Tag: Heppy Wulansari

  • KPPU Tuding Pertamina Diskriminatif dalam Proyek Digitalisasi SPBU Rp3,6 Triliun

    KPPU Tuding Pertamina Diskriminatif dalam Proyek Digitalisasi SPBU Rp3,6 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA —  Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan dugaan pelanggaran persaingan usaha yang sehat dalam proyek digitalisasi SPBU milik PT Pertamina (Persero) yang bernilai Rp3,6 triliun.

    Adapun, dugaan pelanggaran itu merujuk pada indikasi adanya praktik diskriminasi yang dilakukan Pertamina dalam memilih metode pengadaan penyedia terkait proyek tersebut.

    Proyek digitalisasi SPBU Pertamina secara umum mencakup pengadaan sistem near real-time monitoring distribusi dan penjualan BBM di 5.518 titik dari total sekitar 7.000 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Tujuan utama dilaksanakan proyek tersebut untuk melakukan monitoring atau pengawasan konsumsi BBM khususnya solar subsidi di setiap SPBU di seluruh Indonesia.

    “Dalam rangka mengimplementasikan proyek yang bernilai Rp3,6 triliunan tersebut, Pertamina telah melakukan penunjukan langsung salah satu BUMN dengan alasan sinergi BUMN tanpa mempertimbangkan berbagai pelaku usaha lain yang memiliki potensi dan kemampuan melaksanakan proyek tersebut,” tulis KPPU melalui keterangan resmi, Sabtu (5/7/2025).

    KPPU menilai tindakan penunjukan langsung tersebut berpotensi mengarah pada praktik diskriminasi yang dilarang oleh Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

    Menurut KPPU, pelanggaran itu sebagaimana tindakan yang juga pernah dilakukan Pertamina dalam penunjukan langsung untuk proyek pembuatan logo yang telah diputus KPPU melalui Putusan KPPU Nomor: 02/KPPU-L/2006.

    KPPU menilai bahwa proyek digitalisasi ini memiliki nilai yang cukup besar dan secara langsung memiliki keterkaitan dengan pengeluaran negara terkait BBM bersubsidi. Oleh karena itu, seharusnya Pertamina terlebih dahulu membuka kesempatan kepada seluruh pelaku usaha di Indonesia yang memiliki kemampuan melaksanakan proyek tersebut sehingga diperoleh penawaran harga dan kualitas terbaik.

    Hal tersebut sejalan dengan saran dan rekomendasi KPPU terhadap pemerintah agar meninjau ulang kebijakan berkaitan dengan sinergi BUMN. Pasalnya, kebijakan itu memiliki potensi terjadinya inefisiensi dan hambatan usaha sebagaimana diduga juga terjadi dalam pelaksanaan proyek ini.

    “Alternatif pengadaan berbasis wilayah dengan mekanisme tender terbuka seharusnya bisa menjadi solusi agar kinerja dan efisiensi dapat diukur, serta kompetisi usaha tetap terjaga karena mengurangi hambatan masuk [entry barrier] dalam industri tersebut,” imbuh KPPU.

    Hal ini mengingat fakta bahwa masih ada berbagai pelaku usaha lain yang sebelumnya menyatakan kesediaan untuk turut ambil bagian dalam proyek serupa. Namun, tidak diberi ruang untuk berkompetisi.

    Dengan kata lain, penunjukan langsung yang tidak membuka kesempatan bagi pelaku usaha lain menunjukkan adanya dugaan praktik diskriminasi. Menurut KPPU, praktik ini mengarah pada pelanggaran Pasal 19 huruf d UU Nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktik diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.

    Merespons bukti awal tersebut, KPPU memutuskan untuk mulai melakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran Pasal 19 huruf d UU Nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktik diskriminasi yang dilakukan Pertamina terhadap pelaku usaha tertentu.

    “Langkah ini menjadi bagian dari komitmen KPPU untuk menjaga iklim persaingan yang sehat, transparan, dan akuntabel, terutama dalam proyek-proyek strategis nasional yang melibatkan dana publik dalam skala besar,” kata KPPU.

    Sementara itu, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan, pihaknya menghormati proses yang sedang dilakukan KPPU tersebut. Perusahaan juga berjanji untuk bersikap kooperatif.

    “Kami menghormati proses yang sedang berlangsung di KPPU dan akan bersikap kooperatif,” kata Heppy kepada Bisnis.

  • Sekjen ESDM Tegaskan Harga LPG 3 Kg Bakal Seragam untuk Seluruh Indonesia

    Sekjen ESDM Tegaskan Harga LPG 3 Kg Bakal Seragam untuk Seluruh Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menegaskan skema penjualan LPG 3 kg akan dibuat satu harga alias pukul rata di seluruh Indonesia.

    Hal ini meluruskan pernyataan Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung yang menyebut LPG 3 kg satu harga tak serta merta diseragamkan untuk semua provinsi.

    Yuliot mengatakan, harga di setiap provinsi bakal tetap berbeda, tergantung biaya logistik. Namun, penetapan harga di setiap provinsi itu bakal ditetapkan oleh pemerintah pusat atau PT Pertamina (Persero), selayaknya penjualan Pertamax.

    Sementara itu, Dadan menegaskan bahwa arahan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia penjualan gas melon harus satu harga untuk semua provinsi.

    “Pak Menteri bilang satu harga. Harga itu [LPG 3 kg] berarti satu, tidak ada [perbedaan] wilayah. Satu Indonesia, satu,” kata Dadan ditemui di Jakarta, Kamis (3/7/2025).

    Dia pun mengibaratkan penjualan LPG bersubsidi itu akan sama seperti Pertalite. Artinya, harga eceran tertinggi (HET)-nya bakal sama di seluruh Indonesia.

    Menurutnya, hal ini penting lantaran di beberapa daerah harga jual LPG ada yang mencapai Rp50.000 per tabung. Padahal, idealnya harga jual LPG 3 kg itu bisa di bawah Rp20.000 per tabung.

    Oleh karena itu, Dadan menegaskan bahwa implementasi LPG 3 kg satu harga sangat bisa dilakukan. Dia juga menilai hal itu bukan masalah bagi PT Pertamina (Persero).

    “Kan ada LPG yang harganya keterlaluan itu [mencapai Rp50.000 per tabung], di beberapa tempat suka ada seperti itu. Sekarang kami kaji supaya itu [harga] sama. Kan bisa itu, bisa, kan yang melakukan Pertamina,” tutur Dadan.

    Asal tahu saja, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG Tabung 3 Kg, harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 kg ditetapkan oleh pemerintah daerah (pemda) masing-masing. 

    Namun, penetapan harga oleh pemda itu harus berdasarkan pedoman dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian ESDM dan BPH Migas. Oleh karena itu, besaran HET LPG 3 kg selama ini bisa berbeda-beda di tiap provinsi atau kabupaten/kota.

    Wacana membuat harga LPG 3 kg satu harga ini pertama kali dilontarkan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Hal itu dia sampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (2/7/2025). 

    Menurut Bahlil, pengaturan harga LPG yang ditentukan pemda menjadi celah untuk oknum memainkan harga LPG 3 kg. Padahal, negara telah menggelontorkan dana subsidi hingga Rp87 triliun per tahun untuk LPG 3 kg.

    “Kami akan ubah beberapa metode agar kebocoran enggak terjadi, termasuk harga yang selama ini diberikan pada daerah, ini ada kemungkinan dalam pembahasan Perpres, kami tentukan saja satu harga, supaya jangan ada gerakan tambahan di bawah,” tutur Bahlil.

    Sementara itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan, wacana pukul rata harga gas melon itu saat ini masih dikaji pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM.

    Menurutnya, jika aturan terkait skema baru tersebut rampung, pihaknya siap mengikuti. Terlebih, Pertamina Patra Niaga merupakan pelaksana tugas penjualan dan distribusi LPG 3 kg. 

    “Jika nanti sudah ditetapkan regulasinya, kami selaku pelaksana penugasan tentu akan mengikuti kebijakan yang ditetapkan pemerintah,” kata Heppy kepada Bisnis.

  • Libur Panjang, Pertamina Tambah Pasokan 7 Juta Tabung LPG 3 Kg

    Libur Panjang, Pertamina Tambah Pasokan 7 Juta Tabung LPG 3 Kg

    Jakarta

    Pertamina Patra Niaga Tambah Pasokan 7,38 Juta Tabung LPG 3 Kg

    Pertamina Patra Niaga mengantisipasi lonjakan konsumsi energi khususnya LPG 3 kg di peringatan Tahun Baru Islam yang diikuti libur akhir pekan dengan menyiapkan tambahan pasokan sebesar 7,38 juta tabung.

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga,Heppy Wulansari, menyampaikan bahwa tambahan pasokan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga ketahanan energi nasional, terutama di momen-momen hari besar keagamaan.

    “Berkaca pada momen libur panjang sebelumnya, lonjakan konsumsi energi paling signifikan berada pada konsumsi LPG khususnya LPG 3kg, sehingga kami telah siapkan tambahan fakultatif sebanyak 7,38 juta tabung LPG 3Kg secara nasional, sementara pada layanan BBM, build up stock telah disiapkan sesuai kebutuhan di beberapa titik yang memiliki penyerapan tinggi seperti Malang, Bukittinggi dan beberapa kota dengan tujuan destinasi wisata lainnya”, terang Heppy dalam keterangan resminya, Sabtu (28/6/2025).

    Heppy menambahkan bahwa penyaluran tambahan dilakukan ke seluruh wilayah dengan mempertimbangkan tren konsumsi dan potensi lonjakan permintaan di masing-masing daerah dengan melihat dari pola konsumsi peringatan tahun baru Islam yang terkonsentrasi di beberapa daerah dengan beberapa kegiatan budaya dan keagamaan serta bertepatan dengan libur sekolah.

    “Kami juga menghimbau masyarakat untuk membeli LPG 3 kg di pangkalan resmi agar harga tetap sesuai HET yang ditetapkan pemerintah serta tidak melakukan pembelian secara berlebihan dan tetap membeli secara bijak sesuai kebutuhan karena stok energi dalam kondisi aman dan tercukupi”, tambahnya.

    Informasi pangkalan LPG terdekat, masyarakat dapat mengecek melalui tautan ptm.id/infolpg3kg sementara untuk informasi terkait produk dan layanan Pertamina lainnya, masyarakat dapat memanfaatkan layanan Pertamina Call Center di nomor 135.

    (fdl/fdl)

  • Pertamina Tambah 7,38 Juta Tabung LPG 3 Kg Pada Tahun Baru Islam

    Pertamina Tambah 7,38 Juta Tabung LPG 3 Kg Pada Tahun Baru Islam

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga mengantisipasi lonjakan konsumsi energi khususnya LPG 3 kg dengan menyiapkan tambahan pasokan sebesar 7,38 juta tabung. Hal ini dilakukan dalam masa peringatan Tahun Baru Islam yang jatuh pada hari ini, Jumat (27/6) dan diikuti libur akhir pekan selama tiga hari ke depan.

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyampaikan bahwa tambahan pasokan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga ketahanan energi nasional, terutama di momen-momen hari besar keagamaan.

    “Berkaca pada momen libur panjang sebelumnya, lonjakan konsumsi energi paling signifikan berada pada konsumsi LPG khususnya LPG 3kg, sehingga kami telah siapkan tambahan fakultatif sebanyak 7,38 juta tabung LPG 3Kg secara nasional, sementara pada layanan BBM, build up stock telah disiapkan sesuai kebutuhan di beberapa titik yang memiliki penyerapan tinggi seperti Malang, Bukittinggi dan beberapa kota dengan tujuan destinasi wisata lainnya”, terang Heppy, dikutip Jumat (27/6/2025).

    Heppy menambahkan bahwa penyaluran tambahan dilakukan ke seluruh wilayah dengan mempertimbangkan tren konsumsi dan potensi lonjakan permintaan di masing-masing daerah dengan melihat dari pola konsumsi peringatan tahun baru Islam yang terkonsentrasi di beberapa daerah dengan beberapa kegiatan budaya dan keagamaan serta bertepatan dengan libur sekolah.

    “Kami juga menghimbau masyarakat untuk membeli LPG 3 kg di pangkalan resmi agar harga tetap sesuai HET yang ditetapkan pemerintah serta tidak melakukan pembelian secara berlebihan dan tetap membeli secara bijak sesuai kebutuhan karena stok energi dalam kondisi aman dan tercukupi”, tambahnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Stok BBM Pertamina aman di tengah ancaman penutupan Selat Hormuz

    Stok BBM Pertamina aman di tengah ancaman penutupan Selat Hormuz

    Depot Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku yang ada di Kota Jayapura, Papua. (ANTARA/HO- Pertamina Papua)

    Stok BBM Pertamina aman di tengah ancaman penutupan Selat Hormuz
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 23 Juni 2025 – 13:49 WIB

    Elshinta.com – Pertamina Patra Niaga menyampaikan stok bahan bakar minyak (BBM) masih aman di tengah keinginan Iran menutup Selat Hormuz akibat konflik Iran-Israel.

    “Untuk stok (BBM) saat ini aman,” ucap Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin.

    Selain stok BBM, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso juga menyampaikan bahwa stok minyak mentah di dalam negeri masih aman.

    Pernyataan tersebut merespons situasi terkini, yakni disetujuinya usulan penutupan Selat Hormuz oleh Parlemen Republik Islam Iran.

    Fadjar sebelumnya telah menyampaikan bahwa PT Pertamina (Persero) menyiapkan rute alternatif distribusi minyak mentah, seperti Oman dan India. Biaya operasional yang akan dipengaruhi oleh perubahan rute pelayaran saat ini masih dikalkulasi.

    Penutupan Selat Hormuz, kata dia, tentu berdampak pada distribusi minyak mentah, sebab selat tersebut dilalui oleh 20 persen pelayaran minyak mentah.

    Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat sejak Jumat (13/6) ketika Israel melancarkan serangan udara di sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir.

    Serangan Israel memicu Teheran untuk melancarkan serangan balasan ke sejumlah titik di negara tersebut pada hari yang sama.

    Otoritas Israel menyebut sekurangnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan rudal Iran. Sementara, 430 warga Iran tewas dan lebih dari 3.500 lainnya terluka dalam serangan Israel ke negara tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Iran.

    Presiden AS Donald Trump pada Minggu pagi menyatakan bahwa militer AS telah melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan.

    Menyusul serangan AS, Parlemen Republik Islam Iran pada Minggu telah menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz bagi seluruh kegiatan pelayaran.

    Sumber : Antara

  • Pertamina Pastikan Stok BBM Aman di Tengah Isu Iran Tutup Selat Hormuz

    Pertamina Pastikan Stok BBM Aman di Tengah Isu Iran Tutup Selat Hormuz

    Bisnis.com, JAKARTA – Pertamina Patra Niaga menyampaikan stok bahan bakar minyak (BBM) masih aman di tengah keinginan Iran menutup Selat Hormuz akibat konflik Iran-Israel.

    “Untuk stok (BBM) saat ini aman,” ucap Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari ketika dihubungi Antara dari Jakarta, Senin (23/6/2205).

    Selain stok BBM, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso juga menyampaikan bahwa stok minyak mentah di dalam negeri masih aman.

    Pernyataan tersebut merespons situasi terkini, yakni disetujuinya usulan penutupan Selat Hormuz oleh Parlemen Republik Islam Iran.

    Fadjar sebelumnya telah menyampaikan bahwa PT Pertamina (Persero) menyiapkan rute alternatif distribusi minyak mentah, seperti Oman dan India. Biaya operasional yang akan dipengaruhi oleh perubahan rute pelayaran saat ini masih dikalkulasi.

    Penutupan Selat Hormuz, kata dia, tentu berdampak pada distribusi minyak mentah, sebab selat tersebut dilalui oleh 20% pelayaran minyak mentah.

    Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat sejak Jumat (13/6) ketika Israel melancarkan serangan udara di sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir.

    Serangan Israel memicu Teheran untuk melancarkan serangan balasan ke sejumlah titik di negara tersebut pada hari yang sama.

    Otoritas Israel menyebut sekurangnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan rudal Iran. Sementara, 430 warga Iran tewas dan lebih dari 3.500 lainnya terluka dalam serangan Israel ke negara tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Iran.

    Presiden AS Donald Trump pada Minggu pagi menyatakan bahwa militer AS telah melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan.

    Menyusul serangan AS, Parlemen Republik Islam Iran pada Minggu telah menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz bagi seluruh kegiatan pelayaran.

  • Pertamina Mulai Membangun Terminal BBM di Maumere

    Pertamina Mulai Membangun Terminal BBM di Maumere

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga memulai pelaksanaan Proyek Pengembangan Terminal BBM Maumere. Hal ini sebagai bagian dari komitmen memperkuat keandalan pasokan energi nasional, terutama di wilayah timur Indonesia.

    Pembangunan untuk pengembangan Terminal BBM Maumere akan dilaksanakan oleh Konsorsium PT Nindya Karya – PT Bangun Bejana Baja (KSO NK-BBB), dengan pengawasan langsung oleh PT Pertamina Patra Niaga.

    Proyek pengembangan Terminal BBM Maumere ini merupakan pelaksanaan dari Keputusan Menteri ESDM No. 2157 K/10/MEM/2017 mengenai penugasan kepada PT Pertamina (Persero) dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas penyimpanan BBM dan LPG di wilayah yang memerlukan penguatan infrastruktur energi.

    Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan komitmen dan langkah strategis untuk menjawab tantangan distribusi energi di wilayah timur. “Ketahanan energi tidak hanya berbicara tentang ketersediaan pasokan, tetapi juga akses yang merata bagi seluruh wilayah. Melalui pembangunan pengembangan Terminal BBM Maumere, kami berupaya menghadirkan infrastruktur energi yang andal dan efisien,” ujarnya, dikutip Jumat (20/6/2025).

    Heppy juga menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga terus berkomitmen memperluas jaringan infrastruktur energi di kawasan timur Indonesia. Sebelumnya, perusahaan telah menyelesaikan pembangunan Terminal LPG Bima di NTB yang mulai beroperasi akhir 2023, serta pengembangan terminal lainnya di Jayapura, Ambon, dan Kupang. Keberadaan infrastruktur ini diyakini dapat mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.

    “Selain memperkuat ketahanan energi, proyek ini diharapkan memberikan dampak sosial dan ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar, serta menjadi fondasi penting bagi kemajuan kawasan timur Indonesia,” pungkas Heppy.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pertamina Patra Niaga mulai kembangkan TBBM di Maumere NTT

    Pertamina Patra Niaga mulai kembangkan TBBM di Maumere NTT

    Kupang, NTT (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga mulai mengembangkan terminal bahan bakar minyak (TBBM) di Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk memperkuat energi masyarakat di wilayah Indonesia Timur.

    Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari dalam keterangan yang diterima di Kupang, NTT, Kamis, mengatakan proyek pengembangan Terminal BBM Maumere merupakan bagian dari komitmen memperkuat keandalan pasokan energi nasional.

    “Ketahanan energi tidak hanya berbicara tentang ketersediaan pasokan, tetapi juga akses yang merata bagi seluruh wilayah. Melalui pembangunan pengembangan Terminal BBM Maumere, kami berupaya menghadirkan infrastruktur energi yang andal dan efisien,” katanya.

    Heppy juga menegaskan Pertamina Patra Niaga terus berkomitmen memperluas jaringan infrastruktur energi di kawasan timur Indonesia.

    Sebelumnya, perusahaan telah menyelesaikan pembangunan Terminal LPG Bima di NTB yang mulai beroperasi akhir 2023, serta pengembangan terminal lainnya di Jayapura, Ambon, dan Kupang.

    Menurut dia, keberadaan infrastruktur ini diyakini dapat mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.

    “Selain memperkuat ketahanan energi, proyek ini diharapkan memberikan dampak sosial dan ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar, serta menjadi fondasi penting bagi kemajuan kawasan timur Indonesia,” tambah Heppy.

    Pembangunan untuk pengembangan Terminal BBM Maumere akan dilaksanakan oleh Konsorsium PT Nindya Karya-PT Bangun Bejana Baja (KSO NK-BBB), dengan pengawasan langsung oleh PT Pertamina Patra Niaga.

    Proyek pengembangan Terminal BBM Maumere ini merupakan pelaksanaan Keputusan Menteri ESDM No. 2157 K/10/MEM/2017 mengenai penugasan kepada PT Pertamina (Persero) dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas penyimpanan BBM dan LPG di wilayah yang memerlukan penguatan infrastruktur energi.

    Senior Vice President QHSSE PT Nindya Karya Dedikasi Firansyah, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada konsorsium NK-BBB untuk melaksanakan proyek strategis ini.

    “Kami merasa bangga dapat ambil bagian dalam pembangunan infrastruktur energi yang vital ini. Terminal BBM Maumere bukan sekadar proyek konstruksi, tetapi merupakan simbol pemerataan energi dan komitmen negara dalam membangun Indonesia dari wilayah pinggiran,” ujar Firansyah.

    Ia menambahkan Nindya Karya bersama mitra konsorsium berkomitmen penuh menjalankan proyek ini dengan mengedepankan prinsip profesionalisme, keselamatan kerja, kualitas mutu, dan ketepatan waktu.

    Dedikasi juga menyampaikan harapan agar sinergi antara seluruh pemangku kepentingan dapat terus terjalin kuat hingga proyek ini selesai dan memberikan manfaat maksimal.

    “Kami optimis proyek ini akan selesai dengan hasil terbaik dan menjadi contoh sukses kolaborasi antar-BUMN dalam mendukung ketahanan energi nasional,” sebutnya.

    Pewarta: Kornelis Kaha
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pertamina Patra Niaga Mulai Pengembangan Terminal BBM di Maumere – Page 3

    Pertamina Patra Niaga Mulai Pengembangan Terminal BBM di Maumere – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Patra Niaga resmi memulai Proyek Pengembangan Terminal BBM Maumere sebagai bentuk komitmen memperkuat keandalan pasokan energi nasional, terutama di wilayah timur Indonesia. Kegiatan ini ditandai dengan pelaksanaan Kick Off Meeting yang berlangsung di Capa Resort Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu (18/6/2025). 

    Proyek pengembangan Terminal BBM Maumere ini merupakan pelaksanaan dari Keputusan Menteri ESDM No. 2157 K/10/MEM/2017 mengenai penugasan kepada PT Pertamina (Persero) dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas penyimpanan BBM dan LPG di wilayah yang memerlukan penguatan infrastruktur energi.

    Pembangunan untuk pengembangan Terminal BBM Maumere akan dilaksanakan oleh Konsorsium PT Nindya Karya – PT Bangun Bejana Baja (KSO NK-BBB), dengan pengawasan langsung oleh PT Pertamina Patra Niaga.

    Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan komitmen dan langkah strategis untuk menjawab tantangan distribusi energi di wilayah timur. “Ketahanan energi tidak hanya berbicara tentang ketersediaan pasokan, tetapi juga akses yang merata bagi seluruh wilayah. Melalui pembangunan pengembangan Terminal BBM Maumere, kami berupaya menghadirkan infrastruktur energi yang andal dan efisien,” ujarnya.

    Heppy juga menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga terus berkomitmen memperluas jaringan infrastruktur energi di kawasan timur Indonesia. Sebelumnya, perusahaan telah menyelesaikan pembangunan Terminal LPG Bima di NTB yang mulai beroperasi akhir 2023, serta pengembangan terminal lainnya di Jayapura, Ambon, dan Kupang. Keberadaan infrastruktur ini diyakini dapat mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.

    “Selain memperkuat ketahanan energi, proyek ini diharapkan memberikan dampak sosial dan ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar, serta menjadi fondasi penting bagi kemajuan kawasan timur Indonesia,” pungkas Heppy.

  • 3 Program EBT Muncul di Cilacap, Sasar Sektor Perikanan dan Pertanian

    3 Program EBT Muncul di Cilacap, Sasar Sektor Perikanan dan Pertanian

    Jakarta

    Tiga program berbasis energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan mulai diterapkan di beberapa desa di Kabupaten Cilacap. Program-program ini menyasar sektor perikanan, pertanian, dan komunitas pesisir dengan tujuan merespons dampak perubahan iklim sekaligus mendukung aktivitas ekonomi warga.

    Di Desa Sidamukti, teknologi panel surya dimanfaatkan untuk menggerakkan kincir air dan mengolah limbah plastik rumah tangga menjadi bahan bakar mesin pencetak pelet ikan. Di sisi lain, kelompok petani di Maos menggunakan alat pengering padi bertenaga alternatif untuk mempercepat proses pasca-panen. Sementara di wilayah pesisir, ikan rucah dan mikroalga diolah menjadi pelet hemat biaya bagi para nelayan.

    Ketiga inisiatif ini menunjukkan bagaimana pendekatan berbasis komunitas dan teknologi sederhana bisa menjadi alternatif dalam menjawab tantangan iklim dan produksi pangan di tingkat lokal. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyampaikan inovasi lingkungan harus menyatu dengan pemberdayaan masyarakat.

    “Kita tidak hanya menyelamatkan alam, tapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat. Kita bergerak bersama masyarakat untuk menciptakan solusi nyata yang berdampak ekologis dan ekonomis,” ujar Heppy dalam keterangan resminya, Rabu (11/6/2025).

    Program Bu Petra (Budidaya Perikanan Terintegrasi) binaan Fuel Terminal Lomanis di Desa Sidamukti telah memanfaatkan energi panel surya untuk kincir air dan mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar mesin pencetak pelet ikan.

    Sepanjang 2025, kelompok PUR 123 berhasil memanen 263 kilogram ikan. Program ini telah memberikan dampak manfaat kepada 100 orang warga masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mesin “Waste to Pellet” juga mengurangi biaya produksi pakan secara signifikan sambil mengelola limbah plastik rumah tangga menjadi energi produktif.

    Di sektor pertanian, PINKY RUDAL (Pengering Padi Siasat Perubahan Iklim) binaan Fuel Terminal Maos membantu ratusan petani kelompok KAWISTA dengan alat pengering padi berbasis energi terbarukan. Alat ini mengurangi waktu pengeringan dari tiga hari menjadi beberapa jam, meningkatkan kualitas gabah, dan menjawab tantangan perubahan iklim akibat curah hujan tinggi yang tidak menentu. Dampaknya terasa langsung dalam peningkatan harga jual dan penurunan tingkat kerugian hasil panen.

    Sementara itu, Integrated Terminal Cilacap mengembangkan program Pepes SEGA K CAP yang telah mengolah 13,5 ton ikan rucah menjadi pelet ramah lingkungan sejak program ini berjalan. Inovasi SENOPATI mampu mempersingkat proses sortir ikan dan sampah dari 3 jam menjadi 1 jam, sementara alat SEGA RAHARJA menghemat hingga Rp1.160.000 per bulan dalam biaya pakan nelayan.

    Dari total 980 nelayan di Kelurahan Kutawaru, program ini mulai mengalirkan manfaatnya kepada komunitas pesisir yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Selain itu, 135 kilogram mikroalga telah diolah menjadi bahan campuran pelet, menambah nilai ekonomis dari potensi lokal yang sebelumnya tak termanfaatkan.

    “Bukan hanya narasi tentang peningkatan kualitas lingkungan, namun program ini membuktikan bahwa pembangunan keberlanjutan harus dibangun dari bawah bersama masyarakat”, tutup Heppy.

    (igo/fdl)