Tag: Gus Miftah

  • Gus Miftah Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

    Gus Miftah Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden

    loading…

    Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah memutuskan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. FOTO/DOK.SINDOnews

    JAKARTA – Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah memutuskan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Gus Miftah sebelumnya viral akibat menghina penjual es teh saat mengisi pengajian di Magelang.

    Keputusan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden disampaikan Gus Miftah dalam konferensi pers di Pondok Pesantren Ora Aji di Dusun Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (6/12/2024).

    “Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran, saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” kata Gus Miftah.

    Untuk diketahui, Gus Miftah viral di media sosial lantaran menghina penjual es teh Sunhaji. Peristiwa Gus Miftah mengolok-olok pedagang es tersebut dalam acara Magelang Bersholawat Bersama Gus Miftah Habiburrohman, Gus Yusuf Chudlori, Habib Zaidan Bin Yahya. Seorang pedagang es teh dan air mineral kemasan hadir di acara tersebut dan berdiri di antara para jemaah.

    Dagangannya dibawanya di atas kepalanya. Sebagian yang hadir di acara itu berteriak meminta Gus Miftah memborong dagangan pria yang menyaksikan dakwah sambil berdiri itu. Namun, Gus Miftah nyeletuk mengolok-olok pedagang minuman itu.

    “Es tehmu masih banyak tidak? Masih? Ya sana jual go***!” celetuk Gus Miftah pakai bahasa Jawa yang disambut tawa mereka yang sepanggung dengan dirinya, dikutip dari YouTube PCNU Kabupaten Magelang, Selasa (3/12/2024).

    Penjual es itu hanya bisa terdiam diolok-olok Gus Miftah. Tangan kanannya yang tadinya memegang tatakan es teh dan air mineral kemasan dagangannya diturunkannya. Bapak penjual es teh itu pun menghela napas. Adapun petisi desakan pencopotan Gus Miftah ini dibuat pada Rabu (4/12/2024).

    “3 Desember 2024, hari dimana netizen tanah air merasakan perih, sakit hati yang mendalam atas apa yang terjadi pada bapak penjual es teh, bapak yang berjuang untuk keluarganya diperlakukan secara tidak hormat dan manusiawi oleh seorang pemuka agama, Gus Miftah,” bunyi petisi tersebut.

    “Malu pak…selain niradab sdh FYP di asia dan turki..bikin malu Indonesia,” kata salah satu warga yang meneken petisi tersebut Eva Agustina.

    (abd)

  • Abaikan Aspek Empati, Gus Miftah dan Adita Irawati Pantas Ditendang dari Istana

    Abaikan Aspek Empati, Gus Miftah dan Adita Irawati Pantas Ditendang dari Istana

    GELORA.CO – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai juru bicara (jubir) dan utusan khusus kepresidenan yang tak menjalankan tugas dengan baik harus dievaluasi.

    Hal itu merepons Jubir Presiden, Adita Irawati dan Utusan Khusus Presiden Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah yang melakukan blunder baru-baru ini. Dua sosok orang istana itu blunder karena tak bijak memilih diksi saat berbicara di hadapan masyarakat.

    Jamiluddin menyebut, pilihan diksi itu mengindikasikan minimnya wawasan Adita dan Miftah mengenai psikologis, sosiologis, budaya, dan etika masyarakat Indonesia.

    “Dua sosok itu juga alpa memperhatikan human relation dalam berkomunikasi. Akibatnya, komunikasi yang dilakukan Adita dan Miftah mengabaikan aspek empati,” kata Jamiluddin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (6/12/2024).

    Menurutnya, komunikasi yang dilakukan juga mengesankan ketidaksetaraan. Adita dan Miftah justru berkomunikasi seolah memposisikan derajat lebih tinggi dari masyarakat.

    “Hal itu mengesankan dua sosok itu berkomunikasi tanpa mengenal audiennya. Akibatnya mereka berkomunikasi kepada audien, bukan dengan audien,” ujar Jamiluddin.

    “Komunikasi seperti itu seharusnya tak boleh terjadi, karena posisi Adita dan Miftah sebagai orang dekat presiden. Dua sosok ini seharusnya dalam setiap berkomunikasi mewakili karakter dan kepentingan presiden,” sambungnya.

    Karena itu, kata Jamiluddin, gaya berkomunikasi orang dekat Presiden Prabowo Subianto seharusnya tak jauh dengan karakter yang ditampilkan Prabowo.

    “Hal itu tampaknya yang tak dimiliki Adita dan Miftah. Dua sosok ini mengunakan langgam berkomunikasi sendiri yang jauh dari langgam komunikasi presiden,” kata Jamiluddin.

    Maka dari itu, Jamiluddin berharap agar jubir maupun utusan presiden yang tak memenuhi kriteria untuk segera diganti. Hal itu perlu dilakukan agar utusan khusus dan jubir kepresidenan tidak menjadi beban presiden.

    “Sungguh ironi bila staf khusus dan jubir kepresiden justru merusak reputasi dan citra presiden. Padahal salah satu tugas mereka justru membentuk dan menjaga reputasi dan citra presiden,” ujarnya.

  • Saya Ini Gus Asli, Bukan Naturalisasi

    Saya Ini Gus Asli, Bukan Naturalisasi

    GELORA.CO – PENDAKWAH KH Ahmad Bahauddin atau Gus Baha tidak memberi tanggapan secara rinci terkait viralnya lontaran bernada menghina yang dilakukan Gus Miftah di sebuah pengajian di Magelang, Jawa Tengah.

    Ditemui di pengajian di Auditorium Kahar Muzakkir Universitas Islam Indonesia dengan tema Meneladani Khazanah Tafsir Al-Quran di Indonesia, Kamis (5/12), Gus Baha menyebut tidak memiliki media sosial sehingga tidak mengetahui kejadiannya secara detail.

    Gus Baha juga menyebutkan, jenis pertanyaan yang diajukan itu sebagai ‘kriminal’ sehingga menghadapi pertanyaan semacam itu ulama tidak akan menjawab dengan tegas.

    Hanya saja, Gus Baha berkelakar bahwa dirinya adalah gus asli, artinya lahir dari orangtua yang mengasuh pondok pesantren, demikian pula kakek-kakeknya. “Saya ini gus asli, bukan naturalisasi,” katanya sambil tertawa.

    Selain itu, Gus Baha pada kesempatan itu menceritakan dalam satu masa, pernah ada khalifah di Turki yang didatangi ulama muda. Kepada khalifah, ulama tersebut menegaskan akan memberi wejangan yang keras.

    Namun, ujarnya, khalifah menjawab dengan memberikan contoh tentang masa Nabi Musa. Meski menghadapi orang yang jauh lebih buruk dari dirinya sebagai khalifah, yakni Fir’aun, Nabi Musa diutus Allah untuk menyampaikan pesan kepada Fir’aun untuk berkata lemah lembut dan sopan.

    Sebelumnya, viral beredar video di media sosial yang merekam Gus Miftah tengah mengisi acara tabligh akbar. Di atas panggung, pria yang populer dengan rambut panjangnya itu didampingi belasan orang yang duduk di belakangnya.

    Saat melihat adanya seorang pria paruh baya pedagang kaki lima penjual es teh sedang menjajakkan dagangannya di atas nampan yang dibawa di atas kepalanya, Miftah pun mengajak berdialog si pedagang.

    Saat mengetahui bahwa dagangan pedagang tersebut belum laku, sontak Miftah pun melontarkan kata ‘goblok’ kepada pedagang itu.

    “Goblok. Kalau belum laku, ya jualan sana,” tututrnya. 

    Lontaran itu diiringi gelak tawa para orang di sekitar Miftah Maulana. Pria pedagang tersebut hanya terdiam. Kini ramai-ramai warganet mengkritik Miftah atas perbuatannya tersebut. Warganet menyayangkan ujaran kasar tersebut hanya dianggap candaan oleh Miftah. Hal itu tidak mencerminkan sosok Miftah yang dikenal sebagai tokoh agama dan saat ini telah menjadi Utusan Presiden.

    Sementara itu, Gus Miftah telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf secara langsung kepada pedagang tersebut dengan mendatangi kediamannya. 

  • Sosok Yati Pesek Seniman Senior yang Dilecehkan Si Miftah, Disebut Lonte dan Expired

    Sosok Yati Pesek Seniman Senior yang Dilecehkan Si Miftah, Disebut Lonte dan Expired

    GELORA.CO – Sosok Yati Pesek, pelawak dan seniman legendaris yang dilecehkan dan dihina Gus Miftah.

    Adapun Yati Pesek, pelawak yang juga seniman legendaris kini tengah disorot setelah videonya dilecehkan dan dihina Gus Miftah viral kembali.

    Yati Pesek disebut ikut diolok-olok Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah.

    Dimana Yati Pesek mendapat ucapan kasar dari Utusan Khusus Presiden dengan melontarkan kata-kata seperti bajingan, jelek, pelacur, hingga kadaluarsa.

    Video tersebutpun menjadi perhatian kembali, terlebih usai Gus Miftah mengolok-olok penjual es teh, Sunhaji.

    Dalam video yang beredar kejadian Gus Miftah diduga menghina Yati Pesek terjadi saat acara pementasan seni wayang kulit.

    Sebelumnya video tersebut awalnya diunggah oleh kanal YouTube milik Miftah Maulana pada 5 Maret 2022.

    Video tersebut kembali viral setelah dibagikan oleh akun X @addtaufiq, Kamis (5/12/2024).

    Akun tersebut mempertanyakan kredibilitas Miftah Maulana sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

    Pasalnya, pria yang sebelumnya dikenal dengan Gus Miftah itu kerap melontarkan kata-kata yang dinilai tidak pantas dari mulutnya.

    Salah satunya ketika melecehkan Yati Pesek, seorang artis perempuan senior tanah air.

    Dalam satu video tersebut, Miftah Maulana mengeluarkan kata-kata yang merendahkan Yati Pesek sebagai seorang perempuan, seperti bajingan, lonte, hingga kadaluarsa.

    “Niki wau lagune Bajing Loncat. Bajingane kulo ajak munggah (Tadi lagunya Bajing Loncat. Bedebahnya saya ajak naik),” kata Miftah Maulana dilansir Tribun-medan.com dari Tribun Jabar, Jumat (6/12/2024).

    Yati Pesek yang mendapatkan kalimat itu dari mulut Miftah Maulana terlihat tidak nyaman.

    “Saiki sampeyan arepa enom dadi guruku lho (sekarang kamu meskipun muda jadi guruku lho),” kata Yati.

    Tanggapan tersebut bukannya membuat Miftah Maulana menghentikan aksinya, justru malah melontarkan kata-kata bernada seksis dan misoginis.

    “Kulo niki bersyukur Bude Yati elek. Nek ayu dadi lonte, to? (Saya bersyukur Bude Yati jelek. Kalau ayu jadi pelacur kan?)” ucap Miftah Maulana.

    Yati Pesek pun terheran-heran dengan tingkah Miftah Maulana yang bisa mengeluarkan kata-kata tidak pantas itu dengan mudah dari mulutnya.

    “Saiki kok dadi suarane koyo ngono. Oh untung Gus, saiki sampeyan ora dadi ustad, ora kiai. (Sekarang kok ngomongnya kayak gitu. Oh untung Gus, sekarang di sini kamu bukan ustad, bukan kiai),” kata Yati.

    Wajah Yati Pesek terlihat begitu kesal dan menahan amarah, ia pun berbicara kepada dalang di panggung itu yang bernama Ki Warseno.

    “Dek Warseno, niki arepo cah enom, niki waune gandrung kalih kulo. Mulane dadi…ning kan gol, suarane dadi koyo ngono kuwi (Dek Warseno, dia meskipun masih muda, dulu cinta sama saya, makanya jadi…ngomongnya seperti itu),” kata Yati dengan kesal. 

    Lagi-lagi Miftah Maualana bukannya menghentikan candaan seksisnya itu, malah melanjutkan dengan kata-kata yang kembali merendahkan Yati Pesek.

    “Saiki ajeng kulo tenani modar diset kulo, iso keracunan wis expired su**ne (Mau saya betukan, tapi takut mati duluan. Saya bisa keracunan soalnya udah kadaluwarsa),” balas Miftah lagi.  

    Sosok Yati Pesek

    Perempuan kelahiran Yogyakarta, 8 September 1952 ini dikenal sebagai seorang pelawak, sinden, aktris juga seniman senior.

    Awal karirnya sebagai seniman dimulai dari pentas teater tradisional dari panggung ke panggung, mengutip indonesianfilmcenter.com.

    Sebagai pelawak Yati Pesek memiliki guyonan khas sehingga dirinya semakin dikenal.

    Terlebih membawa nama khasnya ‘Yati Pesek’, lantaran hidungnya tidak mancung.

    Namanya pun semakin menggaung usai bermain di Ketoprak Humor pada salah satu televisi swasta.

    Yati Pesek mendirikan Pedepokan Yati Pesek di Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah sejak tahun 2005.

    Padepokan yang didirikan di atas lahan 5.000 meter persegi itu menjadi pusat kegiatan bagi dalang di Solo dan Yogyakarta. 

    Selain menjadi pelawak ia juga pernah membintangi beberapa judul film layar lebar, berikut di antaranya mengutip Wikipedia:

    2007: Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak sebagai Yati     2009: Wakil Rakyat sebagai Sanem     2010: Ngebut Kawin sebagai Sepuh     2012: Penganten Pocong sebagai Surti     2015: Ayat-Ayat Adinda sebagai  Juri final     2019: Kuambil Lagi Hatiku sebagai Nenek     2020: Abracadabra sebagai Sutini     2020: Mekah I’m Coming sebagai Ibu Pietoyo     2021: Yowis Ben 3 sebagai Organisator acara senior     2022: Teluh sebagai Sutinah     2022: Gendut Siapa Takut?! sebagai Mbok Iyem     2024: Mendung Tanpo Udan sebagai Mbah Retno     2024: Seni Memahami Kekasih sebagai Ibu kos 

  • Gus Miftah Bakal Buka Suara Terkait Sunhaji setelah Salat Jumat

    Gus Miftah Bakal Buka Suara Terkait Sunhaji setelah Salat Jumat

    Sleman, Beritasatu.com – Miftah Maulana Habiburrahman atau yang lebih dikenal dengan Gus Miftah akan memberikan keterangan pers setelah video dirinya bersama penjual es teh keliling, Sunhaji, viral. Gus Miftah dijadwalkan bakal memberikan pernyataannya setelah melaksanakan ibadah salat Jumat.

    Setelah ibadah salat Jumat, Gus Miftah dipastikan akan memberikan keterangan pers pada kediamannya yang terletak di Dusun Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    “Setelah salat Jumat, Bapak (Gus Miftah) akan memberikan keterangan,” kata salah satu pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji milik Gus Miftah yang enggan disebutkan namanya kepada awak media, Jumat (6/12/2024).

    Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang akan disampaikan oleh Gus Miftah dalam keterangan pers tersebut.

    Berdasarkan pantauan Beritasatu.com, suasana di kediaman Gus Miftah masih tampak sepi, hanya terlihat beberapa pekerja dan santri yang sedang menjalankan aktivitas mereka.

    Namun, beberapa saat kemudian, penjual es teh viral asal Magelang, Jawa Tengah, Sunhaji, beserta keluarganya terlihat mendatangi kediaman Gus Miftah setelah mengurus paspor di Imigrasi Yogyakarta untuk keperluan ibadah umrah. Menjelang waktu salat Jumat, Gus Miftah juga belum tampak.

    Seperti diketahui, nama Gus Miftah kembali menjadi trending topic di platform X (sebelumnya Twitter) setelah video dirinya dengan penjual es teh manis tersebut menjadi viral di media sosial.

    Gus Miftah sendiri telah meminta maaf secara langsung terkait insiden dengan penjual es dan berjanji akan memberangkatkan Sunhaji untuk ibadah umrah sebagai bentuk permintaan maaf dan dukungan.

  • Viral di Pengajian Gus Miftah, Penjual Es Teh Manis Sunhaji Dapat Berkah dari Rumah hingga Umrah Gratis

    Viral di Pengajian Gus Miftah, Penjual Es Teh Manis Sunhaji Dapat Berkah dari Rumah hingga Umrah Gratis

    Jakarta, Beritasatu.com – Penjual es teh manis, Sunhaji mendadak ketiban rejeki setelah kasusnya dengan Gus Miftah menjadi viral di media sosial belakangan ini. Sunhaji banyak mendapatkan rezeki yang tak terduga.

    Penjual es teh manis langsung mendapatkan perhatian dari banyak pihak. Usahanya laris manis berkat bantuan sejumlah publik figur. Salah satunya adalah konten kreator Willie Salim yang memberikan donasi sebesar Rp 100 juta.

    “Bapak ini bisa menggunakan uang ini untuk biaya sekolah anak-anaknya, membayar tunggakan, dan sisanya bisa dipakai untuk ibadah umrah,” ujar Willie Salim melalui unggahannya di Instagram, Jumat (6/12/2024).

    Selain itu, penjual es teh manis ini juga menerima bantuan dari pendakwah asal Yogyakarta, Arif Nursalim. Arif berjanji akan memberikan beasiswa untuk kedua anak Sunhaji yang masih bersekolah.

    “Insyaallah, kami akan menyiapkan beasiswa untuk anak-anak Bapak Sunhaji. Kami bantu pendidikan mereka,” jelas Arif Nursalim dalam unggahan Instagram miliknya.

    Tak hanya itu, penjual es teh manis ini juga mendapat kesempatan untuk beribadah umrah secara gratis dari ustaz Muhammad Fakhrurrazi Anshar, pengasuh Sekolah Thfidzul Quran Markas Hijrah Indonesia (MHI) di Makassar.

    “Penjual es teh manis ini akan kami beri kesempatan untuk berumrah secara gratis. Bismillah, hadiah ini sebagai bentuk persiapan menyambut Ramadan. Insyaallah saya akan membimbing beliau langsung. Bagi yang mengetahui keberadaannya, silakan hubungi nomor admin @amanahkhidmahtravel +62 817 821111 atau +62 811 172280,” tulis Ustaz Fakhrurrazi di akun Instagram-nya.

    Sebagai bentuk dukungan lebih lanjut, Sunhaji juga akan menerima sebuah rumah dari hasil donasi yang terkumpul dari netizen.

    “Kami akan memberikan rumah untuk Bapak pedagang es teh manis yang viral ini,” ungkap akun @masjidnurulashri dalam postingannya.

  • Banjir Desakan Pecat Gus Miftah, Dasco: Wewenang Presiden Prabowo

    Banjir Desakan Pecat Gus Miftah, Dasco: Wewenang Presiden Prabowo

    Jakarta: Desakan agar Gus Miftah, atau Miftah Maulana, dicopot dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden semakin ramai di media sosial. Hal ini bermula dari pernyataannya yang dianggap merendahkan penjual es teh, yang kemudian memicu gelombang kritik publik. 

    Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, turut angkat bicara terkait tuntutan tersebut. Dasco menegaskan bahwa ia tidak memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti desakan pencopotan tersebut. Menurutnya, keputusan terkait jabatan Gus Miftah sepenuhnya berada di tangan Presiden Prabowo Subianto.

    “Sebagai Utusan Presiden, tentu yang bisa memberikan jawaban itu adalah pemerintah, karena jabatan tersebut setara dengan jabatan menteri,” ujar Dasco di kompleks parlemen, Kamis 5 Desember 2024. 

    “Kalau ditanya apakah ada sanksi, saya tidak bisa jawab, karena itu bukan wewenang saya,” tambahnya.

    Baca juga: Viral Aksi Sopir Truk Copot Stiker Wajah Miftah, Kecewa Usai Hina Penjual Es: Adab Lebih Tinggi daripada Ilmu!

    Namun, Dasco mengaku memahami aspirasi masyarakat yang marah akibat pernyataan Gus Miftah. Ia menilai bahwa desakan ini tidak hanya tertuju pada Gus Miftah, tetapi juga menyerukan evaluasi terhadap seluruh pembantu presiden dan utusan khusus lainnya.

    “Kita di DPR melihat masyarakat meminta pemerintah untuk introspeksi, termasuk mengevaluasi kinerja para pembantu presiden maupun Utusan Khusus Presiden,” ungkapnya.

    Petisi Online Memanas
    Di tengah polemik ini, tujuh petisi daring telah muncul di situs change.org, menyerukan pencopotan Gus Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden. Salah satu petisi, berjudul “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Presiden”, berhasil mengumpulkan lebih dari 3.000 tanda tangan hingga kini.

    Namun, Gus Miftah sendiri enggan memberikan tanggapan terkait desakan pencopotan tersebut. “Nggak usah tanya itu, bukan wewenang saya,” ujarnya singkat di Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Sleman, DIY, Rabu 4 Desember 2024.
    Ujian Prabowo
    Kasus ini turut menjadi ujian bagi Presiden Prabowo Subianto dalam merespons kritik publik. Keputusan apakah Gus Miftah akan tetap menjabat atau dicopot kini menjadi perhatian besar masyarakat. 

    Sementara itu, berbagai pihak terus menunggu langkah yang akan diambil oleh pemerintah terhadap aspirasi yang kian deras disuarakan publik. Sejumlah pihak menilai pernyataan Gus Miftah sangat menyakitkan.

    Jakarta: Desakan agar Gus Miftah, atau Miftah Maulana, dicopot dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden semakin ramai di media sosial. Hal ini bermula dari pernyataannya yang dianggap merendahkan penjual es teh, yang kemudian memicu gelombang kritik publik. 
     
    Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, turut angkat bicara terkait tuntutan tersebut. Dasco menegaskan bahwa ia tidak memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti desakan pencopotan tersebut. Menurutnya, keputusan terkait jabatan Gus Miftah sepenuhnya berada di tangan Presiden Prabowo Subianto.
     
    “Sebagai Utusan Presiden, tentu yang bisa memberikan jawaban itu adalah pemerintah, karena jabatan tersebut setara dengan jabatan menteri,” ujar Dasco di kompleks parlemen, Kamis 5 Desember 2024. 
    “Kalau ditanya apakah ada sanksi, saya tidak bisa jawab, karena itu bukan wewenang saya,” tambahnya.
     
    Baca juga: Viral Aksi Sopir Truk Copot Stiker Wajah Miftah, Kecewa Usai Hina Penjual Es: Adab Lebih Tinggi daripada Ilmu!
     
    Namun, Dasco mengaku memahami aspirasi masyarakat yang marah akibat pernyataan Gus Miftah. Ia menilai bahwa desakan ini tidak hanya tertuju pada Gus Miftah, tetapi juga menyerukan evaluasi terhadap seluruh pembantu presiden dan utusan khusus lainnya.
     
    “Kita di DPR melihat masyarakat meminta pemerintah untuk introspeksi, termasuk mengevaluasi kinerja para pembantu presiden maupun Utusan Khusus Presiden,” ungkapnya.

    Petisi Online Memanas

    Di tengah polemik ini, tujuh petisi daring telah muncul di situs change.org, menyerukan pencopotan Gus Miftah dari jabatan Utusan Khusus Presiden. Salah satu petisi, berjudul “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Presiden”, berhasil mengumpulkan lebih dari 3.000 tanda tangan hingga kini.
     
    Namun, Gus Miftah sendiri enggan memberikan tanggapan terkait desakan pencopotan tersebut. “Nggak usah tanya itu, bukan wewenang saya,” ujarnya singkat di Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Sleman, DIY, Rabu 4 Desember 2024.

    Ujian Prabowo

    Kasus ini turut menjadi ujian bagi Presiden Prabowo Subianto dalam merespons kritik publik. Keputusan apakah Gus Miftah akan tetap menjabat atau dicopot kini menjadi perhatian besar masyarakat. 
     
    Sementara itu, berbagai pihak terus menunggu langkah yang akan diambil oleh pemerintah terhadap aspirasi yang kian deras disuarakan publik. Sejumlah pihak menilai pernyataan Gus Miftah sangat menyakitkan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DHI)

  • Buntut Hinaan Miftah, PKB Minta Kemenag Perketat Langkah Pendakwah untuk Ceramah

    Buntut Hinaan Miftah, PKB Minta Kemenag Perketat Langkah Pendakwah untuk Ceramah

    ERA.id – Politisi PKB sekaligus Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq, meminta Kementerian Agama melakukan sertifikasi pendakwah agar yang berceramah berkapasitas menyampaikan nilai-nilai keagamaan.

    “Kementerian Agama perlu melakukan sertifikasi juru dakwah,” kata Maman dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Hal tersebut dia sampaikan guna menanggapi video viral yang memuat ucapan dai kondang sekaligus Utusan Khusus Presiden untuk Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana atau Gus Miftah.

    Dalam video itu, terdapat ucapan Gus Miftah yang dinilai sebagian besar masyarakat telah melecehkan seorang warga penjual es teh.

    Bahkan, di media sosial X dan Instagram, masyarakat mengecam ucapan Miftah karena dinilai tidak mencerminkan seorang penceramah/dai yang semestinya memberikan kesejukan.

    Menurut Maman, kasus tersebut menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak untuk menjaga perkataan di hadapan publik. Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa pendakwah seharusnya merupakan orang yang paling tidak menguasai sumber-sumber nilai keagamaan, baik itu dari Al Quran, hadis, maupun sumber-sumber klasik.

    Maman menambahkan ulama juga dianjurkan untuk memiliki tema-tema pokok keagamaan dalam setiap sumber ceramah. Ia menekankan tidak boleh ada bahasa kotor maupun candaan yang mengolok-olok pihak lain saat berdakwah.

    “Tema yang dibawakan juga harus merujuk sumber agama. Misalnya, soal kesederhanaan atau lainnya. Itu semua harus bersumber atas referensi keagamaan seperti di poin pertama,” ujarnya.

    Maman juga meminta Kemenag dan masyarakat untuk menjadi pengawas apabila ada juru dakwah yang melanggar aturan. Jika pendakwah tersebut melakukan pelanggaran, menurut dia, perlu ada surat teguran hingga sanksi.

    “Perlu ada kontrol yang baik dari masyarakat itu sendiri, termasuk juga dari Kementerian Agama di daerah terkait dan teguran bagi yang melanggar etika, melanggar tata kesopanan publik, dan melanggar keadaban publik,” kata dia.

  • Jawaban Bijak Gus Baha saat Ditanya soal Gus Miftah yang Viral Mengolok dalam Kajian – Halaman all

    Jawaban Bijak Gus Baha saat Ditanya soal Gus Miftah yang Viral Mengolok dalam Kajian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau pendakwah yang kerap disapa Gus Baha memberi jawaban bijak saat ditanya tentang viralnya sikap Gus Miftah saat berdakwah.

    Diketahui, pendakwah bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman menjadi bahan pembicaraan setelah mengolok penjual es teh.

    Gus Miftah kini telah meminta maaf kepada penjual es yang diketahui bernama Pak Sunhaji tersebut.

    Namun, setelah permasalahan dengan Pak Sunhaji rampung, muncul video-video lain yang menunjukkan cara guyonan Gus Miftah yang kerap melontarkan ejekan kasar.

    Terbaru, Gus Miftah bahkan mengolok pesinden senior, Yati Pesek.

    Sikap Gus Miftah tersebut akhirnya terdengar sampai kepada Gus Baha.

    Gus Baha mendapat pertanyaan dari jemaah terkait pemanggilan ‘Gus’ hingga apa standarisasi orang bisa dipanggil Gus.

    Hal tersebut terlihat dalam acara ngaji bareng Gus Baha dan Prof Quraish Shihab yang tayang di YouTube Universitas Islam Indonesia pada Kamis (5/12/2024).

    “Hari ini, lagi viral berita seorang Gus. Mohon izin, ya mungkin berceramah dengan kalimat kurang baik. Mungkin diniatkan guyon (bercanda), tapi melukai hati orang lain, tapi MasyaAllah Gus Baha guyon (bercanda), tapi tidak pernah melukai hati orang lain,” ujar seorang jemaah.

    “Pertanyaan saya Gus (Baha), sebenarnya sejarah panggilan Gus ini seperti apa, apakah hanya dimaknai Gus ini adalah anak kiyai terus dipanggil Gus, bahkan mantu kiyai saja Gus naturalisasi atau Gus swasta. Atau bahkan bukan siapa-siapa kemudian bisa dipanggil Gus? Sehingga misal kita bisa berlomba-lomba menjadi Gus bareng-bareng?”

    “Apakah ini hanya di Jawa saja? karena di Madura kami sering mendengar ada panggilan Lora, ini sebenarnya apa?”

    “Nyuwun sewu (permisi), apakah di zaman Rasulullah, putranya Rasulullah juga dipanggil Gus?” tambah jemaah tersebut.

    “Intinya sejarah (Gus), lalu standarisasi Gus itu apa?” pungkasnya.

    Gus Baha sambil tertawa mendengarkan pertanyaan tersebut memilih jawaban bijak.

    Pendakwah yang juga dikenal sebagai ahli tafsir Al Quran tersebut memilih jalan tengah untuk tak memperdulikan pertanyaan provokasi.

    “Ini (saya jawab) yang provokatif dulu, semoga diampuni oleh Allah Ta’ala,” buka Gus Baha sambil tertawa.

    “Saya gak medsos-an, tapi ya denger-denger laporan macem-macem tentang sekian pihak, saya mau cerita biar sampean (Anda) tahu bahwa Pak Eektor ngundang saya ini nggak salah memang bener-bener pemateri yang baik.”

    “Ya kalau kata Nabi Yusuf kan Inihafidzun alim, orang harus dzikromanaki bin nafsi, orang boleh cerita kelebihannya asal itu faktual,” lanjut Gus Baha.

    “Suatu saat ini cerita kitab, suatu saat Nabi Musa harus salat istiqo untuk doa apa saja itu sudah dipakai, nggak mandi. Nabi Musa lho.”

    “Kata Allah, Innafihim Namaman. Di komunitas, Anda ikut salat itu ada yang tukang adu adu (Namam), provokator. Maka kamu doa kayak apa tetap nggak akan saya ijabahi,” jelas Gus Baha.

    “Nabi Musa (lalu menjawab) ya gampang Gusti, tunjukkan orang itu siapa nanti saya usir dari majelis.”

    “Jawabnya Allah itu lucu, saya ini orang yang mengharamkan Namam. Mengharamkan mengadu domba, kalo saya menunjuk orang itu berarti saya Namam,” tegas Gus Baha.

    “Intinya itu Allah terus mengabaikan sekian peristiwa Namam. Jadi kalau pertanyaan provokatif kayak gitu ya pasti diabaikan oleh Allah ta’alla karena nanti repot,” jelas Gus Baha lagi.

    Pada akhir jawabannya, Gus Baha melemparkan candaan tentang nama Gus yang ia kenakan adalah yang asli.

    “Memang saya termasuk Gus yang asli, itu jelas sekali,” pungkas Gus Baha sambil melempar candaan.

    Berikut profil Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha.

    Kehidupan Pribadi

    Dilansir Wikipedia, Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha lahir di Rembang, Jawa Tengah, pada 29 September 1970.

    Ia merupakan anak dari pasangan K. H. Nursalim dan Hj Yuhanidz.

    Dari silsilah keluarga ayah, Gus Baha merupakan generasi ke-4 ulama-ulama ahli Al-Qur’an. 

    Sementara dari silsilah keluarga ibu, Gus Baha menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem, dari Bani Mbah Abdurrahman Basyeiban atau Mbah Sambu.

    Gus Baha sendiri telah memiliki istri yang bernama Ning Winda dan telah dikaruniai tiga buah hati yang bernama Tasbiha Mahmida, Hassan Tasbiha, dan Mila Tasbiha.

    Pendidikan

    Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, membagikan ceritanya saat sowan sekaligus nyantri kepada KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha pada Rabu (3/5/2023) (Istimewa)

    Pendidikan Gus Baha dimulai dari lingkungan keluarga yang sangat religius. 

    Gus Baha menghabiskan masa kecilnya di pesantren-pesantren yang ada di Rembang, tempat di mana ia pertama kali diperkenalkan dengan ilmu agama.

    Dalam proses pendidikannya, Gus Baha mendalami berbagai disiplin ilmu Islam, seperti tafsir, fiqih, dan hadist, yang membentuknya menjadi seorang ulama yang sangat berkompeten.

    Setelah menempuh pendidikan di Indonesia, Gus Baha melanjutkan studinya ke luar negeri, khususnya ke beberapa negara di Timur Tengah, untuk memperdalam ilmu agama secara lebih mendalam.

    Karier

    Setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri, Gus Baha kembali ke Indonesia dan memulai perannya sebagai seorang ulama. 

    Ia aktif mengajar di beberapa pesantren, serta memberikan kajian-kajian agama di berbagai forum.

    Salah satu ciri khas dari dakwah Gus Baha adalah kemampuannya dalam menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang sederhana, sehingga mudah dipahami oleh berbagai kalangan, mulai dari santri hingga masyarakat umum.

    Sebagai seorang santri tulen, yang berlatar belakang pendidikan non-formal dan non-gelar, Gus Baha diberi keistimewaan untuk menjadi Ketua Tim Lajnah Mushaf Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

    Gus Baha duduk bersama para Profesor, Doktor dan ahli-ahli Al-Qur’an dari seluruh Indonesia, seperti Prof. Dr. Quraisy Syihab, Prof. Zaini Dahlan, Prof. Shohib dan para anggota Dewan Tafsir Nasional yang lain.

    (Tribunnews.com/Siti N/ David Adi)

  • Sunhaji Datangi Gus Miftah, Ada Apa?

    Sunhaji Datangi Gus Miftah, Ada Apa?

    Sleman, Beritasatu.com – Penjual es teh keliling Sunhaji mendatangi rumah Gus Miftah Maulana Habiburrahman di Dusun Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Miftah diketahui akan memberikan keterangan pers di kediamannya, Jumat (6/12/2024) siang.

    Belum diketahui hal penting apa yang akan diumumkan oleh Gus Miftah Maulana yang juga utusan khusus presiden bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan itu kepada media, di tengah Sunhaji datangi Gus Miftah.

    Diketahui, kasus Gus Miftah dan Sunhaji viral setelah acara “Magelang Berselawat” di Lapangan Soepardi, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. 

    Sunhaji sudah mendatangi rumah Gus Miftah sejak, Kamis (5/12/2024). Sunhaji juga telah mengurus paspor untuk berangkat umrah ke Tanah Suci Makkah.

    Pantauan Beritasatu.com pagi ini, kediaman Gus Miftah masih tampak sepi, hanya beberapa pekerja dan santri yang beraktivitas di lingkungan itu. 

    Gus Miftah sendiri sudah memberikan klarifikasi terkait video yang viral dirinya dengan penjual es teh Sunhaji, sebelum Sunhaji mendatanginya. Ia mengaku tidak bermaksud menghina Sunhaji.

    “Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh, saya Miftah Maulana Habiburrahman menanggapi yang viral hari ini. Pertama, dengan kerendahan hati, saya minta maaf atas kekhilafan saya,” kata kata Gus Miftah dalam video yang diunggah ke media sosial.

    Miftah Maulana mengaku dirinya memang sering bercanda dengan siapa pun. Atas candaan kepada penjual es teh saat pengajian di Magelang, ia mengaku akan meminta maaf secara langsung. “Mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya,” lanjutnya. 

    Gus Miftah juga meminta maaf kepada masyarakat atas kegaduhan yang  terjadi atau terganggu dengan candaannya yang dinilai masyarakat mungkin berlebihan. 

    “Ini juga merupakan instrospeksi bagi saya untuk lebih berhati-hati berbicara di depan umum, publik, dan masyarakat. Saya sudah ditegur oleh Bapak Seskab yang saat ini sedang berada di Kupang untuk lebih berhati-hati menyampaikan pendapat atau pidato di depan umum,” ujar Gus Miftah.

    Sebelum Sunhaji mendatangi Gus Miftah, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman itu sudah lebih dahulu berkunjung ke rumah Sunhaji dan meminta maaf secara langsung.