Tag: Hanung Bramantyo

  • Festival Film Indonesia 2025 Umumkan Nominasi, Pengepungan di Bukit Duri dan The Shadow Strays Mendominasi

    Festival Film Indonesia 2025 Umumkan Nominasi, Pengepungan di Bukit Duri dan The Shadow Strays Mendominasi

    JAKARTA — Persaingan ketat akan terjadi di ajang penganugerahan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2025 setelah daftar nominasi lengkap diumumkan pada Minggu, 19 Oktober 2025.

    Dua film laga, “Pengepungan di Bukit Duri” karya Joko Anwar dan “The Shadow Strays” besutan Timo Tjahjanto, memimpin perolehan dengan sama-sama mengantongi 12 nominasi.

    Kedua film tersebut akan bersaing ketat di kategori paling bergengsi, yaitu Film Cerita Panjang Terbaik. Dalam kategori ini, mereka akan ditantang oleh film “Jumbo”, “Pangku”, “Perang Kota”, dan “Sore: Istri dari Masa Depan”.

    Dominasi kedua film ini juga berlanjut di kategori Sutradara Terbaik, di mana Joko Anwar dan Timo Tjahjanto kembali berhadapan. Turut bersaing dalam kategori ini adalah Mouly Surya (“Perang Kota”), Ryan Adriandhy (“Jumbo”), dan Yandy Laurens (“Sore: Istri dari Masa Depan”).

    Malam puncak penganugerahan Piala Citra FFI 2025 dijadwalkan akan diselenggarakan pada 20 November 2025.

    Berikut adalah daftar nominasi untuk beberapa kategori utama Piala Citra FFI 2025:

    Film Cerita Panjang Terbaik

    1. Jumbo

    2. Pangku

    3. Pengepungan di Bukit Duri

    4. Perang Kota

    5. Sore: Istri dari Masa Depan

    Sutradara Terbaik

    1. Joko Anwar – Pengepungan di Bukit Duri

    2. Mouly Surya – Perang Kota

    3. Ryan Adriandhy – Jumbo

    4. Timo Tjahjanto – The Shadow Strays

    5. Yandy Laurens – Sore: Istri dari Masa Depan

    Pemeran Utama Pria Terbaik

    1. Arswendy Bening Swara – Tale of The Land

    2. Dion Wiyoko – Sore: Istri dari Masa Depan

    3. Morgan Oey – Pengepungan di Bukit Duri

    4. Nicholas Saputra – Siapa Dia

    5. Ringgo Agus Rahman – Panggil Aku Ayah

    Pemeran Utama Perempuan Terbaik

    1. Acha Septriasa – Qodrat 2

    2. Aurora Ribero – The Shadow Strays

    3. Claresta Taufan – Pangku

    4. Lola Amaria – Gowok

    5. Sheila Dara Aisha – Sore: Istri dari Masa Depan

    Penulis Skenario Asli Terbaik

    1. Hanung Bramantyo & Z Z Mulja Galih – Gowok

    2. Joko Anwar – Pengepungan di Bukit Duri

    3. Kristo Immanuel & Jessica Tjiu – Tinggal Meninggal

    4. Reza Rahadian & Felix K Nesi – Pangku

    5. Ryan Adriandhy & Widya Arifianti – Jumbo

    6. Timo Tjahjanto – The Shadow Strays

    Penulis Skenario Adaptasi Terbaik

    1. Asaf Antariksa, Gea Rexy & Charles Gozali – Qodrat 2

    2. Mouly Surya – Perang Kota

    3. Widya Arifianti & Sabrina Rochelle Kalangie – Home Sweet Loan

    4. Yandy Laurens – 1 Kakak 7 Ponakan

    5. Yandy Laurens – Sore: Istri dari Masa Depan

  • Ini Identitas Oknum TNI yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 September 2025

    Ini Identitas Oknum TNI yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Megapolitan 29 September 2025

    Ini Identitas Oknum TNI yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) Jaya Letkol Inf M. Wirya Arthadiguna mengungkap identitas oknum anggota TNI yang memukul Faisal Handri, karyawan artis Zaskia Adya Mecca, di Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Senin (22/9/2025) lalu.
    “Oknum pelaku tsb atas nama Praka NC,” ungkap Wirya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (28/9/2025).
    Wirya berujar, Praka NC telah diamankan dan ditahan di Denpom Jaya II/Cijantung untuk menjalani proses hukum lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
    “Lalu pihak dari Resimen Arhanud 1/F, khususnya Batalyon Arhanud 10 sebagai satuan yang bersangkutan juga terus berkomunikasi untuk menyelesaikan tanggung jawab lain secara administrasi di luar proses hukum yang sedang berjalan,” tutur Wirya.
    Sebelumnya diberitakan, penjaga rumah pasangan Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo bernama Faisal Handri menjadi korban pemukulan orang yang mengaku sebagai anggota, Senin (22/9/2025).
    Insiden bermula saat Faisal sedang mengantar anak kedua Zaskia dan Hanung, KMB (12), menggunakan sepeda motor.
    Dari arah berlawanan, datang sepeda motor merah muda yang nyaris menyerempet Faisal. Lantas ia pun mengklakson pengendara itu.
    Pengendara berbaju batik yang sempat melintas itu langsung putar balik dan melontarkan amarahnya pada Faisal.
     
    “Pelaku motor pink teriak-teriak sambil menghajar Faisal bilang, ‘enggak terima kamu?’,” ujar Zaskia seperti dikutip
    Kompas.com
    dari unggahan Instagram-nya, @zaskiaadyamecca.
    Anak Zaskia pun ketakutan. Pedagang bubur yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) pun turut menjaga KMB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Terungkap: Oknum TNI dan Sudah Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 September 2025

    Sosok Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Terungkap: Oknum TNI dan Sudah Ditangkap Megapolitan 29 September 2025

    Sosok Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Terungkap: Oknum TNI dan Sudah Ditangkap
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sosok pemotor yang memukul Faisal Handri, karyawan artis Zaskia Adya Mecca dan mengaku sebagai anggota di Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Senin (22/9/2025) lalu akhirnya terungkap.
    Kepala Penerangan Kodam Jaya Kolonel Czi Anto Indriyanto mengungkapkan, pelaku merupakan seorang anggota TNI.
    “Kami sampaikan bahwa betul ada kejadian pemukulan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI terhadap saudara FS,” ungkap Anto, dikonfirmasi, Kamis (25/9/2025).
    Menurut Anto, pelaku sudah diamankan dan kini sedang diproses oleh pihak berwenang.
    “Saat ini yang bersangkutan sudah diamankan di Denpom Jaya 2 untuk proses penanganan selanjutnya,” ujar Anto.
    Untuk kepentingan penyelidikan, sejumlah saksi mata juga akan dipanggil dalam pemeriksaan.
    Sementara itu, Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) Jaya Letkol Inf M. Wirya Arthadiguna menyatakan, pelaku berinisial Praka NC.
    “Oknum pelaku tsb an. Praka NC telah diamankan dan ditahan di Denpom Jaya II/Cijantung untuk menjalani proses hukum lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Wirya dalam keterangan tertulis yang diterima
    Kompas.com
    , Minggu (28/9/2025).
    Ia menambahkan, satuan tempat pelaku berdinas, yakni Resimen Arhanud 1/F khususnya Batalyon Arhanud 10, juga terus berkomunikasi untuk menyelesaikan tanggung jawab administrasi di luar proses hukum.
    Peristiwa bermula saat Faisal tengah mengendarai sepeda motor di Jalan Ampera Raya. Saat itu, korban sedang mengantar KMB (12), anak kedua Zaskia dan Hanung Bramantyo, ke sekolah.
    Saat melintas, Faisal mendapati pelaku yang mengendarai sepeda motor Vespa matic berwarna merah muda dengan pelat nomor B 3701 FRM datang dari arah berlawanan. Karena hampir menabrak motor yang dikendarainya, Faisal langsung membunyikan klakson.

    Hampir menabrak motor Faisal dan Kala. Lalu diklakson. Tanpa sadar tahunya motor tersebut balik arah dan enggak terima diklakson, mengadang motor Faisal,
    ” tulis Zaskia seperti dikutip dari unggahan video di akun Instagram-nya, @zaskiaadyamecca, Senin.
    Kompas.com
    telah mendapatkan izin dari Hanung untuk mengutip unggahan video di akun Instagram Zaskia.
    Setelah pengadangan itu, pelaku meminta Faisal turun dari kendaraan dan langsung memukul korban.
    “Pelaku motor pink teriak-teriak sambil menghajar Faisal bilang, ‘enggak terima kamu?’,” ujar Zaskia. Anak Zaskia pun ketakutan. Pedagang bubur yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) pun langsung menjaga KBM.
     
    “(Sementara) Faisal dipukul sampai jatuh, lehernya diinjak, pinggang dan kepala diinjak pula sampai helmnya hancur,” ungkap Zaskia.
    Warga yang berada di lokasi kejadian disebut sempat menahan pelaku. Namun, pria berpakaian batik itu mengaku sebagai anggota.
    “Pelaku sempat ditahan warga, tapi dia teriak-teriak kalau dia anggota, entah anggota apa! Pakai batik, dan tadi langsung ngeloyor pergi,” ucap Zaskia.
    Kejadian ini dilaporkan ke Polsek Pasar Minggu. Pihak kepolisian memeriksa rekaman CCTV dan beberapa saksi di TKP.
    Namun, identifikasi pelaku sulit dilakukan karena keterangan saksi yang terbatas.
    “Yang ada di sekitar itu hanya memberikan, ‘iya Pak, ada keributan sesama pengendara motor.’ Itu yang kami dapat di lokasi kejadian,” ujar Kapolsek Pasar Minggu Kompol Anggiat Sinambela kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).
    Selain itu, lanjut Anggiat, keterangan korban dan saksi juga menyebutkan bahwa sepeda motor pelaku tidak menggunakan pelat nomor kendaraan bermotor (NKB).
    “Pada saat kejadian, pelat nomor tidak memakai. Jadi masih kesulitan mendeteksinya,” kata Anggiat.
    Kemudian, penyelidikan kasus ini pun dilpahkan dan dilanjutkan oleh Pomdam Jaya.
    “Ditangani pihak terkait. Silakan ke Pomdam Jaya ya, terima kasih,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Kamis (25/9/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Terungkap: Oknum TNI dan Sudah Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 September 2025

    Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Tak Gunakan Pelat Nomor Megapolitan 24 September 2025

    Pemotor yang Pukul Karyawan Zaskia Adya Mecca Tak Gunakan Pelat Nomor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemotor yang memukul karyawan Zaskia Adya Mecca di Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Senin (22/9/2025) lalu tidak menggunakan pelat nomor pada kendaraannya.
    Kapolsek Pasar Minggu Kompol Anggiat Sinambela mengatakan, hal itu menyulitkan polisi dalam mengidentifikasi pelaku.
    “Pada saat kejadian, pelat nomor tidak memakai. Jadi masih kesulitan mendeteksinya,” kata Anggiat kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).
    Kesulitan juga muncul karena keterbatasan keterangan dari saksi di lokasi.
    “Yang ada di sekitar itu hanya memberikan, ‘Iya pak, ada keributan sesama pengendara motor,’ itu yang kami dapat di lokasi kejadian,” tutur Anggiat.
    Sejauh ini, polisi baru memeriksa korban dan dua saksi. Selain itu, identifikasi pelaku juga dilakukan dengan melihat rekaman CCTV dari toko-toko di pinggir jalan.
    “Kami mencari saksi-saksi, mengumpulkan bukti berupa CCTV yang ada di tempat kejadian,” kata Anggiat.
    Sebelumnya diberitakan, penjaga rumah pasangan Zaskia Adya Mecca dan Hanung Bramantyo bernama Faisal Handri menjadi korban pemukulan orang yang mengaku sebagai anggota, Senin (22/9/2025).
    Insiden bermula saat Faisal sedang mengantar anak kedua Zaskia dan Hanung, KMB (12), menggunakan sepeda motor.
    Dari arah berlawanan, datang sepeda motor merah muda yang nyaris menyerempet Faisal. Lantas ia pun mengklakson pengendara itu.
    Pengendara berbaju batik yang sempat melintas itu langsung putar balik dan melontarkan amarahnya pada Faisal.
    “Pelaku motor pink teriak-teriak sambil menghajar Faisal bilang, ‘enggak terima kamu?’,” ujar Zaskia seperti dikutip
    Kompas.com
    dari unggahan Instagram-nya, @zaskiaadyamecca.
    Anak Zaskia pun ketakutan. Pedagang bubur yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) pun turut menjaga KMB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban penganiayaan lakukan visum untuk lengkapi laporan ke polisi

    Korban penganiayaan lakukan visum untuk lengkapi laporan ke polisi

    Jakarta (ANTARA) – Korban penganiayaan di Jalan Ampera Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, bernama Faisal, karyawan dari pasangan sutradara kondang Hanung Bramantyo dan artis Zaskia Adya Mecca, telah melakukan visum untuk kebutuhan laporan polisi.

    “Kami sudah melakukan visum atas korban Faisal, untuk kita urus laporan polisinya,” kata Hanung saat dihubungi di Jakarta, Senin.

    Sutradara film layar lebar “Habibie & Ainun 3” itu menentang keras penganiayaan yang menimpa karyawannya pada Senin pagi itu.

    “Tindakan kesewenang-wenangan oknum dalam berkendara, apalagi dengan pemukulan, sangat kami tentang. Apalagi kejadian tersebut terjadi di depan anak kami,” kata Hanung.

    Hanung pun membenarkan bahwa pelaku mengaku dirinya “anggota” usai melakukan penganiayaan dan dikerumuni warga.

    “Menurut Faisal, dia hanya menyebut ‘saya anggota’. Tidak jelas anggota apa. Dia menyebut itu karena orang-orang hendak melerai dia atas aksinya memukuli Faisal. Kemungkinan besar orang itu kepanikan, takut dikeroyok massa, akhirnya menyebut ‘saya anggota’,” ujar Hanung.

    Lebih lanjut, atas kejadian itu, anak Hanung mengalami trauma.

    “Pastinya. Kala berusaha mengabari saya. Dia tutup mata saat melewati jalan di TKP,” ujar Hanung.

    Sebelumnya, Polisi mengecek tempat kejadian perkara (TKP) dugaan kasus penganiayaan terhadap karyawan pemain film Zaskia Adya Mecca, bernama Faisal, saat mengantarkan anak pesohor itu ke sekolah.

    “Udah langsung dilakukan cek dan pengecekan kembali, tempat kejadian,” kata Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela.

    Anggiat mengatakan pihaknya telah mengecek tempat kejadian perkara (TKP) bersama dengan korban usai menerima laporan.

    Saat itu, karyawan bernama Faisal diduga dianiaya saat mengantarkan anak Zaskia, ke sekolah.

    Dari pengecekan itu, polisi masih mendalami kamera pengawas (CCTV) dan orang yang melakukan keributan.

    “CCTV dicek untuk dilihat, siapa lawan yang ribut di lokasi itu,” ucapnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Lawang Sewu Short Film Festival 2025 Segera Digelar, Berikut Rangkaian Programnya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 September 2025

    Lawang Sewu Short Film Festival 2025 Segera Digelar, Berikut Rangkaian Programnya Regional 21 September 2025

    Lawang Sewu Short Film Festival 2025 Segera Digelar, Berikut Rangkaian Programnya
    Penulis
    KOMPAS.com –
    Kabar baik bagi para sineas dan pegiat film di Kota Semarang dan sekitarnya. Sebab, Lawang Sewu Short Film Festival (LSSFF) 2025 segera hadir mulai Selasa (23/9/2025) hingga 19 Desember 2025.
    Adapun LSSFF 2025 telah diresmikan oleh Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, pada Senin (15/9/2025).
    Sebagai kota yang terus tumbuh, festival kali ini menjadi bagian dari hitung mundur menuju tonggak bersejarah: Semarang Kota Sinema.
    Mengusung tema “Dari Seribu Pintu, Semarang Berkisah”, LSSFF 2025 memiliki makna sebagai ruang bagi para insan perfilman untuk dapat saling tumbuh dan menggali serta menghadirkan kekayaan sejarah dan budaya Kota Semarang melalui cerita-cerita dari setiap sudut kota dalam lensa film pendek.
    “Film sebagai industri kreatif yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan sejarah maupun budaya. Melalui LSSFF 2025 ini, kami ingin melihat bagaimana generasi muda maupun para kreator film ini menceritakan Kota Semarang, baik dari Lawang Sewu hingga gang-gang kecil di Kota Lama,” ujar Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng. dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (21/9/2025).
    Setelah diluncurkan, LSSFF 2025 mengagendakan beragam program yang bisa menjadi kesempatan emas bagi sineas-sineas lokal untuk menunjukkan bakat dan kreativitas mereka, mulai dari forum inspirasi,
    workshop
    ,
    screening festival
    , hingga malam penganugerahan.
    “Setiap program kegiatan dirancang untuk memperluas akses para kreator film lokal, menghubungkan mereka dengan komunitas maupun
    filmmaker
    , sekaligus memberikan kesempatan kepada publik untuk menyaksikan hasil akhir karya-karya mereka,” kata Agustina.
    Perhelatan LSSFF 2025 akan dimulai dengan diskusi publik dan forum inspirasi “Lawang Talks” yang berlangsung di Aula Balai Kota Semarang mulai 23–26 September 2025.
    Kegiatan ini berupa bentuk
    panel talk
     dan
    sharing session
    yang menjadi ajang berjejaring sekaligus ruang temu diskusi yang mendalam dan bermakna bagi para sineas muda maupun komunitas bersama para pembuat film.
    Setelah itu, pendaftaran dan seleksi karya dibuka sejak 21–30 September 2025. Para peserta dapat mengikuti “Workshop Mini Lab” pada 23–25 Oktober 2025 untuk mendalami praktik
    storytelling
    , produksi, penyutradaraan, hingga distribusi film pendek dengan pendekatan lokal.
    Kompetisi utama, “Short Film Competition”, berlangsung pada 1 Oktober–4 November 2025. Film-film terpilih akan melewati tahap verifikasi dan kurasi pada 10–19 Desember 2025 sebelum masuk ke penjurian oleh panel profesional dan juri komunitas.
    Selain itu, publik juga dapat menikmati “Semarang Film Week” pada 5–7 Desember 2025. Mengusung konsep pasar malam dan layar tancap, acara ini menghadirkan pemutaran film pilihan, diskusi dengan pembuat film, serta pengalaman sinema yang lebih dekat dengan masyarakat.
    Puncak acara, Malam Anugerah LSSFF 2025, akan digelar pada 19 Desember di Gedung Ki Narto Sabdo TBRS Semarang. Malam itu akan diumumkan pemenang kompetisi, penyerahan penghargaan, pertunjukan hiburan spesial, hingga pameran karya kreatif.
    LSSFF 2025 dikuratori oleh Haris Yuliyanto, Gerry Junus, dan Indra Prasetya. Sementara jajaran juri terdiri dari nama-nama besar industri film Indonesia seperti Hanung Bramantyo, Monty Tiwa, Indra Yudhistira, dan Ardian Parasto.
    Wali Kota Agustina berharap, LSSFF dapat melahirkan talenta-talenta baru sehingga mampu ekosistem film lokal yang lebih kuat dan lebih hidup, berkontribusi bagi pertumbuhan film industri, serta mengantarkan Kota Semarang sebagai kota sinema.
    “Saya mengajak masyarakat, sineas, dan pencinta film untuk ikut serta menjadi bagian dari Lawang Sewu Short Film Festival. Saya percaya, festival ini merupakan jembatan menuju kesempatan lebih besar, tempat lahirnya sineas-sineas muda, tempat karya-karya terbaik mendapatkan pengakuan,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kritik Sejumlah Warga Usai Nonton Merah Putih: One for All
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Agustus 2025

    Kritik Sejumlah Warga Usai Nonton Merah Putih: One for All Megapolitan 14 Agustus 2025

    Kritik Sejumlah Warga Usai Nonton Merah Putih: One for All
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga Jakarta Selatan menyampaikan kritik tajam terhadap kualitas grafis film animasi Merah Putih: One for All pada hari pertama penayangannya, Kamis (14/8/2025).
    Film garapan sutradara Endiarto itu diputar serentak di seluruh bioskop Indonesia untuk menyambut HUT ke-80 RI, namun beberapa penonton menilai hasil akhirnya tidak sesuai ekspektasi.
    Rindradanantara (40), salah satu penonton di Cinema XXI Kemang Village, mengaku heran dengan kualitas grafis yang ditampilkan.
    Menurutnya, animasi tersebut membuatnya merasa seperti kembali ke era 1980-an.
    “Waduh. Ini kan untuk menyambut HUT ke-80 Indonesia. Tapi, ini kayak animasi 1980,” ujarnya.
    Senada, Billy (31) menyoroti sejumlah adegan yang seolah belum selesai disunting.
    “Banyak banget yang enggak ter-render. Kayak rambut enggak menyatu,” kata Billy.
    Istilah render merujuk pada proses menggabungkan berbagai elemen video, seperti potongan klip, efek visual, dan audio, menjadi satu file utuh yang siap diputar.
    Andre (31) menambahkan, beberapa adegan seperti masih dalam tahap loading.
    “Itu kalau waktu di-minimize, masih ada waktu render-nya. Masih jalan,” kelakar Andre.
    Meski melontarkan kritik, Rindradanantara menilai penayangan film tersebut bisa menjadi pemicu semangat bagi para kreator.
    “Yang penting berkarya saja dulu, pasti ada jalan. Yang kayak tadi saja masuk bioskop,” katanya.
    Fikri (24), penonton lain, mengatakan ia datang untuk membandingkan film ini dengan Jumbo, animasi karya Ryan Adriandhy yang disebutnya sebagai puncak kejayaan animasi Indonesia.
    “Kita harus melihat palung mariananya, yang paling bawahnya dulu. Jadi, kita punya perbandingan,” ucapnya.
    Berbeda, Rindradanantara mengaku ingin menguji perbedaan kualitas trailer di YouTube dengan tayangan layar lebar, terutama pada aspek audio dan visual.
    Berdasarkan pantauan, studio lima di XXI Kemang Village diisi lebih dari 10 penonton pada layar pertama siang hari.
    Sutradara Hanung Bramantyo juga terlihat hadir. Namun, sebagian pengunjung hanya berfoto di depan display film tanpa menonton.
    Menariknya, keempat warga tersebut mengaku kesulitan memberi penilaian keseluruhan film.
    “Enggak, susah. Enggak bisa nilai,” kata mereka serempak.
    Rindradanantara bahkan menyebut Merah Putih: One for All bukan animasi, melainkan “animisme”, sambil bercanda.
    Merah Putih: One for All menceritakan sekelompok anak yang menjadi “Tim Merah Putih” untuk menjaga bendera pusaka yang selalu dikibarkan setiap 17 Agustus.
    Tiga hari sebelum upacara, bendera itu hilang, memaksa mereka memulai petualangan melintasi hutan, sungai, dan konflik batin demi menemukannya kembali.
    (Reporter: Baharudin Al Farisi | Editor: Faieq Hidayat, Abdul Haris Maulana, Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5 Film Indonesia Bertema Sekte dan Ajaran Sesat, Mirip Serial Bidaah

    5 Film Indonesia Bertema Sekte dan Ajaran Sesat, Mirip Serial Bidaah

    Jakarta, Beritasatu.com – Dengan ramainya perbincangan seputar serial Bidaah saat ini, minat publik terhadap film-film bertema sekte, penyimpangan agama, dan ajaran sesat pun ikut meningkat.

    Serial ini membuka kembali ingatan kita akan deretan film Indonesia yang sejak dulu telah berani mengangkat tema kontroversial seputar penyalahgunaan agama, manipulasi spiritual, dan dogma-dogma menyesatkan.

    Dihimpun dari berbagai sumber, berikut lima film Indonesia yang memiliki kemiripan tema dengan Bidaah:

    Film yang Mirip dengan Tema Seriap Bidaah

    1. Mengaku Rasul: Sesat (2008)

    Disutradarai oleh Helfi Kardit, film ini terinspirasi dari fenomena merebaknya aliran sesat di Indonesia pada awal 2000-an. Ceritanya berpusat pada seorang guru pondok pesantren di Jawa Barat yang menyalahgunakan kepercayaan santrinya dengan mengaku sebagai rasul utusan Tuhan.

    Demi kekayaan dan kekuasaan, ia bahkan menjual “sertifikat penghapusan dosa” sebagai jalan pintas menuju surga.

    Keberanian film ini dalam mengeksplorasi penyimpangan ajaran agama menuai kontroversi hingga mendapat sorotan tajam dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

    2. Doa yang Mengancam (2008)

    Film garapan Hanung Bramantyo ini menampilkan sisi emosional seorang rakyat kecil bernama Madrim (Aming) yang merasa hidupnya selalu dirundung kesialan.

    Dalam keputusasaan, ia beribadah dengan penuh harap, namun karena doanya tak kunjung dijawab, ia pun mengancam akan berbalik menyembah setan.

    Kisah ini menimbulkan pro dan kontra karena dianggap menyinggung nilai keimanan. Meski begitu, akting Aming yang totalitas berhasil mencuri perhatian publik.

    3. Pengabdi Setan (2017)

    Film horor karya Joko Anwar ini sukses meraih banyak penghargaan dan dianggap sebagai salah satu film sekte terbaik di Indonesia. Cerita bermula dari kematian seorang ibu yang ternyata menyimpan rahasia kelam, ia adalah bagian dari sekte pemuja iblis.

    Teror pun menghantui keluarganya, terutama sang anak bungsu yang hendak dijadikan tumbal sesuai perjanjian sang ibu dengan sekte tersebut.

    Dengan atmosfer mencekam dan plot twist yang kuat, film ini membuktikan bahwa horor bisa menjadi media untuk membongkar sisi gelap manusia dalam kepercayaan yang menyimpang.

    4. Sekte (2019)

    Film ini mengisahkan Lia, seorang perempuan yang mengalami amnesia usai kecelakaan dan terbangun di sebuah rumah pengobatan yang aneh. Seiring waktu, Lia menyadari bahwa tempat tersebut dijalankan oleh sekte sesat yang siap melakukan pembunuhan demi mencapai tujuan mereka.

    Disutradarai oleh William Chandra dan diproduseri Derby Romero, film ini menyajikan ketegangan horor yang dibalut dengan kritik sosial terhadap manipulasi spiritual di balik kedok pengobatan alternatif.

    5. Thagut (2024)

    Film Thagut mengikuti perjalanan spiritual seorang santriwati bernama Ainun (Yasmin Napper) yang begitu mengagumi sosok Abah Mulya (Whani Dharmawan), seorang ‘orang pintar’ yang terkenal karena kesaktiannya.

    Namun, setelah kematiannya, Ainun menemukan bahwa Abah Mulya adalah ayah kandungnya dan mulai menggali ajaran sesat yang dulu diyakininya.

    Didampingi teman-temannya, Ainun mencoba memahami ajaran tersebut hingga akhirnya terseret semakin dalam. Meski telah diingatkan bahwa ajaran itu menyimpang, Ainun tetap terperangkap hingga muncul kekhawatiran besar dari masyarakat sekitar padepokan.

    Film ini mengupas sisi kelam dari fanatisme, kekuatan manipulatif seorang pemimpin spiritual, serta konflik batin dalam mencari kebenaran.

    Kelima film di atas memiliki benang merah yang kuat dengan Bidaah, yaitu mengangkat isu penyimpangan kepercayaan dalam masyarakat yang dibalut dalam nuansa mistik dan drama. Cerita-cerita ini tidak hanya menegangkan, tapi juga menyuguhkan refleksi sosial atas bahayanya fanatisme dan manipulasi agama.

  • Setelah Lebaran, Zaskia Adya Mecca Akan Pergi Lagi ke Gaza

    Setelah Lebaran, Zaskia Adya Mecca Akan Pergi Lagi ke Gaza

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebritas Zaskia Adya Mecca terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung Palestina. Bahkan, ia rela melakukan perjalanan bolak-balik ke Gaza untuk memberikan dukungan kepada warga Palestina yang masih tengah berjuang melawan Israel.

    Istri dari sutradara Hanung Bramantyo ini mengungkapkan, dirinya akan kembali ke Gaza setelah Lebaran 2025. Zaskia mengungkapkan, dirinya berencana berada di Gaza selama 10 hari untuk menyalurkan bantuan.

    “Sebenarnya, kalau bisa sih ingin pergi ke sana tiga kali setahun. Banyak hal yang ingin saya pelajari langsung di sana, berinteraksi dengan umat yang luar biasa. Ini juga sebagai ukuran keimanan saya di tanah Syam,” katanya di Jakarta belum lama ini.

    Zaskia Adya Mecca juga mengungkapkan niatnya untuk membantu membangun kembali masjid-masjid yang rusak akibat serangan Israel di Gaza.

    “Saya berencana untuk merenovasi masjid yang hancur di Gaza. Progresnya sudah ada dua masjid yang akan direnovasi. Insyaallah, doakan semoga suami saya, Mas Hanung, tidak berubah pikiran,” terangnya.

    Seperti diketahui, hingga kini Gaza masih terus dihujani serangan dari Israel, baik dari udara maupun darat. Akibatnya, banyak warga Gaza yang terpaksa mengungsi karena rumah mereka hancur lebur.

    Meski berada di daerah konflik, Zaskia Adya Mecca mengaku tidak merasa takut. Menurutnya, tidak semua wilayah Palestina sedang terlibat dalam konflik.

    “Insyaallah aman. Memang banyak pemberitaan di luar sana, tetapi saya ingin menunjukkan langsung ke orang-orang, pergi ke Baitul Maqdis itu berbeda dengan pergi ke Gaza,” jelas Zaskia Adya Mecca.

  • Ariel Tatum Siap Dibenci karena Perankan Pelakor dalam Film Baru

    Ariel Tatum Siap Dibenci karena Perankan Pelakor dalam Film Baru

    Jakarta, Beritasatu.com – Artis Ariel Tatum mengungkapkan bahwa ia sempat membenci karakter Asih yang diperankannya dalam film La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka. Hal ini lantaran karakternya yang sangat kontroversial, sehingga membuat dirinya merasa tidak nyaman.

    “Jujur, selama proses syuting, secara pribadi saya membenci karakter Asih yang saya perankan di sini. Karena saya berperan sebagai orang jahat yang pasti akan menjadi kontroversi besar,” ungkap Ariel saat peluncuran poster dan teaser film tersebut di MD Place, Kuningan, Jakarta, pada Kamis (13/3/2025). 

    Ariel mengaku, sebelum menerima tawaran untuk bermain dalam film tersebut, ia sempat berpikir panjang tentang memerankan karakter Asih yang digambarkan sebagai perusak rumah tangga orang lain (pelakor).

    “Saya perlu berpikir berkali-kali untuk menerima karakter ini. Perannya sangat kompleks dan penuh kontroversi. Namun, di situlah saya merasa tertantang untuk keluar dari zona nyaman dalam berakting, dan akhirnya saya menerima peran ini karena saya merasa banyak sisi kompleks karakter Asih yang bisa saya eksplorasi,” jelasnya.

    Ariel Tatum juga menyebut, sutradara Hanung Bramantyo dan produser Manoj Punjabi banyak membantunya untuk sukses memerankan tokoh Asih dalam film ini.

    Menurutnya, Hanung dan Manoj banyak membantunya mengeksplorasi karakter Asih. Mereka memberikan masukan untuk menjaga konsistensi peran Ariel sepanjang film tersebut. 

    “Saya juga bersyukur karena Deva Mahenra, lawan main saya, banyak membantu membangun chemistry dalam film ini,” tambah Ariel.

    Meski berperan sebagai tokoh antagonis, Ariel Tatum mengaku siap menerima hujatan dari masyarakat atas perannya sebagai pelakor dalam film terbaru garapan MD Entertainment ini.

    “Saya harus siap menerima segala hujatan, karena jika itu terjadi, berarti saya berhasil memerankan tokoh ini dengan baik. Hal itulah yang membuat saya bahagia sebagai seorang aktris,” tandas Ariel.

    Selain Ariel Tatum, La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka juga dibintangi oleh sejumlah pemain lain, seperti Deva Mahenra, Marshanda, Asri Welas, Elma Theana, dan beberapa artis lainnya.

    Film La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka mengangkat kisah perselingkuhan yang diambil dari kisah nyata yang populer di TikTok oleh @elizasifaa. Menceritakan keharmonisan rumah tangga Alina dan Reza, yang tiba-tiba berubah ketika mereka memiliki asisten rumah tangga bernama Asih yang diperankan oleh Ariel Tatum.