah dari seluruh dunia. Selain itu, jemaah haji juga perlu memulihkan stamina setelah rangkaian ibadah yang panjang di Armuzna. 

    “Jangan memaksakan, apalagi setelah melakukan [tawaf] ifadah kemudian sambung umrah lagi, sambung umrah lagi. Kami harapkan tetap bisa mengatur jadwal,” katanya. 

  • 25.000 Jemaah Haji Nafar Tsani Kembali dari Mina ke Makkah

    25.000 Jemaah Haji Nafar Tsani Kembali dari Mina ke Makkah

    Bisnis.com, MAKKAH — Sekitar 25.000 jemaah haji Indonesia yang memilih melaksanakan nafar tsani dijadwalkan mulai dipindahkan dari tenda-tenda Mina ke hotel di Makkah dari pukul 07.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar 11.00 WIB.

    Nafar tsani yakni pilihan bagi jemaah haji untuk menyelesaikan seluruh rangkaian lempar jumrah di Mina hingga 13 Dzulhijjah, yang bertepatan dengan Senin (9/6/2025). Jemaah nafar tsani melempar jumrah aqabah pada 10 Dzulhijjah, dilanjutkan dengan melontar jumrah ula, wustha, dan aqabah, masing-masing pada 3 hari tasyrik, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. 

    Adapun, jemaah yang memilih nafar awal, meninggalkan Mina lebih cepat pada 12

    Dzulhijjah setelah melempar jumrah aqabah pada 10 Dzulhijjah dan 3 jumrah pada dua hari tasyrik saja, 11 dan 12 Dzulhijjah. 

    Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, mengatakan Hilman menyebut evakuasi jemaah akan dilakukan bertahap sesuai jadwal yang dibagi menjadi tiga gelombang.

    Berdasarkan data Kementerian Agama, sebanyak 25.000 jemaah atau sekitar 11,3% dari total 221.000 jemaah memilih skema ini. Sisanya telah meninggalkan Mina sehari sebelumnya dalam skema nafar awal.

    “Alhamdulillah saat ini suasananya sudah lengang, sudah tidak lagi kelihatan hiruk pikuknya. Mereka akan dijemput di maktabnya masing-masing. Untuk jemaah dengan jumlah kecil akan kami kumpulkan dan bawa dengan kendaraan khusus,” ujar dalam keterangannya dari Tenda Misi Haji di Mina, Senin (9/6/2025).

    Sebelumnya, jemaah nafar awal sudah digerakkan dari Mina ke Makkah pada Minggu (8/6/2025), juga dengan skema tiga gelombang. 

    Pantauan di kawasan Mina pada pukul 00.30 WAS, suasana memang sudah sangat lengang. Banyak tenda telah kosong, bahkan jalanan yang biasa dipadati jemaah menuju jamarat melalui terowongan Mina tampak lapang, berbeda dengan kondisi pada Jumat, Sabtu, dan Minggu dini hari yang sangat padat.

    Hilman menambahkan Kementerian Agama juga telah menyiapkan langkah penyisiran untuk memastikan tak ada jemaah yang tertinggal di Mina. 

    “Kami melakukan sweeping ke berbagai sudut di seluruh maktab, termasuk menggunakan mobil golf untuk menyisir maktab-maktab tertentu,” tegas Hilman.

    Selain itu, dia pun mengimbau jemaah agar tidak tergesa-gesa melakukan tawaf ifadah, mengingat kondisi fisik yang sudah sangat lelah setelah perjalanan panjang dari Arafah, Muzdalifah, hingga Mina. 

    “Kami harapkan jamaah bisa menggunakan waktunya untuk istirahat,” ucapnya.

    Diketahui, setelah menyelesaikan rangkaian puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah masih harus kembali ke Makkah untuk melaksanakan rukun haji lainnya yakni tawaf ifadah, sai, dan ditutup dengan tahalul akhir. 

    Namun, tidak ada batasan waktu untuk pelaksanaan tawaf ifadah. Dengan demikian, jemaah yang belum akan dipulangkan dalam waktu dekat, disarankan untuk menunda pelaksanaan tawaf ifadah sampai kondisi Masjidil Haram sudah agak lengang. 

    Adapun, bagi jemaah yang akan dipulangkan pada kelompok terbang (kloter) awal, diperbolehkan untuk langsung melaksanakan tawaf ifadah begitu kembali dari Mina.

  • Puncak Haji Hampir Usai, Jemaah Diminta Tak Buru-buru Tawaf Ifadah

    Puncak Haji Hampir Usai, Jemaah Diminta Tak Buru-buru Tawaf Ifadah

    Bisnis.com, MAKKAH — Seiring dengan hampir usainya rangakaian puncak Ibadah Haji, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau jemaah Indonesia untuk tak buru-buru mengerjakan tawaf ifadah, sai, dan tahalul akhir. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Hilman Latief menyebut situasi di Makkah akan sangat padat karena banyaknya jemaah yang melaksanakan nafar awal atau keluar dari Mina pada 12 Dzulhijah.

    Diketahui, puncak ibadah haji hampir usai dengan terlewatinya sejumlah rangkaian inti ibadah seperti wukuf di Arafah, bermalam alias mabit di Muzdalifah, dan melempar jumrah di Mina.

    Jemaah haji telah melakukan lempar jumrah sejak Jumat, 6 Juni 2025 atau 10 Dzulhijah. Lempar jumrah dilanjutkan pada hari tasyrik, yakni 11, 12 dan 13 Zulhijah atau 7, 8 dan 9 Juni 2025. Jemaah yang telah menyelesaikan pelontaran jumrah di Mina, masih harus melaksanakan tawaf ifadah, sai, dan tahalul akhir. Hilman pun mengimbau kepada jemaah haji yang melakukan nafar awal agar bertawaf ifadah setelah waktu yang lebih senggang.

    “Kecuali bagi jemaah yang akan dipulangkan di kloter-kloter awal,” kata Hilman, di Mina, Minggu (8/6/2025).

    Diketahui, ada dua tata cara dalam melontar jumrah di Mina yang bisa dipilih oleh jemaah haji. Pertama, nafar awal, yang memungkinkan jemaah haji untuk meninggalkan Mina lebih awal yaitu pada 12 Dzulhijah setelah melempar jumrah pada 11 dan 12 Dzulhijah. Setelah melempar jumrah pada hari kedua tasyrik, jemaah dapat langsung meninggalkan Mina menuju Makkah.

    Kedua, nafar tsani, yakni pilihan untuk menyelesaikan seluruh lontaran jumrah, termasuk pada tanggal 13 Dzulhijah. Jemaah yang memilih nafar tsani akan tinggal di Mina satu hari lebih lama dan melempar jumrah pada tiga hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah.

    Lebih lanjut Hilman mengatakan Makkah akan dipadati jemaah haji dari berbagai negara yang juga melakukan nafar awal. Kondisi itu akan membuat perjalanan bus lebih lambat. Hilman berharap seluruh jemaah haji tetap mematuhi arahan petugas dan otoritas Arab Saudi. Dia mengingatkan keselamatan adalah hal utama.

    “Jadi kami harapkan semua bisa berjalan lancar dan jemaah bisa bersama kelompoknya dengan pendampingan petugas masing-masing bisa menjaga diri,” ujarnya.

    Bagi jemaah yang melakukan nafar awal, maka harus meninggalkan Mina sebelum 12 Dzulhijah malam. Jika masih berada di Mina pada 12 Dzulhijah malam, maka jemaah dapat melanjutkan lempar jumrah 13 Dzulhijah dan mengikuti nafar tsani. Setelah lempar jumrah selesai, jemaah haji masih harus melakukan tawaf ifadah, sai dan tahalul akhir. Setelah itu, barulah jemaah terlepas dari seluruh larangan ihram.

  • Kemenag Jelaskan Penyebab Jemaah RI Wukuf di Tenda Cadangan Saudi

    Kemenag Jelaskan Penyebab Jemaah RI Wukuf di Tenda Cadangan Saudi

    Jakarta

    Sebagian jemaah haji Indonesia tak bisa masuk ke tenda yang seharusnya dan berujung wukuf di tenda misi haji hingga tenda cadangan dari Kerajaan Arab Saudi. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memberi penjelasan tentang persoalan itu.

    Ketua PPIH, Muchlis M Hanafi, mengatakan persoalan penempatan jemaah di Arafah dipicu masalah teknis hingga kultural. Dia menyampaikan permohonan maaf atas kendala yang sempat terjadi pada Kamis 5 Juni lalu.

    “Atas nama Ketua PPIH Arab Saudi, saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian jemaah haji Indonesia,” kata Mukhlis M Hanafi di Makkah, Minggu (8/6/2025).

    Mukhlis mengatakan ada sejumlah tenda yang sebenarnya masih menyisakan ruang. Tapi, jemaah tak bisa terdistribusi dengan baik karena beragam persoalan.

    “Misalnya, tenda berkapasitas 350, sebenarnya baru dihuni 325 jemaah dari satu kelompok, namun tidak dapat diakses jemaah lain, bahkan meski dari markaz yang sama,” ujar Mukhlis.

    Kedua, katanya, perpindahan mandiri jemaah dari hotel ke hotel juga membuat proses penempatan di Arafah terkendala. Dia mengatakan ada beragam alasan jemaah pindah hotel secara mandiri.

    Dia juga menyebut jumlah petugas di Arafah tidak sebanding dengan jemaah. Mukhlis mengatakan layanan di Arafah dikerjakan oleh petugas dari daerah kerja bandara.

    “Dengan jumlah tidak terlalu banyak, petugas harus berjibaku melayani lebih dari 203 ribu jemaah yang tersebar di 60 markaz di Arafah. Ini menyebabkan kesulitan dalam membantu petugas markaz dalam mengatur penempatan secara disiplin. Bahkan, banyak petugas yang kelelahan,” tuturnya.

    “Perpindahan ini memperburuk distribusi beban tenda dan menyulitkan kontrol layanan secara keseluruhan,” ujarnya.

    Situasi itu berdampak pada gangguan distribusi konsumsi jemaah. Selama di Arafah, jemaah haji Indonesia mendapatkan lima kali makan pada 8-9 Zulhijjah 1446 H.

    Penempatan jemaah yang tidak sesuai rencana menyulitkan pihak syarikah melakukan distribusi makanan. Dia mengatakan sebagian jemaah tidak mendapat jatah makan tepat waktu.

    “Sebagian jemaah tidak mendapatkan jatah makan tepat waktu karena data distribusi di Markaz/Syarikah tidak cocok dengan kondisi riil,” ujar Mukhlis.

    Muchlis kemudian menjelaskan solusi yang dilakukan PPIH untuk mengurai masalah itu. Salah satunya ialah memasukkan jemaah ke tenda yang masih sepi, menggunakan tenda cadangan, tenda misi haji hingga tenda kerajaan untuk menampung jemaah.

    “Pemetaan ulang menunjukkan bahwa beberapa tenda masih menyimpan kapasitas tambahan. Tiga tenda petugas di wilayah Markaz 105 (Syarikah Rifadah) dialihfungsikan dan dipakai untuk menampung jemaah yang belum kebagian tempat,” paparnya.

    Upaya lain ialah melobi pihak syarikah untuk menyiapkan tambahan tenda. Setelah itu, tenda utama Misi Haji Indonesia juga dipakai untuk lokasi wukuf jemaah.

    “Tenda utama Misi Haji Indonesia pada akhirnya juga digunakan untuk menampung jemaah terdampak overkapasitas,” ujar Mukhlis.

    Sejumlah petugas juga terlihat wukuf di luar tenda sambil memegang payung demi memberi ruang ke jemaah di dalam tenda. Dia juga menyebut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief melobi Saudi hingga akhirnya ada sekitar 2.000 jemaah yang ditempatkan di tenda-tenda cadangan resmi Saudi.

    “Melalui upaya-upaya tersebut, kepadatan mulai terurai dan saat puncak wukuf, seluruh jemaah sudah berada di tenda untuk melaksanakan ibadah dengan tenang dan khusyuk,” ujarnya.

    Layanan di Mina hingga 13 Zulhijah

    Muchlis juga menjelaskan layanan di Mina. Dia mengatakan PPIH akan memberi layanan kepada jemaah di Mina hingga 13 Zulhijah atau Senin (9/6).

    “Kami siapkan layanan bagi jemaah nafar awal maupun nafar tsani. Layanan baik tenda maupun konsumsi di Mina akan tetap diberikan hingga seluruh jemaah kembali ke hotel di Makkah,” katanya Muchlis.

    Dia mengatakan PPIH memberi kebebasan kepada jemaah untuk memilih nafar awal atau nafar tsani. PPIH terus mendata usulan jemaah untuk penjemputan.

    “Pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya sekitar 60% mengambil nafar awal, sedang 40% mengambil nafar tsani. Data tahun ini masih direkonsiliasi. Apapun pilihan jemaah, kita tetap berikan pelayanan sampai fase akhir mabit di Mina pada 13 Zulhijah 1446 H,” ujarnya.

    (haf/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jemaah Haji Indonesia Jalan Kaki ke Mina, Kemenag Ungkap Penyebabnya

    Jemaah Haji Indonesia Jalan Kaki ke Mina, Kemenag Ungkap Penyebabnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Agama (Kemenag) menjelaskan penyebab keterlambatan evakuasi jemaah haji 2025 dari Muzdalifah ke Mina. Kondisi tersebut mengakibatkan sebagian jemaah memutuskan untuk berjalan kaki akibat bus penjemput terlambat datang.

    Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan, beberapa faktor menjadi penyebab utama kondisi tersebut.

    1. Jadwal dan Perputaran Bus Tidak Sesuai Rencana
    Menurut Hilman, jadwal keberangkatan bus dari Muzdalifah terganggu mulai pukul 00.00 waktu Arab Saudi (WAS) akibat antrean panjang ribuan bus. Hal ini menyebabkan jemaah khawatir dan kelelahan menunggu dalam kondisi fisik yang sudah lelah setelah wukuf di Arafah.

    2. Jemaah Mulai Jalan Kaki Tanpa Koordinasi
    Akibat keterlambatan bus, jemaah membuka pintu keluar Muzdalifah secara mandiri dan memilih berjalan kaki ke Mina. “Hal ini memunculkan arus pergerakan spontan tanpa kendali,” kata Hilman dalam keterangannya, Sabtu (7/6/2025).

    Bahkan, pada Jumat (6/6/2025) pagi, arus pejalan kaki semakin masif karena kekhawatiran jemaah tidak akan dijemput hingga siang hari. Kondisi ini menambah kepadatan di jalur utama yang semestinya digunakan bus shuttle.

    3. Lansia dan Jamaah Risiko Tinggi Diminta Tunggu Bus
    Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akhirnya melepaskan sebagian jemaah berjalan kaki. Namun, tetap mengimbau jamaah lansia dan risiko tinggi (risti) untuk tetap menunggu penjemputan, guna mencegah kelelahan dan risiko kesehatan.

    4. Langkah Darurat dan Bantuan Saudi
    PPIH segera berkoordinasi dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi (Kemenhaj) dan mitra lokal sejak pukul 03.12 WAS untuk percepatan pengiriman bus dan bantuan logistik. “Empat kontainer bantuan berupa air minum, makanan ringan, dan pelindung panas tiba pukul 08.50 WAS,” jelas Hilman.

    5. Evakuasi Jemaah Selesai Pukul 09.40 WAS
    Meski target evakuasi dari Muzdalifah ke Mina adalah pukul 09.00 WAS, proses ini berhasil diselesaikan 40 menit kemudian, yakni pada pukul 09.40 WAS. Jemaah haji Indonesia sudah dipindahkan dari Muzdalifah.

    Hilman menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi, dan mengapresiasi respon cepat dari pihak Pemerintah Saudi dalam menangani situasi di lapangan. “Langkah mitigasi dan koordinasi intensif berhasil meminimalkan dampak lebih besar,” tegas Hilman.

  • Haji Furoda Perlu Ditata Ulang, Agar Masyarakat dan Penyelenggara Tak Jadi Korban
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Juni 2025

    Haji Furoda Perlu Ditata Ulang, Agar Masyarakat dan Penyelenggara Tak Jadi Korban Nasional 2 Juni 2025

    Haji Furoda Perlu Ditata Ulang, Agar Masyarakat dan Penyelenggara Tak Jadi Korban
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah didesak untuk menata ulang soal keberadaan haji furoda, imbas gagalnya mereka berangkat ke Tanah Suci pada tahun ini.
    Ketua Komnas Haji dan Umrah, Mustolih Siradj, mengatakan
    penataan ulang
    perlu dilakukan untuk melindungi jemaah haji dan biro perjalanan haji.
    “Saya kira kesimpulan sementara kita itu perlu ada penataan ulang terkait dengan furoda ini untuk apa tujuannya? Untuk melindungi calon jemaah haji dan juga melindungi travel,” ucapnya kepada
    Kompas.com
    melalui telepon, Senin (2/6/2025).
    Mustolih mengatakan, momen penataan ulang ini harus digaungkan dalam revisi Undang-Undang Penyelenggaraan Haji, yang berbarengan dengan peralihan kewenangan dari Kementerian Agama ke Badan Penyelenggara Haji (BPH).
    “Nah salah satu saya kira bisa dimasukkan terkait dengan isu
    haji furoda
    ini,” imbuhnya.
    Selain itu, undang-undang terkait haji harus dibuat fleksibel agar bisa menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi di masa depan.
    Perubahan ini dinilai penting, agar kasus gagal berangkat jemaah haji furoda tak menjadi korban ganda.
    Karena Mustolih menyebut mulai banyak biro perjalanan yang menjanjikan haji dengan visa ziarah yang berstatus ilegal jika digunakan untuk berhaji.
    “Jemaah kita itu korban ganda disedot uangnya oleh oknum-oknum travel yang ilegal ya, kemudian diberangkatkan ke Arab Saudi, di sana karena tidak punya
    visa haji
    ya (akhirnya) dirazia, kena razia, ditangkap, kena denda, kena blacklist, dan seterusnya,” ucapnya.
    Sebelumnya, harapan calon jemaah haji untuk dapat menjalankan ibadah haji lewat jalur furoda atau non-kuota terancam pupus.
    Pasalnya, Kerajaan Arab Saudi tidak mengeluarkan visa untuk haji furoda pada tahun ini dan proses pemvisaan jemaah haji pun sudah ditutup.
    “Saya sudah mendapat konfirmasi dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bahwa proses pemvisaan sudah tutup per 26 Mei 2025, pukul 13.50 waktu Arab Saudi (WAS),” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief dalam keterangannya, Kamis (29/5/2025).
    Seperti diketahui, haji lewat jalur furoda memang bersifat non-kuota sehingga tidak ada jumlah pasti yang diberikan setiap tahunnya.
    Visa haji
    furoda ini murni adalah hak prerogatif Kerajaan Arab Saudi, mereka lah yang sepenuhnya menentukan berapa jumlah visa dan apakah visa tersebut diterbitkan atau tidak.
    Selain itu, keberangkatan jemaah baru bisa dipastikan setelah visa dan tiket pesawat diterbitkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.