Tag: Hashim Sujono Djojohadikusumo

  • Lindungi Hutan Tropis, Prabowo Umumkan Investasi US Miliar dalam TFFF

    Lindungi Hutan Tropis, Prabowo Umumkan Investasi US$1 Miliar dalam TFFF

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjadi salah satu motor utama perlindungan hutan tropis dunia.

    Menurutnya, komitmen tersebut ditunjukkan melalui partisipasi aktif Indonesia dalam Tropical Forest Forever Facility (TFFF), inisiatif global yang digagas Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva untuk melindungi hutan tropis di lebih dari 70 negara.

    Dalam forum Climate Summit di Belem, Brasil, Kamis (6/11/2025), sikap tegas Presiden Prabowo Subianto disampaikan langsung oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo.

    “Pidato Pak Hashim Djojohadikusumo sebagai Utusan Khusus bidang Perubahan Iklim dan Energi menegaskan komitmen Pak Presiden Prabowo Subianto kepada dunia bahwa Indonesia akan selalu bekerjasama dengan bangsa-bangsa yang menyepakati kerjasama multilateral untuk melindungi bumi kita,” ujar Menhut Raja Antoni di Belem.

    Raja Antoni menambahkan, Presiden Ke-8 RI itu menegaskan posisi Indonesia untuk tetap berpegang teguh pada Paris Agreement serta norma-norma internasional dalam menghadapi krisis iklim secara kolektif.

    Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa Indonesia tidak hanya bergabung dalam inisiatif TFFF, tetapi juga siap berinvestasi sebesar US$1 miliar, setara dengan kontribusi awal Brasil.

    Langkah ini, kata Raja Antoni, menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara penggagas utama perlindungan hutan tropis dunia.

    “Pak Prabowo juga memberikan pengumuman kepada dunia bahwa Indonesia tidak hanya bergabung kepada TFFF, Tropical Forest Forever Facility, tetapi juga siap chip in membayar biaya investasi yang sama besarnya dengan apa yang dikeluarkan oleh Brasil,” tutur Raja Antoni.

    Menurutnya, langkah itu menunjukkan keberanian Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki hutan tropis terbesar di dunia untuk berperan aktif dalam perlindungan iklim global.

    “Ini juga menunjukkan bahwa kita tidak hanya memiliki hutan, tapi juga secara aktif terlibat dalam mencari mekanisme perlindungan terhadap hutan tropis kita,” tambahnya.

    Raja Antoni menegaskan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia menunjukkan wibawa dan kredibilitas di dunia internasional, dengan aksi mitigasi nyata terhadap pemanasan global dan perubahan iklim.

    Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva sendiri menjadi penggagas utama TFFF, sebuah mekanisme pendanaan global yang menyalurkan sebagian dananya langsung kepada masyarakat adat dan komunitas lokal.

    Dalam forum pra-COP30 di Belem, Lula mengumumkan investasi awal sebesar US$1 miliar dari Brasil, menjadikannya negara pertama yang berkontribusi pada fasilitas tersebut.

    Sebagai bagian dari delegasi Indonesia di forum tersebut, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni turut mendampingi Utusan Khusus Presiden Hashim Djojohadikusumo.

    Dalam COP30 UNFCCC, Kementerian Kehutanan mengusung kampanye bertema “Indonesia: From Rainforest to Global Carbon Hub and Marketplace” — sejalan dengan terobosan kebijakan Presiden Prabowo melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Instrumen Nilai Ekonomi Karbon dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Nasional.

    Kebijakan tersebut mempertegas kesiapan Indonesia dalam perdagangan karbon internasional dan memperkuat perannya sebagai pusat solusi iklim dunia.

  • Indonesia Targetkan Penurunan 92–118 Juta Ton CO₂ di 2030, Ini Jurusnya

    Indonesia Targetkan Penurunan 92–118 Juta Ton CO₂ di 2030, Ini Jurusnya

    Jakarta: Indonesia menegaskan komitmen kuatnya dalam memperkuat aksi iklim global melalui strategi pembangunan hijau yang berkeadilan dan berpusat pada manusia. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, dalam pidatonya pada COP30 Leader Summit di Belém, Brasil.

    “Indonesia datang ke Belém dengan pesan yang jelas: kami berkomitmen memperkuat aksi iklim nasional dan siap bekerja bersama semua negara untuk menghadirkan aksi nyata yang inklusif dan ambisius,” ujar Hashim dalam pernyataannya mewakili Presiden Prabowo Subianto dikutip dari laman Kemenhut, Sabtu, 8 November 2025.

    Dalam kesempatan tersebut, Hashim didampingi oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, dan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, yang bersama-sama menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan integrasi kebijakan sektor kehutanan dan lingkungan dalam upaya penurunan emisi nasional.

    Hashim menegaskan, Indonesia berpegang teguh pada Perjanjian Paris, dengan target net-zero emission pada 2060 atau lebih cepat, serta pertumbuhan ekonomi berkelanjutan hingga 8 persen per tahun. Strategi pembangunan hijau tersebut dituangkan dalam Second Nationally Determined Contribution (SNDC) yang menetapkan plafon emisi 1,2–1,5 gigaton CO₂ ekuivalen pada tahun 2035 serta porsi energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2030, termasuk pengembangan energi nuklir sebagai bagian dari transisi energi bersih.

    Lebih lanjut, Hashim menekankan, sektor kehutanan dan lahan menjadi pilar utama dalam upaya dekarbonisasi nasional. Melalui program FOLU Net Sink 2030, Indonesia menargetkan penurunan 92–118 juta ton CO₂ hingga tahun 2030 melalui pencegahan deforestasi, rehabilitasi hutan, konservasi keanekaragaman hayati, serta perlindungan ekosistem gambut dan mangrove.

    Dalam pidatonya, Hashim juga menyampaikan dukungan penuh Indonesia terhadap inisiatif Tropical Forests Forever Facility (TFFF), sebuah mekanisme pembiayaan global senilai USD 125 miliar yang digagas oleh Presiden Brasil Lula da Silva untuk mendukung negara-negara berhutan tropis.

    “Rata-rata deforestasi tahunan Indonesia kini berada pada titik terendah dalam dua dekade terakhir, turun 75 persen sejak 2019. Kami juga terus memperkuat konservasi satwa liar, termasuk pembangunan koridor gajah dan program konservasi berbasis masyarakat,” jelasnya.

    Indonesia juga menegaskan pentingnya integrasi agenda iklim dan keanekaragaman hayati, sejalan dengan Joint Climate Nature Declaration of COP28 yang sebelumnya telah ditandatangani. Selain itu, Hashim menyoroti potensi besar ekosistem biru Indonesia yang menyimpan 17 persen cadangan karbon biru dunia (sekitar 3,4 gigaton CO₂).

    Pemerintah berkomitmen melindungi dan merestorasi ekosistem pesisir tersebut untuk mendukung ketahanan pangan, perlindungan garis pantai, dan keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir. “Aksi iklim harus adil, inklusif, dan berpusat pada manusia. Indonesia menegaskan bahwa tidak ada yang boleh tertinggal dalam transformasi menuju masa depan hijau” tegas Hashim.

    Sebagai wujud komitmen nyata, Presiden Prabowo telah mengumumkan alokasi 1,4 juta hektare hutan adat bagi masyarakat adat dan lokal dalam empat tahun ke depan. Hal ini merupakan langkah besar menuju keadilan sosial dan ekologis.

    Indonesia hadir di COP30 sebagai mitra konstruktif dan penggerak konsensus global. Tema konferensi kali ini forests, critical minerals, finance, biodiversity, dan adaptation sejalan dengan prioritas nasional Indonesia.

    Baca Juga :

    Pengakuan Hutan Adat Terbukti Mampu Menekan Laju Deforestasi hingga 50 Persen

    “Indonesia siap memimpin, bekerja sama, berkontribusi, dan mendukung seluruh program aksi iklim agar bersama-sama kita dapat membangun dunia yang tangguh terhadap perubahan iklim, di mana tak seorang pun tertinggal. Masa negosiasi panjang telah usai, kini saatnya aksi nyata dimulai,” tutup Hashim.

    Jakarta: Indonesia menegaskan komitmen kuatnya dalam memperkuat aksi iklim global melalui strategi pembangunan hijau yang berkeadilan dan berpusat pada manusia. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, dalam pidatonya pada COP30 Leader Summit di Belém, Brasil.
     
    “Indonesia datang ke Belém dengan pesan yang jelas: kami berkomitmen memperkuat aksi iklim nasional dan siap bekerja bersama semua negara untuk menghadirkan aksi nyata yang inklusif dan ambisius,” ujar Hashim dalam pernyataannya mewakili Presiden Prabowo Subianto dikutip dari laman Kemenhut, Sabtu, 8 November 2025.
     
    Dalam kesempatan tersebut, Hashim didampingi oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, dan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, yang bersama-sama menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan integrasi kebijakan sektor kehutanan dan lingkungan dalam upaya penurunan emisi nasional.

    Hashim menegaskan, Indonesia berpegang teguh pada Perjanjian Paris, dengan target net-zero emission pada 2060 atau lebih cepat, serta pertumbuhan ekonomi berkelanjutan hingga 8 persen per tahun. Strategi pembangunan hijau tersebut dituangkan dalam Second Nationally Determined Contribution (SNDC) yang menetapkan plafon emisi 1,2–1,5 gigaton CO₂ ekuivalen pada tahun 2035 serta porsi energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2030, termasuk pengembangan energi nuklir sebagai bagian dari transisi energi bersih.
     
    Lebih lanjut, Hashim menekankan, sektor kehutanan dan lahan menjadi pilar utama dalam upaya dekarbonisasi nasional. Melalui program FOLU Net Sink 2030, Indonesia menargetkan penurunan 92–118 juta ton CO₂ hingga tahun 2030 melalui pencegahan deforestasi, rehabilitasi hutan, konservasi keanekaragaman hayati, serta perlindungan ekosistem gambut dan mangrove.
     
    Dalam pidatonya, Hashim juga menyampaikan dukungan penuh Indonesia terhadap inisiatif Tropical Forests Forever Facility (TFFF), sebuah mekanisme pembiayaan global senilai USD 125 miliar yang digagas oleh Presiden Brasil Lula da Silva untuk mendukung negara-negara berhutan tropis.
     
    “Rata-rata deforestasi tahunan Indonesia kini berada pada titik terendah dalam dua dekade terakhir, turun 75 persen sejak 2019. Kami juga terus memperkuat konservasi satwa liar, termasuk pembangunan koridor gajah dan program konservasi berbasis masyarakat,” jelasnya.
     
    Indonesia juga menegaskan pentingnya integrasi agenda iklim dan keanekaragaman hayati, sejalan dengan Joint Climate Nature Declaration of COP28 yang sebelumnya telah ditandatangani. Selain itu, Hashim menyoroti potensi besar ekosistem biru Indonesia yang menyimpan 17 persen cadangan karbon biru dunia (sekitar 3,4 gigaton CO₂).
     
    Pemerintah berkomitmen melindungi dan merestorasi ekosistem pesisir tersebut untuk mendukung ketahanan pangan, perlindungan garis pantai, dan keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir. “Aksi iklim harus adil, inklusif, dan berpusat pada manusia. Indonesia menegaskan bahwa tidak ada yang boleh tertinggal dalam transformasi menuju masa depan hijau” tegas Hashim.
     
    Sebagai wujud komitmen nyata, Presiden Prabowo telah mengumumkan alokasi 1,4 juta hektare hutan adat bagi masyarakat adat dan lokal dalam empat tahun ke depan. Hal ini merupakan langkah besar menuju keadilan sosial dan ekologis.
     
    Indonesia hadir di COP30 sebagai mitra konstruktif dan penggerak konsensus global. Tema konferensi kali ini forests, critical minerals, finance, biodiversity, dan adaptation sejalan dengan prioritas nasional Indonesia.

    “Indonesia siap memimpin, bekerja sama, berkontribusi, dan mendukung seluruh program aksi iklim agar bersama-sama kita dapat membangun dunia yang tangguh terhadap perubahan iklim, di mana tak seorang pun tertinggal. Masa negosiasi panjang telah usai, kini saatnya aksi nyata dimulai,” tutup Hashim.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (CEU)

  • Menhut: 1,4 Juta Ha Hutan Adat Wujud Kepedulian Prabowo

    Menhut: 1,4 Juta Ha Hutan Adat Wujud Kepedulian Prabowo

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menegaskan 1,4 juta hektare (ha) hutan adat merupakan bentuk kepedulian Presiden Prabowo Subianto terhadap lingkungan dan masyarakat adat. 

    Hal tersebut disampaikan Menhut Antoni saat mendampingi Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo dalam Climate Summit di Belem, Brasil, Kamis (6/11/2025).

    “Bagian dari keperdulian Pak Presiden terhadap lingkungan sekaligus untuk masyarakat yang selama ini termajinalkan,” ujar Antoni dikutip Jumat (11/4/2025).

    Antoni menegaskan kembali komitmen Indonesia memberikan 1,4 juta hektare hutan adat untuk masyarakat. “Tadi juga ada komitmen pemerintah Indonesia, untuk memberikan hak seluas 1,4 juta hektare kepada masyarakat hukum adat,” tandas Antoni. 

    Dalam acara tersebut, Hashim Djojohadikusumo menjadi pembicara mewakili Presiden Prabowo Subianto. Selain didampingi Raja Juli Antoni, Hashim juga didampingi Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol selama rangkaian COP 30 ini. Ketiganya merupakan delegasi yang diutus oleh Prabowo. 

    Dalam pidatonya di acara tersebut, Hashim mengumumkan secara resmi kepada dunia komitmen Prabowo dalam mengalokasikan 1,4 juta hektare hutan adat. Hasyim menyebut hal ini akan dilakukan dalam waktu empat tahun ke depan.

    “Awal tahun ini Presiden Prabowo secara resmi mengumumkan kepada dunia komitmen kami yang berani untuk mengakui dan mengalokasikan 1,4 juta hektare dari hutan adat untuk masyarakat adat dan lokal dalam waktu empat tahun ke depan,” jelas Hashim. 

    Sebelumnya, dalam United for Wildlife Global Summit dan High-Level Ministerial Roundtable (4/11/2025) yang diselenggarakan oleh Yayasan Kerajaan Pangeran dan Putri Wales di Rio de Janeiro, Brasil, Menhut Antoni menjelaskan bahwa pada Maret 2025, Indonesia telah membentuk Satuan Tugas Khusus Percepatan Pengakuan Hutan Adat. Menurut dia, satgas tersebut sebagai tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto dan menetapkan target untuk mengakui 1,4 juta hektare hutan adat baru selama periode 2025–2029. 

    “Pengakuan hutan adat bukan hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap hak-hak masyarakat adat, tetapi juga telah terbukti mengurangi laju deforestasi sebesar 30–50%, menurut data SOIFO 2024,” pungkas Antoni.

  • Menhut Sebut 1,4 Juta Hektare Akan Diakui Jadi Hutan Adat Baru

    Menhut Sebut 1,4 Juta Hektare Akan Diakui Jadi Hutan Adat Baru

    Jakarta

    Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mendampingi Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo dalam Belem Climate Summit, Brasil. Raja Juli menegaskan komitmen pemerintah Indonesia menyerahkan 1,4 juta hektare hutan kepada masyarakat adat.

    “Tadi juga ada komitmen pemerintah Indonesia, untuk memberikan hak seluas 1,4 juta hektare kepada masyarakat hukum adat,” ujar Menhut usai acara, Kamis, (6/11/2025).

    Menurutnya, pemberian 1,4 juta hektare hutan adat menjadi bukti kepedulian Presiden Prabowo Subianto terhadap lingkungan dan masyarakat adat.

    “Bagian dari keperdulian Pak Presiden terhadap lingkungan sekaligus untuk masyarakat yang selama ini termarjinalkan,” tuturnya.

    Dalam acara ini, diketahui Hashim Djojohadikusumo menjadi pembicara mewakili Presiden Prabowo. Selama rangkaian acara COP30, Hashim didampingi oleh Menhut Raja Juli dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol sebagai delegasi yang diutus oleh Prabowo.

    “Awal tahun ini Presiden Prabowo secara resmi mengumumkan kepada dunia komitmen kami yang berani untuk mengakui dan mengalokasikan 1,4 juta hektare dari hutan adat untuk masyatakat adat dan lokal dalam waktu empat tahun ke depan,” ujar Hashim.

    Raja Juli menegaskan hal ini menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo. Ia menetapkan target untuk mengakui 1,4 juta hektare hutan adat baru selama periode 2025-2029.

    Raja Juli juga menekankan bahwa pengakuan hutan adat bukan hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap hak-hak masyarakat adat, tetapi juga telah terbukti mengurangi laju deforestasi sebesar 30-50 persen, menurut data SOIFO 2024.

    (gra/fca)

  • Airlangga Sebut BP & ExxonMobil Mau Investasi Tangkap Karbon di RI Rp 250 T

    Airlangga Sebut BP & ExxonMobil Mau Investasi Tangkap Karbon di RI Rp 250 T

    Jakarta – ExxonMobil dan British Petroleum (BP) telah menyatakan komitmennya untuk berinvestasi di proyek penangkapan karbon atau Carbon Capture Storage (CCS) Indonesia. Nilai investasi mencapai US$ 15 miliar atau Rp 250 triliun (kurs Rp 16.729).

    Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara CEO Insight rangkaian menuju 16th Kompas100 CEO Forum powered by PLN di Hutan Kota by Plataran, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025).

    “Indonesia juga potensi CCS, baik itu Jepang, BP, dan ExxonMobil itu komit untuk investasi US$ 15 miliar,” katanya.

    Airlangga menyampaikan bahwa potensi penangkapan karbon Indonesia mencapai 500 giga ton. Potensi ini menjadikan kunci Indonesia mengurangi emisi karbon. Hal ini sejalan dengan perintah dari Presiden Prabowo Subianto yang meminta target nol emisi lebih cepat 10 tahun dari target tahun 2026.

    “Nah pemerintah terus mendorong peta jalan menuju net zero. Kita sudah dimenargetkan tahun 2060, namun bapak Presiden ingin lebih cepat. 10 tahun lebih cepat,” katanya.

    Sebelumnya, rencana BP dan Exxon Mobil bakal investasi di penangkapan karbon telah diungkapkan oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Iklim Hashim Djojohadikusumo dalam pembukaan Paviliun Indonesia pada gelaran COP29 di Baku, Azerbaijan pada 11 November 2024.

    “Indonesia diberkati dengan potensi penyimpanan karbon yang sangat besar. Kita diberkati dengan potensi dalam jumlah besar di seluruh nusantara, baik yang lokasinya di darat maupun di lepas pantai,” jelas Hashim.

    Program tangkap dan simpan karbon atau Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) dinilai menjadi kunci untuk mengurangi emisi karbon. Sebagai informasi, CCS adalah salah satu teknologi yang berfungsi menyerap emisi karbon yang dihasilkan oleh suatu sistem, di mana karbon yang telah ditangkap akan disimpan di suatu tempat yang sudah disiapkan.

    Teknologi ini memungkinkan beberapa sektor energi mengurangi emisi CO2 ke atmosfer sehingga mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Secara sederhana, melalui teknologi CCS, CO2 dari bahan bakar fosil ataupun dari limbah hasil pembakarannya dapat ditangkap kembali untuk kemudian disimpan di bawah tanah atau di bawah laut.

    (ara/ara)

  • Hashim Klaim Prabowo Tolak Sogokan 1 Miliar Dollar dari Koruptor, Pengamat: Siapa yang Menyuap? Kasus Apa? Terlihat Rekayasa

    Hashim Klaim Prabowo Tolak Sogokan 1 Miliar Dollar dari Koruptor, Pengamat: Siapa yang Menyuap? Kasus Apa? Terlihat Rekayasa

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pengamat Ekonomi dan Politik, Heru Subagia, menanyakan pengakuan Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo.

    Hal itu terkait dengan kakaknya, Presiden Prabowo Subianto yang kata Hashim sempat ditawari suap USD1 miliar dolar atau sekitar Rp16,57 triliun.

    Heru menilai hal itu seperti rekayasa atau dialog imajiner seolah-olah semua korupsi kelas kakap ditindaklanjuti.

    “Kalau saya lihat rekayasa. Atau dialog Imajiner. Seolah-olah dari prabowo korupsi kelas kakap bisa ditindaklanjuti. Analogi Prabowo berhasil menolak triliunan suap seperti yang diceritakan Hasim,” katanya.

    Heru mengatakan, hal tersebut sebenarnya sampel Hashim, setelah Prabowo mengaku akan memberantas korupsi. Bahkan sampai ke Gurun Sahara.

    “Hashim menunjukkan sampel, Prabowo sendiri adalah pihak yang akan disuap, dan pada faktanya menurut Hashim, Prabowo berhasil menolak suap,” kata Heru kepada fajar.co.id, Sabtu (1/11/2025).

    Meski begitu, dia mengungkapkan sebuah pertanyaan. Terkait siapa sebenarnya yang menyuap, dan kasus apa?

    “Pertanyaannya, siapa yang menyuap? Kedua, kasus apa yang sebenarnya para pihak tersebut berkeinginan menyuap Prabowo?” ujarnya.

    Selain itu, dia juga menanyakan apakah hal tersebut mengandung konsekuensi hukum. Mengingat sudah bagian dari pencobaan gratifikasi.

    “Pertanyaan berikutnya, apakah cerita Hashim itu mengandung konsekuensi hukum positif ditindaklanjuti, yang notabenya berpihak pada keputusan yang berhubungan dengan hukum dan pengejaran pada koruptor,” jelasnya.

  • Presiden Prabowo Kirim Utusan untuk Hadir ke COP30, Bawa Pesan Khusus Ini – Page 3

    Presiden Prabowo Kirim Utusan untuk Hadir ke COP30, Bawa Pesan Khusus Ini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto mengirimkan sejumlah delegasi terbaik Indonesia untuk mewakilinya menghadiri Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2025 (COP30) di Belem, Brasil pada November 2025.

    Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan, dirinya akan mendampingi Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo hadir COP30.

    Selain Raja Juli, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol akan ikut mendampingi.

    “Pak Hashim akan menjadi sebagai utusan khusus presiden di bidang energi dan perubahan iklim, special envoy for climate change and energy akan mungkin delegasi kita. Nanti akan saya dampingi, saya juga dengar tadi Pak Hanif akan dampingi,” kata Raja Juli di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    Hashim dan Raja Juli akan terlebih dahulu menghadiri United for Wildlife Global Summit and High Level Minesterial Roundtable di Rio Janeiro, Brasil pada 4 November 2025. Forum ini digelar oleh Prince William dari Inggris.

    Pertemuan ini akan membahas langkah bersama negara-negara dan lembaga internasional dalam memperkuat upaya aksi global terhadap kejahatan lingkungan dan peran masyarakat lokal. Mulai dari, penebangan liar, penambangan liar dan perdagangan satwa liar.

    “Masyarakat lokal termasuk yang paling terdampak oleh kejahatan-kejahatan tersebut. Oleh sebab itu, kehadiran kami di forum ini menjadi bentuk dukungan terhadap kolaborasi global yang berkeadilan untuk melindungi satwa dan ekosistemnya,” ujar Raja Juli.

     

  • Dukung Brazil di COP30, Prabowo utus Hashim pimpin delegasi RI

    Dukung Brazil di COP30, Prabowo utus Hashim pimpin delegasi RI

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto mendukung kepemimpinan Brazil pada Konferensi Ke-30 Perubahan Iklim PBB (COP30) di Belem, Brazil, pada November 2025, dan mengutus Hashim Djojohadikusumo, adik Presiden RI, untuk memimpin delegasi Pemerintah Indonesia.

    Dalam sesi pernyataan bersama di Ruang Kredensial, Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, Presiden Prabowo juga meminta maaf secara langsung kepada Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva karena tidak dapat menghadiri pertemuan tingkat tinggi tentang iklim dan lingkungan tersebut.

    “Saya mendukung Brazil dalam kepemimpinannya di COP30 dengan inisiatif-inisiatif Brazil. Mereka mendirikan suatu dana investasi untuk membantu melestarikan hutan tropis dan saya menyampaikan bahwa Indonesia mendukung. Brazil yang merintis dan kita mendukung Brazil, dan kita commit berapa dana yang Brazil akan investasi maka Indonesia akan investasi di dana tersebut,” kata Presiden Prabowo saat menyampaikan pernyataan bersama Presiden Lula.

    Prabowo kemudian berjanji mengirim “delegasi yang kuat” untuk menghadiri COP30 di Belem, yang rangkaian acaranya berlangsung pada 10–21 November 2025.

    “Saya akan kirim delegasi yang kuat untuk hadiri itu dengan keputusan kita untuk mendukung inisiatif-inisiatif dari Brazil,” sambung Presiden RI.

    Di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, selepas pertemuan bilateral Presiden Prabowo dan Presiden Lula, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan bahwa Presiden Prabowo mengutus adiknya, Hashim Djojohadikusumo, sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim untuk memimpin delegasi RI di COP30.

    “Nanti saya akan dampingi. Saya juga dengar tadi Pak Hanif akan dampingi,” kata Raja Juli menjawab pertanyaan wartawan.

    Hanif yang disebut Raja Juli merujuk kepada Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq.

    Raja Juli kemudian menjelaskan beberapa agenda dalam rangkaian COP30 itu, di antaranya Hashim selaku Utusan Khusus Presiden RI akan berbicara dalam forum UNFCCC pada tanggal 6–7 November 2025, kemudian lanjut menghadiri acara United for Wildlife Global Summit di Rio de Janeiro.

    “(Acara itu, red.) di-organize oleh Prince William, Prince of Wales ya. Selain itu, ada juga roundtable business untuk tadi follow-up Perpres 110 kemarin tentang carbon market,” kata Raja Juli.

    Peraturan presiden (perpres) yang disebut Raja Juli merujuk kepada Perpres Nomor 110 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Instrumen Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Nasional.

    Perpres itu ditandatangani Presiden Prabowo pada 10 Oktober 2025 untuk menggantikan aturan yang lama, yakni Perpres Nomor 98 Tahun 2021.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hashim Ungkap Prabowo Mau Disuap Rp16,5 Triliun, Ini Kata Mensesneg

    Hashim Ungkap Prabowo Mau Disuap Rp16,5 Triliun, Ini Kata Mensesneg

    Bisnis.com, JAKARTA – Istana Kepresidenan akhirnya menanggapi cerita mengejutkan yang disampaikan Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengenai adanya upaya suap besar-besaran yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto.

    Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi membenarkan bahwa kisah yang diungkap Hashim memang benar adanya.

    “Kira-kira begitulah,” ujarnya singkat ketika ditemui di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (22/10/2025).

    Hashim, yang merupakan adik kandung Prabowo, dalam pidatonya di acara Indonesia Berdoa Lintas Agama di Kuningan City, Jakarta Selatan, Sabtu (18/10/2025), mengisahkan bahwa seseorang pernah mencoba menyuap Presiden Prabowo dengan tawaran fantastis senilai US$1 miliar atau sekitar Rp16,5 triliun.

    Menurut Hashim, upaya itu langsung ditolak mentah-mentah oleh sang kakak. Dia juga mengaku pernah mengalami hal serupa yakni ada pihak yang berusaha menyuap dirinya dengan nilai mencapai Rp25 triliun.

    Dalam ceritanya, Hashim mengungkap bahwa Prabowo sendiri yang meneleponnya pada malam Minggu beberapa bulan lalu untuk menceritakan kejadian itu 

    Hashim sempat mengira uang yang ditawarkan sebesar Rp1 miliar. Namun, Prabowo meluruskan bahwa nominal yang dimaksud adalah US$1 miliar.

    Meski begitu, Prasetyo Hadi tidak merinci siapa pihak yang mencoba menyuap, baik Hashim maupun Istana sama-sama menegaskan bahwa Prabowo menolak tawaran tersebut dengan tegas.

  • Malam-malam Prabowo Telpon Bilang Akan Disogok 1 Miliar Dollar AS

    Malam-malam Prabowo Telpon Bilang Akan Disogok 1 Miliar Dollar AS

    JAKARTA — Hashim Djojohadikusumo membuka kisah mengagetkan terkait korupsi di hadapan ribuan peserta acara Indonesia Berdoa Lintas Agama di Kuningan City, Jakarta Selatan, Sabtu 18 Oktober. Ia bercerita bahwa suatu malam ia ditelpon Presiden Prabowo Subianto yang mengaku baru saja ditawari suap sebesar 1 miliar dolar AS, atau sekitar Rp16 triliun.

    “Malam minggu, jam sepuluh, saya lagi di rumah. Tiba-tiba Pak Prabowo telepon. Dia bilang, ‘Saya baru mau disogok orang, Hashim.’ Saya tanya, berapa? Dia jawab, satu miliar dolar,” kata Hashim.

    Hashim mengaku terkejut, tapi ia kemudian mengingatkan kakaknya untuk tetap teguh. Beberapa bulan setelah kejadian itu, Hashim sendiri mengaku pernah ditawari 1,5 miliar dolar, setara Rp25 triliun. “Saya bukan pejabat, tapi demi Kristus Yesus saya tolak. Saya hitung-hitung 25 triliun. Saya lihat wajah mereka kaget,” ujarnya.

    Menurut Hashim, kejadian itu menunjukkan betapa kuat godaan di sekitar kekuasaan. “Setan datang ke Prabowo, tapi Tuhan yang Mahakuasa melindungi dia,” ucapnya. Ia menegaskan bahwa korupsi sudah merasuki banyak sektor di Indonesia—dari pemerintahan hingga lembaga keagamaan.

    Dalam pidatonya, Hashim juga menyinggung perjuangan pemerintah memberantas mafia tambang dan migas. Ia menyebut 3,7 juta hektare lahan sawit ilegal kini berhasil dikuasai kembali oleh negara. “Negara akhirnya dapat pajak, retribusi, dan haknya yang selama ini dicuri,” ujar Hashim.

    Ia mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap “tikus-tikus dan kecoa-kecoa” yang mencoba mengambil keuntungan dari program pemerintah, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG). Meski diakuinya program itu belum sempurna, Hashim menilai inisiatif tersebut sejalan dengan upaya global menekan kelaparan dan meningkatkan kualitas pendidikan anak.

    “Prabowo dan saya sudah lama mengenal Indonesia. Kami tahu baik-buruknya negeri ini. Tapi kami juga tahu, selama Tuhan melindungi, bangsa ini tak akan kalah oleh kejahatan,” tutupnya dengan suara bergetar.