Tag: Hassan Nasrallah

  • Serang Jantung Kota Beirut, Israel Targetkan Militan Palestina

    Serang Jantung Kota Beirut, Israel Targetkan Militan Palestina

    Beirut

    Serangan udara Israel untuk pertama kalinya menghantam jantung kota Beirut, ibu kota Lebanon, pada Senin (30/9) waktu setempat. Dalam serangan ini, Tel Aviv menargetkan kelompok militan bersenjata Palestina yang ada di Beirut.

    Sumber keamanan Lebanon, seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, Senin (30/9/2024), menyebut serangan drone Israel menargetkan sebuah “apartemen milik Jamaa Islamiya” — sebuah kelompok Islamis di Lebanon. Serangan itu disebut berlangsung sejak Minggu (29/9) dini hari hingga Senin (30/9) pagi waktu setempat.

    Sejumlah saksi mata Reuters menuturkan bahwa serangan drone itu menghantam lantai atas sebuah gedung apartemen di distrik Kola, Beirut.

    Tayangan televisi lokal Lebanon menunjukkan sebagian lantai bangunan yang menjadi target serangan itu rata dengan tanah. Distrik Kola yang menjadi lokasi serangan itu merupakan area mayoritas warga Sunni, yang terletak di dekat ruas jalanan yang menghubungkan ibu kota dengan bandara Beirut.

    Otoritas Lebanon belum melaporkan jumlah korban tewas secara resmi akibat serangan tersebut. Namun laporan AFP sebelumnya menyebut sedikitnya empat orang tewas.

    Yang jelas, serangan udara Israel itu menjadi yang pertama dilancarkan Israel terhadap jantung kota Beirut sejak negara itu melancarkan operasi pengeboman di Lebanon dua pekan lalu dan sejak konflik dengan Hizbullah meningkat pada akhir tahun lalu. Selama ini, Tel Aviv banyak menyerang target Hizbullah di pinggiran selatan Beirut dan Lebanon bagian selatan.

    Kelompok militan Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), dalam pernyataan terpisah mengakui tiga pemimpinnya tewas dalam serangan Israel yang menghantam distrik Kola di Beirut.

    Ketiga pemimpin PFLP yang tewas itu diidentifikasi sebagai Mohammad Abdel-Aal selaku anggota biro politik PFLP dan kepala keamanan militer kelompok tersebut, kemudian Imad Odeh dan Abdelrahman Abdel-Aal yang merupakan komandan militer PFLP di Lebanon.

    PFLP yang beraliran sayap kiri sekuler ini merupakan kelompok militan Palestina yang juga terlibat dalam perang melawan Israel. Namun PFLP tidak terlibat langsung dalam pertempuran lintas perbatasan antara Hizbullah dan Israel yang meningkat beberapa bulan tersebut.

    Militer Israel sejauh ini belum memberikan pernyataan resmi atas serangan di jantung kota Beirut tersebut.

    Serangan terhadap jantung kota Beirut itu dilancarkan Israel setelah menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan pada Jumat (27/9). Tel Aviv mengalihkan fokusnya dari Jalur Gaza ke Lebanon dalam beberapa hari terakhir, dengan menyerang posisi sekutu regional Iran di negara tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pemimpin Hamas di Lebanon Tewas dalam Serangan Israel

    Pemimpin Hamas di Lebanon Tewas dalam Serangan Israel

    Jakarta

    Kelompok milisi Palestina, Hamas mengatakan bahwa pemimpinnya di Lebanon tewas pada hari Senin (30/9) dalam sebuah serangan Israel di selatan negara itu.

    “Fatah Sharif Abu al-Amine, pemimpin Hamas di Lebanon dan anggota kepemimpinan gerakan di luar negeri tewas dalam serangan udara di rumahnya di kamp Al-Bass di Lebanon selatan”, kata pernyataan Hamas, dilansir kantor berita AFP, Senin (30/9/2024).

    Hamas menyebut bahwa ia tewas bersama istri, putra, dan putrinya dalam “pembunuhan teroris dan kriminal”.

    Media resmi Lebanon, National News Agency melaporkan terjadinya serangan udara di kamp pengungsi Palestina, Al-Bass dekat kota Tyre tersebut. Disebutkan bahwa itu adalah “pertama kalinya” kamp pengungsi tersebut menjadi sasaran.

    Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), sebuah kelompok sayap kiri sekuler, mengatakan tiga anggotanya tewas dalam serangan di distrik Kola, Beirut, Senin dini hari waktu setempat.

    Israel telah berulang kali menargetkan para pejabat Hamas di Lebanon sejak perang Gaza meletus hampir setahun yang lalu.

    Sebelumnya, serangan pada bulan Januari lalu, yang menurut seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat dilakukan oleh Israel, menewaskan wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Aruri dan enam militan lainnya di benteng Hizbulah di Beirut selatan.

    Lihat Video ‘Detik-Detik Israel Serang Gudang Senjata Hizbullah’:

    Pada bulan Agustus lalu, serangan Israel terhadap sebuah kendaraan di kota Sidon, Lebanon selatan, menewaskan komandan Hamas, Samer al-Hajj.

    Kamp-kamp pengungsi Palestina resmi di Lebanon dibuat untuk warga Palestina yang terusir atau melarikan diri selama perang 1948 pada saat Israel didirikan.

    Berdasarkan konvensi yang telah lama berlaku, tentara Lebanon tidak memasuki kamp-kamp tersebut dan membiarkan faksi-faksi Palestina menangani keamanan di sana.

    Dalam beberapa bulan terakhir, Israel mengalihkan fokusnya dari Jalur Gaza ke Lebanon, dengan melancarkan rentetan serangan terhadap target-target sekutu regional Iran tersebut. Salah satu serangan Israel telah menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9) malam waktu setempat.

    Saksikan juga Blak-blakan: Danny Pomanto, Dedikasi ‘Anak Lorong’ Untuk Kota Makassar

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Iran Tegaskan Terus Dukung Hizbullah hingga ‘Pembebasan Yerusalem’

    Iran Tegaskan Terus Dukung Hizbullah hingga ‘Pembebasan Yerusalem’

    Teheran

    Iran menegaskan akan terus mendukung kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, hingga “pembebasan Yerusalem”. Penegasan Teheran itu disampaikan setelah kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9).

    Seperti dilansir Al Arabiya, Senin (30/9/2024), penegasan itu disampaikan oleh Komandan Pasukan Quds Iran, Brigadir Jenderal Esmail Qaani, dalam pernyataan terbarunya yang dirilis pada Minggu (29/9) waktu setempat.

    Pasukan Quds merupakan salah satu dari lima cabang dalam Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), dengan spesialisasi dalam peperangan non-konvensional dan operasi intelijen militer. Pasukan Quds bertanggung jawab atas operasi IRGC di luar wilayah Iran atau di luar negeri.

    “Insya Allah, kami akan tetap berada di sisi Anda (Hizbullah-red) dalam melanjutkan jalannya (Nasrallah-red) hingga penaklukan Palestina dan pembebasan Yerusalem,” tegas Qaani dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita IRNA.

    Hizbullah mengonfirmasi kematian Nasrallah dalam serangan udara Israel yang menghantam pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9) waktu setempat. Disebutkan Hizbullah bahwa Nasrallah terbunuh bersama anggota-anggota Hizbullah lainnya “setelah serangan berbahaya Zionis di pinggiran selatan Beirut”.

    Terdapat juga komandan senior IRGC, Abbas Nilforoushan, di antara korban tewas dalam serangan Israel tersebut. Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi, telah bersumpah bahwa pembunuhan Nilforoushan oleh Israel “tidak akan dibiarkan begitu saja”.

    Iran telah mempersenjatai dan mendanai Hizbullah selama beberapa dekade terakhir. Kelompok Hizbullah secara luas dianggap sebagai proksi Iran yang paling kuat di kawasan Timur Tengah.

    Presiden Iran Kecam Serangan Israel terhadap ‘Poros Perlawanan’

    Kecaman dilontarkan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, pada Minggu (29/9), terhadap rentetan serangan militer Israel yang menargetkan Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon.

    Pezehskian menegaskan Tel Aviv tidak boleh dibiarkan menyerang satu demi satu negara yang tergabung dalam “Poros Perlawanan”, yang mendukung Iran dan menentang Israel.

    Usai menewaskan Nasrallah, Isael terus melanjutkan serangannya, dengan pada Minggu (29/9) waktu setempat, menargetkan Houthi di Yaman dan menyerang puluhan target Hizbullah lainnya di Lebanon. Dicetuskan oleh Pezeshkian dalam pernyataannya bahwa Lebanon seharusnya didukung.

    “Para petempur Lebanon tidak boleh dibiarkan sendirian dalam pertempuran ini agar rezim Zionis tidak menyerang negara-negara Poros Perlawanan satu per satu,” ucap Pezeshkian dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters.

    Untuk kematian komandan senior IRGC, Abbas Nilforoushan, dalam serangan Israel di Lebanon, Pezeshkian juga menegaskan bahwa “reaksi tegas” akan diberikan oleh Iran.

    “Kami tidak dapat menerima tindakan seperti itu dan tindakan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja. Reaksi tegas diperlukan,” cetusnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pertama Kali, Israel Serang Jantung Kota Beirut

    Pertama Kali, Israel Serang Jantung Kota Beirut

    Beirut

    Serangan udara terbaru Israel menghantam sebuah gedung apartemen di Beirut, ibu kota Lebanon, pada Senin (30/9) hingga menewaskan sedikitnya empat orang. Itu menjadi serangan udara pertama Tel Aviv terhadap jantung kota Beirut, sejak konflik melawan Hizbullah meningkat beberapa bulan terakhir.

    Israel, yang terlibat pertempuran lintas perbatasan dengan Hizbullah sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu, selama ini banyak menyerang target-target di Lebanon bagian selatan, yang menjadi lokasi sebagian besar operasi Hizbullah, atau di pinggiran selatan Beirut.

    Dalam beberapa bulan terakhir, Israel mengalihkan fokusnya dari Jalur Gaza ke Lebanon, dengan melancarkan rentetan serangan terhadap target-target sekutu regional Iran tersebut. Salah satu serangan Tel Aviv telah menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9).

    Israel terus melanjutkan serangannya di Lebanon, dengan menurut sumber keamanan setempat seperti dilansir AFP, Senin (30/9/2024), serangan drone Tel Aviv menargetkan sebuah “apartemen milik Jamaa Islamiya” — sebuah kelompok Islamis di Lebanon.

    Serangan drone itu dilaporkan menewaskan sedikitnya empat orang.

    Dalam pernyataan terpisah, kelompok militan Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), mengakui tiga pemimpinnya tewas dalam serangan Israel yang menghantam distrik Kola di Beirut.

    Ketiga pemimpin PFLP yang tewas itu diidentifikasi sebagai Mohammad Abdel-Aal selaku kepala keamanan militer kelompok tersebut, kemudian Imad Odeh dan Abdelrahman Abdel-Aal yang merupakan komandan militer mereka. PFLP merupakan kelompok militan Palestina yang juga terlibat dalam perang melawan Israel.

    Sejumlah saksi mata Reuters menuturkan bahwa serangan drone itu menghantam lantai atas sebuah gedung apartemen di distrik Kola pada Senin (30/9).

    Sementara itu, militer Israel dalam pernyataan via Telegram mengatakan pasukannya melancarkan serangan udara terbaru terhadap puluhan target Hizbullah di wilayah Bekaa, Lebanon bagian timur, pada Senin (30/9).

    “Akan terus menyerang dengan kuat, menghancurkan dan melemahkan kemampuan militer Hizbullah dan infrastruktur di Lebanon,” tegas militer Israel.

    Tayangan televisi lokal menunjukkan sebagian lantai bangunan yang menjadi target serangan itu rata dengan tanah. Distrik Kola yang menjadi lokasi serangan itu merupakan area mayoritas warga Sunni, yang terletak di dekat ruas jalanan yang menghubungkan ibu kota dengan bandara Beirut.

    Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya 105 orang tewas dan 359 orang lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel di Lebanon sepanjang Minggu (29/9).

    Secara total, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 1.000 orang tewas dan sekitar 6.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Israel yang berlangsung selama dua pekan terakhir di wilayahnya. Tidak disebut lebih spesifik soal berapa banyak warga sipil yang tewas.

    Pemerintah Beirut juga menyebut sekitar satu juta orang — atau seperlima dari total populasi Lebanon — telah mengungsi dari rumah-rumah mereka. Perdana Menteri (PM) Lebanon, Najib Mikati, menyebutnya sebagai “gerakan pengungsian terbesar” dalam sejarah negaranya.

    Saksikan juga Blak-blakan: Danny Pomanto, Dedikasi ‘Anak Lorong’ Untuk Kota Makassar

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Jenazah Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Telah Ditemukan

    Jenazah Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Telah Ditemukan

    Beirut

    Jenazah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah ditemukan di lokasi serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon. Menurut sumber medis dan sumber keamanan Lebanon, jenazah Nasrallah ditemukan dalam keadaan utuh setelah serangan Israel yang menewaskannya pada Jumat (27/9) waktu setempat.

    Kelompok Hizbullah, dalam pernyataan pada Sabtu (28/9), mengonfirmasi kematian Nasrallah yang telah memimpin kelompok itu selama 30 tahun terakhir. Disebutkan Hizbullah bahwa Nasrallah terbunuh bersama anggota-anggota Hizbullah lainnya “setelah serangan berbahaya Zionis di pinggiran selatan Beirut”.

    Namun, tidak disebutkan lebih lanjut soal bagaimana tepatnya Nasrallah terbunuh atau kapan pemakamannya akan dilakukan.

    Sumber medis dan sumber keamanan Lebanon, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (30/9/2024), mengungkapkan pada Minggu (29/9) waktu setempat. bahwa jenazah Nasrallah telah ditemukan dalam kondisi utuh dan tidak memiliki luka langsung akibat serangan Israel tersebut.

    Menurut kedua sumber yang dikutip Reuters tersebut, tampaknya penyebab kematian Nasrallah adalah trauma benda tumpul akibat dampak ledakan yang terjadi saat gempuran Israel menghantam.

    Kematian Nasrallah sejauh ini menjadi pukulan paling signifikan dalam dua pekan terakhir bagi Hizbullah, yang dilanda rentetan serangan mematikan terhadap ribuan perangkat komunikasi nirkabel yang digunakan para anggotanya.

    Militer Israel juga meningkatkan serangan udara yang dilaporkan telah menewaskan beberapa komandan senior Hizbullah dan menghantam sebagian besar wilayah Lebanon.

    Usai menewaskan Nasrallah, Tel Aviv terus melanjutkan serangannya, dengan pada Minggu (29/9), menargetkan puluhan posisi Hizbullah lainnya di Lebanon. Otoritas setempat melaporkan sedikitnya 105 orang tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon sepanjang Minggu (29/9) waktu setempat.

    Kementerian Kesehatan Lebanon, dalam pernyataannya, menyebut lebih dari 1.000 orang tewas dan sekitar 6.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Israel yang berlangsung selama dua pekan terakhir di wilayahnya. Tidak disebut lebih spesifik soal berapa banyak warga sipil yang tewas.

    Pemerintah Beirut juga menyebut sekitar satu juta orang — atau seperlima dari total populasi Lebanon — telah mengungsi dari rumah-rumah mereka.

    Israel telah bersumpah akan terus melancarkan serangan hingga bagian utara wilayahnya kembali aman bagi ribuan warganya, yang sebelumnya terpaksa mengungsi akibat rentetan serangan roket Hizbullah dari Lebanon.

    Drone-drone militer Israel dilaporkan mengudara di wilayah udara Beirut sepanjang Minggu (29/9), dengan suara ledakan keras dari rentetan serangan udara menggema di sekitar ibu kota Lebanon.

    Kebanyakan serangan Israel dilancarkan terhadap wilayah Lebanon bagian selatan, yang menjadi lokasi sebagian besar operasi Hizbullah yang didukung Iran, atau di pinggiran selatan Beirut.

    Lihat Video ‘Israel-Hizbullah Memanas, Lebanon Desak Diplomasi’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Perang Besar-besaran Bukan Cara Pulangkan Warga ke Israel Utara

    Perang Besar-besaran Bukan Cara Pulangkan Warga ke Israel Utara

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan Israel, sekutu dekatnya, bahwa mereka tidak akan bisa memulangkan warganya dengan aman ke wilayah utara negara tersebut, jika melancarkan perang besar-besaran dengan kelompok Hizbullah atau pun Iran.

    Diketahui bahwa dalam beberapa bulan terakhir, warga-warga Israel di wilayah utara negara itu, yang berbatasan dengan Lebanon bagian selatan, terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka akibat semakin meningkatnya serangan lintas perbatasan dari kelompok Hizbullah.

    Eskalasi konflik terjadi sejak dua pekan terakhir, ketika militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap target-target Hizbullah di Lebanon bagian selatan dan di pinggiran selatan Beirut.

    Pada Jumat (27/9) waktu setempat, serangan udara Israel yang menargetkan pinggiran selatan Beirut berhasil menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Tel Aviv lantas terus melanjutkan serangannya, dengan pada Minggu (29/9), menargetkan lebih banyak posisi Hizbullah di Lebanon.

    Tujuan utama dari serangan-serangan udara itu, menurut militer Israel, adalah membuat wilayah utara negara tersebut aman dari serangan roket Hizbullah dan memungkinkan kembalinya ribuan warga Israel ke rumah-rumah mereka di area tersebut usai mengungsi akibat serangan lintas perbatasan.

    “Perang besar-besaran dengan Hizbullah, tentu saja dengan Iran, bukanlah cara yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut,” ucap juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengingatkan Israel, seperti dilansir Reuters, Senin (30/9/2024).

    “Jika Anda ingin orang-orang kembali ke rumah-rumah mereka dengan aman dan berkelanjutan, kami meyakini bahwa jalur diplomasi adalah jalur yang tepat,” cetusnya saat berbicara kepada media terkemuka AS, CNN, pada Minggu (29/9).

    Disebutkan Kirby bahwa AS sedang mengamati apa yang dilakukan Hizbullah untuk mengisi kekosongan kepemimpinan sejak kematian Nasrallah. “Dan terus berbicara dengan Israel soal langka-langkah tepat selanjutnya,” katanya.

    Kementerian Kesehatan Lebanon, dalam pernyataannya, menyebut lebih dari 1.000 orang tewas dan sekitar 6.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Israel yang berlangsung selama dua pekan terakhir. Tidak disebut lebih spesifik soal berapa banyak warga sipil yang tewas.

    Pemerintah Beirut juga menyebut sekitar satu juta orang — atau seperlima dari total populasi Lebanon — telah mengungsi dari rumah-rumah mereka.

    “Kami tidak menyangkal fakta bahwa kami tidak melihat eksekusi taktis dengan cara yang sama yang mereka lakukan dalam hal perlindungan (warga sipil),” ujar Kirby dalam pernyataannya.

    Dia menegaskan kembali bahwa dukungan AS terhadap keamanan Israel sangatlah kuat. AS merupakan sekutu lama Israel dan pemasok senjata terbesar untuk negara tersebut.

    Pada Sabtu (28/9) waktu setempat, Iran bersumpah akan membela kepentingan nasional dan keamanan mereka, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Teheran juga menyerukan digelarnya pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk membahas serangan-serangan Israel.

    “Kami telah melihat retorika yang keluar dari Teheran. Kami akan melihat dan menantikan apa yang mereka lakukan,” ucap Kirby dalam pernyataannya.

    Lihat Video ‘Demo Protes Tewasnya Pemimpin Hizbullah di Pakistan Ricuh!’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bagaimana Ledakan Pager di Lebanon Mengubah Dinamika Timur Tengah?

    Bagaimana Ledakan Pager di Lebanon Mengubah Dinamika Timur Tengah?

    Jakarta

    Perang di Gaza selama ini selalu berpotensi merembet ke mana-mana.

    Serangan roket hampir setiap hari di dan sekitar Israel utara oleh Hizbullah, sekutu Hamas di Lebanon dan serangan udara oleh Israel telah menyebabkan puluhan ribu warga sipil di kedua sisi perbatasan mengungsi.

    Meski begitu, para pakar sebelumnya meyakini Israel dan Hizbullah sama-sama menghindari eskalasi konflik yang signifikan.

    Semua berubah pekan lalu, saat ribuan anggota Hizbullah jadi target ledakan pager dan walkie-talkie.

    Israel diyakini berada di balik serangan ini.

    Namun, mengapa Israel melakukan ini, dan mengapa pekan lalu? Apa yang mereka katakan tentang operasi perang modern? Dan, apa yang bakal terjadi dalam beberapa pekan ke depan? Seberapa besar kemungkinan terjadinya perang darat besar-besaran antara Israel dan Hizbullah?

    Asal muasal Hizbullah

    Pertama-tama, penting untuk memahami apa itu Hizbullah dan asal muasalnya.

    Awalnya, Hizbullah menampilkan diri sebagai kelompok perlawanan terhadap Israel dan perwakilan suara komunitas Syiah di Lebanon, kata Lina Khatib, direktur Institut Timur Tengah di SOAS University of London.

    Namun, ketika Israel menarik diri dari Lebanon pada 2000, Hizbullah tetap mempertahankan persenjataannya, meski itu melanggar resolusi PBB yang mengharuskannya melucuti senjata.

    Hizbullah terus menampilkan diri sebagai kekuatan yang diperlukan untuk mempertahankan Lebanon hingga kemudian “menjadi aktor politik paling kuat di negara itu”, kata Khatib.

    Getty ImagesPasukan Hizbullah pada Rabu (25/09) menghadiri pemakaman Ibrahim Mohammed Kobeissi dan Hussein Ezzedine, komandan Hizbullah yang tewas sehari sebelumnya dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut.

    Meskipun terwakili dalam pemerintahan Lebanon, kekuatan Hizbullah yang sebenarnya ada di balik layar, kata Khatib.

    Apalagi, sebagai kelompok bersenjata yang menurut banyak analis lebih kuat daripada tentara Lebanon, Hizbullah memiliki kemampuan untuk mengintimidasi lawan-lawannya.

    “Mereka mampu menetapkan agenda kebijakan luar negeri Lebanon dalam skala besar, serta menyatakan perang yang pada dasarnya atas nama Lebanon,” kata Khatib.

    Hizbullah juga mendapat dukungan Iran, yang bahkan kini menjadi “pelindung utama” kelompok tersebut, kata Shashank Joshi, editor isu pertahanan The Economist.

    “Tidak ada semacam komando langsung, tetapi keduanya sangat, sangat terkait erat dalam tujuan dan praktik,” kata Joshi.

    Serangan ke rantai pasok Hizbullah

    Saat membahas ledakan pager dan walkie-talkie yang menyasar anggota Hizbullah, kata-kata yang seharusnya digunakan adalah “Israel diyakini telah melakukannya”. Itu karena Israel belum mengonfirmasi langsung bahwa mereka pelakunya.

    Namun, ini adalah jurus lama para pejabat Israel.

    Terkasi operasi Israel di Tepi Barat dan Gaza, “mereka cenderung angkat tangan, tetapi tidak saat itu terkait Lebanon atau Iran”, kata Ronen Bergman, jurnalis investigasi asal Israel yang bekerja untuk The New York Times.

    Banyak pihak menyebut serangan itu dilakukan oleh Mossad, dinas intelijen luar negeri Israel.

    Tidak seperti badan-badan serupa lainnya di seluruh dunia, peran Mossad tidak hanya terbatas pada pengumpulan informasi intelijen, menurut Bergman.

    Mossad juga menganggap sudah menjadi tugasnya untuk menggunakan informasi intelijen yang dikumpulkannya untuk menjalankan apa yang disebut “operasi kinetik atau agresif atau fisik”, termasuk yang melibatkan “bahan peledak, sabotase, pembunuhan yang ditargetkan”, kata Bergman.

    Jadi, apa yang kita ketahui sejauh ini soal ledakan pager dan walkie-talkie tersebut?

    Menurut Joshi, tampaknya itu adalah serangan terhadap rantai pasok. Mossad diduga mendirikan perusahaan-perusahaan yang tampaknya telah memproduksi pager asli selama beberapa waktu.

    Dan, di pager-pager yang bakal dikirim untuk Hizbullah, tampaknya Mossad menempatkan bahan peledak yang dapat mereka picu dari jarak jauh.

    Pada 2018, kata Bergman, seorang perwira intelijen muda Mossad mendapat informasi bahwa Hizbullah mulai menggunakan pager dalam operasinya. Dari sana, ia melontarkan ide agar Mossad menyusup ke rantai pasok mereka.

    Sekitar 4.500 perangkat jebakan lantas dipasok ke Hizbullah, imbuh Bergman.

    Bahkan, beberapa laporan mengatakan Mossad tahu keberadaan dan pemilik pager tersebut sebelum meledakkannya. Namun, Joshi skeptis dengan klaim ini.

    Ia juga mengatakan, “Ini bukan serangan siber ajaib, yang bisa membuat baterainya terbakar secara spontan oleh kode pintar seperti yang mungkin orang-orang awalnya pikirkan atau duga.”

    Rekaman CCTV yang menunjukkan ledakan pager-pager itu kemudian tersebar dan disiarkan di berbagai belahan dunia.

    AFP Ledakan pager dan walkie-talkie dilaporkan terjadi di Lebanon selatan, termasuk kota Sidon, serta pinggiran selatan Beirut, dan Lembah Bekaa.

    Selain mengejutkan, video-video itu memberi kita gambaran besar soal organisasi dan struktur Hizbullah, kata Khatib.

    Biasanya, kelompok itu beroperasi dengan tingkat kerahasiaan yang tinggi.

    “Tidak semua anggotanya dikenal, terkadang bahkan keluarga mereka sendiri tidak tahu,” ujar Khatib.

    Jadi, serangan itu mengungkap siapa saja sebenarnya anggota Hizbullah yang dibayar. Informasi itu, katanya, terbukti berguna bagi Israel.

    “Salah satu [korban ledakan] yang berakhir di rumah sakit sempat dikunjungi oleh seseorang, dan pengunjung itu kemudian dilacak oleh Israel,” kata Khatib.

    “Ini membuat mereka mampu mencari tahu lokasi pertemuan para pemimpin Hizbullah pada hari Jumat setelah serangan tersebut.”

    Para komandan Hizbullah tersebut kemudian menjadi sasaran serangan Israel, imbuhnya.

    Bagi sebagian orang, serangan itu tampak seperti jenis peperangan baru. Namun, Joshi tidak begitu yakin.

    “Mungkin saja jika Anda ingin menaruh bahan peledak di dalam telepon, pager, pisang. [Itu bisa saja] jika Anda mau melakukannya. Intinya adalah untuk tujuan apa?” kata Joshi.

    Getty Images Ledakan pager dan walkie-talkie menyebabkan kerusakan di rumah-rumah dan melukai ribuan orang di Lebanon pada 17-18 September 2024.

    Ia mengatakan AS sebelumnya sempat mempertimbangkan untuk melakukan serangan serupa, tapi batal karena memikirkan implikasi yang dapat terjadi.

    Sekarang, semua orang tahu Israel mampu melakukan operasi semacam itu dan, karenanya, dapat mengambil langkah-langkah pencegahan di masa mendatang, termasuk dengan membongkar perangkat dan memeriksa apakah ada bahan peledak di sana.

    Karena itu, menurutnya, “Kita tidak akan melihat banyak serangan seperti ini lagi [ke depannya].”

    Bisa dikatakan, ini adalah operasi yang hanya dapat dijalankan sekali. Sekali melakukannya, Anda tidak bisa mengulangnya.

    Atas alasan ini, Bergman mengatakan sempat ada perpecahan dalam hierarki Israel tentang apakah ini saat yang tepat untuk melakukannya.

    “Pemilihan waktu serangan itu menarik,” kata Bergman.

    “Banyak orang di lembaga pertahanan yang marah karena mereka mengatakan tombol ini tidak seharusnya ditekan di sini dan di saat ini.”

    Apa tujuan Israel sebenarnya?

    Semua ini menimbulkan pertanyaan tentang apa yang dipikirkan Israel.

    Sebelumnya, banyak yang mengira bahwa Israel menghindari konflik besar-besaran dengan Hizbullah, bahwa mereka tidak ingin ada dua medan pertempuran berbeda saat masih berperang di Gaza.

    Ledakan pager dan walkie-talkie itu mungkin menunjukkan bahwa perhitungan ini telah berubah.

    Namun, Bergman mengatakan sebagian besar jenderal Pasukan Pertahanan Israel (IDF), termasuk kepala stafnya, menentang invasi darat ke Lebanon.

    Apalagi, mempertimbangkan pengalaman mereka selama pendudukan pada 1980-an dan 1990-an, ini bisa menjadi “jebakan maut”, kata Bergman.

    Baca juga:

    Tujuannya, kata Bergman, bisa jadi adalah untuk memaksa sekretaris jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, agar menyetujui gencatan senjata tanpa Israel harus mengakhiri perang di Gaza.

    Nasrallah telah berjanji ia tidak akan berhenti menunjukkan solidaritasnya terhadap Hamas hingga Israel mengakhiri perangnya di Gaza, kata Bergman.

    Dalam perkembangan terbaru, militer Israel mengeklaim telah membunuh Nasrallah dalam sebuah serangan di Beirut, Lebanon, pada Sabtu, (28/09). Hizbullah telah mengonfirmasi kematian pemimpinnya.

    Sementara itu, imbuhnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak ingin mengakhiri perang dengan Hamas “demi integritas koalisinya”.

    Getty ImagesPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak ingin mengakhiri perang dengan Hamas “demi integritas koalisinya”.

    Perhitungannya, serangan pager dan walkie-talkie tersebut akan mengubah keseimbangan yang ada dan memungkinkan IDF untuk fokus pada Gaza.

    “Tentu saja, risikonya adalah ini akan memicu hal-hal lain. Alih-alih gencatan senjata dan solusi politik, hal ini akan mengarah pada perang habis-habisan,” kata Bergman.

    Khatib mengatakan akan “sangat bodoh” bagi Israel untuk mencoba invasi darat ke Lebanon selatan. Itu karena Hizbullah dinilai penuh persiapan, dengan pengalaman panjang dalam peperangan darat.

    Namun Joshi bilang risiko itu terjadi tetap ada.

    Serangan udara baru-baru ini terhadap depot senjata Hizbullah serta serangan terhadap pimpinan kelompok tersebut disebutnya sebagai “semua hal yang perlu Anda lakukan sebelum kampanye darat besar-besaran di Lebanon”.

    Hal itu membawa kita pada pertanyaan: apakah kapasitas Hizbullah telah begitu berkurang dalam beberapa minggu terakhir dan kepercayaan dirinya begitu terkikis sehingga ia kini tidak mampu berperang habis-habisan?

    Reuters Ledakan pager dan walkie-talkie pekan lalu ikut menewaskan anggota Hizbullah, Mohammed Ammar.

    Joshi mengatakan Hizbullah mengalami “pukulan telak” setelah melihat banyak pemimpinnya jadi korban.

    “Namun, saya pikir akan menjadi kesalahan besar untuk berpikir bahwa mereka tidak memiliki kekuatan rudal yang cukup besar,” ujarnya.

    Ribuan roket Hizbullah yang diarahkan ke Tel Aviv dan Haifa serta kota-kota Israel lainnya disebut sebagai alasan utama yang bisa jadi membuat Israel tidak ingin terlibat dalam perang habis-habisan.

    Selain itu, ribuan penduduk Israel utara pun telah dievakuasi dari rumah mereka karena perang lintas perbatasan.

    “Orang-orang yang bertahan adalah orang-orang yang mungkin tidak memiliki sarana untuk melarikan diri,” kata Khatib.

    “Tetapi yang pasti keadaan tampaknya tidak akan jadi tenang dalam waktu dekat.”

    Eskalasi konflik

    Israel mengatakan telah menyerang “puluhan” target Hizbullah lainnya dalam semalam, sehari setelah mengumumkan tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada Sabtu (28/09).

    Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram pada Minggu (29/09), IDF mengatakan bahwa target tersebut termasuk peluncur proyektil yang ditujukan ke Israel.

    Serangan tersebut menargetkan “gedung tempat senjata dan struktur militer organisasi tersebut disimpan,” menurut pernyataan Israel.

    Israel telah menyerang “ratusan” target Hizbullah dalam sehari terakhir, tambahnya.

    Media setempat melaporkan bahwa sedikitnya enam orang tewas di wilayah selatan negara itu dan sembilan lainnya di Lembah Bekaa, basis Hezbollah di Lebanon timur laut.

    Surat kabar berbahasa Arab An-Nahar mengatakan bahwa tiga orang tewas di kota Anquon di Lebanon selatan dan tiga lainnya tewas di lokasi lain di wilayah selatan Nabatieh.

    Getty ImagesKementerian Kesehatan Lebanon mengatakan ratusan orang telah tewas sejak terjadi eskalasi serangan Israel pada Senin (23/09).

    Lebih dari 50.000 orang yang tinggal di Lebanon telah mengungsi ke Suriah untuk melarikan diri dari serangan Israel, menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.

    “Lebih dari 200.000 orang kini mengungsi di Lebanon,” kata Filippo Grandi dalam sebuah unggahan di X, seraya menambahkan bahwa “operasi bantuan” PBB sedang berlangsung dalam “koordinasi dengan kedua pemerintah”.

    Sejak 8 Oktober, telah terjadi baku tembak lintas batas hampir setiap hari antara Israel dan Hizbullah dan sekitar 70.000 orang mengungsi dari Israel utara.

    Perdana Menteri Netanyahu telah memerintahkan IDF untuk terus bertempur dengan “kekuatan penuh” melawan Hizbullah, meskipun ada seruan dari AS dan sekutu lainnya untuk melakukan gencatan senjata.

    Pada Rabu (25/09), Panglima IDF Herzi Halevi pun mengatakan serangan udara Israel di Lebanon dapat membuka jalan bagi IDF untuk “memasuki wilayah musuh”.

    Wartawan Tom Bennett berkontribusi dalam laporan ini.

    (ita/ita)

  • Pertama Kali, Israel Serang Jantung Kota Beirut

    3 Pemimpin Militan Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Beirut

    Beirut

    Kelompok militan Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), mengakui tiga pemimpinnya tewas dalam serangan Israel yang menghantam kota Beirut di Lebanon. Serangan ini terjadi saat Tel Aviv semakin meningkatkan serangan terhadap Hizbullah, yang didukung Iran, di negara tersebut.

    PFLP dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Senin (30/9/2024), menyebut tiga pemimpin kelompoknya tewas dalam serangan yang menargetkan distrik Kola di Beirut. Identitas ketiga pemimpin PFLP yang tewas tidak diungkap ke publik.

    Sejumlah saksi mata Reuters menuturkan bahwa serangan udara menghantam lantai atas sebuah gedung apartemen di distrik Kola pada Senin (30/9).

    Belum ada komentar langsung dari militer atas serangan tersebut.

    Semakin meningkatnya frekuensi serangan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman telah memicu kekhawatiran bahwa pertempuran di kawasan Timur Tengah bisa lepas kendali, bahkan melibatkan Iran dan Amerika Serikat (AS), sekutu utama Tel Aviv.

    PFLP merupakan kelompok militan Palestina lainnya yang juga terlibat dalam perang melawan Israel.

    Serangan udara Israel yang menargetkan pinggiran selatan Beirut telah menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada Jumat (27/9) waktu setempat. Tel Aviv terus melanjutkan serangannya, dengan pada Minggu (29/9), menargetkan Houthi di Yaman dan menyerang puluhan target Hizbullah lainnya di Lebanon.

    Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi melaporkan sedikitnya empat orang tewas akibat serangan udara yang menghantam kota pelabuhan Hodeidah, dengan 29 orang lainnya mengalami luka-luka. Israel mengklaim serangannya sebagai pembalasan atas rentetan serangan udara Houthi.

    Sementara itu, di Lebanon, otoritas setempat melaporkan sedikitnya 105 orang tewas akibat serangan udara Israel pada Minggu (29/9).

    Kementerian Kesehatan Lebanon, dalam pernyataannya, menyebut lebih dari 1.000 orang tewas dan sekitar 6.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Israel yang berlangsung selama dua pekan terakhir di wilayahnya. Tidak disebut lebih spesifik soal berapa banyak warga sipil yang tewas.

    Pemerintah Beirut menyebut sekitar satu juta orang — atau seperlima dari total populasi Lebanon — telah mengungsi dari rumah-rumah mereka.

    Israel telah bersumpah akan terus melancarkan serangan hingga bagian utara wilayahnya kembali aman bagi warganya yang sebelumnya terpaksa mengungsi akibat rentetan serangan roket Hizbullah dari Lebanon.

    Drone-drone militer Israel dilaporkan mengudara di wilayah udara Beirut sepanjang Minggu (29/9), dengan suara ledakan keras dari rentetan serangan udara menggema di sekitar ibu kota Lebanon.

    Kebanyakan serangan Israel dilancarkan terhadap wilayah Lebanon bagian selatan, yang menjadi lokasi sebagian besar operasi Hizbullah yang didukung Iran, atau di pinggiran selatan Beirut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Pakai Bom Buatan AS dalam Serangan Tewaskan Pemimpin Hizbullah

    Israel Pakai Bom Buatan AS dalam Serangan Tewaskan Pemimpin Hizbullah

    Washington DC

    Bom yang digunakan militer Israel dalam serangan udara yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di Lebanon, pekan lalu, merupakan senjata berpemandu buatan Amerika Serikat (AS).

    Informasi tersebut, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (30/9/2024), diungkapkan oleh seorang Senator senior AS, Mark Kelly, dalam wawancara dengan media terkemuka NBC pada Minggu (29/9) waktu setempat. Kelly merupakan Ketua Subkomite Angkatan Bersenjata Airland pada Senat AS.

    Pernyataan Kelly ini menandai indikasi pertama dari AS soal jenis persenjataan apa yang telah digunakan pasukan Tel Aviv dalam perangnya.

    Kelly, dalam wawancara dengan NBC, menyebut militer Israel menggunakan bom seri Mark 84 seberat 2.000 pon, atau setara 900 kilogram, dalam serangan udara terhadap target Hizbullah di wilayah Lebanon.

    “Kami telah melihat lebih banyak penggunaan amunisi berpemandu, JDAM, dan kami terus memasok senjata tersebut,” ucap Kelly, menggunakan kata singkatan untuk Joint Direct Attack Munitions.

    “Bom seberat 2.000 pon itulah yang digunakan, itu adalah bom seri Mark 84, untuk menghabisi Nasrallah,” sebutnya.

    Militer Israel, dalam pernyataan pada Sabtu (28/9) waktu setempat, mengklaim telah melenyapkan Nasrallah dalam serangan terhadap markas komando pusat kelompok Hizbullah di pinggiran selatan Beirut.

    Hizbullah, dalam pernyataan terpisah pada hari yang sama, mengonfirmasi kematian Nasrallah yang memimpin kelompok itu selama sekitar 30 tahun terakhir. Disebutkan Hizbullah bahwa Nasrallah terbunuh bersama anggota-anggota Hizbullah lainnya “setelah serangan berbahaya Zionis di pinggiran selatan Beirut”.

    Tel Aviv menolak untuk berkomentar mengenai senjata apa yang digunakan dalam serangan tersebut. Sedangkan Pentagon atau Departemen Pertahanan AS tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

    JDAM diketahui mampu mengubah bom terarah jenis standar dengan menggunakan sirip dan sistem panduan GPS menjadi senjata berpemandu. AS merupakan sekutu lama Israel dan merupakan pemasok senjata terbesar untuk negara Yahudi tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Duka Lebanon Usai Pemimpin Hizbullah Dibunuh Israel

    Duka Lebanon Usai Pemimpin Hizbullah Dibunuh Israel

    Jakarta

    Militer Israel mengumumkan pada hari Sabtu (28/9) bahwa pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan di Beirut. Lebanon pun berduka atas kematian Hassan Nasrallah.

    “Hassan Nasrallah tewas,” tulis juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (28/9).

    Juru bicara militer Kapten David Avraham juga mengonfirmasi kepada AFP, bahwa pemimpin Hizbullah tersebut telah “terbunuh” setelah serangan Israel pada hari Jumat (27/9) di ibu kota Lebanon.

    Sementara itu, seorang sumber yang dekat dengan kelompok bersenjata Lebanon itu mengatakan kepada AFP, bahwa kontak dengan Nasrallah telah terputus sejak Jumat malam setelah serangan Israel di pinggiran selatan Beirut.

    Kelompok bersenjata di Lebanon, Hizbullah, kini telah mengonfirmasi kematian Hassan Nasrallah. Hal ini disampaikan setelah militer Israel mengatakan telah “melenyapkannya” dalam serangan di Beirut, ibu kota Lebanon sehari sebelumnya.

    “Sayyed Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, telah bergabung dengan rekan-rekannya yang hebat dan syahid, yang telah dipimpinnya selama sekitar 30 tahun,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (28/9).

    Pernyataan itu mengonfirmasi bahwa Nasrallah terbunuh bersama anggota-anggota kelompok lainnya “setelah serangan berbahaya Zionis di pinggiran selatan Beirut”.

    Lihat Video ‘ Israel Gencar Serang Lebanon, Ribuan Orang Tewas-Jutaan Mengungsi’:

    Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

    Lebanon 3 Hari Berkabung

    Kantor Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati menetapkan masa berkabung resmi selama 3 hari untuk Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan Israel. Lebanon akan melakukan pengibaran bendera setengah tiang di gedung-gedung publik.

    Dilansir Al-Jazeera, Minggu (29/9), Mikati mengatakan masa berkabung resmi akan dimulai pada Senin (30/9) dengan pengibaran bendera setengah tiang di gedung-gedung publik.

    Kantor-kantor publik juga akan tutup pada hari pemakaman Nasrallah. Hizbullah belum mengumumkan tanggal pemakaman.

    Mikati juga mengatakan negaranya berada di bawah ancaman setelah pembunuhan Nasrallah saat dia mengecam serangan udara yang juga menewaskan warga sipil Lebanon di lingkungan Dahiyeh di Beirut.

    Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, Mikati menyerukan agar rakyat Lebanon ‘bersatu dalam menghadapi agresi’. Negara itu masih berada di ambang krisis kemanusiaan dan ekonomi.

    Dia berpidato dalam rapat kabinet darurat yang diadakannya setelah kembali dari Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York. Mikati tidak menyebut Nasrallah dalam pidatonya, tetapi kantornya kemudian menerbitkan keputusan untuk mengadakan tiga hari berkabung nasional.

    Lihat Video ‘ Israel Gencar Serang Lebanon, Ribuan Orang Tewas-Jutaan Mengungsi’:

    Halaman 2 dari 2

    (maa/rfs)