Tag: Hassan Nasrallah

  • Hizbullah Tak Peduli Trump Menang, Tegaskan Ribuan Pasukan Siap Lawan Israel

    Hizbullah Tak Peduli Trump Menang, Tegaskan Ribuan Pasukan Siap Lawan Israel

    Beirut

    Pemimpin Hizbullah Naim Qassem menyebut puluhan ribu pasukannya siap melawan Israel. Dia mengatakan hasil Pemilu Amerika Serikat (AS) tidak akan berpengaruh pada perang di Lebanon.

    “Kami memiliki puluhan ribu pejuang perlawanan terlatih yang siap berperang,” kata Naim Qassem dalam pidato di televisi yang menandai 40 hari sejak pendahulunya Hassan Nasrallah terbunuh dalam serangan, dilansir AFP, Rabu (6/11/2024).

    Pidato Naim Qassem ini disampaikan setelah kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS diumumkan. Menurutnya, hasil pertarungan Trump dan Wakil Presiden AS Kamala Harris tidak akan berdampak kemungkinan gencatan senjata di Lebanon.

    “Kami tidak mendasarkan harapan kami untuk menghentikan agresi pada perkembangan politik,” ucap Naim Qassem.

    “Apakah Harris menang atau Trump menang, itu tidak ada artinya bagi kami,” tambahnya.

    Pemimpin kelompok yang didukung Iran itu juga memperingatkan tidak ada tempat di Israel yang terlarang untuk diserang. Hizbullah telah berulang kali meluncurkan roket ke Israel.

    Peran antara Israel dan Hizbullah meningkat sejak akhir September 2024. Perang di Lebanon telah menewaskan hampir lebih dari 3.000 orang.

    (fas/fas)

  • Komandan Top Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

    Komandan Top Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

    Beirut

    Militer Israel mengklaim pasukannya telah menewaskan seorang komandan top Hizbullah di wilayah Lebanon. Komandan Hizbullah yang tewas itu, dituduh mengawasi serangan roket dan rudal terhadap pasukan Israel di Lebanon bagian selatan.

    Dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (4/11/2024), militer Israel menyebut komandan Hizbullah yang bernama Abu Ali Rida telah “dilenyapkan” dalam serangan udara. Namun tidak disebutkan secara jelas kapan dia terbunuh.

    Hanya disebutkan oleh militer Israel bahwa Rida memimpin pasukan Hizbullah di area Baraachit di wilayah Lebanon bagian selatan.

    “Dia (Rida) bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan serangan roket dan rudal antitank terhadap pasukan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) dan mengawasi aktivitas teroris para anggota Hizbullah di wilayah tersebut,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Militer Israel terus menggempur target-target Hizbullah di Lebanon sejak eskalasi konflik antara kedua pihak terjadi pada akhir September lalu.

    Dalam beberapa pekan terakhir, militer Tel Aviv mengklaim telah menewaskan sejumlah komandan dan pemimpin senior kelompok Hizbullah, termasuk Hassan Nasrallah yang merupakan pemimpin utama kelompok yang didukung Iran tersebut.

  • Wakil Panglima Garda Revolusi Iran Pastikan Balas Serangan Israel!

    Wakil Panglima Garda Revolusi Iran Pastikan Balas Serangan Israel!

    Teheran

    Seorang komandan senior Garda Revolusi Iran, Ali Fadavi, menegaskan negaranya “pasti” akan melancarkan serangan baru terhadap Israel. Penegasan ini disampaikan setelah pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bersumpah akan melakukan pembalasan yang keras.

    “Detailnya tidak bisa dibicarakan, tapi pasti akan dilaksanakan,” tegas Fadavi yang menjabat Wakil Panglima Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya, seperti dikutip kantor berita ISNA dan dilansir Al Arabiya, Senin (4/11/2024).

    Kantor berita ISNA menyebut kemungkinan serangan balasan Iran diperkirakan akan diberi nama “Operasi Janji Jujur 3”, yang sejalan dengan serangan rudal sebelumnya terhadap Israel pada April dan Oktober lalu.

    Khamenei, dalam pernyataan pada Sabtu (2/11), menegaskan Iran dan sekutu-sekutu regionalnya akan memberikan “respons yang menghancurkan” terhadap Israel, serta sekutunya Amerika Serikat (AS), setelah serangan Tel Aviv terhadap Teheran pada akhir Oktober.

    Dalam serangan udara pada 26 Oktober lalu, jet-jet tempur Israel melancarkan serangan mematikan terhadap target-target militer Iran. Disebutkan oleh Tel Aviv bahwa serangannya itu membalas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober lalu, yang melibatkan 200 rudal meskipun sebagian besar ditembak jatuh.

    Iran pada saat itu menyebut serangan rudalnya sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, juga kematian seorang komandan senior Garda Revolusi Iran.

  • Siap-Siap Israel, Iran Ngamuk Pimpinan Tertinggi Beri Peringatan Ini

    Siap-Siap Israel, Iran Ngamuk Pimpinan Tertinggi Beri Peringatan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemimpin Tertinggi iRan Ayatollah Ali Khamenei memberikan peringatan keras kepada Israel pada hari Sabtu kemarin (2/11/2024). Pihaknya bersumpah akan melakukan serangan balasan kepada Israel dan sekutunya Amerika Serikat (AS)

    Mengutip AFP, beberapa hari sebelum pemilihan presiden di negara pemasok utama militer Israel, Amerika Serikat, Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan bahwa respon Iran akan mencakup serangan terhadap republik Islam dan sekutunya.

    Militer Israel mengatakan telah mencegat tiga pesawat tak berawak di atas Laut Merah, setelah pada hari Jumat malam melaporkan tujuh pesawat tak berawak yang diluncurkan dari “beberapa front”. Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas empat serangan pesawat tak berawak di Eilat.

    Sejak akhir September Israel telah terlibat dalam perang skala penuh melawan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon sementara pertempuran terus berlanjut melawan kelompok Islamis Palestina, Hamas, yang memicu perang Gaza dengan menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober tahun lalu.

    Pada hari Sabtu, Israel kembali melakukan serangan udara mematikan di Gaza utara, di mana PBB menyebut kondisinya “apokaliptik”, dan Hizbullah mengintensifkan tembakan roket di dekat pusat komersial Israel, Tel Aviv.

    “Musuh-musuh, baik Amerika Serikat maupun rezim Zionis, harus tahu bahwa mereka pasti akan menerima tanggapan yang menghancurkan,” kata Khamenei, mengacu pada kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran, termasuk yang ada di Yaman dan Suriah.

    Sebagaimana diketahui, Pada tanggal 26 Oktober, Israel melancarkan serangan terhadap “lokasi militer” di Iran, sebagai tanggapan atas serangan rudal Iran terhadap Israel pada tanggal 1 Oktober, yang merupakan tanggapan atas pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, di Lebanon dan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, selama kunjungan resmi ke Teheran.

    (pgr/pgr)

  • Pemimpin Baru Hizbullah Serukan Pasukan Israel Tinggalkan Lebanon

    Pemimpin Baru Hizbullah Serukan Pasukan Israel Tinggalkan Lebanon

    Beirut

    Pemimpin baru kelompok Hizbullah, Naim Qassem, menyerukan pasukan Israel untuk segera meninggalkan wilayah Lebanon saat pertempuran kedua pihak terus berlanjut. Qassem menegaskan para petempur Hizbullah siap dan sanggup untuk bertempur selama berbulan-bulan.

    Qassem, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Kamis (31/10/2024), memperingatkan Israel bahwa mereka akan menanggung konsekuensi besar jika pasukannya tetap berada di dalam wilayah Lebanon.

    “Keluar dari tanah kami untuk mengurangi kerugian Anda. Jika Anda tetap tinggal, maka Anda akan membayar harga lebih dari yang pernah Anda bayarkan seumur hidup Anda,” tegas Qassem dalam pidatonya yang direkam lebih awal dan dirilis pada Rabu (30/10).

    Lebih lanjut, dia menyatakan Hizbullah dapat menjalani pertempuran jangka panjang “selama berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan”.

    Pidato ini merupakan yang pertama disampaikan Qassem setelah Hizbullah, pada Selasa (29/10), mengumumkan dirinya sebagai pemimpin baru yang menggantikan mendiang Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut pada 27 September lalu.

    Dalam pidatonya, Qassem mengatakan dirinya akan tetap berpegang pada strategi perang yang ditetapkan pendahulunya, mendiang Nasrallah. Dia berjanji untuk melanjutkan “rencana perang yang dia (Nasrallah-red) kembangkan bersama para pemimpin” Hizbullah.

    Ditegaskan juga oleh Qassem dalam pidatonya bahwa Hizbullah, yang didukung Iran ini, bertempur melawan militer Israel untuk mempertahankan wilayah Lebanon, bukan karena pengaruh asing.

  • Hizbullah Punya Pemimpin Baru, Israel Beri ‘Ramalan’ Masa Depannya

    Hizbullah Punya Pemimpin Baru, Israel Beri ‘Ramalan’ Masa Depannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lebih dari sebulan setelah mantan pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, terbunuh dalam serangan udara Israel, Hizbullah menunjuk ulama Syiah Naim Qassem sebagai pemimpin baru organisasi tersebut.

    Penunjukan Qassem sebagai sekretaris jenderal dilakukan oleh Dewan Senior Hizbullah, sebagaimana diumumkan kantor media kelompok tersebut pada hari Selasa (29/10/2024). Dalam pernyataannya, Hizbullah menekankan bahwa Qassem berkomitmen pada “Islam autentik dari Nabi Muhammad” dan prinsip dasar kelompok ini.

    Qassem kini memimpin Hizbullah, yang selama ini dikenal sebagai sekutu kuat Iran dalam konflik melawan Israel. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, Hizbullah mengalami kerugian besar akibat serangan Israel yang menargetkan para pemimpin dan pejuang utama mereka.

    Ribuan anggota terluka, dan kemampuan misil kelompok ini melemah signifikan. Israel juga terus meningkatkan operasi militernya di Lebanon selatan.

    Menanggapi pengangkatan Qassem, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menulis di media sosial X bahwa penunjukan ini hanya akan berlangsung sementara dan bahwa kekuatan Hizbullah akan terus dilemahkan.

    “Penunjukkan sementara. Tidak akan lama,” tulisnya.

    Qassem sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala untuk Nasrallah dan menjadi salah satu dari sedikit pemimpin senior yang selamat dari gelombang serangan Israel yang menewaskan sejumlah tokoh kunci organisasi tersebut.

    “Organisasi ini memiliki sedikit pilihan di tingkat pemimpin teratas,” ungkap Mohanad Hage Ali, wakil direktur riset di Malcolm H. Kerr Carnegie Middle East Center di Beirut, dilansir CNN International.

    Ia menambahkan bahwa Qassem adalah “wajah yang dikenal” dan karena itu merupakan “pilihan yang mudah” bagi Hezbollah dalam situasi yang terbatas ini.

    Qassem, kelahiran 1953 di desa Kfar Kila, Lebanon selatan, adalah anggota generasi lama Hezbollah yang memiliki pengaruh besar sejak awal berdirinya kelompok ini pada tahun 1982. Ia juga memiliki latar belakang di dunia pendidikan, dengan pengalaman sebagai guru kimia selama enam tahun sebelum bergabung dengan Hizbullah.

    Pada 2015, Qassem menulis buku berjudul Hezbollah: The Story from Within, yang menjelaskan kemunculan Hizbullah sebagai kekuatan perlawanan terhadap pendudukan Israel.

    Di sisi lain, Qassem dipandang kurang mampu menarik simpati masyarakat Lebanon dibandingkan Nasrallah. Menurut Ali, Qassem lebih mewakili kelas menengah, sementara Nasrallah berasal dari kalangan rakyat miskin Lebanon, yang membuatnya lebih memiliki kedekatan di mata publik.

    Dalam berbagai kesempatan, Qassem mengutuk keras perang Israel di Gaza, menyatakan bahwa dukungan Hizbullah terhadap Palestina akan makin kuat. Namun, Ali juga mencatat bahwa Qassem mungkin tidak akan menjadi “pemimpin absolut” bagi Hizbullah, melainkan lebih sebagai koordinator berbagai faksi dalam organisasi tersebut.

    (luc/luc)

  • Hizbullah Tak Peduli Trump Menang, Tegaskan Ribuan Pasukan Siap Lawan Israel

    Hizbullah Punya Pemimpin Baru, Israel: Tak Akan Lama!

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan pemimpin baru kelompok Hizbullah, Naim Qassem bahwa pengangkatannya “tidak akan lama”.

    “Itu pengangkatan sementara. Tidak akan lama,” tulis Gallant dalam sebuah postingan di media sosial X di samping foto Qassem, yang baru saja diumumkan oleh kelompok Hizbullah sebagai pengganti pemimpin mereka, Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan Israel.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (30/10/2024), dalam postingan terpisah dalam bahasa Ibrani, Gallant menulis bahwa “hitungan mundur telah dimulai”.

    Gallant, yang mengunjungi komando utara militer Israel pada hari Selasa (29/10), mengatakan dalam pernyataan selanjutnya, bahwa ia memperkirakan persenjataan roket Hizbullah sebagian besar telah hancur oleh serangan Israel.

    “Saya memperkirakan kapasitas sisa proyektil dan roket (Hizbullah) berada di angka 20 persen, dan tidak lagi terorganisir sedemikian rupa sehingga dapat melepaskan tembakan,” katanya.

    Pada hari Selasa, sekitar 60 proyektil ditembakkan oleh Hizbullah ke Israel hingga pukul 15:00 (1300 GMT), kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

    Dalam beberapa minggu terakhir, Hizbullah telah menembakkan antara 180 dan 200 roket pada beberapa hari, menurut angka yang diberikan oleh militer Israel.

  • Naim Qassem Ditunjuk Jadi Pemimpin Baru Hizbullah

    Naim Qassem Ditunjuk Jadi Pemimpin Baru Hizbullah

    Beirut

    Kelompok Hizbullah mengumumkan Naim Qassem, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil pemimpin kelompok itu, sebagai pemimpin baru yang menggantikan mendiang Hassan Nasrallah.

    “Dewan Syura (pemerintahan) Hizbullah setuju untuk memilih… Sheikh Naim Qassem sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah,” demikian diumumkan Hizbullah dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (29/10/2024).

    Hizbullah menyebut pemimpinnya sebagai Sekretaris Jenderal. Qassem menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal, atau wakil Nasrallah, sebelum akhirnya dipilih untuk memimpin kelompok bersenjata di Lebanon yang didukung Iran tersebut.

    Pengumuman pemimpin baru Hizbullah ini disampaikan lebih dari sebulan setelah pembunuhan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada 27 September lalu.

    Qassem sudah beberapa kali menyampaikan pernyataan mewakili Hizbullah sejak kematian Nasrallah. Salah satunya pada 8 Oktober lalu, ketika dia menegaskan kemampuan kelompoknya di Lebanon tetap utuh meski dihujani gempuran militer Israel.

    Qassem, pada saat itu, menyebut para petempur Hizbullah berhasil memukul mundur serangan darat Israel, meskipun ada “pukulan menyakitkan” dari Tel Aviv.

    “Saya ingin meyakinkan Anda — bahwa apa yang musuh (Israel-red) katakan tentang menghancurkan kemampuan kami hanyalah ilusi,” sebut Qassem dalam pidatonya, seperti dilansir Reuters dan media Uni Emirat Arab, The National.

  • Israel Lintas Batas Serang Iran Bikin Irak Mencak-mencak

    Israel Lintas Batas Serang Iran Bikin Irak Mencak-mencak

    Baghdad

    Israel menyerang Teheran, Iran, dengan alasan membalas serangan rudal pada awal Oktober lalu. Serangan Israel itu membuat Irak marah karena jet tempur Israel melintasi wilayah udaranya.

    Militer Israel, pada Sabtu (26/10/2024) dini hari, mengerahkan jet-jet tempurnya untuk menyerang apa yang diklaimnya sebagai target-target militer di Iran. Israel menyebut serangannya itu merupakan balasan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober lalu, yang disebut Iran sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, serta salah satu komandan Garda Revolusi Iran.

    Militer Iran juga mengonfirmasi Israel telah menyerang target-target militer di sekitar Teheran dan beberapa provinsi lainnya. Militer Iran menyebut beberapa jet tempur Israel telah menembakkan ‘sejumlah kecil rudal jarak jauh dari jarak yang jauh’, yang ada di dalam wilayah udara Irak yang menjadi area patroli militer Amerika Serikat (AS).

    AS diketahui menempatkan pasukan militer di wilayah Irak, yang merupakan bagian dari koalisi antiterorisme internasional untuk melawan kelompok radikal Islamic State (ISIS), yang kini telah diusir keluar dari negara tersebut. Baghdad menjalin hubungan dekat dengan Teheran, namun juga memiliki kemitraan strategis dengan Washington.

    Pemerintah Irak sejauh ini berupaya menghindari keterlibatan dalam konflik regional yang semakin meningkat. Meski demikian, sejumlah faksi pro-Iran di Irak telah melancarkan serangan terhadap pangkalan dan posisi pasukan AS di wilayah tersebut dan mengklaim bertanggung jawab atas pengiriman drone ke wilayah Israel.

    Irak Marah ke Israel

    Otoritas Irak pun melontarkan kecaman terhadap Israel atas penggunaan wilayah udaranya untuk menyerang Iran, negara tetangganya, pada Sabtu (26/10/2024). Baghdad telah melayangkan surat protes kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres atas tindakan Tel Aviv tersebut.

    Juru bicara pemerintah Irak Bassim Alawadi, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (28/10/2024), menyebut surat protes itu mengecam ‘pelanggaran terang-terangan oleh entitas Zionis terhadap wilayah udara dan kedaulatan Irak, dengan menggunakan wilayah udara Irak untuk melancarkan serangan terhadap Republik Islam Iran pada 26 Oktober’.

  • Serangan Israel Tewaskan 5 Orang, Iran Bersumpah Akan Membalas!

    Serangan Israel Tewaskan 5 Orang, Iran Bersumpah Akan Membalas!

    Teheran

    Otoritas Iran bersumpah akan “merespons secara tegas dan efektif” terhadap serangan mematikan Israel terhadap wilayahnya pada Sabtu (26/10). Teheran menyatakan akan menggunakan “semua sarana yang tersedia” untuk merespons serangan Israel yang menewaskan sedikitnya lima orang tersebut.

    Sumpah itu, seperti dilansir AFP, Senin (28/10/2024), disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmael Baghaei dalam konferensi pers di Teheran pada Senin (28/10) waktu setempat.

    “Kami akan menggunakan semua sarana yang tersedia untuk merespons dengan tegas dan efektif terhadap agresi rezim Zionis,” tegas Baghaei.

    “Sifat dari respons kami akan bergantung pada sifat serangannya,” imbuhnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Militer Israel, pada Sabtu (26/10) dini hari, mengerahkan jet-jet tempurnya untuk menyerang apa yang mereka klaim sebagai target-target militer di Iran. Tel Aviv menyebut serangannya menargetkan fasilitas produksi rudal dan sistem permukaan-ke-udara, serta aset-aset udara lainnya di Iran.

    Israel menyebut serangannya itu merupakan balasan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober lalu, yang disebut Iran sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, serta salah satu komandan Garda Revolusi Iran.

    Militer Iran mengonfirmasi Israel menyerang target-target militer di sekitar Teheran dan beberapa provinsi lainnya. Diklaim juga oleh Teheran bahwa serangan itu berhasil ditangkis oleh pertahanan udaranya yang terintegrasi, meskipun diakui adanya “kerusakan terbatas” di beberapa lokasi.