Tag: Hassan Nasrallah

  • Israel Akan Balas Dendam, Jenderal Iran Ancam Lakukan Ini!

    Israel Akan Balas Dendam, Jenderal Iran Ancam Lakukan Ini!

    Jakarta

    Kepala staf militer Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri bersumpah akan menyerang infrastruktur di seluruh Israel jika wilayahnya diserang. Peringatan ini disampaikan setelah militer Iran menembakkan sekitar 200 rudal ke musuh bebuyutannya itu, dan Israel menyatakan akan membalas serangan itu.

    Rentetan serangan tersebut “akan diulang dengan intensitas yang lebih besar dan semua infrastruktur rezim akan menjadi sasaran,” kata Bagheri di TV pemerintah Iran, dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (2/10/2024).

    Media Iran menayangkan rekaman dari apa yang mereka katakan sebagai rudal-rudal yang ditembakkan, yang menurut Korps Garda Revolusi Islam menargetkan “tiga pangkalan militer” di sekitar Tel Aviv dan pangkalan lainnya.

    Garda Revolusi Iran mengatakan “90 persen” rudal “mengenai target mereka” pada Selasa (1/10) malam waktu setempat.

    Sementara militer Israel mengatakan Iran meluncurkan sekitar 180 rudal ke wilayahnya, yang sebagian besar berhasil dicegat atau ditembak jatuh.

    Laporan layanan darurat Israel, Magen David Adom, menyebut tidak ada laporan cedera serius akibat serangan rudal Iran tersebut. Namun beberapa warga mengalami luka ringan usai terkena serpihan rudal yang ditembak jatuh.

    Dilaporkan bahwa sedikitnya dua orang di Tel Aviv mengalami luka ringan akibat terkena serpihan rudal yang telah ditembak jatuh. Beberapa korban luka ringan lainnya dilaporkan di berbagai wilayah Israel.

    Lihat Video ‘Saat Iron Dome Israel Tak Kuasa Menahan Rudal Iran’:

    “Saat ini, tidak ada laporan korban luka akibat serangan yang mengarah ke Israel, kecuali dua korban luka ringan akibat serpihan rudal di area Tel Aviv dan beberapa korban luka ringan lainnya secara nasional saat berpindah ke tempat yang aman,” sebut Magen David Adom dalam pernyataannya.

    Selama serangan rudal berlangsung, komando garis depan Israel memberikan pedoman penyelamatan jiwa bagi orang-orang di berbagai wilayah negara tersebut.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Iran telah membuat “kesalahan besar” dengan serangan rudal-rudalnya itu. Serangan rudal ini dilakukan Iran menyusul kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akibat serangan udara Israel pekan lalu.

    Lihat Video ‘Saat Iron Dome Israel Tak Kuasa Menahan Rudal Iran’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Iran Ancam Serangan Dahsyat Jika Israel Balas Serangan Rudalnya

    Iran Ancam Serangan Dahsyat Jika Israel Balas Serangan Rudalnya

    Teheran

    Garda Revolusi Iran (IRGC) mengancam akan melancarkan serangan lebih dahsyat jika Israel membalas serangan rudal yang diluncurkan pada Selasa (1/10) malam. Teheran menegaskan serangannya itu mengenai sebagian besar target militer dan keamanan penting di jantung wilayah Israel.

    “Jika rezim Zionis bereaksi secara militer terhadap operasi ini, yang sesuai dengan hak legal negara ini dan hukum internasional, mereka akan menghadapi serangan yang dahsyat dan menghancurkan,” cetus IRGC dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan kantor berita ISNA, Rabu (2/10/2024).

    Diklaim oleh Iran bahwa serangan rudalnya itu “sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa”, terutama soal hak untuk mempertahankan diri.

    IRGC dalam pernyataannya menjelaskan bahwa rentetan serangan rudal itu merupakan pembalasan atas pembunuhan tiga tokoh penting oleh Israel dan atas rentetan kejahatan Tel Aviv di wilayah Palestina dan Lebanon.

    Ketiga tokoh yang dimaksud adalah pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan senior IRGC Abbas Nilforoushan. Haniyeh tewas dalam serangan di Teheran pada akhir Juli, sedangkan Nasrallah dan Nilforoushan tewas dalam serangan di Lebanon pekan lalu.

    “Sebagai respons atas kematian syahid Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah dan komandan IRGC Abbas Nilforoushan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan,” sebut IRGC dalam pernyataannya.

    Dalam pernyataannya, IRGC juga memperingatkan negara-negara lainnya untuk tidak melakukan intervensi militer langsung untuk mendukung Israel. Diperingatkan Teheran bahwa “kepentingan mereka di kawasan juga akan menghadapi serangan yang kuat” jika ada intervensi militer.

    Iran Klaim 90 Persen Rudal Hantam Target di Israel

    IRGC dalam pernyataannya menyebut rentetan serangan rudal Iran ditargetkan terhadap “tiga pangkalan militer” di sekitar Tel Aviv, juga terhadap pangkalan udara dan pangkalan radar Israel. Pusat konspirasi dan perencanaan pembunuhan terhadap para pemimpin Poros Perlawanan dan komandan IRGC juga disebut menjadi target serangan.

    Diklaim oleh IRGC, seperti dilansir Press TV, bahwa ketiga pangkalan militer Israel itu dihantam serangan rudal Iran.

    Menurut IRGC dalam pernyataannya, meskipun area-area tertentu dilindungi oleh sistem pertahanan udara yang canggih, sebanyak “90 persen” dari rudal-rudal yang diluncurkan itu berhasil “mengenai target-targetnya” di Israel.

    “Rezim Zionis sangat ketakutan dengan intelijen dan dominasi operasional Republik Islam (Iran),” sebut IRGC.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi, dalam pernyataan terpisah mengatakan serangan Teheran “akan selesai kecuali rezim Israel memutuskan untuk melakukan pembalasan lebih lanjut”.

    Sementara Presiden Masoud Pezeshkian memuji serangan itu sebagai “respons tegas” negaranya terhadap apa yang disebutnya sebagai “agresi” Israel.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, sebelumnya menegaskan akan membuat Iran membayar atas rentetan serangan rudalnya. Netanyahu menyebut serangan rudal besar-besaran Teheran itu sebagai kesalahan besar.

    “Iran membuat kesalahan besar malam ini dan akan membayarnya,” kata Netanyahu beberapa jam setelah serangan rudal terjadi pada Selasa (1/10) malam.

    “Siapa pun yang menyerang kami, kami serang mereka,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Luncurkan 5 Serangan ke Beirut Selatan Lebanon

    Israel Luncurkan 5 Serangan ke Beirut Selatan Lebanon

    Jakarta

    Israel kembali meluncurkan serangannya menghantam pinggiran selatan Beirut, Lebanon. Ada lima serangan Israel pada Rabu pagi.

    “Setidaknya lima serangan Israel menargetkan pinggiran kota selatan Beirut,” kata sumber yang meminta tidak disebutkan namanya dilansir AFP, Rabu (2/10/2024).

    Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan lokasi Hizbullah dan mengeluarkan beberapa perintah evakuasi.

    Koresponden AFP mendengar beberapa ledakan dan melihat asap mengepul di satu area. Api juga terlihat berkobar.

    Militer Israel mengatakan pada Rabu pagi mereka “saat ini menyerang sasaran teror Hizbullah di Beirut”.

    Diketahui, Israel telah berulang kali membombardir pinggiran selatan Beirut sejak pekan lalu, yang merupakan benteng Hizbullah yang berpenduduk padat di mana Israel mengatakan pihaknya menargetkan situs-situs milik kelompok tersebut.

    Sebuah serangan besar-besaran di daerah itu pada hari Jumat menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

    “Anda berlokasi di dekat fasilitas Hizbullah yang berbahaya, di mana IDF (militer Israel) akan menindak dengan kekerasan dalam waktu dekat,” bunyi salah satu peringatan, yang menyebutkan kawasan Haret Hreik.

    (zap/yld)

  • Israel Peringatkan Iran soal Serangan Rudal di Tel Aviv

    Israel Peringatkan Iran soal Serangan Rudal di Tel Aviv

    Tel Aviv

    Israel memperingatkan Iran soal rudal yang dikirim ke langit Tel Aviv. Israel menyebut memiliki rencana untuk membalasnya.

    Dilansir CNN, Rabu (2/10/2024), peringatan tersebut menggemakan pesan dari juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Laksamana Muda Daniel Hagari, yang mengatakan dalam pesan yang disiarkan televisi pada hari Selasa bahwa “serangan ini akan memiliki konsekuensi.”

    “Kami memiliki rencana, dan kami akan beroperasi di tempat dan waktu yang kami putuskan,” kata Hagari.

    Serangan rudal yang ditembakkan ke Israel pada Selasa malam menyebabkan warga bergegas untuk berlindung. Militer Israel mengatakan bahwa tidak ada serangan baru yang teridentifikasi dan aman bagi orang-orang untuk meninggalkan tempat perlindungan mereka.

    Sebelumnya, Iran meluncurkan puluhan rudal ke wilayah Tel Aviv, Israel. Iran menargetkan Israel sebagai respons atas tewasnya pemimpin Hizbullah.

    Dilansir CNN, Iran mengatakan pihaknya menargetkan Israel pada hari Selasa sebagai respons atas tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan lainnya.

    “Sebagai respons atas tewasnya Martir Haniyeh, Seyed Hassan Nasrallah, dan Martir Nilfroshan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan,” kata kantor berita semi-resmi Iran Tasnim yang mengutip Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

    (aik/aik)

  • Alasan Iran Luncurkan Rudal ke Israel: Respons Kematian Pemimpin Hizbullah

    Alasan Iran Luncurkan Rudal ke Israel: Respons Kematian Pemimpin Hizbullah

    Jakarta

    Iran meluncurkan puluhan rudal ke wilayah Tel Aviv, Israel. Iran menargetkan Israel sebagai respons atas tewasnya pemimpin Hizbullah.

    Dilansir CNN, Iran mengatakan pihaknya menargetkan Israel pada hari Selasa sebagai respons atas tewasnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan lainnya.

    “Sebagai respons atas tewasnya Martir Haniyeh, Seyed Hassan Nasrallah, dan Martir Nilfroshan, kami menargetkan jantung wilayah pendudukan,” kata kantor berita semi-resmi Iran Tasnim yang mengutip Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

    “Jika rezim Zionis bereaksi terhadap operasi Iran, mereka akan menghadapi serangan yang menghancurkan,” kata IRGC juga menurut Tasnim.

    Rudal Meluncur dari Berbagai Wilayah

    Iran meluncurkan serangan rudal dari berbagai lokasi di seluruh negeri, termasuk Tabriz, Kashan, dan pinggiran Teheran, Selasa larut malam waktu setempat.

    Platform media sosial dibanjiri dengan video yang menangkap adegan dramatis tembakan roket yang menerangi cakrawala Iran.

    Sebelumnya pada hari AS telah memperingatkan akan adanya serangan dari Iran terhadap Israel.

    (aik/aik)

  • Satelit Rekam Before After Markas Hizbullah Dibom Penghancur Bunker

    Satelit Rekam Before After Markas Hizbullah Dibom Penghancur Bunker

    Jakarta

    Dengan jet tempur F-15i, militer Israel dilaporkan menjatuhkan sekitar 80 bom bunker buster atau penghancur bunker di Beirut, membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Israel dilaporkan memakai bom jenis BLU-109 buatan AS dengan perangkat pemandu JDAM (Joint Direct Attack Munition).

    Jadi, rudal penghancur bunker menerobos ke dalam tanah, tak langsung meledak, dengan baja lebih tebal dari banyak bom lainnya. Sistem sekering tertunda memastikan bom meledak hanya setelah mencapai kedalaman tertentu, memaksimalkan kerusakan pada bunker bawah tanah.

    Dalam foto satelit dari Planet Labs, terlihat foto sebelum dan sesudah serangan bunker buster yang menyasar markas Hizbullah di Dahiyeh, pinggiran kota Beirut. Beberapa gedung apartemen bertingkat, rata dengan tanah akibat serangan tersebut.

    Dikutip detikINET dari Associated Press, lebih dari dua hari setelah serangan, asap masih mengepul dari reruntuhan bangunan yang membara. Orang-orang datang ke lokasi, sebagian memeriksa sisa-sisa rumah mereka, sebagian lagi memberi penghormatan dan berdoa.

    Citra satelit sebelum dan sesudah serangan Israel di Beirut. Foto: Planet Labs

    Beberapa kawah terlihat, yang kemungkinan digunakan oleh tim penyelamat untuk menembus lokasi ledakan, di mana beberapa di antaranya tampaknya sedalam 30 meter.

    Adapun video dan citra yang dianalisis oleh CNN di lokasi, juga menunjukkan kawah besar dan dalam, dikelilingi puing-puing dari bangunan yang hancur. Analisis CNN terhadap video dan citra satelit mengonfirmasi empat gedung apartemen bertingkat hancur dalam serangan itu.

    Israel merilis video yang memperlihatkan sedikitnya 8 jet tempur F-15I menuju Beirut saat serangan, tapi tak mengungkap jenis bomnya. Ahli mengatakan ledakan dan kerusakan sesuai dengan bom penghancur bunker seberat sekitar 900 kg berjenis BLU-109 buatan AS, dibekali perangkat pemandu JDAM (Joint Direct Attack Munition).

    Dua pejabat senior pertahanan Israel mengklaim ke New York Times bahwa 80 bom digunakan dalam serangan terhadap Nasrallah. Pakar ledakan Trevor Ball menilai jumlah itu masuk akal tetapi sulit untuk memastikannya berdasarkan citra kawah yang terlihat.

    “Mungkin ada lebih banyak kawah serupa yang terisi reruntuhan bangunan. Tidak diketahui juga seberapa dalam dan luas fasilitas bawah tanah itu. Itu membuat sangat sulit untuk memperkirakan jumlah amunisi yang digunakan secara akurat,” katanya.

    Bom bunker buster sendiri meledak hanya setelah mencapai target di kedalaman, dapat menembus hingga 30 meter. Usai ledakan, bunker buster menciptakan gelombang kejut yang dapat meruntuhkan seluruh bangunan.

    [Gambas:Youtube]

    (fyk/rns)

  • Israel Bombardir Lebanon, 100 Ribu Orang Mengungsi ke Suriah

    Israel Bombardir Lebanon, 100 Ribu Orang Mengungsi ke Suriah

    Jakarta

    Sekitar 100.000 orang telah mengungsi dari Lebanon ke Suriah karena serangan udara Israel, angka yang telah berlipat ganda dalam dua hari.

    “Jumlah orang yang telah menyeberang ke Suriah dari Lebanon untuk melarikan diri dari serangan udara Israel — warga negara Lebanon dan Suriah — telah mencapai 100.000,” tulis kepala badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNHCR, Filippo Grandi di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Senin (30/9/2024).

    “Arus keluar terus berlanjut,” imbuhnya.

    Ia mengatakan badan pengungsi PBB (UNHCR) “hadir di empat titik penyeberangan, bersama pemerintah setempat dan (Bulan Sabit Merah Suriah) untuk mendukung para pendatang baru tersebut”.

    Pengungsian massal ke Suriah yang dilanda perang ini, telah dimulai seminggu yang lalu, yakni pada tanggal 23 September, ujar UNHCR kepada AFP.

    Israel telah memperluas serangannya dalam beberapa hari terakhir untuk mencakup Lebanon serta Jalur Gaza, menargetkan sekutu regional Iran, Hizbullah.

    Serangan Israel terhadap target Hizbullah di Lebanon menewaskan pemimpinnya, Hassan Nasrallah, pada hari Jumat lalu.

    Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, dalam seminggu terakhir, serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 700 orang di Lebanon, termasuk 14 petugas paramedis selama periode dua hari.

    Sebelumnya pada hari Jumat lalu, sekitar 30.000 orang telah menyeberang ke Suriah, menurut UNHCR.

    Perwakilan UNHCR di Suriah, Gonzalo Vargas Llosa, mengatakan sekitar 80 persen dari mereka adalah warga negara Suriah dan 20 persen warga Lebanon.

    “Sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, meskipun beberapa pria telah menyeberang. Sekitar setengahnya adalah anak-anak dan remaja,” katanya kepada wartawan.

    Ia menekankan bahwa orang-orang yang mengungsi ke Suriah itu “tiba di negara yang telah menderita krisis dan kekerasannya sendiri selama lebih dari 13 tahun, serta keruntuhan ekonomi”.

    “Orang-orang yang melarikan diri dari bombardir itu tiba di Suriah dalam keadaan kelelahan, trauma, dan sangat membutuhkan bantuan,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Timur Tengah Membara, AS Peringatkan Iran dan Proksinya

    Timur Tengah Membara, AS Peringatkan Iran dan Proksinya

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan Iran dan proksi-proksinya untuk tidak mengeksploitasi situasi krisis di Timur Tengah atau memperluas konflik. Washington menegaskan akan bertindak jika Teheran dan proksinya memanfaatkan situasi terkini dengan menyerang personel militer atau kepentingan AS di kawasan.

    Peringatan tersebut, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (30/9/2024), dilontarkan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin yang bertekad mencegah Iran dan proksi-proksinya mengeksploitasi situasi krisis di Timur Tengah, saat Israel menggempur Hamas di Jalur Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.

    Diketahui bahwa Hamas, Hizbullah dan Houthi semuanya didukung oleh Iran.

    “Amerika Serikat bertekad untuk mencegah Iran dan mitra-mitra serta proksi yang didukung Iran mengeksploitasi situasi atau memperluas konflik,” tegas juru bicara Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, Mayor Jenderal Patrick Ryder, dalam pernyataannya.

    “(Menhan Austin) Telah memperjelas jika Iran, mitra-mitranya, atau proksinya, menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di kawasan, maka Amerika Serikat akan mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami,” ucapnya.

    Menhan Austin, menurut Ryder, juga memberikan wewenang kepada militer AS untuk memperkuat kehadiran di kawasan Timur Tengah dengan kemampuan dukungan udara yang bersifat “defensif” dan mengerahkan pasukan lainnya pada status kesiapan yang lebih tinggi.

    Pentagon menambahkan bahwa pasukan AS kini dipersiapkan untuk dikerahkan jika diperlukan.

    “(Menhan Austin) Meningkatkan kesiapan pasukan tambahan AS untuk dikerahkan, meningkatkan kesiapan kami untuk merespons berbagai kemungkinan,” kata Ryder dalam pernyataannya.

    Pada Minggu (29/9), menurut laporan Reuters, militer AS mengumumkan peningkatan kemampuan dukungan udara di kawasan Timur Tengah dan menempatkan tentaranya dalam kesiapan yang lebih tinggi untuk dikerahkan ke kawasan tersebut.

    Pengumuman itu disampaikan dua hari setelah Presiden Joe Biden menginstruksikan Pentagon untuk menyesuaikan postur pasukan AS di Timur Tengah, saat meningkatnya kekhawatiran bahwa serangan Israel yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah akan mendorong Iran untuk membalas dendam.

    Namun pernyataan terbaru Pentagon hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai besaran atau cakupan pengerahan udara terbaru itu. Pentagon hanya mengatakan bahwa: “Kami akan lebih memperkuat kemampuan dukungan udara defensif dalam beberapa hari mendatang”.

    Militer Israel menyerang lebih banyak target di wilayah Lebanon pada Minggu (29/9) untuk semakin menekan Hizbullah, setelah menewaskan Nasrallah dalam serangan di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9) waktu setempat.

    Pada Senin (30/9), Israel untuk pertama kalinya menyerang jantung kota Beirut dalam serangan drone terbarunya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Terus Gempur Lebanon, Arab Saudi Ingatkan Hal Ini!

    Israel Terus Gempur Lebanon, Arab Saudi Ingatkan Hal Ini!

    Riyadh

    Pemerintah Arab Saudi menekankan perlunya menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon saat serangan udara Israel terus menghantam negara tersebut. Riyadh memperingatkan pentingnya melindungi dan menghindarkan rakyat sipil dari bahaya perang.

    “Kerajaan Arab Saudi dengan sangat prihatin memantau perkembangan yang terjadi di Republik Lebanon,” sebut Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (30/9/2024).

    “Kerajaan menekankan perlunya menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Lebanon, dan menegaskan solidaritasnya dengan rakyat Lebanon terhadap dampak peristiwa ini dan perlunya membatasi konsekuensi kemanusiaannya,” cetus Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (30/9).

    Riyadh kemudian meminta komunitas internasional untuk turut menjaga keamanan regional dan melindungi rakyat sipil dari bahaya perang.

    “Kerajaan Arab Saudi menyerukan kepada komunitas internasional untuk memikul tanggung jawab dalam melindungi perdamaian dan keamanan regional, agar kawasan ini dan rakyatnya terhindar dari bahaya dan tragedi perang,” tegas Kementerian Luar Negeri Saudi.

    Dalam pernyataannya, Saudi juga mengeluarkan arahan untuk penyaluran bantuan medis dan bantuan kemanusiaan lainnya ke Lebanon.

    “Berdasarkan posisi Kerajaan yang mendukung saudara-saudara kita di Lebanon, kepemimpinan Kerajaan telah merilis arahan untuk memberikan bantuan medis dan bantuan lainnya kepada masyarakat Lebanon untuk mendukung mereka selama keadaan kritis ini,” sebut Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya.

    Israel mengalihkan fokusnya dari Jalur Gaza ke Lebanon dalam beberapa hari terakhir, dengan menyerang posisi Hizbullah — sekutu regional Iran di negara tersebut. Salah satu serangan Tel Aviv telah menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9) lalu.

    Rentetan serangan terus dilancarkan Israel untuk menekan Hizbullah usai kematian Nasrallah. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya 105 orang tewas dan 359 orang lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel di Lebanon sepanjang Minggu (29/9) waktu setempat.

    Secara total, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 1.000 orang tewas dan sekitar 6.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Israel yang berlangsung selama dua pekan terakhir di wilayahnya. Tidak disebut lebih spesifik soal berapa banyak warga sipil yang tewas.

    Pemerintah Beirut juga menyebut sekitar satu juta orang — atau seperlima dari total populasi Lebanon — telah mengungsi dari rumah-rumah mereka. Perdana Menteri (PM) Lebanon, Najib Mikati, menyebutnya sebagai “gerakan pengungsian terbesar” dalam sejarah negaranya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Terus Serang Pusat Kota Beirut, Ratusan Orang Tewas

    Israel Terus Serang Pusat Kota Beirut, Ratusan Orang Tewas

    Jakarta

    Sejumlah kantor berita mengutip beberapa saksi mata yang mengatakan bahwa serangan udara Israel menghantam sebuah gedung apartemen di pusat Kota Beirut.

    Jika terkonfirmasi, insiden ini akan menjadi serangan pertama Israel di pusat kota Beirut dalam hampir satu tahun pertempuran antara Israel dan Hizbullah. Serangan ini terjadi di tengah gempuran yang terus berlanjut di seluruh Lebanon.

    Kantor berita Reuters melaporkan bahwa lantai atas sebuah gedung apartemen di distrik Kola, Beirut, terkena serangan, mengutip saksi mata yang mendengar suara ledakan dan melihat asap mengepul dari lantai atas gedung tersebut.

    Kantor berita AFP mengutip sumber keamanan yang mengatakan bahwa sebuah pesawat tak berawak Israel menghantam sebuah apartemen milik kelompok Jamaa Islamiya, yang menyebabkan empat orang tewas. Namun, kejadian ini tidak dapat diverifikasi secara independen.

    Ada beberapa serangan lain di Beirut, termasuk yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada hari Jumat (27/09).

    Lebanon: Lebih dari 100 orang tewas dalam 24 jam terakhir

    Pada hari Minggu (29/09), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon mengatakan bahwa 105 orang telah terbunuh dalam serangan Israel dalam kurun waktu 24 jam.

    Kemenkes menyebut 359 orang juga terluka ketika Israel menyerang beberapa bagian Lebanon selatan, termasuk pinggiran Kota Beirut.

    IDF mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan serangan di Lebanon dengan tujuan “merusak dan menurunkan kemampuan militer dan infrastruktur Hizbullah.”

    Sayap kiri Palestina: Tiga anggota tewas dalam serangan di Beirut

    Kelompok militan Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (Popular Front for the Liberation of Palestine/PLFP) mengatakan bahwa tiga anggotanya tewas dalam serangan Israel di distrik Kola, Beirut, Senin (30/09).

    Serangan yang belum dikonfirmasi oleh Israel ini merupakan gempuran pertama di dalam wilayah Kota Beirut sejak tanggal 7 Oktober 2023.

    Dalam sebuah pernyataan, PLFP mengatakan bahwa Kepala Keamanan Militer, Mohammad Abdel-Aal, Komandan Militer Imad Odeh, dan anggota ketiga, Abdelrahman Abdel-Aal tewas dalam serangan itu.

    PFLP adalah kelompok sayap kiri sekuler, yang bersekutu dengan Hizbullah dalam mendukung kelompok Palestina Hamas melawan Israel. Hizbullah dan Hamas dinyatakan sebagai kelompok teror oleh AS, Inggris, Jerman, Uni Eropa dan beberapa negara lain.

    Pakar Timur Tengah: Israel sadar Hizbullah “lebih tidak efisien”

    Kepada DW, seorang penulis dan peneliti senior dari Program Politik Arab di Washington Institute, Hanin Ghaddar, mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi keputusan Israel untuk meningkatkan konflik di Lebanon.

    “Pertama, tentara Israel tidak lagi dibutuhkan dalam jumlah besar di Gaza. Operasi militer di Gaza sudah hampir berakhir dan sisanya yang dibutuhkan tidak memerlukan banyak tentara Israel,” ucap Ghaddar.

    Kedua, Ghaddar mengatakan bahwa Israel menyadari bahwa “sangat mudah untuk menyusup ke Hizbullah dengan intelijen mereka, kemudian Hizbullah jauh lebih terdampak daripada yang mereka kira dan jauh lebih tidak efisien.”

    Ghaddar mengatakan bahwa kurangnya efisiensi berarti Iran juga tidak ingin Hizbullah merespons.

    Mengenai pertanyaan tentang seberapa parah Hizbullah terkena dampak dari serangan terhadap kepemimpinannya, Ghaddar mengatakan, apa yang terjadi pada dasarnya adalah “pembunuhan terhadap Hizbullah.”

    “Apa yang kita lihat bukan hanya pembunuhan terhadap pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, ini adalah pembunuhan terhadap Hizbullah itu sendiri dengan melenyapkan para pendirinya,” kata Ghaddar.

    mh/ha/hp (Reuters, AFRP, AP, dpa)

    (ita/ita)