Tag: Hery Gunardi

  • BSI Resmi Jalankan Usaha Bullion, Dorong Investasi Emas

    BSI Resmi Jalankan Usaha Bullion, Dorong Investasi Emas

    PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) siap menjalankan bisnis bank Bullion, menyusul keluarnya izin dari regulator terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bullion kepada perseroan.

    Izin usaha bullion untuk BSI diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu (12/2) untuk produk Perdagangan Emas dan Penitipan Emas. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan perseroan telah mendapatkan izin dari OJK terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bullion dan hal ini menjadi dasar (legal standing) bagi perseroan untuk mulai menjalankan bisnis bank bullion.

    “Kami mengapresiasi kepercayaan dan dukungan dari regulator dan stakeholder sehingga BSI melangkah ke jenjang selanjutnya dalam mengelola bisnis emas, yaitu bank bullion,” ujar Hery dalam keterangan resmi kepada Fortune Indonesia, Kamis (13/2).

    Hery optimis ke depannya BSI mampu memacu pertumbuhan bisnis logam mulia secara berkelanjutan, sehingga inklusi masyarakat untuk berinvestasi emas sesuai maqashid syariah akan terus meningkat.

    Apa itu usaha bullion?

    Menurut POJK Nomor 17 Tahun 2024, usaha bullion adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh Lembaga jasa keuangan. OJK memberikan arahan kepada BSI dalam pelaksanaan produk baru tersebut, wajib dilakukan paling lambat 6 bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin.

    “Alhamdulillah kami memperoleh amanah tersebut, dan ini tak terlepas dari kepercayaan nasabah terhadap bisnis emas yang sudah dijalankan BSI selama ini. Jadi ini yang rasanya membuat kami semakin optimistis ke depan bisa lebih besar lagi untuk mendorong bisnis emas di Bank Syariah Indonesia,” tutur dia.

    BSI dorong tren investasi emas di Indonesia

    Layanan gadai dan cicil emas di Bank Syariah Indonesia (BSI) (instagram.com/banksyariahindonesia)

    Sebelumnya, pada akhir 2024, BSI didorong pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto untuk menjadi satu dari dua perusahaan pelat merah sebagai pelopor bank emas di Indonesia.

    “Produk-produk emas BSI termasuk ke depan insyaallah pengelolaan bullion bank, merupakan unique differentiator dari BSI yang memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar lagi dengan meningkatnya tren investasi emas di masyarakat,” kata Hery menegaskan.

    Terkait hal ini, Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho menggarisbawahi bahwa pertumbuhan Bank BSI saat ini salah satunya didorong oleh bisnis emas. Bahkan, bisnis emas di BSI dapat dikatakan sebagai new game changer.

    “Jadi produk konsumer seperti emas itu memang tumbuh signifikan di Bank BSI. Bahkan untuk 2025 kami lebih optimistis lagi karena saat ini BSI secara resmi sudah mendapatkan license menjadi bullion bank,” kata Cahyo melengkapi Hery.

    Oleh karena itu, lanjut Cahyo, perseroan bersyukur bisa menjadi salah satu yang dipilih oleh pemerintah menjadi bank emas pertama di Tanah Air.

    “Ini menjadikan cikal bakal dari pada pertumbuhan ekosistem bisnis emas yang lebih lengkap,” tegas Cahyo.

    Langkah strategis BSI di industri emas

    Layanan perbankan di Bank Syariah Indonesia (BSI) (instagram.com/banksyariahindonesia)

    Apa yang diungkapkan Cahyo beralasan kuat. Selama ini, BSI kerap memperkuat kerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam. Selain itu, pada November 2024, perseroan menempuh langkah strategis untuk memberikan solusi investasi yang aman tepercaya dan mendorong pendalaman sektor keuangan syariah melalui industri emas melalui kerja sama dengan PT Hartadinata Abadi Tbk.

    Melalui kerja sama tersebut, perseroan meluncurkan BSI Gold. Produk tersebut merupakan logam emas batangan eksklusif berlogo BSI dengan karatase 99,99% yang memiliki standar SNI dan telah memperoleh rekomendasi Kesesuaian Syariah dari MUI.

    Sementara itu, terkait bisnis logam mulia, BSI menunjukkan kinerja yang sangat positif sepanjang 2024. Bahkan, bisnis BSI tersebut terdorong oleh antusiasme nasabah kaum muda yang tinggi dalam berinvestasi emas.

    Bisnis emas BSI meningkat

    Bisnis emas BSI tercatat naik 78,18% secara tahunan. Produk cicil emas menjadi primadona dengan lonjakan pembiayaan sebesar 177,42% secara tahunan (YoY) ke angka Rp6,4 triliun.

    Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhannya mencapai sekitar 31,3% secara tahunan ke angka Rp6,4 triliun pada 2024. Kualitas pembiayaan bisnis emas ini pun sangat sehat dengan NPF nyaris 0%.

    “Bisnis emas memang merupakan unique product kami dan memiliki potensi untuk bertumbuh makin besar. Sebab tren investasi emas terus meningkat karena merupakan aset safe haven. Terlebih kenaikan harga emas sangat terjaga dan signifikan, contohnya seperti pada tahun lalu yang mencapai 32,4%” tutupnya.

  • Laba BSI Tembus Rp7,01 triliun, Ditopang Bisnis Emas

    Laba BSI Tembus Rp7,01 triliun, Ditopang Bisnis Emas

    Jakarta, FORTUNE – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga pertumbuhan kinerja positif dan berkelanjutan. Hingga akhir 2024, bank syariah milik negara ini membukukan Laba Bersih Rp7,01 triliun, tumbuh double digit atau 22,83 persen secara tahunan (yoy).

    Perolehan kinerja positif itu ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan, dan aset yang juga tumbuh double digit.

    BSI mengalami pertumbuhan pada departemen DPK dengan persentase hingga 11,46 persen menjadi Rp327,45 triliun. Pencapaian ini ditopang oleh dana murah (CASA) yang berkontribusi 60,12 persen dari total DPK.

    Sepanjang 2024, CASA BSI mencapai Rp197 triliun atau naik 10,65 persen yoy. Sementara itu, DPK BSI dari produk-produk tabungan mencapai Rp140,53 triliun, disusul deposito Rp130,58 triliun, dan giro Rp56,33 triliun.

    Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan pihaknya mengambil peluang dengan memanfaatkan potensi Islamic ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah, salah satunya lewat bisnis emas dan haji untuk memperoleh DPK.

    Apalagi, 2024 merupakan periode menantang karena kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian, dengan likuiditas yang ketat dan persaingan pasar yang tinggi.

    “Alhamdulillah, kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Inovasi dan transformasi digital yang memudahkan transaksi secara digital juga turut berdampak positif terhadap penghimpunan DPK,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (6/2).

    Dari sisi kredit, penyaluran pembiayaan BSI juga menunjukkan kinerja impresif. Pada 2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp278,48 triliun atau tumbuh 15,88 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    Berdasarkan segmentasi, pembiayaan yang disalurkan oleh BSI ke segmen wholesale mencapai Rp77,22 triliun atau tumbuh 14,38 persen yoy, kemudian segmen ritel mencatatkan nilai Rp49,38 triliun atau naik 16,86 persen yoy, sedangkan pembiayaan untuk segmen konsumer Rp151,88 triliun atau naik 16,34 persen yoy.

    Seiring dengan pertumbuhan kredit, BSI mampu menjaga kualitas pembiayaannya. Per akhir 2024, rasio pembiayaan bermasalah alias non-performing financing (NPF) gross BSI terjaga dengan baik pada level 1,90 persen. Sementara itu, cost of credit (CoC) BSI juga membaik pada level 0,83 persen pada 2024.

    Bagi pemilik saham, BSI juga mencetak rasio imbal hasil menarik. Terlihat dari angka return on equity (ROE) sebesar 17,77 persen.

    Perusahaan tersebut menutup 2024 dengan kenaikan aset 15,55 persen menjadi Rp408,61 triliun dengan rasio return on asset (ROA) 2,49 persen.

  • BSI salurkan pembiayaan hijau Rp66,50 triliun pada 2024

    BSI salurkan pembiayaan hijau Rp66,50 triliun pada 2024

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp66,50 triliun pada 2024, naik dari Rp57,7 triliun pada 2023.

    Portofolio pembiayaan berkelanjutan BSI ditopang oleh pembiayaan sosial yang mencapai Rp52,40 triliun dan pembiayaan sumber daya alam yang berkelanjutan (green financing) Rp14,20 triliun. BSI juga berhasil menerbitkan sustainability sukuk tahap I senilai Rp3 triliun.

    “Berbagai langkah implementasi BSI dalam menunjukkan komitmen net zero emission (nol emisi) tersebut menempatkan BSI pada peringkat 4 skor ESG di tingkat global. BSI juga mendukung low carbon economy (ekonomi karbon rendah) pada setiap operasional dan bisnis dan perusahaan,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi di Jakarta, Kamis.

    Dari sisi operasional, komitmen BSI dalam aktivitas di sektor hijau ditunjukkan dengan pemakaian kendaraan operasional ramah lingkungan, membangun gedung ramah lingkungan, termasuk pengelolaan air limbah serta pencahayaan yang hemat energi.

    “Selain itu, kontribusi terhadap kemaslahatan umat juga dilakukan untuk program sosial ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah serta advokasi,” tambahnya.

    Di sisi lain, BSI mengalokasikan 2,5 persen dari laba kotor sebagai zakat perusahaan. Total zakat BSI untuk tahun 2024 sebesar Rp232 miliar, naik 22 persen dari penyaluran pada tahun lalu.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • BSI Cetak Laba Bersih Rp 7,01 Triliun di 2024 – Halaman all

    BSI Cetak Laba Bersih Rp 7,01 Triliun di 2024 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meraup laba bersih Rp 7,01 triliun sepanjang 2024, naik 22,83 persen dibandingkan 2023.

    Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyatakan, BSI terus menunjukkan kinerja yang solid dengan pembuktian dari tahun ke tahun pertumbuhan terjaga sangat baik.

    “BSI mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 7,01 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 22,83 persen secara year-on-year,” kata Hery dalam Konferensi Pers secara virtual, Kamis (6/2/2025).

    Hery menyatakan, kinerja keuangan BSI tahun 2024 dapat tumbuh di atas pertumbuhan industri.

    Menurutnya, industri perbankan di Indonesia tumbuh sejalan dengan pertumbuhan BSI yang lebih tinggi dari pertumbuhan industri.

    Di sisi lain, kualitas aset BSI juga sehat dan terjaga. Aset BSI tumbuh sebesar 15,55 persen secara year-on-year menjadi sebesar Rp409 triliun.

    “Jadi, ini adalah pertama kali BSI memiliki aset lebih di atas Rp 409 triliun. Jadi, BSI sekarang sudah jadi bank Rp 400 triliun,” jelas Hery.

    Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI tumbuh sebesar 11,46 persen secara year-on-year menjadi sebesar Rp 327 triliun. Hal ini memperkokoh CASA BSI menjadi Rp 197 triliun pada akhir tahun 2024. Pembiayaan BSI juga mengalami pertumbuhan sebesar 15,88 persen secara year-on-year menjadi Rp 278 triliun. 

    Di sisi lain, pendapatan setelah distribusi hasil mencapai Rp 18,57 triliun atau naik 8,25 persen dibandingkan tahun 2023. Sementara dari sisi intermediasi, BSI telah meningkatkan pembiayaan sebanyak Rp 277,85 triliun di akhir 2024 atau naik 15,29 persen dibandingkan tahun 2023.

  • BSI salurkan pembiayaan hijau Rp66,50 triliun pada 2024

    Bisnis emas BSI tumbuh melesat hingga 78,17 persen

    Bisnis emas ini menjadi unique product BSI dan juga sebuah kesempatan emas

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan yang signifikan pada segmen bisnis emas, yakni sebesar 78,17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan realisasi Rp12,82 triliun.

    Pertumbuhan itu ditopang oleh produk cicil emas yang melesat 177,42 persen yoy menjadi Rp6,40 triliun dan produk gadai emas yang naik 31,33 persen yoy menjadi Rp6,42 triliun.

    Basis nasabah bisnis emas juga berkembang, dengan nasabah gadai emas bertumbuh 11 persen yoy dan nasabah cicil emas naik 81 persen yoy.

    “Bisnis emas ini menjadi unique product BSI dan juga sebuah kesempatan emas,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi di Jakarta, Kamis.

    Selain bisnis emas, bank juga menggali potensi bisnis lewat tabungan haji.

    Dari lini bisnis haji, perseroan mencatatkan tren kenaikan jumlah nasabah tabungan haji menjadi 5,6 juta pada akhir 2024. Seiring dengan kenaikan jumlah penabung di segmen haji, saldo tabungan haji juga menunjukkan tren peningkatan menjadi Rp14,5 triliun pada akhir 2024.

    Dari dua peluang tersebut, BSI dapat menyeimbangkan pertumbuhan dana, pembiayaan, hingga transaksi e-channel melalui SuperApp BYOND by BSI.

    Kombinasi bisnis di ekosistem Islam dengan inovasi pada digitalisasi transaksi disebut berdampak positif terhadap pertumbuhan pendapatan berbasis komisi (fee-based income/FBI) sebesar Rp5,51 triliun, tumbuh signifikan sebesar 32,58 persen yoy.

    Sementara fee-based ratio (FBR) perseroan mencapai 17,95 persen, lebih baik dari periode sebelumnya.

    “BSI mampu melewati tantangan dengan memanfaatkan potensi ekosistem Islam yang hanya dimiliki oleh bank syariah,” tutur Hery.

    Diketahui, BSI membukukan laba bersih senilai Rp7,01 triliun pada akhir 2024, tumbuh double digit 22,83 persen.

    Pencapaian laba turut didorong oleh pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran pembiayaan.

    BSI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 11,46 persen menjadi Rp327,45 triliun. Pencapaian ini ditopang oleh dana murah (CASA) yang mencapai rasio 60,12 persen dari total DPK. Sepanjang 2024, CASA BSI mencapai Rp197 triliun atau naik 10,65 persen yoy.

    Adapun terkait penyaluran pembiayaan, BSI mencatatkan realisasi sebesar Rp278,48 triliun pada 2024, tumbuh 15,88 persen yoy.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • BSI bukukan laba Rp7,01 triliun pada 2024, tumbuh 22,83 persen

    BSI bukukan laba Rp7,01 triliun pada 2024, tumbuh 22,83 persen

    kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan laba bersih senilai Rp7,01 triliun pada 2024, tumbuh 22,83 persen secara tahunan (year-on-year.yoy).

    “Alhamdulillah, kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi di Jakarta, Kamis.

    Pencapaian laba turut didorong oleh pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran pembiayaan.

    BSI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 11,46 persen menjadi Rp327,45 triliun. Pencapaian ini ditopang oleh dana murah (CASA) yang mencapai rasio 60,12 persen dari total DPK. Sepanjang 2024, CASA BSI mencapai Rp197 triliun atau naik 10,65 persen yoy.

    Tercatat, DPK BSI dari produk-produk tabungan mencapai Rp140,53 triliun, disusul deposito Rp130,58 triliun, dan giro Rp56,33 triliun. Pengelolaan DPK yang tepat diyakini memberikan dampak positif pada penurunan beban bagi hasil.

    Menurut Hery, pihaknya mengambil peluang dengan memanfaatkan potensi ekosistem Islam yang hanya dimiliki oleh bank syariah, salah satunya lewat bisnis emas dan haji.

    “Inovasi dan transformasi digital yang memudahkan transaksi secara digital juga turut berdampak positif terhadap penghimpunan DPK,” tambahnya.

    Adapun terkait penyaluran pembiayaan, BSI mencatatkan realisasi sebesar Rp278,48 triliun pada 2024, tumbuh 15,88 persen yoy.

    Berdasarkan segmen, pembiayaan yang disalurkan oleh BSI ke segmen wholesale mencapai Rp77,22 triliun atau tumbuh 14,38 persen yoy, disusul segmen ritel senilai Rp49,38 triliun (naik 16,86 persen yoy). Selain itu, pembiayaan untuk segmen konsumer, gold business & card tercatat Rp151,88 triliun atau naik 16,34 persen yoy.

    “BSI punya sisi permintaan yang luar biasa kuat. Untuk itu, kami terus meningkatkan dan memperbaiki sisi suplai, yakni dari sisi produk hingga distribution channel, tidak hanya cabang tetapi juga elektronik channel seperti ATM, mobile banking, QRIS dan lainnya,” jelas dia.

    Pengelolaan pembiayaan berimbas pada membaiknya kualitas pembiayaan yang disalurkan. Per akhir 2024, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross BSI membaik menjadi 1,90 persen. Cost of credit (CoC) perseroan juga membaik di level 0,83 persen pada 2024.

    Rasio imbal hasil atau return on equity (ROE) tercatat sebesar 17,77 persen. BSI menutup tahun 2024 dengan kenaikan aset sebesar 15,55 persen menjadi Rp409 triliun. Adapun rasio return on asset (ROA) perseroan pada 2024 berada di level 2,49 persen.

    “Sejumlah indikator keuangan lainnya menunjukkan pencapaian kinerja yang tidak kalah solid, yang menopang pencapaian bottom line,” tutur Hery.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • BSI luncurkan mobil listrik dan platform digital carbon tracking di Milad ke-4

    BSI luncurkan mobil listrik dan platform digital carbon tracking di Milad ke-4

    Sumber foto: Hamzah Aryanto/elshinta.com.

    BSI luncurkan mobil listrik dan platform digital carbon tracking di Milad ke-4
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 04 Februari 2025 – 14:57 WIB

    Elshinta.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) merayakan milad ke-4 dengan gebrakan inovatif: peluncuran 139 kendaraan operasional listrik (EV) dan platform Digital Carbon Tracking.

    Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan, inisiatif ini menunjukkan komitmen BSI terhadap prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) dan mendukung target pemerintah menuju ekonomi hijau.

    “Di usia keempat, BSI terus mengintegrasikan aspek sosial dan keberlanjutan lingkungan dalam setiap aktivitas, sejalan dengan cita-cita pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060,” kata Heru dalam keterangan yang diterima pada Senin (3/2/2025).

    Ia menjelaskan, platform Digital Carbon Tracking, yang pertama diadopsi oleh bank syariah di Indonesia, akan memantau emisi gas rumah kaca dari operasional BSI di seluruh Indonesia.

    “BSI memantau dua cakupan emisi, yakni konsumsi BBM dan pemakaian listrik,” jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Hamzah Aryanto, Selasa (4/2).

    Selain EV dan platform digital, BSI juga meluncurkan empat mobil musala untuk mendukung kegiatan sosial dan keagamaan.

    “Pengurangan emisi karbon membutuhkan dukungan seluruh Insan BSI melalui penerapan Green Business Culture,” paparnya.

    Hery menegaskan visi BSI untuk menjadi The Best Global Islamic Bank Based on Implementation Sustainable Finance,  dengan misi memberikan akses keuangan berkelanjutan dan berkontribusi pada ekonomi, lingkungan, dan sosial.

    “Hingga kuartal III/2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp62,5 triliun,” ujarnya.

    Inisiatif hijau lainnya termasuk pembangunan gedung ramah lingkungan dan pemasangan panel surya di beberapa kantor BSI.

    “Dengan langkah-langkah ini, BSI menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan dan pembangunan ekonomi hijau di Indonesia,” pungkas Hery. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • BSI Kelola Dana Rp10 Triliun dari Perusahaan Sektor SDA

    BSI Kelola Dana Rp10 Triliun dari Perusahaan Sektor SDA

    Jakarta, FORTUNE – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat kerja sama dalam pengelolaan dana untuk perusahaan sektor Sumber Daya Alam (SDA). BSI tercatat memiliki track record baik dalam pengelolaan dana sektor SDA yang mencapai Rp10 triliun di berbagai sektor antara lain, perkebunan, alumunium, tembaga dan lainnya. 

    Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyatakan, kondisi ini membuktikan tingginya kepercayaan sektor-sektor industri untuk menempatkan dana melalui bank syariah.

    “Harapannya akan semakin menguatkan posisi BSI secara khusus dan perbankan syariah secara umum di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi pengelolaan dana,” jelas Hery melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (4/2).

    SKK Migas gandeng BSI perkuat industri hulu minyak dan gas

    SKK Migas gandeng sejumlah perbankan perkuat industri hulu minyak dan gas/Dok BSI

    Terbaru, BSI bekerja sama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk menjadi penyedia layanan syariah. BSI melakukan pengelolaan dana abandonment and site restoration (ASR) melalui rekening bersama atas nama BSI dan SKK Migas serta KKKS.

    Adanya kerja sama ini akan memudahkan para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dalam menjalankan kontrak kerja sama dengan SKK Migas, melalui penggunaan fasilitas rekening di BSI. 

    “Dengan kerja sama ini, kami bertekad meningkatkan peranan melalui penyediaan layanan syariah guna memperkuat industri hulu migas. Mudah-mudahan semakin banyak dana ASR yang akan berlabuh juga di BSI,” ujar Hery.

    Dia menegaskan BSI siap mendukung kegiatan usaha negara dalam hal hulu hingga hilir migas untuk meningkatkan balance payment negara dan diharapkan memberi multiplier effect yang lebih besar bagi perekonomian.

    BSI juga jalin kerjasama dengan PT EMP Tonga

    ShutterStock/CahyadiSugi

    Seiring penandatanganan perjanjian dengan SKK Migas, BSI juga menjalin kerja sama dengan PT EMP Tonga yang merupakan Kontraktor pemegang Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mengelola migas di Wilayah Kerja (WK) Blok Tonga di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara. 

    Selain itu, BSI juga menjalin sinergi dengan PT Benuo Taka Wailawi yang merupakan KKKS yang ditunjuk pemerintah untuk mengelola migas di WK Wailawi di Kalimantan Timur. Seiring diraihnya kepercayaan dari SKK Migas dan KKKS, potensi penempatan dana ASR di BSI dari dua blok migas ini diperkirakan bernilai jutaan dollar AS. 

    Dana ASR merupakan akumulasi dana yang dicadangkan untuk melaksanakan kegiatan pemulihan pasca tambang wilayah kerja migas. Dana ini dikumpulkan di dalam rekening bersama antara SKK Migas dan KKKS. Nantinya dengan rekening bersama ini, BSI menjadi bank syariah pertama yang qualified dan memenuhi standar sebagai pengelola dana ASR pada KKKS.

  • BSI Resmi Jalankan Usaha Bullion, Dorong Investasi Emas

    Pembiayaan ESG Rp62 T, BSI Luncurkan Digital Carbon Tracking

    Jakarta, FORTUNE – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah salurkan pembiayaan berkelanjutan berbasis Environmental, Social, dan Governance (ESG) senilai Rp62,5 triliun hingga kuartal III-2024. 

    Penyaluran ini didominasi segmen usaha kecil menengah (UKM) atau smallmedium enterprise (SME) senilai Rp34,1 triliun, kemudian diikuti segmen mikro Rp15,1 triliun dan pembiayaan hijau Rp6,7 triliun.   

    Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, pada usia BSI yang keempat, pihaknya terus berupaya mengintegrasikan aspek sosial dan keberlanjutan lingkungan dalam setiap aspek yang dilakukan. Hal ini juga sejalan dengan asta cita pemerintah untuk mendorong kemandirian bangsa melalui ekonomi hijau dan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada 2060.  

    Ini kegunaan dari digital carbon tracking

    Ilustrasi emisi karbon. 123RF

    Bertepatan dengan ulang tahun ke-4, BSI juga meluncurkan platfrom Digital Carbon Tracking. Ini merupakan platform untuk mengukur, mengelola, dan melaporkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari kegiatan operasional BSI di kantor pusat dan 1.130 outlet di seluruh Indonesia. 

    “BSI menjadi bank syariah pertama yang memiliki Digital Carbon Tracking. Digital Carbon Tracking yang diluncurkan BSI saat ini memantau dua cakupan emisi yakni terkait konsumsi bahan bakar minyak [BBM], dan pemakaian listrik dari kegiatan operasional BSI,” papar Hery. 

    Menurut dia, Digital Carbon Tracking dapat merekam data baseline Emisi Karbon yang dihasilkan dalam operasional perusahaan. Hal ini akan memudahkan BSI untuk melakukan penyusunan peta jalan (roadmap) mendukung komitmen pencapaian Net Zero Emission Indonesia. 

    Dia menambahkan, pengurangan emisi karbon BSI juga tentunya memerlukan dukungan dari seluruh karyawan BSI melalui penerapan Green Business Culture. Hal ini dengan cara menjalankan setiap aktivitas berdasarkan prinsip-prinsip ramah lingkungan. 

    “Dengan mengintegrasikan kedua aspek ini, diharapkan inovasi ini dapat membawa kemanfaatan bagi kelestarian lingkungan serta peningkatan kualitas hidup Insan BSI dan masyarakat yang lebih baik dan sehat,” ucap Hery.

    BSI gunakan 139 EV untuk operasional

    BSI Gunakan Mobil Listrik Dalam Operasional Dalam Milad ke-4 BSI/Dok BSI

    BSI juga telah menggunakan 139 kendaraan operasional listrik (EV) untuk mendukung komitmen terhadap green operation.  Adapun kendaraan operasional Listrik didistribusikan ke 10 region BSI di seluruh Indonesia termasuk Kantor Pusat. 

    Selain itu, untuk memperkuat dukungan terhadap kegiatan sosial, pada Tasyakuran Milad ke 4 BSI juga meluncurkan 4 mobil musala yang akan digunakan mendukung event-event daerah dan nasional. Serta memfasilitasi masyarakat luas untuk kebutuhan tempat ibadah. 

    Hery memaparkan, ada tiga pilar utama yang dipegang BSI dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip ESG dalam operasional perusahaan. Pertama, Sustainable Banking yang terdiri dari inisiatif peningkatan tata kelola, pengembangan produk keuangan, dan peningkatan penyaluran pembiayaan berkelanjutan.  

    Kedua, Sustainable Operation yang meliputi inisiatif pencapaian target NZE, transformasi digital, dan perlindungan data pribadi. 

    Ketiga, Sustainable Beyond Banking yang mencakup inisiatif perluasan akses layanan keuangan bagi masyarakat serta optimalisasi distribusi zakat, infaq sedekah dan wakaf (ZISWAF) untuk memberikan manfaat bagi masyarakat. 

  • Cara Transformasi Digital Bank Syariah Dorong Kapitalisasi Pasar Capai Rp125 Triliun

    Cara Transformasi Digital Bank Syariah Dorong Kapitalisasi Pasar Capai Rp125 Triliun

    Jakarta: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berhasil mencapai kapitalisasi pasar senilai Rp125,93 triliun. BRIS masuk ke dalam jajaran 5 besar emiten bank dari sisi kapitalisasi pasar (market capitalization/market cap). BRIS berhasil mencapai itu dengan transformasi digital serta pertumbuhan fundamental keuangan.
     

    “Tahun 2024 adalah tahun yang penuh tantangan sekaligus peluang bagi BSI. Alhamdulillah dapat kami lalui dengan sangat baik. Dan itu terlihat pada emiten BRIS di pasar modal, yang menunjukkan kinerja saham yang solid,” ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi dikutip dari Media Indonesia, Sabtu 4 Januari 2025.
     
    Dibandingkan dengan bank-bank BUMN lain seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI), BRIS mencatatkan kinerja yang paling unggul dalam hal YTD return, meskipun sektor perbankan secara umum menghadapi tantangan ekonomi global.
    Di antara bank syariah, BRIS juga memimpin dalam hal valuasi dan return, jauh melampaui pesaing seperti Bank BTPN Syariah (BTPS) dan Bank Panin Syariah (PNBS).
     
    BRIS juga mencatatkan price-to-book value (PBV) sebesar 2,90 dan price-to-earning (P/E) ratio 19,05, menjadikannya sebagai emiten bank yang paling premium di antara bank-bank milik pemerintah.  Valuasi ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap strategi bisnis dan pertumbuhan berkelanjutan yang dijalankan oleh BRIS.
    “Pencapaian ini membuktikan bahwa strategi kami untuk mengintegrasikan prinsip syariah dengan inovasi digital dan layanan berkualitas telah membuahkan hasil,” ucap dia.
     
    Hery juga menegaskan kembali komitmen kuat BRIS untuk terus memberikan yang terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan, baik bagi nasabah maupun investor, juga untuk negara.
     
    “BRIS berkomitmen untuk memberikan layanan keuangan syariah yang inklusif, inovatif, dan kompetitif,” ucapnya.

    Transformasi digital dan pertumbuhan laba bersih

    Dia merinci sejumlah inisiatif transformasi digital yang telah dihadirkan oleh BRIS, mulai dari penguatan digitalisasi layanan, peningkatan keamanan siber, hingga merealisasikan pengembangan mobile banking BRIS menjadi sebuah super app.
     
    Keberhasilan transformasi itu berdampak signifikan pada efisiensi operasional dan kepuasan nasabah, karena akses yang lebih mudah dan cepat terhadap layanan perbankan digital.
    Digitalisasi layanan seperti BSI Mobile, QRIS, dan jaringan ATM/CRM disebut telah memperluas jangkauan dan mempermudah transaksi bagi nasabah BRIS.
     
    BRIS sebelumnya mencatatkan pertumbuhan jumlah nasabah yang signfikan, yakni mencapai 20 juta nasabah hingga Juni 2024, dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 2 juta nasabah tiap tahunnya.
     
    Sementara itu, BSI Mobile sudah memiliki 7,12 juta nasabah per Juni 2024, tumbuh 33,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
     
    Secara fundamental, BRIS berhasil mencapai pembiayaan sebesar Rp267 triliun pada kuartal III 2024 atau naik 15,28 persen dari capaian tahun lalu pada periode yang sama. Capaian itu diikuti dengan laba bersih perseroan yang mencapai Rp5,1 triliun pada kuartal III 2024 atau naik 21,6 persen dalam setahun.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SAW)