Tag: Gus Miftah

  • Ustaz Adi Hidayat Bantah Gantikan Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo

    Ustaz Adi Hidayat Bantah Gantikan Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo

    Jakarta, Beritasatu.com – Pendakwah ustaz Adi Hidayat (UAH) membantah isu dirinya akan menggantikan Gus Miftah Maulana Habiburrahman sebagai utusan khusus presiden bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan.

    Hal itu disampaikan Adi Hidayat terkait viralnya isu bahkan UAH gantikan Gus Miftah sebagai utusan Presiden Prabowo Subianto bidang keagamaan. 

    Dalam video klarifikasi yang diunggah di kanal YouTube Adi Hidayat Official, UAH mengaku sampai mendapatkan ucapan selamat dari orang-orang karena dikira dirinya benar-benar dilantik sebagai utusan presiden menggantikan Gus Miftah.

    “Melalui video ini saya ingin menyampaikan bahwa isu dimaksud tidak benar adanya,” kata Adi Hidayat, Rabu (11/12/2024).

    Menurut Adi Hidayat, banyak orang yang lebih pantas untuk menjadi utusan presiden ketimbang dirinya. Presiden Prabowo Subianto, kata dia, punya hak menentukan siapa yang terbaik menjadi utusannya.

    “Bapak Presiden dengan kepemilikan hak prerogatif penuh akan lebih dapat menentukan,” ujar Adi Hidayat terkait isu dirinya menggantikan Gus Miftah.

    Adi Hidayat mengatakan dirinya tetap bersemangat mendoakan terbaik bagi negara dan bangsa, serta mendukung program-program pemerintahan Prabowo.

    Adi Hidayat juga mengklarifikasi soal viralnya penggalangan dana mengatasnamakan dirinya setelah heboh kasus Gus Miftah dengan penjual es teh Sunhaji.

    “Saya tidak pernah melakukan penggalangan dana dimaksud. Itu bukan akun kami. Kami hanya punya satu akun di media sosial Adi Hidayat Official,” katanya.

    Adi Hidayat meminta aparat penegak hukum bisa bertindak jika kegiatan penggalangan dana itu dirasa melanggar hukum. 

    Diketahui, Gus Miftah Maulana mengundurkan diri dari jabatan utusan khusus presiden bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan, setelah viral diduga menghina penjual es teh Sunhaji.

    Presiden Prabowo kini sedang mencari sosok yang akan mengisi kekosongan jabatan yang ditinggalkan Miftah Maulana. Kemudian viral Adi Hidayat akan menggantikan Gus Miftah sebagai utusan presiden.

  • Heboh Gus Miftah, Waketum MUI Nilai Perlu Ada Kode Etik Pendakwah

    Heboh Gus Miftah, Waketum MUI Nilai Perlu Ada Kode Etik Pendakwah

    GELORA.CO  – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas merespons adanya usulan sertifikasi pendakwah. Menurutnya yang diperlukan bukanlah sertifikasi, melainkan kode etik pendakwah.

    Kode etik bisa diterbitkan agar pendakwah tidak mudah mencaci, mengejek hingga menghina jemaah maupun orang lain seperti yang dilakukan Miftah Maulana alias Gus Miftah kepada pedagang es teh.

    “Menurut saya yang penting kita bicarakan bukan sertifikasi dai, bukan standarisasi dai, bukan dai bersertifikat. Kesimpulan saya ya, adalah kode etik dai,” kata Anwar dalam acara Rakyat Bersuara bertajuk ‘Miftah Terselip Lidah, Butuh Sertifikat Pendakwah?’ di iNews, Selasa (10/12/2024) malam.

    “Jangan sampai para dai ini, dengan mudah mencaci, memaki, mengejek, menghina. Karena yang membuat ribut itu saya rasa pelanggaran terhadap etik, bukan pelanggaran kompetensi dan keahliannya,” sambungnya.

    Menurutnya, olok-olok yang dilakukan Miftah kepada pedagang es juga tidak ada hubungannya dengan substansi ceramah yang diberikan pada saat itu. Miftah hanya melanggar akhlak atau etika.

    Sementara mengenai sertifikasi, menurutnya akan sangat sulit dilakukan. Pasalnya, setiap pendakwah memiliki mazhab yang berbeda-beda.

    “Standarnya mana? Mazhabnya mana? Kan ada orang ikut Mazhab Maliki, Hanafi, Syafi’i, ada juga yang tidak bermazhab, kan gitu yah. Kalau seandainya ormas ini yang melakukan sertifikasi, ormas lain tidak setuju,” katanya.

    Sebelumnya, anggota Komisi VIII DPR Maman Imanul Haq menilai perlu adanya sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi pendakwah. Menurut Maman, adanya sertifikasi ini untuk meminimalkan kejadian Gus Miftah tersebut.

    “Saya sebagai anggota DPR Komisi VIII, bilang Kementerian Agama harus segera bermusyawarah dengan ormas-ormas itu untuk melakukan standarisasi, lalu keluar sertifikat,” kata Maman dalam acara yang sama.

    Dengan adanya sertifikasi ini, kata Maman, para pendakwah akan melalui proses yang panjang. Kemudian akan tersaring orang-orang yang paham dan tidak keluar dari koridor keagamaan saat berdakwah

  • Sunhaji dan Keluarga Sudah di Tanah Suci untuk Umrah, Netizen Ikut Bahagia

    Sunhaji dan Keluarga Sudah di Tanah Suci untuk Umrah, Netizen Ikut Bahagia

    GELORA.CO – Penjual es teh yan diolok-olok Gus Miftah telah berada di Tanah Suci. Dia menunaikan ibadah Umrah bersama keluarganya. 

    Foto Sunhaji telah berada di Tanah Suci dibagikan akun X @zoelfick. Foto tersebut memperlihatkan Sunhaji dan keluarga berada di Masjid Nabawi, Madinah. 

    “Ikut senang melihat Pak Sunhaji sekeluarga sudah berada di Tanah Suci. Semoga ini jadi titik balik kehidupannya menjadi lebih baik,” kata akun X itu, dikutip Rabu (11/12/2024). 

    Dia melanjutkan, “Menguatkan rekan-rekan senasib dengannya bahwa Tuhan bisa mengangkat hidup orang kapan saja.” 

    Unggahan itu pun auto viral. Banyak netizen memberikan tanggapan terhadap foto Sunhaji sudah berada di Tanah Suci. 

    “Berkah es teh,” ungkap @pel***. 

    “Alhamdulillah,” ujar @uber***. 

    “Semoga juga bisa menyusul ke Tanah Suci. Aamiin,” kata @Oxi***. 

    Dari unggahan yang dibagikan, tidak diberitahu secara pasti oleh usaha siapa akhirnya Sunhaji berangkat Umrah. Namun yang jelas, penjual es teh itu kini menginjakkan kaki di Tanah Suci. 

    Sebelumnya, Sunhaji ditawari beberapa orang untuk berangkat Umrah, mulai dari Ustaz Fakhrurrazi Anshar hingga Gus Miftah. Di video yang beredar di media sosial, Sunhaji lebih memilih Umrah yang diberikan oleh Gus Miftah.

  • Kembali Viral Video Gus Miftah dan Habib Zaidan Diduga Lakukan Pelecehan Verbal di Acara Selawatan

    Kembali Viral Video Gus Miftah dan Habib Zaidan Diduga Lakukan Pelecehan Verbal di Acara Selawatan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Nama Gus Miftah, atau Miftah Maulana Habiburrahman, tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Setelah baru-baru ini ramai diberitakan karena mengolok-olok penjual es teh keliling, kini video lama Gus Miftah kembali mencuat dan menjadi sorotan publik.

    Dalam video tersebut, ia diduga melontarkan pernyataan yang mengarah pada pelecehan seksual secara verbal kepada seorang peserta wanita di acara selawatan.

    Video yang viral di Instagram melalui akun @gueinisiapa.mkmk menunjukkan momen ketika seorang wanita, yang bercita-cita menjadi penyiar, diberikan kesempatan untuk berbicara di acara tersebut. Dengan gaya bak seorang penyiar, wanita itu memperkenalkan dirinya, “Baik pemirsa, masih bersama saya Nisrina Nifah. Cocok jadi penyiar, Bib?” tanyanya dengan nada ramah.

    Namun, candaan Gus Miftah yang merespons ucapan tersebut menuai kritik keras. “Entar dulu aku kasih tahu, suaranya aja enak kayak gitu, apalagi desahannya,” ujar Gus Miftah sambil tertawa, yang diikuti tawa dari Habib Zaidan Yahya yang berada di sebelahnya.

    Tidak berhenti di situ, wanita tersebut mencoba merespons dengan mengatakan, “Saya polos loh, Gus.” Gus Miftah pun membalasnya dengan pernyataan yang dinilai melecehkan. “Dia memang polos, cowok itu memang suka dengan cewek yang polos. Baik polos pikirannya maupun polos busananya. Salahmu ngomong polos,” katanya sambil tertawa.

    Rekaman ini menuai hujatan dari banyak netizen yang merasa candaan tersebut tidak pantas, terutama karena disampaikan dalam konteks acara keagamaan. Komentar pedas membanjiri unggahan video itu.

  • UAH Bantah Isu Gantikan Gus Miftah di Istana: Banyak Orang yang Lebih Pantas

    UAH Bantah Isu Gantikan Gus Miftah di Istana: Banyak Orang yang Lebih Pantas

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ustaz Adi Hidayat (UAH) menegaskan bahwa kabar dirinya ditunjuk sebagai Staf Khusus (Stafsus) Presiden menggantikan Gus Miftah adalah tidak benar.

    Pernyataan ini ia sampaikan menyusul beredarnya isu tersebut di media sosial dan grup WhatsApp yang sempat menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat.

    “Beberapa mengucapkan selamat dan doa terkait dengan isu ditetapkannya, diresmikannya, diangkatnya sebagai stafsus Presiden,” ujar UAH dikutip pada Rabu (11/12/2024).

    UAH menegaskan bahwa kabar tersebut hanyalah isu belaka dan tidak memiliki dasar kebenaran.

    “Saya ingin menyampaikan bahwa isu yang dimaksud tidak benar adanya,” ucapnya.

    Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada Presiden yang memiliki hak prerogatif penuh dalam menentukan staf khusus.

    “Saya berkeyakinan bahwa banyak orang-orang yang lebih baik, pantas, berwawasan, dengan posisi dimaksud dan tentu bapak Presiden dengan kepemilikan hak prerogatif penuh akan lebih dapat menentukan,” UAH menuturkan.

    Kata tokoh Muhammadiyah ini, dengan adanya klarifikasi terkait, maka narasi atau informasi yang beredar bisa diluruskan.

    “Kita tetap bersemangat mendoakan persatuan dan kebaikan-kebaikan yang mungkin kita bisa kerjakan secara kolektif,” imbuhnya.

    Ia kemudian menegaskan bahwa fokusnya saat ini adalah mendampingi masyarakat dan umat, sembari mendukung setiap program pemerintah yang membawa kesejahteraan dan keadilan sosial.

    “Siapapun yang memerintah akan terasa lebih nyaman, baik, untuk mendukung setiap program-program positif yang mensejahterakan, berkeadilan sosial, dan bermanfaat untuk kita,” tandasnya.

  • Kemenag libatkan Ormas Islam bahas usulan sertifikasi juru dakwah

    Kemenag libatkan Ormas Islam bahas usulan sertifikasi juru dakwah

    Sumber Foto: Antara

    Kemenag libatkan Ormas Islam bahas usulan sertifikasi juru dakwah
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 10 Desember 2024 – 21:23 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Agama akan melibatkan organisasi masyarakat keagamaan Islam soal pembahasan usulan sertifikasi juru dakwah yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan masyarakat.

    “Kita akan libatkan semua,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar di Jakarta, Selasa (10/12).

    Usulan mengenai sertifikasi para juru dakwah di Indonesia awalnya datang dari anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq guna memastikan para pendakwah memiliki kapasitas yang memadai untuk menyampaikan nilai-nilai keagamaan.

    Usulan itu disampaikan Maman menanggapi video viral yang memuat ucapan dai kondang Miftah Maulana. Dalam video itu, terdapat ucapan Miftah yang dinilai sebagian besar masyarakat telah melecehkan seorang warga penjual es teh.

    Tak lama setelah itu, video Miftah yang bernada melecehkan kepada seniman senior Yati Pesek kembali viral dan membuat suasana semakin keruh.

    Di media sosial X dan Instagram, masyarakat mengecam ucapan Miftah karena dinilai tidak mencerminkan seorang penceramah/dai yang semestinya memberikan kesejukan.

    Menanggapi usulan sertifikasi tersebut, Menag menyebut tengah menyiapkan proses untuk melakukan kajian tersebut dalam waktu dekat agar bisa didapatkan keputusan yang tepat mengenai usulan tersebut.

    “Sementara kita godok,” kata dia.

    Sementara itu, Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto untuk bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan atas kekisruhan yang terjadi.

    “Hari ini, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, dan dengan penuh kesadaran, saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam. Setelah berdoa, bermuhasabah, dan istighfar, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” ujar Miftah.

    Miftah menuturkan bahwa keputusan itu bukan karena tekanan maupun permintaan siapa pun, akan tetapi didasari rasa cinta, hormat, dan tanggung jawab mendalam kepada Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat.

    Sumber : Antara

  • MUI Minta Masyarakat Hentikan Polemik Gus Miftah

    MUI Minta Masyarakat Hentikan Polemik Gus Miftah

    ERA.id – Wakil Ketua Wantim MUI, Zainut Tauhid Sa’adi mengimbau kepada masyarakat agar dapat menhentikan polemik terkait pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah. Sebab, yang bersangkutan sudah meminta maaf. 

    “Sebaiknya masyarakat menyudahi polemik yang terkait dengan peristiwa Gus Miftah. Selain tidak produktif, yang bersangkutan juga sudah meminta maaf dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” kata Zainut di Jakarta, Senin (9/12/2024).

    Menurut mantan wakil Menteri agama bahwa peristiwa tersebut hendaknya dijadikan sebagai ibrah atau pelajaran yang berharga bagi setiap pelaku dakwah, ustadz, dan tokoh agama agar dalam mengemban tugas dakwah atau penyiaran agama agar berhati-hati dalam memilih diksi maupun redaksi kalimat. Sehingga tidak menimbulkan kegaduhan dan melukai perasaan orang lain.

    “Hendaknya setiap pelaku dakwah menjadikan ruang publik sebagai media edukasi masyarakat dengan menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang mencerahkan, mendidik dan menyejukkan. Ruang publik harus bebas dari ujaran kebencian, fitnah, hoax dan ungkapan yang bernada merendahkan orang lain,” katanya. 

    Tentunya, ia menghargai sikap yang beliau ambil yaitu dengan penuh kesadaran menyampaikan permohonan maaf dan disertai dengan pengunduran diri dari jabatan yang diembannya. 

    “Saya kira hal tersebut merupakan sikap yang terpuji dan bertanggung jawab,” katanya. 

  • Penceramah Bermulut ‘Kotor’ Meresahkan, Menag Kaji Usulan Sertifikasi Pendakwah

    Penceramah Bermulut ‘Kotor’ Meresahkan, Menag Kaji Usulan Sertifikasi Pendakwah

    ERA.id – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, akan menindaklanjuti usulan agar pendakwah disertifikasi. Hal itu sementara dikaji.

    “Sedang kita kaji nanti dalam waktu dekat ini,” kata Nasaruddin di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin kemarin.

    Usulan mengenai pengkajian para juru dakwah di Indonesia awalnya datang dari anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq guna memastikan para pendakwah memiliki kapasitas yang memadai untuk menyampaikan nilai-nilai keagamaan.

    “Kementerian Agama perlu melakukan sertifikasi juru dakwah,” kata Maman dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/12).

    Usulan itu disampaikannya guna menanggapi video viral yang memuat ucapan dai kondang Miftah Maulana yang kerap dipanggil Gus Miftah.

    Dalam video itu, terdapat ucapan Gus Miftah yang dinilai sebagian besar masyarakat telah melecehkan seorang warga penjual es teh.

    Bahkan, di media sosial X dan Instagram, masyarakat mengecam ucapan Miftah karena dinilai tidak mencerminkan seorang penceramah/dai yang semestinya memberikan kesejukan.

    Menurut Maman, kasus tersebut menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak untuk menjaga perkataan di hadapan publik.

    Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa pendakwah seharusnya merupakan orang yang paling tidak menguasai sumber-sumber nilai keagamaan, baik itu dari Al Quran, hadis, maupun sumber-sumber klasik.

    Maman menambahkan ulama juga dianjurkan untuk memiliki tema-tema pokok keagamaan dalam setiap sumber ceramah. Ia menekankan tidak boleh ada bahasa kotor maupun candaan yang mengolok-olok pihak lain saat berdakwah.

    “Tema yang dibawakan juga harus merujuk sumber agama. Misalnya, soal kesederhanaan atau lainnya. Itu semua harus bersumber atas referensi keagamaan seperti di poin pertama,” ujarnya.

  • Jangan Undang Dai Tanpa Kapasitas Agama

    Jangan Undang Dai Tanpa Kapasitas Agama

    loading…

    Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq menjadi narasumber pada program Rakyat Bersuara di iNews TV, Selasa (10/12/2024) malam. Foto: iNews

    JAKARTA – Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq meminta kepada semua pihak agar tidak sembarangan mengundang dai atau pendakwah tanpa pengetahuan agama yang cukup. Ini mengaca dari hinaan Gus Miftah terhadap penjual es teh Sunhaji.

    “Jangan mengundang ustaz atau mengundang dai tanpa kapasitas nilai-nilai agama,” kata Maman dalam acara Rakyat Bersuara di iNews, Selasa (10/12/2024) malam.

    Menurut dia, masyarakat dapat mengetahui mana pendakwah yang paham agama dan tidak jika usulan sertifikasi pendakwah sudah terealisasikan.

    Politikus PKB itu menilai akan menjadi sangat berbahaya jika ada pendakwah yang muncul ke publik, namun tidak paham tujuan beragama dan memiliki pengikut dalam jumlah besar.

    “Sangat berbahaya (pendakwah tidak mengerti agama tapi punya pengikut), kalau kita mengacu pada hadits Rasul, suatu waktu ada masanya di mana sebuah masyarakat akan hancur bila sangat sedikit keilmuannya, sangat sedikit ulamanya, sedikit yang paham agama,” katanya.

    “Yang muncul adalah penceramah yang tidak argumentatif, tidak menonjolkan agama yang substansional, tapi hanya simbolik, hanya ngakak-ngakak hanya tertawa, hanya membiarkan kemiskinan di mana-mana, pembodohan di mana-mana, dan sebagainya,” sambungnya.

    Bahkan, tujuan Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai jika pemerintah masih membiarkan banyaknya pendakwah tanpa sertifikat tersebar luas di masyarkat.

    “Jadi jangan berharap Indonesia emas 2045 terjadi bila kita tidak memulai peningkatan kualitas para dai,” ucap Maman.

    (jon)

  • Ramai Isu Ustaz Adi Hidayat Gantikan Gus Miftah setelah Komentari Nasib Sunhaji

    Ramai Isu Ustaz Adi Hidayat Gantikan Gus Miftah setelah Komentari Nasib Sunhaji

    GELORA.CO  – Ramai di media sosial nama Ustaz Adi Hidayat disebut-sebut bakal menggantikan posisi Miftah Maulana atau Gus Miftah yang mundur dari posisi Utusan Khusus Presiden.

    Miftah baru saja mundur dari Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan setelah tersandung kasus penghinaan terhadap penjual es.

    Mundurnya Miftah membuat publik bertanya-tanya tentang sosok pengganti pendakwah itu.

    Kemudian, muncullah nama Ustaz Adi Hidayat di media sosial yang disebut bakal menggantikan Miftah Maulana.

    Kendati demikian, sampai saat ini belum diketahui secara pasti kebenaran soal isu ini.

    Isu ini kian berkembang terlebih setelah Ustaz Adi Hidayat ikut mengomentari kasus yang sedang dialami Miftah Maulana.

    Melansir TribunJabar.id, dalam sebuah acara Kajian di Masjid An-Nur Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (10/12/2024), Ustaz Adi Hidayat membahas soal keajaiban Allah SWT kepada hambanya.

    Dalam kasus Miftah Maulana dan penjual es bernama Sunhaji, Ustaz Adi Hidayat menyebut Allah memberikan kemuliaan bagi hambanya..

    Bagi Sunhaji, Allah angkat nasib dan ekonominya.

    Sementara bagi Miftah Maulana, Allah mengangkat hidupnya melalui pendidikan untuk introspeksi diri.

    Dari kasus tersebut, Ustaz Adi Hidayat mengaku menjadi lebih banyak memuji Allah SWT.

    “Saya malah jadi banyak memuji Allah tuh, yang kemarin rame-rame itu. Saya memuji Allah, luar biasa masya Allah ya. Subhanallah, takdir Allah begitu luar biasa,” kata Ustaz Adi Hidayat.

    “Di satu sisi Allah memuliakan yang satu, diangkat jadi baik, merubah nasibnya dan cara itu pun mengangkat lagi derajat hamba yang lainnya untuk mengoreksi keadaan dirinya menjadi lebih baik.”

    Menurut Ustaz Adi Hidayat, hikmah dari kasus tersebut bahwa Allah juga memuliakan Miftah Maulana dengan cara mengoreksi diri untuk menjadi lebih baik.

    “Kemudian diangkat lagi dengan cara apa, diberikan pendidikan dengan cara yang lain, supaya bisa mengatur diri lagi, berubah menjadi lebih baik lagi, itu kan mahal, yang belum tentu didapatkan tidak dengan keadaan yang dialaminya.”

    “Jadi dua-duanya diberikan kebaikan dengan jalan yang berbeda,” katanya.

    Jawaban Gerindra

    Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, membahas posisi Utusan Khusus Presiden yang kosong setelah ditinggal Miftah Maulana.

    Menurut Dasco, posisi tersebut bisa saja diisi oleh orang baru ataupun tidak.

    “Posisi itu boleh diisi dan boleh tidak diisi,” kata Dasco di kediaman pribadi Presiden Prabowo di Jalan Kertanegara Jakarta pada Jumat (6/12/2024) dilansir Kompas.com.

    Alasannya, kata Dasco, posisi Utusan Khusus Presiden berbeda dengan nomenklatur di Kabinet Merah Putih.

    “Sebenarnya kan kalau utusan khusus presiden itukan tidak seperti nomenklatur di kabinet yang kalau dia berhenti posisinya kemudian masuk di nomenklatur itu,” ujar Dasco.

    Posisi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu sejatinya dibuat karena Miftah Maulana dinilai memiliki perhatian terhadap toleransi umat beragama.

    “Nomenklatur itu kan dibuat karena memang Gus Miftah itu dia mempunyai perhatian yang besar terhadap toleransi umat beragama dan juga banyak keliling daerah dalam rangka kemudian dia juga banyak melapor soal sarana prasarana keagamaan yang kurang memadai banyak di daerah-daerah.”

    “Sehingga, kemudian dibuatlah utusan khusus presiden bidang toleransi kerukunan umat beragama dan prasarana keagamaan kan gitu. Sehingga posisi itu boleh diisi dan boleh tidak diisi, demikian,” kata Dasco