Tag: Hamzah Fansuri

  • 5 Warisan Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia, Ada Surat Kartini!

    5 Warisan Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia, Ada Surat Kartini!

    Jakarta, Beritasatu.com – Surat Kartini kini resmi masuk daftar Memori Dunia UNESCO. Surat-surat yang menggambarkan perjuangan emansipasi perempuan di masa kolonial itu menjadi satu dari lima warisan dokumenter asal Indonesia yang baru saja diakui sebagai bagian penting dari sejarah peradaban dunia.

    UNESCO—badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan—mengumumkan penambahan 74 dokumen dari 72 negara dan empat organisasi internasional ke dalam Memory of the World Register, Jumat (18/4). Koleksi-koleksi tersebut mencakup beragam tema mulai dari revolusi ilmiah, peran perempuan, hingga kerja sama antarnegara.

    Warisan dokumenter ini meliputi buku, manuskrip, peta, foto, hingga rekaman suara dan video. “Warisan dokumenter adalah bagian penting namun rapuh dari ingatan kolektif dunia,” kata Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay dikutip Antara, Jumat (18/4/2025). 

    Ia menambahkan bahwa daftar ini adalah upaya menjaga jejak sejarah manusia agar tidak hilang ditelan zaman. Dari Indonesia, lima dokumen berhasil masuk dalam daftar tersebut. Pertama,  arsip Tari Jawa: Seni Tari Mangkunegaran 1861-1944. Dokumen ini memuat koreografi dan catatan musik klasik Mangkunegaran yang sangat penting bagi dunia seni pertunjukan tradisional Indonesia.

    Yang kedua dan paling menyita perhatian publik adalah surat Kartini dan arsip perjuangannya untuk kesetaraan gender. Dokumen ini diajukan bersama oleh Indonesia dan Belanda, dan memuat pemikiran serta gagasan Raden Ajeng Kartini yang revolusioner untuk masanya. Surat-surat Kartini yang dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya di Eropa menjadi cerminan semangat pembaruan dalam bidang pendidikan dan peran perempuan.

    Warisan ketiga adalah naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian (SSKK), teks berbahasa Sunda abad ke-16 yang ditulis di atas daun gebang. Naskah ini berisi ajaran moral dan hukum adat, mencerminkan kekayaan budaya serta dinamika sosial masyarakat Sunda tempo dahulu.

    Keempat, adalah karya-karya Hamzah Fansuri, tokoh sufi yang menandai babak baru dalam sastra dan pemikiran spiritual Melayu. Lewat prosa dan puisinya, ia memperkenalkan konsep tasawuf seperti wujudiyah, meskipun sebagian karyanya sempat dianggap kontroversial.

    Terakhir, arsip kelahiran ASEAN juga diakui sebagai warisan dokumenter penting. Koleksi ini mencatat proses pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejak 1967, termasuk dokumen Deklarasi ASEAN dan wawancara sejarah para tokohnya.

    Kelima dokumen ini menambah daftar panjang kontribusi Indonesia dalam upaya pelestarian warisan sejarah dunia. Dan dari semuanya, surat Kartini menjadi simbol paling kuat bagaimana suara perempuan Indonesia bisa menggema hingga tingkat global.

    Dengan pengakuan ini, surat Kartini bukan hanya milik bangsa Indonesia, tetapi juga telah menjadi bagian dari memori dunia yang wajib dijaga dan diwariskan ke generasi mendatang.

  • UNESCO Nominasikan Naskah Sunda Kuno Ini Jadi Memory of The World
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        14 April 2025

    UNESCO Nominasikan Naskah Sunda Kuno Ini Jadi Memory of The World Nasional 14 April 2025

    UNESCO Nominasikan Naskah Sunda Kuno Ini Jadi Memory of The World
    Penulis
    Dewan Eksekutif Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (
    UNESCO
    ) menetapkan naskah
    Sunda
    kuno
    Sang Hyang Siksa Kandang Karesian
    dan karya-karya
    Hamzah Fansuri
    sebagai bagian dari 74 nominasi register Memory of the World (MoW) periode 2024-2025 yang diusulkan oleh International Advisory Committee MoW UNESCO.
    Dilansir ANTARA, menurut siaran pers Perpustakaan Nasional di Jakarta, Senin (14/4/2025), penetapan 74 nominasi register MoW dilakukan dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 di Paris, Prancis, Jumat (11/4).
    Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian yang kini disimpan di Perpustakaan Nasional dengan nomor registrasi L 630 itu merupakan naskah Sunda kuno dari abad ke-16.
    Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian atau Ajaran Suci bagi Masyarakat dari Kalangan Resi dinilai memiliki signifikansi universal karena mengandung ajaran moral masyarakat Sunda yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan integritas.
    Naskah yang ditulis tahun 1518 itu menggambarkan hubungan sosial, politik, dan ekonomi orang Sunda dengan bangsa lain pada abad ke-16.
    Karya ini juga menyebutkan pentingnya peran juru bahasa asing yang disebut jurubasa darmamurcaya dalam upaya menjalin hubungan antarbangsa.
    Kepala Perpustakaan Nasional, E Aminudin Aziz, menyampaikan bahwa Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengajukan pemasukan naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian dalam register internasional MoW dalam upaya nominasi tunggal.
    Sedangkan pengajuan karya-karya Hamzah Fansuri dilakukan oleh Perpustakaan Nasional RI bersama Perpustakaan Negara Malaysia.
    Hamzah Fansuri merupakan tokoh yang berkontribusi besar terhadap budaya dan pemikiran Melayu pada akhir abad ke-16. Karya-karyanya menjadi bagian dari warisan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kesusastraan.
    Dia memprakarsai penulisan akademis sistematis dalam bahasa Melayu dan termasuk orang pertama yang meletakkan dasar-dasar perdebatan ilmiah keagamaan di Malaysia dan Indonesia.
    Selain itu, dia dianggap sebagai salah satu pelopor penggunaan bahasa Melayu dalam puisi dan prosa.
    Karya-karya Hamzah Fansuri populer di Nusantara dan berpengaruh besar dalam perkembangan
    sastra
    Melayu sejak abad ke-17. Karya-karyanya disebut sebagai cikal bakal perkembangan sastra modern Indonesia dan Malaysia.
    Terjemahan karya-karya Hamzah Fansuri dapat ditemukan di Aceh, Sumatera Utara, Minangkabau, Sumatera Selatan, Semenanjung Malaya, Riau dan Singapura, Jawa, hingga bagian wilayah Indonesia Timur seperti Bima dan Makassar.
    “Saya berharap dengan ditetapkannya naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian dan Karya-karya Hamzah Fansuri sebagai MoW, karya-karya tersebut dapat lebih dikenal oleh generasi masa kini dan mendatang,” kata Aminudin.
    “Dengan demikian, para pemangku kepentingan perlu membuat program-program yang menjamin kelestarian dokumen serta melakukan upaya promosi dan menjamin pewarisan nilai-nilai di dalamnya,” ia menambahkan.
    Selama periode 2024-2025, Pemerintah Indonesia mendaftarkan lima warisan dokumenter sebagai bagian dari Memory of the World. Dengan demikian, Indonesia total menambahkan 16 warisan dokumenter ke dalam register ingatan kolektif dunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.