Istri Kunjungi Hasto di Rutan KPK, Bawa Ketupat hingga Krecek
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
–
Maria Stefani Ekowati
, istri dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto, mengunjungi Rumah Tahanan (Rutan) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Gedung Merah Putih, Jakarta, Senin (31/3/2025).
Hal itu menyusul KPK yang membuka layanan pengiriman makanan bagi tahanan pada 31 Maret 2025 mulai pukul 08.30 WIB sampai dengan 10.00 WIB dan layanan kunjungan keluarga mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB.
Maria Stefani Ekowati mengaku dirinya membawa beberapa makanan untuk suaminya itu.
“Tadi bawa banyak ketupat, lontong sama krecek,” ujar Maria, usai melakukan kunjungan, Senin.
Maria menyebut Hasto saat ini dalam keadaan yang sehat. Dia mengaku, berbincang cukup lama dengan Hasto di dalam Rutan.
Namun, Maria enggan membuka obrolan apa saja yang dibahas dengan suaminya di dalam
rutan KPK
.
“Bapak sehat, semangat, mohon doanya. Pesan Bapak, kita harus kuat dan sehat,” pungkas dia.
Untuk diketahui, Maria Stefani sudah berada di kawasan rutan KPK sejak pukul kurang 09.00 WIB.
Dirinya mulai melakukan pendaftaran kunjungan sekitar pukul 09.05 WIB dan langsung mengantre untuk masuk ke rutan.
Bukan hanya keluarga Hasto, namun puluhan keluarga para tahanan dan terdakwa kasus korupsi lainnya juga sudah memenuhi halaman rutan KPK untuk mengunjungi dan menitipkan makanan sejak pukul 08.00 WIB.
Makanan yang dititipkan beraneka ragam mulai dari rendang, opor ayam, buah-buahan hingga makanan kering.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Hasto Kristiyanto
-
/data/photo/2025/03/31/67ea2b551ab42.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Istri Kunjungi Hasto di Rutan KPK, Bawa Ketupat hingga Krecek
-

Didit Prabowo Halalbilahal ke Rumah Megawati
loading…
Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo turut menghadiri halalbihalal di rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Foto/Achmad Al Fiqri
JAKARTA – Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo turut menghadiri halalbihalal di rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025) siang. Didit Prabowo tiba sekitar pukul 12.00 WIB.
Dengan mengenakan kemeja muslim berwarna hijau dan berpeci hitam, ia turun dari mobil. Setibanya, Didit langsung beranjak masuk ke kediaman Megawati.
Sebelum masuk, ia turut melayangkan salam namaste kepada awak media yang tengah menunggu di depan rumah Megawati. Tak ada sepatah kata pun dari Didit. Ia hanya masuk ke dalam rumah Megawati
Sejauh ini, sejumlah pejabat dan kader PDIP hadir ke kediaman Megawati. Salah satunya, Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Pramono Anung serta Rano Karno.
Selain itu, terlihat pula kader PDIP seperti Ketua DPP PDIP yang juga menjabat Wakil Ketua MPR Bambang Wuryanto, Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy.
Kemudian Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon. Terlihat pula kuasa hukum Hasto Kristiyanto, Todung Mulya Lubis dan Maqdir Ismail. Hadir pula Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono.
(rca)
-

Pramono, Rano, dan Kader PDIP Halalbihalal ke Rumah Megawati di Hari Pertama Lebaran
loading…
Gubernur Jakarta Pramono Anung menyambangi rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025) siang. Foto/Achmad Al Fiqri
JAKARTA – Gubernur Jakarta Pramono Anung menyambangi rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025) siang. Pramono, tiba di kediaman Megawati sekitar pukul 10.50 WIB.
Ia tiba bersama sang istri, Endang Nugrahani. Dengan mengenakan baju batik berwarna cokelat, ia turun dari mobil dan menyapa awak media. Ia pun turut mengucapkan selamat Hari Raya Lebaran sambil melayangkan salam namaste.
“Minalaidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin semuanya,” kata Pramono sesaat sebelum masuk ke dalam rumah Megawati.
Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno tiba lebih dahulu di kediaman Megawati. Sama seperti Pramono, Rano turut mengucapkan hari raya kepada awak media.
“Mohon maaf lahir batin,” kata pria yang akrab disapa Bang Doel sebelum masuk ke kediaman Megawati.
Selain Doel, terlihat pula kader partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu seperti Ketua DPP PDIP yang juga menjabat Wakil Ketua MPR Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy.
Kemudian Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Rapidin Simbolon. Terlihat pula kuasa hukum Hasto Kristiyanto, Todung Mulya Lubis dan Maqdir Ismail.
(rca)
-

Pengganti Hasto, Sekjen PDIP Tergantung Sikap ke Pemerintahan Prabowo
JAKARTA – PDI Perjuangan diketahui segera menggelar Kongres untuk menentukan struktur partai, termasuk ketua umum dan sekjen. Dengan Megawati Soekarnoputri akan kembali menjadi ketua umum, PDIP membuka peluang sebesar-besarnya bagi kader untuk bersaing memperebutkan posisi sekjen yang saat ini masih diduduki Hasto Kristiyanto.
Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, dinamika yang berpotensi muncul menjelang kongres PDIP adalah terkait figur sekjen pengganti Hasto. Pasalnya, seluruh akar rumput PDIP sudah bulat meminta Megawati kembali menduduki tampuk ketua umum.
Namun, sebelum menentukan siapa yang akan menggantikan Hasto, PDIP disebut harus menentukan sikap terlebih dahulu, apakah akan mendukung atau berseberangan dengan pemerintahan Prabowo Subianto. Sikap terhadap pemerintah ini yang akan menentukan siapa yang akan menjadi Sekjen PDIP.
“Kalau posisi Ketum PDIP masih Ibu Mega ya. Kalau Sekjen masih dinamis. PDIP harus menentukan dahulu apakah menjadi mitra kritis atau mitra strategis,” ungkap Agung, Jumat 28 Maret 2025.
Dia menyatakan, jika PDIP memutuskan untuk mengabil mitra strategis, maka sosok yang menjadi sekjen adalah kader yang mampu “mengerem” Megawati, seperti Ahmad Basarah, Utut Adianto atau Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.
Sebaliknya, bila PDIP memutuskan menjadi mitra kritis maka akan beberapa kader yang dianggap mampu menjadi corong sikap PDIP. “Kalau mitra kritis, ada Adian Napitupulu, Deddy Sitorus dan mungkin Ronny Talapessy juga kritis,” tambah Agung.
Sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun menyatakan, banyak kader PDIP yang berpeluang menjadi sekjen partai. Ia mempersilakan siapa pun yang ingin maju untuk bertarung dalam Kongres mendatang.
Meski demikian, Komarudin mengaku belum mengetahui siapa saja yang berminat mencalonkan diri sebagai sekjen. Menurutnya, pemilihan sekjen tetap akan ditentukan oleh ketua umum terpilih dalam kongres.
-

Tinjau Renovasi Pasar Terban, Wapres Gibran Bagikan Buku Anak
Yogyakarta, Beritasatu.com – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka meninjau progres renovasi Pasar Ayam Terban di Yogyakarta, Jumat (28/3/2025). Setibanya di lokasi, Gibran disambut oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang kemudian mendampinginya untuk melihat langsung perkembangan proyek tersebut.
“Tadi kami mengecek progres pembangunan. Saat ini sudah mencapai 61%. Pak Wapres juga memberikan arahan agar pasar tetap bersih dengan pemeliharaan (maintenance) yang baik,” ujar Hasto kepada Beritasatu.com.
Kunjungan Gibran disambut hangat oleh para pedagang dan warga sekitar. Banyak yang ingin berjabat tangan, bahkan mengabadikan momen dengan foto bersama Wakil Presiden.
Tak hanya meninjau pasar, Wapres Gibran juga membagikan buku cerita kepada anak-anak yang ada di Pasar Terban.
“Dikasih buku sama Pak Gibran buat belajar. Baru pertama kali bertemu Pak Gibran, senang sekali,” ujar Tri Palupi, salah satu warga Terban.
Sebelum mengunjungi Pasar Terban, Gibran menghadiri upacara Tawur Agung Kesanga di pelataran Candi Prambanan. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947, yang bertujuan untuk membersihkan alam semesta dari energi negatif sebelum memasuki Tahun Baru Saka.
Kunjungan Wapres Gibran ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memantau pembangunan daerah serta menjaga keberagaman budaya dan tradisi masyarakat Indonesia.
-
/data/photo/2025/03/26/67e3ab3427599.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
KPK Masih Dalami Sumber Uang yang Disita dari Rumah Djan Faridz
KPK Masih Dalami Sumber Uang yang Disita dari Rumah Djan Faridz
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK
) masih mendalami asal uang yang disita dari rumah eks anggota Dewan Pertimbangan Presiden,
Djan Faridz
.
“Masih didalami,” ujar Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/3/2025).
Hingga saat ini, KPK juga belum membocorkan berapa total uang yang disita dari hasil penggeledahan pada Sabtu (22/3/2025) lalu.
Namun, Tessa membenarkan penggeledahan Sabtu lalu ini dilakukan untuk mendalami kasus dugaan suap pergantian antar-waktu (PAW) anggota DPR yang menjerat eks calon anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
Harun Masiku
, pengacara PDI-P, Donny Tri Istiqomah, dan Hasto.
“Tidak terinfo jumlahnya. Betul untuk kasus Harun Masiku,” lanjut Tessa.
Penyidik juga belum menjadwalkan pemeriksaan selanjutnya kepada Djan Faridz.
Pasalnya, Djan baru diperiksa pada Rabu (26/3/2025).
“Belum ada jadwal pemanggilan selanjutnya,” kata Tessa lagi.
Diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut mengamankan uang dalam penggeledahan rumah eks Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Djan Faridz, pada Rabu (22/1/2025).
“Info terakhir ada uang juga yang diamankan,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika, saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2025).
Namun, Tessa enggan menyebutkan terkait jumlah dan jenis mata uang yang diamankan KPK dalam penggeledahan awal tahun tersebut.
“Belum tahu saya (berapa jumlah dan jenisnya), tapi infonya ada (diamankan),” imbuh dia.
Selain uang yang belum diketahui jumlahnya, KPK juga menyita beberapa dokumen dan barang elektronik dari penggeledahan itu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

KPK Temukan Uang di Rumah Djan Faridz Saat Cari Bukti Kasus Harun Masiku
Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku tim penyidiknya menemukan dan menyita sejumlah uang saat menggeledah rumah bekas anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Djan Faridz terkait dengan kasus buron Harun Masiku.
Pada Kamis (27/3/2025), Juru Bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto mengonfirmasi bahwa uang itu turut ditemukan penyidik di rumah Djan Faridz bersama dengan bukti dokumen maupun elektronik diduga terkait dengan kasus Harun Masiku.
“Yang saya bisa jawab dari pertanyaan itu, info terakhir ada uang juga yang diamankan,” ungkapnya kepada wartawan, dikutip Jumat (28/3/2025).
Meski demikian, Tessa masih belum memerinci berapa nilai uang yang ditemukan di rumah Djan serta dalam bentuk pecahan mata uang apa. Dia hanya memastikan uang itu kini dijadikan bukti oleh penyidik KPK.
Usai penggeledahan yang dilakukan Januari 2025 lalu, KPK belum lama ini telah memeriksa Djan sebagai saksi, Rabu (26/3/2025). Dia diperiksa terkait dengan kasus suap penetapan anggota DPR 2019-2024, untuk tersangka Harun Masiku dan Donny Tri Istiqomah.
Pria yang juga mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu pun enggan menjawab pertanyaan wartawan mengenai pemeriksaannya. Baik soal apa yang telah disita penyidik dari rumahnya, maupun kaitan dirinya dengan Harun Masiku.
“Tanya sama penyidiknya, kok sama saya, yang meriksa dia,” ujarnya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Untuk diketahui, KPK saat ini masih memburu Harun masiku yang sudah buron sejak 2020 silam. Dia merupakan salah satu tersangka yang ditetapkan pada kasus suap terhadap anggota KPU 2017-2022 Wahyu Setiawan.
Pada saat itu, KPK menetapkan Harun dan kader PDIP Saeful Bahri, serta Wahyu dan anggota Bawaslu Agustina Tio Fridelina sebagai tersangka. Namun, hanya Harun yang sampai saat ini belum dibawa ke proses hukum.
Pada pengembangan penyidikannya, KPK turut menetapkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan advokat sekaligus kader PDIP Donny Tri Istiqomah sebagai tersangka. Hasto juga diduga melakukan perintangan penyidikan. Kini, Hasto sudah didakwa di pengadilan.
-

KPK Sempat Jadwalkan Febri Diansyah Diperiksa Terkait Kasus Harun Masiku, Guntur Romli: Ngawur, Jelas Intimidasi
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Politisi PDI Perjuangan Mohamad Guntur Romli menyebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ingin mengintervensi Febri Diansyah. Karena menjadi pengacara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Pria yang karib disapa Gun Romi itu bahkan mengatakan KPK makin ngawur dan memalukan.
“KPK makin ngawur dan memalukan. Semakin jelas mau mengintimidasi Febri Diansyah yang menjadi advokat Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto,” kata Gun Romli dikutip dari unggahannya di X, Jumat (28/3/2025).
Menurutnya, serangkaian peristiwa yang dialami Febri menunjukkan KPK ingin mengganggu Febri. Hanya karena berstatus sebagai advokat Hasto.
“KPK mau mengganggu tugas Febri Diansyah (eks Jubir KPK) yang saat ini menjadi penasehat hukum Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto,” ujarnya.
Hal tersebut, dimulai saat KPK menggeledah eks kantor hukumnya. Bahkan memanggil. Karena disinyalir terlibat kasus Tindak Pidana dan Pencucian Uang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
“Awalnya KPK menggeledah eks kantor Febri dan memanggilnya adiknya dengan alasan sedang memeriksa kasus TPPU SYL,” ucapnya.
Bahkan, kemarin Febri dipanggil KPK dalam kasus Harun Masiku. Namun batal diperiksa meski ia sudah ada di Gedung KPK.
“Tiba-tiba hari Rabu pagi kemaren 26 Maret, Febri mendapatkan surat penggilan via WA dari KPK untuk datang hari ini Kamis 27 Maret pkl 10.00 mau diperiksa kasus Harun Masiku (apa hubungannya coba?” imbuhnya.
Di hari pemanggilan Febri, si saat bersamaan digelar sidang Hasto.
“Padahal itu jadwal sidang Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di mana Febri salah satu advokat yang selalu hadir di Persidangan,” terangnya.
-

Pemeriksaan Febri Diansyah Batal Bukan Disebabkan Penyidik KPK Cuti, tapi Sedang Periksa Fathroni Diansyah
PIKIRAN RAKYAT – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) batal memeriksa mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah (F) sebagai saksi kasus dugaan suap pergantian antarwaktu anggota DPR periode 2019-2024 untuk tersangka Harun Masiku dan Donny Tri Istiqomah, Kamis, 27 Maret 2025. Febri yang telah datang di kantor KPK mengaku tidak jadi diperiksa lantaran penyidik sudah cuti, dan sebagian lainnya sedang bertugas.
Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika mengatakan, pemeriksaan terhadap Febri Diansyah batal bukan disebabkan penyidik sedang cuti, tetapi karena penyidik sedang memeriksa Fathroni Diansyah (FD), adik kandung Febri. Adapun Fathroni Diansyah diperiksa sebagai saksi kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
“Penyidik kedatangan saudara FD yang merupakan adik kandung saudara F pada pukul 10.00 WIB. Kehadiran saudara FD tersebut adalah dalam rangka penjadwalan ulang pemeriksaan sebelumnya pada 24 Maret 2025,” kata Tessa kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis, 27 Maret 2025.
Fathroni lebih awal datang ke kantor KPK lantaran Febri harus mendampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Sebelumnya, Febri memang mengonfirmasi akan menghadiri agenda pemeriksaan setelah persidangan Hasto rampung.
“Selanjutnya penyidik yang seharusnya dijadwalkan memeriksa saudara F pada jam 10 hari ini akhirnya melakukan pemeriksaan kepada saudara FD. Selanjutnya sewaktu proses pemeriksaan saudara FD sedang berjalan, saudara F hadir pada pukul 11.45 WIB,” ujar Tessa.
Tessa mengungkapkan, karena penyidik sedang memeriksa Fathroni, maka pemeriksaan Febri dijadwalkan ulang setelah Hari Raya Idulfitri. Akan tetapi, Tessa belum menyebut mengenai tanggalnya.
Pernyataan Febri Diansyah Soal Penyidik Cuti
Sebelumnya, Febri Diansyah tiba di kantor KPK pada Kamis, 27 Maret 2025, sekira pukul 11.38 WIB. Ia sudah siap diperiksa sebagai saksi untuk melengkapi berkas perkara tersangka Harun Masiku dan Donny Tri Istiqomah.
Namun, pemeriksaan tersebut batal dilakukan karena sejumlah penyidik KPK sedang mengambil cuti. Febri yang sudah masuk ke dalam lobi Gedung Merah Putih KPK dan mengisi buku tamu kemudian meninggalkan bekas kantornya itu pada pukul 11.48 WIB.
“Ada informasi dari bagian penyidikan, bahwa hari ini karena sejumlah penyidik sedang cuti, dan mungkin penyidik yang ada sedang ada tugas yang lain, maka jadwal pemeriksaan saya akan reschedule,” kata Febri kepada wartawan, Kamis, 27 Maret 2025.
Menurut Febri, kemungkinan ia akan diminta kembali hadir di gedung KPK setelah Hari Raya Idulfitri. Namun, ia masih harus menunggu informasi lebih detail dari pihak lembaga antirasuah.
“Jadi dijadwal ulang, estimasinya mungkin setelah lebaran. Dan tadi juga disampaikan nanti menunggu informasi lebih lanjut atau panggilan,” ucap Febri.
“Sebagai bentuk komitmen dan sikap kooperatif saya sudah datang ke sini. Dan tapi memang ada situasi yang kita tidak bisa perkirakan sebelumnya,” katanya menambahkan.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
