Tag: Hassan Nasrallah

  • Pemimpin Iran Bersumpah akan Lawan Israel Saat Pemakaman Hassan Nasrallah

    Pemimpin Iran Bersumpah akan Lawan Israel Saat Pemakaman Hassan Nasrallah

    Teheran

    Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah melakukan perlawanan terhadap Israel ketika Hizbullah mengadakan pemakaman pemimpinnya, Hassan Nasrallah, di Beirut, Lebanon. Nasrallah bersama jenderal Garda Revolusi Iran Abbas Nilforoushan tewas dalam serangan Israel di Beirut pada 27 September lalu.

    “Musuh harus tahu bahwa perlawanan terhadap perampasan kekuasaan, penindasan, dan arogansi tidak pernah berakhir dan akan terus berlanjut hingga tujuan yang diinginkan tercapai,” kata Khamenei dalam pernyataan yang dipublikasikan di situs resminya, dilansir AFP, Minggu (23/2/2025).

    Puluhan ribu pelayat berkumpul di ibu kota Lebanon itu untuk menghadiri pemakaman Hassan Nasrallah dan pewarisnya Hashem Safieddine, yang tewas dalam serangan terpisah.

    Khamenei memuji Nasrallah sebagai seorang mujahid (pejuang) yang hebat dan pemimpin terkemuka, serta Safieddine sebagai orang kepercayaan yang dekat dan bagian yang tidak terpisahkan dari kepemimpinan.

    Televisi pemerintah Iran menyiarkan pemakaman Nasrallah secara langsung, dengan pembawa acara membacakan puisi yang memuji para pejuang perlawanan tersebut.

    Hizbullah telah lama menjadi bagian dari ‘poros perlawanan’, sebuah aliansi kelompok bersenjata yang didukung Iran yang menentang Israel dan sekutunya Amerika Serikat.

    Media pemerintah Iran mengatakan pertemuan akan diadakan Minggu malam di Teheran, Iran dan kota-kota lain untuk mengenang Nasrallah dan Safieddine.

    (fas/aik)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Analisis Pakar Israel tentang Pemilihan Lokasi Pemakaman Eks Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah – Halaman all

    Analisis Pakar Israel tentang Pemilihan Lokasi Pemakaman Eks Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Upacara pemakaman Hassan Nasrallah, mantan pemimpin Hizbullah, akan berlangsung pada hari Minggu, 23 Februari 2025, di Stadion Olahraga Camille Chamoun, Beirut, Lebanon.

    Setelah upacara, Nasrallah akan dimakamkan di Burj al Barajneh, dekat Bandara Internasional Beirut.

    Nasrallah dibunuh oleh Israel dalam serangan udara pada bulan September 2024. Pemakamannya terpaksa ditunda selama berbulan-bulan karena alasan keamanan.

    Avi Ashkenazi, pakar militer Israel dan jurnalis Maariv, menjelaskan alasan pemilihan lokasi pemakaman Nasrallah.

    “Hizbullah berupaya memamerkan kekuatan pada acara pemakaman, setelah kekalahn parah yang dideritanya di tangah Israel,” kata Ashkenazi dikutip dari Maariv.

    Ashkenazi lalu mengungkapkan hasil analisisnya mengenai alasan Hizbullah memilih menggelar upacara pemakaman di stadion lalu mengubur Nasrallah di dekat bandara.

    Dia mengatakan keputusan itu berawal dari banyaknya pemimpin Poros Perlawanan yang diundang menghadiri pemakaman. Para pelayat itu termasuk pemimpin Houthi dari Yaman dan pejabat Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC).

    “Karena hal ini, Hizbullah mengambil langkah pencegahan,” kata Ashkenazi.

    “Sebagai contoh, penguburan akan dilakukan di dekat bandara dan upacara pemakaman di stadion Beirut karena pemahaman organisasi itu bahwa Israel akan menghindari bertindak di depan kedua tempat itu yang penting bagi Beirut dan menarik wisatawan dan warga sipil.”

    Ribuan pelayat akan datang

    Diperkirakan ribuan pelayat dari Lebanon dan negara lain akan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Nasrallah.

    Potret raksasa Nasrallah telah dipajang di berbagai lokasi di Beirut, termasuk di stadion.

    Stadion Camille Chamoun, yang memiliki kapasitas sekitar 50.000 kursi, telah disiapkan untuk menampung ribuan pelayat, dengan layar raksasa untuk menyiarkan upacara.

    Hizbullah mengerahkan sekitar 25.000 orang untuk mengatur kerumunan dan 4.000 orang untuk pengawasan acara.

    Sementara itu, 4.000 tentara dan personel keamanan juga akan dikerahkan untuk menjaga keamanan di stadion.

    Hizbullah telah mengundang pejabat tinggi Lebanon, termasuk Presiden Joseph Aoun, serta sekutu-sekutu mereka dari negara lain.

    Iran akan diwakili oleh Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf, sementara perwakilan dari faksi-faksi Irak juga diperkirakan akan hadir.

    Ali Daamoush, pejabat senior Hizbullah, menyatakan bahwa sekitar 800 orang dari 65 negara akan menghadiri acara ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Pemimpin Hizbullah di Lebanon

    Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Pemimpin Hizbullah di Lebanon

    Jakarta

    Puluhan ribu pelayat berpakaian hitam menghadiri pemakaman pemimpin kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah. Beberapa pelayat yang hadir juga mengibarkan bendera Hizbullah atau membawa foto Hassan Nasrallah ke pemakamannya di sebuah stadion di pinggiran Beirut.

    Dilansir AFP, Minggu (23/2/2025), pembunuhan pemimpin karismatik tersebut memberikan pukulan berat bagi reputasi kelompok yang didukung Iran.

    Sejumlah warga yang terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak dari Lebanon dan sekitarnya berjalan kaki dalam cuaca dingin untuk mencapai lokasi upacara. Upacara kematian itu tertunda karena alasan keamanan dalam serangan besar-besaran Israel di benteng Hizbullah di Beirut selatan pada bulan September.

    Salah satu warga, Umm Mahdi (55) datang ke pemakaman Hizbullah dengan harapan dapat melihat makamnya. Ia juga merasa sedih atas kehilangan pemimpin Hizbullah tersebut.

    “Untuk menemuinya (Nasrallah) untuk terakhir kalinya dan melihat makamnya… Tentu saja, kami merasa sedih,” katanya.

    “Ini adalah hal terkecil yang dapat kami lakukan untuk Sayyed yang telah menyerahkan segalanya,” tambahnya, menggunakan sebutan kehormatan.

    Saat massa berkumpul, media pemerintah Lebanon melaporkan serangan Israel di sejumlah wilayah di selatan Lebanon, termasuk di sekitar 20 kilometer (12 mil) dari perbatasan.

    Puluhan ribu pelayat menghadiri pemakaman pemimpin kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah. (Photo by Mahmoud ZAYYAT / AFP)

    Militer Israel mengatakan telah meluncurkan serangan di Lebanon selatan “beberapa peluncur roket yang menimbulkan ancaman langsung bagi warga sipil Israel”.

    Israel telah melakukan beberapa serangan di Lebanon sejak kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah mulai berlaku pada 27 November.

    Lihat juga Video: Isak Tangis Iringi Pemakaman 2 Komandan Hizbullah

    (yld/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pemakaman Hassan Nasrallah: Simbol Kekuatan Hizbullah di Lebanon – Halaman all

    Pemakaman Hassan Nasrallah: Simbol Kekuatan Hizbullah di Lebanon – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hizbullah, kelompok militan sayap kanan Lebanon, akan menggelar upacara pemakaman mendiang pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, pada hari Minggu, 23 Februari 2025.

    Pemakaman ini menjadi momen penting bagi Hizbullah dan para pengikutnya, hampir lima bulan setelah kematian Nasrallah akibat serangan udara yang dilancarkan oleh militer Israel di Beirut.

    Pemakaman Hassan Nasrallah dijadwalkan berlangsung di Stadion Camille Chamoun Sports City, yang terletak di pinggiran selatan Beirut, wilayah yang dikuasai Hizbullah.

    Upacara ini akan terbuka untuk publik, memungkinkan siapa saja untuk hadir dan memberikan penghormatan terakhir.

    Beberapa tokoh penting juga akan turut hadir, seperti Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, serta politisi senior Syiah dan komandan milisi yang akan terbang ke Beirut untuk acara tersebut.

    Mengapa Pemakaman Ini Sangat Penting bagi Hizbullah?

    Pemakaman ini tidak hanya menjadi sebuah upacara pemakaman, tetapi juga simbol dari keberadaan Hizbullah sebagai aktor utama dalam politik Syiah di Lebanon.

    Menurut Mohanad Hage Ali dari Carnegie Middle East Centre, “Upacara pemakaman besar yang dihadiri ratusan ribu orang adalah cara untuk memberi tahu semua orang bahwa Hizbullah masih ada.” Ini menunjukkan bahwa meskipun kehilangan pemimpin, Hizbullah tetap kokoh dan berpengaruh di wilayah tersebut.

    Hizbullah juga berencana memakamkan Hashem Safieddine, yang memimpin kelompok tersebut selama satu pekan setelah kematian Nasrallah.

    Safieddine juga menjadi korban dalam konflik yang sama, setelah dibunuh oleh Israel.

    Setelah pemakaman, Nasrallah direncanakan akan dimakamkan sementara di samping putranya, Hadi, yang tewas saat berperang untuk Hizbullah pada tahun 1997.

    Apa yang Terjadi pada Hassan Nasrallah Sebelum Pemakaman?

    Kematian Hassan Nasrallah terjadi dalam konteks serangan udara besar yang dilancarkan oleh militer Israel pada 27 September 2024.

    Serangan ini menargetkan kawasan Dahiyeh, yang dikenal sebagai basis kekuatan Hizbullah di selatan Beirut.

    Dalam serangan tersebut, Israel menggunakan sekitar 85 bom penghancur bunker dan jet tempur yang membawa bom seberat 2 ribu pon (900 kg) buatan Amerika Serikat untuk menyerang markas Nasrallah.

    Setelah serangan tersebut, Hizbullah mengonfirmasi kematian Nasrallah, menyebut aksi tersebut sebagai “berbahaya” dan bagian dari agresi Zionis di wilayah mereka.

    Kematian pemimpin yang sangat berpengaruh ini menjadi pukulan telak bagi kelompok Hizbullah dan memperburuk situasi di Lebanon.

    Hassan Nasrallah adalah pemimpin yang diakui sebagai salah satu tokoh paling karismatik dan berpengaruh di Timur Tengah.

    Ia memiliki kemampuan untuk mengubah Hizbullah menjadi kekuatan politik dan militer yang signifikan dalam konteks Lebanon.

    Di bawah kepemimpinannya, Hizbullah tidak hanya menjadi pemain kunci dalam arena politik Lebanon, tetapi juga penyedia utama layanan kesehatan, pendidikan, dan sosial di wilayah tersebut.

    Dukungan Iran juga memberikan kontribusi pada kekuatan dan pengaruh Hizbullah dalam mencapai supremasi regional.

    Dengan pemakaman ini, Hizbullah berusaha menunjukkan bahwa meskipun mengalami kehilangan, mereka tetap merupakan kekuatan yang harus diperhitungkan di Lebanon dan Timur Tengah.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Ketua Parlemen Iran Hadiri Pemakaman Pemimpin Hizbullah di Lebanon

    Ketua Parlemen Iran Hadiri Pemakaman Pemimpin Hizbullah di Lebanon

    Jakarta

    Ketua parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, akan pergi ke Lebanon untuk menghadiri pemakaman pemimpin lama Hizbullah Hassan Nasrallah pada hari Minggu (23/2).

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (22/2/2025), puluhan ribu orang diperkirakan akan hadir di Beirut, ibu kota Lebanon untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mendiang pemimpin kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Serangan udara Israel menewaskan Nasrallah pada tanggal 27 September tahun lalu, pada awal perang habis-habisan antara kelompoknya dan Israel.

    Serangan udara besar-besaran di benteng Hizbullah di Beirut selatan juga menewaskan Abbas Nilforoushan, seorang komandan senior di Pasukan Quds Iran — sayap operasi luar negeri dari Korps Garda Revolusi Islam.

    Hizbullah adalah bagian dari “Poros Perlawanan” Iran, aliansi yang terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersatu dalam perlawanan mereka terhadap Israel.

    Pada Oktober 2023, Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan sesama anggota poros, Hamas selama perang Gaza.

    Saling serang tersebut meningkat menjadi perang skala penuh selama lebih dari dua bulan sebelum gencatan senjata mulai berlaku pada November tahun lalu.

    Ghalibaf “bersama sejumlah anggota parlemen dan pejabat negara akan berangkat pada hari Minggu ke Lebanon untuk menghadiri pemakaman Nasrallah”, kata anggota parlemen Alireza Salimi kepada kantor berita resmi Iran, IRNA pada hari Sabtu (22/2).

    Sebelumnya pada Jumat (21/2) malam waktu setempat, kantor berita Fars melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi juga akan menghadiri seremoni pemakaman tersebut.

    Nasrallah memimpin Hizbullah selama lebih dari tiga dekade dan merupakan tokoh utama dalam politik Timur Tengah.

    Sebagai balasan atas pembunuhannya, Iran menembakkan sekitar 200 rudal ke Israel pada bulan Oktober lalu.

    Sebagai tanggapan, Israel menyerang beberapa lokasi militer di Iran.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pemakaman Hassan Nasrallah: Simbol Kekuatan Hizbullah di Lebanon – Halaman all

    Hizbullah Gelar Upacara Pemakaman Eks Bos Hassan Nasrallah Minggu Ini di Beirut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militan sayap kanan Lebanon, Hizbullah bakal menggelar upacara pemakaman mendiang pemimpinnya, Hassan Nasrallah pada hari Minggu (23/2/2025),

    Pemakaman Hassan Nasrallah bakal diselenggarakan secara di Stadion Camille Chamoun Sports City di pinggiran pinggiran selatan yang dikuasai Hizbullah.

    Upacara pemakaman digelar  hampir lima bulan setelah ia tewas dalam serangan udara besar yang dilancarkan oleh militer Israel di Beirut, Lebanon, pada 27 September 2024.

    Adapun pemakaman masal ini akan dibuka untuk publik yang bisa dihadiri semua orang.

    Termasuk diantaranya ada Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi akan hadir.

    Kemudian politisi senior Syiah dan komandan milisi yang juga ikut terbang ke Beirut untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mantan pemimpin Hizbullah itu.

    Untuk mengantisipasi lonjakan perjalanan ke Beirut, Iraqi Airways bahkan menambah penerbangan untuk memenuhi permintaan tambahan dari warga Irak yang ingin menghadiri pemakaman.

    “Pemakaman ini merupakan landasan peluncuran untuk fase berikutnya. Upacara pemakaman besar yang dihadiri ratusan ribu orang adalah cara untuk memberi tahu semua orang bahwa Hizbullah masih ada, bahwa mereka masih menjadi aktor utama Syiah di Lebanon,” ungkap Mohanad Hage Ali dari Carnegie Middle East Centre.

    Selain jenazah mendiang Hassan Nasrallah, dalam pemakaman massal ini Hizbullah turut memakamkan Hashem Safieddine, yang memimpin Hizbullah selama satu pekan setelah kematian Nasrallah sebelum dia juga dibunuh Israel. 

    Mengutip dari Middle Eat Monitor setelah pemakaman tersebut digelar, nantinya Nasrallah akan dimakamkan sementara di samping putranya, Hadi, yang tewas saat berperang untuk Hizbullah pada tahun 1997.

    Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dilaporkan tewas dalam serangan udara besar yang dilancarkan oleh militer Israel di Beirut, Lebanon.

    Serangan udara yang menargetkan Nasrallah terjadi di pinggiran selatan Beirut, tepatnya di kawasan Dahiyeh yang dikenal sebagai basis kekuatan Hizbullah. 

    Menurut pernyataan militer Israel, serangan tersebut awalnya menargetkan markas pusat Hizbullah yang tersembunyi di bawah gedung apartemen di daerah padat penduduk.

    Media Israel melaporkan sekitar 85 bom jenis “penghancur bunker” dikerahkan dalam serangan pada Jumat, 27 September 2024. 

    Sedangkan para ahli senjata dan amunisi menyebut jet tempur Israel menggunakan bom seberat 2 ribu pon (900 kg) buatan Amerika Serikat untuk menyerang markas Hassan Nasrallah. 

    Pasca serang dilakukan,  Hizbullah akhirnya mengonfirmasi kematian Hassan Nasrallah. Hizbullah menyebut serangan Israel sebagai “aksi berbahaya Zionis di pinggiran selatan Beirut.”

    Serangan ini menjadi pukulan telak bagi kelompok Hizbullah, serta memperburuk situasi di wilayah tersebut.

    Ini karena Hassan Nasrallah, merupakan pemimpin kelompok milisi Hizbullah di Lebanon yang  paling terkenal dan berpengaruh.

    Karismanya dan kecerdasannya menjadikan dia salah satu pemimpin yang paling disegani dan ditakuti  di Timur Tengah.

    Ia bahkan dianggap sebagai kunci yang dapat mengubah Hizbullah menjadi kekuatan politik dan militer seperti sekarang ini.

    Di bawah kepemimpinan Nasrallah, Hizbullah menjadi pemegang kekuasaan dalam politik Lebanon, penyedia utama layanan kesehatan, pendidikan dan sosial, serta bagian penting dari dukungan Iran dalam upaya meraih supremasi regional.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Batas Waktu Habis Besok, Israel Keras Kepala Ogah Mundur dari Lebanon, Hizbullah: Iran Dukung Kami – Halaman all

    Batas Waktu Habis Besok, Israel Keras Kepala Ogah Mundur dari Lebanon, Hizbullah: Iran Dukung Kami – Halaman all

    Batas Waktu Habis Besok, Israel Keras Kepala Tak Mau Mundur dari Lebanon, Hizbullah: Iran Mendukung Kami

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel menegaskan akan tetap menempatkan pasukannya di lima lokasi di Lebanon selatan pada batas waktu penarikan penuh pasukannya dari negara itu sesuai perjanjian gencatan senjata, besok, Selasa 18 Februari 2025.

    Juru bicara militer Israel Nadav Shoshani mengatakan pada Senin (17/2/2025) kalau lima lokasi di Lebanon menyediakan titik pandang atau terletak di seberang komunitas di Israel utara.

    “Kami perlu tetap berada di titik-titik tersebut saat ini untuk membela warga negara Israel, memastikan proses ini tuntas, dan akhirnya menyerahkannya kepada angkatan bersenjata Lebanon,” kata Shoshani kepada wartawan.

    Ia mengklaim “tindakan sementara” itu disetujui oleh badan yang dipimpin Amerika Serikat yang memantau gencatan senjata, yang mulai berlaku pada akhir November dan telah diperpanjang selama tiga minggu.

    Lebanon telah menyatakan kekhawatirannya pada hari Senin bahwa Israel tidak akan memindahkan semua pasukannya keluar dari negara itu pada batas waktu yang disepakati yaitu 18 Februari.

    Atas aksi keras kepala Israel itu, Presiden Lebanon Joseph Aoun mengemukakan kekhawatiran bahwa penarikan penuh tidak akan tercapai.

    “Kami khawatir penarikan penuh tidak akan tercapai besok,” kata Aoun dalam sebuah pernyataan.

    “Respons Lebanon akan dilakukan melalui posisi nasional yang terpadu dan komprehensif,” tambah presiden Lebanon.

    Adapun dalam konferensi pers yang diadakan pada Minggu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang tiba di Tel Aviv, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, pihaknya menuntut Lebanon untuk melucuti persenjataan Hizbullah.

    “Hizbullah harus dilucuti sepenuhnya,” kata Netanyahu.

    ISRAEL SERANG LEBANON – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English yang memberitakan sebuah pesawat nirawak Israel telah menargetkan sebuah mobil di kota Sidon di Lebanon selatan, Senin (17/2/2025). (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

    Komandan Hamas Tewas, Potensi Perang Kembali Pecah

    Kekhawatiran Lebanon atas rencana tentara Israel menggambarkan rapuhnya gencatan senjata antara Israel dan kelompok Lebanon, Hizbullah.

    Hal ini juga terjadi di tengah beberapa laporan serangan  di Lebanon – sebuah taktik umum militer Israel menjelang berakhirnya gencatan senjata.

    “Sebuah pesawat tak berawak menyerang sebuah mobil di kota pelabuhan Sidon, serangan terdalam dari banyak serangan Israel di Lebanon sejak perjanjian gencatan senjata berlaku pada 27 November,” tulis laporan Al Jazeera.

    Serangan itu, di dekat pos pemeriksaan tentara Lebanon, menewaskan seorang pejabat Hamas yang mengepalai departemen operasi kelompok itu di Lebanon, kata militer Israel.

    Zeina Khodr dari Al Jazeera, melaporkan dari lokasi kejadian, mengatakan bahwa “Israel bertindak tanpa banyak menahan diri”.

    Sebuah pesawat tak berawak juga menjatuhkan granat di alun-alun utama kota selatan Kfarchouba, sembari membakar rumah-rumah di kota perbatasan Odaisseh, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon.

    Ramzi Kaiss dari Human Rights Watch mengatakan “Penghancuran rumah dan infrastruktur sipil yang disengaja oleh Israel” membuat “banyak penduduk tidak dapat kembali” ke rumah mereka.

    LEBANON SELATAN – Foto yang diambil dari The Times of Israel tanggal 11 Februari 2025 memperlihatkan tiga tentara Israel beroperasi di Lebanon selatan, 20 November 2025. Perang Israel-Hizbullah diprediksi kembali meletus. (The Times of Israel/Emmanuel Fabian)

    Hizbullah: Israel Harus Mundur, Iran Dukung Perlawanan

    Adapun Sekretaris jenderal gerakan Hizbullah Lebanon, Sheikh Naim Qassem, mengatakan dalam pidatonya pada hari Minggu bahwa “pasukan Israel harus sepenuhnya mundur dari Lebanon pada tanggal 18 Februari.”

    Menyiratkan ancaman akan mengusir Israel jika kesepakatan itu dilanggar, Sheikh Naim Qassem mengatakan bahwa Iran mendukung perlawanan di kawasan, termasuk di Lebanon.

    Menurut pemimpin Hizbullah, “Darah syuhada membuka jalan bagi kemajuan perlawanan,” dan menambahkan bahwa “Kami tidak akan menyerah, kami tidak akan dikalahkan.”

    “Trump berusaha mengendalikan dunia, bukan hanya Palestina,” katanya, seraya menambahkan bahwa “Segala yang dilakukan Israel diatur dan didukung oleh AS.

    Qassem menyerukan dimulainya kembali penerbangan Iran ke Lebanon. “Israel mengancam PM Lebanon dengan serangan di landasan pacu jika pesawat Iran mendarat,” tegasnya.

    Pimpinan Hizbullah mengecam rencana pemindahan paksa Gaza yang dilakukan Trump.

    Qassem lebih lanjut mengatakan bahwa “Hizbullah siap membantu mencegah rencana pemindahan Gaza.

    “Pasukan Israel harus sepenuhnya mundur dari Lebanon pada 18 Februari,” tegasnya.

    MENYUSURI BUKIT – Tangkap Layar dari LCBI, Jumat (14/2/2025) menunjukkan pasukan infanteri Israel menyusuri kontur berbukit di perbatasan Lebanon. IDF memperpanjang kehadiran mereka di Lebanon Selatan dalam invasi darat melawan milisi Hizbullah. (LCBI/Tangkap Layar)

    Kesepakatan Gencatan Senjata

    Israel dan Hizbullah pada 27 November 2024 sepakat untuk melakukan gencatan senjata guna mengakhiri perang habis-habisan selama berbulan-bulan, di mana Israel melancarkan operasi darat terhadap Lebanon dan membunuh sejumlah tokoh penting Hizbullah, termasuk pemimpin Hassan Nasrallah .

    Berdasarkan kesepakatan tersebut, tentara Israel akan ditarik dari Lebanon selatan selama periode 60 hari, sementara militer Lebanon akan dikerahkan di pusat Hizbullah bersama pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Batas waktu, yang jatuh pada akhir Januari, kemudian diperpanjang hingga 18 Februari.

    Sementara itu, Hizbullah akan mundur ke utara Sungai Litani – sekitar 30 km (20 mil) dari perbatasan – dan membongkar infrastruktur militernya yang tersisa di selatan.

    Namun, minggu lalu, Israel menuduh kelompok bersenjata Lebanon gagal mematuhi kesepakatan, dan mengatakan pihaknya tidak berencana untuk menarik diri sepenuhnya dalam jangka pendek, tetapi sebaliknya akan menempatkan pasukan di lima lokasi utama.

    Juru bicara parlemen Lebanon Nabih Berri, sekutu Hizbullah, mengatakan dia telah menerima kabar dari Washington bahwa Israel akan tetap berada di lima lokasi tersebut, sebuah rencana yang ditolak Lebanon.

    “Apa yang kami dengar dari pejabat Lebanon adalah bahwa Israel akan menarik diri dari beberapa desa, tetapi akan tetap berada di lokasi strategis di puncak bukit hanya beberapa meter di dalam Lebanon,” Khodr dari Al Jazeera melaporkan sebelumnya pada hari Senin.

    Diasumsikan bahwa posisi yang ingin dipertahankan Israel akan menawarkan kendali militer di seluruh Lebanon selatan.

    Karim Bitar, dosen studi Timur Tengah di Institut Studi Politik Paris (Sciences Po), mengatakan, “Tampaknya ada kesepakatan diam-diam, jika tidak eksplisit, dari AS untuk memperpanjang periode penarikan.”

     

    (oln/aja/MNA/*)

     

  • Lebanon Larang Pesawat Iran Mendarat, Hizbullah Blokir Jalan ke Bandara    
        Lebanon Larang Pesawat Iran Mendarat, Hizbullah Blokir Jalan ke Bandara

    Lebanon Larang Pesawat Iran Mendarat, Hizbullah Blokir Jalan ke Bandara Lebanon Larang Pesawat Iran Mendarat, Hizbullah Blokir Jalan ke Bandara

    Beirut

    Sekelompok pendukung Hizbullah memblokir ruas jalanan utama menuju ke bandara Beirut, Lebanon. Aksi ini dilakukan setelah otoritas Lebanon melarang pesawat Iran untuk mendarat di negara tersebut.

    Aksi pemblokiran oleh para pendukung Hizbullah itu, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (14/2/2025), dilakukan terhadap ruas jalanan utama menuju ke Bandara Internasional Rafik Hariri di Beirut pada Kamis (13/2) malam waktu setempat

    Laporan media lokal menyebut maskapai Iran, Mahan Air, diberitahu bahwa penerbangan yang dijadwalkan mendarat di Beirut dari Teheran tidak akan mendapatkan izin yang diperlukan untuk melakukan pendaratan, sehingga membatalkan penerbangan tersebut.

    Langkah ini menyusul peningkatan pemeriksaan keamanan terhadap pesawat-pesawat dan para penumpang yang melakukan perjalanan ke Lebanon dari Iran dan Irak. Langkah ini juga diterapkan menjelang prosesi pemakaman mantan pemimpin Hizbullah, mendiang Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan Israel.

    Nasrallah, bersama calon penggantinya Hashem Safieddine yang juga tewas, akan dimakamkan pada 23 Februari mendatang, dalam seremoni pemakaman yang diperkirakan menarik kehadiran ribuan orang dari Teheran dan Baghdad. Keduanya tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon tahun lalu.

    Seorang pejabat pada bandara Beirut, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada AFP bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi telah meminta fasilitas tersebut untuk memberi tahu Mahan Air jika Lebanon tidak dapat menerima dua penerbangan tujuan Beirut.

    Salah satu penerbangan itu dijadwalkan pada Kamis (13/2) waktu setempat, dan satu lagi pada Jumat (14/2) waktu setempat. “Dua penerbangan itu dijadwalkan ulang untuk minggu depan,” sebut pejabat bandara Beirut itu, tanpa menjelaskan alasannya.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Sebelumnya pada hari yang sama, rekaman video yang beredar secara online menunjukkan seorang pria Lebanon terjebak di bandara Teheran dan meminta rekan-rekannya untuk memblokir ruas jalanan menuju ke bandara Beirut.

    “Kami sudah menunggu di sini sejak pagi tadi. Kami orang Lebanon… tidak ada yang bisa mengendalikan kami,” ucap pria Lebanon itu dalam rekaman video yang beredar online.

    Pria itu juga menyerukan kepada ketua parlemen Lebanon, Nabih Berri, yang merupakan sekutu Hizbullah, untuk menjamin kepulangan para pelancong asal Lebanon.

    Kesepakatan gencatan senjata berlaku sejak 27 November tahun lalu antara Hizbullah dan Israel yang terlibat pertempuran sengit selama berbulan-bulan. Namun kedua pihak sering menuduh adanya pelanggaran dari pihak lainnya.

    CEO Bandara Imam Khomeini di Teheran, Saeed Chalandri, seperti dikutip kantor berita Mehr mengatakan bahwa “penerbangan hari ini ke Beirut telah dijadwalkan… tetapi (negara) tujuannya tidak mengeluarkan izin yang diperlukan”.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perang Israel-Hizbullah Jilid Berikutnya Akan Lebih Dahsyat, Pakar: Tak Terhindarkan – Halaman all

    Perang Israel-Hizbullah Jilid Berikutnya Akan Lebih Dahsyat, Pakar: Tak Terhindarkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hizbullah dan Israel diprediksi akan kembali berperang meski saat ini kedua belah memberlakukan gencatan senjata.

    Robert Inlakesh, seorang pakar politik dan jurnalis di Inggris, meyakini perang Hizbullah-Israel jilid berikutnya tak akan bisa dihindari.

    Dalam opininya di Russia Today hari Senin, (10/2/2025), Inlakesh mengatakan Israel memang mendapatkan sejumlah kemenangan taktis dalam pertang terbaru di Lebanon. Namun, Israel tak punya kemampuan untuk menghancurkan Hizbullah secara total.

    Dia menyebut Israel telah memberikan ancaman kepada Hizbullah. Ancaman itu ialah perang yang lebih mengerikan daripada sebelumnya,

    “Pertanyaannya bukan apakah akan ada pertempuran lain di antara Lebanon dan Israel, melainkan kapan itu terjadi,” kata Inlakesh.

    Meletusnya perang Israel-Hizbullah

    Perang terbaru antara Israel dan Lebanon terjadi setelah perang di Jalur Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.

    Demi membela Hamas, Hizbullah mulai menargetkan peralatan militer yang berada di kawasan pertanian Shenaa. Lalu, Israel membalasnya dengan melancarkan serangan udara ke Lebanon selatan yang menewaskan empat anggota Hizbullah.

    SERANGAN ISRAEL – Tangkapan layar dari video yang diambil dari I24 News tanggal 7 Februari 2025 diduga memperlihatkan serangan Israel yang menewaskan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah pada bulan September 2024. (I24 News)

    Pada tanggal 9 Oktober 2023 Hizbullah kembali beraksi dengan menyerang target militer di Israel.

    Inlakesh menyebut Hizbullah berupaya membantu kelompok Hamas di Gaza. Namun, Hizbullah enggan menyeret Lebanon ke dalam perang besar dengan Israel.

    “Dari tanggal 8 Oktober hingga 20 September 2024, Israel berada di balik sekitar 81 persen serangan di antara kedua belah pihak, menewaskan 752 orang di Lebanon, sedangkan serangan Hizbullah menewaskan 33 warga Israel,” ujar pakar itu.

    “Perang terakhir antara Lebanon dan Israel terjadi tahun 2006, yang dimulai ketika Hizbullah menyerbu dan menculik tentara Israel. Perang ini direncanakan dengan baik oleh Hizbullah sehingga berakhir dengan kemenangan kelompok itu karena pasukan Israel mundur dari wilayah Lebanon.”

    Inlakesh menyebut dari tahun 2006 hingga 2023, Israel berupaya menyusup ke dalam Hizbullah dan memata-matainya.

    Di sisi lain, Hizbullah sudah meningkatkan kekuatannya secara signifikan. Kekuatan Hizbullah tahun 2006 bisa dikatakan sebanding dengan Hamas pada permulaan perang bulan Oktober 2023.

    Dia mengatakan Hizbullah lahir dari konflik antara Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel, yakni ketika Israel menginvasi Lebanon tahun 1982. Saat itu Israel membunuh sekitar 20.000 warga Palestina dan Lebanon.

    Gencatan terjadi setelah PLO menyerah dan menerima dideportasi ke Tunisia. Namun, setelah para pejuang PLO pergi, Israel tidak meninggalkan Lebanon, malah menduduki wilayah selatan.

    Inlakesh mengatakan peristiwa itu memberi satu pelajaran bagi para kelompok perlawanan terhadap Israel, yakni jangan pernah menyerahkan senjata.

    Perang tak bisa dihindari

    Inlakesh mengatakan Hizbullah tetap melancarkan pertempuran secara terbatas setelah peristiwa serangan pager oleh Israel yang melukai ribuan orang di Lebanon.

    “Namun, Israel tidak berhenti di sini dan memutuskan untuk membunuh para pemimpin senior Hizbullah, termasuk Nasrallah, sehingga membuat perang tak bisa dihindari,” kata dia.

    Inlakesh menyebut pada permulaan perang di Gaza, Netanyahu sudah mengancam bakal membuat Hizbullah menghadapi penghancuran seperti yang terjadi di Gaza.

    Serangan yang dilancarkan Israel ke Lebanon membunuh hampir 2.000 orang. Namun, Inlakesh mengklaim Israel tidak memutuskan untuk melancarkan serangan yang mirip dengan serangan di Gaza.

    “Sementara itu, Hizbullah mulai menggunakan rudal lebih besar dari gudang senjatanya, tetapi jinak dalam pendekatannya dan berhati-hati agar membuat sebagian besar serangannya bersifat simbolis atau menargetkan fasilitas militer.”

    PIDATO QASSEM – Sekjen Hizbullah Naim Qassem mengungkapkan kemarahannya dalam pidato pada Senin (27/1/2025). Ia kesal karena Israel memperpanjang waktu penarikan pasukan IDF dari Lebanon selatan sesuai tenggat waktu pada 26 Januari 2025 dan malah diperpanjang hingga 18 Februari 2025. (Al Mayadeen)

    Inlakesh menyebut Israel pada bulan November gagal mendapatkan kemajuan yang berarti dalam invasi daratnya di Lebanon selatan dan gagal mencapai tujuannya di area Sungai Litani.

    Adapun Hizbullah tak bisa melancarkan serangan yang sama besarnya dengan serangan Israel terhadap kota-kota Lebanon.

    “Kedua belah pihak sadar bahwa kebuntuan adalah hasil yang tidak bisa dihindari. Karena itu, untuk menghentikan kehancuran yang lebih luas, gencatan senjata disepakati.”

    Inlakesh menyebut Hizbullah terluka parah, tetapi tidak hancur. Israel berupaya melakukan propaganda untuk membuat Hizbullah tak berdaya, tetapi jauh dari kata hancur.

    “Kenyataannya Hizbullah masih memiliki angkatan darat kuat dengan sekitar 100.000 pejuang, kemampuan memproduksi senjata di alam negeri, dan amunisi berlimpah, yang diketahui dengan baik oleh Israel.”

    Sementara itu, tewasnya Nasrallah karena serangan Israel masih membuat banyak orang di Lebanon menginginkan balas dendam terhadap Israel.

    Menurut Inlakesh, Israel gagal menghancurkan Hamas dalam waktu 15 bulan meski sudah melakukan salah satu kejahatan terburuk sejak Perang Dunia Kedua.

    “Hizbullah masih menjadi kekuatan tempur yang jauh lebih kuat daripada Hamas, tetapi ada sejumlah penghalang karena situasi politik/ekonomi/sosial di Lebanon.”

    Jika Israel memilih untuk tetap menduduki wilayah Lebanon dengan dalih apa pun, aksi militer pasti akan terjadi.

    “Sangat mungkin juga bahwa perang selanjutnya akan jauh lebih berdarah, dan jumlah kematian akan membuat konflik tahun lalu itu tampak kecil jika diperbandingkan,” katanya.

    “Ini mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat dan mungkin bisa memakan waktu lebih dari setahun, tetapi konflik ini jauh dari kata selesai dan karena saat ini tidak ada gencatan senjata yang benar-benar berlaku.”

    Inlakesh kemudian menyinggung berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh Israel selama gencatan senjata.

    Israel pada tanggal 27 November melakukan pelanggaran lalu bergerak lebih jauh ke daerah Lebanon selatan.

    “Israel melakukan ratusan pelanggaran gencatan senjata,” kata dia.

    “Israel telah memperjelas bahwa realitas terbarunya adalah bahwa Israel punya kebebasan penuh dalam beraksi dan bisa tetap di wilayah kantong-kantong di Lebanon selatan sepanjang mereka memutuskannya.”

    “Maka, harus ada perang guna memastikan bahwa gencatan senjata yang sebenarnya bisa tercapai dan wilayah Lebanon tidak akan menjadi tempat menyerang bagi militer Israel untuk mengebom, menembak, dan menculik warga sipil.”

    Lalu, Netanyahu sudah membual tentang wacana mengubah peta Timur Tengah. Adapun Kepala Staf Angkatan Darat Israel Eyal Zamir sudah menyatakan 2025 akan terus menjadi tahun perang.

    “Israel bertindak agresif, memperluas perbatasannya, tampaknya tidak berhenti menghasut perang melawan Iran, yang akan menimbulkan kekacauan lebih besar.”

    Inlakesh mengatakan hal itu memberikan sinyal akan adanya eskalasi berbahaya.

    (*)

  • Pemimpin Hizbullah Akan Dimakamkan 23 Februari, 5 Bulan Usai Kematian    
        Pemimpin Hizbullah Akan Dimakamkan 23 Februari, 5 Bulan Usai Kematian

    Pemimpin Hizbullah Akan Dimakamkan 23 Februari, 5 Bulan Usai Kematian Pemimpin Hizbullah Akan Dimakamkan 23 Februari, 5 Bulan Usai Kematian

    Beirut

    Pemakaman untuk mendiang pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akan digelar pada 23 Februari mendatang, atau nyaris lima bulan setelah kematiannya akibat serangan udara Israel di wilayah Lebanon. Pemakaman Nasrallah ini akan digelar secara terbuka untuk umum.

    Nasrallah tewas dalam serangan udara besar-besaran Israel terhadap area pinggiran selatan Beirut pada 27 September tahun lalu, ketika militer Tel Aviv meningkatkan operasinya melawan Hizbullah setelah hampir satu tahun permusuhan lintas perbatasan.

    Setelah berpuluh-puluhan tahun memimpin Hizbullah yang pernah dianggap tak terkalahkan, pembunuhan Nasrallah yang disebut pemimpin karismatik itu mengejutkan seluruh Lebanon dan kawasan yang lebih luas.

    Pemimpin Hizbullah saat ini, Naim Qassem, dalam pidato yang disiarkan televisi setempat, seperti dilansir AFP, Senin (3/2/2025), mengatakan bahwa keputusan menggelar pemakaman mendiang Nasrallah diambil “setelah kondisi keamanan menghalangi digelarnya pemakaman” selama dua bulan perang habis-habisan.

    Pertempuran antara Hizbullah dan Israel diakhiri pada 27 November tahun lalu dengan perjanjian gencatan senjata.

    Qassem, dalam pidatonya, mengumumkan bahwa pemakaman Nasrallah akan dilakukan “pada 23 Februari… sebuah pemakaman umum yang megah”.

    “Kami berharap ini akan menjadi prosesi pemakaman yang megah, sesuai dengan kepribadian hebat ini,” ucapnya.

    Dalam pidatonya, Qaasem juga mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa petinggi terkemuka Hizbullah, Hashem Safieddine, telah dipilih untuk menggantikan Nasrallah sebelum dia juga tewas dalam serangan Israel pada Oktober tahun lalu.

    Qassem mengumumkan bahwa Safieddine akan dimakamkan pada hari yang sama dengan Nasrallah. Dia menyebut Safieddine akan dimakamkan sebagai “Sekretaris Jenderal” — sebutan resmi untuk pemimpin Hizbullah.

    Hal itu, menurut Qassem, karena “kami telah memilih Yang Mulia Sayyed Hashem sebagai Sekretaris Jenderal… tapi dia mati syahid pada 3 Oktober, satu atau dua hari sebelum pengumuman”.

    Lebih lanjut, Qassem mengatakan Nasrallah akan dimakamkan di area pinggiran Beirut, tepatnya “di sebidang tanah yang kami pilih antara ruas jalanan bandara lama dan baru”, sedangkan Safieddine akan dimakamkan di kampung halamannya di Deir Qanun yang terletak di Lebanon bagian selatan.

    Ditambahkan oleh Qassem bahwa selama ini, Nasrallah telah dimakamkan di lokasi lainnya karena alasan keamanan.

    Ritual Muslim Syiah mengatur penguburan sementara ketika keadaan menghalangi dilakukannya pemakaman yang layak, atau ketika orang yang meninggal tidak dapat dikuburkan di tempat yang mereka inginkan.

    Pada Oktober lalu, seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan kepada AFP bahwa Nasrallah dimakamkan di lokasi rahasia, karena khawatir Israel akan menargetkan pemakaman besar-besaran dalam serangannya di Lebanon.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu