Tag: Haris Rusly Moti

  • Prabowo dinilai berhasil menggelar pilkada yang adil dan bersih

    Prabowo dinilai berhasil menggelar pilkada yang adil dan bersih

    Presiden Prabowo Subianto menunjukkan jari yang sudah dicelup tinta usai memberikan hak pilihnya di TPS 008, Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11/2024). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

    Prabowo dinilai berhasil menggelar pilkada yang adil dan bersih
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Kamis, 28 November 2024 – 06:49 WIB

    Elshinta.com – Aktivis sekaligus mantan relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Haris Rusly Moti menilai Presiden Prabowo Subianto berhasil menggelar Pilkada 2024 dengan adil dan bersih.

    Hal tersebut dapat terjadi karena Prabowo dan jajaran pemerintahan yang lain berkomitmen untuk netral dan memberikan hak pilih sepenuhnya kepada masyarakat.

    “Presiden Prabowo yang memimpin berjalannya pilkada tanpa cawe-cawe oleh aparatur negara. Sejauh ini tidak ada pelanggaran berarti yang melibatkan aparat negara untuk memenangkan pasangan calon Pilkada yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM),” kata Haris dalam siaran pers resmi yang diterima ANTARA, Rabu

    Menurut Haris, sikap netral yang diberikan pemerintah membuat masyarakat semakin leluasa dalam menggunakan hak suaranya. Dengan demikian, masyarakat dapat memilih pemimpin sesuai dengan yang diinginkan.

    Lebih lanjut, Haris juga mengapresiasi para penyelenggara pilkada yang dinilai berhasil menggelar pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber jurdil).

    “Kami patut mengapresiasi penyelenggara Pilkada, KPUD dan Bawaslu yang telah berhasil memimpin penyelenggaraan Pilkada secara langsung dan serentak,” kata dia.

    Terkait perolehan jumlah suara, Haris menilai mayoritas masyarakat masih menaruh harapan kepada calon kepala daerah yang didukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

    Hal itu terbukti dari kemenangan pasangan calon yang didukung Prabowo di beberapa wilayah.

    “Pilkada Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Lampung dan lain-lain dari gambaran hitung cepat lembaga survey dimenangkan oleh pasangan yang diusung oleh Prabowo – Gibran dan Koalisi Indonesia Maju (KIM),” kata dia.

    Haris pun yakin kemenangan tersebut merupakan hasil dari pilihan masyarakat yang tidak diintervensi pihak manapun.

    Walau kemenangan itu masih berdasarkan hitung cepat, Haris tetap akan menghormati dan menunggu penghitungan sah yang dilakukan KPU.

    Sumber : Antara

  • Untung rugi satu atau dua putaran dalam Pilkada Jakarta 2024

    Untung rugi satu atau dua putaran dalam Pilkada Jakarta 2024

    Anggota KPPS menghitung hasil surat suara Pilkada DKI Jakarta 2024 di TPS 32 Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (27/11/2024). . ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/YUb

    Untung rugi satu atau dua putaran dalam Pilkada Jakarta 2024
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 28 November 2024 – 09:45 WIB

    Elshinta.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 menjadi sorotan utama dalam kancah politik Indonesia. Dengan persaingan ketat antara pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono, pertanyaan yang muncul adalah apakah Pilkada ini akan selesai dalam satu putaran atau harus berlanjut ke putaran kedua?

    Aktivis sekaligus mantan relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Haris Rusly Moti, sangat meyakini Pilkada Jakarta akan memasuki putaran kedua yang diperkirakan bakal mempertemukan Ridwan Kamil – Suswono dan Pramono Anung – Rano Karno.

    Sementara Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Politik Puan Maharani justru optimistis pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno bisa menang satu putaran pada Pemilihan Kepala Daerah Jakarta tahun 2024.

    Memahami implikasi dari kedua skenario ini penting bagi masyarakat dan pemerintah dalam merespons dinamika politik yang berkembang. Jika salah satu pasangan calon berhasil meraih lebih dari 50 persen suara pada putaran pertama, Pilkada akan selesai dalam satu putaran.

    Keuntungan utama dari skenario ini adalah stabilitas politik yang lebih cepat tercapai. Pemerintah daerah dapat segera berfokus pada implementasi program kerja tanpa terganggu oleh proses pemilihan yang berkepanjangan. Selain itu, biaya penyelenggaraan Pilkada dapat diminimalisir, mengingat putaran kedua memerlukan anggaran tambahan yang tidak sedikit.

    Namun, kemenangan telak dalam satu putaran juga dapat menimbulkan tantangan. Dominasi satu pasangan calon mungkin mengurangi ruang bagi oposisi untuk berperan aktif, yang esensial dalam mekanisme check and balance. Oleh karena itu, meskipun stabilitas tercapai, dinamika demokrasi harus tetap dijaga agar aspirasi berbagai kelompok masyarakat tetap terwakili.

    Jika tidak ada pasangan calon yang mencapai ambang 50 persen +1 suara, Pilkada akan berlanjut ke putaran kedua. Skenario ini membuka peluang bagi masyarakat untuk lebih mengenal visi dan misi pasangan calon yang tersisa. Debat dan kampanye tambahan dapat memberikan informasi lebih mendalam, memungkinkan pemilih membuat keputusan yang lebih terinformasi.

    Namun, putaran kedua juga memiliki konsekuensi. Proses yang lebih panjang dapat memperpanjang ketegangan politik dan sosial. Selain itu, biaya tambahan untuk penyelenggaraan dan kampanye dapat membebani anggaran pemerintah dan pasangan calon. Risiko meningkatnya politik uang dan praktik negatif lainnya juga perlu diwaspadai, mengingat intensitas persaingan yang semakin tinggi.

    Lili Romli, peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sekarang BRIN, pernah meriset tentang Perdebatan Sistem Pemilihan Umum Legislatif pada Pemilu Serentak 2019 yang dimuat dalam Jurnal DPR. Dalam risetnya ia membahas kelebihan dan kekurangan berbagai sistem pemilu, termasuk sistem dua putaran (runoff) dan dampaknya terhadap representasi politik serta stabilitas pemerintahan.

    Ia mengkaji bagaimana sistem pemilu mempengaruhi partisipasi pemilih, efektivitas pemerintahan, dan keadilan dalam representasi politik. Dan ia menemukan bahwa sistem satu putaran dinilai lebih efisien secara biaya dan waktu, namun cenderung menghasilkan representasi yang kurang legitimate karena pemenang tidak selalu mendapat mayoritas mutlak.

    Sebaliknya, sistem dua putaran lebih menjamin legitimasi pemenang dengan mayoritas suara, tetapi membutuhkan sumber daya lebih besar dan berpotensi menciptakan instabilitas politik antara dua putaran. Riset ini menyoroti dilema mendasar dalam pemilihan sistem pemilu yakni efisiensi versus legitimasi. Sistem satu putaran cocok untuk negara yang ingin mengurangi biaya dan waktu penyelenggaraan pemilu, tetapi harus siap menghadapi tantangan legitimasi politik.

    Sebaliknya, sistem dua putaran menjanjikan hasil yang lebih representatif dan demokratis, tetapi memerlukan biaya lebih besar dan memiliki risiko instabilitas.

    Partisipasi Aktif

    Baik satu atau dua putaran, sejatinya masyarakatlah yang memegang peran kunci dalam menentukan arah Pilkada. Partisipasi aktif dalam proses pemilihan, mulai dari menghadiri kampanye hingga menggunakan hak suara, sangat penting. Pemilih harus kritis dalam menilai program kerja dan rekam jejak pasangan calon, bukan hanya terpengaruh oleh popularitas atau janji manis.

    Selain itu, masyarakat harus waspada terhadap informasi palsu atau hoaks yang dapat memecah belah persatuan dan kekompakan. Edukasi politik dan literasi media menjadi krusial agar pemilih tidak mudah terprovokasi dan dapat membuat keputusan berdasarkan fakta.

    Sementara Pemerintah, melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), harus memastikan proses Pilkada berjalan jujur, adil, dan transparan. Netralitas aparat negara menjadi syarat mutlak agar kepercayaan publik terjaga. Pemerintah juga harus siap dengan skenario satu atau dua putaran, termasuk dalam hal anggaran dan logistik, untuk memastikan kelancaran proses pemilihan.

    Edukasi politik kepada masyarakat perlu ditingkatkan, terutama terkait pentingnya partisipasi dan cara mengenali informasi yang valid. Pemerintah dapat bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dan media untuk menyebarkan informasi yang akurat dan mendidik.

    Demokrasi Partisipatoris

    Pilkada Jakarta 2024 juga dapat menjadi momentum untuk mendorong demokrasi yang lebih partisipatoris. Selain memilih pemimpin, masyarakat harus dilibatkan dalam perumusan kebijakan publik. Forum-forum dialog antara pemerintah dan warga perlu diintensifkan agar aspirasi masyarakat terakomodasi dengan baik.

    Pemerintah daerah yang terpilih harus membuka ruang partisipasi bagi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prinsip utama dalam menjalankan pemerintahan, sehingga kepercayaan publik dapat terjaga dan partisipasi masyarakat meningkat.

    Apakah Pilkada Jakarta 2024 akan berlangsung satu atau dua putaran, masing-masing memiliki implikasi yang signifikan. Stabilitas dan efisiensi menjadi keuntungan dari satu putaran, sementara dua putaran dapat memperkaya dinamika demokrasi. Masyarakat dan pemerintah harus berperan aktif dan bijak dalam menyikapi proses ini, dengan tujuan akhir mewujudkan pemerintahan yang demokratis, transparan, dan akuntabel.

    Pilkada DKI Jakarta 2024 bukan hanya soal memilih siapa yang akan memimpin ibu kota, melainkan menjadi cerminan kedewasaan demokrasi bangsa. Dengan segala dinamika dan tantangan yang menyertai, proses ini memberikan peluang untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik yang ada.

    Hasil akhir dari Pilkada ini diharapkan tidak hanya menghasilkan pemimpin yang kompeten dan visioner, tetapi juga memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman. Sebab, pada akhirnya, Pilkada adalah tentang masa depan bersama, di mana setiap suara memiliki peran penting dalam menentukan arah perjalanan bangsa.

    Dengan demikian, Pilkada bukan sekadar menimbang untung rugi atau tidak hanya menjadi ajang memilih pemimpin, tetapi juga sarana memperkuat kualitas demokrasi di Indonesia.

    Sumber : Antara

  • Presiden Prabowo Dinilai Berhasil Menggelar Pilkada yang Adil dan Bersih

    Presiden Prabowo Dinilai Berhasil Menggelar Pilkada yang Adil dan Bersih

    GELORA.CO – Pemilihak Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 dinilai berjalan dengan adil dan bersih.

    Aktivis sekaligus mantan relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Haris Rusly Moti menilai hal tersebut tidak terlepas dari peran Presiden Prabowo Subianto.

    Menurutnya, kelancaran Pilkada Serentak 2024 terjadi karena Prabowo dan jajaran pemerintahan yang lain berkomitmen untuk netral dan memberikan hak pilih sepenuhnya kepada masyarakat.

    “Presiden Prabowo yang memimpin berjalannya pilkada tanpa cawe-cawe oleh aparatur negara,” ujar Haris dilansir dari laman ANTARA.

    “Sejauh ini tidak ada pelanggaran berarti yang melibatkan aparat negara untuk memenangkan pasangan calon Pilkada yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM),” sambungnya.

    Dia juga menilai sikap netral yang diberikan pemerintah membuat masyarakat semakin leluasa dalam menggunakan hak suaranya. 

    Dengan demikian, masyarakat dapat memilih pemimpin sesuai dengan yang diinginkan.

    Lebih lanjut, Haris juga mengapresiasi para penyelenggara pilkada yang dinilai berhasil menggelar pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber jurdil).

    “Kami patut mengapresiasi penyelenggara Pilkada, KPUD dan Bawaslu yang telah berhasil memimpin penyelenggaraan Pilkada secara langsung dan serentak,” kata dia.

    Terkait perolehan jumlah suara, Haris menilai mayoritas masyarakat masih menaruh harapan kepada calon kepala daerah yang didukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

    Hal itu terbukti dari kemenangan pasangan calon yang didukung Prabowo di beberapa wilayah.

    “Pilkada Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Lampung dan lain-lain dari gambaran hitung cepat lembaga survey dimenangkan oleh pasangan yang diusung oleh Prabowo – Gibran dan Koalisi Indonesia Maju (KIM),” kata dia.

    Haris pun yakin kemenangan tersebut merupakan hasil dari pilihan masyarakat yang tidak diintervensi pihak manapun.

    Walau kemenangan itu masih berdasarkan hitung cepat, Haris tetap akan menghormati dan menunggu penghitungan sah yang dilakukan KPU.