Tag: Hartanto

  • Warganet Serbu Akun Medsos Antok Tersangka Mutilasi Janda 2 Anak Uswatun Khasanah

    Warganet Serbu Akun Medsos Antok Tersangka Mutilasi Janda 2 Anak Uswatun Khasanah

    GELORA.CO  – Kasus mutilasi Uswatun Khasanah ramai jadi perhatian publik.

    Pelaku mutilasi Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Rachmad Hartanto atau Antok dinilai keji. 

    Belakangan ini publik mulai mengorek masa lalu Antok lewat akun media sosialnya.

    Tak ayal kini, akun media sosial pelaku mutilasi itu juga diserbu warganet.

    Sebab citra yang ditampilkan Antok berbeda jauh dengan perangai kejinya yakni membunuh seorang wanita.

     

    Akun Media Sosial Tersangka Antok Diserbu Warganet

    Kini jadi tersangka dan mendekam di Polda Jatim, sosok tersangka pembunuhan dan mutilasi jadi sorotan.

    Terlebih publik ramai menggeruduk akun media sosial Rohmad dengan nama @skipp3r_86  yang ternyata tak dikunci.

    Dalam akun Instagram-nya, Antok jarang membagikan postingan.

    Terakhir Antok mengunggah video saat sedang berolahraga di gym tahun 2023.

    Terlihat Antok memamerkan otot lengannya yang besar sembari berlatih gym.

    Tak cuma postingan gym, unggahan Antok lainnya juga ramai dikomentari publik.

    Seperti postingan Antok soal momennya sedang bertanding bela diri pencak silat.

    Antok juga diisukan pernah menjadi pekerja migran di Taiwan lantaran postingan fotonya di tahun 2019.

    Punya 841 pengikut di Instagram, postingan Antok mendadak ramai dikomentari hingga ribuan netizen gara-gara kasus pembunuhan yang ia lakukan.

    Terlihat netizen meluapkan amarahnya kepada Antok dengan melayangkan cacian kepada tersangka.

    Diberitakan sebelumnya, kejahatan Antok menghabisi nyawa Uswatun Khasanah terkuak setelah heboh penemuan mayat dalam koper di Ngawi.

    Jasad Uswatun Khasanah ditemukan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur pada Kamis (23/1/2025) dalam kondisi terpotong-potong di dalam koper merah.

    Belakangan terkuak potongan kepala korban ditemukan di kawasan Trenggalek, Jawa Timur.

    Selang sehari kemudian, penyidik berhasil menemukan pembunuh dan pemutilasi Uswatun.

    Dia adalah Rohmad Tri Hartanto atau Antok yang kini resmi jadi tersangka.

    Dalam rilisnya, penyidik Polda Jatim mengurai motif Antok tega menghabisi nyawa ibu dua anak itu.

    Ternyata tersangka tega membunuh korban karena cemburu dan sakit hati dengan ucapan Uswatun Khasanah yang disebut-sebut sempat mendoakan hal buruk untuk anak Antok.

    Sementara itu terkait sosok tersangka, ayah korban yakni Hendi mengurai fakta mengejutkan.

    Ternyata tersangka pernah datang ke rumah orang tua korban hingga dikenali ayah Uswatun.

    Kendati demikian, Hendi mengaku tidak tahu status antara anaknya dengan tersangka.

    Untuk diketahui, tersangka sempat mengaku bahwa ia adalah suami siri korban.

    “(Pelaku) pernah datang ke rumah sekali,” kata Hendi dalam wawancara di kanal youtube tvonenews, Senin (27/1/2025).

    “Setahu saya, saya cuma sekali ketemu dia (pelaku). Kalau status saya enggak tahu, anak saya tertutup sama saya kalau masalah asmara,” sambungnya.

    Pilu putrinya dibunuh dan dimutilasi, Hendi mengaku ingin bertemu dengan pelaku.

    “Saya banyak terima kasih untuk anggota kepolisian untuk menangani kasus ini. Cuma satu permintaan saya, kalau bisa (saya) dipertemukan dengan tersangka,” ungkap Hendi.

    “Pengin banget ketemu (tersangka). Cuma ingin tanya jawab gitu aja,” pintanya

  • BRI UMKM EXPORT 2025 Digelar 4 Hari, Full Hadirkan Music Performance hingga Expo 1.000 UMKM! – Halaman all

    BRI UMKM EXPORT 2025 Digelar 4 Hari, Full Hadirkan Music Performance hingga Expo 1.000 UMKM! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – BRI UMKM EXPO(RT) 2025 akan digelar pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025 mendatang di ICE BSD, Tangerang dengan menghadirkan 1.000 UMKM terkurasi dari seluruh Indonesia.

    Mengusung tema “Broadening MSME’s Global Outreach”, selama empat hari penyelenggaraan pameran pengunjung akan disuguhkan berbagai aktivitas seru, mulai dari belanja produk UMKM unggulan hingga mengikuti workshop dan pelatihan bisnis yang inspiratif.

    Sebagai bagian dari rangkaian menuju acara utama, pada Minggu, (26/1/2025), kegiatan Road to BRI UMKM EXPO(RT) 2025 telah sukses digelar bertepatan dengan Car Free Day di FX Sudirman, Jakarta. Acara ini berlangsung meriah dengan berbagai aktivitas menarik seperti Parade Wastra & Giant Trolley, Fun Run bersama BRI Runners, serta sesi Zumba bersama Roccaspace, yang memberikan pengalaman seru bagi para peserta. 

    Pengunjung juga turut dimanjakan dengan berbagai promo spesial dari BRI, hiburan Live Music, serta kesempatan mendapatkan hadiah menarik. Kehadiran acara ini semakin menambah semarak Car Free Day dan berhasil menarik antusiasme masyarakat untuk turut serta merasakan keseruannya.

    Lebih Dekat dengan Produk Unggulan UMKM Indonesia

    BRI UMKM EXPO(RT) 2025 akan membawa pengunjung lebih dekat dengan produk unggulan UMKM Indonesia lewat ragam produk dari 1.000 UMKM yang siap memperkaya pengalaman belanja. Mulai dari produk fashion wastra Nusantara dan aksesoris yang dapat mempercantik penampilan, produk kecantikan berbahan alami yang aman dan berkualitas, hingga aneka cemilan lezat dengan standar ekspor yang menggoda selera. 

    Selain itu, tersedia juga kopi, teh, dan minuman rempah khas Nusantara yang kaya cita rasa, serta pernak-pernik unik yang dapat memperindah rumah Anda dengan sentuhan estetika khas Indonesia.

    Tak ketinggalan, pengunjung juga dapat menjelajahi Culinary Nusantara, yang menghadirkan 55 UMKM kuliner dari seluruh Indonesia yang akan memanjakan lidahmu dengan kekayaan cita rasa Nusantara.

    Spesial buat pengunjung yang pecinta kopi, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 bekerja sama dengan Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) menghadirkan rangkaian acara menarik, yaitu Pasar Rakyat Kopi Nusantara, pameran biji kopi pilihan dari petani Cup of Excellence Indonesia, dan saksikan proses pengolahan kopi dari biji hijau hingga siap diseduh. 

    Ada juga Parade Kopi Indonesia dimana pengunjung bisa mencicipi berbagai minuman kopi khas dari kedai terkurasi. Lalu, ada Indonesia Barista & Brewers Cup Championship, kompetisi nasional bagi barista terbaik yang memperebutkan tiket ke ajang dunia yang sayang untuk dilewatkan. Kemudian, bisa mengakhiri dengan mengunjungi Jelajah Kopi Nusantara, yaitu pameran pelaku industri kopi dari hulu ke hilir dengan produk unik dan berkualitas.

    Rangkaian Acara BRI UMKM EXPO(RT) 2025

    Hari Pertama: Ada Penampilan Juicy Luicy dan Maliq & D’Essentials

    Di hari pertama, tepatnya tanggal 30 Januari 2025, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 akan resmi dibuka dengan seremonial pembukaan yang meriah, menandai dimulainya rangkaian acara yang mendukung dan mempromosikan UMKM Indonesia.

    Acara dilanjutkan dengan Microfinance Outlook, sebuah seminar tahunan yang diselenggarakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Seminar ini membahas peran UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, dengan menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan, mulai dari expertise, profesional, dan pemerintah.

    Selanjutnya, Anda juga bisa menyaksikan Fashion Performance yang menampilkan karya desainer ternama seperti Anne Avantie, Itang Yunasz, Danjyo Hiyoji, dan TobaTenun, dengan penampilan spesial dari Afgan. Acara ini menawarkan perpaduan seni, budaya, dan fashion yang menggambarkan kekayaan warisan Indonesia.

    Nah, sebagai penutup di hari pertama, bakal ada penampilan spesial dari musisi Tanah Air, yakni Juicy Luicy dan Maliq & D’Essentials. Yup, penampilan musik dari kedua band tersebut bakal membuat BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di hari pertama makin syahdu dan romantis!

    Hari Kedua: Bakal Ada Bernadya dan Sal Priadi

    Pada hari kedua BRI UMKM EXPO(RT) 2025, berbagai acara menarik menantimu. Mulai dari Lomba Cipta Rasa bersama Chef Devina Hermawan, yang menantang kreativitas dalam membuat hidangan tanpa api dengan tema menghias bekal anak dan sarapan keluarga.

    Kemudian, di Rias Pesona, kamu berkesempatan bertemu dengan beauty influencer Rachel Goddard dan berpartisipasi dalam pembuatan konten eksklusif. Di Pojok Kreasi, pengunjung dapat mengikuti pelatihan kerajinan tangan langsung dari para ahli.

    Selain itu, Talkshow Inspiratif bertema “Unlock Your Business Revolution: How To Elevate Your Business Through Retail” siap memberikan wawasan baru. Hari ini juga dimeriahkan dengan Fashion Performance yang menampilkan karya desainer seperti Amanda Hartanto, Batik Chic by Novita Yunus, Roemah Kebaya Vielga, dan Jenna & Kaia. Sebagai penutup, nikmati penampilan musik dari Bernadya dan Sal Priadi.

    Hari Ketiga: Ada Penampilan Tulus dan Ghea Indrawari

    Pada hari ketiga BRI UMKM EXPO(RT) 2025, pengunjung akan disuguhkan berbagai acara menarik yang memadukan kreativitas dan kualitas produk lokal. Acara dimulai dengan Expose Gaya di mana influencer ternama menampilkan padu padan produk terbaik dari UMKM Indonesia, termasuk rekomendasi outfit pria dan pilihan parfum.

    Selanjutnya, jangan lewatkan Pushbike Competition, sebuah ajang seru yang menampilkan keterampilan dan semangat para peserta cilik. Sebagai penutup yang spektakuler, nikmati penampilan musik dari Ghea Indrawari dan Tulus, yang siap memeriahkan suasana dengan alunan lagu-lagu terbaik mereka.

    Hari Keempat: Ada Lyodra dan Andmesh di Hari Terakhir

    Hari keempat BRI UMKM EXPO(RT) 2025 akan menghadirkan hiburan spektakuler, mulai dari penampilan memukau Lyodra dan Andmesh yang memeriahkan suasana, hingga e-sport competition seru yang bekerja sama dengan komunitas gaming. 

    Dalam E-Sport Competition ini, para peserta bertarung di Mobile Legends untuk memperebutkan hadiah jutaan rupiah, lengkap dengan caster profesional yang menemani setiap pertandingan. 

    Tak ketinggalan, chef Bobon Santoso memimpin “Masak Besar,” sebuah sesi memasak kolosal yang penuh kreativitas dan semangat kuliner Nusantara. Tak hanya itu, fashion show bertema Reinventing Elegance: Sustainability in Fashion pun akan memukau para pengunjung dengan koleksi yang memadukan keindahan dan keberlanjutan.

    Selain itu, ada juga meet & greet dengan pemain sepak bola BRI Liga 1, seperti Victor Dethan, Zanadin Fariz, M. Toha, Rezaldi Hahenussa, dan Bagus Kahfi, yang siap menyapa penggemar dan berbagi pengalaman mereka di dunia sepak bola profesional.

    Lebih serunya lagi, pengunjung juga bisa berbelanja dan menikmati kuliner dengan Promo Spesial BRI. Dapatkan cashback hingga 25 persen untuk transaksi menggunakan QRIS di BRImo atau voucher belanja hingga Rp700 ribu bagi pengguna Kartu Kredit BRI. Informasi lebih lanjut tentang Promo Spesial BRI di BRI UMKM EXPO(RT) 2025 dapat ditemukan di bbri.id/promobue2025.

    Selama empat hari ada banyak sekali aktivitas yang dihadirkan BRI UMKM EXPO(RT) 2025, sangat menarik, bukan? Nah, jika kamu ingin datang ke BRI UMKM EXPO(RT) 2025 pada 30 Januari sampai 2 Februari 2024 nanti, ada kabar baik nih!

    Kamu bisa menggunakan layanan shuttle gratis dari 9 Shuttle Point strategis, yakni Cibubur Junction, Cilandak Town Square (CITOS), Metmall, Blok M, Stasiun Cisauk, Stasiun Rawa Buntu, Margo City, Bintaro Jaya Xchange, dan Summarecon Mall Bekasi, jika ingin datang ke BRI UMKM EXPO(RT) 2025.

    Shuttle beroperasi mulai pukul 08.00 WIB pagi hingga 20.00 WIB, dengan keberangkatan setiap 2 jam sekali, memberikan kemudahan transportasi bagi para pengunjung. Dengan begitu, perjalanan nyaman ke event yang menghadirkan ragam inovasi UMKM dari seluruh Indonesia itu bisa kamu dapatkan!

    Jangan lewatkan serunya BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang akan berlangsung selama empat hari penuh. Untuk mempermudah transaksi, jangan lupa juga download BRImo, ya!

    Catat tanggalnya: 30 Januari hingga 2 Februari 2025 di ICE BSD (Nusantara Hall, Hall 5,6, dan7) dan seluruh rangkaian acara ini dapat diakses tanpa biaya masuk! Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi briumkmexport.com atau cek Instagram @bankbri_id. Sampai jumpa di BRI UMKM EXPO(RT) 2025!(*)

  • Kompolnas Soroti Proses Pemeriksaan yang Dilakukan Propam Terhadap AKBP Bintoro – Halaman all

    Kompolnas Soroti Proses Pemeriksaan yang Dilakukan Propam Terhadap AKBP Bintoro – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sudah memonitoring kasus dugaan pemerasan miliaran rupiah yang dilakukan eks Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro terhadap anak pengusaha. 

    Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam membenarkan bahwa kasus dugaan pemerasan ini tengah diusut oleh Bidang Propam Polda Metro Jaya.

    “Ya kami sudah melakukan monitoring beberapa hari terakhir ini namun belum melakukan pendalaman, tentu saja kami akan melakukan pendalaman memberikan atensi terhadap kasus ini,” katanya dikonfirmasi Selasa (28/1/2025).

    Anam berujar AKBP Bintoro pun sudah diperiksa Propam Polda Metro dan Paminal Polda Metro Jaya. 

    Proses pemeriksaan ini menjadi salah satu yang dipantau Kompolnas.

    “Ini juga penting dan kita akan melakukan monitoring terhadap proses ini. Proses oleh Propam ini,” ungkap dia.  

    Anam menambahkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan juga tengah menguji gugatan perdata terhadap AKBP Bintoro, sejumlah anggota polisi lain serta warga sipil. 

    Gugatan itu masuk pada 6 Januari 2025 Sehingga memang Kompolnas menghormati proses itu dan mengapresiasi proses itu.

    Sebelumnya, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyoroti kasus dugaan pemerasan yang dilakukan anggota Polri terhadap anak pengusaha.

    Menurutnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo perlu menurunkan tim Porpam Polri untuk memeriksa dugaan  pemerasan senilai Rp 20 Miliar.

    IPW dalam siaran persnya menyebut mantan Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Bintoro telah melakukan pemerasan.

    “Kasus pemerasan yang dilakukan oleh anggota Polri berpangkat pamen itu dapat mencoreng institusi dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (26/1/2025).

    IPW mendesak propam Mabes Polri menelusuri secara mendalam penyalahgunaan wewenang dan segera memproses hukum pidana dan kode etik.

    Tim yang diturunkan tersebut harus mampu menguak perbuatan dugaan pidana pemerasannya dan menerapkan Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan menelusuri aliran dana pemerasan tersebut.

    IPW berkeyakinan bahwa uang hasil pemerasan Rp 20 Miliar itu tidak dilakukan untuk kepentingannya sendiri. 

    Uang tersebut dipastikan mengalir ke beberapa pihak.

    Eks Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro (Istimewa)

    “Kalau pihak kepolisian mau menegakkan aturan sesuai perundangan maka tidak sulit untuk membongkar perbuatan AKBP Bintoro,” imbuh Sugeng.

    Dia menilai bahwa dudah menjadi pekerjaan sehari-hari bagi penyidik untuk melaksanakan pasal TPPU bagi masyarakat.

    Diketahui kasus ini mencuat setelah adanya gugatan perdata dari pihak korban pemerasan terhadap AKBP Bintoro tertanggal 6 Januari 2025 lalu. 

    Korban menuntut pengembalian uang Rp 20 Miliar beserta aset yang telah disita secara tidak sah dari kasus pembunuhan dengan tersangka Arif Nugroho dan Muhammad Bayu Hartanto anak dari pemilik Prodia.

    Tersangka dijerat melalui laporan polisi bernomor: LP/B/1181/IV/2024/SPKT/Polres Jaksel dan laporan nomor: LP/B/1179/IV/2024/SPKT/Polres Jaksel. 

    Dari kasus ini, AKBP Bintoro yang saat itu menjabat Kasatreskrim Polres Jaksel meminta uang kepada keluarga pelaku sebesar Rp 20 Miliar serta membawa mobil Ferrari dan motor Harley Davidson dengan janji menghentikan penyidikan.

  • Kerja di Pabrik Korea 8 Tahun, Antok Jago Kemas Potongan Tubuh Uswatun Khasanah Layaknya Paket – Halaman all

    Kerja di Pabrik Korea 8 Tahun, Antok Jago Kemas Potongan Tubuh Uswatun Khasanah Layaknya Paket – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Terungkap kemampuan Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) dalam mengemas potongan tiga bagian tubuh Uswatun Khasanah (29) kasus mayat dalam koper di Ngawi. 

    Rupanya tersangka Antok pernah 8 tahun bekerja di sebuah pabrik pengemasan barang di Korea Selatan. 

    Tersangka bekerja di Korea Selatan sebanyak dua kali. Sekali keberangkatan, tersangka bakal menjalani kontrak kerja selama 4 tahun. 

    “8 tahun di Korea, bungkus-bungkus packing. Makanya cara dia packing potong mayat korban sangat rajin dan rapi. Iya kemampuan itu didapatkan selama kerja di Korea,” ujar PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Fauzi, Senin (27/1/2025).

    Menurut Fauzi, cara pengemasan potongan tubuh korban, terutama bagian kedua kaki dan kepala begitu canggih. Karena, teknik pelapisan plastik begitu rapat dan efisien. 

    Saat menganalisis temuan kantung plastik paket berisi kepala dan kedua kaki korban, Fauzi meyakini tersangka memiliki kemampuan lebih dalam teknik pengemasan (packing). 

    “Sangat rapi sekali. Ketemu kakinya. Sama kayak packing pabrik. Kepalanya juga. Kayak packing paket barang. Bukan seperti orang panik, santai, bahkan jenazah di dalam koper disimpan di dalam rumah nenek pelaku lebih dari 36 jam,” ungkapnya. 

    Nah, koper merah yang dipakai oleh tersangka untuk menyimpan tubuh korban, ternyata koper bekas mewadahi pakaian selama merantau di Korea Selatan. 

    Artinya, Fauzi menegaskan, koper tersebut merupakan milik pribadi dari tersangka yang disimpan di dalam rumahnya, di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim). 

    “Pelaku mantan TKI pernah ke Korea. Itu koper pelaku pribadi. Diambil sendiri sama pelaku. 4 tahun kerja, lalu balik lagi, kerja lagi 4 tahun,” pungkasnya. 

    Terpisah Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan, selain pernah bekerja sebagai TKI, tersangka RTH merupakan ketua ranting sebuah perguruan silat di Kabupaten Tulungagung. 

    Kemudian, tersangka juga dikenal sebagai anggota salah satu LSM di Kabupaten Tulungagung, yang bergerak pada isu sosial, kemasyarakatan dan antikorupsi. 

    “Tersangka bergerak seolah-olah sebagai LSM di Tulungagung. Sisi lain yang baru kami ketahui, si tersangka juga merupakan salah satu ketua ranting salah satu perguruan pencak silat di Tulungagung,” ujar Farman di depan Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (27/1/2025). 

     

  • Tabiat Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah: Sempat Nyanyi Sephia, Menangis hingga Minta Maaf – Halaman all

    Tabiat Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah: Sempat Nyanyi Sephia, Menangis hingga Minta Maaf – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tabiat Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) tersangka pembunuhan dan mutilasi Uswatun Hasanah (29) terungkap. 

    Diawali dari senyum ketika diborgol.

    Lalu saat diinterograsi Antok menyanyikan lagu Sheila On 7 berjudul Sephia dan menyebut korban Uswatun Hasanah merupakan kekasih gelapnya.

    Video Rohmad Tri Hartanto alias RTH alias Antok (33) menyanyikan lagu Sheila On 7 berjudul Sephia saat diinterogasi polisi pun viral ditonton lebih dari 6 ribu pengguna TikTok.

    Tak hanya itu, Antok juga berkali-kali menangis saat menjalani pemeriksaan di Ruang Subdit III Jatanras Ditreskrimum Mapolda Jatim, Surabaya.

    Antok diduga merupakan seorang psikopat.

    Meski begitu dingin dan kejam saat mengeksekusi Uswatuh Hasanah, Antok mengaku menyesal dan meminta maaf kepada keluarga korban. 

    “Ya saya menyesal,” ujar Antok, Senin (26/1/2025) seraya menundukkan kepala selama berjalan cepat menyibak kerumunan awak media yang berjejal mengarahkan lensa kameranya ke wajahnya.

    Bahkan, ia juga menyempatkan untuk menyampaikan permohonan maaf kepada pihak korban beserta keluarga besar korban di Kabupaten Blitar. Bahwa dirinya menyesali perbuatannya. 

    “Saya minta maaf kepada korban dan keluarga korban. Saya minta maaf,” pungkas Antok seraya meringkuk di balik pintu ruang petugas Humas Polda Jatim di gedung tersebut

    Diketahui, kasus ini terungkap setelah adanya penemuan potongan tubuh di Ngawi, Jawa Timur.

    Potongan tubuh korban pertama kali ditemukan warga di dalam koper yang dibuang di sebuah selokan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025) sekitar pukul 09.00.

    Sementara, kepala korban mutilasi Ngawi, Uswatun Hasanah ditemukan di wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Minggu (26/1/2035).

    Dari penyelidikan polisi terungkap korban mutilasi tersebut bernama Uswatun Khasanah, wanita asal Blitar berusia 29 tahun.

    Nasibnya miris dibunuh dan dimutilasi, mendiang Uswatun Khasanah akhirnya mendapatkan keadilan.

    Pada Minggu (26/1/2025) sekitar pukul 00.00 WIB, polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap ibu 2 anak itu.

    “Alhamdulillah, pelaku mutilasi berhasil kami tangkap tadi malam sekitar jam 24.00 WIB,” kata  Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman saat dikonfirmasi, Minggu, (26/1/2024).

     

    Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah Nyanyi Sephia saat Diinterogasi

    Beredar video Rohmad Tri Hartanto alias RTH alias Antok (33), pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah menyanyikan lagu Sheila On 7 berjudul Sephia saat diinterogasi polisi.

    Melalui video TikTok @hellboyjatanraspolda, petugas awalnya menanyakan soal hubungannya dengan korban.

    Sambil mencairkan suasana, polisi menanyakan siapa Uswatun Khasanah bagi pelaku.

    “Iku po bojo sirimu?” tanya polisi.

    (Apa itu istri sirimu?)

    “Kekasih gelap,” sahut Antok lirih.

    “Kekasih gelap? Wo Sephia nu, kon kelahiran tahun piro? Ruh kon lagu Sephia iku?” ujar pihak kepolisian menambahkan.

    “92, tahu,” jawab Antok.

    Tangkap layar Unit Jatanras Polda Jawa Timur live bersama pelaku mutilasi Uswatun Khasanah (TikTok @hellboyjatanraspolda)

    Lalu Antok lanjut menyanyikan dua penggal pertama lirik lagu Sephia yang dipopulerkan oleh Sheila On 7 tersebut.

    Video live interogasi pelaku pembunuhan dengan mutilasi tersebut ditonton lebih dari 6 ribu pengguna TikTok.

    Diketahui Antok telah diamankan tim Unit Jatanras di Madiun pada Sabtu (25/1/2025) dini hari.

     

    Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah selalu Menangis saat Diinterogasi

    Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) tersangka pembunuhan dan mutilasi Uswatun Hasanah (29) berkali-kali menangis saat menjalani pemeriksaan di Ruang Subdit III Jatanras Ditreskrimum Mapolda Jatim, Surabaya.

    Hal itu, diungkap oleh Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, Senin (25/1/2025).

    Tersangka Rohmad bakal terdiam sejenak lalu menundukkan kepala dengan kondisi mata sembab dan menangis, saat bercerita tentang kedua anaknya.

    Terkadang, pembahasan mengenai keluarga dan anaknya, Rohmad selalu berkelit di dalam proses interogasi yang dilakukan penyidik. 

    Pasalnya, salah satu motifnya membunuh lalu memutilasi korban, karena dendam atas ucapan menyakitkan yang kerap dilontarkan korban.

    Jumhur menerangkan, korban diduga berkali-kali mengolok-olok anak tersangka dengan umpatan yang tak pantas.

    Sehingga, tersangka begitu merasa dendam atas perkataan korban.

    Nah, saat penjelasan soal keluarga dan anak secara tiba-tiba diungkit di tengah penyidikan, tersangka selalu terdiam, menundukkan kepala lalu menangis dan menyeka-nyeka air mata yang membasahi pipinya.

    “Sama itu, korban mengumpat soal anak pelaku. Itu yang bikin pelaku sedih. Dia kalau kami tanyakan soal anak, nangis dia. Sayang sama anaknya juga,” ujarnya Jumhur.

    Jumhur menerangkan, di tengah perjalanan hubungan percintaan antara korban dan tersangka, memang kerap terjadi prahara. 

    Ternyata, korban selalu memaksa agar tersangka segera menikahi dirinya secara sah dengan sebuah prasyarat yang sulit dilakukan tersangka.

    Yakni, tersangka harus menceriakan istri sahnya sesegera mungkin.

     

    Antok Minta Maaf telah Mutilasi Uswatun Hasanah

    Penyidik Ditreskrimum Polda Jatim sudah mengorek semua keterangan dari Rohmad Tri Hartanto (RTH) alias Antok (33) mengenai cara memutilasi wanita kekasihnya, Uswatun Hasanah (29).

    Pria asal Tulungagung itu ternyata hanya memakai pisau dapur biasa namun bisa membuat tubuh korban menjadi tiga bagian sebelum dibuang di tiga daerah. 

    Bahkan aksi kejam RTH itu seperti dilakukan dengan dingin karena ia seperti berpengalaman meski hanya memakai sebilah pisau biasa.

    Pisau yang menjadi salah satu dari belasan barang bukti kasus tersebut dipampang di meja konferensi pers Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, Senin (27/1/2025). 

    Pisau tersebut hanya pisau dapur yang berukuran sejengkal orang dewasa. Sarung mata besi pisaunya, berwarna hijau muda. 

    Begitu juga dengan pegangan tangannya. Lazim dipakai ibu rumah tangga mengiris bumbu dapur berukuran kecil.  

    Tetapi anehnya, pisau itu bisa begitu luar biasa fungsinya saat dipegang tersangka RTH untuk membagi bagian tubuh manusia. 

    Menurut Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, tersangka mengakui menggunakan pisau itu pada jasad Uswatun Khasanah

    Kesaksian dari tersangka itu, tertuang dalam catatan berita acara pemeriksaan (BAP) selama berlangsungnya proses interogasi atas kasus tersebut.  Dan pisau tersebut dibeli di minimarket dekat hotel Kota Kediri. 

    Karena dipakaikan oleh petugas kepolisian dengan masker penutup hidung dan mulut berwarna biru gelap kehitaman.  Rohmad saat dikejar-kejar awak media mengaku menyesal menghilangkan nyawa korban dengan begitu sadisnya. 

    “Ya saya menyesal, mas,” ujar Antok seraya menundukkan kepala selama berjalan cepat menyibak kerumunan awak media yang berjejal mengarahkan lensa kameranya ke wajahnya.

    Pihak kepolisian menggelar konferensi pers terkait kasus pembunuhan disertai mutilasi mayat dalam koper yang ditemukan di Ngawi, pada Senin (27/1/2025). (Tribunnews.com)

    Bahkan, ia juga menyempatkan untuk menyampaikan permohonan maaf kepada pihak korban beserta keluarga besar korban di Kabupaten Blitar. Bahwa dirinya menyesali perbuatannya. 

    “Saya minta maaf kepada korban dan keluarga korban. Saya minta maaf,” pungkas Antok seraya meringkuk di balik pintu ruang petugas Humas Polda Jatim digedung tersebut.

     

    Kronologi Lengkap Kasus Mutilasi Uswatun Khasanah, Mayat Wanita dalam Koper di Ngawi

    Inilah kronologi lengkap kasus mutilasi Uswatun Khasanah, mayat wanita yang ditemukan dalam koper di Ngawi, Jawa Timur, Kamis (23/1/2025) lalu.

    Dalam konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Senin (27/1/2025), Rohmad Tri Hartanto atau RTH alias Antok (32), pelaku pembunuhan dan mutilasi korban dihadirkan polisi mengenakan baju tahanan.

    Dalam konfrensi pers itu, polisi mengungkap cara pelaku menghabisi nyawa korban, berikut menghadirkan barang buktinya. 

    Diketahui sebelumnya, setelah jasad korban termutilasi Senin (20/1/2025), pelaku membuang potongan tubuh korban di tiga lokasi. 

    Yakni di Trenggalek, kemudian di Ponorogo dan Ngawi.

    Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman mengatakan, tersangka diduga kuat sudah merencanakan perbuatannya menghabisi korban. 

    Karena sejak Minggu (19/1/2025), tersangka diduga sudah memancing korban untuk bertemu dan menjemputnya di Terminal Gayatri, Tulungagung, pukul 17.00 WIB. 

    Oleh pelaku, korban diiming-imingi uang Rp1 juta agar dapat diajak bertemu dan menginap dengan tersangka di hotel kawasan Jalan Mayor Bismo, Semampir, Kota Kediri, sekitar pukul 22.00 WIB.

    Selama di dalam hotel, tersangka terlibat cekcok dengan korban. Hingga akhirnya tersangka berupaya mencekik leher korban. 

    Korban berontak hingga akhirnya kepala korban terbentur lantai kamar hotel dan mengalami luka pendarahan. 

    Luka pendarahan pada kepala dan hidung korban membuat wanita dua anak itu, tak sadarkan diri. 

    “Pengakuannya ada percekcokan dan terjadilah korban dicekik oleh yang bersangkutan tersangka, sehingga meninggal. Setelah korban meninggal. Tersangka mulai kebingungan dan berpikir untuk membuang mayat korban,” ujarnya di Ruang Konferensi Pers Gedung Bidhumas Mapolda Jatim, pada Senin (27/1/2025). 

    Menyadari korban tak sadarkan diri dan dipastikan meninggal, tersangka menutupi tubuh korban dengan kain seprai kasur warna putih. 

    Lalu, tersangka pergi dari hotel membawa mobil MPV Suzuki Ertiga milik korban untuk mengambil koper warna merah di rumahnya Tulungagung, sekitar pukul 00.30 WIB, pada Senin (20/1/2025). 

    Farman menyebutkan, tersangka mengajak keponakannya berinisiatif MAM untuk membawa koper warma merah, tali pramuka, kantong kresek warna hitam dan putih 10 buah untuk di bawa kembali di hotel. 

    Setibanya di hotel, sekitar pukul 01.30 WIB, tersangka meminta saksi MAM kembali pulang untuk bersiap kembali lagi menjemput dirinya pukul 05.00 WIB. 

    Berdasarkan analisis dari penyidik, Farman menyebutkan, durasi waktu sekitar 3,5 jam dari waktu kejadian tersebut, merupakan waktu yang dipakai tersangka untuk memutilasi korban. 

    “Kalau lihat tempus kejadian, pukul 00.30. Kemudian keluar dari hotel bawa koper merah pukul 05.30. Ya sekitar 5 jam,” katanya.

     

    Mutilasi Korban

    Sebelum kembali ke hotel Kota Kediri, Farman mengatakan, tersangka membeli berbagai macam perlengkapan alat untuk membunuh dan mengemas jenazah korban nantinya. 

    Perlengkapan itu, dibeli tersangka di sebuah minimarket kawasan Kota Kediri, terdiri dari pisau dan kemasan plastik. 

    Menurut Farman, tersangka kebingungan untuk menghilangkan jenazah korban. 

    Karena mustahil membawa jenazah korban dengan cara diangkat begitu saja melintasi lorong hotel menuju ke mobil. 

    Sehingga, tersangka berinisiatif untuk memasukkan jenazah korban ke dalam koper, agar dapat membuangnya di suatu tempat tersembunyi nantinya. 

    Namun, upaya tersangka menghilangkan barang bukti terkendala karena tubuh korban tidak muat dimasukkan ke dalam koper tersebut. 

    Tak pelak, tersangka berinisiatif memotong beberapa bagian tubuh korban agar dapat muat masuk ke dalam koper. 

    Semula, lanjut Farman, tersangka memotong kepala korban. Namun, tubuh korban tetap tak muat dimasukkan koper. 

    Lalu, tersangka kembali memotong pangkal paha korban kaki kiri. Namun, hasilnya sama, tubuh korban masih juga belum muat.

    Alhasil, tersangka kembali memotong bagian betis paha kaki kanan korban, dan akhirnya tubuh korban muat dikemas dalam koper tersebut. 

    Sehingga, ungkap Farman, tersangka memiliki tiga potongan bagian tubuh yang dikemas dalam wadah plastik dan selotip berlapis-lapis. 

    “Tapi karena tidak cukup, akhirnya dimutilasi. Diawali mulai kepala korban. Saat dimasukkan, ternyata enggak cukup lagi. Kemudian di mutilasi lagi kaki kiri sampai batas paha. Diupayakan masukkan lagi, ternyata enggak cukup lagi. Kemudian, betis yang dimutilasi (kaki kanan),” terangnya. 

     

    Motif Pembunuhan dan Mutilasi

    Diketahui Antok telah diamankan tim Unit Jatanras di Madiun pada Sabtu (25/1/2025) dini hari.

    Terbaru, Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes M Farman mengungkapkan motif pembunuhan dengan mutilasi yang dilakukan Rohman Tri Hartanto alias Antok.

    Ia mengungkapkan Antok membunuh dan memutilasi korban karena cemburu dan rasa sakit hati.

    “Hasil dari pemeriksaan terhadap tersangka diketahui motifnya adalah korban sakit hati dan cemburu,” ujarnya, Senin.

    Tersangka yang awalnya mengaku sebagai suami siri korban, sakit hati karena korban pernah kepergok memasukkan laki-laki lain ke dalam kos.

    “Korban pernah ketahuan memasukkan laki-laki ke dalam kos korban, sementara tersangka di sekitar kos mengaku sebagai suami siri dari korban,” ujarnya, dikutip Kompas.com.

    Korban dieksekusi di sebuah hotel di Kediri, Jawa Timur, Minggu (19/1/2025).

    Kombes Farman menambahkan, sebelum korban dibunuh, pelaku telah menyiapkan uang sebesar Rp1 juta untuk diberikan kepada korban.

    “Korban sering minta uang ke pelaku. Tanggal 19 (dieksekusi) di hotel, tersangka sudah menyiapkan uang 1 juta untuk diberikan kepada korban karena sebelumnya sudah ada chat dengan korban,” jelas dia.

    Uswatun Khasanah diduga dibunuh dan dimutilasi di kamar 301 hotel di Kediri, sebelum jasadnya dimasukkan dalam koper dan dibuang di Kabupaten Ngawi. (Kolase Tribunnews.com)

    Di sisi lain, ternyata korban juga tak terima, Antok telah memiliki seorang anak perempuan.

    Korban pun merasa kesal dan mendoakan anak perempuan Antok dengan kalimat yang kurang baik.

    Hal tersebut membuat Antok sakit hati.

    “Korban pernah berucap kepada tersangka, korban mendoakan nanti sudah besar akan menjadi PSK, tersangka sakit hati,” ucapnya.

    Farman juga menyebut korban sempat meminta Antok untuk menghilangkan anak keduanya.

    “Korban tidak terima, pelaku punya anak kecil. Korban sempat meminta supaya pelaku menghilangkan anak keduanya,” tuturnya. (tribun network/thf/TribunSumsel.com/Surya.co)

  • Kriminal kemarin, Pagar laut hingga Kasus eks Kasatreskrim Jaksel

    Kriminal kemarin, Pagar laut hingga Kasus eks Kasatreskrim Jaksel

    Kita punya target 200 meter sampai 300 meter/hari. Kalau cuacanya bagus bisa 500 meter/hari

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa berkaitan dengan keamanan menghiasi Jakarta pada Senin (27/1) kemarin, mulai dari pembongkaran Pagar Laut di Perairan Tangerang hingga Kasus dugaan pemerasan mantan Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

    Berikut berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. Polda Metro targetkan bongkar pagar laut di Tangerang 500 meter/hari

    Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Metro Jaya menargetkan pembongkaran pagar laut di perairan Desa Kramat, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang sepanjang 500 meter/hari.

    “Jadi, kita punya target 200 meter sampai 300 meter/hari. Kalau cuacanya bagus bisa 500 meter/hari, ” kata Dirpolairud Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Joko Sadono saat ditemui di Gedung Satrilda Pol Air Polda Metro Jaya, Jakarta Utara, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    2. Polisi buru enam pembegal bersenjata tajam di Cilincing

    Kepolisian Sektor (Polsek) Cilincing Polres Metro Jakarta Utara hingga saat ini masih memburu enam pembegal bersenjata tajam di Jalan Akses Marunda Cilincing Jakarta Utara pada Sabtu (25/1) dinihari sekitar pukul 02.45 WIB.

    “Pelaku ini diperkirakan enam orang,” kata Kapolsek Cilincing Kompol Fernando Saharta Saragi di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    3. Satu orang tewas tertimpa tower mushala yang ambruk di Bekasi

    Polda Metro Jaya memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan kerja pada pembangunan tower mushala yang menyebabkan satu pekerja meninggal dunia di Kavling Bumi Indah Sejahtera RT-05/RW-08 Kelurahan Karang Satria Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi pada Senin.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan kejadian tersebut pada Senin pagi sekitar Pukul 10.00 WIB ketika para pekerja tengah mencopot begisting (triplek penadah cor) bangunan tower di atas mushala.

    Berita selengkapnya klik di sini

    4. Polda Metro Jaya amankan eks Kasatreskrim Polres Jaksel

    Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Metro Jaya telah melakukan pengamanan sementara dalam rangka pemeriksaan terhadap mantan Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro terkait dugaan pemerasan terhadap dua tersangka kasus pembunuhan, Arif Nugroho (AN) alias Bastian dan Muhammad Bayu Hartanto.

    “Kami sudah tangani dari Sabtu 25 Januari dan bersamaan waktu sudah kami amankan di Pengamanan Internal (Paminal) Polda Metro Jaya,” kata Kabid Propam Polda Metro Jaya Kombes Pol. Radjo Alriadi Harahap saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    5. Kapolres Jaksel merasa aneh perkara yang ditangani AKBP Bintoro lama

    Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal merasa aneh dengan lamanya pengungkapan kasus dugaan pembunuhan dengan tersangka Arif Nugroho (AN) alias Bastian dan Muhammad Bayu Hartanto yang ditangani oleh mantan Kasatreskrim Polres Metro Jaksel, AKBP Bintoro.

    “Saya tidak mengetahui, cuma aneh penanganan perkara sangat lama. Sudah sering saya ingatkan saat analisa dan evaluasi -anev- berkali-kali,” kata Ade kepada wartawan di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: M. Tohamaksun
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sosok Pelaku Mutilasi Mayat dalam Koper di Ngawi, Ternyata Ketua Perguruan Silat dan Anggota LSM – Halaman all

    Sosok Pelaku Mutilasi Mayat dalam Koper di Ngawi, Ternyata Ketua Perguruan Silat dan Anggota LSM – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Direktur Reskrimum Polda Jawa Timur, Kombes M Farman mengungkap siapa sosok Rohmad Tri Hartanto alias RTH (32).

    HRT adalah tersangka kasus pembunuhan dan mutilasi mayat dalam koper di Ngawi, Jawa Timur.

    Farman menuturkan, RTH merupakan seorang ketua perguruan silat di salah satu daerah di Tulungagung, Jatim.

    “Informasi hasil profiling kami, pelaku adalah ketua ranting salah satu perguruan silat di Tulungagung,” kata Farman, Senin (27/1/2025).

    RTH sendiri merupakan warga Dusun Banaran, Desa Gombal, Pakel, Kabupaten Tulungagung.

    Dari penyelidikan polisi, RTH juga kerap berkomunikasi dengan anggota Polres Tulungagung dan sekitarnya.

    Tak hanya itu, Farman juga menuturkan bahwa HRT juga bertindak sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

    “Juga bertindak sebagai LSM yang sering berkomunikasi dengan anggota Polres Tulungagung, Trenggalek sekitar,” tambah Farman, dikutip dari Kompas.com.

    Diketahui, RTH tega membunuh korban, Uswatun Khasanah (30) karena cemburu dan sakit hati.

    Mengutip TribunJatim.com, RTH cemburu karena pernah memergoki korban tengah bersama pria lain di dalam kosnya di Tulungagung, Jatim.

    “Karena korban ketahuan memasukkan laki-laki ke kosannya. Sementara tersangka ini di sekitar kosan korban, mengaku sebagai suami siri korban,” ujar Farman, Senin (27/1/2025).

    Korban, ujar Farman, juga sering minta uang ke pelaku.

    “Kemudian, korban sering meminta uang ke pelaku. Tanggal 19 Januari, pertemuan di hotel kediri. Itu memang tersangka uang sudah menyiapkan Rp1 juta untuk diberikan ke korban,” tambahnya. 

    RTH juga merasa sakit hati karena korban kerap mengolok-olok anak perempuannya.

    Korban juga pernah mendoakan anak perempuan RTH dengan kalimat yang tak terpuji.

    “Lain lagi sakit hatinya. Berdasarkan hasil pemeriksaan. Bahwa tersangka memiliki seorang anak perempuan.”

    “Pernah berucap kepada tersangka bahwa korban mendoakan kalau nanti sudah besar anak ini akan menjadi, mohon maaf, PSK. Nah itu membuat tersangka sakit hati,” terangnya. 

    RTH juga menyimpan dendam karena korban pernah menyuruh tersangka untuk menghilangkan anak keduanya.

    “Korban juga tidak terima kalau pelaku memiliki anak yang kedua sehingga dari korban sendiri sempat melontarkan supaya pelaku menghilangkan anak keduanya,” katanya. 

    Kini, RTH pun harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

    Ia dikenakan Pasal 340 KUHP Subsider 338 KUHP lebih subsider 351 ayat 3 KUHP dan Pasal 365 ayat 3 KUHP dengan kurungan penjara maksimal seumur hidup.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Bukan Cuma Kesal Diselingkuhi, Motif Pelaku Mutilasi di Ngawi Karena Anaknya Didoakan Tidak Baik

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Luhur Pambudi)(Kompas.com, Izzatun Najibah)

  • Polda Metro Jaya tahan eks Kasatreskrim Polres Jaksel

    Polda Metro Jaya tahan eks Kasatreskrim Polres Jaksel

    Eks Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro, kedua dari kanan, saat memberi keterangan kepada media di Jakarta, Senin (28/4/2024). ANTARA/Khaerul Izan.

    Polda Metro Jaya tahan eks Kasatreskrim Polres Jaksel
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Senin, 27 Januari 2025 – 19:47 WIB

    Elshinta.com – Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Metro Jaya telah melakukan penahanan terhadap mantan Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro terkait dugaan pemerasan terhadap dua tersangka kasus pembunuhan, Arif Nugroho (AN) alias Bastian dan Muhammad Bayu Hartanto.

    “Kami sudah tangani dari Sabtu (25/1) dan bersamaan waktu sudah kami tahan di Pengamanan Internal (Paminal) Polda Metro Jaya, ” kata Kabid Propam Polda Metro Jaya Kombes Pol. Radjo Alriadi Harahap saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Namun Radjo sendiri tak membeberkan AKBP Bintoro bakal menjalani panempatan khusus (patsus) atau tidak.

    Patsus atau penempatan khusus adalah prosedur yang diterapkan kepada anggota Polri yang melakukan pelanggaran disiplin atau kode etik.

    Dia juga belum dapat membeberkan hasil sementara pemeriksaan tersebut.

    Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah mengusut kasus pemerasan yang diduga dilakukan oleh mantan Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro terhadap dua tersangka kasus pembunuhan, Arif Nugroho (AN) alias Bastian dan Muhammad Bayu Hartanto.

    “Menindaklanjuti informasi tersebut, Polda Metro Jaya saat ini telah melakukan pendalaman oleh Bidpropam,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi.

    Ade Ary menjelaskan Polda Metro Jaya berkomitmen memproses sesuai peraturan yang berlaku secara prosedural, proporsional dan profesional.

    “Polda Metro Jaya berkomitmen meningkatkan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat,” katanya.

    Namun, mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Metro Jaksel, AKBP Bintoro membantah telah melakukan pemerasan Rp20 miliar terhadap tersangka kasus pembunuhan yang juga anak bos jaringan klinik laboratorium Prodia, Arif Nugroho (AN) alias Bastian dan Muhammad Bayu Hartanto.

    “Pihak tersangka atas nama AN tidak terima dan memviralkan berita bohong tentang saya melakukan pemerasan terhadap yang bersangkutan. Faktanya, semua ini fitnah,” kata Bintoro kepada wartawan di Jakarta, Minggu (26/1).

    Sumber : Antara

  • Pengakuan Ayah Uswatun Khasanah, Ungkap Gerak-gerik Rohmad Usai Dikenalkan Sebagai Suami Siri – Halaman all

    Pengakuan Ayah Uswatun Khasanah, Ungkap Gerak-gerik Rohmad Usai Dikenalkan Sebagai Suami Siri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BLITAR – Nur Khalim, ayah Uswatun Khasanah (29) mengaku Rohmad Tri Hartanto (RTH) aliasi Antok (33), pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap anaknya pernah datang dan bertemu di rumah Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

    Saat itu Antok diperkenalkan sebagai suami siri Uswatun Khasanah.

    Pertemuan pertama Nur Khalim dan Antok terjadi sekitar tiga tahun lalu.

    “Anak saya pernah pulang ke rumah bawa laki-laki dikenalkan sebagai suami siri namanya Antok, rumahnya Tulungagung. Itu sekitar tiga tahun lalu,” kata Nur Khalim di Garum, Kabupaten Blitar, Senin (27/1/2025). 

    Saat ditunjukkan foto Antok, Nur Khalim langsung menyebut pria itu yang dulu dikenalkan kepadanya sebagai suami siri korban. 

    “Ya itu Antok, yang pernah dikenalkan kepada saya sebagai suami siri anak saya,” ujar Nur Khalim sambil jarinya menunjuk foto Antok yang diperlihatkan dari layar ponsel. 

    Ketika itu, Nur Khalim sempat marah kepada korban.

    Alasanya Nur Khalim, sebagai ayah kandung tidak pernah diminta menjadi wali pernikahan Uswatun Khasanah.

    “Waktu itu saya sempat marah, saya tidak pernah merasa menjadi wali nikah anak saya,” katanya. 

    Menurut Nur Khalim, Antok memang jarang datang ke rumah Nur Khalim di Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. 

    Dalam setahun, kata Nur Khalim, Antok datang ke rumah di Blitar hanya tiga sampai enam kali. 

    Tiap ikut pulang bersama Uswatun Khasanah ke Blitar, Antok paling lama hanya menginap dua hari, lalu kembali lagi ke Tulungagung. 

    “Biasanya, tiga minggu kemudian datang lagi ke Blitar. Saya tidak pernah mengobrol dengan dia, hanya menyapa biasa. Setahun terakhir ini, dia memang tidak pernah datang ke Blitar,” ujarnya.

    Antok Berupaya Tutupi Perselingkuhan

    Ternyata pengakuan Antok sebagai suami siri hanya sebagai kedok untuk menutupi perselingkuhannya dengan korban Uswatun Khasanah.

    Polisi menyebut tak ada bukti bila Antok dan Uswatun Khasanah sudah menikah secara agama.

    Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman mengatakan pelaku dan korban hanya sebatas teman dekat, bukan suami siri seperti yang diakuinya.

    Kombes Farman mengatakan, pihaknya tidak menemukan dokumen atau surat pernyataan dalam bentuk apapun yang menandai status siri pernikahan mereka. 

    Polisi juga ragu jika tersangka merupakan suami siri korban.

    Namun, polisi tak menyangkal jika tersangka sebatas teman dekat atau pacar yang hubungannya spesial. 

    “Untuk mengelabuhi agar yang bersangkutan tidak dicurigai saat di kos-kosan (korban di Tulungagung),” ujar Farman di depan Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, pada Senin (27/1/2025).

    Mengapa bisa disebut spesial.

    Karena, mereka sudah menjalin komunikasi dan hubungan selama tiga tahun. 

    Bahkan, tersangka sering berkunjung dan menginap di indekos korban. 

    Kata Farman, tersangka selalu beralibi kepada masyarakat di sekitar indekos bahwa mereka sudah berstatus suami istri secara siri. 

    Namun, tidak ada bukti konkret mengenai yang menandai pernikahan siri mereka. 

    Artinya, klaim pernikahan siri cuma sebatas klaim sepihak tanpa disertai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. 

    “Dia mengaku sebagai suami sirinya. Iya (selingkuhan). Sudah kami cek apakah betul sudah dilakukan pernikahan siri, faktanya tidak ada. Sudah 3 tahun,” ungkap Farman. 

    Tersangka Antok pun telah berkeluarga, memiliki istri sah dan dikaruniai dua anak. 

    Hubungan pernikahan sah tersangka RTH pun masih baik-baik saja, bersatu dan tidak dalam keadaan bersengketa dalam bentuk apapun. 

    “Hasil penyelidikan kami, dia sudah punya keluarga. Istri dan anak. Kehidupan mereka, dari hasil lidik, kehidupan mereka cukup. Status hukum pernikahan tersangka masih bersatu. Iya sah,” ujarnya.

    Berharap Pelaku Dihukum Berat

    Nur Khalim, ayah dari korban Uswatun Khasanah merasa bersyukur pelaku pembunuhan terhadap anaknya sudah ditangkap.

    Ia berharap pelaku dihukum berat. 

    “Jelas (pelaku) harus dihukum berat. Anak saya sudah jadi korban mutilasi, kalau bisa (pelaku) ya harus dihukum mati. Dia yang bertindak melukai anak saya,” kata Nur Khalim di Blitar. 

    Nur Khalim juga berharap bagian tubuh lain anaknya yang sudah ditemukan bisa segera diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan jadi satu dengan tubuh korban.

    “Kami belum tahu kapan potongan tubuh anak saya dikirim ke rumah duka. Memprihatinkan sekali tubuh anak saya yang terpisah,” katanya. 

    “Saya juga berterimakasih kepada kepolisian yang sudah membantu menemukan pelaku dan jenazah anak yang dibuang pelaku,” ujarnya.

    Sementara itu tersangka Antok mengungkapkan penyesalan dan permintaan maaf kepada keluarga korban.

    Hal tersebut disampaikannya dengan singkat saat digiring polisi seusai konferensi pers di Mapolda Jatim pada Senin (27/1/2025).

    Antok yang mengenakan kaus oranye bertuliskan ‘Tahanan Dittahti Polda Jatim’, terlihat berjalan cepat dengan kedua tangannya diborgol di belakang.

    Wajahnya tertutup masker biru gelap, menyembunyikan sebagian besar wajahnya saat media mengejar untuk mengabadikan momen tersebut.

    Saat itu, dia menyatakan penyesalan atas tindakannya yang menghilangkan nyawa korban dengan sangat brutal.

    “Saya menyesal,” kata Antok seraya menundukkan kepala saat melewati kerumunan wartawan.

    Dia juga meminta maaf kepada keluarga korban di Kabupaten Blitar, menyatakan penyesalan yang mendalam atas perbuatannya.

    Atas perbuatannya Antok dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, serta Pasal 365 Ayat 3 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan korban meninggal.

    Ancaman hukuman yang dihadapi tersangka bisa mencapai hukuman mati atau penjara seumur hidup.

    Diketahui terungkapnya kasus pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan Antok berawal saat warga menemukan sebuah koper di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (23/1/2025).

    Koper tersebut berisi jasad manusia.

    Meskipun jasad tidak utuh, tanpa kaki dan kepala, hanya dalam kurung waktu satu hari, identitas korban mampu diidentifikasi polisi dari sidik jarinya.

    Polisi pun akhirnya menangkap Antok tak lama setelah penemuan jasad korban.

    Berdasarkan petunjuk Antok, potongan tubuh korban yang sebelumnya dibuang di wilayah Ngawi, Trenggalek, dan Ponorogo bisa ditemukan.

    (tribunmataraman.com/ Samsul Hadi/ surya.co.id/ luhur pambudi)
     

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribunmataraman.com dengan judul Pengakuan Ayah Korban Mutilasi Kediri: Pelaku Pernah ke Rumah 3 -6 Kali

  • Selain Pesilat, Pelaku Mutilasi Ngawi ternyata Aktivis LSM

    Selain Pesilat, Pelaku Mutilasi Ngawi ternyata Aktivis LSM

    Surabaya (beritajatim.com) – Rohmad Tri Hartanto alias Antok (32) pelaku kasus mutilasi Ngawi ternyata adalah pengurus aktif perguruan silat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang sering berhubungan dengan pihak Polres Tulungagung.

    Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengatakan, pelaku merupakan warga Dusun Banaran, Desa Gombang, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, Jatim. Ia merupakan ketua Ranting salah satu perguruan silat yang eksis di Jawa Timur.

    “Hasil profiling kami, pelaku adalah ketua ranting salah satu perguruan silat di Tulungagung. Ia juga anggota dari LSM yang sering berkomunikasi dengan anggota Polres Tulungagung, Trenggalek sekitar,” kata Farman, Senin (27/01/2025).

    Dari hasil penyelidikan, antara tersangka dan korban memiliki hubungan spesial selama 3 tahun ke belakang. Namun, mereka bukan pasangan suami istri siri. Pengakuan status suami istri siri itu dibuat oleh korban untuk menghindari kecurigaan tetangga korban.

    “Itu (alasan nikah siri) supaya tidak dicurigai dalam kos-kosan itu mengaku sebagai suami sirinya. Sudah kami cek apakah betul suami siri sudah dilakukan pernikahan siri, faktanya tidak ada,” imbuh Farman.

    Diketahui, kasus penemuan jenazah perempuan yang termutilasi di Ngawi membuat heboh masyarakat Jawa Timur. Sebelum dibunuh, korban Uswatun Hasanah ternyata sempat cekcok dengan sang kekasih Rohmad Tri Hartanto yang juga menjadi tersangka dalam kasus ini.

    Direskrimum Polda Jawa Timur, Kombes Pol Farman menceritakan, antara pelaku dan korban tidak pernah terjadi pernikahan siri. Namun, keduanya memang mempunyai hubungan khusus yang sudah berjalan 3 tahun.

    “Jadi antara pelaku dan korban mempunyai hubungan selama 3 tahun. Namun, tersangka memiliki istri sah dan 2 anak,” kata Farman, Senin (27/01/2025).

    Aksi pembunuhan kepada Uswatun ternyata sudah direncanakan jauh-jauh hari. Tersangka Rohmad Tri Hartanto atau kerap dipanggil Anto itu dendam karena anak pertamanya pernah didoakan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Selain itu, korban juga pernah menyuruh tersangka untuk menghilangkan anak keduanya.

    “Jadi pembunuhan kepada korban sudah direncanakan. Motifnya cemburu dan sakit hati. Korban juga kerap memasukan laki-laki lain ke kamar kos,” tutur Farman. (ang/but)