Tag: Hasyim Asy’ari

  • Di Tanwir IMM, Khofifah Pesankan Bangun Sinergi Kolektif, Ketua DPD RI Kenalkan Green Democracy

    Di Tanwir IMM, Khofifah Pesankan Bangun Sinergi Kolektif, Ketua DPD RI Kenalkan Green Democracy

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mendorong Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) membangun sinergi kolektif antar pemuda, lintas organisasi, dan elemen bangsa dalam membangun masa depan Indonesia yang berdaya dan berkeadaban.

    Menurut dia, hal tersebut menjadi pesan mendalam bahwa Tanwir IMM ke-33 bukan sekadar forum organisasi, tetapi wadah menyiapkan pemimpin strategis bangsa yang siap menggerakkan perubahan.

    “Saya rasa ini sangat penuh makna bagaimana IMM menyiapkan masa depan. Terutama dengan membangun sinergi untuk bersama-sama secara kolektif membangun negeri. Menurut saya ide yang luar biasa,” ujar Khofifah dalam Tanwir IMM ke-33, Kamis (30/10/2025).

    Menurut dia, semangat sinergi dan kolaborasi dalam Tanwir IMM ini sangat dirasakannya. Terlebih dengan latar belakangnya sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebelum akhirnya mengepalai Muslimat NU.

    Lebih jauh, dirinya mengatakan bahwa persaudaraan antara Muhammadiyah dan NU juga sudah terjalin sejak lama. Di mana, ijazah atau sanad keilmuan KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari sama-sama diberikan kepada ummat Islam di Indonesia.

    “Yang ingin saya sampaikan adalah persaudaraan ini begitu kuat, persahabatan ini begitu kuat. Maka antara pilar-pilar bangsa ini harus membangun persaudaraan, persatuan, kebersamaan dalam berbagai program,” katanya.

    “Selamat bertanwir bagi IMM. Mudah-mudahan seluruh yang hadir ini akan memberikan sinergi terutama bagi implementasi keputusan-keputusan strategis nanti. Tetaplah membangun sinergi, tetaplah membangun kolaborasi. Bangun negeri ini dengan seluruh energi,” pesan Khofifah menambahkan.

    Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Bachtiar Najamudin yang hadir sebagai narasumber mengatakan bahwa perjalanan panjangnya menjadi seorang aktivis, wiraswasta, dan akhirnya menjadi pimpinan lembaga membuatnya dapat mengeluarkan istilah Green Democracy.

    Green Democracy (Demokrasi Hijau) adalah sebuah konsep politik yang menempatkan keseimbangan dan keberlanjutan sebagai inti demokrasi.

    “Green Democracy bukan sekadar tentang lingkungan, tapi tentang jiwa bangsa yang hidup selaras dengan alam dan nilai. Ketika politik kehilangan nilai, yang lahir adalah kerakusan. Ketika pembangunan kehilangan keseimbangan, yang tumbuh bukan kemajuan, tapi kerusakan,” tegasnya.

    Ia juga menekankan bahwa DPD RI berkomitmen menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial, dan ekologis.

    Sebagai lembaga perwakilan daerah, DPD RI memastikan kebijakan nasional berpihak pada rakyat serta menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal.

    “Itulah bentuk politik etik yang sejalan dengan perjuangan Muhammadiyah yakni menegakkan amar ma’ruf nahi munkar melalui sistem, bukan sekadar slogan,” imbuh Sultan.

    Sultan juga berpesan kepada para kader IMM untuk menyiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang berjiwa penanam yang menanam nilai, gagasan, dan tindakan yang membawa kehidupan.

    Ia mengutip pesan Rasulullah SAW ‘Jika kiamat terjadi besok, dan di tanganmu ada bibit pohon, maka tanamlah’. Menurutnya, menanam adalah simbol iman terhadap masa depan dan wujud kepemimpinan yang bertanggung jawab.

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa kedatangannya karena dua alasan fundamental. Yakni, karena masa depan bangsa ini ada di tangan pemuda.

    “Tapi yang dimaksud adalah pemuda yang berproses, pemuda yang betul-betul menyiapkan diri. Dan IMM adalah salah satu organisasi sebagai sumber penyiapan anak bangsa untuk kelak menjadi pemimpin bangsa. Dan alasan kedua saya adalah karena temanya menyangkut energi,” terangnya.

    Di akhir, Menteri Bahlil mengingatkan agar di tengah fase keterbukaan informasi, mahasiswa perlu membangun diskursus yang baik. Sehingga, mereka dapat menghasilkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. (tok/ian)

  • Jaringan Kiai Santri Usulkan 2 Nama Ulama Jadi Pahlawan Nasional
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        27 Oktober 2025

    Jaringan Kiai Santri Usulkan 2 Nama Ulama Jadi Pahlawan Nasional Surabaya 27 Oktober 2025

    Jaringan Kiai Santri Usulkan 2 Nama Ulama Jadi Pahlawan Nasional
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) meminta Presiden Prabowo Subianto memberikan gelar Pahlawan Nasional tahun ini kepada 2 ulama yang disebut memiliki peran aktif pada perang kemerdekaan.
    Keduanya adalah KH Abbas Abdul Jamil yang dikenal populer dengan nama Kiai Abbas Buntet asal Cirebon, Jawa Barat dan KH Yusuf Hasyim yang pupuler dengan nama Pak Ud asal Jombang, Jawa Timur.
    Ketua JKSN KH Asep Saifudin Chalim mengatakan, kedua nama ulama tersebut menurut data dari Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Tingkat Pusat (TP2GP), merupajan nama yang paling kredibel dan memenuhi syarat untuk diberi gelar pahlawan nasional.
    “Berdasarkan kajian dan sumber-sumber primer, nama Kiai Abbas Buntet dan Pak Ud punya kredibilitas untuk diberi gelar Pahlawan Nasional,” katanya usai Halaqoh Ulama di Surabaya, Minggu (26/10/2025) malam.
    Ia mengatakan, Indonesia yang kini dipimpin Presiden Prabowo merupakan bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
    “Karena itu kami berharap, berapa pun nama yang diusulkan jadi pahlawan nasional kepada presiden, 2 nama tersebut setidaknya bisa masuk karena ukuran jasanya sudah jelas,” ujar Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto ini.
    Menurut dia, Pak Ud yang merupakan putra bungsu pendiri Nahdatul Ulama KH Hasyim Asy’ari merupakan tokoh kemerdekaan di Jombang, gerakan penumpasan G30S PKI, serta tokoh pesantren yang menjaga nilai-nilai pancasila.
    “Sedangkan Kiai Abbas Buntet adalah tokoh ulama yang menentukan hari, tanggal dan waktu serangan 10 November saat perang di Surabaya,” kata dia. 
    Dari 4 nama calon pahlawan nasional yang diusulkan tahun ini, kedua nama tersebut didukung lebih dari 70 sumber primer.
    “Untuk Kiai Abbas Buntet ada 76 sumber primer dan Pak Ud 74 sumber primer. Ini sudah cukup untuk ukuran kredibel,” ujar dia.
    Kementerian Sosial mengusulkan 40 nama untuk diberikan gelar pahlawan nasional kepada Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) yang dipimpin Fadli Zon.
    Ke-40 nama tersebut telah melewati proses yang panjang dan dinyatakan memenuhi persyaratan untuk sebagai calon pahlawan nasional.
    Kiai Abbas Buntet adalah 2 dari 4 nama usulan tahun ini bersama tokoh buruh Marsinah dan Demmatande dari Sulawesi Barat.
    Selain itu, ada 16 nama usulan tunda 2024 serta 20 nama yang diajukan kembali karena memenuhi syarat. Sebanyak 20 nama dimaksud pernah diusulkan pada periode 2011-20203.
    Dari 20 nama itu, ada mantan Presiden Soeharto dan mantan Presiden KH Abdurahman Wahid serta Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jombang Influencer Camp 2025: Promosi Wisata dan UMKM dengan Sentuhan Digital Kreatif

    Jombang Influencer Camp 2025: Promosi Wisata dan UMKM dengan Sentuhan Digital Kreatif

    Jombang (beritajatim.com) – Suasana berbeda terasa di Kota Santri pada akhir pekan ini. Puluhan influencer dan pegiat media sosial dari berbagai kota di Jawa Timur berkumpul di Kabupaten Jombang untuk mengikuti Jombang Influencer Camp 2025, sebuah agenda kolaboratif yang digagas untuk memperkenalkan potensi wisata, budaya, dan kekayaan lokal Jombang kepada publik yang lebih luas. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai 25 hingga 26 Oktober 2025.

    Bukan sekadar ajang temu kreator konten, Jombang Influencer Camp dikemas dalam bentuk travel experience yang menyuguhkan perjalanan menyeluruh tentang Jombang dari sudut religi, budaya, kreativitas UMKM, hingga wisata alamnya. Para peserta diajak menyusuri jejak sejarah dan kearifan lokal yang menjadikan Jombang dikenal sebagai kota santri dengan keberagaman budaya yang harmonis.

    Perjalanan dimulai dari simbol wisata religi di Makam KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Tebuireng. Para influencer tampak antusias mengambil gambar suasana peziarah, sudut-sudut kompleks yang sarat nilai sejarah, hingga momentum refleksi singkat tentang toleransi dan perjuangan Gus Dur sebagai tokoh bangsa. Dari sana, rombongan melanjutkan eksplorasi ke Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asy’ari, menyerap cerita perjalanan peradaban Islam Nusantara.

    Tak berhenti di wisata religi, para peserta kemudian menyambangi tempat yang menjadi ikon keberagaman Jombang: Klenteng Hong San Kiong dan Museum Wayang Potehi di Gudo. Mereka diajak menyaksikan langsung warisan budaya Tionghoa yang sejak lama hidup berdampingan harmonis dengan tradisi pesantren. Konten-konten bertema toleransi budaya, heritage, dan storytelling pun mulai bermunculan di berbagai platform media sosial peserta.

    Pada hari yang sama, rombongan berlanjut mengunjungi Rumah Kerajinan Manik-Manik di Kecamatan Gudo, sentra UMKM kebanggaan Jombang yang karyanya sudah merambah pasar nasional dan mancanegara.

    Para influencer berbincang langsung dengan pengrajin, melihat proses pembuatan manik-manik, sekaligus mendokumentasikan sisi humanis pengrajin lokal untuk mendukung UMKM Jombang naik kelas melalui digital exposure.

    Malam harinya, peserta turut hadir meriahkan Jombang Fest di Alun-alun Jombang, menikmati hiburan, seni budaya, kuliner khas, hingga interaksi dengan warga, menghadirkan suasana hangat dan akrab antara kreator konten dengan masyarakat.

    Pada hari kedua, perjalanan ditutup dengan pengalaman penuh petualangan di Lereng Gunung Anjasmoro, Kecamatan Wonosalam. Udara sejuk pegunungan, aktivitas camping, sharing session, serta content hunting berlatar lanskap alam Wonosalam menambah lengkap narasi bahwa Jombang bukan hanya kota religi, tetapi juga menyimpan pesona wisata alam yang memukau.

    Pegiat medsos Jatim sedang berkumpul di Jombang

    Ketua Panitia Jombang Influencer Camp Rony Suhartomo mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk membawa Jombang semakin dikenal di jagat digital. “Kami ingin memperkenalkan Jombang lewat perspektif anak muda dan storytelling digital. Influencer punya kekuatan menggerakkan tren dan memengaruhi publik. Melalui kegiatan ini, kami ingin Jombang tampil bukan hanya sebagai kota transit, tetapi destinasi yang harus dikunjungi,” ujar Rony, Sabtu (25/10/2025).

    Rony yang juga sebagai owner akun Instagram @wargajombang, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku wisata, komunitas kreatif, dan influencer dalam mempromosikan potensi daerah.

    “Semakin banyak konten positif tentang Jombang yang beredar, semakin besar peluang wisata dan UMKM kita berkembang. Harapan kami, kegiatan ini membawa dampak nyata, mulai dari naiknya angka kunjungan wisata hingga meningkatnya penjualan produk lokal,” tambahnya.

    Jombang Influencer Camp menjadi salah satu contoh bagaimana promosi wisata daerah dapat dilakukan dengan cara kreatif, relevan, dan dekat dengan gaya hidup generasi digital. “Menurut kami, dengan kekuatan media sosial, narasi keindahan dan keberagaman Jombang kini memiliki jembatan lebih luas untuk menjangkau publik, hingga nasional bahkan internasional,” pungkasnya. [suf]

  • AMPHURI: Umrah Bukan Wisata Biasa seperti ke Turki

    AMPHURI: Umrah Bukan Wisata Biasa seperti ke Turki

    AMPHURI: Umrah Bukan Wisata Biasa seperti ke Turki
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) mengingatkan bahwa ibadah umrah tidak seperti wisata biasa ke negara-negara di benua Eropa atau ke Turki.
    Pernyataan itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) AMPHURI Zaki Zakaria, guna merespons keputusan pemerintah dan DPR RI yang resmi melegalkan umrah mandiri.
    “Umrah bukan wisata biasa seperti ke Eropa atau Turki, melainkan ibadah mahdhah (ritual suci) yang menuntut bimbingan dan tata cara sesuai syariat,” kata Zaki, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/10/2025).
    Zaki mengatakan, pelaksanaan ibadah umrah yang mengabaikan biro Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) membuat masyarakat yang berangkat ke tanah suci kehilangan sentuhan pembinaan rohani dan sosial.
    Selama ini, kata dia, pembinaan itu dilakukan oleh organisasi masyarakat Islam, pesantren, hingga lembaga dakwah.
    Pihaknya menilai, masyarakat awam pada umumnya tidak memahami pengurusan administrasi perjalanan ke Tanah Suci hingga syarat dan rukun haji atau umrah.
    “Jika tren ini dibiarkan, ekosistem umrah-haji berbasis keumatan yang tumbuh sejak zaman KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari bisa hancur perlahan,” tutur dia.
    Sementara itu, menurut Zaki, keputusan pemerintah dan DPR melegalkan umrah mandiri membuka peluang bagi perusahaan tingkat global hingga
    marketplace
    asing berupa
    online travel agent
    dan
    wholesaler
    global seperti Traveloka, Tiket.com, Agoda, Maysan, dan lainnya untuk menjual langsung paket umrah ke masyarakat.
    Penjualan itu dilakukan tanpa melibatkan PPIU sebagai biro perjalanan haji dan umrah yang dioperasikan oleh masyarakat Indonesia.
    AMPHURI melihat bahwa penjualan paket umrah dari
    wholesaler
    tersebut bisa menimbulkan dampak luas.
    Di antaranya, kedaulatan ekonomi umat hilang.
    Padahal, sektor haji dan umrah telah membuka lebih dari 4,2 juta lapangan pekerjaan di Indonesia.
    Pekerjaan tersebut meliputi
    tour leader
    , pemandu ibadah, usaha kecil mikro menengah (UMKM) yang menyediakan perlengkapan, hingga hotel dan katering lokal.
    “Jika semua dialihkan ke sistem global, maka dana umat justru akan mengalir ke luar negeri, sementara tenaga kerja dalam negeri kehilangan penghasilan,” tutur Zaki.
    Di sisi lain, pengawasan dan perlindungan terhadap jemaah menurun jika dibandingkan dengan penyelenggaraan perjalanan umrah melalui PPIU.
    Biro perjalanan umrah Tanah Air, kata dia, harus mengantongi izin, akreditasi, sertifikasi, bank garansi, dan tunduk pada penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) di Kementerian Agama.
    “Sementara entitas asing atau
    marketplace
    global tidak akan tunduk pada mekanisme yang sama, sehingga pengawasan negara melemah dan potensi penyimpangan meningkat,” kata Zaki.
    Sebelumnya, pemerintah resmi melegalkan umrah mandiri.
    Ketentuan itu diatur dalam Pasal 86 Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (UU PIHU).
    Umrah mandiri mewajibkan calon jemaah memiliki paspor yang berlaku paling sedikit enam bulan dan sudah mengantongi tiket pulang dan pergi.
    Selain itu, calon jemaah juga harus memiliki surat keterangan sehat dari dokter, mengantongi visa, dan tanda bukti pembelian paket layanan dari penyedia layanan di Sistem Informasi Kementerian Haji.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Jadikan Hari Santri Momentum Penguatan Pendidikan Keagamaan

    Prabowo Jadikan Hari Santri Momentum Penguatan Pendidikan Keagamaan

    Jakarta (beritajatim.com) — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyatakan telah merestui pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di bawah Kementerian Agama sebagai langkah konkret memperkuat dan melindungi pondok pesantren di seluruh Tanah Air.

    “Saya menyampaikan bahwa saya telah merestui usulan dibentuknya Direktorat Jenderal Pesantren,” kata Prabowo dalam video peringatan Hari Santri Nasional yang ditayangkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (25/10/2025).

    Menurutnya, langkah ini menunjukkan prioritas strategis pemerintah dalam memperhatikan, melindungi, memperkuat, dan meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren. Prabowo pun menjadikan peringatan Hari Santri Nasional 1447 Hijriah sebagai momentum memperkuat ekosistem pendidikan keagamaan di Indonesia.

    Ia juga menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh santri, santriwati, kiai, nyai, dan keluarga besar pondok pesantren di Tanah Air.

    “Saya, Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, menyampaikan Selamat Hari Santri Nasional Tahun 1447 Hijriah. Di Hari Santri ini, kita mengenang semangat juang para santri yang dengan ilmu, iman, takwa, dan cinta tanah air turut merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” ujar Presiden.

    Prabowo menegaskan, kontribusi santri dalam sejarah bangsa sangat besar. Ia mencontohkan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang dipelopori KH Hasyim Asy’ari sebagai tonggak perjuangan kemerdekaan. Menurutnya, semangat jihad yang digelorakan delapan dekade silam tetap relevan hingga kini—yakni menjaga keutuhan bangsa dengan ilmu dan keimanan.

    “Kita tidak boleh lupa, Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 atau 1367 Hijriah yang digelorakan KH Hasyim Asy’ari merupakan tonggak penting dalam sejarah bangsa, sebuah perjalanan menuju Indonesia merdeka yang berdaulat dan bermartabat,” tuturnya.

    Prabowo juga menilai tema Hari Santri Nasional 2025, “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia,” mencerminkan tekad santri masa kini untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Ia menegaskan, santri harus mampu menjadi bagian dari kemajuan global tanpa kehilangan akar nilai keislaman dan keindonesiaan.

    “Saya percaya, santri hari ini bukan hanya penjaga moral bangsa, tetapi juga pelopor kemajuan, menguasai ilmu agama dan ilmu dunia, berakhlak, serta berdaya saing,” ucap Presiden.

    Menutup pesannya, Prabowo mengajak seluruh santri meneguhkan tekad mengawal kemerdekaan menuju peradaban yang berkeadilan, berakhlak, dan bermartabat. Ia juga mendoakan para santri, santriwati, kiai, nyai, serta seluruh rakyat Indonesia.

    “Sekali lagi, Selamat Hari Santri Nasional 1447 Hijriah. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan meridai para santri, santriwati, kiai, nyai, dan seluruh rakyat Indonesia,” kata Prabowo. (kun)

  • Workshop Kepenulisan LTN PCNU Jombang Dorong Penulis Muda Dokumentasikan Kiprah Kiai dalam Buku

    Workshop Kepenulisan LTN PCNU Jombang Dorong Penulis Muda Dokumentasikan Kiprah Kiai dalam Buku

    Jombang (beritajatim.com) – Sebanyak 30 peserta terpilih mengikuti Workshop Kepenulisan yang digelar Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) PCNU Jombang di aula kampus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Sabtu (25/10/2025). Sejak pagi hingga sore hari, para peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi kegiatan yang dihadirkan.

    Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya untuk menggali dan menyalurkan potensi penulisan terkait kiprah para kiai NU yang belum dibukukan. “Ada 116 tulisan yang masuk, lalu 30 peserta terpilih untuk mengikuti workshop ini agar nanti tulisannya diterbitkan jadi buku,” ujar Muhammad Fatih, ketua panitia. “Tulisan itu terkait kiprah para kiai NU yang belum dibukukan,” tambahnya.

    Peserta yang hadir berasal dari berbagai daerah, di antaranya Ponorogo, Bojonegoro, Pondok Krapyak Yogyakarta, serta internal Jombang. Mereka mengikuti sesi materi yang diisi oleh Mukani, pengurus LTN PWNU Jawa Timur, serta Anang Firdaus dan M Fathoni Mahsun, keduanya dari LTN PCNU Jombang. Setelah sesi materi, peserta diberikan kesempatan untuk merevisi naskah yang sudah mereka tulis sebelum akhirnya diterbitkan.

    Ketua PCNU Jombang, KH Fahmi Amrullah Hadzik, turut memberikan sambutan yang menyemangati peserta. “Menulis itu sebenarnya mudah, yang sulit itu malas kita,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Fahmi.

    Ia juga menekankan pentingnya menulis sebagai bagian dari tradisi intelektual para kiai NU. “Seperti KH Hasyim Asy’ari dalam menulis kitab Tanbihat wal Wajibat juga berasal dari hal ringan, saat melihat peringatan Maulid Nabi yang dipenuhi dengan kemungkaran,” tambahnya.

    Dalam materi yang disampaikan, Mukani menekankan pentingnya konsistensi dalam menulis sebagai bentuk pengabdian dan bukti kader NU yang dapat diteruskan generasi selanjutnya. “Karena kalau ingin menjadi santri KH Hasyim Asy’ari, dengan menjadi anggota NU atau alumni Pesantren Tebuireng itu sudah biasa,” ujarnya.

    Dosen STAI Darussalam Nganjuk ini juga mengingatkan peserta tentang tradisi literasi yang dicontohkan oleh KH Hasyim Asy’ari, yang sayangnya masih jarang diikuti oleh warga NU. “Padahal dalam riset saya, KH Hasyim Asy’ari seumur hidup memiliki 23 judul kitab dan risalah,” ungkap Mukani.

    Mukani, yang juga penerima Anugerah Tokoh Literasi dari Kementerian Agama Jawa Timur tahun 2024, berpesan agar para peserta terus giat menulis untuk meneladani tokoh NU. “Ada nilai yang harus terus diwariskan dari tulisan kita kepada generasi penerus, sehingga mereka tidak mengalami krisis keteladanan,” ujarnya.

    Selain itu, Mukani juga memberikan beberapa tips untuk penulis pemula. “Jangan mudah masuk angin jika ada orang lain mengkritik tulisan kita, biasa saja dalam belajar,” pesannya. Ia menekankan bahwa menulis tentang tokoh NU adalah sebuah kehormatan dan cara untuk mewariskan keteladanan yang diwarisi oleh generasi penerus.

    Dengan semangat yang tinggi dan dukungan dari para tokoh literasi, workshop ini diharapkan dapat menghasilkan karya-karya yang berharga dan menjadi sumber inspirasi bagi penulis masa depan, terutama dalam menulis tentang kiprah tokoh NU yang belum banyak terdokumentasikan. [suf]

  • Hari Santri, Presiden Prabowo jelaskan tujuan bentuk Ditjen Pesantren

    Hari Santri, Presiden Prabowo jelaskan tujuan bentuk Ditjen Pesantren

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto menjelaskan tujuan pemerintah membentuk Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren Kementerian Agama RI saat memberikan ucapan selamat Hari Santri Nasional Tahun 1447 Hijriah kepada para santri, kiai, nyai, dan seluruh keluarga besar pesantren di Indonesia.

    “Saya menyampaikan bahwa saya telah merestui usulan dibentuknya Direktorat Jenderal Pesantren. Ini menunjukkan prioritas strategis pemerintah untuk semakin memperhatikan, melindungi, memperkuat, dan meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren,” kata Presiden Prabowo dalam siaran resmi Sekretariat Presiden pada Jumat (24/10) malam, sebagaimana dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

    Presiden Prabowo meyakini pembentukan Ditjen Pesantren itu menjadi langkah konkret pemerintah untuk memperkuat ekosistem pendidikan keagamaan berbasis pesantren.

    Presiden Prabowo, dalam kesempatan yang sama, juga mengingatkan kembali perjuangan para santri dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang dimotori di antaranya oleh KH Hasyim Asy’ari melalui Resolusi Jihad 22 Oktober 1945. Presiden menyebut semangat jihad yang dikobarkan oleh para santri 80 tahun yang lalu itu masih relevan hingga hari ini terutama saat menyangkut kepentingan menjaga keutuhan bangsa dengan ilmu dan keimanan.

    “Kita tidak boleh lupa, Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 atau 1367 Hijriah yang digelorakan KH Hasyim Asy’ari adalah tonggak penting dalam sejarah bangsa — sebuah perjalanan menuju Indonesia merdeka yang berdaulat dan bermartabat,” kata Presiden Prabowo.

    Peringatan Hari Santri Nasional pada tahun ini mengangkat tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”. Bagi Presiden Prabowo, tema itu merupakan cerminan tekad santri untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa.

    Oleh karena itu, Presiden Prabowo menekankan para santri harus siap beradaptasi dengan kemajuan global tanpa melepaskan akar nilai keislaman dan keindonesiaan. “Saya percaya, santri hari ini bukan hanya penjaga moral bangsa, tetapi juga pelopor kemajuan yang menguasai ilmu agama dan ilmu dunia, yang berakhlak dan berdaya saing,” ujar Presiden Prabowo.

    Hari Santri Nasional (HSN) diperingati setiap tahun setiap tanggal 22 Oktober. Puncak peringatan HSN pada tahun ini digelar di TMII Jakarta pada Jumat malam.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Wapres Gibran berziarah ke makam ulama besar K.H. Abbas Buntet

    Wapres Gibran berziarah ke makam ulama besar K.H. Abbas Buntet

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden Gibran Rakabuming berziarah ke makam ulama besar K.H. Abbas Abdul Jamil atau K.H. Abbas Buntet di kompleks Pemakaman Gajah Ngambung, Pondok Buntet Pesantren, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (23/10) malam.

    Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta, Jumat, menginformasikan bahwa Wapres memanjatkan doa bagi almarhum K.H. Abbas atas jasa dan pengabdiannya yang besar dalam menanamkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan di tanah air.

    “Ziarah ini juga menjadi bentuk penghormatan Wapres terhadap perjuangan para ulama dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” demikian petikan keterangan Setwapres.

    Kiai Haji Abbas merupakan salah satu ulama kharismatik asal Cirebon yang dikenal sebagai tokoh pejuang kemerdekaan sekaligus pendidik pesantren.

    Ia adalah pengasuh Pondok Buntet Pesantren pada masa penjajahan dan dikenal luas karena kiprahnya dalam memadukan semangat keagamaan dengan perjuangan nasional.

    Bersama para santri dan ulama lainnya, K.H. Abbas turun langsung dalam peristiwa pertempuran melawan pasukan Sekutu di Surabaya pada 10 November 1945.

    Saat itu, Hadratussyekh K.H. Hasyim Asy’ari mendapuknya sebagai Panglima Perang. Rais Akbar Nahdlatul Ulama tersebut bahkan meminta agar perang dimulai setelah kedatangan Macan dari Jawa Barat, yang tidak lain adalah K.H. Abbas Buntet.

    Hingga kini, nilai-nilai perjuangan, keikhlasan, serta semangat cinta tanah air yang diwariskan K.H. Abbas terus hidup dalam tradisi pendidikan dan pengajaran di Pondok Buntet Pesantren.

    Ziarah ini menjadi bagian dari rangkaian kunjungan kerja Wapres di Cirebon untuk memperkuat silaturahmi dengan para ulama dan santri serta mendorong penguatan peran pesantren dalam pembangunan nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan.

    Pewarta: Andi Firdaus
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • HSN 2025, Bupati Serang Tekankan Peran Santri Menuju Indonesia Emas

    HSN 2025, Bupati Serang Tekankan Peran Santri Menuju Indonesia Emas

    Banten: Hari Santri Nasional (HSN) menjadi momentum refleksi atas peran besar santri dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan sejak masa perjuangan kemerdekaan. Hari santri juga menjadi ajang menyatukan dedikasi para santri dalam mengawal peradaban Islam di era digital.

    Hal itu diungkapkan Bupati Serang Ratu Rahmatuzakiyah saat memimpin apel Hari Santri yang diikuti ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Pendopo Bupati Serang.

    “Hari Santri sebagai bukti bahwa pesantren dan santri adalah penjaga nilai keislaman sekaligus penggerak kemajuan bangsa. Santri memiliki peran strategis dalam mendorong Indonesia berkiprah di tingkat global,” kata Ratu Rahmatuzakiyah. 

    Rahmatuzakiyah mengajak seluruh santri selalu mengobarkan semangat juang dan keilmuan, mengingat sejarah HSN yang lahir dari Resolusi Jihad yang digagas oleh Kiai Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. 

    Dia menyebut pesantren sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah dalam membangun generasi muda. Pesantren tempat mendidik anak bangsa agar memiliki akhlak mulia dan kecerdasan holistik.

    “Saya ingin santri selalu disiplin, cerdas secara spiritual dan intelektual, dikuatkan sosialnya hingga nantinya semua kecerdasan itu menjadikan santri penerus bangsa yang bisa dibanggakan,” katanya.

    Perubahan teknologi tidak boleh menyurutkan semangat santri untuk belajar. Justru, perubahan tersebut harus dijadikan peluang. Santri harus bisa mengikuti perkembangan yang ada dan tidak boleh patah semangat.

    “Saya yakin santri akan menjadi seorang yang ceras dan mampu mewujudkan Indonesia emas 2045,” katanya.

    Banten: Hari Santri Nasional (HSN) menjadi momentum refleksi atas peran besar santri dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan sejak masa perjuangan kemerdekaan. Hari santri juga menjadi ajang menyatukan dedikasi para santri dalam mengawal peradaban Islam di era digital.
     
    Hal itu diungkapkan Bupati Serang Ratu Rahmatuzakiyah saat memimpin apel Hari Santri yang diikuti ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Pendopo Bupati Serang.
     
    “Hari Santri sebagai bukti bahwa pesantren dan santri adalah penjaga nilai keislaman sekaligus penggerak kemajuan bangsa. Santri memiliki peran strategis dalam mendorong Indonesia berkiprah di tingkat global,” kata Ratu Rahmatuzakiyah. 

    Rahmatuzakiyah mengajak seluruh santri selalu mengobarkan semangat juang dan keilmuan, mengingat sejarah HSN yang lahir dari Resolusi Jihad yang digagas oleh Kiai Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. 
     
    Dia menyebut pesantren sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah dalam membangun generasi muda. Pesantren tempat mendidik anak bangsa agar memiliki akhlak mulia dan kecerdasan holistik.
     
    “Saya ingin santri selalu disiplin, cerdas secara spiritual dan intelektual, dikuatkan sosialnya hingga nantinya semua kecerdasan itu menjadikan santri penerus bangsa yang bisa dibanggakan,” katanya.
     
    Perubahan teknologi tidak boleh menyurutkan semangat santri untuk belajar. Justru, perubahan tersebut harus dijadikan peluang. Santri harus bisa mengikuti perkembangan yang ada dan tidak boleh patah semangat.
     
    “Saya yakin santri akan menjadi seorang yang ceras dan mampu mewujudkan Indonesia emas 2045,” katanya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (FZN)

  • Khofifah dan Gus Iqdam Ajak Masyarakat Syukuri 80 Tahun Jatim dan Hari Santri Nasional di Grahadi

    Khofifah dan Gus Iqdam Ajak Masyarakat Syukuri 80 Tahun Jatim dan Hari Santri Nasional di Grahadi

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama ulama kharismatik H Muhammad Iqdam Khalid atau Gus Iqdam memimpin Sholawat dan Tabligh Akbar dalam rangka Mensyukuri 80 Tahun Provinsi Jawa Timur dan Memperingati Hari Santri Nasional 2025 di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (22/10/2025) malam.

    Dalam acara yang dihadiri ribuan jamaah tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa Hari Santri Nasional memiliki makna historis yang kuat bagi perjuangan bangsa. Ia menuturkan, penetapan Hari Santri Nasional oleh Presiden Joko Widodo tidak lepas dari peristiwa lahirnya Resolusi Jihad yang dicetuskan Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari di Surabaya.

    “Hari ini, 22 Oktober adalah Hari Santri Nasional. Dulu Pak Presiden Jokowi menugasi saya menyiapkan Keppres Hari Santri Nasional. Kenapa kemudian bersamaan dengan saat Hadratusysyekh KH Muhammad Hasyim Asyari melahirkan Resolusi Jihad, karena beliau tidak ingin kemerdekaan itu dihapus oleh datangnya sekutu yang dipimpin Inggris. Maka yang menjaga kemerdekaan Indonesia adalah para ulama, para kiai, para santri, dan masyarakat terutama yang ada di Surabaya,” kata Khofifah.

    Ia juga mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum ini sebagai wujud rasa syukur dan doa bersama agar Jawa Timur semakin maju dan sejahtera. “Rawuhnya panjenengan semua di sini mudah-mudahan bisa memanen berkahnya Allah SWT. Mohon doa semua, mudah-mudahan Jawa Timur tambah makmur. Mohon doa semua, kami semua yang membawa mandat, mudah-mudahan semua amanah, semua bisa menjalankan tugas dengan baik. Rakyatnya rukun, rakyatnya guyub, rakyatnya persaudaraannya kuat,” ujarnya.

    Sementara itu, Gus Iqdam dalam tausyiahnya menyampaikan bahwa Hari Santri Nasional bukan hanya momentum religius, tetapi juga pengingat bahwa santri merupakan pilar penting dalam menjaga kedaulatan dan membangun bangsa.

    “Alhamdulillah, malam ini kita mensyukuri Hari Santri dengan keadaan sehat wal afiat. Insya Allah Jawa Timur ini dekengan pusat, langsung Allah SWT,” ungkap Gus Iqdam.

    Ia menegaskan, semangat Resolusi Jihad yang menjadi dasar penetapan Hari Santri Nasional menunjukkan bahwa santri memiliki peran strategis dalam menjaga keutuhan bangsa.

    “Ketika Hari Santri Nasional itu merujuk pada Resolusi Jihad, berarti santri itu tidak hanya pilar agama tapi juga pilar bangsa. Insya Allah jika rakyat Indonesia banyak yang menjadi santri, saya yakin la fatahna alaihim barakatim minas samai wal ardl, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dari langit dan menumbuhkan barakah dari bumi-Nya,” ucapnya.

    Gelaran Jatim Bershalawat dan Tabligh Akbar ini juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin, Sekdaprov Adhy Karyono, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Rudi Saladin, Kabinda Jatim Brigjen TNI Murbianto Adhi Wibowo, Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Ibrahim, sejumlah ulama, kiai, serta Garangan (anggota Jemaah Sabilut Taubah asuhan Gus Iqdam.

    Sementara, terdapat tamu istimewa yang juga hadir yaitu Guru Besar Mazhab Syafii Universitas Al Azhar Kairo Mesir Syekh Abdul Aziz Ahmad Asy-Syahawi Al-Khusaini. [tok/beq]