Tag: Hasan Basri

  • Bantuan Air Bersih Mengalir Untuk Korban Banjir di Pidie Jaya, Aceh

    Bantuan Air Bersih Mengalir Untuk Korban Banjir di Pidie Jaya, Aceh

    Bantuan Air Bersih Mengalir Untuk Korban Banjir di Pidie Jaya, Aceh

    PIDIE JAYA – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Aceh mulai mengalirkan bantuan air bersih untuk warga korban banjir di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Sabtu.

    “Semua peralatan dan air bersih kita bawa dari Banda Aceh ke Pidie Jaya dan hari ini sudah mengalir untuk warga di lokasi bencana,” kata Pejabat Pembuat Komitmen Tanggap Darurat BPBPK Aceh Ismadi kepada ANTARA di Pidie Jaya.

    Ismadi menjelaskan bantuan air bersih dibawa dari Banda Aceh menggunakan enam mobil tangki kapasitas 4.000 liter. Untuk penyaluran ke warga menggunakan 10 tandon air kapasitas 2.000 liter.

    “Untuk penentuan lokasi penempatan 10 tandon air, kami berkoordinasi dengan pemerintah daerah,” katanya.  

    Ia mengatakan untuk pengisian air selanjutnya, tim BPBPK sudah mendapatkan sumber air layak minum di Pidie Jaya. Selanjutnya tim tersebut menyalurkan bantuan air bersih ke Kabupaten Pidie.

    “Sejauh ini kami baru bisa jangkau dua daerah yakni Pidie Jaya dan Pidie, karena akses transportasi dan komunikasi ke daerah bencana lain masih terkendala,” ujarnya.

    Sementara itu, Wakil Bupati Pidie Jaya Hasan Basri sangat berterima kasih atas bantuan air bersih. Warga korban banjir Pidie Jaya sangat membutuhkan air bersih karena sumur air warga penuh lumpur.

    “Mudah-mudahan bantuan dari instansi dan lembaga lain bisa segera datang karena kondisi kita sangat kritis,” katanya.

    Hasan Basri mengatakan banjir bandang yang terjadi pada 25 November telah mengakibatkan sekitar 60 persen dari 220 desa hancur di Pidie Jaya. Ia berharap pada pemerintah pusat dan Pemerintah Aceh untuk segera membantu karena Pemkab Pidie Jaya sudah kewalahan menanggulangi bencana ini.

    “Kondisinya sangat kritis dan kami tidak mampu beban ini,” katanya.

    Berdasarkan data BPBD Pidie Jaya pada Jumat (28/11) tercatat jumlah warga terdampak bencana hidrometerologi mencapai 90.000 jiwa dan jumlah pengungsi sekitar 12.000 jiwa.

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana, dan Kawasan (BPBPK) Aceh mulai mengalirkan bantuan air bersih untuk warga korban banjir di Kabupaten

  • Gajah Ditemukan Mati di Antara Tumpukan Kayu Banjir Pidie Jaya Aceh
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 November 2025

    Gajah Ditemukan Mati di Antara Tumpukan Kayu Banjir Pidie Jaya Aceh Regional 29 November 2025

    Gajah Ditemukan Mati di Antara Tumpukan Kayu Banjir Pidie Jaya Aceh
    Editor
    KOMPAS.com
    – Seekor gajah sumatera (
    Elephas maximus sumatranus
    ) ditemukan mati akibat banjir bandang di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
    Bangkai satwa dilindungi itu ditemukan terjepit di tumpukan kayu dan lumpur di Desa (Gampong) Meunasah Lhok, Kecamatan Meureudu, Sabtu (29/11/2025).
    Wartawan
    Antara
    bersama warga setempat memastikan langsung keberadaan bangkai gajah di lokasi tersebut.
    Area penemuan berada di wilayah terisolasi akibat luapan Sungai Meureudu dan hanya bisa diakses dengan berjalan kaki sekitar dua jam.
    Bangkai gajah ditemukan dalam kondisi setengah tubuh terkubur material banjir berupa kayu hutan dan lumpur.
    Posisi kepalanya mengarah ke bawah, diduga terseret derasnya arus dari kawasan hutan di bagian hulu sungai.
    “Di desa ini tidak ada gajah, warga belum pernah lihat gajah karena biasanya gajah ada di hutan. Baru sekarang ini kami lihat
    gajah mati
    karena banjir,” kata Muhammad Yunus, warga Desa Meunasah Lhok, dikutip dari
    Antara
    .
    Ia menuturkan warga tidak dapat mengevakuasi bangkai satwa tersebut lantaran kondisi medan yang sulit serta keterbatasan peralatan.
    Menurut Yunus, gajah itu kemungkinan besar terbawa arus banjir dari kawasan hutan di hulu sungai.
    “Kami juga kaget ada banyak kayu hutan terbawa sampai ke sini. Saya tidak pernah lihat kayu-kayu sebesar ini,” katanya.
    Wakil Bupati
    Pidie Jaya
    Hasan Basri membenarkan telah menerima laporan terkait temuan bangkai gajah yang terjepit di tumpukan kayu hutan sisa banjir bandang.
    Ia mengaku belum dapat memastikan penyebab pasti melimpahnya kayu dari kawasan hulu sungai tersebut.
    “Sampai hari ini saya belum tahu kondisi di gunung bagaimana. Apakah kayu-kayu ini akibat penebangan atau apa, kami belum tahu. InsyaAllah setelah ini kami akan cek kondisi hutan,” katanya.
    Hasan Basri menambahkan, material kayu yang terbawa banjir mengakibatkan kerusakan parah pada rumah warga, fasilitas umum, sekolah, hingga rumah ibadah di sejumlah wilayah Pidie Jaya.
    Hingga Sabtu, bangkai gajah tersebut masih terjepit di antara timbunan material sisa banjir dan mengeluarkan bau menyengat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Di Balik Pergantian Kepemimpinan MUI yang Berlangsung Sejuk dan Damai
                        Nasional

    3 Di Balik Pergantian Kepemimpinan MUI yang Berlangsung Sejuk dan Damai Nasional

    Di Balik Pergantian Kepemimpinan MUI yang Berlangsung Sejuk dan Damai
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Hari ini, Sabtu (22/11/2025), Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar pemilihan kepengurusan yang baru untuk masa pelayanan atau khidmat 2025-2030, termasuk Ketua Umum (Ketum).
    Berdasarkan
    rundown
    acara yang diterima
    Kompas.com
    , acara puncak Musyawarah Nasional (Munas) XI
    MUI
    yang digelar di Mercure Hotel, Ancol, Jakarta Timur dimulai dengan laporan pertanggungjawaban pengurus dengan masa khidmat 2020-2025.
    Laporan ini akan disampaikan pukul 16.00 WIB, yang diketuai langsung oleh
    Ketua Umum MUI
    Kyai Anwar Iskandar bersama dua Wakil Ketua Umum dari representasi Nahdlatul Ulama Marsudi Syuhud, dan representasi Muhammadiyah Anwar Abbas.
    Rangkaian berlanjut dengan pengesahan tata tertib pemilihan Ketua Umum, Dewan Pimpinan Pertimbangan untuk masa khidmat 2025-2030 dan pengusulan penetapan tim formatur.
    Puncaknya, pengumuman akan dilaksanakan selepas shalat Isya, sekitar pukul 21.00 WIB, dengan mengumumkan Ketua Umum yang baru dan mengikat sebagai keputusan Munas XI yang berlaku selama periode lima tahunan.
    Dalam sejarah panjang berdirinya MUI, tampuk kepemimpinan silih berganti dijabat oleh representasi Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah sebagai dua ormas Islam terbesar
    Pada awal dibentuknya MUI, Buya Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal sebagai Buya Hamka menjadi Ketua Umum.
    Estafet kepemimpinan kemudian dialihkan kepada Kyai Syukri Ghozali dalam Munas II sebagai representasi dari NU.
    Kepemimpinan berikutnya dipegang Hasan Basri sebagai representasi Muhammadiyah, dilanjutkan Ali Yafie yang menjabat selama 10 tahun, kemudian Sahal Mahfudh yang menjabat selama 13 tahun. Keduanya adalah representasi NU.
    Tampuk kepemimpinan kemudian sempat dilanjutkan Din Syamsuddin sebagai pengganti antar waktu Sahal Mahfudh yang meninggal dunia. Din adalah representasi dari Muhammadiyah.
    Setelah Din Syamsuddin, Munas IX pada 2015 menetapkan Kyai
    Ma
    ‘ruf Amin sebagai Ketua Umum.
    Ma’ruf Amin kemudian digantikan Miftachul Akhyar yang merupakan Rais Aam PBNU.
    Namun, Miftachul Akhyar hanya menjabat dua tahun. Dengan alasan sepuh dan kesibukan yang padat, dia kemudian mundur dan digantikan Anwar Iskandar.
    Ketua Steering Commite Munas MUI XI, Masduki Baidlowi mengatakan, pergantian kepemimpinan MUI berbeda dengan ormas pada umumnya yang muncul gesekan kemudian isu menghangat bahkan memanas.
    Sebab, dia menyebut, dalam pemilihan Ketua Umum MUI yang baru dan kepengurusannya menggunakan sistem formatur.
    Kyai Masduki menyebutnya sebagai cara yang mirip digunakan oleh sistem politik Islam sesaat setelah Nabi Muhammad SAW wafat, yakni menggunakan sistem
    ahlul halli wal aqdi.
    “Ini dipakai setelah Rasulullah wafat, maka para Khulafaur Rasyidin (para sahabat Nabi) pengganti Rasulullah itu menggunakan sistem
    ahlul halli wal aqdi
    . Sehingga dengan demikian, maka pemilihan menjadi lebih teduh, lebih adem,” katanya saat ditemui di Ancol Mercure, Jakarta, Jumat (21/11/2025).
    Setelah terbentuknya formatur ini, yang membuat pemilihan Ketum MUI lebih tertib dan damai adalah musyawarah dan mufakat.
    Musyawarah mufakat ini memberikan suasana yang lebih sejuk saat mempertimbangkan siapa sosok yang cocok menjadi nahkoda MUI dalam lima tahun ke depan.
    Kyai Masduki menjelaskan, musyawarah ini tentu sangat bergantung pada kepada masyarakat besar yang menjadi representasi umat Islam di Indonesia.
    Mereka adalah NU dan Muhammadiyah. Namun, bukan berarti ormas Islam lainnya tidak dilibatkan.
    Dia menyebut, banyak ormas Islam seperti Persis, Nahdlatu Wathan dan lain-lain yang juga turut dilibatkan dalam proses musyawarah.
    Hal ini membuat pemilihan Ketua Umum MUI jadi mudah diprediksi.
    Masduki mengatakan, sistem ini akan memberikan kecenderungan kepemimpinan satu tokoh di MUI bisa tetap dari masa ke masa.
    Hal ini bisa terlihat dari kepemimpinan Kyai Sahal Mahfudh yang menjabat selama 13 tahun dan terpilih dalam tiga kali Munas. Kepemimpinannya diganti setelah beliau wafat.
    “Ketuanya yang dipilih akan tetap, terus Ketua Dewannya juga akan tetap, kecenderungannya begitu,” ujarnya.
    Menurut dia, kemungkinan yang berubah adalah komposisi dari komisi, badan, dan lembaga (KBL) di bawah MUI sebagai bentuk representasi organisasi masyarakat Islam secara keseluruhan.
    Masduki mengatakan, ada kemungkinan perwakilan setiap ormas yang belum masuk akan ditambahkan dalam KBL di bawah kewenangan MUI dan mencerminkan MUI sebagai lembaga yang menaungi ormas Islam lainnya.
    “Jadi tanda besar itu disitu, dan selama ini berjalan dengan baik. Bahwa mungkin ada beberapa yang belum masuk, masuk di komisi-komisi. Karena komisi itu roda organisasi sebenarnya, itu adalah di KBL. Komisi, badan, lembaga, itu rodanya,” katanya.
    Walaupun pimpinan MUI “itu-itu saja”, antara NU dan Muhammadiyah, Masduki menyebut bahwa tetap ada perubahan dan perkembangan dalam organisasi tersebut.
    Salah satunya terkait independensi yang semakin terbangun. Dia tak menampik bahwa MUI memang dikenal sebagai ormas “pelat merah” karena didirikan di masa Orde Baru sebagai lawan dari ormas Islam kritis saat itu.
    “Jadi kita tidak bisa membantah bahwa MUI pada mulanya diciptakan sebagai subordinat pemerintah. Tapi setelah reformasi, MUI bertransformasi menjadi sebuah lembaga keagamaan ormas yang independen,” katanya.
    Reformasi memberikan kemandirian pemikiran MUI dengan tujuan utama adalah sebagai pelayanan umat.
    Pelayanan umat ini cukup luas, seperti bidang ekonomi, politik, lingkungan, etika, hingga hubungan internasional.
    Masduki menegaskan, MUI saat ini bertransformasi sebagai lembaga yang memberikan nasihat kepada pemerintah agar tetap memberikan kebijakan yang berbasis pada kepentingan rakyat.
    Lembaga yang dulunya sebagai corong program pemerintah, kini justru memberikan berbagai catatan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah.
    Masduki mengatakan, yang paling santer terdengar saat ini adalah permintaan MUI agar pemerintah bisa mengevaluasi kebijakan terkait produk ekonomi yang terafiliasi pada kejahatan genosida Israel di Gaza.
    “Kita mau minta tolong agar ada kebijakan, karena sampai saat ini langkah itu masih bersifat euforia, misalnya kita tidak makan produk itu, tapi setelah seminggu kita tetap makan (produk terafiliasi Israel),” ujarnya.
    MUI mendorong agar pemerintah bisa memberikan kebijakan afirmatif dan mendahulukan produk lokal ketimbang produk yang terafiliasi dengan kejahatan perang Israel.
    “Sekarang kita ubah, bahwa makan di UMKM itu keren, itu termasuk yang kita dorong,” tandas Masduki.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ini 3 Jawara Honda Modif Contest 2025

    Ini 3 Jawara Honda Modif Contest 2025

    Jakarta

    Puncak pesta Honda Modif Contest (HMC) 2025 ditutup dengan hamparan puluhan modifikasi sepeda motor Honda. Ada tiga pemenang HMC diumumkan dalam gelaran Honda Bikers Day di Yonif 303 SSM Cibuluh, Garut, Jawa Barat pada 15 November 2025.

    Dalam ajang ini, dipamerkan 81 karya terbaik modifikator dari berbagai daerah untuk berkompetisi menjadi yang terbaik. Berdasarkan penilaian para juri profesional.

    Pertama Juara Nasional diberikan kepada Nur Samsul Alam Hasan Basri pada kategori Matic & Cub bersama hasil modifikasi sepeda motor Honda Vario 160 bergaya MotoGP.

    “Konsepnya Vario 160 ala MotoGP, pengerjaan kurang lebih enam bulan,” kata Hasan saat ditemui di Garut, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025).

    Selanjutnya, modifikator Moh. Fakhrudin As’ad berhasil meraih gelar Juara Nasional kategori Sport dengan melalui karya modifikasi CBR250RR. Kini CBR 250 RR itu tampil gambot ala motor gede (moge).

    “Dari dulu sudah suka sama CBR 250 RR,” kata Ashad.

    Honda Modification Contest 2025 Foto: Dok. Ridwan Arifin

    Terakhir, Wory Ransindustrianto dengan kreasinya modifikasi Honda Tiger bergaya Classic Futuristic berhasil mengantarkannya sebagai pemenang Juara Nasional dari kategori Ultimate.

    “Bentuknya klasik denhan aksen modern body full aliminium. Kita di full aluminium meminimalisir pengelasan,” kata Wory.

    Honda Modification Contest 2025, basis Honda Tiger 1999 Foto: Dok. Ridwan Arifin

    Para pemenang Juara Nasional HMC 2025 berhak mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan dan berkesempatan menjadi modifikator dalam Honda Dream Ride Project yang didampingi langsung oleh mentor modifikator ulung Indonesia.

    Honda Modification Contest 2025, basis Honda Vario 160 Foto: Dok. Ridwan Arifin

    General Manager Marketing Planning and Analysis AHM Andy Wijaya mengatakan ajang ini menjadi salah satu wadah dalam mengekspresikan diri melalui karya modifikasi sepeda motor Honda secara konsisten hadir di tengah-tengah para pecinta sepeda motor di Indonesia.

    “Komitmen AHM dalam memberikan ruang kreativitas dan ekspresi diharapkan menginspirasi lahirnya karya-karya baru yang menjadi identitas modifikasi khas Indonesia. Kami akan terus mendampingi modifikator Tanah Air dalam mengkreasikan sepeda motor Honda sesuai mimpi mereka,” ujar Andy.

    Perjalanan HMC 2025, berbagai karya modifikasi terbaik ditentukan dari pelaksanaan HMC seri regional yang digelar di 9 kota besar yakni Bandung, Medan, Surabaya, Makassar, Banjarmasin, Pekanbaru, Samarinda, Solo, Denpasar dan ditutup di Kota Garut, Jawa Barat. Penentuan pemenang di seluruh rangkaian HMC melibatkan juri-juri kompeten yang berpengalaman di bidang modifikasi yakni Hendra Cahyono dari PapNMam Modified, Agus Ficdiyanto dari Alpha Sierra Custom dan Haris Fatchurahman dari Manasi Ride.

    HMC 2025 membuka 9 kelas yang dilombakan dan menghadirkan wadah baru yakni Showcase Arena bagi para pecinta modifikasi. Menariknya, Showcase Arena dapat dimanfaatkan bagi modifikator yang ingin menampilkan hasil karya modifikasinya dan mengikuti ajang HMC dalam satu hari. Kompetisi yang dilombakan pada HMC 2025 yakni All stock & Advance untuk kategori sepeda motor produksi di bawah tahun 2006, serta juga dibuka kategori Matic & Cub Stock/Bolt On, Matic & Cub Advance, Matic & Cub Community Touring, Sport Community Touring, All Sport (Naked & Fairing) dan kelas Show Off untuk kategori sepeda motor dengan produksi di atas tahun 2006.

    Melengkapi 7 kelas lainnya, untuk kategori semua tahun produksi akan hadir dalam dua yakni Racing Style yang mendapatkan antusias tinggi sejak tahun lalu dan dilengkapi oleh kelas Free For All untuk semua kategori skutik, cub, dan sport Honda. Para jawara terbaik dari setiap kelas akan dipertemukan dalam persaingan gelaran putaran final HMC 2025 untuk merebutkan gelar 3 modifikator terbaik untuk kategori National Champion Matic & Cub, National Champion Sport, dan National Champion Free For All. Para 3 modifikator terbaik pada gelaran HMC 2025 berkesempatan mengikuti Honda Dream Ride Project.

    Selain 9 kelas utama, terdapat pula kategori special achievement di tahun ini yang mengeksplorasi Matic Honda yaitu Honda Scoopy, Honda Stylo160, Honda PCX160, Honda ADV160 dan Honda Vario 160. Melengkapi kelas-kelas special achievement, HMC 2025 hadir dengan achievement lainnya seperti Best Fun Community, Best Media Pick dan Best Regional Class.

    (riar/lua)

  • Pemuda Tewas Dikeroyok, DPR: Masjid Harus Jadi Rumah Aman, Bukan Arena Main Hakim

    Pemuda Tewas Dikeroyok, DPR: Masjid Harus Jadi Rumah Aman, Bukan Arena Main Hakim

    Jakarta (beritajatim.com) – Seorang nelayan bernama Arjuna Tamaraya (21) tewas akibat penganiayaan di area Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara. Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mengecam keras aksi main hakim sendiri yang dilakukan sekelompok orang terhadap korban, hanya karena ia beristirahat di masjid.

    “Masjid seharusnya menjadi tempat paling aman dan penuh kasih. Menganiaya seseorang, apalagi di lingkungan rumah ibadah, adalah tindakan tidak manusiawi dan mencederai nilai keagamaan,” tegas Maman di Jakarta, Kamis (6/11/2025).

    Maman mendorong seluruh pengurus masjid, takmir, tokoh agama, dan masyarakat untuk memperkuat peran sosial masjid secara konstruktif.

    “Pengurus masjid saya kira perlu menjaga sikap ramah namun tegas, menyambut musafir dan warga dengan baik, serta mengomunikasikan aturan lokal tentang waktu atau area tertentu secara santun,” ujarnya.

    Ia juga mengimbau agar masjid menyediakan fasilitas minimal bagi musafir, seperti area serambi yang aman, penerangan yang cukup, serta nomor darurat bila terjadi masalah.

    “Kalau ada gangguan atau potensi keributan, masyarakat tidak boleh melakukan kekerasan, tapi sebaiknya segera menghubungi aparat keamanan atau polisi. Karena masjid adalah ruang kasih dan kemanusiaan. Mari kita kembalikan martabat rumah ibadah agar tetap menjadi simbol rahmat bagi semua,” tambahnya.

    Anggota Dewan Syuro DPP PKB itu juga meminta kepolisian memproses kasus ini secara transparan dan adil, karena menjadi cermin lunturnya nilai-nilai sosial dalam kehidupan beragama.

    “Dulu pintu masjid selalu terbuka. Anak-anak belajar mengaji, orang dewasa berdiskusi, dan musafir bisa beristirahat tanpa dicurigai. Kini kita justru kehilangan ruh keterbukaan itu,” kata Maman.

    Sementara itu, aparat kepolisian telah menangkap lima tersangka penganiaya Arjuna, yakni Chandra Lubis (38), Rismansyah Efendi Caniago (30), Zulham Piliang (57), Hasan Basri (46), dan Syazwan Situmorang (40).

    Kelima pelaku dijerat Pasal 338 subsider Pasal 170 ayat (3) KUHP, sementara Syazwan juga dikenai Pasal 365 ayat (3) KUHP karena mengambil uang korban sebesar Rp10 ribu. [kun]

  • Nyawa Musafir Melayang Gegara Numpang Tidur di Masjid Agung Sibolga

    Nyawa Musafir Melayang Gegara Numpang Tidur di Masjid Agung Sibolga

    GELORA.CO -Seorang musafir bernama Arjuna Tamaraya (21) tewas setelah dianiaya oleh lima warga di teras Masjid Agung Sibolga, Kota Sibolga, Sumatera Utara, pada Jumat dini hari, 31 Oktober 2025. Para pelaku menganiaya karena tidak suka korban istirahat di masjid, padahal tidak ada larangan untuk istirahat di rumah ibadah tersebut.

    Polisi telah mengamankan lima pelaku, yakni Rismansyah Efendi Caniago (30), Chandra Lubis (38), Zulham Piliang alias Ajo (57), Hasan Basri alias Kompil (46) dan Syazwan Situmorang (40).

    Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam E Silaban menceritakan kronologi pengniayaan yang dialami Arjuna. Awalnya korban hendak beristirahat di masjid tersebut. Saat itu, pelaku Zulham melarangnya dan meminta korban untuk tidak tidur di areal masjid itu.

    “Beberapa saat kemudian, ZP Alias A melihat korban tetap beristirahat di dalam masjid, tanpa izinnya. Merasa tersinggung, ZP Alias A kemudian memanggil empat (pelaku) lainnya,” kata Rustam dikutip dari RMOLSumut, Rabu 5 November 2025.

    Alhasil, kata Rustam, para pelaku menganiaya korban dengan cara memukulinya di areal dalam masjid. Setelah itu, pelaku diseret keluar dalam keadaan tak berdaya. 

    Tak sampai di situ, para pelaku juga menginjak korban. Selain itu, salah satu pelaku bahkan melempar korban menggunakan buah kelapa. Parahnya, pelaku SS juga sempat mencuri uang Rp10 ribu dari saku celana korban.

    Kepolisian sudah mengamankan sejumlah barang bukti, seperti rekaman CCTV saat kejadian dan satu buah kelapa yang digunakan pelaku untuk menganiaya korban.

    Rustam mengatakan, perbuatan para pelaku memenuhi unsur Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, atau Pasal 170 Ayat (3) KUHP tentang kekerasan bersama-sama yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. 

    “Pelaku SS juga diduga mengambil uang Rp10.000 dari saku celana korban, sehingga kepadanya dikenakan tambahan Pasal 365 Ayat (3) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian,” pungkas Rustam

  • Intip Garasi Wabup Pidie Jaya yang Aniaya Kepala SPPG

    Intip Garasi Wabup Pidie Jaya yang Aniaya Kepala SPPG

    Jakarta

    Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri sedang menjadi sorotan. Dia menganiaya Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Sagoe, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Muhammad Reza. Menilik sisi lain dari Hasan Basri, berikut ini isi garasinya.

    Hasan Basri terakhir kali menyampaikan hartanya pada 27 Maret 2025. Dia memiliki total kekayaan sebesar Rp 1.644.505.642 (Rp 1,6 miliaran). Rincian asetnya paling banyak merupakan aset tanah dan bangunan Rp 2,3 miliar, harta bergerak lain Rp 21 juta, kas dan setara kas Rp 32 juta, dan hutang Rp 1,2 miliaran.

    Khusus isi garasinya, Hasan Basri mendaftarkan 8 kendaraan bermotor, rinciannya sebagai berikut:

    1. Sepeda motor Honda tahun 2011 senilai Rp 7 juta
    2. Sepeda motor Honda tahun 2012 senilai Rp 7 juta
    3. Sepeda motor Kawasaki tahun 2016 senilai Rp 11 juta
    4. Sepeda motor Yamaha tahun 2016 senilai Rp 6 juta
    5. Mobil Toyota Fortuner tahun 2017 senilai Rp 250 juta
    6. Mobil Nitsubishi Strada CR 2.5 Exceed tahun 2009 senilai Rp 25 juta
    7. Mobil Ford tahun 2008 senilai Rp 1 juta
    8. Mobil Pajero Sport tahun 2014 senilai Rp 230 juta

    Reza, selaku korban penganiayaan, melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan Hasan kepada polisi. Laporan polisi itu teregister di LP/B/66/X/2025/SKPT/Polres Pidie Jaya Polda Aceh.

    “Iya (sudah dilaporkan),” kata Reza.

    Kronologi singkat dari laporan polisi yang dibuat Reza yakni mulanya Reza dihubungi pengawas BGN Khalilul Mizan bahwa di dapur MBG sudah ada Hasan Basri. Hasan kala itu menanyakan siapa pimpinan SPPG di desa tersebut.

    Reza menjawab dirinya sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tapi Hasan malah melalukan penganiayaan terhadap Reza. Akibat pemukulan itu, korban mengaku mengalami pusing, lebam, dan luka lecet di bagian kepala.

    Hasan Basri meminta maaf usai menganiaya Reza. Ia juga meminta maaf kepada keluarga korban.

    Dalam video permintaan maaf yang beredar, Hasan tampak mengenakan peci, baju kemeja, dan kain sarung. Dia mengawali videonya dengan memperkenalkan diri.

    “Saya memohon maaf atas kesilapan dan keteledoran saya terhadap perlakuan saya tadi pagi kepada Ananda Reza menyangkut terjadi pemukulan di SPPG Desa Sagoe Kecamatan Trienggadeng,” kata Hasan dalam video, dilansir detikSumut, Kamis (30/10/2025).

    “Dalam hal ini saya selaku pribadi memohon sangat untuk diperbanyak maaf,” jelasnya.

    (riar/din)

  • Wabup Pidie Jaya Tinju Kepala SPPG, Bupati: Saya Mohon Selesai secara Kekeluargaan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Oktober 2025

    Wabup Pidie Jaya Tinju Kepala SPPG, Bupati: Saya Mohon Selesai secara Kekeluargaan Regional 31 Oktober 2025

    Wabup Pidie Jaya Tinju Kepala SPPG, Bupati: Saya Mohon Selesai secara Kekeluargaan
    Tim Redaksi
    PIDIE JAYA, KOMPAS.com –
    Bupati Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Sibral Malasyi, meminta agar kasus pemukulan yang dilakukan Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, terhadap Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Sagoe, Muhammad Reza, diselesaikan secara kekeluargaan.
    Permohonan itu disampaikan Sibral saat mempertemukan Reza dan Hasan di Gedung Utama MTQ, Pidie Jaya, Kamis (30/10/2025).
    “Korban sudah menjumpai saya. Saya mohon kepada mereka, kalau bisa diselesaikan secara kekeluargaan, yang besar kita kecilkan, yang kecil kita hilangkan. Tapi kalau memang harus lewat jalur hukum, saya juga tidak bisa menghambat,” kata Bupati dalam keterangan tertulis, Jumat (31/10/2025).
    Sibral menilai kejadian itu bentuk kekhilafan manusiawi yang sepatutnya disikapi dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih.
     
    “Saya sudah memediasi kedua belah pihak. Kita tunggu perkembangannya,” terangnya.
    Dengan harapan peristiwa ini menjadi pelajaran bersama dalam menjaga etika, martabat, dan keharmonisan kepemimpinan di Kabupaten Pidie Jaya.
    Sebelumnya diberitakan, Hasan memohon maaf atas perilakunya yang memukul Reza, Kamis (30/10/2025).
    Peristiwa itu terjadi saat orang nomor dua di Pidie Jaya itu meninjau dapur makan bergizi gratis (MBG) di Desa Sagoe, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
    Hasan menuding nasi untuk program MBG yang dibuat dapur SPPG Desa Sagoe sudah dingin dan keras.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok dan Rekam Jejak Hasan Basri, Wakil Bupati Pidie Jaya yang Tampar Kepala SPPG

    Sosok dan Rekam Jejak Hasan Basri, Wakil Bupati Pidie Jaya yang Tampar Kepala SPPG

    GELORA.CO  – Hasan Basri, Wakil Bupati Pidie Jaya di Provinsi Aceh, diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap Muhammad Reza (27), Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Tindakan itu terjadi di Gampong Sagoe, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Kamis, (30/10/2025), sekitar pukul 08.05 WIB.

    Serambi melaporkan kejadian bermula ketika Hasan meninjau dapur SPPG MBG di Gampong Sagoe. Dia sempat masuk ke dapur SPPG-MBG untuk melihat proses penyiapan hidangan MBG. 

    Namun, dia kecewa terhadap hidangan yang disiapkan SPPG-MBG sehingga keluar dari dapur.

    Tiba-tiba Reza datang dengan mengendarai sepeda motor. Reza lalu memasuki kompleks bangunan dapur SPPG-MBG. 

    Hasan langsung mendekati Muhammad. Terjadilah cekcok di antara keduanya. Hasan lalu memukul wajah Reza. 

    Sementara itu, menurut Hasan, peristiwa itu berawal dari dilakukannya inspeksi mendadak (sidak) karena sebelumnya ada temuan pisang dan kacang busuk pada paket makanan MBG.

    Setelah ada temuan itu, Hasan mengecek dapur-dapur SPPB MBG Trienggadeng.

    “Saat saya cek, ternyata saya nasi sudah keras dan telah dingin. Yang saya kecewa kepala dapur SPPG MBG Trienggadeng, tidak berada di tempat. Seharusnya kepala dapur harus mengawasi petugas masak,” Hasan, Kamis, (30/10/2025).

    Namun, saat hendak pulang, ia baru bertemu dengan kepala dapur SPPB MBG Trienggadeng.

    “Saya sempat lontarkan kalimat tidak tanggung jawab, sehingga saya sempat tanyakan pada kepala dapur, ‘Seharusnya kamu mengawasinya agar nasi MBG itu memenuhi standar.’ Saat itu saya menampar dua kali kepala dapur SPPB MBG Trienggadeng,” tutur Hasan.

    Dilaporkan oleh BGN

    Peristiwa dugaan kekerasan itu kemudian dilaporkan oleh Deputi Pemantauan dan Pengawasan Badan Gizi Nasional (BGN) melalui laporan khusus tertanggal 30 Oktober 2025.

    Berdasarkan keterangan yang diterima, tindakan kekerasan terjadi ketika Hasan melakukan kunjungan mendadak ke SPPG Desa Sagoe tanpa pemberitahuan sebelumnya.

    Kunjungan yang semestinya bersifat pembinaan dan pengawasan program justru diwarnai tindakan tidak menyenangkan dan kekerasan fisik terhadap petugas SPPG.

    Dalam laporan, Hasan sempat disebut membentak relawan, mengeluarkan ancaman, serta melakukan pemukulan terhadap Kepala SPPG Muhammad Reza di hadapan para petugas yang sedang bekerja.

    BGN menegaskan tidak menoleransi segala bentuk kekerasan yang terjadi dalam program MBG.

    Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Sony Sonjaya menegaskan petugas SPPG bekerja di lapangan dengan penuh tanggung jawab sesuai petunjuk teknis.

    “Kekerasan dalam bentuk apa pun terhadap mereka adalah tindakan yang mencederai nilai kemanusiaan dan profesionalisme,” kata Sony di Jakarta, Kamis.

    Profil Hasan Basri

    Dikutip dari Tribunnewsmaker, Hasan Basri kerap disapa Bang Hasan. Dia lahir tanggal 29 Juni 1968 di Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.

    Politikus ini adalah putra Zainal Abidin, seorang pensiunan polisi yang dulu berdinas di Polsek Trienggadeng.

    Baca juga: Kata Kepala BGN soal Insentif Rp5 Juta untuk Konten Positif MBG: Saya Tak Keluarkan Kebijakan Itu

    Hasan dikenal sebagai politikus Partai Amanat Nasional (PAN).  Dia pernah menjadi anggota DPRK Pidie Jaya selama tiga periode. 

    Sebelum menjadi Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri menekuni karier sebagai kontraktor. Namanya mulai dikenal sebagai salah satu anggota Dewan Senior, yang aktif sejak era 1980-an hingga 1990-an.

    Hasan bergabung dengan PAN Trienggadeng mulai tahun 2000. Lalu, dia menjabat sebagai Ketua DPC PAN Trienggadeng mulai tahun 2004.

    Pada Pemilihan Bupati Pidie Jaya 2024, Hasan mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Pidie Jaya untuk mendampingi politikus Partai Adil Sejahtera Aceh, Sibral Malasyi. 

    Pendidikan

    1976-1982 SD Negeri Cot Matang

    1982-1985 SMP Begeri 2 Meureudu

    1985-1988 SMA Negeri 1 Trienggadeng

    1989-1991 Diploma II Survey dan Pemetaan Geodesi ITB

    1992-1997 S1 Universitas Hamzah

    2004-2006 S2 STIE Bisnis Indonesia

    Pekerjaan

    1997-1999 PT Hananan Site Manager

    2001-2004 PT Wirakato – General Superintendent

    2004-2008 PT Alhas Jaya – Project manager (BRR)

    2009-2014 Anggota DPRK Pidie Jaya

    2009-2014 Wakil Ketua DPRK Pidie Jaya

    2014-2019 Anggota DPRK Pidie Jaya

    2025-2030 Wakil Bupati Pidie Jaya

    Kursus/diklat

     Kader amanat dasar DPP PAN 1/1627/III/XIII 2013

     Kader Amanat DPP PAN 15/IXVI 2016

     Lokakarya Nasional DPP PAN 04.0773/PAN 2016

     Bimbingan Teknis DPP PAN 0733/BPSD

  • Musibah Al Khoziny Sidoarjo, GP Ansor Pusat Minta Pimpinan Daerah Punya Empati

    Musibah Al Khoziny Sidoarjo, GP Ansor Pusat Minta Pimpinan Daerah Punya Empati

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Pernyataan kepala daerah yang seakan menyoroti soal bangunan lantai 3 milik Lembaga Pesantren Al Khoziny Buduran yang roboh dan ratusan santri menjadi korban saat salat ashar, mendapatkan kecaman dari PW GP Ansor Jawa Timur.

    Menurut Wakil Ketua GP Ansor Pusat M Hasan Basri, tidak elok kala pengasuh pesantren dan keluarga berduka, seorang Bupati melontarkan sorotan soal bangunan yang roboh tidak mempunyai Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).

    “Mestinya yang harus ditunjukkan oleh seorang kepala daerah itu empati di saat pihak pesantren berduka dan keluarga korban menunggu evakuasi korban. Ini kok malah pemimpin daerah berstatement bangunan yang roboh tidak memiliki ijin,” ucapnya Selasa (30/9/2025).

    Ketua Banser Korwil IX Jawa Timur itu kesal karena pernyataan kepala daerah itu dilihatnya sendiri saat di depan kamera media.

    Parahnya hal sama juga dilontarkan saat mendampingi Kapolda Jatim  Irjen Pol. Drs. Nanang Avianto, M.Si. saat berkunjung  mengucapakan berduka atas musibah ini.

    “Mari kita fokuskan untuk penanganan korban dalam musibah ini, bukan malah mencari kesalahan. Sangat tidak terpuji itu,” tambahnya tegas.

    Menurut Hasan Basri, saat pembangunan di pesantren-pesantren, banyak pemerintah tidak hadir. Saat ada musibah seperti ini, pihak pondok disalahkan.

    Memang bangunan tidak ber IMB dinilainya hal yang salah. Namun sebagai pemerintah harus mengerti, karena tidak mendampingi pihak pesantren saat adanya pembangunan.

    “Ingat Lembaga Pesantren Al Khoziny ini termasuk pesantren yang usianya tua dan banyak menelorkan ulama-ulama besar. Jasa pendiri dan pengasuh pesantren Al Khoziny sangat besar, harus dihargai semuanya. Jangan ada musibah seperti ini, berulang-ulang menyoroti soal IMB. Bantu dampingi pesantren-pesantren itu agar bangunan yang ada bisa berIMB. Jangan ada musibah seperti ini kesalahan yang ada disoroti pemerintah dengan tajam,” urainya kesal.

    Mewakili pengurus GP Ansor pusat, Hasan Basri mengucapka turut berduka yang mendalam dan seluruh korban bisa diketemukan secara baik-baik, serta pihak keluarga diberikan kesabaran.

    Masih kata Hasan Basri, untuk tindakan Ansor pusat setiap hari berkordinasi dengan PC GPAnsor Sidoarjo untuk memberikan bantuan tenaga dan lainnya.

    “Sejak kejadian sampai hari ini, Ansor terus berkecimpung untuk membantu atau meringankan beban musibah yang ada,” paparnya. (isa/ted)