Tag: Guswanto

  • Link dan Cara Cek Informasi Cuaca Natal-Tahun Baru, Resmi BMKG!

    Link dan Cara Cek Informasi Cuaca Natal-Tahun Baru, Resmi BMKG!

    Jakarta

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meluncurkan platform informasi cuaca Natal dan Tahun Baru (Nataru). Layanan ini bisa digunakan masyarakat untuk mengecek cuaca apabila ingin bepergian dengan transportasi darat, udara, dan laut saat libur Nataru 2025/2026.

    Mengutip dari situs resmi BMKG, ada tiga kanal untuk mengecek informasi cuaca saat Nataru, yaitu:

    Digital Weather for Traffic (DWT): Cuaca transportasi darat dan rute perjalananSystem of Interactive Aviation Meteorology (INASIAM): Cuaca penerbangan dan navigasi udaraIndonesia Weather Informasi for Shipping (INAWIS): Cuaca maritim dan pelabuhan

    Begini cara mengecek prakiraan cuaca saat Nataru.

    1. Cara cek prakiraan cuaca transportasi darat

    Buka https://cuaca.bmkg.go.id/transKlik menu Digital Weather for Traffic (DWT)Akan muncul tampilan prakiraan cuaca di wilayah IndonesiaUntuk mengecek prakiraan cuaca di wilayah tertentu, klik kolom “Cari lokasi” yang tersedia di kanan atasMasukkan nama lokasi, lalu pilih secara spesifikSetelah itu, akan muncul prakiraan cuaca di wilayah tersebut

    2. Cara cek cuaca penerbangan

    Buka https://cuaca.bmkg.go.id/transKlik menu System of Interactive Aviation Meteorology (INASIAM)Akan muncul tampilan cuaca penerbanganApabila ingin menuju bandara tertentu, klik kolom “Search Airport” yang tersedia di kiri atas untuk mengecek cuaca penerbanganMasukkan nama bandara, lalu klik nama bandaraSetelah itu, akan muncul data penerbangan

    3. Cara cek prakiraan cuaca laut

    Waspada Curah Hujan Tinggi sampai Januari 2026

    Potensi curah hujan tinggi diperkirakan terjadi di sejumlah wilayah sampai bulan Januari 2026. Hal ini berdasarkan paparan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang kondisi cuaca, dinamika atmosfer, serta potensi risiko hidrometeorologi dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Persiapan Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

    Mengutip dari situs resmi BMKG, Plt. Sekretaris Utama, Guswanto menyampaikan bahwa periode Desember 2025 hingga Januari 2026 bertepatan dengan puncak musim hujan sehingga meningkatkan potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi di sejumlah wilayah, terutama:

    JawaBali, NTB, NTTSulawesi SelatanPapua SelatanSebagian besar Kalimantan

    Selama periode Nataru ini, BMKG telah memetakan dinamika cuaca dalam tiga periode, yakni:

    15-22 Desember yang didominasi hujan lebat;22-29 Desember yang cenderung menurun; serta29 Desember-10 Januari yang kembali meningkat seiring pergeseran puncak musim hujan ke Pulau Jawa.

    “Yang perlu diwaspadai adalah tingginya intensitas hujan, angin kencang, gelombang tinggi, serta potensi dampak tidak langsung dari bibit siklon tropis. Kondisi ini dapat memengaruhi aktivitas transportasi darat, laut, dan udara selama Nataru,” katanya.

    Ia juga menjelaskan bahwa sejumlah fenomena atmosfer diprediksi aktif secara bersamaan pada periode Nataru, seperti Monsun Asia, Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby, La Niña lemah, serta kemunculan bibit siklon tropis 93W dan 91S yang dapat memperkuat intensitas hujan dan angin kencang di berbagai wilayah.

    Potensi Pertumbuhan Awan Cumulonimbus

    Untuk transportasi udara, pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) masih menjadi perhatian karena dapat memicu hujan intensif. Namun, mitigasi telah berjalan sejak awal melalui penyediaan flight document resmi BMKG.

    “Semua pilot sudah mengambil flight document dari website-nya BMKG secara resmi, sehingga harapannya tidak memberikan dampak yang lebih buruk. Jadi artinya BMKG juga telah memberikan langkah untuk mitigasinya,” ujar Guswanto.

    Aktivitas Laut hingga Potensi Banjir Rob

    Pada sektor pelayaran, sebagian wilayah perairan diperkirakan mengalami gelombang 2,5-4 meter, sementara area dekat Natuna dapat melebihi 6 meter pada Januari. BMKG juga memberikan informasi potensi rob berbasis fase bulan bagi berbagai pesisir di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Wilayah yang sudah terdampak rob, seperti Pontianak, juga mendapatkan penguatan informasi untuk mendukung respons daerah.

    Halaman 2 dari 2

    (kny/imk)

  • Siklon Tropis Bakung Terbentuk, Ini Wilayah Indonesia yang Perlu Waspada

    Siklon Tropis Bakung Terbentuk, Ini Wilayah Indonesia yang Perlu Waspada

    Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa Bibit Siklon 91S di Samudra Hindia barat daya Lampung resmi meningkat statusnya menjadi Siklon Tropis Bakung sejak Jumat, 12 Desember 2025 pukul 19.00 WIB.

    Berdasarkan analisis BMKG, Siklon Tropis Bakung memiliki kecepatan angin maksimum 35 knot (65 km/jam) dengan tekanan udara sekitar 1.000 hPa. Sistem ini bergerak ke arah barat daya dan menjauhi wilayah Indonesia.
    BMKG imbau kesiapsiagaan hadapi dampak tidak langsung
    Meski demikian, BMKG menegaskan keberadaan siklon tersebut tetap berpotensi menimbulkan dampak tidak langsung terhadap cuaca dan kondisi perairan Indonesia.

    Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan bahwa meskipun Siklon Tropis Bakung bergerak menjauh, pengaruhnya masih dapat dirasakan dalam satu hingga dua hari ke depan.

    “Berdasarkan hasil pemantauan ini, dalam beberapa hari terakhir BMKG telah menyampaikan peringatan dini secara bertahap dan berkelanjutan kepada masyarakat serta sektor terkait,” kata Faisal dalam Konferensi Pers perkembangan Bibit Siklon 91S dan 93S di wilayah Indonesia, dikutip dari siaran pers, Sabtu, 13 Desember 2025.

    BMKG pun mengimbau seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi cuaca ekstrem.
     

    Intensitas Siklon Bakung diprediksi menguat
    Dalam 24 jam ke depan (13 Desember 2025), Siklon Tropis Bakung diperkirakan mengalami peningkatan intensitas. Kecepatan angin maksimum diprediksi mencapai 55 knot (100 km/jam), yang menandakan peningkatan menjadi siklon kategori dua.

    Tekanan udara di sekitar sistem diperkirakan turun hingga 988 hPa, dengan pergerakan yang semakin menjauhi wilayah Indonesia ke arah barat daya.
    Wilayah Indonesia yang berpotensi terdampak
    BMKG mencatat sejumlah wilayah Indonesia berpotensi terdampak secara tidak langsung akibat Siklon Tropis Bakung, antara lain:

    – Hujan sedang hingga lebat di sebagian Bengkulu, Lampung, dan Banten
    – Angin kencang di wilayah Bengkulu
    – Gelombang tinggi 1,25–2,5 meter di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung dan Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat. Lalu di Selat Sunda bagian selatan.
    BMKG waspadai bibit Siklon Tropis 93S
    Selain Siklon Tropis Bakung, BMKG juga meminta masyarakat mewaspadai Bibit Siklon Tropis 93S yang terpantau di Samudra Hindia selatan Bali-Nusa Tenggara, tepatnya di sekitar 12,0° LS dan 115,8° BT.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa Bibit Siklon 93S diprediksi bergerak perlahan ke arah barat daya dan menjauhi Indonesia. Dalam periode 24 hingga 72 jam ke depan, peluang sistem ini berkembang menjadi siklon tropis masih tergolong rendah.

    “Secara tidak langsung, 93S juga memicu potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Yaitu, hujan dengan intensitas sedang-lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta angin kencang dan gelombang tinggi berpotensi di pesisir selatan Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara,” kata Guswanto.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan melihat potensi dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Bakung serta keberadaan sistem Bibit Siklon 93S, BMKG merekomendasikan masyarakat di wilayah terdampak tetap waspada terhadap potensi hujan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gangguan aktivitas harian yang dapat terjadi terutama di lokasi yang rawan.

    “Beberapa upaya yang bisa dilakukan masyarakat dengan menjaga kebersihan lingkungan, drainase, dan menyiapkan bahan makanan dan benda-benda berharga apabila terjadi cuaca ekstrem yang cukup mempengaruhi aktivitas harian atau bahkan bencana hidrometeorologi,” ujar Andri.

    Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa Bibit Siklon 91S di Samudra Hindia barat daya Lampung resmi meningkat statusnya menjadi Siklon Tropis Bakung sejak Jumat, 12 Desember 2025 pukul 19.00 WIB.
     
    Berdasarkan analisis BMKG, Siklon Tropis Bakung memiliki kecepatan angin maksimum 35 knot (65 km/jam) dengan tekanan udara sekitar 1.000 hPa. Sistem ini bergerak ke arah barat daya dan menjauhi wilayah Indonesia.
    BMKG imbau kesiapsiagaan hadapi dampak tidak langsung
    Meski demikian, BMKG menegaskan keberadaan siklon tersebut tetap berpotensi menimbulkan dampak tidak langsung terhadap cuaca dan kondisi perairan Indonesia.
     
    Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan bahwa meskipun Siklon Tropis Bakung bergerak menjauh, pengaruhnya masih dapat dirasakan dalam satu hingga dua hari ke depan.

    “Berdasarkan hasil pemantauan ini, dalam beberapa hari terakhir BMKG telah menyampaikan peringatan dini secara bertahap dan berkelanjutan kepada masyarakat serta sektor terkait,” kata Faisal dalam Konferensi Pers perkembangan Bibit Siklon 91S dan 93S di wilayah Indonesia, dikutip dari siaran pers, Sabtu, 13 Desember 2025.
     
    BMKG pun mengimbau seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi cuaca ekstrem.
     

    Intensitas Siklon Bakung diprediksi menguat
    Dalam 24 jam ke depan (13 Desember 2025), Siklon Tropis Bakung diperkirakan mengalami peningkatan intensitas. Kecepatan angin maksimum diprediksi mencapai 55 knot (100 km/jam), yang menandakan peningkatan menjadi siklon kategori dua.
     
    Tekanan udara di sekitar sistem diperkirakan turun hingga 988 hPa, dengan pergerakan yang semakin menjauhi wilayah Indonesia ke arah barat daya.
    Wilayah Indonesia yang berpotensi terdampak
    BMKG mencatat sejumlah wilayah Indonesia berpotensi terdampak secara tidak langsung akibat Siklon Tropis Bakung, antara lain:
     
    – Hujan sedang hingga lebat di sebagian Bengkulu, Lampung, dan Banten
    – Angin kencang di wilayah Bengkulu
    – Gelombang tinggi 1,25–2,5 meter di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung dan Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat. Lalu di Selat Sunda bagian selatan.
    BMKG waspadai bibit Siklon Tropis 93S
    Selain Siklon Tropis Bakung, BMKG juga meminta masyarakat mewaspadai Bibit Siklon Tropis 93S yang terpantau di Samudra Hindia selatan Bali-Nusa Tenggara, tepatnya di sekitar 12,0° LS dan 115,8° BT.
     
    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa Bibit Siklon 93S diprediksi bergerak perlahan ke arah barat daya dan menjauhi Indonesia. Dalam periode 24 hingga 72 jam ke depan, peluang sistem ini berkembang menjadi siklon tropis masih tergolong rendah.
     
    “Secara tidak langsung, 93S juga memicu potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Yaitu, hujan dengan intensitas sedang-lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta angin kencang dan gelombang tinggi berpotensi di pesisir selatan Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara,” kata Guswanto.
     
    Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan melihat potensi dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Bakung serta keberadaan sistem Bibit Siklon 93S, BMKG merekomendasikan masyarakat di wilayah terdampak tetap waspada terhadap potensi hujan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gangguan aktivitas harian yang dapat terjadi terutama di lokasi yang rawan.
     
    “Beberapa upaya yang bisa dilakukan masyarakat dengan menjaga kebersihan lingkungan, drainase, dan menyiapkan bahan makanan dan benda-benda berharga apabila terjadi cuaca ekstrem yang cukup mempengaruhi aktivitas harian atau bahkan bencana hidrometeorologi,” ujar Andri.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (ANN)

  • Siklon Tropis Bakung Terbentuk, Waspada Cuaca Ekstrem Hari Ini

    Siklon Tropis Bakung Terbentuk, Waspada Cuaca Ekstrem Hari Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi peningkatan status Bibit Siklon 91S di Samudra Hindia barat daya Lampung menjadi Siklon Tropis Bakung. Berdasarkan analisis BMKG, siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum 35 knot (65 km/jam) dengan tekanan udara 1.000 hPa dan terus bergerak menjauhi wilayah Indonesia ke arah barat daya.

    Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan meski bergerak menjauh, Siklon Tropis Bakung tetap berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia dalam satu hingga dua hari ke depan.

    “Berdasarkan hasil pemantauan ini, dalam beberapa hari terakhir BMKG telah menyampaikan peringatan dini secara bertahap dan berkelanjutan kepada masyarakat serta sektor terkait,” ujar Faisal dalam keterangan resminya, Jumat (12/12/2025).

    Pada Sabtu (13/12/2025), BMKG memprediksi Siklon Tropis Bakung akan menguat dengan kecepatan angin hingga 55 knot (100 km/jam), masuk kategori siklon tropis level dua. Tekanan udara di sekitar pusat sistem diperkirakan turun menjadi 988 hPa, sementara pergerakannya ke arah barat daya semakin menjauhi Indonesia.

    BMKG menyebut sejumlah wilayah berpotensi terdampak cuaca ekstrem akibat Siklon Bakung. Potensi hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di Bengkulu, Lampung, dan Banten.

    Sementara angin kencang berpeluang terjadi di Bengkulu. Gelombang tinggi 1,25–2,5 meter juga berpotensi muncul di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat, dan Selat Sunda bagian selatan

    Bibit Siklon 93S Juga Dipantau BMKG

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, meminta masyarakat turut mewaspadai perkembangan Bibit Siklon 93S yang berada di Samudra Hindia selatan Bali–Nusa Tenggara, tepatnya di sekitar 12.0°LS 115.8°BT. Sistem ini bergerak perlahan ke arah barat daya dan masih berpeluang rendah berkembang menjadi siklon tropis dalam 24–72 jam ke depan.

    “Secara tidak langsung, 93S juga memicu potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan,” ujar Guswanto.

    Dampaknya meliputi hujan sedang–lebat di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta angin kencang dan gelombang tinggi di pesisir selatan daerah-daerah tersebut.

  • Ada Bibit Siklon 93S, BMKG Imbau Bali hingga NTT Waspada Cuaca Buruk

    Ada Bibit Siklon 93S, BMKG Imbau Bali hingga NTT Waspada Cuaca Buruk

    Ada Bibit Siklon 93S, BMKG Imbau Bali hingga NTT Waspada Cuaca Buruk
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengabarkan kemunculan bibit siklon 93S di selatan Indonesia yang berpotensi menyebabkan cuaca buruk di Bali hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
    Bibit
    Siklon Tropis
    93S saat ini terdeteksi di Samudra Hindia Selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).
    Meski diprakirakan bergerak menjauhi wilayah Indonesia,
    BMKG
    tetap mengingatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah dalam beberapa hari ke depan.
    “Dampak tidak langsung 93S mengakibatkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani, dikutip dari keterangan pers, Jumat (12/12/2025).
    Selain itu,
    gelombang tinggi
    kategori sedang juga berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, perairan selatan Jawa Timur, serta Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan.
    “Potensi dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat dan gelombang tinggi di perairan harus tetap kita waspadai,” tutur Faisal.
    Oleh karena itu, BMKG meminta masyarakat untuk mengikuti setiap update informasi dan memastikan keselamatan diri menjadi prioritas utama.
    “Selalu ikuti informasi resmi dari BMKG dan pastikan keselamatan menjadi prioritas utama. Kita tenang, tetapi tetap siaga,” ucapnya.
    Berdasarkan hasil analisis BMKG, kecepatan angin maksimum di sekitar sistem saat ini mencapai 15 knot (28 km/jam) dengan tekanan minimum 1009 hPa.
    Pengamatan tersebut menunjukkan awan konvektif di sekitar 93S belum terorganisir dengan baik, sehingga proses penguatan sistem diprakirakan berlangsung lambat dalam 24 jam ke depan.
    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, dalam 24 jam ke depan, intensitas 93S cenderung persisten (berlangsung terus menerus) dengan pergerakan perlahan ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.
    Sementara itu, dalam 48–72 jam ke depan, sistem ini diprakirakan mulai meningkatkan intensitasnya secara bertahap seiring membaiknya pola sirkulasi, dengan pergerakan yang konsisten menjauhi wilayah Indonesia.
    “Berdasarkan analisis kami, sistem ini bergerak perlahan menjauhi wilayah Indonesia dan diprakirakan tidak akan berdampak langsung ke daratan,” ujar Guswanto.

    Di sisi lain, masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir dan wilayah yang rentan banjir dan longsor perlu meningkatkan kewaspadaan.
    Kegiatan pelayaran, perikanan, dan transportasi laut diharapkan menyesuaikan aktivitas mengikuti informasi resmi gelombang tinggi yang disampaikan BMKG.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Bibit Siklon Aktif Kepung Indonesia, BMKG Ingatkan Banjir Sumatera Berpotensi Meluas

    Dua Bibit Siklon Aktif Kepung Indonesia, BMKG Ingatkan Banjir Sumatera Berpotensi Meluas

    GELORA.CO – Indonesia kini dikepung dua bibit siklon tropis sekaligus, 91S di barat Sumatra dan 93S di selatan NTB, yang memicu peningkatan potensi hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang tinggi di berbagai wilayah.

    BMKG mengingatkan kondisi ini dapat memperburuk situasi banjir yang masih melanda sejumlah daerah di Sumatera, terutama dengan dinamika atmosfer yang terus menguat dalam beberapa hari ke depan.

    Pertama, Bibit Siklon 91S.

    Bibit Siklon Tropis 91S yang saat ini berada di Samudera Hindia sebelah Barat Provinsi Lampung. Hasil analisis BMKG, 91S berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap intensitas curah hujan di sebagian wilayah Sumatra. 

    Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, mengimbau masyarakat agar tetap tenang tetapi waspada.

    Dinamika atmosfer aktif saat ini mempengaruhi intensitas hujan di wilayah Sumatra, dan Bibit Siklon 91S berpotensi memicu peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung. 

    “Masyarakat juga harus waspada adanya potensi peningkatan tinggi gelombang di Samudra Hindia mulai dari sebelah barat Nias hingga selatan Banten, serta di perairan Selat Sunda bagian Selatan,” kata Faisal di Sibolga, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu. 

    BMKG menegaskan potensi 91S untuk berkembang menjadi siklon tropis dan memasuki wilayah daratan, seperti halnya siklon tropis Senyar, berada dalam kategori rendah.

    Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak agar tetap tenang, tidak panik, dan terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG secara real-time.

    Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa berdasarkan analisis terkini, pergerakan 91S diprakirakan cenderung bergerak ke arah selatan hingga barat daya mulai 11 Desember 2025 siang atau sore hari.

    Selanjutnya, sistem diperkirakan mulai menunjukkan pola pegerakan yang konsisten ke barat daya, menjauhi wilayah Indonesia pada 12 Desember 2025. 

    “BMKG Pusat bersama BMKG Provinsi telah melakukan koordinasi dengan BNPB dan BPBD di wilayah terdampak untuk memastikan langkah mitigasi berjalan optimal sesuai kondisi potensi cuaca yang dipengaruhi oleh keberadaan 91S,” kata Guswanto.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengimbau masyarakat terutama di wilayah pesisir barat-selatan Sumatera hingga wilayah Banten, untuk mewaspadai potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

    Untuk sektor pelayaran, perikanan, dan transportasi laut diimbau untuk menyesuaikan kegiatan operasionalnya berdasarkan peringatan gelombang tinggi yang berlaku.

    Pun, pemerintah daerah melalui BPBD diminta memastikan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir dan gangguan cuaca lainnya.

    Kolaborasi lintas sektoral yang solid, adalah kunci utama untuk menciptakan keharmonisan antara sistem peringatan dini (early warning) dan tindakan dini (early action). 

    “Sinergi ini memastikan informasi ancaman diterima dengan cepat dan ditindaklanjuti secara efektif oleh semua pihak, sehingga mampu memitigasi risiko dan mencapai keselamatan masyarakat secara maksimal,” ujar Andri. 

    Kedua, Bibit Siklon Tropis 93S

    Bibit siklon ini terdeteksi di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Meskipun sistem ini diprakirakan bergerak menjauhi wilayah Indonesia, BMKG mengingatkan potensi dampak tidak langsung berupa potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di beberapa wilayah dalam beberapa hari ke depan.

    Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan bahwa dampak tidak langsung 93S mengakibatkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

    Selain itu, gelombang tinggi kategori sedang (1,25 – 2,5 m) berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, perairan selatan Jawa Timur, serta Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan.

    “Potensi dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat dan gelombang tinggi di perairan harus tetap kita waspadai. Oleh karena itu, lakukan langkah pencegahan yang diperlukan, selalu ikuti informasi resmi dari BMKG, dan pastikan keselamatan menjadi prioritas utama. Kita tenang, tetapi tetap siaga,” kata Faisal. 

    Berdasarkan hasil analisis BMKG, kecepatan angin maksimum di sekitar sistem saat ini mencapai 15 knot (28 km/jam) dengan tekanan minimum 1009 hPa

    Pengamatan ini menunjukkan awan konvektif di sekitar 93S belum terorganisir dengan baik sehingga proses penguatan sistem diprakirakan berlangsung lambat dalam 24 jam ke depan. 

    Intnsitas 93S cenderung persisten dengan pergerakan perlahan ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

    Sementara itu, dalam 48–72 jam ke depan, sistem ini diprakirakan mulai meningkatkan intensitasnya secara bertahap seiring membaiknya pola sirkulasi, dengan pergerakan yang konsisten menjauhi wilayah Indonesia.

  • Dua Bibit Siklon Aktif Kepung Indonesia, BMKG Ingatkan Banjir Sumatera Berpotensi Meluas

    Dua Bibit Siklon Aktif Kepung Indonesia, BMKG Ingatkan Banjir Sumatera Berpotensi Meluas

    GELORA.CO – Indonesia kini dikepung dua bibit siklon tropis sekaligus, 91S di barat Sumatra dan 93S di selatan NTB, yang memicu peningkatan potensi hujan lebat, angin kencang, hingga gelombang tinggi di berbagai wilayah.

    BMKG mengingatkan kondisi ini dapat memperburuk situasi banjir yang masih melanda sejumlah daerah di Sumatera, terutama dengan dinamika atmosfer yang terus menguat dalam beberapa hari ke depan.

    Pertama, Bibit Siklon 91S.

    Bibit Siklon Tropis 91S yang saat ini berada di Samudera Hindia sebelah Barat Provinsi Lampung. Hasil analisis BMKG, 91S berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap intensitas curah hujan di sebagian wilayah Sumatra. 

    Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, mengimbau masyarakat agar tetap tenang tetapi waspada.

    Dinamika atmosfer aktif saat ini mempengaruhi intensitas hujan di wilayah Sumatra, dan Bibit Siklon 91S berpotensi memicu peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung. 

    “Masyarakat juga harus waspada adanya potensi peningkatan tinggi gelombang di Samudra Hindia mulai dari sebelah barat Nias hingga selatan Banten, serta di perairan Selat Sunda bagian Selatan,” kata Faisal di Sibolga, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu. 

    BMKG menegaskan potensi 91S untuk berkembang menjadi siklon tropis dan memasuki wilayah daratan, seperti halnya siklon tropis Senyar, berada dalam kategori rendah.

    Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak agar tetap tenang, tidak panik, dan terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG secara real-time.

    Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa berdasarkan analisis terkini, pergerakan 91S diprakirakan cenderung bergerak ke arah selatan hingga barat daya mulai 11 Desember 2025 siang atau sore hari.

    Selanjutnya, sistem diperkirakan mulai menunjukkan pola pegerakan yang konsisten ke barat daya, menjauhi wilayah Indonesia pada 12 Desember 2025. 

    “BMKG Pusat bersama BMKG Provinsi telah melakukan koordinasi dengan BNPB dan BPBD di wilayah terdampak untuk memastikan langkah mitigasi berjalan optimal sesuai kondisi potensi cuaca yang dipengaruhi oleh keberadaan 91S,” kata Guswanto.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengimbau masyarakat terutama di wilayah pesisir barat-selatan Sumatera hingga wilayah Banten, untuk mewaspadai potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

    Untuk sektor pelayaran, perikanan, dan transportasi laut diimbau untuk menyesuaikan kegiatan operasionalnya berdasarkan peringatan gelombang tinggi yang berlaku.

    Pun, pemerintah daerah melalui BPBD diminta memastikan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir dan gangguan cuaca lainnya.

    Kolaborasi lintas sektoral yang solid, adalah kunci utama untuk menciptakan keharmonisan antara sistem peringatan dini (early warning) dan tindakan dini (early action). 

    “Sinergi ini memastikan informasi ancaman diterima dengan cepat dan ditindaklanjuti secara efektif oleh semua pihak, sehingga mampu memitigasi risiko dan mencapai keselamatan masyarakat secara maksimal,” ujar Andri. 

    Kedua, Bibit Siklon Tropis 93S

    Bibit siklon ini terdeteksi di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Meskipun sistem ini diprakirakan bergerak menjauhi wilayah Indonesia, BMKG mengingatkan potensi dampak tidak langsung berupa potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di beberapa wilayah dalam beberapa hari ke depan.

    Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan bahwa dampak tidak langsung 93S mengakibatkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

    Selain itu, gelombang tinggi kategori sedang (1,25 – 2,5 m) berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, perairan selatan Jawa Timur, serta Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan.

    “Potensi dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat dan gelombang tinggi di perairan harus tetap kita waspadai. Oleh karena itu, lakukan langkah pencegahan yang diperlukan, selalu ikuti informasi resmi dari BMKG, dan pastikan keselamatan menjadi prioritas utama. Kita tenang, tetapi tetap siaga,” kata Faisal. 

    Berdasarkan hasil analisis BMKG, kecepatan angin maksimum di sekitar sistem saat ini mencapai 15 knot (28 km/jam) dengan tekanan minimum 1009 hPa

    Pengamatan ini menunjukkan awan konvektif di sekitar 93S belum terorganisir dengan baik sehingga proses penguatan sistem diprakirakan berlangsung lambat dalam 24 jam ke depan. 

    Intnsitas 93S cenderung persisten dengan pergerakan perlahan ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

    Sementara itu, dalam 48–72 jam ke depan, sistem ini diprakirakan mulai meningkatkan intensitasnya secara bertahap seiring membaiknya pola sirkulasi, dengan pergerakan yang konsisten menjauhi wilayah Indonesia.

  • Bibit Siklon Tropis Muncul, BMKG Waspadai Hujan dan Gelombang Tinggi di Bali sampai NTT

    Bibit Siklon Tropis Muncul, BMKG Waspadai Hujan dan Gelombang Tinggi di Bali sampai NTT

    Liputan6.com, Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani mengatakan, pihaknya memantau secara intensif terhadap perkembangan Bibit Siklon Tropis 93S yang saat ini terdeteksi di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

    Meski diprakirakan bergerak menjauhi wilayah Indonesia, kata dia, ada potensi terhadap perubahan cuaca di Bali, NTB, dan NTT. Selain itu, juga berdampak pada gelombang air laut di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga NTT, dan Selat Bali–Lombok–Alas bagian selatan.

    “Potensi dampak tidak langsung berupa hujan sedang hingga lebat dan gelombang tinggi di perairan harus tetap kita waspadai. Oleh karena itu, lakukan langkah pencegahan yang diperlukan,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (12/12/2025).

    Sementara, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa dalam 24 jam ke depan, intensitas 93S cenderung persisten dengan pergerakan perlahan ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia.

    Sementara itu, dalam 48–72 jam ke depan, sistem ini diprakirakan mulai meningkatkan intensitasnya secara bertahap seiring membaiknya pola sirkulasi, dengan pergerakan yang konsisten menjauhi wilayah Indonesia.

    “Berdasarkan analisis kami, sistem ini bergerak perlahan menjauhi wilayah Indonesia dan diprakirakan tidak akan berdampak langsung ke daratan,” ujar Guswanto.

     

  • Penjelasan BMKG soal Bibit Siklon Tropis 91S

    Penjelasan BMKG soal Bibit Siklon Tropis 91S

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat tetap tenang sambil meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi perkembangan bibit siklon tropis 91S yang saat ini berada di Samudera Hindia sebelah Barat provinsi Lampung.

    “Masyarakat juga harus waspada adanya potensi peningkatan tinggi gelombang di Samudra Hindia, mulai dari sebelah barat Nias hingga selatan Banten, serta di perairan Selat Sunda bagian Selatan,” kata Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dilansir ANTARA, Rabu, 10 Desember.

    Diketahui, hasil analisis BMKG mencatat bibit siklon tropis 91S berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap intensitas curah hujan di sebagian wilayah Sumatra. Dinamika atmosfer aktif saat ini, menurut Faisal, memengaruhi intensitas hujan di wilayah Sumatra, dan Bibit Siklon 91S berpotensi memicu peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sebagian wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Lampung.

    BMKG lalu menyampaikan potensi 91S untuk berkembang menjadi siklon tropis dan memasuki wilayah daratan, seperti halnya Siklon Tropis Senyar, berada dalam kategori rendah.

    Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak agar tetap tenang, tidak panik, dan terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG secara real-time.

    Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan berdasarkan analisis terkini, pergerakan 91S diprakirakan cenderung bergerak ke arah selatan hingga barat daya mulai 11 Desember 2025 siang atau sore hari. Selanjutnya, sistem diperkirakan mulai menunjukkan pola pergerakan yang konsisten ke barat daya, menjauhi wilayah Indonesia pada 12 Desember 2025.

    “BMKG Pusat bersama BMKG Provinsi telah melakukan koordinasi dengan BNPB dan BPBD di wilayah terdampak untuk memastikan langkah mitigasi berjalan optimal sesuai kondisi potensi cuaca yang dipengaruhi oleh keberadaan 91S,” kata Guswanto.

    Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengimbau masyarakat, terutama di wilayah pesisir barat-selatan Sumatera hingga wilayah Banten, untuk mewaspadai potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi. Kemudian terkait sektor pelayaran, perikanan, dan transportasi laut diimbau untuk menyesuaikan kegiatan operasionalnya berdasarkan peringatan gelombang tinggi yang berlaku.

    Pemerintah daerah pun melalui BPBD diminta memastikan kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir dan gangguan cuaca lainnya. BMKG memandang kolaborasi lintas sektoral yang solid adalah kunci utama untuk menciptakan keharmonisan antara sistem peringatan dini dan tindakan dini.

    “Sinergi ini memastikan informasi ancaman diterima dengan cepat dan ditindaklanjuti secara efektif oleh semua pihak, sehingga mampu memitigasi risiko dan mencapai keselamatan masyarakat secara maksimal,” ujar Andri.

  • Jakarta Utara Diserbu Banjir Rob, Ini Bahaya Kendaraan kena Air Laut

    Jakarta Utara Diserbu Banjir Rob, Ini Bahaya Kendaraan kena Air Laut

    Jakarta

    Jakarta Utara dan sejumlah wilayah pesisir Indonesia diserbu oleh banjir rob atau banjir karena luapan air laut. Bagi pemilik kendaraan bermotor yang melintasi genangan air rob, patut waspada, karena ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan.

    Dikutip dari laman Auto2000, setidaknya ada dua masalah yang ditimbulkan banjir rob terhadap kendaraan roda empat. Dua potensi masalah itu adalah korosi dan korsleting.

    1. Korosi

    Salah satu mimpi buruk setiap mobil adalah karat. Masalah ini bisa semakin cepat timbul jika terkena air banjir rob. Logam-logam di bodi dan sasis bisa kena karat jika sering melibas banjir rob.

    Karat atau korosi bisa timbul disebabkan oleh kandungan garam yang tinggi dari air laut. Mungkin jika hanya sekali nekat menerjangnya, maka dampak karat belum langsung timbul. Tapi jika berkali-kali dan membiarkan begitu saja mobil sehabis melintasi rob maka siap-siap saja serangan karat menanti.

    Adanya karat di mobil akibat rob tentu tak bisa dianggap sepele. Masalah yang juga kerap dijuluki sebagai ‘kankernya logam’ ini bahkan bisa menjalar jika sudah ada di satu titik sasis atau bodi.

    Kalau dibiarkan terus maka karat akan selamanya di situ dan jadi sulit dihilangkan. Jika Anda membiarkan hal ini maka korosi akan terjadi hingga yang terparah bikin sasis atau plat bodi jadi keropos dan bolong.

    2. Korsleting

    Banjir rob juga bisa menghadirkan masalah serupa seperti banjir akibat luapan sungai. Karena adanya air yang masuk ke kabin atau ruang mesin maka arus pendek alias korslet bisa terjadi.

    Komponen elektronik dan kelistrikan mobil bisa terkena imbasnya. Terutama di bagian-bagian area konektor kabel-kabel, serta bagian dalam komponen elektronik bisa mengalami malfungsi karena masalah ini.

    Apalagi air rob yang mengandung garam bisa menjadi potensi bahaya tersendiri bagi kelistrikan. Sebab, meskipun komponen elektronik tidak terkena air banjir rob secara langsung, namun udara di area itu sudah mengandung garam yang akan menyusup di seluruh komponen yang tidak kedap air.

    Jika menyepelekan masalah korsleting ini maka bukan cuma kerusakan komponen-komponen elektrikal mobil saja yang bakal rusak. Mobil itu sendiri bisa terbakar.

    Jadi bisa disimpulkan bahwa jalanan yang tergenang banjir rob sebaiknya tidak dilewati. Namun jika terpaksa, segera bilas dan cuci mobil Anda Lakukan juga pemeriksaan segera.

    Dikutip dari detikNews, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengungkapkan puncak banjir rob di wilayah pesisir Ibu Kota diperkirakan terjadi 5 Desember. BMKG menjelaskan potensi banjir rob tersebut karena ada kombinasi fase perigee dan bulan purnama (supermoon).

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan fase perigee dan bulan purnama terjadi pada 4 Desember dan bulan baru pada 20 Desember mendatang. Kondisi itu berpotensi memicu kenaikan muka air laut yang dapat menyebabkan banjir rob di berbagai pesisir Indonesia.

    Dalam dokumen BMKG dikutip, Jumat (5/12/2025), potensi rob meluas ke pesisir Sumatera, pesisir Jawa, Bali-NTB-NTT, Sulawesi Utara dan sebagian Maluku selama 2-10 Desember.

    Selama 5-15 Desember, potensi rob masih terjadi terutama di Banten, Jakarta, pesisir utara-timur Jawa, serta beberapa wilayah Kepulauan Riau dan Kalimantan. Kemudian pada 6-23 Desember, rob diprediksi kembali terjadi di pantai utara Jakarta, Banten, dan Pantura Jawa Barat.

    (lua/rgr)

  • BMKG Ungkap Potensi Hujan Lebat pada 5-11 Desember, Ini Daftar Wilayahnya
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        5 Desember 2025

    BMKG Ungkap Potensi Hujan Lebat pada 5-11 Desember, Ini Daftar Wilayahnya Nasional 5 Desember 2025

    BMKG Ungkap Potensi Hujan Lebat pada 5-11 Desember, Ini Daftar Wilayahnya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan potensi hujan lebat yang terjadi pada 5-7 Desember 2025 dan 8-11 Desember 2025.
    Pada 5-7 Desember 2025,
    hujan lebat
    berpotensi terjadi di wilayah Sumatera (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung); Jawa (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur); Kalimantan Barat; Maluku Utara; Maluku; Papua Pegunungan; dan Papua Selatan.
    Sedangkan pada 8-11 Desember 2025, hujan lebat berpotensi terjadi di Sumatera Utara; Riau; Jambi; Kepulauan Bangka Belitung; Bengkulu; Lampung; Jawa Barat; Jawa Timur; Nusa Tenggara Barat; Kalimantan Barat; Papua Pegunungan; Maluku Utara (peluang angin kencang); Sulawesi Utara (peluang angin kencang).
    Kepala
    BMKG
    Teuku Faisal Fathani mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, menyusul potensi meningkatnya curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
    “Kami mengajak masyarakat untuk tetap waspada tetapi tidak perlu panik. Pastikan saluran air berfungsi baik, jaga kebersihan lingkungan, dan pantau pembaruan cuaca melalui InfoBMKG sebelum beraktivitas,” ujar Faisal dalam siaran pers, Jumat (5/12/2025).
    BMKG mencatat sejumlah daerah masih berpeluang diguyur hujan berintensitas lebat dalam beberapa hari mendatang. Faisal juga mengingatkan agar masyarakat hanya merujuk pada informasi resmi.
    “Kami mengingatkan masyarakat agar tidak mudah mempercayai informasi cuaca dari sumber yang tidak resmi,” kata Faisal.
    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, aktivitas atmosfer berskala global, regional, dan lokal tengah meningkat. Fenomena seperti Gelombang Rossby Ekuator, Gelombang Kelvin, dan Madden–Julian Oscillation (MJO) turut memicu pembentukan awan hujan.
    “Aktivitas gelombang atmosfer tersebut terutama memperkuat pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” kata Guswanto.
    Selain itu, Bibit Siklon Tropis 93W yang terpantau di timur Filipina juga memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan hujan di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara.
    Dok. Freepik/Freepik Ilustrasi cuaca ekstrem.
    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (
    Menko PMK
    )
    Pratikno
    mengatakan, pemerintah bersiaga mengantisipasi
    potensi hujan lebat
    yang diprediksi terjadi di sejumlah wilayah.
    Hal tersebut disampaikan Pratikno dalam konferensi pers penanggulangan bencana Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/12/2025).
    “BMKG sudah menyampaikan ada potensi hujan lebat, bahkan sangat lebat sampai akhir tahun ini, termasuk di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua,” jelas Pratikno dalam konferensi pers.
    “Dan ini, kami telah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin,” sambungnya.
    Salah satu upaya pemerintah untuk menekan intensitas hujan lebat itu adalah dengan melakukan modifikasi cuaca.
    Harapannya, antisipasi yang dilakukan pemerintah dapat menurunkan risiko bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah yang berpotensi terjadinya
    cuaca ekstrem
    .
    “Dan ini, kami telah mewaspadai dan mempersiapkan sedini mungkin untuk mengurangi risiko semaksimal mungkin,” ujar Pratikno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.