Tag: Hendropriyono

  • Daftar Perusahaan yang Disegel, Diduga Picu Banjir di Sumatera

    Daftar Perusahaan yang Disegel, Diduga Picu Banjir di Sumatera

    Jakarta

    Kementerian Lingkungan Hidup (LH) melaporkan terdapat empat perusahaan disegel karena diduga menjadi penyebab bencana banjir di Sumatera. Keempat perusahaan tersebut beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru.

    Keempat perusahaan itu antara lain PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru yang dioperasikan oleh PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE), PT Agincourt Resource, dan PT Sago Nauli.

    Wakil Menteri Lingkungan Hidup (LH), Diaz Hendropriyono mengatakan, keempat perusahaan tersebut sudah dipasang segel Papan Pengawasan dan PPLH Line. Proses penyegelan dilakukan secara bertahap sejak Jumat (5/12/2025) dan terakhir dilakukan pada Minggu (7/12/2025).

    “Hari Jumat 5 Desember, PTPN 3, PLTA Batang Toro yang dioperasionalkan oleh PT NSHE, dan ada PT Agincourt juga (disegel). Hari Minggu 7 Desember, PT Sago Nauli (disegel),” kata Diaz kepada wartawan, Selasa (9/12/2025) dilansir dari detikNews.

    Secara keseluruhan, Kementerian LH melakukan pemanggilan terhadap 8 perusahaan. Dari jumlah tersebut, empat perusahaan telah diperiksa kemarin dan disegel, sedangkan sisanya menyusul.

    Berikut profil keempat perusahaan tersebut:

    1. PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

    PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil komoditas perkebunan.

    Mengutip dari laman resmi perusahaan, PTPN III memiliki luas area lahan 1.181.751,03 Hektare (Ha). Adapun total area yang ditanami milik PTPN sebesar 817.536 Ha, terdiri dari komoditi kelapa sawit, karet, teh, tebu, kopi, kakao, tembakau, kayu dan hortikultura.

    Kelapa sawit merupakan komoditas utama dengan luasan 733.378 ha yang terdiri atas 560.078 ha kebun sendiri dan 202.210 ha plasma. Perkebunannya tersebar di seluruh Indonesia melalui anak usaha Perkebunan Nusantara Grup.

    PTPN III terbentuk sebagai holding berdasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 2014 tentang penambahan penyertaan modal negara ke PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III.

    Aturan ini berisi langkah restrukturisasi holding BUMN perkebunan, mengalihkan saham mayoritas pemerintah di PTPN I, II, IV-XIV menjadi 10% kepemilikan, dan menjadikan PTPN III sebagai induk holding dengan penyertaan modal negara yang jauh lebih besar.

    2. PLTA Batang Toru

    Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru merupakan sebuah proyek Independent Power Producer (IPP) dengan kapasitas 510 megawatt (MW) di Sungai Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

    Berdasarkan berbagai sumber, PLTA Batang Toru dioperasikan oleh Perusahaan PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE). Proyek ini merupakan PLTA run-of-river terbesar di Sumatera, direncanakan selesai 2025 dan beroperasi 2026.

    Dampak pembangunan PLTA Batang Toru diperkirakan akan menyedot ribuan tenaga kerja. Selain itu, pembangkit listrik berkapasitas 510 MW ini, akan berkontribusi sekitar 15% pada beban puncak Sumatera Utara dan menjadi pengganti sumber listrik yang berasal dari diesel maupun gas.

    Kepemilikan saham perusahaan patungan NSHE, antara lain PT Dharma Hydro Nusantara (DHN) sebesar 52,82%, PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI) 25%, dan Fareast Green Energy Pts Ltd (Singapura) sebesar 22,18%. Struktur ini melibatkan pemain lokal dan internasional, dengan keterlibatan Bank of China sebagai investor.

    3. PT Agincourt Resource

    PT Agincourt Resources (PTAR) adalah perusahaan tambang yang bergerak dalam kegiatan eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral menjadi emas dan perak batangan. Perusahaan mengoperasikan Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

    PTAR saat ini dimiliki oleh PT Danusa Tambang Nusantara (95%) dan sisanya pemerintah daerah. Adapun PT Danusa Tambang Nusantara sendiri adalah anak usaha PT Pamapersada Nusantara dan PT United Tractors Tbk, member of Astra.

    Mengutip laman resmi perusahaan, Tambang Emas Martabe, beroperasi di lahan seluas 646,08 hektar per Desember 2024. Sejak produksi dimulai pada 24 Juli 2012, tambang ini telah memproses lebih dari 6 juta ton bijih setiap tahunnya, menghasilkan lebih dari 200.000 ons emas dan 1-2 juta ons perak setiap tahunnya.

    Tambang Emas Martabe beroperasi berdasarkan Kontrak Karya (KK) berdurasi 30 tahun dengan Pemerintah Indonesia. Luas wilayah konsesi awalnya 6.560 km² pada tahun 1997, dan telah diperluas menjadi 130.252 hektar (1.303 km²), meliputi Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Mandailing Natal.

    Pada Juni 2025, sumber daya mineral tambang tersebut diperkirakan sebesar 6,4 juta ons emas dan 58 juta ons perak, sementara cadangan bijih dihitung sebesar 3,56 juta ons emas dan 31 juta ons perak.

    Kegiatan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber daya dan cadangan tambahan terus dilakukan setiap tahun, tidak hanya di area Martabe, tetapi juga dilakukan pada area regional. Sepanjang tahun 2023, Perusahaan melakukan pengeboran 53.900 meter dengan biaya US$ 272 per meter.

    4. PT Sago Nauli

    PT Sago Nauli adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit perintis di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, yang beroperasi sejak 1997. Perusahaan dikenal dengan model kemitraan Pola Perkebunan inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans).

    Mengutip laman resmi perusahaan, PT Sago Nauli memiliki kurang lebih sekitar 830 orang karyawan. Perusahaan mengelola 2.392 Ha kebun inti dan 6.114 Ha plasma melalui kemitraan dengan 7 KUD.

    Perusahaan juga memiliki Pabrik Kelapa Sawit yang berlokasi di Desa Sinunukan II, Kec Sinunukan, Kab Mandailing Natal yang hingga saat ini mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit dengan kapasitas 60 ton TBS/jam.

    Tidak begitu banyak informasi yang beredar tentang struktur manajemen perusahaan. Dalam unggahan akun Instagram resminya @sagonauli.official pada Desember 2024 silam, tercantum bahwa PT Sago Nauli dimiliki oleh Igansius Sago, sedangkan posisi Direktur Utama diisi oleh H Nur Kholis.

    Lihat juga Video: Operasional 4 Perusahaan Disetop Menyusul Temuan Kayu Banjir Sumatera

    (acd/acd)

  • Ini 4 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera yang Disegel, Ada BUMN!

    Ini 4 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera yang Disegel, Ada BUMN!

    Jakarta

    Sebanyak empat perusahaan disegel karena diduga menjadi penyebab bencana banjir di Sumatera. Keempat perusahaan tersebut beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru.

    Wakil Menteri Lingkungan Hidup (LH) RI Diaz Hendropriyono mengatakan, pihaknya melakukan pemanggilan terhadap 8 perusahaan. Dari jumlah tersebut, empat perusahaan telah diperiksa kemarin dan disegel, sedangkan sisanya menyusul.

    “Ada 4 perusahaan yang sudah dipasang segel Papan Pengawasan dan PPLH Line,” kata Diaz kepada wartawan, Selasa (9/12/2025) dikutip dari detikNews.

    Berikut profil keempat perusahaan tersebut.

    1. PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

    PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil komoditas perkebunan.

    Mengutip dari laman resmi perusahaan, PTPN III memiliki luas area lahan 1.181.751,03 Hektare (Ha). Adapun total area yang ditanami milik PTPN sebesar 817.536 Ha, terdiri dari komoditi kelapa sawit, karet, teh, tebu, kopi, kakao, tembakau, kayu dan hortikultura.

    Kelapa sawit merupakan komoditas utama dengan luasan 733.378 ha yang terdiri atas 560.078 ha kebun sendiri dan 202.210 ha plasma. Perkebunannya tersebar di seluruh Indonesia melalui anak usaha Perkebunan Nusantara Grup.

    PTPN III terbentuk sebagai holding berdasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 72 Tahun 2014 tentang penambahan penyertaan modal negara ke PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III.

    Aturan ini berisi langkah restrukturisasi holding BUMN perkebunan, mengalihkan saham mayoritas pemerintah di PTPN I, II, IV-XIV menjadi 10% kepemilikan, dan menjadikan PTPN III sebagai induk holding dengan penyertaan modal negara yang jauh lebih besar.

    Susunan direksi PTPN III saat ini terdiri atas Direktur Utama Denaldy Mulino Mauna, Direktur Produksi dan Pengembangan Rizal H Damanik, Direktur SDM dan Umum Endang Suraningsih, Direktur Bisnis Ryanto Wisnuardhy, Direktur Aset Agung Setya Imam Effendi, serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko M Iswahyudi.

    2. PLTA Batang Toru

    Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru merupakan sebuah proyek Independent Power Producer (IPP) dengan kapasitas 510 megawatt (MW) di Sungai Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

    Berdasarkan berbagai sumber, PLTA Batang Toru dioperasikan oleh Perusahaan PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE). Proyek ini merupakan PLTA run-of-river terbesar di Sumatera, direncanakan selesai 2025 dan beroperasi 2026.

    Dampak pembangunan PLTA Batang Toru diperkirakan akan menyedot ribuan tenaga kerja. Selain itu, pembangkit listrik berkapasitas 510 MW ini, akan berkontribusi sekitar 15% pada beban puncak Sumatera Utara dan menjadi pengganti sumber listrik yang berasal dari diesel maupun gas.

    Kepemilikan saham perusahaan patungan NSHE, antara lain PT Dharma Hydro Nusantara (DHN) sebesar 52,82%, PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI) 25%, dan Fareast Green Energy Pts Ltd (Singapura) sebesar 22,18%. Struktur ini melibatkan pemain lokal dan internasional, dengan keterlibatan Bank of China sebagai investor.

    3. PT Agincourt Resource

    PT Agincourt Resources (PTAR) adalah perusahaan tambang yang bergerak dalam kegiatan eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral menjadi emas dan perak batangan. Perusahaan mengoperasikan Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

    PTAR saat ini dimiliki oleh PT Danusa Tambang Nusantara (95%) dan sisanya pemerintah daerah. Adapun PT Danusa Tambang Nusantara sendiri adalah anak usaha PT Pamapersada Nusantara dan PT United Tractors Tbk, member of Astra.

    Mengutip laman resmi perusahaan, Tambang Emas Martabe, beroperasi di lahan seluas 646,08 hektar per Desember 2024. Sejak produksi dimulai pada 24 Juli 2012, tambang ini telah memproses lebih dari 6 juta ton bijih setiap tahunnya, menghasilkan lebih dari 200.000 ons emas dan 1-2 juta ons perak setiap tahunnya.

    Tambang Emas Martabe beroperasi berdasarkan Kontrak Karya (KK) berdurasi 30 tahun dengan Pemerintah Indonesia. Luas wilayah konsesi awalnya 6.560 km² pada tahun 1997, dan telah diperluas menjadi 130.252 hektar (1.303 km²), meliputi Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Mandailing Natal.

    Pada Juni 2025, sumber daya mineral tambang tersebut diperkirakan sebesar 6,4 juta ons emas dan 58 juta ons perak, sementara cadangan bijih dihitung sebesar 3,56 juta ons emas dan 31 juta ons perak.

    Kegiatan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber daya dan cadangan tambahan terus dilakukan setiap tahun, tidak hanya di area Martabe, tetapi juga dilakukan pada area regional. Sepanjang tahun 2023, Perusahaan melakukan pengeboran 53.900 meter dengan biaya US$ 272 per meter.

    4. PT Sago Nauli

    PT Sago Nauli adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit perintis di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, yang beroperasi sejak 1997. Perusahaan dikenal dengan model kemitraan Pola Perkebunan inti Rakyat Transmigrasi (PIR-Trans).

    Mengutip laman resmi perusahaan, PT Sago Nauli memiliki kurang lebih sekitar 830 orang karyawan. Perusahaan mengelola 2.392 Ha kebun inti dan 6.114 Ha plasma melalui kemitraan dengan 7 KUD.

    Perusahaan juga memiliki Pabrik Kelapa Sawit yang berlokasi di Desa Sinunukan II, Kec Sinunukan, Kab Mandailing Natal yang hingga saat ini mengolah Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit dengan kapasitas 60 ton TBS/jam.

    Tidak begitu banyak informasi yang beredar tentang struktur manajemen perusahaan. Dalam unggahan akun Instagram resminya @sagonauli.official pada Desember 2024 silam, tercantum bahwa PT Sago Nauli dimiliki oleh Igansius Sago, sedangkan posisi Direktur Utama diisi oleh H Nur Kholis.

    Lihat juga Video: Operasional 4 Perusahaan Disetop Menyusul Temuan Kayu Banjir Sumatera

    (acd/acd)

  • Wamendag dorong produk RI lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan

    Wamendag dorong produk RI lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mendorong para pelaku usaha di Tanah Air menghasilkan produk, yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan agar semakin diterima pasar global.

    Menurut dia, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, saat ini produk-produk berkelanjutan telah menjadi tren global.

    “Saya melihat negara di kawasan Eropa dan Amerika saat ini telah mulai memiliki minat pada produk-produk yang sustainable atau lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, saya rasa para pelaku usaha dan industri di tanah air dapat lebih lagi memperhatikan aspek hijau dari produksi dan keberlanjutan dari bahan baku mereka,” kata Wamendag Roro Esti saat acara talkshow bertajuk “Aksi Nyata untuk Bumi Lestari” di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta.

    Ketua Bidang Lingkungan Hidup DPP Golkar itu menambahkan dalam upaya menciptakan masa depan yang berkelanjutan dibutuhkan kolaborasi lintas sektor.

    Pada periode Januari-Oktober 2025, Indonesia meraih surplus perdagangan internasional cukup signifikan yakni sebesar 33,5 miliar dolar AS.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri ESDM, yang juga Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia mengungkapkan kegiatan usaha di sektor pertambangan dan perkebunan bersinggungan dengan lingkungan hidup.

    Oleh karenanya, ketika mendapat mandat menjadi Menteri ESDM, Bahlil menjadikan isu lingkungan ini sebagai input konstruktif dalam pembuatan kebijakan dan tata kelola terkait analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang diarahkan bagi pelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup.

    Sementara, Wakil Menteri ESDM Yuliot memaparkan kontribusi nyata sektor energi dalam mendukung keberlanjutan lingkungan hidup salah satunya adalah pengembangan roadmap infrastruktur ketenagalistrikan nasional yang berkapasitas 69,5 GW dan bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) yang masuk dalam RUPTL PLN 2025-2034.

    Wamen Yuliot menambahkan roadmap tersebut memperhitungkan sebaran potensi EBT di masing-masing kawasan di Indonesia dan juga memperhitungkan jaringan transmisi ​​​​​​sepanjang 47.768 kilometer sirkuit.

    Yuliot juga menyoroti meningkatnya intensitas bencana hidrometeorologi seperti banjir hingga longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    “Jadi, inilah yang perlu kita lakukan, bagaimana kita melakukan aksi nyata, itu sesuai dengan topik kita hari ini untuk bumi yang lebih lestari. Jadi kegiatan-kegiatan ini akan memberikan dampak, aksi nyata,” ujar Yuliot.

    Sedangkan, Ketua Komisi XII DPR Bambang Patijaya menegaskan komitmen Indonesia terhadap isu lingkungan dan energi semakin menguat seiring perubahan struktur kemitraan di parlemen pada periode 2024-2029.

    Ia menuturkan posisi Indonesia dalam isu lingkungan hidup sangat kuat, baik secara internal maupun eksternal.

    Hal ini tampak dari keberadaan Kementerian Lingkungan Hidup sebagai kementerian khusus serta penguatan mitigasi lingkungan dalam proses perizinan pertambangan di bawah Kementerian ESDM.

    Sementara itu, pegiat lingkungan Nadia Mulya memaparkan ancaman besar yang kini dihadapi manusia akibat polusi plastik.

    Dalam sebuah riset, ia menyebut bahwa masyarakat Indonesia memiliki kandungan mikroplastik tertinggi dibanding banyak negara lain.

    Karena itu, ia bersama gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik mendorong keberanian pemerintah dalam kebijakan fiskal.

    “Cukai bijih plastik adalah instrumen penting. Plastik telah terbukti membahayakan dan kita memerlukan pembatasan berbasis regulasi agar perubahan terjadi secara sistematis,” ucap Nadia.

    Hadir pula dalam acara Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono secara daring dan akademisi Natalis Situmorang.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KLH telusuri 8 perusahaan diduga melanggar aturan lingkungan di Sumut

    KLH telusuri 8 perusahaan diduga melanggar aturan lingkungan di Sumut

    Kita akan menganalisis dari semua sisi, apakah mencemarkan atau tidak

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono menyatakan pemerintah menelusuri dugaan pelanggaran lingkungan oleh delapan perusahaan di Sumatera Utara (Sumut) menyusul bencana banjir dan longsor yang melanda kawasan tersebut.

    “Kita sedang telusurin,” kata Diaz usai menghadiri pelepasan ekspor udang bersertifikat bebas Cesium-137 di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Rabu.

    Ia menjelaskan terdapat 8 perusahaan yang beroperasi di kawasan Batang Toru dan yang akan dikaji menyeluruh oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), namun ia belum merinci nama-nama perusahaan tersebut.

    “Di Sumatera Utara itu, khususnya di Batang Toru, itu ada 8 perusahaan (yang ditelusuri),” ujar Diaz.

    Menurut dia, pemerintah akan menganalisis perusahaan-perusahaan itu dari berbagai aspek, mulai dari kondisi alam, ketentuan lahan, vegetasi, hingga kepatuhan terhadap perizinan dan ketentuan lingkungan hidup.

    “Kita akan menganalisis dari semua sisi, apakah mencemarkan atau tidak,” ujarnya menambahkan.

    Diaz menegaskan aparat penegakan hukum (Gakkum) akan menindaklanjuti bila ditemukan pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan lingkungan hidup.

    “Akan ada tindak lanjut dari Gakkum kalau memang ada pelanggaran-pelanggaran,” ujarnya menegaskan.

    Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan dimaksud akan dipanggil untuk pemeriksaan perizinan dan kepatuhan lingkungan dalam waktu dekat.

    Diaz menambahkan penelusuran serupa juga dilakukan di wilayah terdampak lain, termasuk di Sumatera Barat.

    “Kita akan undang untuk lihat apakah perizinan sudah lengkap atau belum, minggu depan,” ungkapnya.

    Sementara itu, pemerintah melaporkan sejumlah daerah di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat masih mengalami dampak lanjutan bencana banjir dan longsor, dengan banyak warga kehilangan rumah dan membutuhkan bantuan kebutuhan dasar.

    Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disampaikan dalam acara tersebut, bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat telah mengakibatkan 712 orang meninggal dunia dan 500 orang masih dinyatakan hilang, disertai kebutuhan mendesak berupa pakaian layak pakai, air bersih, serta dukungan logistik lainnya bagi masyarakat terdampak.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Perubahan Dimulai Hari Ini, Dimulai dari Kamu

    Perubahan Dimulai Hari Ini, Dimulai dari Kamu

    Jakarta

    Suasana di Taman Kota Peruri Blok M terasa berbeda pada Sabtu (8/11) pagi. Tempat yang biasanya menjadi ruang santai warga, berubah menjadi arena penuh energi positif.

    Sebab ratusan anak muda berkumpul untuk bergerak, belajar, dan merayakan gaya hidup yang lebih ramah bumi. Mereka datang ke Langkah Membumi Ecoground 2025, festival tahunan dari Blibli Tiket Action yang sudah memasuki tahun keempat dan terus berkembang menjadi gerakan kolaboratif yang menyatukan kesehatan, kreativitas, dan keberlanjutan.

    Pagi dibuka dengan irama Pound Fit yang menghidupkan suasana. Tak lama setelah itu, acara diresmikan oleh COO & Co-founder Blibli, Lisa Widodo; Chief Corporate Officer & Investor Relations Blibli, Eric Winarta; Program Director Bakti Lingkungan Djarum Foundation,Jemmy Cahyadi;, Wakil Menteri Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono, serta sejumlah mitra yang menjadi bagian penting dari perjalanan Langkah Membumi.

    Lisa menjelaskan festival tahun ini dirancang sebagai ruang besar yang mempertemukan gaya hidup aktif dan kesadaran ekologis melalui empat area utama: Eco Motion, Eco Market, Eco Labs, dan Eco Stage – semuanya dirancang untuk menghadirkan pengalaman yang dekat dengan keseharian anak muda.

    “Di Langkah Membumi, kami ingin mengajak masyarakat mulai dari hal sederhana: menjaga tubuh dan bumi tetap sehat. Karena untuk bisa peduli pada lingkungan, kita perlu mulai dari diri sendiri,” ujar Lisa Widodo.

    Di Eco Motion, ribuan langkah, gerakan, dan kayuhan pesepeda menjadi kontribusi nyata bagi bumi. Selama dua hari, komunitas-komunitas olahraga bergabung menghadirkan 11 aktivitas mulai dari Zumba hingga Padel. Setiap partisipasi mereka tercatat sebagai kontribusi pada penanaman mangrove, yang tahun ini mencapai 116.000 mangrove dan akan ditanam secara bertahap bersama mitra teknologi lingkungan Jejak.in.

    Semua data dan capaian ini nantinya dirangkum dalam Impact Report ke-2 yang disusun oleh LCI, memastikan seluruh aksi Langkah Membumi dapat diukur transparan dan memberi dampak nyata.

    Di sisi lain, Eco Labs menjadi ruang belajar yang tak pernah sepi. Dari pagi sampai malam, pengunjung mengikuti lebih dari 430 kelas interaktif – mulai dari meditasi Mind Reset bersama psikolog, kelas warna personal untuk mengurangi kebiasaan belanja berlebihan, hingga membuat sabun dari minyak jelantah dan workshop upcycling untuk anak.

    Mindful Beauty Class bersama Purbasari menjadi salah satu yang paling diminati, sementara Bouquet Workshop dari Sporadies mengajarkan seni merangkai bunga kering tanpa plastik. Semua ini dirancang agar generasi muda belajar merawat diri dan bumi dengan cara yang fun dan relevan.

    Perubahan Dimulai Hari Ini, Dimulai dari Kamu – Langkah Membumi Ecoground 2025 Foto: Qonita/detikcom

    Upaya keberlanjutan festival juga terlihat di balik layar. Seluruh limbah selama acara dikelola bersama ekosistem Sirsak, yang memastikan pemilahan dan pengolahan sampah berjalan dengan benar. Tim lapangan menggunakan rompi daur ulang buatan Pable, pengingat kecil bahwa material sisa pun bisa menjadi sesuatu yang estetis dan bermanfaat.

    Sementara itu, Eco Market menghadirkan UMKM yang membawa semangat keberlanjutan ke dalam produk sehari-hari, seperti Ulur Wiji dengan pewarna alami dan minuman probiotik lokal HALE yang kini menembus pasar internasional.

    Di panggung Eco Stage, tokoh-tokoh seperti Cinta Laura, Luna Maya, Sandiaga Uno, dan Nadia Habibie berbagi perspektif tentang gaya hidup sadar bumi dan pentingnya perubahan-perubahan kecil yang dilakukan secara konsisten.

    “Nah kemudian yang konsep keempat adalah eco-stage. Di eco-stage kita menampilkan tokoh-tokoh inspiratif yang peduli terhadap sustainability issue seperti Cinta Laura yang telah menjadi Changemaker dari Langkah Membumi Ecoground, Luna Maya, Sandiaga Uno, dan Nadia Habibie,” imbuh Lisa.

    Seluruh acara ini terwujud berkat kolaborasi lintas sektor dari inovasi hijau Samsung Galaxy, BYD, Acer, SHARP, POLYTRON, hingga dukungan finansial BCA, BCA digital, UOB, dan SMBC. Bergabung pula para mitra gaya hidup yang membawa pendekatan kreatif dalam mewujudkan sustainability yang lebih dekat dengan keseharian.

    Pada akhirnya, Langkah Membumi Ecoground 2025 bukan hanya tentang olahraga atau workshop semata. Ini adalah ajakan untuk bergerak bersama sebagai komunitas, mengambil langkah kecil tetapi konsisten, dan melihat bahwa setiap gerakan sekecil apa pun bisa menumbuhkan harapan baru bagi bumi.

    It starts with you, it starts today.

    (ads/ads)

  • ​Resmi Beroperasi, TPS3R Lenteng Agung Mampu Kelola Sampah 30-40 Ton per Hari

    ​Resmi Beroperasi, TPS3R Lenteng Agung Mampu Kelola Sampah 30-40 Ton per Hari

    Jakarta: Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, resmi beroperasi. Fasilitas hasil kolaborasi Nestlé Indonesia, Pemprov DKI Jakarta, WWF Indonesia, dan Waste4Change ini memiliki kapasitas pengolahan 30–40 ton per hari.

    Dengan kapasitas pengolahan 30–40 ton per hari dan cakupan pelayanan lima kelurahan, TPS3R ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam upaya mengurangi beban TPA Bantar Gebang yang selama ini menampung sebagian besar sampah Jakarta. Teknologi pemilahan di tingkat sumber dianggap kunci untuk mencegah penumpukan sampah di hilir.

    “TPS3R ini memiliki kapasitas pengolahan 30–40 ton per hari dan melayani lima keluarahan. Fasilitas ini diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah, membuka lapangan kerja baru, dan mendorong partisipasi warga dalam pemilahan sejak dari sumber,” kata Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Dudi Gardesi Asikin dalam acara peresmian TPS3R Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan Kamis, 27 November 2025.

    Dudi menegaskan bahwa fasilitas ini merupakan contoh nyata inovasi kolaborasi. “Pengolahan sampah dari sumbernya bukan hanya penting, tetapi menjadi keharusan. Kita membutuhkan inovasi berkelanjutan dan yang paling utama, kolaborasi seluruh pemangku kepentingan,” katanya. 

    Dudi menjelaskan bahwa proyek ini juga menerapkan model pembiayaan kreatif. “Pembangunan TPS3R menjadi contoh konkret platform kolaborasi sosial berskala besar dan penerapan creative financing yang mempertemukan pemerintah dan swasta untuk mengurangi beban APBD,” ujarnya. 
     

     

    Dukungan Teknologi, Edukasi, dan Pelibatan Warga

    Fasilitas ini dikelola secara teknis oleh Waste4Change untuk memastikan pengolahan sampah berjalan optimal dan sesuai standar. Kerja sama multi-pihak ini diharapkan memperkuat budaya pemilahan dari sumber. “TPS3R diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah, membuka lapangan kerja baru, dan mendorong partisipasi masyarakat,” ujar Dudi. 

    Dengan hadirnya TPS3R ini, pemerintah menargetkan meningkatnya keterlibatan warga dalam pemilahan dan pengurangan sampah rumah tangga. Model ini juga diyakini dapat direplikasi di wilayah lain sebagai bagian dari percepatan target Indonesia bebas sampah 2029.
    Target Pemerintah: Indonesia Bebas Sampah 2029

    Wakil Menteri Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono menegaskan bahwa Indonesia tengah menghadapi situasi darurat sampah. “Jumlah sampah yang diproduksi luar biasa banyak, 56 juta ton per tahun, dan yang terkelola maksimal hanya sekitar 39 persen. Bahkan dari sampel TPA, yang terkelola hanya sekitar 22 persen,” katanya. 
    Ia menyebut pemerintah menargetkan pengelolaan sampah mencapai 100 persen dalam lima tahun ke depan. “Presiden sudah mengeluarkan perpres bahwa sampah harus terkelola 51,12 persen tahun ini, dan 100 persen dalam lima tahun ke depan. Ini target yang sangat agresif,” tegasnya.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, resmi beroperasi. Fasilitas hasil kolaborasi Nestlé Indonesia, Pemprov DKI Jakarta, WWF Indonesia, dan Waste4Change ini memiliki kapasitas pengolahan 30–40 ton per hari.
     
    Dengan kapasitas pengolahan 30–40 ton per hari dan cakupan pelayanan lima kelurahan, TPS3R ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam upaya mengurangi beban TPA Bantar Gebang yang selama ini menampung sebagian besar sampah Jakarta. Teknologi pemilahan di tingkat sumber dianggap kunci untuk mencegah penumpukan sampah di hilir.
     
    “TPS3R ini memiliki kapasitas pengolahan 30–40 ton per hari dan melayani lima keluarahan. Fasilitas ini diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah, membuka lapangan kerja baru, dan mendorong partisipasi warga dalam pemilahan sejak dari sumber,” kata Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Dudi Gardesi Asikin dalam acara peresmian TPS3R Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan Kamis, 27 November 2025.

    Dudi menegaskan bahwa fasilitas ini merupakan contoh nyata inovasi kolaborasi. “Pengolahan sampah dari sumbernya bukan hanya penting, tetapi menjadi keharusan. Kita membutuhkan inovasi berkelanjutan dan yang paling utama, kolaborasi seluruh pemangku kepentingan,” katanya. 
     
    Dudi menjelaskan bahwa proyek ini juga menerapkan model pembiayaan kreatif. “Pembangunan TPS3R menjadi contoh konkret platform kolaborasi sosial berskala besar dan penerapan creative financing yang mempertemukan pemerintah dan swasta untuk mengurangi beban APBD,” ujarnya. 
     

     

    Dukungan Teknologi, Edukasi, dan Pelibatan Warga

    Fasilitas ini dikelola secara teknis oleh Waste4Change untuk memastikan pengolahan sampah berjalan optimal dan sesuai standar. Kerja sama multi-pihak ini diharapkan memperkuat budaya pemilahan dari sumber. “TPS3R diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah, membuka lapangan kerja baru, dan mendorong partisipasi masyarakat,” ujar Dudi. 
     
    Dengan hadirnya TPS3R ini, pemerintah menargetkan meningkatnya keterlibatan warga dalam pemilahan dan pengurangan sampah rumah tangga. Model ini juga diyakini dapat direplikasi di wilayah lain sebagai bagian dari percepatan target Indonesia bebas sampah 2029.
    Target Pemerintah: Indonesia Bebas Sampah 2029

    Wakil Menteri Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono menegaskan bahwa Indonesia tengah menghadapi situasi darurat sampah. “Jumlah sampah yang diproduksi luar biasa banyak, 56 juta ton per tahun, dan yang terkelola maksimal hanya sekitar 39 persen. Bahkan dari sampel TPA, yang terkelola hanya sekitar 22 persen,” katanya. 
    Ia menyebut pemerintah menargetkan pengelolaan sampah mencapai 100 persen dalam lima tahun ke depan. “Presiden sudah mengeluarkan perpres bahwa sampah harus terkelola 51,12 persen tahun ini, dan 100 persen dalam lima tahun ke depan. Ini target yang sangat agresif,” tegasnya.
     
    (Sheva Asyraful Fali)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • ​TPS3R Lenteng Agung Diresmikan, Jadi Model Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di Jakarta

    ​TPS3R Lenteng Agung Diresmikan, Jadi Model Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di Jakarta

    Jakarta: Nestlé Indonesia bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan WWF Indonesia meresmikan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Fasilitas tersebut digadang menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan di Ibu Kota.

    Peresmian ini dihadiri jajaran pemerintah pusat dan daerah, termasuk camat dan lurah setempat. Dalam acara tersebut, sambutan disampaikan oleh Presiden Direktur Nestlé Indonesia Georgios Badaro, Wakil Menteri Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono, serta Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Dudi Gardesi Asikin.

    Dalam sambutannya, Presiden Direktur Nestlé Indonesia Georgios Badaro menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor diperlukan untuk menangani persoalan sampah di Indonesia. 

    “Mengatasi isu sampah membutuhkan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan. Melalui kolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta dan WWF Indonesia, kami menghadirkan MRF ini sebagai wujud komitmen kami menjadi force for good,” kata Badaro di peresmian TPS3R Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan Kamis, 27 November 2025.

    Badaro juga menekankan bahwa komitmen keberlanjutan merupakan bagian dari nilai perusahaan. “Kami percaya kesuksesan bisnis hanya bermakna ketika mampu menciptakan nilai, bukan hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi komunitas dan planet,” katanya. 

    Nestlé Indonesia menyebut fasilitas TPS3R ini menjadi bagian dari inisiatif keberlanjutan perusahaan melalui strategi Good for the Planet, yang mendorong aksi nyata untuk menghadapi polusi plastik dan memperkuat sistem pengelolaan sampah.

    Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Dudi Gardesi Asikin menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas ini menjadi bentuk sinergi pemerintah dan sektor swasta dalam mengurangi beban pengolahan sampah Jakarta. 

    “Kami membutuhkan inovasi yang berkelanjutan dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan agar perubahan nyata dapat dirasakan masyarakat,” ujarnya.

    Dudi menjelaskan kondisi TPA Jakarta yang semakin mendesak. “Timbulan sampah yang terus meningkat setiap tahun telah menekan kapasitas pengolahan di Bantar Gebang yang semakin terbatas,” tutur Dudi. 

    TPS3R Sinergi Bersih berdiri di atas lahan Pemprov DKI dan akan melayani 50 RW di wilayah Lenteng Agung. Fasilitas ini didukung pengelolaan teknis dari Waste4Change untuk memastikan pemilahan dan pengolahan berjalan optimal.
     

    Wamen Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono mengapresiasi kolaborasi lintas sektor tersebut. Ia menyebut langkah semacam ini sangat dibutuhkan di tengah tekanan peningkatan timbulan sampah dan keterbatasan kapasitas TPA. 

    “Kami berterima kasih karena fasilitas ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di Indonesia,” ujarnya dalam sambutan.

    Diaz juga menegaskan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam menghadapi tantangan lingkungan. “Setiap daerah memiliki karakteristik sampah yang berbeda, sehingga solusi seperti ini harus diperluas melalui kerja sama lintas sektor,” katanya. 

    Melalui peresmian ini, pemerintah berharap lebih banyak kolaborasi serupa bisa direplikasi di berbagai wilayah Jakarta maupun kota lain di Indonesia, sejalan dengan target pemerintah menuju Indonesia bebas sampah.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Nestlé Indonesia bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan WWF Indonesia meresmikan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Fasilitas tersebut digadang menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan di Ibu Kota.
     
    Peresmian ini dihadiri jajaran pemerintah pusat dan daerah, termasuk camat dan lurah setempat. Dalam acara tersebut, sambutan disampaikan oleh Presiden Direktur Nestlé Indonesia Georgios Badaro, Wakil Menteri Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono, serta Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Dudi Gardesi Asikin.
     
    Dalam sambutannya, Presiden Direktur Nestlé Indonesia Georgios Badaro menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor diperlukan untuk menangani persoalan sampah di Indonesia. 

    “Mengatasi isu sampah membutuhkan kerja sama dari berbagai pemangku kepentingan. Melalui kolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta dan WWF Indonesia, kami menghadirkan MRF ini sebagai wujud komitmen kami menjadi force for good,” kata Badaro di peresmian TPS3R Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan Kamis, 27 November 2025.
     
    Badaro juga menekankan bahwa komitmen keberlanjutan merupakan bagian dari nilai perusahaan. “Kami percaya kesuksesan bisnis hanya bermakna ketika mampu menciptakan nilai, bukan hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi komunitas dan planet,” katanya. 
     
    Nestlé Indonesia menyebut fasilitas TPS3R ini menjadi bagian dari inisiatif keberlanjutan perusahaan melalui strategi Good for the Planet, yang mendorong aksi nyata untuk menghadapi polusi plastik dan memperkuat sistem pengelolaan sampah.
     
    Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Dudi Gardesi Asikin menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas ini menjadi bentuk sinergi pemerintah dan sektor swasta dalam mengurangi beban pengolahan sampah Jakarta. 
     
    “Kami membutuhkan inovasi yang berkelanjutan dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan agar perubahan nyata dapat dirasakan masyarakat,” ujarnya.
     
    Dudi menjelaskan kondisi TPA Jakarta yang semakin mendesak. “Timbulan sampah yang terus meningkat setiap tahun telah menekan kapasitas pengolahan di Bantar Gebang yang semakin terbatas,” tutur Dudi. 
     
    TPS3R Sinergi Bersih berdiri di atas lahan Pemprov DKI dan akan melayani 50 RW di wilayah Lenteng Agung. Fasilitas ini didukung pengelolaan teknis dari Waste4Change untuk memastikan pemilahan dan pengolahan berjalan optimal.
     

     
    Wamen Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono mengapresiasi kolaborasi lintas sektor tersebut. Ia menyebut langkah semacam ini sangat dibutuhkan di tengah tekanan peningkatan timbulan sampah dan keterbatasan kapasitas TPA. 
     
    “Kami berterima kasih karena fasilitas ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di Indonesia,” ujarnya dalam sambutan.
     
    Diaz juga menegaskan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam menghadapi tantangan lingkungan. “Setiap daerah memiliki karakteristik sampah yang berbeda, sehingga solusi seperti ini harus diperluas melalui kerja sama lintas sektor,” katanya. 
     
    Melalui peresmian ini, pemerintah berharap lebih banyak kolaborasi serupa bisa direplikasi di berbagai wilayah Jakarta maupun kota lain di Indonesia, sejalan dengan target pemerintah menuju Indonesia bebas sampah.
     
    (Sheva Asyraful Fali)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • ​Resmikan TPS3R Lenteng Agung, Wamen LH Soroti Darurat Sampah dan Ancaman Mikroplastik

    ​Resmikan TPS3R Lenteng Agung, Wamen LH Soroti Darurat Sampah dan Ancaman Mikroplastik

    Jakarta: Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, resmi beroperasi. Fasilitas hasil kolaborasi Nestlé Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, WWF Indonesia, dan Waste4Change ini diharapkan menjadi model penguatan sistem pengelolaan sampah di Jakarta.

    Dalam acara peresmian, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono menegaskan bahwa Indonesia sedang menghadapi situasi darurat sampah. Ia membeberkan bahwa produksi sampah nasional terus meningkat setiap tahun, sementara yang terkelola masih jauh dari target. 

    “Jumlah sampah yang diproduksi luar biasa banyak, 56 juta ton per tahun, dan yang terkelola maksimal hanya sekitar 39 persen. Bahkan dari sampel TPA, yang terkelola hanya sekitar 22 persen,” kata Diaz.

    Diaz menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan pengelolaan sampah nasional mencapai 100 persen dalam lima tahun ke depan. “Presiden sudah mengeluarkan perpres bahwa sampah harus terkelola 51,12 persen tahun ini, dan 100 persen dalam lima tahun ke depan. Ini target yang sangat agresif,” tegasnya.

    Tidak hanya soal volume sampah, Diaz juga mengingatkan soal ancaman mikroplastik dan nanoplastik yang kini telah memasuki tubuh manusia. “Mikroplastik sudah masuk ke darah, sudah di air susu ibu, sudah di plasenta bayi,” katanya. 

    Ia menambahkan bahwa partikel plastik berukuran sangat kecil dapat menembus sel tubuh dan menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang. “Nanoplastik bisa sampai ke molecular level, mengubah DNA, memproduksi radikal bebas, dan menyebabkan oxidative stress.”
     

    Diaz menegaskan bahwa masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan satu pendekatan saja. Menurutnya, setiap daerah memiliki karakteristik sampah yang berbeda, sehingga penguatan pengolahan sejak dari sumber harus didorong melalui kolaborasi lintas sektor. Ia menilai kehadiran TPS3R seperti di Lenteng Agung dapat menjadi bagian dari solusi.

    TPS3R Lenteng Agung didukung pengelolaan teknis oleh Waste4Change, pemerintah berharap fasilitas ini dapat mendorong peningkatan pemilahan sampah rumah tangga dan memperluas partisipasi warga dalam pengurangan sampah sejak dari sumbernya.

    Dengan adanya fasilitas ini, pemerintah pusat dan daerah berharap model kolaborasi serupa dapat direplikasi di wilayah lain, sebagai bagian dari upaya mempercepat target Indonesia bebas sampah dan mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh mikroplastik.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Jakarta: Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, resmi beroperasi. Fasilitas hasil kolaborasi Nestlé Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, WWF Indonesia, dan Waste4Change ini diharapkan menjadi model penguatan sistem pengelolaan sampah di Jakarta.
     
    Dalam acara peresmian, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono menegaskan bahwa Indonesia sedang menghadapi situasi darurat sampah. Ia membeberkan bahwa produksi sampah nasional terus meningkat setiap tahun, sementara yang terkelola masih jauh dari target. 
     
    “Jumlah sampah yang diproduksi luar biasa banyak, 56 juta ton per tahun, dan yang terkelola maksimal hanya sekitar 39 persen. Bahkan dari sampel TPA, yang terkelola hanya sekitar 22 persen,” kata Diaz.

    Diaz menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan pengelolaan sampah nasional mencapai 100 persen dalam lima tahun ke depan. “Presiden sudah mengeluarkan perpres bahwa sampah harus terkelola 51,12 persen tahun ini, dan 100 persen dalam lima tahun ke depan. Ini target yang sangat agresif,” tegasnya.
     
    Tidak hanya soal volume sampah, Diaz juga mengingatkan soal ancaman mikroplastik dan nanoplastik yang kini telah memasuki tubuh manusia. “Mikroplastik sudah masuk ke darah, sudah di air susu ibu, sudah di plasenta bayi,” katanya. 
     
    Ia menambahkan bahwa partikel plastik berukuran sangat kecil dapat menembus sel tubuh dan menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang. “Nanoplastik bisa sampai ke molecular level, mengubah DNA, memproduksi radikal bebas, dan menyebabkan oxidative stress.”
     

     
    Diaz menegaskan bahwa masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan satu pendekatan saja. Menurutnya, setiap daerah memiliki karakteristik sampah yang berbeda, sehingga penguatan pengolahan sejak dari sumber harus didorong melalui kolaborasi lintas sektor. Ia menilai kehadiran TPS3R seperti di Lenteng Agung dapat menjadi bagian dari solusi.
     
    TPS3R Lenteng Agung didukung pengelolaan teknis oleh Waste4Change, pemerintah berharap fasilitas ini dapat mendorong peningkatan pemilahan sampah rumah tangga dan memperluas partisipasi warga dalam pengurangan sampah sejak dari sumbernya.
     
    Dengan adanya fasilitas ini, pemerintah pusat dan daerah berharap model kolaborasi serupa dapat direplikasi di wilayah lain, sebagai bagian dari upaya mempercepat target Indonesia bebas sampah dan mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh mikroplastik.
     
    (Sheva Asyraful Fali)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Bamsoet Sebut Buku Parenting Try Sutrisno Penting bagi Keluarga Masa Kini

    Bamsoet Sebut Buku Parenting Try Sutrisno Penting bagi Keluarga Masa Kini

    Jakarta

    Ketua MPR RI ke-15 sekaligus Anggota DPR RI dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi peluncuran buku Filosofi Parenting Try Sutrisno karya mantan Menpora Adhyaksa Dault. Buku ini menyoroti kisah Wakil Presiden RI ke-6 Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno dalam membangun pola asuh berkarakter kepemimpinan dan integritas.

    Karya tersebut dinilai relevan bagi orang tua Indonesia yang ingin membentuk karakter anak secara kuat dan berprinsip. Nilai-nilai tanggung jawab sosial yang diangkat menjadi pedoman praktis dalam pengasuhan masa kini.

    “Buku ini memotret bagaimana nilai-nilai kepemimpinan Pak Try Sutrisno yang dikenal disiplin, kerja keras, keteguhan moral dan cinta tanah air, ditransformasikan menjadi pola asuh keluarga yang lugas dan hangat. Banyak yang mengetahui kiprah Jenderal Try Sutrisno sebagai pemimpin nasional, tetapi sedikit yang benar-benar memahami filosofi pengasuhan terhadap keluarganya,” kata Bamsoet dalam keterangannya, Sabtu (15/11/2025).

    Hadir dalam acara tersebut Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden ke 10 dan ke 12 Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke 11 Budiono, Wiranto, Agum Gumelar, Hendropriyono, Djoko Suyanto, Jimly Asshiddiqie, Aburizal Bakrie, Dudung Abdurahman, para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih serta para tokoh bangsa lainnya.

    Bamsoet menjelaskan Try Sutrisno membesarkan anak-anaknya dengan disiplin sejak dini dan membiasakan kerja keras tanpa mengeluh. Ia juga memberi ruang bagi mereka untuk belajar dari kegagalan.

    Menurutnya, Try Sutrisno sengaja memberi tanggung jawab kecil, seperti mengurus kegiatan harian dan belajar mandiri, sebagai latihan mental menghadapi masa depan. Kedekatan keluarganya terlihat dari kebiasaan menjadikan makan malam sebagai momen berdiskusi.

    Ia menilai, peluncuran buku tersebut sangat pas di tengah tantangan parenting generasi saat ini. Di era digital di mana distraksi teknologi, tekanan sosial media, dan krisis identitas sering menjadi masalah utama para orang tua, filosofi pengasuhan Try Sutrisno bisa menjadi pijakan kokoh.

    Data Kementerian Komunikasi dan Digital menunjukkan tren penggunaan gawai pada anak terus meningkat hingga 79% pada 2024. Situasi ini membuat banyak orang tua kehilangan kendali dalam membangun komunikasi, disiplin, dan pembiasaan karakter.

    (prf/ega)

  • Generasi Muda dan Gerakan Merawat Bumi yang Dimulai dari Langkah Kecil

    Generasi Muda dan Gerakan Merawat Bumi yang Dimulai dari Langkah Kecil

    JAKARTA – Sebuah ruang terbuka hijau di Jakarta Selatan menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas, pegiat lingkungan, hingga generasi muda yang ingin menjalani kehidupan lebih selaras dengan bumi.

    Dalam suasana yang hangat dan penuh energi positif, Langkah Membumi Ecoground 2025 hadir sebagai wadah berbagi inspirasi serta praktik keberlanjutan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari olahraga, wellness, hingga gaya hidup ramah lingkungan.

    Festival yang berlangsung selama dua hari yakni 8-9 November 2025 ini mengusung tema ‘CollaborAction for The Earth’, sebuah ajakan untuk bergerak bersama dalam mewujudkan perubahan nyata.

    Pembukaan acara ditandai dengan simbolisasi penyerahan tanaman hijau, yang kemudian dilanjutkan dengan seremoni menabuh drum dan hentakan kaki pada kinetic floor oleh para tokoh yang hadir. Momen tersebut menjadi pengingat bahwa langkah kecil setiap individu memiliki kontribusi untuk keberlanjutan bumi.

    Dalam sambutannya, COO & Co-Founder Blibli, Lisa Widodo menyampaikan bahwa generasi muda memiliki peran besar dalam gerakan ini.

    “Hampir 90 persen partisipan adalah Gen Z. Hal ini menunjukkan kepedulian generasi muda terhadap isu keberlanjutan,” ungkapnya di Taman Kota PERURI, Jakarta Selatan pada Sabtu, 8 November 2025.

    Semangat tersebut juga terlihat dari rangkaian aktivitas kolaboratif yang sebelumnya telah dilakukan bersama mahasiswa di berbagai kampus.

    Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono turut memberikan apresiasi terhadap upaya menciptakan ruang edukatif yang inklusif.

    Ia menegaskan pentingnya kolaborasi untuk menghadapi tantangan lingkungan saat ini, mulai dari perubahan iklim hingga krisis sampah dan hilangnya keanekaragaman hayati.

    Di area festival, berbagai inisiatif keberlanjutan dipamerkan, mulai dari inovasi eco-packaging, fasilitas daur ulang, hingga fitur edukatif yang membantu pengunjung memahami cara mengurangi jejak karbon dalam aktivitas harian.

    Selain itu, terdapat pula Eco Market yang menampilkan produk-produk lokal berbahan alami, karya upcycling, serta barang-barang kreatif yang diproduksi dengan prinsip keberlanjutan.

    Beberapa pelaku usaha lokal yang terlibat turut menampilkan kisah inspiratif di balik proses penciptaan karya mereka. Salah satunya adalah Organic Culture, brand fashion yang memanfaatkan material organik bersertifikat dan aksesori berbahan daur ulang dari kegiatan beach clean-up.

    Penggunaan energi terbarukan dalam fasilitas produksinya membantu mengurangi emisi karbon secara signifikan. Hal ini menjadi contoh nyata bahwa mode dan keberlanjutan dapat berjalan seiring.

    Ada pula Replast, startup yang mengolah limbah plastik menjadi furniture dan dekorasi bernilai guna tinggi. Pendekatan ekonomi sirkular yang mereka terapkan tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik, tetapi juga mendukung pemberdayaan komunitas.

    Selain bazar dan pameran, pengunjung juga disuguhkan beragam kegiatan interaktif di empat area utama yaitu Eco Motion, Eco Market, Eco Labs, dan Eco Stage.

    Mulai dari eco cooking demo, mindful beauty class, eco printing, ceremonial matcha workshop, hingga sesi olahraga dan wellness yang memadukan gerakan tubuh dengan kesadaran ekologis.

    Total ada lebih dari 40 kelas yang dapat diikuti untuk memberikan pengalaman festival yang komprehensif namun tetap santai dan menyenangkan.

    Dengan suasana yang akrab dan penuh pertukaran ide, Langkah Membumi Ecoground 2025 menghadirkan ruang kolaborasi lintas sektor yang menginspirasi pengunjung untuk memulai perjalanan keberlanjutan dengan cara yang sederhana dan relevan bagi kehidupan sehari-hari.

    Sebuah pengingat bahwa merawat bumi bukan hanya tanggung jawab bersama, tetapi juga gaya hidup yang dapat membawa keseimbangan dan makna baru dalam hidup.