Tag: Hery Gunardi

  • Transformasi BBRI tarik minat investor global

    Transformasi BBRI tarik minat investor global

    Jakarta (ANTARA) – Transformasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mampu menarik minat investor global, tecermin dari keputusan JPMorgan Chase & Co, yang secara signifikan menambah porsi kepemilikannya di saham BBRI sepanjang kuartal II 2025.

    Berdasarkan data Bloomberg, JPMorgan membeli 117,42 juta saham BRI selama April hingga Juni 2025, menjadikan total kepemilikan mereka mencapai 1,54 miliar saham.

    Aksi beli ini mencerminkan pembalikan arah strategi JPMorgan yang sebelumnya menjual lebih dari 500 juta saham BRI pada kuartal I tahun ini.

    Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menilai langkah JPMorgan menambah saham BBRI mencerminkan market trust terhadap arah transformasi dan fondasi fundamental bisnis BRI yang kuat.

    “Meskipun, saat ini saham BBRI sedang mengalami tekanan seiring dengan kondisi pasar, namun secara fundamental masih kokoh, dengan dukungan fondasi bisnisnya yang kuat juga strategi transformasi,” kata Reza.

    Optimisme pasar terhadap BRI juga didukung oleh konsensus analis.

    Mengutip Bloomberg, sebanyak 31 analis merekomendasikan beli, 5 tahan, dengan target harga rata-rata 12 bulan ke depan sebesar Rp4.703,61.

    Hal ini memberikan potensi imbal hasil sebesar 27,1 persen dari harga pada awal bulan ini, Selasa (1/7/2025).

    Sementara itu, Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan pihaknya tetap fokus pada penguatan fundamental baik dari sisi pendanaan, penyaluran kredit yang berkualitas, peningkatan kapabilitas digital, penerapan manajemen risiko yang memadai hingga pengembangan SDM.

    Meski kinerja saham masih terkoreksi, dengan harga per 1 Juli 2025 ditutup di level Rp3.700 per lembar, namun aksi JPMorgan diyakini menunjukkan bahwa investor institusional melihat sesuatu yang lebih mendasar, yaitu fondasi kuat dan strategi transformasi jangka panjang BRI.

    Transformasi BRI pun dikatakan sejalan dengan koridor pembangunan nasional Astacita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sekaligus menunjukkan keseriusan BRI dalam menjalankan mandat sebagai bank milik negara dan rakyat Indonesia.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pernah Jabat Direktur BRI, KPK Cegah Bos Allobank (BBHI) ke Luar Negeri Terkait Kasus EDC

    Pernah Jabat Direktur BRI, KPK Cegah Bos Allobank (BBHI) ke Luar Negeri Terkait Kasus EDC

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerbitkan surat pencegahan ke luar negeri terhadap 13 orang terkait dengan kasus dugaann korupsi pengadaan alat electronic data capture (EDC) di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI (BBRI). 

    Salah satu pihak yang dikabarkan dicegah ke luar negeri adalah mantan Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Indra Utoyo. Dia saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk.

    Pencegahan terhadap Indra lalu dikonfirmasi oleh Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto. “Benar,” ujarnya melalui pesan singkat kepada Bisnis, Rabu (2/7/2025). 

    Sebelumnya, Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu menyebut di antara 13 orang yang dicegah bepergian ke luar negeri itu adalah berasal dari kalangan penyelenggara negara. Mereka berasal dari internal BRI saat periode pengadaan EDC yang kini diperkarakan, yakni sekitar 2020-2024. 

    Permohonan cegah ke luar negeri itu telah diajukan ke Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan pada 26 Juni 2025. Pencegahan ke luar negeri itu lalu aktif sejak 27 Juni 2025 untuk 6 bulan ke depan. 

    “Kalau berapa PN-nya saya lupa, yang jelas semua PN [penyelenggara negara] dari BRI,” ujar Asep kepada Bisnis, Selasa (1/7/2025). 

    Lembaga antirasuah menduga terjadi kerugian keuangan negara sekitar Rp700 miliar pada proyek pengadaan mesin EDC di salah satu bank BUMN itu. Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan, nilai kerugian itu berdasarkan penghitungan oleh penyidik dari total nilai proyek pengadaan EDC tahun anggaran 2020-2024 sebesar Rp2,1 triliun. 

    Budi menyebut total kerugian keuangan negara yang diduga timbul yaitu sebesar 30% dari nilai proyek.

    “Hitungan dari tim penyidik diduga total kerugian negaranya mencapai sekitar Rp700 miliar, atau sekitar 30% dari nilai anggaran dalam pengadaan mesin EDC tersebut” jelasnya kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

    Meski demikian, Budi menyebut nilai kerugian keuangan negara itu belum final. Dia menyebut angkanya bisa bertambah seiring dengan proses penyidikan yang bergulir. 

    Lembaga antirasuah juga nantinya akan menggandeng auditor negara, baik itu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

    KPK pun menerbitkan surat perintah penyidikan (sprindik) umum atas penanganan kasus tersebut. Artinya, penyidikan dimulai tanpa sudah menetapkan pihak-pihak tersangka.

    Pada Kamis (26/6/2025), penyidik telah memeriksa mantan Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto sebagai saksi. 

    Sejumlah upaya paksa juga telah dilakukan berupa penggeledahan di beberapa lokasi di antaranya kantor pusat BRI di Sudirman dan Gatot Subroto, Jakarta. Hasilnya, penyidik menemukan sejumlah bukti elektronik.

    Menanggapi penyidikan yang dilakukan KPK, Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan perseroan senantiasa menghormati langkah penegak hukum, terutama terkait dengan langkah KPK yang tengah mengusut dugaan pengadaan di periode 2022–2024, dalam upaya menegakkan hukum dan memberantas korupsi.

    Sebagai perusahaan BUMN, lanjutnya, BRI akan selalu comply (mematuhi regulasi) yang ditetapkan oleh pemerintah dan regulator dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

    “Kami sepenuhnya juga mendukung penegakan hukum oleh pihak berwenang sesuai perundang-undangan yang berlaku dan kami akan selalu terbuka untuk bekerja sama. Kami akan terus menjaga seluruh kegiatan berjalan sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan, prinsip GCG, serta peraturan dan perundangan yang berlaku,” tegas Hery.

    Sehubungan dengan proses penegakan hukum yang sedang dijalankan oleh KPK dengan mengusut adanya dugaan korupsi pengadaan mesin EDC, Hery menegaskan bahwa pihaknya tetap memastikan bahwa seluruh operasional dan pelayanan BRI kepada nasabah tetap berjalan sebagaimana mestinya.

    “Kami memastikan bahwa proses penegakan hukum yang dijalankan KPK tersebut tidak berdampak terhadap operasional dan layanan BRI, dan nasabah dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman,” tutupnya.

  • Prestasi Gemilang di Panggung Internasional, BRI Raih 15 Penghargaan di Ajang FinanceAsia 2025 – Page 3

    Prestasi Gemilang di Panggung Internasional, BRI Raih 15 Penghargaan di Ajang FinanceAsia 2025 – Page 3

    Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa ketangguhan serta relevansi model bisnis BRI merupakan fondasi utama dalam menjaga kepercayaan publik sekaligus menghadapi tantangan di industri keuangan. Ia menambahkan, BRI terus melihat peluang besar untuk tumbuh lebih kuat, mendorong inovasi, dan memperkokoh posisinya sebagai pemain utama di industri keuangan, baik di tingkat nasional maupun regional.

    “Saat ini BRI memiliki fondasi yang sangat kuat untuk mengoptimalkan peluang tersebut. “BRI memiliki lebih dari 36.600 tenaga pemasar yang terdiri dari tenaga pemasar mikro (Mantri), RM Lending, dan RM Funding & Transaction dan BRI juga didukung oleh lebih dari 6 ribu unit kerja, mulai dari Kantor Cabang hingga BRI Unit yang tersebar hingga ke pelosok negeri. Menjadikan BRI sebagai bank dengan jaringan dan jangkauan terluas di Indonesia,” ujar Hery.

    Selain itu, Hery menambahkan BRI juga memiliki customer base yang besar dimana hingga akhir Maret 2025 terdapat lebih dari 221 juta rekening simpanan serta 211 ribu user QLola di segmen korporasi. Ini bukan hanya angka, ini adalah ekosistem besar yang menjadi kekuatan strategis BRI ke depan.

    Sebelumnya pada Juni 2025, BRI juga mencatatkan pencapaian internasional yang membanggakan dengan menempati peringkat 349 dari 2.000 perusahaan publik terbesar dunia dalam daftar Forbes Global 2000. Capaian ini menjadikan BRI sebagai perusahaan publik terbesar dengan peringkat tertinggi di Indonesia dalam daftar versi Forbes tersebut. Dalam laporan tersebut, BRI mencatatkan kinerja positif dengan pendapatan mencapai USD 16,07 miliar, laba USD 3,8 miliar, aset USD 123,83 miliar, dan market value USD 33,48 miliar yang turut memperkuat posisinya di panggung internasional.

  • KPK Taksir Kasus Pengadaan EDC Rugikan Keuangan Negara Rp700 Miliar

    KPK Taksir Kasus Pengadaan EDC Rugikan Keuangan Negara Rp700 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga terjadi kerugian keuangan negara sekitar Rp700 miliar pada kasus pengadaan mesin eletronic data capture (EDC) di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI (BBRI).

    Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan, nilai kerugian itu berdasarkan penghitungan oleh penyidik dari total nilai proyek pengadaan EDC tahun anggaran 2020-2024 sebesar Rp2,1 triliun. 

    Budi menyebut total kerugian keuangan negara yang diduga timbul yaitu sebesar 30% dari nilai proyek.

    “Hitungan dari tim penyidik diduga total kerugian negaranya mencapai sekitar Rp700 miliar, atau sekitar 30% dari nilai anggaran dalam pengadaan mesin EDC tersebut” jelasnya kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

    Meski demikian, Budi menyebut nilai kerugian keuangan negara itu belum final. Dia menyebut angkanya bisa bertambah seiring dengan proses penyidikan yang bergulir. 

    Lembaga antirasuah juga nantinya akan menggandeng auditor negara, baik itu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

    “Tentunya dalam penghitungan kerugian negara, KPK berkoordinasi dengan pihak-pihak baik BPK ataupun nanti BPKP begitu, untuk menghitung kerugian negara tersebut,” tuturnya.

    Untuk diketahui, lembaga antirasuah telah menerbitkan surat perintah penyidikan (sprindik) umum atas penanganan kasus tersebut. Artinya, penyidikan dimulai tanpa sudah menetapkan pihak-pihak tersangka.

    Namun demikian, penyidik sudah mengajukan cegah ke luar negeri terhadap sebanyak 13 orang dan aktif sejak 27 Juni 2025. Beberapa di antaranya adalah internal BRI.

    Kemudian, Kamis (26/6/2025), penyidik telah memeriksa mantan Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto sebagai saksi. 

    Sejumlah upaya paksa juga telah dilakukan berupa penggeledahan di beberapa lokasi di antaranya kantor pusat BRI di Sudirman dan Gatot Subroto, Jakarta. Hasilnya, penyidik menemukan sejumlah bukti elektronik.

    “Di situ ada beberapa catatan keuangan yang nanti juga akan didalami oleh penyidik untuk melihat tentu, ke mana saja aliran hasil dugaan tindak pidana korupsi tersebut, juga bagaimana peran-peran dari para pihak dalam keterlibatan di pengadaan EDC tersebut,” terang Budi.

    Menanggapi penyidikan yang dilakukan KPK, Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan perseroan senantiasa menghormati langkah penegak hukum, terutama terkait dengan langkah KPK yang tengah mengusut dugaan pengadaan di periode 2022–2024, dalam upaya menegakkan hukum dan memberantas korupsi.

    Sebagai perusahaan BUMN, lanjutnya, BRI akan selalu comply (mematuhi regulasi) yang ditetapkan oleh pemerintah dan regulator dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

    “Kami sepenuhnya juga mendukung penegakan hukum oleh pihak berwenang sesuai perundang-undangan yang berlaku dan kami akan selalu terbuka untuk bekerja sama. Kami akan terus menjaga seluruh kegiatan berjalan sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan, prinsip GCG, serta peraturan dan perundangan yang berlaku,” tegas Hery.

    Sehubungan dengan proses penegakan hukum yang sedang dijalankan oleh KPK dengan mengusut adanya dugaan korupsi pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC), Hery menegaskan bahwa pihaknya tetap memastikan bahwa seluruh operasional dan pelayanan BRI kepada nasabah tetap berjalan sebagaimana mestinya.

    “Kami memastikan bahwa proses penegakan hukum yang dijalankan KPK tersebut tidak berdampak terhadap operasional dan layanan BRI, dan nasabah dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman,” tutupnya.

  • BRI Fokuskan Langkah Transformasi di Seluruh Aspek

    BRI Fokuskan Langkah Transformasi di Seluruh Aspek


    PIKIRAN RAKYAT – Manajemen baru PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus fokus menjalankan transformasi yang telah dicanangkan (BRIvolution 3.0) di seluruh aspek operasional dan bisnis sehingga membawa BRI lebih baik lagi di masa depan untuk mendukung terwujudnya Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengatakan bahwa dalam hal transformasi, pihaknya fokus melakukan penguatan pada aspek bisnis, tata kelola dan manajemen risiko, serta operasional. Hal ini dilakukan dalam semangat BRIvolution 3.0 untuk menjadi “The Most Trusted Lifetime Financial Partner for Sustainable Growth” pada tahun 2029 serta sejalan dengan koridor Asta Cita Pemerintah Republik Indonesia.

    “Kami tetap fokus pada penguatan fundamental baik dari sisi pendanaan, penyaluran kredit yang berkualitas, peningkatan kapabilitas digital, penerapan manajemen risiko yang memadai hingga pengembangan sumber daya manusia (SDM),” ujarnya.

    Lebih lanjut, Hery menegaskan bahwa sebagai bank milik negara dan rakyat Indonesia, BRI mengemban amanat untuk senantiasa memberikan manfaat yang terbaik dengan bertumbuh berkelanjutan. Oleh karena itu, pihaknya menjalankan stategi transformasi sebagai dari komitmen BRI untuk tumbuh secara sehat, berkelanjutan, dan inklusif, sekaligus menjawab tantangan dan peluang di seluruh segmen pasar.

    Dia menambahkan bahwa pihaknya senantiasa menghormati langkah penegak hukum, dalam hal ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang saat ini tengah mengusut terkait dugaan pengadaan di periode 2020 – 2024, dalam upaya menegakkan hukum dan memberantas korupsi.

    Sebagai perusahaan BUMN, lanjutnya, BRI akan selalu comply (mematuhi regulasi) yang ditetapkan oleh pemerintah dan regulator dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

    “Kami sepenuhnya juga mendukung penegakan hukum oleh pihak berwenang sesuai perundang-undangan yang berlaku dan kami akan selalu terbuka untuk bekerja sama. Kami akan terus menjaga seluruh kegiatan berjalan sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan, prinsip GCG, serta peraturan dan perundangan yang berlaku,” tegas Hery.

    Sehubungan dengan proses penegakan hukum yang sedang dijalankan oleh KPK dengan mengusut adanya dugaan korupsi pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC), Hery menegaskan bahwa pihaknya tetap memastikan bahwa seluruh operasional dan pelayanan BRI kepada nasabah tetap berjalan sebagaimana mestinya.

    “Kami memastikan bahwa proses penegakan hukum yang dijalankan KPK tersebut tidak berdampak terhadap operasional dan layanan BRI, dan nasabah dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman,” tutupnya.***

  • AgenBRILink BRI Jangkau 67 Ribu Desa, Akses Keuangan Makin Merata – Page 3

    AgenBRILink BRI Jangkau 67 Ribu Desa, Akses Keuangan Makin Merata – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat perannya dalam memperluas inklusi keuangan di Indonesia di tengah pesatnya transformasi digital. Salah satu upayanya adalah dengan menerapkan strategi hybrid banking, menggabungkan kekuatan teknologi digital dengan jaringan fisik yang luas. Pendekatan ini didukung oleh segmentasi layanan yang adaptif dan ekspansi AgenBRILink sebagai ujung tombak dalam menjangkau wilayah pelosok.

    Dengan jaringan layanan keuangan yang memberikan akses perbankan bagi masyarakat yang belum terlayani secara optimal, AgenBRILink hadir hingga ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Keberadaannya pun turut mendorong peningkatan signifikan dalam jumlah agen dan volume transaksi.

    Tercatat, sepanjang Januari hingga Mei 2025, layanan ini membukukan 443 juta transaksi, didukung oleh 1,19 juta agen yang tersebar di 67.013 desa di seluruh Indonesia. Dengan menyediakan akses transaksi seperti tarik tunai, transfer, hingga pembayaran tagihan, membuat AgenBRILink juga menyumbang pendapatan non-bunga (Fee Based Income) sebesar Rp643 miliar bagi BRI selama periode tersebut.

    Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyampaikan peran AgenBRILink yang semakin strategis tidak terlepas dari berbagai langkah konkret yang dilakukan oleh BRI dalam memperkuat fondasi dan kapabilitas jaringan keagenan di wilayah Indonesia. Diantaranya dengan memperkuat sistem dan infrastruktur digital guna meningkatkan keandalan, efisiensi, dan keamanan transaksi di tingkat agen.

    “BRI akan terus memperkaya fitur layanan yang ditawarkan, sehingga para agen dapat memberikan beragam solusi keuangan kepada masyarakat. Selain tarik tunai, transfer, pembayaran tagihan. Pembelian asuransi mikro, setoran pinjaman, layanan referral pembukaan rekening tabungan dan layanan mikrofinansial lainnya dapat terlayani oleh AgenBRILink,” ujar Hery. 

    Adapun, dengan strategi yang matang dan eksekusi yang konsisten, BRI optimistis AgenBRILink dapat menciptakan peluang usaha bagi masyarakat setempat. Bahkan, ke depan AgenBRILink akan terus menjadi penggerak ekonomi daerah sekaligus mendorong literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.

  • Dukung Keuangan Berkelanjutan, BRI Terbitkan Obligasi Sosial Rp 5 Triliun

    Dukung Keuangan Berkelanjutan, BRI Terbitkan Obligasi Sosial Rp 5 Triliun

    Jakarta

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau biasa disebut BRI, secara resmi menerbitkan Social Bond atau Obligasi Berwawasan Sosial Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025 dengan nilai total sebesar Rp 5 triliun dan mencatatkan oversubscription hingga Rp 6,57 triliun atau 1.31 kali dari target awal. Tingginya antusiasme investor mencerminkan kepercayaan kuat terhadap fundamental BRI dan komitmen mendukung keuangan berkelanjutan.

    Dalam sambutannya, Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengungkapkan bahwa alasan BRI menerbitkan Social Bond adalah karena masih sedikitnya instrumen surat berharga yang berwawasan sosial di Indonesia.

    “Ini juga menjadi bukti nyata komitmen BRI untuk menjaga pendanaan yang berwawasan ESG,” ujar Hery dalam keterangan tertulis, Senin (23/6/2025).

    Obligasi tersebut merupakan bagian dari Program Penawaran Umum Berkelanjutan I dengan target penghimpunan dana sebesar Rp 20 triliun. Selain itu dengan penerbitan ini, BRI tercatat sebagai bank pertama di Indonesia yang menerbitkan Social Bond.

    Acara penandatanganan Perjanjian Penerbitan Obligasi Berwawasan Sosial Berkelanjutan BRI Tahap 1 Tahun 2025 berlangsung di Kantor Pusat BRI Jakarta pada Rabu (18/06).

    Acara ini dihadiri oleh Direktur Utama BRI, Hery Gunardi; Direktur Treasury & International Banking BRI, Farida Thamrin; Direktur Operations BRI, Hakim Putratama; serta jajaran Direksi Joint Lead Underwriters, serta perwakilan Lembaga dan Profesi Penunjang penerbitan obligasi.

    Selain untuk memperkuat reputasi BRI sebagai lembaga keuangan yang bertanggung jawab secara sosial, Hery juga menambahkan bahwa penerbitan Social Bond ini juga untuk mendukung strategi penguatan struktur pendanaan melalui diversifikasi sumber dana berbasis wholesale funding.

    “Langkah ini juga menjadi strategi perseroan untuk memperluas akses terhadap pasar pendanaan yang lebih kompetitif dan berkelanjutan,” tambah Hery.

    Sebagai informasi, Obligasi Berwawasan Sosial BRI memperoleh peringkat idAAA (Triple A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), mencerminkan prospek keuangan yang sangat stabil dari BRI. Obligasi ini ditawarkan dalam tiga seri, yaitu:

    Seri A: tenor 2 tahun, tingkat bunga tetap 6,45% per tahunSeri B: tenor 3 tahun, tingkat bunga tetap 6,55% per tahunSeri C: tenor 5 tahun, tingkat bunga tetap 6,60% per tahun

    Dana hasil penerbitan obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dialokasikan secara eksklusif untuk pembiayaan kembali proyek-proyek sosial yang telah ada, yang secara spesifik mencakup layanan infrastruktur dasar yang terjangkau (dari sisi akses dan harga), akses terhadap layanan esensial, perumahan yang terjangkau dan penciptaan lapangan kerja.

    Social Bond ini juga akan dialokasikan untuk program yang dirancang untuk mencegah atau mengurangi pengangguran, termasuk pembiayaan UMKM, ketahanan pangan, dan sistem pangan berkelanjutan, serta peningkatan dan pemberdayaan sosio-ekonomi.

    Penerbitan Social Bond BRI dilakukan melalui skema Penawaran Umum Berkelanjutan dengan metode bookbuilding, dan melibatkan sejumlah Penjamin Pelaksana Emisi Efek terkemuka, yaitu PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Mandiri Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT Bahana Sekuritas. Selain itu, dalam penyusunan Social Framework dilakukan bersama ESG Coordinator Bank DBS Indonesia.

    Obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan didaftarkan di KSEI. Pembayaran Bunga Obligasi akan dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi dan pembayaran pokok dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo.

    Terakhir, Hery Gunardi mengungkapkan bahwa penerbitan Social Bond ini tidak hanya menjadi langkah lanjutan dari roadmap keberlanjutan BRI, namun juga sekaligus membuktikan peran aktif BRI dalam mendukung penguatan inklusi sosial, pemerataan akses pembiayaan, serta pemberdayaan masyarakat di berbagai sektor.

    (akn/ega)

  • BRI Jadi Perusahaan Publik Terbesar RI dalam Daftar Forbes Global 2000 Tahun 2025 – Page 3

    BRI Jadi Perusahaan Publik Terbesar RI dalam Daftar Forbes Global 2000 Tahun 2025 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil masuk dalam daftar Forbes Global 2000 – The World’s Largest Companies tahun 2025 bersama 2.000 perusahaan publik terbesar lainnya di dunia. Menempati posisi ke-349, BRI kini menjadi perusahaan publik dengan peringkat tertinggi di Indonesia menurut Forbes.

    Forbes Global 2000 sendiri dilaksanakan secara tahunan sejak 23 tahun silam. Daftar peringkat disusun berdasarkan 4 parameter utama: pendapatan (sales), laba (profit), asset dan nilai pasar (market value). Meski dunia masih mengalami ketidakpastian geopolitik serta dampak dari kebijakan tarif Amerika Serikat, Forbes melaporkan bahwa keempat indikator penilaian tetap mencetak rekor baru tahun ini. Mulai dari pendapatan tahunan sebesar USD 52,9 triliun, laba USD 4,9 triliun, aset USD 242,2 triliun, hingga kapitalisasi pasar USD 91,3 triliun.

    Dalam laporan tersebut, BRI mampu memperkuat posisinya di panggung internasional dengan mencatatkan pendapatan USD 16,07 miliar, laba USD 3,8 miliar, aset USD 123,83 miliar, dan market value USD 33,48 miliar. Capaian positif ini menjadi bukti dari konsistensi dan daya saing tinggi BRI sebagai lembaga keuangan yang terus bertumbuh dan bertransformasi di tingkat global.

    Direktur Utama BRI Hery Gunardi menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya kepada seluruh insan BRILiaN atau karyawan BRI, serta para nasabah setia, atas pencapaian BRI sebagai perusahaan publik terbesar nomor 1 di Indonesia dalam daftar Forbes Global 2000 tahun 2025.

    “Pencapaian tersebut kami dedikasikan untuk seluruh Insan BRILiaN atau karyawan BRI, karena telah memberikan kontribusi optimal kepada perusahaan sehingga BRI mampu tumbuh berkelanjutan. BRI juga berterima kasih kepada seluruh nasabah setia yang senantiasa menggunakan dan menikmati seluruh produk maupun layanan BRI,” ungkap Hery Gunardi.

  • Danantara Indonesia gandeng Himbara bahas strategi penguatan ekonomi

    Danantara Indonesia gandeng Himbara bahas strategi penguatan ekonomi

    Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia Rosan Roeslani bersama Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria melakukan pertemuan dengan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan, Direktur Utama BRI Hery Gunardi, serta Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo di Jakarta, Selasa (03/06/2025). (Danantara)

    Danantara Indonesia gandeng Himbara bahas strategi penguatan ekonomi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 03 Juni 2025 – 23:59 WIB

    Elshinta.com – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia bersama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) memperkuat sinergi dan membahas strategi sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    Dalam pertemuan kedua pihak, para pemimpin industri keuangan membahas kinerja operasional, strategi ekspansi, serta langkah-langkah konkret untuk memperkuat ekosistem keuangan nasional.

    “Kami ingin memastikan bahwa Danantara berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia Rosan Roeslani di Jakarta, Selasa (03/06).

    Dalam kesempatan ini, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani bersama Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria bertemu dengan jajaran Direktur Utama Himbara, dalam rangka membahas strategi bisnis ke depan.

    Dari pihak Himbara, pertemuan dihadiri oleh Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan, Direktur Utama BRI Hery Gunardi, serta Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo.

    COO Danantara Indonesia Dony Oskaria menegaskan bahwa kolaborasi ini akan membuka peluang investasi yang lebih luas di Indonesia.

    “Kami berkomitmen untuk menciptakan strategi bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat,” kata Dony.

    Pihaknya berharap sinergi antara Danantara Indonesia dan Himbara dapat menjadi katalis bagi penguatan industri keuangan nasional, sekaligus mendorong inovasi dan efisiensi dalam layanan perbankan.

    Sementara itu, dalam acara bertajuk “Simposium Nasional Sumitronomics dan Arah Ekonomi Indonesia”, Managing Director Danantara Indonesia Arief Budiman menyampaikan Danantara Indonesia menargetkan untuk melakukan investasi senilai 5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp81,54 triliun (kurs: Rp16.309 per dolar AS) pada tahun 2025.

    Investasi akan dialokasikan untuk delapan sektor utama, di antaranya minerals termasuk hilirisasi, renewables energy, digital infrastructure, health care, financial services, infrastructure utilities, industrial estate, serta food sebagai bagian dari food and agriculture.

    Ia juga memproyeksikan dividen yang akan diterima oleh Danantara Indonesia dari perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai Rp120 triliun pada tahun ini.

    Sumber : Antara

  • Danantara dan Himbara Tancap Gas Perkuat Ekonomi Nasional

    Danantara dan Himbara Tancap Gas Perkuat Ekonomi Nasional

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia menggandeng Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) untuk memperkuat sinergi dan menyusun strategi bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

    Dalam pertemuan yang melibatkan para pemimpin industri keuangan ini, mereka membahas kinerja operasional, rencana ekspansi, serta langkah konkret untuk memperkuat ekosistem keuangan di Indonesia.

    “Kami ingin memastikan bahwa Danantara berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, di Jakarta, Selasa.

    Dalam kesempatan tersebut, Rosan bersama Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, bertemu dengan jajaran Direktur Utama Himbara yang terdiri dari Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan, Direktur Utama BRI Hery Gunardi, dan Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo. Pertemuan ini bertujuan menyusun strategi bisnis ke depan.

    COO Danantara Indonesia, Dony Oskaria, menegaskan bahwa kolaborasi ini akan membuka peluang investasi yang lebih luas di tanah air. “Kami berkomitmen untuk menciptakan strategi bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat,” ujarnya.

    Sinergi antara Danantara dan Himbara diharapkan menjadi katalis penguatan industri keuangan nasional sekaligus mendorong inovasi dan efisiensi dalam layanan perbankan.