Tag: Hasan Ubaidillah

  • Polda Kaltara Gelar Salat Ghaib untuk Affan Kurniawan

    Polda Kaltara Gelar Salat Ghaib untuk Affan Kurniawan

    TANJUNG SELOR – Polda Kalimantan Utara (Kaltara) melaksanakan salat ghaib untuk almarhum Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang tewas dalam insiden dilindas mobil rantis Brimob dalam demonstrasi di Jakarta.

    Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Budi Rahmat mengungkapkan salat ghaib dilaksanakan di Masjid Nuraryaguna Mapolda Kaltara, dipimpin ustaz Hasan Ubaidillah.

    Salat ghaib diikuti Wakapolda Kaltara Brigjen Pol Soeseno Noerhandoko bersama Pejabat Utama (PJU) dan  personel Polda Kaltara serta masyarakat sekitar.

    Suasana khidmat menyertai jalannya doa bersama untuk almarhum.

    “Ibadah ini salah satu bentuk penghormatan dan mendoakan Almarhum (alm) Affan Kurniawan  salah satu korban aksi demo yang meninggal dunia,” kata Budi Rahmat, Jumat, 29 Agustus.

    “Ibadah ini dilaksanakan seluruh jajaran Polri, termasuk Polda Kaltara dan jajaran Polres serta Polresta di Kaltara,” tambah dia.

    Selain itu, Polda Kaltara juga menyampaikan rasa belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.

    “Mari kita bersama-sama mengirimkan doa terbaik untuk almarhum Affan Kurniawan, semoga  keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kekuatan,” katanya

  • Resmi! MUI Jatim Keluarkan Fatwa Haram Sound Horeg

    Resmi! MUI Jatim Keluarkan Fatwa Haram Sound Horeg

    GELORA.CO  – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur resmi mengeluarkan fatwa haram terhadap penggunaan sound horeg, terutama yang digunakan secara berlebihan dan memicu kemaksiatan di tengah masyarakat. Keputusan ini disampaikan langsung Sekretaris MUI Jatim KH Hasan Ubaidillah.

    Dia menegaskan, penggunaan sound system memang dibolehkan, selama digunakan secara proporsional dan tidak melanggar prinsip syariah.

    Namun penggunaan sound horeg atau sound system berdaya besar yang kerap digunakan untuk hiburan berkeliling dan acara joget, mengandung lebih banyak mudarat daripada manfaat.

    “Fatwa yang dikeluarkan karena lebih banyak mudarat daripada manfaat. Dampak sosialnya jelas mengganggu masyarakat dan kesehatan. Penggunaan sound horeg ini mengandung unsur kemaksiatan,” ujar KH Hasan, Selasa (15/7/2025).

    MUI Jatim menyoroti sejumlah aktivitas haram terkait penggunaan sound horeg, antara lain volume suara melebihi batas wajar dan mengganggu lingkungan, menimbulkan risiko kerusakan fasilitas umum atau barang milik warga. Kemudian memutar musik yang disertai joget pria-wanita, membuka aurat hingga aktivitas maksiat lainnya dan kegiatan dilakukan di tempat umum atau berkeliling permukiman warga.

    Meskipun mengharamkan sound horeg, MUI Jatim menegaskan penggunaan teknologi audio seperti sound system pada dasarnya boleh, selama digunakan untuk kegiatan positif dan tidak melanggar syariat.

    Polemik sound horeg sempat mencuat dalam Forum Satu Muharam 1447 H yang digelar di Pondok Pesantren Besuk, Kabupaten Pasuruan. Dalam forum tersebut, para ulama daerah telah lebih dulu mengeluarkan fatwa haram karena dampak sosial dan kemaksiatan yang ditimbulkan.

    Fatwa itu kemudian diperkuat dan didukung penuh MUI Jatim menjadikannya sebagai panduan resmi umat dalam menyikapi fenomena sound horeg

  • PKS Jatim Serahkan Hewan Kurban ke NU, Muhammadiyah, dan MUI: Sinergi Umat di Hari Raya

    PKS Jatim Serahkan Hewan Kurban ke NU, Muhammadiyah, dan MUI: Sinergi Umat di Hari Raya

    Surabaya (beritajatim.com) – Dalam semangat menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur menyerahkan hewan kurban berupa sapi kepada tiga organisasi keagamaan di Jawa Timur.

    Yakni, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Kamis (5/6/2025).

    Penyerahan hewan kurban ini dilakukan sebagai wujud kepedulian, rasa syukur, serta upaya mempererat silaturrahmi dan menguatkan sinergi antara partai politik dan elemen umat Islam di Jawa Timur.

    Ketua Panitia Kurban DPW PKS Jatim, Puguh Wiji Pamungkas menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi dan komitmen PKS untuk terus merawat kebersamaan dengan para ulama dan tokoh-tokoh umat.

    “Alhamdulillah, ini adalah salah satu wujud dari komitmen kami untuk terus menjaga tali silaturahim dan kerjasama dengan seluruh Indonesia elemen bangsa, khususnya para ulama, dalam membangun Jawa Timur yang lebih baik,” ujar Puguh, pria yang juga Sekretaris Fraksi PKS di DPRD Jatim itu.

    Ia menambahkan, bahwa pihaknya merasa bersyukur karena kehadiran rombongan PKS diterima dengan baik oleh jajaran pengurus PWNU, PWM, dan MUI Jawa Timur.

    Sementara itu, Ketua DPW PKS Jatim, Irwan Setiawan menegaskan, bahwa ibadah kurban merupakan momentum untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan nilai kepedulian sosial.

    “Kurban ini adalah bentuk rasa syukur, kepedulian sosial, dan semangat kebersamaan. Ia menjadi sarana menyatukan hati dan meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS,” kata Irwan.

    Irwan menyebut bahwa penyerahan kurban ke PWNU dan PWM sudah menjadi agenda rutin setiap tahun, dan untuk pertama kalinya tahun ini diperluas ke MUI Jawa Timur.

    “Bahagianya berkurban adalah ketika kita bisa berbagi, menjalin silaturahmi, dan memperkuat sinergi antara PKS dan seluruh elemen umat Islam di Jawa Timur,” tambahnya.

    Ia juga menegaskan, bahwa semangat berkurban harus menjadi bagian dari karakter PKS dalam melayani rakyat, dengan ketulusan dan semangat berbagi yang nyata.

    Perwakilan dari masing-masing lembaga menyambut baik langkah PKS Jatim ini. Mereka mengapresiasi perhatian dan kepedulian yang ditunjukkan, serta berharap sinergi antara ormas Islam dan partai politik dapat terus ditingkatkan untuk kemaslahatan umat.

    Adapun hewan kurban di PWNU Jatim diterima oleh Edi Yakub (Wakil Sekretaris) dan Taufiq Mukti (Kepala Rumah Tangga). Di MUI Jatim, diterima oleh Sekretaris MUI Jatim Dr. Hasan Ubaidillah, Ketua MUI Jatim Dr. KH Sudjak, dan Bendahara Umum Rosyidi. Sementara di PWM Jatim diterima oleh Wakil Ketua PWM Jatim, Tahmid Masyhudi.

    Selain menyerahkan kurban ke lembaga-lembaga keagamaan tingkat wilayah, PKS Jawa Timur juga menyelenggarakan penyembelihan dan pendistribusian hewan kurban melalui seluruh DPD kabupaten/kota se-Jawa Timur.

    “Tahun ini, DPW PKS Jatim kembali mensukseskan program syiar kurban dengan tema bahagianya berkurban. Seluruh pengurus, anggota, dan anggota DPRD se-Jatim turut berpartisipasi mensukseskan program. Syiar kurban ini yang secara nasional ditargetkan 2,3 juta paket kurban. Semoga kebahagiaan kurban ini menjadi milik semua, baik yang memberi, yang menerima, maupun yang menyaksikan. Mari jadikan Idul adha sebagai momen memperkuat solidaritas dan kepedulian sosial,” pungkas Kang Irwan. (tok/kun)

  • Muhammadiyah Jatim Akui Lemahnya Struktur di Desa, Banyak Ranting Mati

    Muhammadiyah Jatim Akui Lemahnya Struktur di Desa, Banyak Ranting Mati

    Surabaya (beritajatim.com) – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menghadapi tantangan serius dalam memperkuat struktur organisasinya hingga ke tingkat paling bawah. Dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCRPM), terungkap bahwa jumlah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) masih jauh dari target ideal.

    Ketua LPCRPM PWM Jatim, Dr. Hasan Ubaidillah, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi ini. Ia menilai lemahnya keberadaan ranting dapat menjadi ancaman nyata bagi eksistensi gerakan Muhammadiyah di tengah masyarakat.

    “Kalau cabang dan ranting mati, maka mati pula gerak Muhammadiyah di masyarakat,” ujar Hasan Ubaidillah, yang akrab disapa Ubaid, dalam Rakorwil di Kantor PWM Jatim, Surabaya, Sabtu (10/5/2025).

    Data yang dipaparkan menunjukkan bahwa meskipun struktur cabang Muhammadiyah telah mencakup sekitar 82 persen dari total 666 kecamatan di Jawa Timur (sebanyak 549 cabang), namun di tingkat ranting kondisinya masih jauh tertinggal. Dari 8.501 desa dan kelurahan di provinsi ini, baru sekitar 43 persen yang memiliki PRM.

    “Kita butuh percepatan untuk memenuhi target tersebut. Semangat kolaborasi, gerak cepat, dan keberanian bertindak harus menjadi karakter pengembangan ranting ke depan,” tegas Ubaid.

    Ia menambahkan bahwa kesenjangan antara jumlah cabang dan ranting mencerminkan belum meratanya jangkauan dakwah Muhammadiyah hingga ke desa-desa. Padahal, ranting merupakan ujung tombak organisasi dalam menyentuh langsung kehidupan masyarakat.

    “Ranting yang hidup akan menjadi pelayan masyarakat, tempat solusi, dan pusat gerakan dakwah. Di situlah wajah Muhammadiyah paling nyata dirasakan,” tambah dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ini.

    Masalah serupa juga ditemukan dalam pengelolaan masjid Muhammadiyah. LPCRPM mengakui bahwa tidak semua masjid mampu menjalankan fungsi sosial secara inklusif dan berkelanjutan. Banyak di antaranya masih menjalankan peran tradisional sebagai tempat ibadah semata, tanpa mengembangkan fungsi pemberdayaan masyarakat.

    Ubaid menegaskan pentingnya transformasi masjid menjadi pusat perubahan sosial. “Masjid harus hadir dengan wajah yang inklusif, peduli pada keberlanjutan lingkungan dan juga keberpihakan pada kelompok yang selama ini terpinggirkan,” jelasnya.

    Sebagai langkah konsolidasi, LPCRPM merencanakan Jambore Cabang, Ranting, dan Masjid pada tahun ini. Namun, Ubaid mengingatkan bahwa agenda tersebut tidak boleh menjadi seremoni belaka tanpa dibarengi langkah konkret memperkuat struktur bawah.

    “Dengan semangat kolaboratif dan visi pembaruan, kami berkomitmen menjadikan cabang, ranting, dan masjid sebagai kekuatan strategis dalam meneguhkan dakwah dan tajdid Muhammadiyah di tengah masyarakat,” tandasnya. [asg/beq]

  • Quick Count Pilkada Sumenep: Paslon ‘Faham’ Dulang Kemenangan

    Quick Count Pilkada Sumenep: Paslon ‘Faham’ Dulang Kemenangan

    Sumenep (beritajatim.com) – Pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, Ach. Fauzi Wongsojudo – KH Imam Hasyim (Faham) mendulang kemenangan dalam Pilkada 2024 versi hitung cepat (quick count) lembaga survei ‘TerUkur’.

    Direktur TerUkur, Ahmad Hasan Ubaidillah menjelaskan, data yang masuk hingga saat ini sebesar 90,8 persen. Dari data tersebut, paslon Faham meraup suara 58,5 persen, dan paslon Final mengantongi suara 41,5 persen dengan margin error plus minus 1 persen.

    “Dengan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan, hasil hitung cepat kami pasangan Faham yang menjadi pemenang Pilkada Sumenep 2024,” ungkapnya, Rabu (27/11/2024).

    Ia meyakini pergeseran angka hasil survei yang dirilisnya relatif sedikit dibanding hitung manual KPU nantinya. “Tapi kami tetap menghormati hasil hitung manual KPU Sumenep nantinya, untuk menentukan siapa yang meraih suara terbanyak,” katanya.

    Sementara calon Bupati petahana, Ach. Fauzi Wongsojudo mengucapkan terima kasih kepada seluruh pendukung, simpatisan, dan masyarakat Sumenep yang telah berpartisipasi dan memberikan dukungan. Namun ia meminta agar seluruh pendukungnya bersabar menunggu hasil hitung manual KPU Sumenep.

    “Jangan sampai ada euforia. Mari kita bersama-sama menghormati dan lebih sabar menunggu hasil hitungan KPU. Hitung cepat yang disampaikan lembaga survei ‘TerUkur’ itu tadi sebagai dasar dan gambaran tentang prosentase perolehan suara,” ujarnya.

    Ia berharap semua pihak bisa bekerja sama untuk menciptakan Sumenep yang kondusif selama tahapan Pilkada. “Jangan sampai ada gesekan antar pendukung. Kita tunggu saja hasil penghitungan suara di KPU,” ucapnya.

    Pilkada Sumenep diikuti oleh dua pasangan calon yakni Pasangan Ali Fikri-Unais Ali Hisyam (Final) di nomor urut 1, dan pasangan Fauzi-Imam Hasyim (Faham) di nomor urut 2.

    Pasangan Ali Fikri-Unais Ali Hisyam diusung oleh 2 partai, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan PSI. Sedangkan pasangan Fauzi-Imam Hasyim diusung oleh 8 partai, yakni PDI Perjuangan, PKB, PKS, PAN, Partai Demokrat, NasDem, Gerindra, dan Partai Hanura. (tem/but)