Pasutri Asal Malaysia Dideportasi, Pakai Visa Turis untuk Kerja Jadi Instruktur Selam di Bali
Tim Redaksi
BULELENG, KOMPAS.com
– Dua orang warga negara asing (WNA) asal Malaysia berinisial LAH (32) dan CWK (32) dideportasi dari
Bali
karena menyalahgunakan izin tinggal.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Singaraja, Hendra Setiawan menyampaikan, kedua warga Malaysia tersebut diduga telah melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan Izin Tinggal Kunjungan (ITK) yang dimiliki.
Keduanya tercatat sebagai pemegang izin tinggal kunjungan atau visa turis. Dengan visa itu, mereka tidak diizinkan untuk bekerja di wilayah Indonesia.
“Mereka diduga bekerja sebagai instruktur selam di Karangasem, Bali. Tidak hanya itu, mereka juga terlibat dalam pemasaran (marketing) aktivitas menyelam melalui akun media sosial,” ujarnya di Buleleng, Jumat (4/7/2025).
Menurut Hendra, aktivitas yang dilakukan oleh LAH dan CWK bertentangan dengan tujuan diberikannya izin tinggal keimigrasian.
Ia mengatakan, pelanggaran izin tinggal yang dilakukan kedua warga asing itu terungkap dari hasil patroli siber yang dilakukan petugas keimigrasian.
“Berdasarkan temuan patroli siber oleh Tim Inteldakim pada tanggal 23 Juni 2025, diperoleh informasi bahwa terdapat 2 WNA Malaysia yang terdaftar sebagai pemegang izin tinggal kunjungan namun diduga bekerja,” lanjut dia.
Kata Hendra, menurut informasi yang diterima petugas imigrasi, kedua WNA Malaysia itu merupakan pasangan suami istri atau pasutri.
Keduanya pun diamankan untuk diperiksa di Kantor Imigrasi Singaraja.
Selanjutnya, LAH dan CWK dikenakan tindakan administratif keimigrasian berupa pendeportasian dan penangkalan.
“Tindakan ini sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 75 angka (1) Undang-undang No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,” kata Hendra.
Pendeportasian terhadap LAH dan CWK dilakukan pada Kamis (3/7/2025), melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Kedua warga Malaysia itu menumpangi pesawat Batik Air Malaysia nomor penerbangan OD 0178 (Denpasar – Kuala Lumpur) tujuan akhir Kuala Lumpur, Malaysia.
“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap WNA yang berada di wilayah Bali, khususnya di Kabupaten Karangasem, Buleleng, dan Jembrana, mematuhi peraturan yang ada,” lanjut dia.
Hendra mengimbau pada seluruh warga negara asing yang berada di Bali untuk selalu mematuhi peraturan keimigrasian yang berlaku.
“Setiap pelanggaran terhadap ketentuan ini dapat merusak iklim investasi, pariwisata, dan keberlanjutan lingkungan Bali sebagai destinasi dunia,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Hendra Setiawan
-
/data/photo/2025/07/04/6867390bc74a1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pasutri Asal Malaysia Dideportasi, Pakai Visa Turis untuk Kerja Jadi Instruktur Selam di Bali Denpasar 4 Juli 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5269182/original/038225400_1751340939-1000400676.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Melanggar Izin Tinggal, Pria Jerman 75 Tahun Dipulangkan Paksa dari Bali
Liputan6.com, Singaraja Seorang pria lanjut usia berkebangsaan Jerman, berinisial HPB (75), dideportasi dari Bali karena melanggar aturan keimigrasian dengan overstay selama 72 hari. Selain itu, HPB juga dimasukkan ke dalam daftar penangkalan oleh Kantor Imigrasi Singaraja.
Kepala Kantor Imigrasi Singaraja, Hendra Setiawan, menjelaskan bahwa pendeportasian dilakukan pada Senin, 30 Juni 2025, melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai. “Pendeportasian dilakukan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan penerbangan Thai Airways nomor penerbangan TG-440 (Denpasar – Bangkok) dengan tujuan akhir Munich, Jerman,” kata Hendra dalam keterangan yang diterima, Selasa (1/7/2025).
Kasus ini terungkap berkat laporan masyarakat tentang keberadaan WNA yang diduga melanggar aturan di wilayah Singaraja. Unit Reaksi Cepat Imigrasi Singaraja segera bertindak dan memeriksa HPB. Hasilnya, izin tinggal kunjungan HPB yang berlaku sejak 5 Desember 2024 hingga 1 April 2025 tidak diperpanjang, sehingga ia tinggal secara ilegal hingga 12 Juni 2025.
“Dari hasil pendalaman, diketahui bahwa HPB memasuki wilayah Indonesia pada tanggal 5 Desember 2024 dengan menggunakan izin tinggal kunjungan. Hingga izin tinggalnya berakhir pada 1 April 2025, tidak melakukan perpanjangan sebagaimana mestinya,” terang Hendra.
Berdasarkan Pasal 78 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, HPB dikenakan tindakan administratif berupa deportasi dan penangkalan. Hendra menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan patroli rutin untuk memantau keberadaan WNA ilegal.
-

Hendra Setiawan Resmi Jadi Wakil Ketua Harian PB Jaya Raya
JAKARTA – Legenda bulutangkis Indonesia, Hendra Setiawan resmi menjadi bagian manajemen klub PB Jaya Raya. Ia menjabat sebagai Wakil Ketua Harian.
Informasi soal jabatan baru Hendra Setiawan ini disampaikan langsung melalui akun Instagram resmi PB Jaya Raya.
“Lahir dari lapangan, kembali untuk membangun. Hendra Setiawan resmi bergabung sebagai Wakil Ketua Harian PB Jaya Raya,” tulis PB Jaya Raya di keterangan Instagram dikutip Minggu, 20 April.
Sebagai mantan atlet dengan gelar juara dunia dan medali emas Olimpiade di daftar prestasinya, Hendra bukan hanya membawa nama besar, tetapi juga pengalaman dan wawasan yang sangat berharga dalam dunia pembinaan atlet.
Kehadiran Indra Setiawan sebagai bagian dari PB Jaya Raya menjadi harapan besar bagi kemajuan organisasi ini.
“Semoga dengan kedatangan Ko Hendra dapat membantu PB Jaya Raya dalam peningkatan prestasi dan pembinaan atlet. Welcome home Hendra Setiawan,” tulis PB Jaya Raya.
Dengan peran barunya, Hendra diharapkan bisa menjadi jembatan antara pengalaman profesional di level internasional dengan pembinaan generasi muda atlet di klub PB Jaya Raya.
PB Jaya Raya sendiri dikenal sebagai salah satu klub yang secara konsisten mencetak atlet-atlet berbakat, termasuk yang akhirnya membela Merah Putih di pentas dunia.
-

Melangkah ke Final All England, Bagas Maulana Penuhi Janji ke Leo Rolly Carnando
JAKARTA – Bagas Maulana merasa puas karena bisa memenuhi janji ke rekan duetnya, Leo Rolly Carnando untuk tampil di babak final All England 2025.
Ganda putra wakil Indonesia ini melangkah ke babak pamungkas di Utiliti Arena, Birmingham setelah menang atas kompatriot, Sabar Karyaman/M Reza Pahlevi. Di babak semifinal, Minggu 16 Maret dini hari WIB, Bagas/Leo menang setelah melewati ruber gim dengan skor 21-14, 17-21 dan 21-15.
Dari kemenangan itu, Bagas/Leo mendapat tiket untuk melangkah ke final dan menantang wakil Korea Selatan, Kim Won Ho/Seo Seung Jae pada Senin, 17 Maret dini hari WIB nanti.
Bagas mengungkapkan salah satu kunci keberhasilan mengalahkan Sabar/Reza adalah komunikasi yang baik dengan Leo.
“Pastinya tidak mudah melawan rekan senegara tapi kami bisa melewatinya. Di gim pertama lawan terlihat belum panas dan banyak melakukan kesalahan sendiri. Sementara di gim ketiga kami lebih yakin saja, perkuat komunikasi dengan pasangan,” ujar Bagas dalam keterangan resmi dikutip Minggu, 16 Maret.
Final All England 2025 ini jadi yang kedua dalam karier Bagas. Sebelumnya pada All England 2022, Bagas juara bersama Muhammad Shohibul Fikri setelah mengalahkan ganda legendaris, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Berbekal pengalaman pernah ke final All England itu, Bagas sempat berjanji untuk bisa mengantar Leo menuju ke turnamen Super 1000 perdananya ini.
“Memang persiapan yang panjang dan matang salah satu kunci kami bisa ke final, tapi saya sebelum berangkat ada janji ke Leo untuk bawa dia masuk final All England dan akhirnya tercapai. Itu tambahan motivasi untuk diri saya,” tutur Bagas.
Leo sendiri bersyukur bisa tampil di final All England untuk kali pertama. Dia berharap bisa tampil maksimal seperti di semifinal dalam final All England 2025 nanti.
“Alhamdulillah sangat bersyukur, sangat bangga bisa ke final All England. Tapi tidak boleh berpuas diri dulu, masih ada tugas untuk besok. Kami mau berusaha maksimal lagi. Selain itu, semoga kami bisa konsisten seperti ini terus,” kata Leo.
-
/data/photo/2025/01/23/67925bbe7a859.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ahsan/Hendra Pensiun, Fans Berharap Jadi Pelatih Megapolitan 26 Januari 2025
Ahsan/Hendra Pensiun, Fans Berharap Jadi Pelatih
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah penggemar bulu tangkis Tanah Air berharap pasangan ganda putra legendaris, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dapat menjadi pelatih di Indonesia setelah memutuskan untuk gantung raket.
Mereka menilai kehadiran Ahsan/Hendra sebagai pelatih sangat penting untuk melahirkan regenerasi atlet bulu tangkis Indonesia di masa depan.
“Berharap sih mereka bisa jadi coach biar ada regenerasi. Apalagi dibilang mereka pensiun enggak muda, itu patut diapresiasi,” kata Sopian (36), seorang penggemar bulu tangkis saat ditemui di Istora, Minggu (26/1/2025).
Menurut Sopian, Ahsan/Hendra bukan hanya menyumbangkan prestasi bagi Indonesia, tetapi juga menunjukkan sikap dan etika yang patut diteladani oleh generasi muda.
Ia berharap akan ada atlet-atlet baru yang bisa meniru sikap profesionalisme mereka di lapangan.
“Berharap sih bisa ada generasi lagi yang bisa seperti mereka, contoh dari etikanya, perilakunya, terus main di lapangannya, sama sikap mereka. Mudah-mudahan selanjutnya ada generasi baru seperti mereka,” tambahnya.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Imam Nasrudin (25), yang menilai PBSI harus segera merekrut Ahsan/Hendra sebagai pelatih.
Menurutnya, setelah pensiun, mereka berpotensi dilirik oleh negara lain untuk melatih, sehingga PBSI dan pemerintah harus bergerak cepat.
“Harapannya mereka menjadi coach di Indonesia sebelum diambil sama negara luar. Kan pasti negara lain banyak juga yang melihat mereka dengan prestasi segudang. Jangan sampai diambil negara lain,” ujar Imam saat ditemui di Istora.
Imam juga mengaku kagum dengan kemampuan Ahsan/Hendra yang masih mampu bersaing di level tertinggi meski usia mereka tidak lagi muda bagi seorang atlet.
Oleh karena itu, ia menilai pemerintah harus benar-benar memperhatikan potensi mereka untuk tetap berkontribusi bagi bulu tangkis Indonesia.
“Kan enggak semua atlet bisa seperti mereka, dengan umur segitu tapi masih bisa bersaing di top elite,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, acara perpisahan bertajuk Tribute to
The Daddies
akan berlangsung sebelum final Indonesia Masters 2025 di Istora, Jakarta, Minggu (26/1/2025) pukul 10.00 WIB.
Tribute to
The Daddies
merupakan bentuk penghormatan terakhir bagi Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan yang telah memutuskan pensiun.
Pengumuman gantung raket pertama kali disampaikan oleh Hendra Setiawan melalui akun Instagram pribadinya pada 3 Desember 2024.
“35 tahun sudah saya berada di dalam dunia badminton. Saya rasa saat ini adalah saat yang tepat untuk memutuskan bahwa saya akan mengakhiri karier saya sebagai atlet badminton,” tutur Hendra.
Seminggu kemudian, Mohammad Ahsan menyusul dengan mengunggah foto raket yang digantung sebagai simbol perpisahannya dengan dunia bulu tangkis.
“Bismillah.. alhamdulillah akhirnya telah sampai juga waktu untuk mengakhiri perjalanan saya di dunia bulu tangkis,” tulis Ahsan.
Keduanya sepakat bahwa Indonesia Masters 2025 akan menjadi last dance alias penampilan terakhir mereka sebagai pemain profesional.
Langkah Ahsan/Hendra di turnamen ini terhenti di babak 16 besar setelah dikalahkan oleh pasangan Malaysia, Junaidi Arif/Yap Roy King.
Acara Tribute to The Daddies akan dimeriahkan dengan pertandingan ekshibisi yang menghadirkan sejumlah pemain bulu tangkis, meski nama-namanya masih dirahasiakan.
Ketua Panitia Indonesia Masters 2025 sekaligus Wakil Ketua Umum III PBSI, Armand Darmadji, menyatakan bahwa Ahsan/Hendra bukan hanya meninggalkan jejak prestasi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para atlet dan generasi muda Indonesia.
“Kami menyiapkan sebuah acara penghormatan untuk The Daddies. Ahsan/Hendra bukan hanya menyumbangkan prestasi, tapi juga memberi inspirasi luar biasa bagi atlet dan generasi muda Indonesia,” ujar Armand.
Ahsan/Hendra mulai dipasangkan sebagai pasangan ganda putra sejak 2012. Sejak saat itu, mereka berhasil meraih berbagai gelar juara bergengsi.
Mereka pernah membawa pulang medali emas Asian Games 2014 serta tiga gelar juara dunia pada 2013, 2015, dan 2019.
Selain itu, mereka juga mengoleksi belasan gelar turnamen BWF serta medali emas Thomas Cup atau Piala Thomas, menjadikan mereka salah satu pasangan ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/23/67924d2fa5dbf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Perpisahan Ahsan/Hendra, Penggemar Tak Kuasa Menahan Haru Megapolitan 26 Januari 2025
Perpisahan Ahsan/Hendra, Penggemar Tak Kuasa Menahan Haru
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Keputusan ganda putra legendaris Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, untuk pensiun dari dunia bulu tangkis membuat para penggemar merasa sedih dan kehilangan.
Sopian (36), salah satu penggemar bulu tangkis, mengaku sedih karena tidak lagi bisa menyaksikan permainan apik yang selalu ditampilkan oleh Ahsan/Hendra di lapangan.
Menurutnya, banyak penggemar yang akan merindukan kehadiran pasangan berjuluk ”
The Daddies
” tersebut.
“Otomatis sedih, ya. Soalnya enggak bisa lihat mereka lagi bertanding di lapangan, baik dari segi kualitas permainan maupun etika bertandingnya. Pasti banyak yang kangen,” ujar Sopian saat ditemui di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (26/1/2025).
Sopian juga mengenang bagaimana sikap Ahsan/Hendra selama bertanding. Selain prestasi yang luar biasa, ia sangat mengagumi sportivitas kedua pemain tersebut.
Ia berharap nilai-nilai yang diperlihatkan Ahsan/Hendra di lapangan bisa menjadi contoh bagi generasi penerus bulu tangkis Indonesia.
“Sikap mereka sportif, fair play, dan selalu bermain dengan jujur. Banyak pemain lain yang menjadikan mereka sebagai panutan,” tambahnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Imam Nasrudin (25), yang mengenang momen-momen kemenangan Ahsan/Hendra di berbagai turnamen besar, seperti Kejuaraan Dunia 2013, 2015, dan 2019.
Imam mengaku sedih atas keputusan pensiun pasangan tersebut, tetapi ia menyadari bahwa Ahsan dan Hendra telah mencapai akhir perjalanan mereka sebagai atlet.
“Saya sedih karena mereka adalah panutan, bukan hanya bagi pemain Indonesia, tapi juga atlet-atlet luar negeri. Tidak banyak pemain yang bisa tetap bersaing di level tertinggi pada usia mereka,” ujarnya saat ditemui di Istora Senayan.
Meski begitu, Imam berharap Ahsan dan Hendra tetap berkontribusi di dunia bulu tangkis Indonesia setelah pensiun.
Menurutnya, pasangan legendaris itu ideal untuk menjadi pelatih di Indonesia agar pengalaman dan ilmu mereka tidak diambil oleh negara lain.
“Semoga mereka bisa menjadi pelatih di Indonesia sebelum direkrut negara lain. Dengan prestasi yang luar biasa, pasti banyak yang melirik mereka,” tutupnya.
Sebelumnya, telah diumumkan bahwa acara perpisahan bertajuk “Tribute to
The Daddies
” akan digelar sebelum final Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (26/1/2025) pukul 10.00 WIB.
Acara ini merupakan bentuk penghormatan bagi Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, yang resmi memutuskan untuk gantung raket.
Hendra terlebih dahulu mengumumkan keputusannya melalui akun Instagram pribadinya pada 3 Desember 2024.
“Selama 35 tahun saya berada di dunia bulu tangkis. Saya merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengakhiri karier saya sebagai atlet,” tulis Hendra.
Seminggu kemudian, Mohammad Ahsan menyusul dengan mengunggah foto raket yang digantung, sebagai simbol perpisahan dari dunia bulu tangkis.
“Bismillah… Alhamdulillah akhirnya tiba juga waktu untuk mengakhiri perjalanan saya di dunia bulu tangkis,” tulis Ahsan.
Keduanya sepakat menjadikan Indonesia Masters 2025 sebagai “last dance”, alias turnamen terakhir mereka sebagai atlet profesional.
Perjalanan Ahsan/Hendra di Indonesia Masters 2025 berakhir di babak 16 besar setelah dikalahkan oleh pasangan Malaysia, Junaidi Arif/Yap Roy King.
Acara Tribute to
The Daddies
akan dimeriahkan oleh laga ekshibisi yang menghadirkan sejumlah pemain bulu tangkis, meski nama-nama mereka masih dirahasiakan.
Ketua Panitia Indonesia Masters 2025 sekaligus Wakil Ketua Umum III PBSI, Armand Darmadji, menegaskan bahwa Ahsan dan Hendra bukan hanya memberikan prestasi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda.
“Kami menyiapkan acara penghormatan untuk The Daddies. Ahsan/Hendra tidak hanya menyumbangkan prestasi, tetapi juga menjadi inspirasi luar biasa bagi atlet dan generasi muda Indonesia,” ujar Armand.
Ahsan dan Hendra mulai dipasangkan sebagai ganda putra sejak 2012. Sejak saat itu, mereka sukses meraih berbagai gelar juara bergengsi.
Beberapa pencapaian terbesar mereka antara lain medali emas Asian Games 2014, serta tiga gelar juara dunia pada 2013, 2015, dan 2019.
Prestasi mereka juga dilengkapi dengan belasan gelar turnamen BWF serta medali emas Piala Thomas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

The Daddies Gantung Raket, Ucapan Terima Kasih Banjiri Medsos
Jakarta –
Ganda putra kebanggaan Tanah Air, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, yang dikenal dengan julukan The Daddies, resmi menggantung raket setelah menelan kekalahan dari pasangan Malaysia, Arif Junaidi/Roy King Yap, di babak 16 besar Indonesia Masters 2025.
Suasana haru menyelimuti Istora Senayan saat Ahsan dan Hendra mengucapkan salam perpisahan kepada para penggemar. Pelukan hangat dan isak tangis mewarnai momen mengharukan tersebut, menandai berakhirnya 13 tahun perjalanan mereka sebagai pasangan ganda putra yang telah menorehkan banyak prestasi gemilang di dunia bulu tangkis.
Tak hanya di Istora, ucapan terima kasih dan penghargaan membanjiri media sosial. Para penggemar, rekan atlet, dan tokoh olahraga menyampaikan rasa hormat dan apresiasi atas dedikasi, perjuangan, dan inspirasi yang telah diberikan oleh The Daddies selama ini.
[Gambas:Twitter]
“Terima kasih pasangan terbaik yg pernah dimiliki dan mengharumkan nama Indonesia dengan skill² dewa namun tetap rendah hati..kalian akan selalu dikenang sepanjang masa oleh para pecinta badminton. Selamat menikmati waktu pensiunnya.. legend..kau tak akan terganti ❤️,” ucap @rinamuliadi.
“Selamat istirahat bapak bapak ku🥺 yg selalu senyum, rendah hati, gak pernah saling menjatuhkan lawan, semoga kalian selalu sehat ya🫶,” kata @_mooimeisje_.
“Terima Kasih The Daddies.. Please jangan berhenti untuk membangun badminton Indonesia.. Mungkin dari kalian akan lahir generasi emas penerus kalian.. Yuuuk bantu cari bakat² anak muda seperti kalian.. Sekali lagi, Terima Kasih Pahlawan,” kata @Gumilang1111.
“Sedih tapi memang sudah waktunya, sudah habis masanya, terima kasih The Daddies atas segala dedikasi, torehan prestasi, dan teladan yang baik bagi semua 🥺,” ujar @irtikcantik.
“Selamat Bang Ahsan dan Bang Hendra. Sukses di luar sana. Kekompakan dan kematangan kalian sangat menginspirasi sebuah perjuangan untuk mencapai sukses bersama-sama,” ucap
@samcuan.(afr/afr)
-

Akhir Perjalanan Hendra Setiawan, Kini Fokus Bangun Gurita Bisnis Sampai Bisa Jemput Anak Sekolah
TRIBUNJAKARTA.COM – Atlet bulutangkis legendaris Indonesia, Hendra Setiawan sudah memiliki sederet rencana setelah gantung raket di Indonesia Masters 2025.
Ya, atlet berusia 40 tahun itu akan meninggalkan dunia bulutangkis sebagai atlet usai bertanding di Indonesia Masters yang berlangsung pekan ini.
Pasangan Mohammad Ahsan saat bertanding itu menyebut jika dirinya akan fokus mengembangkan bisnisnya yang beberapa sudah mulai berjalan.
“Ada beberapa (bisnis), ada billiard di Bali, restoran di Jogja, juga nnti buka di BSD, ada daddy’s arena, sama Ahsan,” ungkap Hendra Setiawan kepada wartawan.
“Daddy’s Arena itu kita baru buka aja dulu. ada badminton dengan gym, bukanya di Maret. Enggak tau ke depannya seperti apa,” paparnya.
Selain ingin berbisnis, atlet yang pernah juara dunia empat kali itu juga ingin fokus menikmati waktunya bersama keluarga.
Bahkan, secara rinci, Hendra mengatakan dirinya ingin rutin mengantar-jemput anaknya ke sekolah.
“Saya sudah janji sama anak-anak untuk fokus sama mereka, seperti antar jemput sekolah,” ungkap Hendra.
Patrick Kluivert tak serakah memaksakan membawa gerbong asisten pelatih baru dari Belanda. PSSI baru saja mengumumkan bakal merekrut 10 pelatih baru menemani Kluivert di Timnas Indonesia.
“Sekarang saya fokus ke keluarga dan pekerjaan saya dulu, nanti kalau sudah siap untuk ke badminton, baru saya kembali,” jelasnya.
Sebagai catatan, Hendra sendiri sudah mengumumkan pensiun sejak 3 Desember 2024. Keputusan itu pun sudah dia diskusikan dengan Hendra sebagai partner.
Sebagai penghargaan, PP PBSI pun sudah menyiapkan acara seremonial sebagai tanda jasa Hendra dan Ahsan untuk bulutangkis tanah air.
Nantinya, Hendra/Ahsan akan menjalankan laga ekshibisi bertajuk ‘Tribute to The Daddies’, di partai pamungkas Indonesia Masters 2025, Minggu (26/1/2025).
Daftar Prestasi Hendra Setiawan
Dengan Markis Kido
– Runner up Denmark Open 2004
– Juara Indonesia Open 2005
– Runner up Indonesia Open 2006
– Juara Hongkong Open 2006
– Juara China Open 2006
– Runner up China Masters 2007
– Runner up Swiss Open 2007
– Juara Chinese Taipei Open 2007
– Juara China Open 2007
– Juara Hongkong Open 2007
– Medali emas Kejuaraan Dunia BWF 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia
– Juara Malaysia Open 2008
– Juara China Master 2008
– Medali emas Olimpiade 2008
– Medali perunggu Kejuaraan Dunia BWF 2010 di Paris, Prancis
– Medali emas Asian Games 2010 di Guangzhou, China
Dengan Mohammad Ahsan
– Juara Malaysia Open 2013
– Juara Indonesia Open 2013
– Medali emas Kejuaraan Dunia BWF 2013 di Wuhan, China
– Juara All England 2014
– Juara Malaysia Open 2015
– Medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan
– Medali emas Kejuaraan Dunia BWF 2015 di Jakarta, Indonesia
– Medali emas Kejuaraan Dunia BWF 2019 di Basel, Swiss
– Medali emas Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark
– Medali perak Kejuaraan Dunia BWF 2022 di Tokyo, Jepang
– Runner up All England 2022
– Runner up Malaysia Masters 2022
(TribunJakarta/Tribunnews, Alfarizy)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

Hendra/Ahsan Amankan Tiket Babak Kedua
JAKARTA – Pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan berhasil lolos ke babak kedua Indonesia Masters 2025.
Mereka medapat tiket setelah menang dua gim 21-19 dan 22-20 atas pasangan China Taipei, Chiang Chien Wei/Wu Hsuan Yi, pada Selasa, 21 Januari 2025.
“Mengucap syukur Alhamdulillah. Ini benar-benar di luar dugaan saya. Rasanya menang babak pertama seperti menang final,” ujar Ahsan.
Kemenangan ini sekaligus menjadi balas dendam buat Hendra/Ahsan. Mereka sebelumnya kalah melawan pasangan ini dalam satu-satunya bentrok kompetitif di Thailand Open 2024.
Pada babak kedua nanti, pasangan berjuluk The Daddies itu akan bersua wakil Malaysia, Junaidi Arif/Roy King Yap. Ini adalah bentrokan kompetitif kedua mereka.
Satu-satunya bentrok sebelumnya terjadi di Hong Kong pada 2023. Saat itu, Hendra/Ahsan dipaksa mengamankan kemenangan rubber game.
Hendra/Ahsan punya waktu rehat selama satu hari sebelum kembali beraksi pada Kamis, 23 Januari 2025.
“Pasti istirahat penuh besok. Pemulihan karena sudah berasa cenat-cenut pinggang dan kaki. Jadi, perlu istirahat, mungkin fisioterapi,” ujar Ahsan.
Indonesia Masters 2025 adalah turnamen terakhir pasangan juara dunia tiga kali tersebut. Mereka sudah memastikan akan pensiun setelah bermain di sini.
