Tag: Heppy Wulansari

  • Total 1.820 SPBU dan 4.400 Agen LPG Bakal Buka 24 Jam selama Nataru

    Total 1.820 SPBU dan 4.400 Agen LPG Bakal Buka 24 Jam selama Nataru

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Patra Niaga mengungkapkan 1.820 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) akan beroperasi 24 jam selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 atau libur Nataru.

    Hal ini dilakukan demi mengantisipasi lonjakan pergerakan masyarakat yang diprediksi mencapai 109 juta orang pada periode tersebut.

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan 1.820 SPBU yang beroperasi 24 jam itu tersebar di seluruh Indonesia.

    “Kami untuk SPBU siaga, ini tetap kami siagakan beberapa yang 24 jam yaitu di 1.820 SPBU dari total 7.680 SPBU yang kami miliki,” ucap Heppy dalam konferensi pers di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/12/2024).

    Selain itu, pihaknya juga menyiagakan 207 mobil tangki BBM di titik rawan macet. Heppy mengatakan mobil tangki itu berfungsi sebagai hub untuk mempercepat pengiriman BBM bagi pelanggan yang terjebak macet.

    Adapun pengiriman BBM utu dilakukan lewat jasa motoris. Heppy menyebut sebanyak 245 motoris akan dikerahkan ke berbagai titik strategis, termasuk di wilayah luar Jawa seperti Medan, Pontianak, serta beberapa daerah di Indonesia Timur.

    Tidak hanya itu, Heppy juga mengatakan mobil tangki yang siaga tersebut juga bisa berfungsi untuk mengirim BBM kepada SPBU yang kehabisan stok.

    “Maka mobil tangki yang terdekat ini bisa langsung masuk, jadi ini bisa mempersingkat waktu pelayanan dan build up stok di SPBU yang kritis,” ucap Heppy.

    Lebih lanjut, Heppy juga mengatakan pihaknya menyiagakan 4.400 agen LPG yang tak akan tutup selama Nataru. Hal ini dilakukan agar kebutuhan LPH masyarakat tetap terpenuhi.

    “Sekitar 4.400 agen yang tidak boleh tutup selama Nataru ini. Jadi masyarakat harus tetap mendapatkan LPG sesuai kebutuhannya, baik yang LPG 3 kg maupun yang bright gas,” ucapnya.

  • Pertamina Proyeksi Kebutuhan Bensin Saat Libur Nataru Naik 5 Persen

    Pertamina Proyeksi Kebutuhan Bensin Saat Libur Nataru Naik 5 Persen

    Bekasi, Beritasatu.com – Pertamina Patra Niaga, subholding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero) memproyeksi konsumsi atau kebutuhan atau BBM gasoline (untuk kendaraan mesin bensin) naik sebesar 5% dan konsumsi LPG meningkat 2,7% saat libur Natal dan Tahun Baru 2025 (nataru).

    “Bahwa untuk (kebutuhan) gasoline (bensin) ini akan ada peningkatan, kami prediksikan sebesar 5% kemudian (konsumsi) gasoil ini memang turun 3,3% dan untuk LPG memang akan ada peningkatan sebesar 2,7%,” ujar Corporate Secretary Subholding Commercial & Trading Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari saat jumpa pers di SPBG PGN Pondok Ungu, Bekasi, Kamis (19/12/2024).

    Dia menjelaskan, sesuai proyeksi Kementerian Perhubungan akan ada pergerakan masyarakat saat libur nataru sekitar 109 juta orang. Untuk itu, Pertamina telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Nataru yang beroperasi 16 Desember 2024 sampai 9 Januari 2025, termasuk mengantisipasi kebutuhan bensin nataru.

    Heppy menjelaskan, Pertamina telah menyiapkan 7.600 SPBU yang tersebar di Indonesia dan 1.820 SPBU yang beroperasi selama 24 jam di sejumlah wilayah tertentu untuk mengantisipasi kebutuhan bensin nataru.

    “Khusus untuk wilayah-wilayah yang menjadi tujuan mudik dan wisata, alur jalur tol, atau beberapa wilayah rawan bencana, kami menyiagakan 1.820 SPBU dan ini akan stand by selama 24 jam tersebar dari Medan sampai Papua,” papar Heppy.

    Heppy menuturkan, pihaknya memaksimalkan pelayanan Serambi MyPertamina, yakni fasilitas tempat singgah sementara yang akan hadir di luar SPBU, bandara, dan pelabuhan. “Yang pasti kami melihat bahwa nataru ini adalah momen spesial, oleh karena itu kami ingin berbagi layanan kepada masyaraka,” imbuhnya.

    Selain itu, Heppy menyampaikan, pihaknya menyiapkan fasilitas motoris untuk memberikan pelayanan antar bahan bakar kepada pengendara yang mengalami kesulitan menuju SPBU karena terjebak kemacetan, termasjk mengantisipasi kebutuhan bensin nataru.

    “Kami menyiapkan sekitar 245 motoris, tersebar di seluruh wilayah jalur mudik tidak hanya di Trans-Jawa karena nataru ini akan banyak fokusnya di luar Jawa, seperti Medan. Di Kalimantan ada di Pontianak dan beberapa wilayah Indonesia timur,” tutur Heppy.

    Untuk memenuhi kebutuhan bensin nataru, Heppy menyampaikan, Pertamina menyiapkan 4.442 outlet LPG siaga, 207 mobil tangki stand by, dan 56 kiosk layanan BBK khusus untuk Pertamax dan Pertamina Dex.

  • Hingga November 2024, Pendaftar LPG 3 Kg Mencapai 57 Juta NIK – Halaman all

    Hingga November 2024, Pendaftar LPG 3 Kg Mencapai 57 Juta NIK – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan skema penyaluran subsidi energi untuk LPG 3 kilogram (kg) tidak akan diubah menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT).

    Upaya mendukung kebijakan Pemerintah mewujudkan subsidi tepat LPG 3Kg terus dilakukan Pertamina Patra Niaga, diantaranya dengan terus mendata pengguna LPG 3Kg dengan sistem digital Merchant Application Pertamina (MAP), yang digunakan di seluruh pangkalan LPG 3 kg di seluruh Indonesia.

    Hingga akhir November 2024, sebanyak 57 juta Nomor Induk Kependudukan (NIK) telah terdaftar di sistem MAP.

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari,  menjelaskan upaya pendataan ini sangat penting untuk memastikan subsidi diberikan tepat sasaran. 

    “Dengan tercatatnya pengguna secara digital, memudahkan kami untuk mengetahui siapa saja pengguna LPG 3 kg hingga berapa kebutuhannya,”jelas Heppy dalam keterangannya, Senin (20/12/2024).

    Saat ini, LPG 3 kg diperuntukkan untuk empat sektor pengguna utama, yaitu rumah tangga, usaha kecil, petani sasaran dan nelayan.

    Dari seluruh sektor tersebut, rumah tangga mendominasi penggunaan LPG 3 kg dengan kontribusi sebesar 85 persen sementara 14%  sisanya oleh digunakan Usaha Mikro. 

    “Jumlah konsumen Rumah Tangga dan Usaha Mikro yang melakukan transaksi masih terus bertambah selama periode Januari hingga November 2024, ini menandakan bahwa masyarakat sudah banyak yang melakukan pendaftaran pembelian LPG 3Kg di pangkalan,” ungkap Heppy.

    Data yang tercatat melalui MAP juga memungkinkan Pertamina Patra Niaga untuk memonitor distribusi dan kebutuhan LPG 3 kg di seluruh Indonesia dengan lebih akurat.

    “Dari data pangkalan ini kami juga dapat melihat berapa rata rata pembelian LPG 3Kg per keluarga di setiap bulan, data ini membantu kita melihat jumlah kewajaran pembelian dan rata rata penggunaan LPG 3Kg,” jelas Heppy. 

    Upaya digitalisasi ini diharapkan dapat mempercepat proses penyaluran subsidi dan mengurangi potensi penyalahgunaan distribusi. 

     

  • Pertamina Patra Niaga: Pendaftar LPG subsidi 3 kg capai 57 juta NIK

    Pertamina Patra Niaga: Pendaftar LPG subsidi 3 kg capai 57 juta NIK

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga mencatat hingga akhir November 2024, jumlah pendaftar LPG bersubsidi 3 kg telah mencapai sebanyak 57 juta nomor induk kependudukan (NIK).

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya mendukung penuh program pemerintah mewujudkan subsidi LPG 3 kg tepat sasaran.

    Menurut dia, dukungan yang dilakukan perusahaan di antaranya adalah terus mendata pengguna LPG 3 kg dengan sistem digital Merchant Application Pertamina (MAP), yang digunakan di pangkalan LPG 3 kg seluruh Indonesia.

    “Hingga akhir November 2024, tercatat sebanyak 57 juta NIK yang telah terdaftar di sistem MAP,” sebut Heppy.

    Ia menjelaskan bahwa upaya pendataan sangat penting untuk memastikan subsidi diberikan tepat sasaran.

    “Dengan tercatatnya pengguna secara digital, memudahkan kami untuk mengetahui siapa saja pengguna LPG 3 kg hingga berapa kebutuhannya,” jelas Heppy.

    Saat ini, LPG 3 kg diperuntukkan bagi empat sektor pengguna utama, yaitu rumah tangga, usaha kecil, petani sasaran, dan nelayan.

    Dari seluruh sektor tersebut, rumah tangga mendominasi penggunaan LPG 3 kg dengan kontribusi sebesar 85 persen, sementara 15 persen sisanya oleh digunakan usaha mikro dan lainnya.

    “Jumlah konsumen rumah tangga dan usaha mikro yang melakukan transaksi masih terus bertambah selama periode Januari hingga November 2024. Hal ini menandakan bahwa masyarakat sudah banyak yang melakukan pendaftaran pembelian LPG 3 kg di pangkalan,” ungkap Heppy.

    Data yang tercatat melalui MAP juga memungkinkan Pertamina Patra Niaga untuk memonitor distribusi dan kebutuhan LPG 3 kg di seluruh Indonesia dengan lebih akurat.

    “Dari data pangkalan ini kami juga dapat melihat berapa rata-rata pembelian LPG 3 kg per keluarga setiap bulan. Data ini membantu kita melihat jumlah kewajaran pembelian dan rata-rata penggunaan LPG 3 kg,” sebut Heppy.

    Upaya digitalisasi tersebut diharapkan dapat mempercepat proses penyaluran subsidi dan mengurangi potensi penyalahgunaan distribusi.

    Selain itu, Pertamina Patra Niaga juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan kepada masyarakat agar kebutuhan energi bisa terpenuhi secara optimal, terutama bagi mereka yang berhak menerima subsidi.

    Sebelumnya, pemerintah sudah menyatakan skema penyaluran subsidi energi untuk LPG 3 kg tidak akan diubah. Hal itu makin meneguhkan komitmen pemerintah dalam menjaga keberlanjutan subsidi bagi masyarakat yang berhak.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Viral Curhat Sopir Diduga Dicurangi Pegawai SPBU Pertamina, Isi 10 Liter Ternyata Tidak Masuk Tangki

    Viral Curhat Sopir Diduga Dicurangi Pegawai SPBU Pertamina, Isi 10 Liter Ternyata Tidak Masuk Tangki

    TRIBUNJATENG.COM – Viral curhat pengemudi mobil diduga dicurangi oknum pegawai SPBU Pertamina.

    Pengemudi yang membeli pertalite sebanyak 10 liter, nyatanya tidak ada yang bertambah.

    Postingan pengemudi itu ke media sosial pun ramai menjadi perbincangan warganet.

    Pihak Pertamina pun akhirnya menanggapi kasus viral tersebut.

    Diketahui curhatan pengemudi ini viral setelah diunggah akun Instragram @lbj_jakarta.

    Dalam postingan tersebut, disebutkan konsumen merasa dicurangi pihak SPBU. 

    Terdengar ucapan perekam video bahwa dirinya merasa telah ditipu oleh pihak SPBU ketika mengisi BBM jenis Pertalite.

    “Salah satu SPBU di Ahmad Yani, Jakarta Pusat viral di media sosial karena diduga melakukan kecurangan terhadap konsumen. Seorang wanita pengemudi mobil curhat di media sosial kalau dirinya diduga menjadi korban kecurangan SPBU tersebut. SPBU tersebut diduga mengurangi volume bensin yang dijual ke konsumen,” tulis keterangan pada unggahan tersebut, dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (14/12/2024).

    Pada video, terlihat konsumen memegang dua struk pembayaran dari Pertamina.

    Struk tersebut menunjukkan pembayaran untuk Pertalite sebanyak 7 liter seharga Rp 70.000 dan 3 liter seharga Rp 30.000.

    Konsumen ini menyebutkan indikator bensinnya tidak bertambah setelah mengisi Pertalite sebanyak 10 liter.

    Maka itu, dia merasa dirinya telah dicurangi.

    Selain itu, konsumen tersebut juga mengecek penilaian SPBU di Ahmad Yani, Jakarta Pusat, pada aplikasi Google Maps.

    Tak sedikit warganet yang mengungkapkan kekecewaannya dan memberikan penilaian yang rendah kepada SPBU tersebut.

    Heppy Wulansari, Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, mengatakan, Pertamina menghormati setiap masukan untuk perbaikan pada layanan di SPBU.

    “Kami akan melakukan tindak lanjut dengan pengecekan di SPBU dan agar masalah clear, kami juga mohon pihak konsumen bisa melaporkan ke call centre 135 agar bisa dilakukan kroscek. Sehingga, dapat diketahui penyebab dari permasalahan yang terjadi,” kata Heppy, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/12/2024).

    Sebelumnya, aksi oknum TNI tampar manajer SPBU viral di media sosial.

    Ia kesal karena ditolak isi pertalite untuk mobilnya.

    Namun pihak SPBU sudah menyarankan mendaftar aplikasi MyPertamina.

    Akan tetapi oknum TNI tetap tidak mau.

    Adapun kejadian ini terjadi di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tavanjuka, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (6/12/2024) sekitar 09.50 Wita.

    Insiden ini terjadi setelah oknum aparat itu ditolak mengisi pertalite untuk kendaraan pribadinya karena tidak memiliki barcode MyPertamina.

    Insiden ini pun terekam CCTV dan viral di media sosial.

    “Dia berupaya menampar saya pertama kali, tapi saya menghindar dan menampar lagi di bagian telinga bagian kanan,” ujar manajer SPBU, Asriadi, yang menjadi korban kejadian itu saat jumpa pers pada Jumat, seperti dikutip Tribun Palu.

    Asriadi mengatakan, awalnya oknum TNI berpakaian seragam lengkap itu meminta diisikan lima liter pertalite untuk kendaraan pribadinya. 

    Petugas SPBU menolak karena oknum itu tidak memiliki barcode Pertamina.

    Asriadi lantas menjelaskan kepada oknum aparat itu bahwa sejak 1 Desember 2024, pengisian pertalite untuk kendaraan roda empat harus menggunakan barcode.

    Asriadi lantas menawarkan untuk membantu membuat barcode untuk pelaku.

    “Saya sudah menawarkan diri untuk bantu mendaftarkan. Jika jaringan lancar, paling lama lima menit pendaftaran dan bisa digunakan,” kata Asriadi.

    Namun, oknum aparat itu tidak mau dan tetap meminta kendaraannya untuk diisi pertalite.

    “Saya sudah meminta maaf, kalau kebijakan itu tidak bisa dibantu karena sudah ada di sistem,” ujarnya.

    Saat itu insiden pemukulan itu terjadi. Pelaku lantas pergi dan menantang korban untuk melaporkannya.

    Asriadi mengaku telah bertemu dengan pelaku di Kodim 1306/Donggala Kota Palu saat proses mediasi. Namun, dia tetap ingin kasus itu dibawa ke ranah hukum.

    “Saya sudah ke Denpom XIII-2 Palu untuk melapor. Namun diarahkan untuk membuat surat keterangan berobat, sebagai dasar untuk visum dan membuat laporan,” tuturnya.

    Kapenrem 132/Tadulako Mayor Inf Iko Power mengatakan, kasus itu sedang ditangani Kodim 1306/Kota Palu untuk diproses hukum secara internal. Oknum aparat itu telah diperiksa.

    “Sementara di tangani Anggota Kodim 1306/Kota Palu,” ucapnya.

    Iko Power mengatakan bahwa perbuatan anggotanya itu selah menyalahi aturan. (*)

     

  • Kendaraan Tak Terdaftar saat Daftar myPertamina, Harus Gimana?

    Kendaraan Tak Terdaftar saat Daftar myPertamina, Harus Gimana?

    Jakarta

    Daftar myPertamina tapi kendaraan tak terdaftar, apa yang harus dilakukan?

    Pengguna Pertalite dan solar subsidi harus mendaftarkan kendaraannya untuk kemudahan bertransaksi di SPBU Pertamina. Pendaftaran ini sejatinya sudah dibuka sejak tahun 2022. Harapannya, lewat pendaftaran ini distribusi BBM subsidi tersebut lebih tepat sasaran.

    Namun dalam perjalanannya, ada beberapa pengguna Pertalite maupun solar kesulitan saat mendaftar. Ada beberapa yang mengeluhkan kendaraannya tak terdaftar, padahal semua persyaratan sudah dipenuhi. Bila hal itu terjadi, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menyarankan agar pemilik kendaraan bisa melakukan pengecekan di laman Samsat ataupun Korlantas.

    “Untuk yang gagal daftar karena kendaraan tidak terdaftar sebaiknya konsumen melakukan pengecekan ke korlantas atau samsat terkait,” ujar Heppy saat dikonfirmasi detikOto belum lama ini.

    Pengecekan data kendaraan bisa dilakukan pada situs ERI Korlantas di laman http://rc.korlantas.polri.go.id:8900/eri2017/infokendaraan1.php. Pengecekan juga bisa dilakukan di aplikasi Samsat Digital Nasional.

    Menurutnya, saat ini tak ada pembatasan apapun yang dilakukan Pertamina. Semua kendaraan roda empat pun bisa mendaftarkan kendaraannya agar tetap bisa menggunakan Pertalite ataupun solar subsidi.

    “Pada intinya pendaftaran ini terbuka untuk semua jenis kendaraan pengguna Pertalite dan biosolar sebagaimana regulasi yang berlaku. Kecuali roda dua belum perlu mendaftar” tutur Heppy.

    Cara Daftar myPertamina

    Terpenting saat mau mendaftar, penuhi syarat-syarat yang dibutuhkan seperti foto KTP, fotor diri, foto STNK, foto kendaraan, hingga foto pelat nomor. Kalau semua syarat sudah terkumpul, berikut ini cara mendaftarnya lewat situs mypertamina.id.

    1. Masuk ke laman MyPertamina.id, kemudian masuk bagian registrasi yang ada pada subsidi tepat, atau masyarakat juga bisa langsung klik tautan https://subsiditepat.mypertamina.id/

    2. Setelah masuk pada tautan itu, pengguna terlebih dahulu menceklis tanda pernyataan

    3. Klik ‘Daftar Sekarang’ pada bagian tengah kanan website

    4. Pada data diri dan kontak, pengguna dapat mengisi NIK, foto KTP, nomor telepon, email, dan password. Setelah pengguna telah mengisi secara lengkap maka bisa melanjutkan langkah selanjutnya

    5. Selanjutnya, pengguna juga diminta untuk meng-upload STNK, nomor polisi, dan foto kendaraan. Kemudian, data tersebut akan tersimpan dan melalui proses pencocokan data

    6. Tunggu pencocokan data maksimal 7 hari kerja di alamat email yang telah didaftarkan, atau pengguna dapat mengecek langsung status pendaftarannya di website secara berkala

    7. Terakhir, apabila sudah terkonfirmasi, Pertamina akan memberikan QR Code yang dikirim melalui email yang diregistrasi. QR Code inilah yang dipergunakan sebagai identitas untuk ditunjukkan ke petugas saat melakukan pembelian Pertalite atau Solar di SPBU milik Pertamina.

    (dry/din)

  • Daftar myPertamina buat Beli Pertalite, Kok Kendaraan Tidak Terdaftar?

    Daftar myPertamina buat Beli Pertalite, Kok Kendaraan Tidak Terdaftar?

    Jakarta

    Beberapa pengguna Pertalite mengeluhkan kendaraannya tak terdaftar saat mendaftarkan ke laman myPertamina.

    Pertamina sudah membuka pendaftaran bagi kendaraan yang menggunakan BBM jenis Pertalite dan solar subsidi. Pendaftaran itu sudah dibuka sejak 1 Juli 2022. Data pendaftaran itu nantinya akan digunakan untuk analisa lanjutan yang sesuai dengan kebutuhan regulasi.

    Tujuannya, agar penyaluran kedua jenis BBM subsidi itu bisa lebih tepat sasaran. Pendaftaran tersebut juga dilakukan untuk melindungi konsumen yang berhak dari konsumen lainnya yang tidak berhak.

    Namun dalam perjalanannya, tak semua pendaftaran berjalan mulus. Ada beberapa pengguna Pertalite yang mengeluhkan gagal melakukan pendaftaran. Saat pendaftaran, tertulis kendaraannya tak terdaftar. Dalam penelurusan detikOto, keluhan itu disampaikan sejumlah pemilik akun Instagram di kolom komentar Instagram myPertamina. Padahal sejauh ini belum ada pembatasan yang dilakukan untuk pembelian kedua jenis BBM tersebut.

    “Semua kendaraan roda empat bisa mendaftar melalui website www.subsiditepat.mypertamina.id,” tutur Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari saat dihubungi detikOto, Selasa (10/12/2024).

    Heppy mengungkap, bila ada kegagalan pendaftaran, pemilik kendaraan harus mengecek registrasi kendaraanya lagi. Laman Instagram myPertamina juga menuliskan, pengecekan data kendaraan bisa dilakukan pada situs ERI Korlantas di laman https://rc.korlantas.polri.go.id:8900/eri2017/infokendaraan1.php. Pengecekan juga bisa dilakukan di aplikasi Samsat Digital Nasional.

    “Untuk yang gagal daftar karena kendaraan tidak terdaftar sebaiknya konsumen melakukan pengecekan ke Korlantas atau Samsat terkait,” terang Heppy lagi.

    Cara Daftar myPertamina

    Buat kamu pengguna Pertalite dan belum melakukan pendaftaran, untuk tetap bisa menggunakan BBM RON 90 Pertamina itu maka harus segera mendaftar. Cara mendaftarnya pun mudah. Kamu tinggal membuka laman http://subsiditepat.mypertamina.id/. Siapkan dokumen yang dibutuhkan berupa:

    Foto KTPFoto DiriFoto STNK Depan dan Belakang (Dibuka)Foto Kendaraan Tampak Semua (Tampang Depan dan Sisi)Foto nomor polisi kendaraan

    Sedangkan untuk kendaraan komersial barang, komersial penumpang dan layanan umum membutuhkan Foto KIR. KIR merupakan uji kelayakan kendaraan secara teknis. Foto KIR itu harus diambil dengan jelas untuk memudahkan dalam proses pendaftaran. Kalau dokumen sudah disiapkan, maka tinggal mendaftarkan kendaraan dengan memasukkan data diri dan dokumen. Jika kendaraan sudah selesai terverifikasi, maka tinggal mengunduh QR Code yang diberikan.

    Kalau nanti cocok dan sudah terdaftar, kamu akan mendapatkan QR code yang diterima di email atau notifikasi di laman subsiditepat.mypertamina.id. QR code itu bisa kamu cetak dan dibawa ke SPBU sehingga bila tidak memiliki aplikasi MyPertamina pun tidak masalah. QR Code tersebutlah yang digunakan untuk transaksi beli BBM subsidi jenis Pertalite. Tapi QR Code ini jangan asal ditempel di mobil ya, karena bisa disalahgunakan oleh orang lain.

    (dry/rgr)

  • Kendaraan Tak Terdaftar saat Daftar myPertamina, Harus Gimana?

    Bukan Ditempel di Mobil, Barcode myPertamina Jangan sampai Tersebar!

    Jakarta

    Jangan sekali-sekali menempel barcode myPertamina di kaca mobil. Barcode itu sebaiknya dijaga kerahasiaannya.

    Buat kamu yang sudah mendaftar ke laman myPertamina dan mendapat barcode/QR code untuk bertransaksi beli Pertalite maupun solar subsidi, sebaiknya jangan ditempel di kaca mobil ya. Dikhawatirkan ada yang memfoto barcode tersebut dan menggunakan untuk kendaraannya saat beli Pertalite ataupun solar subsidi. Dengan begitu, kuota kamu untuk membeli BBM subsidi itu akan berkurang. Sementara kuota Pertalite dan solar subsidi orang yang menggunakan barcode milik kamu justru tetap utuh.

    QR Code myPertamina memang boleh dicetak, tapi kerahasiannya harus tetap terjaga. Kalaupun kamu mencetak QR Code itu, sebaiknya bisa disimpan di dompet ataupun tempat lain yang sekiranya aman.

    “Sebaiknya para konsumen menjaga kerahasiaan QR code masing-masing kendaraan dan tidak membagikan QR Code pada pihak lain agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain,” terang Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari saat dihubungi detikOto.

    Heppy mengingatkan agar QR Code itu memang bisa disalahgunakan pihak lain. Terlebih untuk memperoleh keuntungan tersendiri. Makanya, jangan sampai kamu menaruh QR Code di tempat yang salah.

    “Penempatan QR code yang mudah diakses oleh orang lain berpotensi untuk disalahgunakan yang berbahaya pada penyalahgunaan QR tersebut,” lanjut Heppy.

    Syarat Dapat Barcode myPertamina

    Bagi kamu yang belum memiliki QR Code, maka bisa mendaftarkan kendaraannya ke laman subsiditepat.mypertamina.id. Sebelum mengakses laman tersebut, siapkan persyaratan berupa:

    Foto KTPFoto DiriFoto STNK Depan dan Belakang (Dibuka)Foto Kendaraan Tampak Semua (Tampang Depan dan Sisi)Foto nomor polisi kendaraan

    Untuk kendaraan komersial barang, komersial penumpang dan layanan umum dibutuhkan Foto KIR. Foto KIR itu harus diambil dengan jelas untuk memudahkan dalam proses pendaftaran.

    Kalau dokumen sudah disiapkan, maka tinggal mendaftarkan kendaraan dengan memasukkan data diri dan dokumen. Jika kendaraan sudah selesai terverifikasi, maka tinggal mengunduh QR Code yang diberikan. Kalau nanti cocok dan sudah terdaftar, kamu akan mendapatkan QR code yang diterima di email atau notifikasi di laman subsiditepat.mypertamina.id.

    (dry/din)

  • Jangan Tempel Barcode myPertamina di Mobil, Pokoknya Jangan!

    Jangan Tempel Barcode myPertamina di Mobil, Pokoknya Jangan!

    Jakarta

    QR Code dari aplikasi jangan ditempel sembarangan. QR Code yang kamu dapat itu harus dijaga kerahasiaannya.

    Viral di media sosial video yang menunjukkan petugas SPBU Pertamina mengingatkan pemilik kendaraan agar tak menempel barcode di kaca mobil. Petugas SPBU itu menyebut, barcode myPertamina di kaca mobil bisa disalahgunakan orang lain saat mengisi BBM kendaraannya.

    “Pak, kalau dapat yang barcode yang ditempel ini (di mobil) dibuka aja pak, soalnya kadang ada orang mau foto gitu pak jadi dipakai mereka, jadi kuota bapak berkurang. Kemarin ada kejadian pikap kami scan taunya gambar Calya kuning. Jadi hati-hati aja Pak,” ungkap petugas SPBU dikutip dari unggahan akun Instagram _thinksmart.id.

    Untuk diketahui, kendaraan pengguna Pertalite maupun solar subsidi memang sudah diminta mendaftarkan diri agar tetap bisa membeli BBM subsidi tersebut. Bila sudah mendaftar dan menjalani tahap verifikasi, nantinya akan mendapat barcode yang digunakan untuk bertransaksi pembelian Pertalite maupun solar subsidi.

    Agar memudahkan saat bertransaksi beli Pertalite atau solar, QR code tersebut bisa dicetak dan diletakkan di tempat yang aman. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari juga mengingatkan agar barcode jangan asal ditempel karena berpotensi disalahgunakan orang lain.

    “Penempatan QR code yang mudah diakses oleh orang lain berpotensi untuk disalahgunakan yang berbahaya pada penyalahgunaan QR tersebut,” jelas Heppy saat dihubungi detikOto, Selasa (10/12/2024).

    Heppy mengingatkan agar pemilik kendaraan menjaga kerahasiaan QR Code yang sudah didapat dengan baik. Kalaupun dicetak, simpan di tempat yang tak terlihat sehingga tidak dimanfaatkan pihak lain.

    “Sebaiknya para konsumen menjaga kerahasiaan QR code masing-masing kendaraan dan tidak membagikan QR Code pada pihak lain agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain,” terang Heppy lagi.

    Sebagai informasi, QR Code yang didapat dari melakukan pendaftaran di laman myPertamina itu digunakan untuk mencatat transaksi BBM Pertalite dan solar supaya lebih transparan. Pertamina sebagai operator memiliki kewajiban untuk mencatat konsumen dan volume transaksi BBM subsidi yang dimandatkan oleh regulator atau BPH Migas.

    (dry/din)

  • Pertamina Ambil Alih 3 SPBU Nakal di Yogyakarta yang Sempat Ditutup

    Pertamina Ambil Alih 3 SPBU Nakal di Yogyakarta yang Sempat Ditutup

    Jakarta, CNN Indonesia

    PT Pertamina (Persero) mengambil alih tiga SPBU mitra di Yogyakarta yang sempat ditutup karena terbukti melakukan kecurangan dalam pengisian BBM ke pelanggan.

    Adapun ketiga SPBU nakal yang diambil alih termasuk SPBU 44.552.18 Janti, SPBU 44.552.09 Kentungan, Sleman, dan SPBU 44.552.15 Tugu, Yogyakarta. Sementara, SPBU 44.555.09 Kaliurang yang juga ditemukan melakukan kecurangan masih diinvestigasi.

    Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan langkah tersebut diambil guna mencegah pengisian BBM yang tak sesuai prosedur standar operasional (SOP) dan juga kelangkaan BBM di wilayah sekitar tiga SPBU tersebut.

    “Dengan demikian operasional diambil alih oleh Pertamina dan kita kembalikan prosedurnya agar sesuai dengan SOP yang berlaku,” ucap Simon dalam konferensi pers di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (9/12).

    “Dan dengan demikian kami memastikan, walaupun setelah diukur itu ada sekitar pengurangan 300 ml setiap 20 liter pengisian, sekecil apapun itu, itu adalah hak rakyat yang dikurangi,” imbuhnya.

    Menurut Simon, kecurangan SPBU mitra itu terbukti berdasarkan hasil sidak internal Pertamina yang menemukan adanya pemasangan socket dan charger yang terhubung dengan dispenser BBM. Hal ini membuat perputaran BBM yang masuk ke kendaraan menjadi lebih lambat.

    “Begitu juga ada semacam charger, tapi itu terhubung dengan alat yang bisa memperlambat putaran pengisian walaupun digitalnya bertambah,” tutur dia.

    Atas kondisi itu, Simon mengatakan pihaknya bakal mencabut kemitraan dengan pengelola yang melakukan kecurangan. Selain itu, perusahaan minyak pelat merah tersebut juga bakal melakukan penyegelan di SPBU terkait.

    Ia mengatakan pihaknya telah menindak tegas secara internal pengelola SPBU yang melakukan kecurangan. Namun, ia tak menutup kemungkinan para pengelola bisa dibawa ke jalur hukum.

    “Tentunya kalau memang tidak sesuai dan menyalahi perjanjian yang kami buat di awal, langsung kita cabut. Ya, tentunya lewat prosedur hukum, nanti dari Pertamina akan mendorong sesuai langkah-langkah selanjutnya apabila memang tentunya pelanggaran hukum, ya diproses hukum,” tegas dia.

    Sebelumnya, sebanyak empat SPBU di Yogyakarta ditutup oleh Pertamina karena terindikasi nakal mencurangi pelanggan.

    Keempat SPBU itu sedang dalam investigasi terkait pelanggaran aturan yang merugikan konsumen. Salah satu SPBU bahkan terbukti curang. Temuan itu didapat pada sidak yang dilakukan tim dari PT Pertamina Patra Niaga pada Selasa lalu (12/11).

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menyatakan pihaknya tidak dapat mentolerir SPBU-SPBU yang melanggar ketentuan dan melakukan kecurangan dalam pelayanan kepada konsumen.

    “Di Yogyakarta ada satu SPBU yang sudah kami kenakan sanksi penghentian operasi dan terus kami evaluasi sanksinya karena terbukti melakukan kecurangan. Paralel ada tiga SPBU di wilayah Yogyakarta yang juga sedang dilakukan investigasi,” kata Heppy dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (11/20).

    Menurutnya, pada sidak tersebut tim Pertamina Patra Niaga didampingi oleh tim dari Direktorat Metrologi Kementerian Perdagangan atau dinas setempat. Mereka melakukan berbagai uji dan pemeriksaan, seperti uji tera dan uji density untuk melihat kualitas dan kuantitas produk BBM telah sesuai dengan standar Pertamina Patra Niaga.

    Heppy menuturkan upaya penertiban ini merupakan inisiasi Pertamina Patra Niaga dan menjadi bagian dari persiapan Satuan Tugas (Satgas) Nataru. Karena itu, Pertamina Patra Niaga melakukan pemantauan langsung terhadap kondisi SPBU di seluruh wilayah.

    “Sidak telah dilakukan di Yogyakarta dan akan diperluas ke seluruh wilayah di Indonesia khususnya yang berpotensi mengalami peningkatan kebutuhan pada Nataru nanti,” imbuhnya.

    (del/pta)