Tag: Hari Purwanto

  • Kader Golkar Resah dengan Tingkah Bahlil

    Kader Golkar Resah dengan Tingkah Bahlil

    GELORA.CO -Munculnya poster calon ketua umum (caketum) Partai Golkar disebut sebagai keresahan loyalis dan kader atas kegaduhan yang diciptakan Bahlil Lahadalia.

    Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto merespon munculnya poster caketum sebagai pengganti Bahlil di Partai Golkar.

    “Munculnya poster caketum bisa menjadi keresahan loyalis dan kader Golkar karena ‘nila setitik, rusak susu sebelangga’,” kata Hari kepada RMOL, Minggu, 16 Februari 2025.

    Hari melihat, suara-suara dari bawah itu muncul karena adanya kegaduhan yang dilakukan Bahlil yang juga menjabat Menteri ESDM.

    “Kegaduhan yang diciptakan Bahlil respon serius kader bawah yang loyal terhadap pemerintahan saat ini, bukan Golkar yang loyal terhadap mantan yaitu Jokowi,” pungkas Hari.

    Sebelumnya, beredar di aplikasi berbagi pesan Whatsapp pada Rabu 12 Februari 2025, gambar lima figur calon Ketua Umum Partai Golkar.

    Empat di antaranya saat ini berada dalam bagian Kabinet Merah Putih, yakni Meutya Viada Hafid yang saat ini menjabat Menteri Komunikasi dan Digital.

    Lalu Nusron Wahid yang menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang; Dito Ariotedjo yang menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga; serta Maman Abdurahman yang menduduki jabatan Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

    Sementara satu nama lainnya adalah Bambang Soesatyo, mantan Ketua MPR yang kini menjadi anggota Komisi III DPR.

  • Warisan Kasus Hingga Proyek IKN Jokowi jadi Beban Prabowo

    Warisan Kasus Hingga Proyek IKN Jokowi jadi Beban Prabowo

    GELORA.CO – Warisan kasus hingga protek dari pemerintahan Joko Widodo dianggap menjadi problem kinerja 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

    Begitu yang disampaikan Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto di momentum 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.

    “Warisan kasus dari PIK 2, CSR BI dan IKN itulah program keberlanjutan yang jadi problem 100 hari pemerintahan Pragib (Prabowo-Gibran)” kata Hari kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa, 28 Januari 2025.

    Menurut Hari, ke depan diyakini akan muncul persoalan keberlanjutan yang harus diselesaikan pemerintahan saat ini. Sehingga, diperlukan langkah pemangkasan dalam penggunaan keuangan negara dengan mengutamakan program penguatan pangan dan hunian layak.

    “Program keberlanjutan yang bermasalah baik ditunda atau dihentikan jika tidak memiiki manfaat strategis bagi bangsa dan negara,” pungkas Hari.

  • Hendrawan Ostevan Kendarai Mobil Kecepatan Pelan 35 Km/Jam, Lalu Jatuh ke Laut dan Ditemukan Tewas – Halaman all

    Hendrawan Ostevan Kendarai Mobil Kecepatan Pelan 35 Km/Jam, Lalu Jatuh ke Laut dan Ditemukan Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM  – Purnawirawan TNI, Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan, terungkap sempat mengendarai mobil dengan lecepatan pelan, sebelum akhirnya jatuh ke laut.

    Hal itu terungkap dari rekaman CCTV.

    Diketahui Hendrawan Ostevan ditemukan tewas di perairan Dermaga KCN Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat (10/1/2024).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menuturkan mobil Toyota Vios milik eks anggota Badan Intelijen Negara (BIN) itu melaju dengan kecepatan rendah, yakni 35 Km/jam.

    Korban berjalan lurus di Kade 07-08 sampai ujung Dermaga KCN Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, hingga akhirnya terjatuh ke perairan, Kamis (9/1/2025) dini hari.

    Kombes Ade Ary Syam Indradi juga mengatakan bahwa mobil Toyota Vios itu sempat melintas di Jalan Gunung Sahari.

    Terkait kondisi mobil juga terungkap bahwa kondisinya tanpa ban bagian depan kanan.

    “Belakang lengkap. (Tapi), yang kanan depan tanpa ban, tapi masih ada peleknya,” ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2025)..

    Polisi belum mengetahui apakah ban itu dicuri atau memang Hendrawan sengaja berkendara tanpa menggunakan ban depan sebelah kanan.

    Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya menemukan identitas diri pada jasad Hendrawan Ostevan, yakni kartu tanda anggota Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI.

    Menurut rekaman CCTV, polisi menyebut bahwa Hendrawan Ostevan mengendarai mobilnya ke Dermaga KCN Marunda sebelum akhirnya ditemukan tewas.

    Korban disebut-sebut melaju menggunakan mobilnya hingga ujung dermaga sampai jatuh ke laut.

     “Telah ditemukan rekaman CCTV yang berisi diduga korban melaju menggunakan 1 unit mobil Toyota Vios nopol B-1606-LB masuk ke Dermaga KCN Marunda pada 00.35 WIB,” ujar Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Selasa (14/1/2025), mengutip Polri.go.id.

    “Penelusuran CCTV ditemukan mobil yang kendarai korban tersebut melaju menyusuri Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga sampai jatuh ke laut,” ungkapnya.

    Hasil Visum Jenazah

    Sementara dari hasil visum jenazah Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan tidak ditemukan bekas luka.

    Laporan hasil visum disampaikan oleh Dirpolairud Polda Metro Jaya Kombes Joko Sadono.

    Dia belum menjelaskan lebih lanjut mengenai penyebab kematian almarhum.

    Dirinya hanya menekankan tidak ada luka kekerasan di jasad korban.

    “Dari hasil visum begitu,” tambah Joko.

    Diberitakan sebelumnya Hendrawan Ostevan merupakan mantan anggota Badan Intelejen Negara (BIN) dengan jabatan terakhir Tim Ahli Deputi.

    Informasi itu disampaikan pengamat intelejen Wawan Hari Purwanto yang sebelumnya menjabat Jubir BIN.

    Korban juga sudah lama pensiun sebagai anggota TNI.

    “Betul sudah pensiun, usia sudah 75 tahun, sudah lama purna tugas. Purna tugas di usia 58 tahun,” katanya kepada wartawan Selasa (14/1/2025).

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Reynas Abdila/Abdul Qodir)

  • 13 Penyelam Basarnas Dikerahkan di Lokasi Tewasnya Hendrawan Ostevan, Keberadaan Mobil Misterius – Halaman all

    13 Penyelam Basarnas Dikerahkan di Lokasi Tewasnya Hendrawan Ostevan, Keberadaan Mobil Misterius – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mobil Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan (75) saat ini masih misteri keberadaannya.

    Pensiunan TNI, Brigjen (Purn) Hendrawan Ostevan, ditemukan tewas mengambang di perairan Marunda, Jakarta Utara. Polisi saat ini masih menyelidiki kasus tersebut.

    Diketahui 13 penyelam dari Basarnas Special Group (BSG) dikerahkan ke lokasi ditemukannya jenazah korban, Kamis (16/1/2025).

    Para penyelam dikerahkan untuk mencari mobil Toyota Vios milik korban yang tenggelam di lautan itu.

    “Kita ada 13 (penyelam), jadi nanti saling bergantian, karena tidak boleh lama ya, menyelamnya itu 10 menit-10 menit, nanti sambil pencarian dan kita marking untuk dilakukan kita evakuasi kendaraannya untuk memastikan ada korban lain atau tidak,” kata Kepala Kantor SAR Jakarta Desiana Kartika Bahari, mengutip TribunJakarta.com.

    Para penyelam Basarnas tersebut dikerahkan ke lautan pada pukul 11.50 WIB.

    Petugas pun menganalisa bahwa posisi mobil Hendrawan diduga kuat berada di lautan pada jarak sekitar 50 meter dari dermaga.

    Adapun kedalaman laut sendiri sekitar 7 meter.

    Menurut Desiana, proses pencarian dengan penyelam yang dilakukan sejak Kamis siang juga menemui kendala terkait kondisi arus bawah laut Marunda.

    Oleh karena itu, Kantor SAR Jakarta juga memanfaatkan alat bernama Diver Mounted Display (DMD) yang berfungsi mendeteksi objek di bawah air.

    Sementara itu Polda Metro Jaya mengungkap detik-detik Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan sebelum ditemukan tewas. 

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan jasad Hendrawan Ostevan ditemukan pada Jumat (10/1/2025) sore.

    Polisi juga menemukan identitas diri pada jasad Hendrawan Ostevan, yakni kartu tanda anggota Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI.

    Menurut rekaman CCTV, polisi menyebut bahwa Hendrawan Ostevan mengendarai mobilnya ke Dermaga KCN Marunda sebelum akhirnya ditemukan tewas.

    Korban disebut-sebut melaju menggunakan mobilnya hingga ujung dermaga sampai jatuh ke laut.

    “Telah ditemukan rekaman CCTV yang berisi diduga korban melaju menggunakan 1 unit mobil Toyota Vios nopol B-1606-LB masuk ke Dermaga KCN Marunda pada 00.35 WIB,” ujar Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Selasa (14/1/2025), mengutip Polri.go.id.

    “Penelusuran CCTV ditemukan mobil yang kendarai korban tersebut melaju menyusuri Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga sampai jatuh ke laut,” ungkapnya.

    Hasil Visum Jenazah

    Sementara dari hasil visum jenazah Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan tidak ditemukan bekas luka.

    Laporan hasil visum disampaikan oleh Dirpolairud Polda Metro Jaya Kombes Joko Sadono.

    Dia belum menjelaskan lebih lanjut mengenai penyebab kematian almarhum.

    Dirinya hanya menekankan tidak ada luka kekerasan di jasad korban.

    “Dari hasil visum begitu,” tambah Joko.

    Diberitakan sebelumnya Hendrawan Ostevan merupakan mantan anggota Badan Intelejen Negara (BIN) dengan jabatan terakhir Tim Ahli Deputi.

    Informasi itu disampaikan pengamat intelejen Wawan Hari Purwanto yang sebelumnya menjabat Jubir BIN.

    Korban juga sudah lama pensiun sebagai anggota TNI.

    “Betul sudah pensiun, usia sudah 75 tahun, sudah lama purna tugas. Purna tugas di usia 58 tahun,” katanya kepada wartawan Selasa (14/1/2025).

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul 13 Penyelam Basarnas Dikerahkan Cari Mobil Brigjen TNI Purnawirawan yang Tenggelam di Laut Marunda, 

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Reynas Abdila) (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

  • 13 Penyelam Basarnas Dikerahkan di Lokasi Tewasnya Hendrawan Ostevan, Keberadaan Mobil Misterius – Halaman all

    Hasil Visum Jenazah Pensiunan Brigjen TNI Hendrawan Ostevan Tidak Ditemukan Luka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dirpolairud Polda Metro Jaya Kombes Joko Sadono menyampaikan laporan hasil visum jenazah Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan yang ditemukan mengambang di perairan Marunda Jakarta Utara.

    “Dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda luka,” katanya kepada wartawan, Rabu (15/1/2025).

    Dia belum menjelaskan lebih lanjut mengenai penyebab kematian almarhum.

     
    Yang pasti korban meninggal tanpa adanya bekas luka kekerasan.

    “Dari hasil visum begitu,” tambah Joko.

    Polisi memastikan mayat pria yang ditemukan di perairan Marunda Jakarta Utara ialah Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan.

    Hendrawan Ostevan juga merupakan mantan anggota Badan Intelejen Negara (BIN) dengan jabatan terakhir Tim Ahli Deputi.

    Informasi itu disampaikan pengamat intelejen Wawan Hari Purwanto yang sebelumnya menjabat Jubir BIN.

    “Betul sudah pensiun, usia sudah 75 tahun, sudah lama purna tugas. Purna tugas di usia 58 tahun,” katanya kepada wartawan Selasa (14/1/2025).

    Pada jasad Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan ditemukan Kartu Tanda Anggota (KTA) dengan jabatan Tim Ahli Deputi – III yang dikeluarkan 20 Februari 2015.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi membenarkan ada kartu anggota BIN dan kartu anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

    Ade menyebut tim gabungan saat ini masih bekerja.

    Menurutnya, penelusuran CCTV yang diduga merupakan tempat kejadian awal kejadian perkara sudah dilakukan.

    Penelusuran itu dilakukan tim gabungan gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya, Polres Pelabuhan Tanjung Priok, dan Polsek Kawasan Kali Baru.

    “Telah ditemukan rekaman CCTV yang berisi diduga korban melaju menggunakan satu unit mobil Toyota Vios nopol B-1606-LB masuk ke Dermaga KCN Marunda pada 00.35 WIB,” katanya kepada wartawan, Selasa (14/1/2025).

    Penelusuran CCTV ditemukan mobil yang kendarai korban tersebut melaju menyusuri Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga sampai jatuh ke laut.

    “Penyidik masih bekerja kita lagi mencari mobil yang dikemudikan korban,” ucap Ade.

    Tim gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya juga sudah menemui keluarga korban terkait penanganan lanjutan.

    Sebelumnya, mayat pria ditemukan mengambang di perairan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

    Penemuan itu terjadi pada Jumat (10/1/2025).

    Di jasad korban ditemukan kartu keanggotaan TNI dan BIN dengan identitas Brigjen (Purn) TNI berinisial HO (76).

    “Benar (ada temuan mayat)” kata Kapolsek Cilincing, Kompol Fernando Saharta Saragi saat dihubungi Selasa (14/1/2025).

    Fernando belum menjelaskan detail soal ada atau tidaknya luka di tubuh korban. 

    Menurutnya, kasus itu ditangani langsung oleh Ditpolairud Polda Metro Jaya. 

    “Untuk yang menangani dari Subdit Gakkum Polair Polda Metro Jaya,” ucap dia.

    Mayat pertama kali ditemukan oleh nelayan. 

    Nelayan itu lalu memberitahukan temuannya ke petugas kepolisian yang bertugas di sekitar perairan Marunda.

    Korban ditemukan mengenakan pakaian bermotif belang, celana jeans hitam, dan sabuk berwarna hitam.

  • Misteri Kematian Brigjen TNI di Marunda, Apa yang Terjadi?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Januari 2025

    Misteri Kematian Brigjen TNI di Marunda, Apa yang Terjadi? Megapolitan 15 Januari 2025

    Misteri Kematian Pensiunan Brigjen TNI di Marunda, Apa yang Terjadi?
    Editor

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sosok Hendrawan Ostevan, seorang purnawirawan Brigjen TNI, ditemukan tewas mengapung di perairan Marunda, Jakarta Utara, pada Jumat (10/1/2025).
    Penemuan ini menyisakan misteri besar, terutama setelah rekaman CCTV menunjukkan mobilnya tercebur ke laut pada dini hari.
    Hingga kini, polisi masih menyelidiki penyebab di balik kematian yang mengejutkan ini.
    Saat ditemukan, Hendrawan mengenakan kaus berkerah belang-belang dan celana jins hitam.
    Sebuah dompet hitam berisi kartu purnawirawan TNI dan kartu anggota Badan Intelijen Negara (BIN) juga ditemukan bersamanya.
    Identitas ini mengungkap masa lalu Hendrawan sebagai tokoh militer dan intelijen.
    Pengamat intelijen dan mantan juru bicara BIN, Wawan Hari Purwanto, mengonfirmasi bahwa Hendrawan pernah menjabat sebagai Kepala Subharian di LP2KB BIN.
    “Dulu (di BIN) sebagai Kepala Subharian (Kashar) Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara (LP2KB),” kata Wawan, Selasa (14/1/2025).
    Rekaman CCTV menjadi petunjuk penting dalam penyelidikan. Mobil Toyota Vios B 1606 LB yang dikendarai Hendrawan terlihat memasuki Dermaga KCN Marunda pada pukul 00.35 WIB.
    Mobil tersebut kemudian melaju hingga ujung dermaga sebelum tercebur ke laut di area Kade 07-08.
    “Kami belum bisa simpulkan (memang berniat menceburkan diri atau tidak), masih dalam penyelidikan,” ujar Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya.
    Hingga kini, polisi tengah mencari kendaraan korban yang diduga masih berada di dasar laut.
    Upaya ini dilakukan untuk mengungkap lebih banyak fakta dari insiden yang menyelimuti misteri ini.
    Di sisi lain, jasad Hendrawan telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk pemeriksaan forensik.
    Penyidik juga menggali informasi dari saksi dan bukti di lokasi untuk menjawab berbagai teka-teki dalam kasus ini.
    Kini, kepergian Hendrawan yang pernah menjabat di dunia militer dan intelijen menimbulkan banyak spekulasi.
    Apakah ini kecelakaan, tindakan kriminal, atau alasan lain yang belum terungkap? Polisi terus bekerja untuk menjawab pertanyaan besar ini.
    (Reporter: Baharuddin Al Farisi, Shinta Dwi Ayu | Editor: Larrisa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Misteri di Perairan Marunda: Akhir Tragis Pensiunan Brigjen TNI Hendrawan Ostevan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Januari 2025

    Misteri di Perairan Marunda: Akhir Tragis Pensiunan Brigjen TNI Hendrawan Ostevan Megapolitan 15 Januari 2025

    Misteri di Perairan Marunda: Akhir Tragis Pensiunan Brigjen TNI Hendrawan Ostevan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Di bawah langit Jakarta Utara pada Jumat (10/1/2025) sore, seorang nelayan muda, RA (27), sedang berlayar mencari ikan di perairan Pelabuhan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
    Namun, bukannya ikan yang didapat, RA malah menemukan sesosok jasad seorang pria mengapung di antara riak gelombang.
    Tak menunggu lama, RA melaporkan temuan jasad tersebut kepada Bripka AM, seorang petugas patroli yang tengah bertugas di Markas Unit Patroli terdekat.
    Jasad pria tersebut kemudian diidentifikasi dan diketahui bahwa dia adalah
    Hendrawan Ostevan
    (75), purnawirawan atau pensiunan TNI berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen).
    Saat jasadnya ditemukan, Hendrawan mengenakan kaus berkerah belang-belang dan celana jins hitam. Sebuah dompet hitam yang ditemukan di tubuhnya memuat dua identitas penting, yakni kartu purnawirawan TNI dan kartu anggota Badan Intelijen Negara (BIN).
    Kepergian Hendrawan mengejutkan banyak pihak. Pengamat intelijen dan mantan juru bicara BIN, Wawan Hari Purwanto, mengungkapkan bahwa Hendrawan pernah menjabat sebagai Kepala Subharian (Kashar) di Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara (LP2KB) BIN.
    “Dulu (di BIN) sebagai Kepala Subharian (Kashar) Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara (LP2KB),” ungkap Wawan kepada
    Kompas.com, 
    Selasa (14/1/2025).
    Penyebab pensiunan tinggi militer yang pernah bertugas di dunia intelijen ini berakhir di laut masih menyisakan tanda tanya besar.
    Penyelidikan polisi terkait penyebab kematian Hendrawan mengarah pada temuan rekaman CCTV yang memberikan sedikit petunjuk.
    Dalam rekaman tersebut, mobil Toyota Vios bernomor polisi B 1606 LB yang dikendarai Hendrawan terlihat memasuki Dermaga KCN Marunda pada pukul 00.35 WIB.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan bahwa mobil tersebut melaju hingga ke ujung dermaga di area Kade 07-08 sebelum akhirnya tercebur ke laut.
    “Kami belum bisa simpulkan (memang berniat menceburkan diri atau tidak), masih dalam penyelidikan,” kata Ade Ary saat dikonfirmasi, Selasa.
    Polisi kini fokus mencari kendaraan korban yang diduga masih berada di dasar laut. Upaya ini dilakukan untuk mengungkap lebih banyak fakta dari insiden yang menyelimuti misteri ini.
    Apa yang membawa Hendrawan ke Dermaga Marunda pada tengah malam? Apakah ini sebuah kecelakaan nahas atau ada motif lain di balik kejadian ini? Hingga kini, keluarga Hendrawan masih menunggu jawaban pasti.
    Sementara itu, jasad Hendrawan telah dibawa ke Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk pemeriksaan forensik.
    Di sisi lain, polisi terus menggali informasi dari saksi dan alat bukti yang ada, berharap dapat menyibak tabir misteri kematian sang purnawirawan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mayat yang Ditemukan di Perairan Marunda Terkonfirmasi Bekas Anggota BIN

    Mayat yang Ditemukan di Perairan Marunda Terkonfirmasi Bekas Anggota BIN

    Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat intelijen Wawan Hari Purwanto membenarkan bahwa jenazah purnawirawan TNI pangkat Brigadir atas nama Hendrawan Ostevan terakhir tugas di Badan Intelijen Negara (BIN).

    Mantan Deputi VII BIN tersebut mengatakan bahwa Brigadir TNI Hendrawan Ostevan itu merupakan pensiunan TNI dan BIN. Menurut Wawan, Brigadir TNI Hendrawan pensiun di usia 58 tahun dan kini berusia 75 tahun.

    “Benar, beliau mantan anggota BIN dan sudah purna di usia 58 tahun. Sekarang beliau usianya 75 tahun,” tuturnya saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (14/1/2025).

    Sebelumnya, Polda Metro Jaya menemukan jasad purnawirawan TNI pangkat Brigadir atas nama Hendrawan Ostevan mengapung di laut Marunda Jakarta Utara.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam mengatakan bahwa jenazah Brigadir (Purn) TNI Hendrawan mengenakan seragam lengkap dan langsung dievakuasi untuk melakukan identifikasi.

    “Jasad itu dari identitas yang didapatkan anggota saat mengevakuasi, atas nama Hendrawan Ostevan,” tuturnya di Jakarta, Selasa (14/1).

    Ade menjelaskan bahwa jenazah tersebut pertama kali ditemukan oleh nelayan yang tengah melaut untuk mencari ikan. Menurut Ade, setelah menemukan jenazah tersebut, para nelayan langsung melaporkannya ke Polisi Air (Polair).

    “Jasad tersebut kemudian dievakuasi ke RSCM Jakarta guna dilakukan visum,” kata Ade.

  • PDIP Endus KPK Tak Berani Bongkar Kasus Korupsi Keluarga Jokowi

    PDIP Endus KPK Tak Berani Bongkar Kasus Korupsi Keluarga Jokowi

    GELORA.CO -DPP PDIP meyakini bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekarang tidak akan berani mengusut dugaan korupsi yang melibatkan keluarga Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). 

    Meskipun, sejumlah aktivis dan organisasi masyarakat sipil sudah melaporkan sejumlah kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU), penyelundupan nikel mentah, hingga skandal izin tambang blok Medan ke KPK. 

    Sebab itu, DPP PDIP menyebut KPK periode sekarang adalah edisi Jokowi. 

    Demikian disampaikan Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional Ronny Talapessy saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis sore, 9 Januari 2025. 

    “KPK edisi Jokowi ini tidak akan menggubris dan menindaklanjuti banyaknya laporan masyarakat sipil terhadap dugaan pencucian uang, penyelundupan nikel mentah, skandal izin tambang blok Medan, yang diduga melibatkan Bobby Nasution dan keluarga Jokowi lainnya,” tegas Ronny. 

    Sebaliknya, Ronny menyesalkan bahwa KPK di bawah kepemimpinan Setyo Budiyanto terkesan menarget Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto karena kritis terhadap praktik penyalahgunaan kekuasaan oleh Jokowi. 

    “Sehari sejak dilantik, KPK edisi Jokowi langsung bekerja menjalankan agenda kriminalisasi, dalam bentuk pemidanaan yang dipaksakan, terhadap PDI Perjuangan melalui Sekjen Hasto Kristiyanto karena bersuara kritis terhadap kerusakan demokrasi yang dilakukan Jokowi,” kata Ronny.

    Namun begitu, Ronny menyatakan, pihaknya menyerukan agar semua kader, simpatisan, dan keluarga besar PDIP tetap solid di bawah kepemimpinan Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang hendak meng-awut-awut partai.

    “PDI Perjuangan akan terus mengikuti dan menghormati proses hukum dengan tetap mengikuti hukum acara pidana yang ada,” pungkasnya.

    Beberapa hari lalu, perkumpulan aktivis 98 yang tergabung dalam Nurani 98 mendesak KPK untuk segera memeriksa harta kekayaan Jokowi dan keluarga.

    Desakan itu disampaikan langsung para aktivis Nurani 98 saat mendatangi Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Januari 2025.

    Mereka yang hadir, yakni Ubedilah Badrun, Ray Rangkuti, Hari Purwanto, Embay S, AH Wakil Kamal, Guntoro, Antonius Danar, Tejo Asmoro, dan Bowo Santoso.

    Ubedilah yang juga dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini mengatakan, dalam penegakan hukum memberantas korupsi, KPK tidak boleh tebang pilih, tidak tumpul ke atas dan tajam ke bawah.

    “Siapapun sama di muka hukum termasuk mantan Presiden Joko Widodo dan keluarganya,” kata Ubedilah kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK.

    Ubedilah menjelaskan, kedatangannya ke KPK ini bertujuan untuk mendesak agar KPK menindaklanjuti laporannya yang sudah dilayangkan sejak 3 tahun lalu, yakni pada 10 Januari 2022 tentang dugaan tindak pidana Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) dan dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) keluarga Jokowi.

    “Bahwa Presiden RI yang ke-7 yang kami laporkan ke KPK pada tiga tahun lalu bernama Joko Widodo telah disebutkan oleh Lembaga Internasional Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) sebagai salah satu mantan Presiden terkorup dunia,” terang Ubedilah. 

  • Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

    Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

    GELORA.CO -Tim pemenangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono di Pilkada DKI Jakarta dianggap gagal mengantarkan jagoannya menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2024-2029.

    Disinyalir, hal itu terjadi karena mereka merasa besar didukung banyak partai dan meremehkan lawannya.

    Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto merespons beberapa hasil quick count lembaga survei yang memperlihatkan suara RK-Suswono kalah dari pasangan Pramono Anung-Rano Karno (Doel).

    “Meski didukung mayoritas parpol bukan berarti RK-Suswono dapat menang. Faktanya hasil real count jauh dari harapan timses,” kata Hari kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Minggu, 1 Desember 2024.

    Meskipun dipimpin mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, partai politik (parpol) pendukung RK-Suswono diisi orang-orang yang jago memimpin tapi tidak mau dipimpin. Sehingga konsolidasi pimpinan parpol tidak tegak lurus dengan akar rumputnya.

    “Tentunya ini kegagalan konsolidasi tim pemenangan mengantarkan RK-Suswono. Kata ‘remeh’ tentunya menjadi persoalan karena didukung koalisi parpol gemuk,” pungkas Hari